• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BAGIAN PENJUALAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK TANJUNG PERAK SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA BAGIAN PENJUALAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK TANJUNG PERAK SURABAYA."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Oleh:

Ahmad Shiddiq 0812010162 / FE /EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`

J AWA TIMUR

(2)

KINERJ A BAGIAN PENJ UALAN PT. INDOFOOD SUKSES

MAKMUR TBK

TANJ UNG PERAK SURABAYA

Yang Diajukan Oleh

Ahmad Shiddiq 0812010162 / FE /EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Kustini, MM Tanggal: ………..

Mengetahui

Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen

(3)

Yang diajukan

Ahmad Shiddiq 0812010162 / FE /EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Kustini, MM Tanggal : ………..

Mengetahui

Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi

(4)

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJ A BAGIAN PENJ UALAN PT. INDOFOOD SUKSES

MAKMUR TBK

TANJ UNG PERAK SURABAYA

Yang diajukan

Ahmad Shiddiq 0812010162 / FE /EM

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Kustini, MM Tanggal : ………..

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr s. Ec. Rahman Amrullah Suwaedi, M.S

(5)

MAKMUR TBK

TANJ UNG PERAK SURABAYA

Disusun oleh:

Ahmad Shiddiq NPM : 0812010162

Telah Dipertahankan Dihadapan

Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ekonomi Fakultas Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa

Timur Pada tanggal 30 September 2013.

Pembimbing Tim Penguji

Pembimbing Utama 1. Ketua

Dra.Ec.Kustini, MM Drs.Ec.Rahman Amr ullah Suwaedi

NIP. 196304291991032001 NIP.196003301986031003

2. Sekretaris

Dra.Ec.Kustini, MM NIP.196304291991032001

3. Anggota

Dr s.Ec.Hery Pudjopr astyono, MM NIP.196203181988031002

Mengetahui DEKAN

(6)

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan

berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul

“Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan Ter hadap Kinerja Karyawan di

Bagian Penjualan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Sur abaya”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian

Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil

maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaedi, M.S, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar,MM, MS. Selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

4. Ibu Dra.Ec. Kustini MM. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas

(7)

6. Kepada kedua orangtuaku dan kakak tercinta yang telah memberikan

dukungan baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam

skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran

dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Salam hormat,

Surabaya, 23 September 2012

(8)

Kata Pengantar ………... i 1.1. Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2. Perumusan Masalah ………... 9

1.3. Tujuan Penelitian ………... 9

1.4. Manfaat Penelitian ………. 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….. 10

2.2. Landasan Teori ……….. 12 3.1. Definisi Operasional ... 23

3.1.1. Definisi Operasional Variabel ... 23

3.2. Teknik Pengambilan Sampel ……… 25

3.3. Jenis Data ... 26

3.3.1. Sumber Data ... 26

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data ………. 26

3.4. Uji Validitas Dan Reliabilitas ……….. 26

(9)

3.4.2. Uji Reliabilitas ……… 27

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 27

3.5.1. Teknik Analisis ... 27

4.2. Analisis Karakteristik Responden ……… 46

4.2.1. Deskripsi Variabel ……….. 48

4.3.2.3. Evaluasi Pengujian Strutural Model (Inner Model) ……… 59

4.3.2.4. Inner Model (Pengujian Model Struktural) ……… 61

4.4. Pembahasan ………. 62

4.4.1. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan ………….. 62

4.4.2. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan……. 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Saran ... 65

(10)

BAGIAN PENJ UALAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK TANJ UNG PERAK SURABAYA

Oleh : Ahmad Shiddiq ABSTRAK

Kinerja suatu perusahaan sangatlah penting saat ini dan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor diantaran kepemimpinan dan Motivasi. Kinerja mempengaruhi berlangsungnya proses perusahaan tersebut untuk tetap berdiri.

Disinilah karyawan di bagian penjualan PT.Indofood sukses Makmur,Tbk Surabaya selalu meningkatkan kinerja dan kepemimpinan perusahaan untuk menjadikan kinerja karyawannya menjadi bagus. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Bagian Penjualan PT.Indofood Sukses Makmur TBK. di Tanjung Perak Surabaya.

Data diperoleh dari karyawan di bagian penjualan yang dimana di ambil secara langsung melalui angket dengan cara random sampling dan di olah dengan metode PLS. Dan sasarannya adalah karyawan bagian penjualan PT.Indofood Sukses Makmur TBK. di Tanjung Perak Surabaya.

Dari hasil penelitan disini menyebutkan motivasi belum berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian penjualan dengan hasil olah data non signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap kinerja karyawan bagian penjualan PT.Indofood Sukses Makmur TBK. Dan disini kepemimpinan berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan dengan hasil signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap kinerja karyawan.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belaka ng Masa la h

Pengelolaan untuk mencapai kinerja sumber daya manusia tinggi

dimaksudkan guna meningkatkan perusahaan secara keseluruhan. Kinerja sebenarnya

merupakan konsep yang sangat kompleks, baik definisi maupun pengukurannya yang

sering menjadi tantangan bagi peneliti teori manajemen dan perilaku organisasi,

karena bersifat multidimensional. Sehingga pengukuran kinerja hendaknya

menginteraksikan dimensi pengukuran yang beragam. Nawawi (dalam Retnaningsih,

2007) menyatakan bahwa kegiatan peningkatan kinerja produktivitas dimulai dengan

upaya menumbuhkan dorongan atau motivasi supaya sukses dalam melaksanakan

pekerjaan berdasarkan kesadaran personel yang bersangkutan.

Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah

perusahaan.Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya

manusia juga memiliki peran vital guna mencapai tujuan dan kesuksesan perusahaan.

Konsentrasi dari sumber daya manusia berpusat pada orang-orang yang memiliki

ikatan kerja di dalam perusahaan. Perusahaan dalam perjalanannya akan semakin

maju dan berkembang, serta mempunyai banyak tantangan dan hambatan, salah

satunya adalah bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kinerja pegawai di

dalamnya. Salah satu faktor yang meningkatkan kerja pegawai adalah dengan adanya

(12)

salah satu faktor penting yang mempengaruhi cara kerja dari pegawai dimana

nantinya timbul menjadi kepuasan kerja yang akhirnya terlihat pada hasil kerja yang

diberikan oleh pegawai (Astuti, 2009).

Ermayanti (2001:3), mengemukakan bahwa pemahaman motivasi, baik yang

ada dalam diri karyawan maupun yang berasal dari lingkungan akan dapat membantu

dalam peningkatan kinerja. Dalam hal ini seorang manajer perlu mengarahkan

motivasi dengan menciptakan kondisi (iklim) organisasi melalui pembentukan

budaya kerja atau budaya organisasi sehingga para karyawan merasa terpacu untuk

bekerja lebih keras agar kinerja yang dicapai juga tinggi. Pemberian motivasi harus

diarahkan dengan baik menurut prioritas dan dapat diterima dengan baik oleh

karyawan, karena motivasi tidak dapat diberikan untuk setiap karyawan dengan

bentuk yang berbeda-beda.

Salah satu elemen yang bernilai penting dalam sistem manajemen perusahaan

selain motivasi kerja kepada para karyawan adalah kepemimpinan (leadership). Hasil

dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan untuk

meningkatkan daya saing perusahaan secara berkelanjutan. Kepemimpinan adalah

suatu proses dimana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) melalui aktivitas

yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya (followers)

dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Kepemimpinan yang efektif dan kepuasan kerja pegawai adalah dua faktor

yang telah dianggap sebagai dasar bagi organisasi sukses. Seorang pemimpin yang

(13)

tujuan yang diinginkan. Sedangkan pegawai dengan kepuasan kerja yang tinggi

cenderung mengerahkan usaha lebih dalam tugas mereka ditugaskan dan mengejar

kepentingan organisasi (Voon, et., al. 2011).

Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk

aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik secara alami (ada

sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai potensi untuk berperilaku

tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja. Potensi

untuk berperilaku tertentu itu disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari

potensi ini dikenal sebagai performance (kinerja). Sutiadi (2003:6) mengemukakan

bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah

hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan

kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Untuk mencapai kondisi seperti tersebut diatas, maka sangat diperlukan sekali

suatu performance karyawan, sebab performance karyawan adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mangkunegara.

(2005: 67) sebab hal tersebut dapat ditunjukkan dengan good personality yang bagus.

Dipilihnya perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ini khususnya

bagian penjualan sebagai obyek penelitian karena di dalam perusahaan, bagian

(14)

dan semua roda aktivitas dari keseluruhan aktivitas juga bergantung pada sisi

penjualan walaupun di dalam perusahaan tersebut juga ada beberapa bagian namun

melihat realitas dilapangan bahwa sumbangsih karyawan dalam mendongkrak tujuan

perusahaan sangat terlihat nyata di bagian penjualan tersebut. Meskipun dalam

penjualan produk ada bagian promosi juga yang merupakan salah satu tonggak untuk

kelangsungan penjualan produk tapi dalam hal ini saya mengambil bagian

penjualannya.

Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan yang cukup terkenal di surabaya

yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, merupakan perusahaan yang menghasilkan

produk – produk makanan dan bumbu cepat saji seperti mie instant, bumbu masakan,

kecap piring lombok, saus sambal indofood, makanan ringan chiki, bubur bayi SUN

dan promina dan lain – lain. Perusahaan yang berhasil tidak lepas juga dari kontribusi

yang diberikan karyawan seperti pola kerja karyawan yang dapat dilihat dari tingkat

absensinya, adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut dari daftar absensi kerja

dan hasil penjualan di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Surabaya adalah sebagai

berikut :

Tabel 1: Daftar Absensi Karyawan Bagian Penjualan Yang Tidak Masuk Tanpa Keterangan

Tahun

Absensi

kerja Prosentase

2009 53 -

(15)

Tabel 2 : Daftar Absensi Kinerja 170 Karyawan Bagian Penjualan Yang Tidak Masuk

Dengan Keterangan Cuti / Ijin ( satuan harian )

Tahun

Absensi kerja dengan

keteranagan cuti Prosentase

2009 2380 -

2010 2400 0,4%

2011 2850 8,5%

Sumber : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Surabaya,2012

Berdasarkan tabel di atas bahwa prosentase absensi kerja mengalami kenaikan

antara tahun 2010-2011 dari 170 karyawan yaitu pada tahun prosentase absensi kerja

sebesar 23.18% kemudian di tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 37.7%

untuk absensi yang tidak memiliki ijin. Sedangkan absensi yang memiliki ijin naik

drastis dari 0.4% ke 8,4% padahal pada realita pihak perusahaan memberikan jadwal

cuti atau ijin dalam perusahaan 14 hari dalam setahun akan tetapi dalam prakteknya

masih ada karyawan yang memperpanjang masa cuti nya dengan alasan sakit atau

berbagai macam. Hal ini yang menyebabkan masa cuti dan izin semula 14 hari

menjadi lebih. Dalam hal ini perusahaan juga terganggu akan hal tersebut karena hal

tersebut di khawatirkan mempengaruhi kualitas kerja dari karyawan itu sendiri selain

itu ketepatan waktu dalam pekerjaan akan menjadi terhambat seperti pekerjaan yang

menumpuk akibat absent ataupun cuti dan penyelesaiannya tidak tepat pada

waktunya.

Dengan gambaran diatas menunjukkan bahwa etos kerja dalam perusahaan

(16)

absent di waktu hari aktif kerja. Hal ini tidak luput dari tingkat upaya dan kondisi

eksternal, tingkat upaya disini digambarkan sebagai motivasi yang diperlihatkan

karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan, meskipun karyawan memiliki tingkat

keterampilan untuk melakukan pekerjaan, sebab perbedaan antara tingkat

keterampilan dan tingkat upaya ini sangat penting untuk memahami diagnosa kinerja

karyawan yang berarti apa yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. (Robbins,

2003: 27).

Tabel 3 :Data Penjualan Keseluruhan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Surabaya (

dalam Jutaan Rupiah )

Tahun Target Penjualan Penjualan Prosentase 2009 56.940.818 37.397.319 - 2010 65.916.354 38.403.360 38,4% 2011 52.749.190 35.332.256 35,3%

Di dalam PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Surabaya omset atau penjualan

terbesar terletak pada bagian penjualan tepung karena pengolahan tepung salah

satunya berpusat disini. Dan berikut ini adalah salah satu contoh penjualan produk

tepung terbesar yang menurun.

Tabel : Data Penjualan salah satu produk tepung Cakra Kembar per zak

Tahun Target Penjualan Penjualan

2009 19.156 18.865

2010 19.253 19.093

2011 19.298 18.357

(17)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa dari data penjualan menunjukkan

kinerja yang masih jauh dari harapan, hal ini tidak boleh berlanjut, karena kontinuitas

atau kesinambungan perusahaan dalam memperhatikan karyawan khususnya di

bagian penjualan sebab kedepannya perlu diperhatikan bagaiman target penjualan

tersebut dapat tercapai tentunya di dukung dengan prestasi karyawan yang lebih baik

seperti berinovasi, keberaninan mengambil resiko, orientasi hasil pada pekerjaannya,

kemudian didukung lagi dengan kuantitas pekerjaan dan ketepatan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan, sebab bagian penjualan tugasnya dilapangan menawarkan

produk-produknya di toko atau agen-agen terdekat.

Selain itu terjadi penurunan di dalam skala perusahaan nasional yang terjadi

pada laba bruto sebesar 5,1 % yaitu sebesar 3,11 trilliun 3,27 trilliun tahun lalu dan

bruto turun menjadi 24,2% dari 27,7% sedangkan laba marjin turun 10,4% dari

15,0% dan laba bersih turun 5,6% dari 6,9% di dalam keseluruhan perusahaan skala

Nasional karena alasan itulah saya memilih perusahaan Indofood Sukses Makmur

Tbk di Surabaya Tanjung Perak.

Pada karyawan kurangnya penghargaan pada hasil kerja nya pada promosi

kenaikan pangkat yang merupakan sangat di butuhkan karywan sesuai azas

pengakuan motivasi.(Hisbuan,2006). Selain itu kebutuhan untuk uang lembur serta

bonus ketika berhasil memasarkan yang kurang yang merupakan masuk dalam azas

perhatian timbal balik, (Hisbuan,2006). Motivasi dan ketika ada permasalahan

(18)

Dari kejadian diatas dapat dijadikan suatu cermin bagi perusahaan sebab hal

tersebut segera ditangani supaya tidak menjadi dilema dalam perusahaan. Ermayanti

(2001:3), mengemukakan bahwa pemahaman motivasi, baik yang ada dalam diri

karyawan maupun yang berasal dari lingkungan akan dapat membantu dalam

peningkatan kinerja.

Sujudi (2007), mengemukakan penelitian menunjukkan bahwa variabel

Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Pengawasan

mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Penanaman Modal dan Koperasi Kabupaten Karanganyar. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja dari

karyawan. Selain itu Suranta (2002) dan Tampubolon (2007) juga menyatakan bahwa

faktor kepemimpinan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari pendapat

para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat dan

pengaruh antara faktor kepemimpinan dan faktor kinerja karyawan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan maka dalam penelitian ini, peneliti

mengambil judul “Pengar uh Motivasi dan Kepemimpinan Ter hada p Kiner ja di

(19)

1.2.Per umusa n Ma salah

Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja di bagian penjualan PT.Indofood

sukses Makmur,Tbk Surabaya?

2. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja di bagian penjualan

PT.Indofood sukses Makmur,Tbk Surabaya?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja di bagian penjualan

PT.Indofood sukses Makmur,Tbk Surabaya.

2. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja di bagian penjualan

PT.Indofood sukses Makmur,Tbk Surabaya.

1.4. Manfaa t Penelitian

1. Bagi Universitas

Untuk menambah bahan referensi perpustakaan bagi mahasiswa yang melakukan

penelitian pada masalah sejenis dimasa datang mengenai kinerja karyawan

2. Bagi Penelitian Lain

Membantu rekan-rekan mahasiswa dan pihak-pihak lain

3. Bagi Perusahaan

(20)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, oleh:

a. Sujudi (2007) tentang “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan

Kerja, Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Penanaman Modal Dan Koperasi Kabupaten Karanganyar”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kepemimpinan, Motivasi,

Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Pengawasan mempunyai pengaruh

yang positif terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan,

Penanaman Modal dan Koperasi Kabupaten Karanganyar. Persamaan

penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian Henokh Gunawan

Budianto adalah sama - sama meneliti tentang pengaruh motivasi terhadap

kinerja. Perbedaannya adalah Riyanto Sujudi meneliti pegawai kabupaten

karanganyar.

b. Tjahjono dan Gunarsih (2007) “Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Lingkungan Dinas Bina Marga

Propinsi Jawa Tengah”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas

motivasi dan budaya organisasi secara individual berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja pegawai. Persamaan penelitian yang dilakukan

penulis dengan penelitian Henokh Gunawan Budianto adalah sama - sama

meneliti tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja. Perbedaannya adalah

(21)

secara detail yang lebih ditekankan ialah variabel budaya organisasi ini sesuai

dengan jurnal penelitian yang mengatakan bahwa variabel budaya organisasi

mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap kinerja pegawai dibandingkan

variabel motivasi kerja.

c. Haryono, (2009) “Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Kompensasi

Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel

Intervening (Studi Pada Pegawai Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Batang)” Karakteristik pekerjaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja; Kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja; Karakteristik

pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja; Motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja; Kompensasi berpengaruh

positif terhadap kinerjakaryawan dengan motivasi sebagai variabel

intervening. dengan penelitian adalah sama - sama meneliti yang Regresi

Linier Berganda dengan menggunakan Metode Analisis Jalur atau Path

Analysis.

Berdasarkan uraian di atas maka perbedaan dalam penelitian ini terletak

pada obyek penelitian dalam penelitian yang sedang dilakukan obyek

penelitiannya berada di PT. Indofood Sukse Makmur Tbk kemudian tahun

penelitian juga berbeda, sedangkan pada penelitian sebelumnya dilakukan di

aparatur BPKP dan Hotel novotel Semarang. Sedangkan persamaan dalam

penelitian ini adalah terletak memiiki kesamaan pada variabel motivasi dan

(22)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Motivasi

2.2.1.1. Pengertian Motivasi

Pengertian motivasi menurut Gray et al dalam Winardi (2001)

mendefinisikan “motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal,

atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap

entusiasme dan persistensi, dalam hal melaksankan kegiatan - kegiatan tertentu.

Adapun beberapa pengertian Motivasi menurut para ahli antara lain

:Menurut McCormick yang dikutip oleh A.A Prabu Mangkunegara (2005)

menyatakan bahwa: “Work Motivation is defined as conditions which influence

the arqusal, direction, and maintance of behaviors relevant in work setting”.

“Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan

dengan lingkungan kerja”. Sedangkan pengertian motivasi menurut Flippo yang

dikutip dari Hasibuan (2006) yaitu :“ Direction or motivation is essence, it is a

skill in aligning e,ployee and organization interest so that behavior result in

achivement of employee want simultaneously with attainment or organizational

objectives “.

“suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau

bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi

(23)

Nawawi (2001) menyatakan bahwa, “ motivasi berarti suatu kondisi yang

mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan

(kegitatan)”.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, bahwa dapat

disimpulkan dorongan yang dimiliki individu yang merangsang untuk melakukan

tindakan (kegiatan) dalam mencapaui tujuan yang diharapkan.

2.2.1.2. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi menurut Suwatno (2001) adalah sebagai berikut:

Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

a. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

b. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan

c. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

d. Mengefektifkan pengadaan karyawan

e. Meningkatkan loyalitas, krestivitas dan partisipasi karyawan

f. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

g. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas –

tugasnya

h. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat – alat dan bahan baku.

Dari tujuan – tujuan motivasi diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

memiliki peranan yang sangat penting bagi karyawan dalam pencapaian tujuan

(24)

2.2.1.3. Azas - Azas Motivasi

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja

bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan

dan kererampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Azaz motivasi

menurut Hasibuan (2006) adalah :

a. Azas Mengikutsertakan

Maksud mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan

kesempatan kepada mereka untuk mengajukan ide – ide, rekomendasi

dalam proses penagmbilan keputusan.

b. Azas komunikasi

Menginformasikan secara jelas tujuan yang ingin dicapai, cara

mengerjakannya dan kendala – kendala yang dihadapi, sehingga

motivasi kerja bawahan tinggi karena merasa dihargai.

c. Azas Pengakuan

Memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar

kepada bawahan atas presatasi kerja yang dicapainya, sehingga

karyawan bekerja dengan rajin.

d. Azas Perhatian Timbal Balik

Adalah memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan

/harapan kita kepada mereka dan memahami serta berusaha memenuhi

kebutuhan – kebutuhan yang diharapkan bawahan dari

perusahaan.akibatnya prestasi karyawan meningkat, laba meningkat,

(25)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa azas motivasi yang

diimplementasikan harus meningkat produktivitas kerja dan memberikan

kepuasaan kepada karyawan.

Adapun indikator dari motivasi dalam Aisiyah dan Susanto,(2010).

a. Semangat dalam bekerja

b. Berkarir dalam pekerjaan

c. Prestasi kerja

d. adanya penghargaan

e. Belajar dalam pekerjaan

2.2.3. Kepemimpinan

2.2.3.1. Pengertian Kepemimpinan

Definisi kepemimpinan menurut Robbins (2008) adalah kemampuan untuk

mempengaruhi sebuah kelompok untuk mencapai suatu visi atau serangkaian

tujuan tertentu. Sumber pengaruh ini bisa jadi bersifat formal, seperti yang

diberikan oleh pemangku jabatan manajerial dalam sebuah organisasi. Karena

posisi manajemen memiliki tingkat otoritas yang diakui secara formal, seseorang

bisa memperoleh peran pemimpin hanya karena posisinya dalam organisasi

Sedangkan Hadari Nawawi dan M.Martini Hadari (2004) mengatakan

bahwa kepemimpinan merupakan proses atau rangkaian kegiatan yang saling

berhubungan satu dengan yang lain, meskipun tidak mengikuti rangkaian yang

sistematis. Rangkaian itu berisi kegiatan menggerakan, membimbing dan

mengarahkan serta mengawasi orang lain dalam berbuat sesuatu, baik secara

(26)

Kepemimpinan merupakan aktivitas orang-orang, yang terjadi di antara

orang-orang, dan bukan sesuatu yang dilakukan untuk orang-orang sehingga

kepemimpinan melibatkan pengikut. Proses kepemimpinan juga melibatkan

keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk

mencapai tujuan yang di inginkan bersama (Triantoro safara, 2004). Moejiono

(2002) dalam arya memandang bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai

akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas

tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.

Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, yang

terjadi di antara orang-orang yang menginginkan perubahan yang signifikan, dan

perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin

dan pengikutnya (bawahan) (Triantoro safara, 2004). Kepemimpinan yang efektif

hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi

kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan

kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap

pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi.

Bedasarkan kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat

dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu

dalam buku Hadari Nawawi dan M. Martini (2004) adalah:

1) Fungsi Instruktif, Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah.

Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan

(27)

2) Fungsi konsultatif, Pemimpin memerlukan bahan pertimbangan, yang

mengharuskan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

3) Fungsi partisipasiPemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang

dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam

melaksanakannya

4) Fungsi delegasi, Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas

pokok organisasinya dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat

dilimpahkan kepada orang-orang yang dipercayainya

5) Fungsi pengendalian, Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan

yang sukses mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam

koordinasi yang efektif

Adapun instrumen indikatornya adalah sebagai berikut: Suprayetno dan

Brahmasari,(2008)

a. Telling (kemampuan untuk memberitahu anggota apa yang harus mereka

kerjakan)

b. Selling (kemampuan menjual/memberikan ide-ide kepada anggota)

c. Participating (kemampuan berpartisipasi dengan anggota)

d. Delegating (kemampuan mendelegasikan kepada anggota).

2.2.4. Kinerja Karyawan

2.2.4.1. Pengertian Kinerja Karyawan

Simanjuntak (2004:9) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kinerja

adalah melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

(28)

mendefinisikan kinerja sebagai perbandingan hasil yang dicapai dengan tenaga

kerja per satuan waktu (lazimnya per jam).

Kinerja Karyawan (Y) Definisi kinerja menurut Teguh (2003 : 223) Kinerja

seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang

dapat dinilai dari hasil kerjanya. Indikator kinerja menurut Teguh (2003 : 225)

adalah :

a) Kemampuan (capability).

b) Prakarsa inisiatif (initiative).

c) Ketepatan waktu (time accuracy).

d) Kualitas hasil kerja (quality of work)

e) Komunikasi (communication).

Dari beberapa definisi di atas, maka kinerja yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah hasil kerja yang telah diperoleh oleh karyawan berdasarkan

standar dalam periode waktu tertentu. Jadi kinerja dalam konsep ini adalah

kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan oleh karyawan.

2.2.4.2. Pengukuran Kinerja

Menurut Dharma Arfah dan Anshori,(2005:379) menyatakan bahwa

kriteria dalam pengukuran kinerja, dimensi dan indikator dari kinerja karyawan

adalah sebagai :

1. Kuantitas, yang berkaitan dengan jumlah yang harus diselesaikan. Merupakan

ukuran kuantitatif yan melibatkan perhitungan dari proses atau pelaksanaan

(29)

mengetahui tinggi rendahnya prestasi kerja karyawan tersebut dibandingkan

dengan standar kuantitas yang ditetapkan oleh perusahaan.

a. Kesalahan minimum adalah seberapa sering karyawan dalam melakukan

kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan.

b. Hasil kerja adalah merupakan jumlah hasil pekerjaan karyawan yang

dihasilkan dari target yang ditetapkan perusahaan.

2. Kualitas, yang berkaitan dengan mutu yang dihasilkan (baik buruknya).

Ukuran kuantitas yang mencerminkan ”tingkat kepuasan” yaitu seberapa baik

penyelesaian dari suatu perusahaan walaupun standar kualitas sulit diukur atau

ditentukan tetapi hal ini penting sebagai acuan pencapaian sasaran

penyelesaian suatu pekerjaan.

a. Ketekunan adalah tingkat kefektifan dalam bekerja dan kerajinan

karyawan dalam melakukan pekerjaan dari perusahaan.

b. Ketelitian adalah seberapa cermat seorang karyawan dalam melakukan

pekerjaannya

3. Ketepatan waktu, yang berkaitan dengan sesuai tidaknya dengan waktu yang

telah direncanakan. Merupakan suatu jenis khusus dari ukuran kuantitatif yang

menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Dalam hal ini

penetapan standar waktu biasanya ditentukan berdasarkan pengalaman

sebelumnya atau berdasarkan studi gerak waktu.

a. Ketuntasan hasil kerja adalah sejauhmana karyawan menyelesaikan

(30)

b. Pencapaian target adalah proses pencapaian target waktu yang dihasilkan

karyawan yang telah ditetapkan.

Dalam Hal ini yang menilai kinerja adalah perusahaan kriteria di atas adalah

acuan perusahaan dalam menilai dan mengukur apakah pegawai tersebut

berkualitas dan sejauh mana potensi dari pegawai tersebut.

2.2.5. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi yang kuat sebagai suatu dorongan dalam diri pegawai untuk

mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya guna mencapai tujuan kepuasan

pegawai. Bila seorang termotivasi, pegawai akan mencoba kuat karena motivasi

merupakan timbulnya perilaku yang mengarah pada tujuan tertentu dengan penuh

komitmen sampai tercapainya tujuan dimaksud. Cara yang paling efektif untuk

meningkatkan motivasi terhadap pegawai dengan cara bahwa kepemimpinan dan

motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu dengan

pemberian rewards kepada pegawai. Pemberian rewards harus yang membuat

pegawai merasa termotivasi sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.

Anggraeni,(2008).

Karena kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.

Oleh sebab itu cukup beralasan apabila dikatakan bahwa kemampuan dan

motivasi kerja seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Setelah jelas

hubungan antara kemampuan, motivasi dan kinerja pegawai, maka dapat

disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah hasil yang dicapai dari kemampuan

(31)

Penelitian yang dilakukan Sujudi (2007) dapat ditarik kesimpulan bahwa

variable kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, disiplin kerja dan

pengawasan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai di dinas

perindustrian, perdagangan, penanaman modal, dan koperasi kabupaten

karanganyar.

Dengan demikian motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap

terhadap kinerja pegawai Berdasarkan uraian di atas bahwa dengan adanya

komitmen organisasi yang meningkat maka akan menurunkan keinginan niat

keluar kerja karyawan dari perusahaan.

2.2.6. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Kepemimpinan pada dasarnya menekankan untuk menghargai tujuan

individu sehingga nantinya para individu akan memiliki keyakinan bahwa kinerja

aktual akan melampaui harapan kinerja mereka. Seorang pemimpin harus

menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang

pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai

tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Suranta (2002) dan

Tampubolon (2007) menyatakan bahwa faktor kepemimpinan juga berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang erat dan pengaruh antara faktor kepemimpinan

dan faktor kinerja karyawan.

Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam

memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya

(32)

motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada

kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi didalam diri

setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri. Kurang

adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis

serta memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja

pegawai rendah.

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 1 :

2.4. Hipotesis

Sesuai dengan variabel – variabel yang akan diteliti maka hipotesis yang

akan diajukan dalan penelitian ini adalah:

1. Bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja di bagian penjualan

PT.Indofood sukses Makmur,Tbk Surabaya

2. Bahwa kepemimpinan supervisor berpengaruh positif terhadap kinerja di

bagian penjualan PT.Indofood sukses Makmur,Tbk Surabaya.

Motivasi (X1)

Kepemimpinan (X2)

(33)

3.1. Definisi Operasional

3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Untuk kemudahan dalam memahami penilitian ini serta menghindari

kesalahan persepsi, maka perlu diuraikan definisi opersional variabel-variabel

yang akan diteliti. Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Motivasi (X1) Motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara peri-laku yang berhubungan dengan lingkungan

kerja. Adapun indikator dari motivasi dalam Aisiyah dan Susanto,(2010).

a. Semangat dalam bekerja

b. Berkarir dalam pekerjaan

c. Prestasi kerja

d. adanya penghargaan

e. Belajar dalam pekerjaan

2. Kepemimpinan (X2) kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok

untuk mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan tertentu..Robbins (2008).

Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: Suprayetno dan Brahmasari,(2008)

a. Telling (kemampuan untuk memberitahu anggota apa yang harus mereka

kerjakan)

b. Selling (kemampuan menjual/memberikan ide-ide kepada anggota)

(34)

3. Kinerja Karyawan (Y) Definisi kinerja menurut Teguh (2003 : 223) Kinerja

seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan

yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Indikator kinerja menurut Teguh (2003

: 225) adalah :

a) Kemampuan (capability).

b) Prakarsa inisiatif (initiative).

c) Ketepatan waktu (time accuracy).

d) Kualitas hasil kerja (quality of work)

e) Komunikasi (communication).

Dalam hal motivasi angket di berikan untuk karyawan bagian penjualan

dan di tujukan untuk menilai orang lain sejauh mana motivasi, kinerja dan

kepemimpinan karyawan tersebut. Skala pengukuran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah skala interval yaitu jarak antara satu data dengan yang lain

dan mempunyai bobot yang sama, (semantic differential scale) merupakan metode

pengukuran sikap dengan skala penilaian tujuh butir yang menyatakan secara

verbal dua kutub (bipolar).

Digunakan jenjang 5 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut,

misalnya : 1 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Disini angka 1 menunjukkan bahwa orang tersebut sangat tidak setuju

sama sekali terhadap pendapat yang ada. Angka 2 tidak setuju menunjukkan

bahwa orang tersebut tidak setuju. Angka 3 menunjukkan orang tersebut netral

(35)

tersebut. Angka 4 menyatakan orang tersebut setuju akan hal tersebut. Angka 5

menunjukkan orang tersebut sangat setuju sekali dan sangat menginginkan hal

tersebut.

3.2. Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT.Indofood sukses

Makmur, Tbk Surabaya di bagian penjualan sebanyak 170 orang.

b. Sampel

Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik simple random sampling yaitu teknik penarikan

sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama

untuk ditarik sebagai sample dimana yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah karyawan di bagian penjualan pada PT.Indofood

sukses Makmur,Tbk Surabaya. (Nazir, 1988:325). Rumus Slovin, Dalam

(36)

3.3. J enis Data

Untuk menganalisa data yang baik maka diperlukan data yang valid, supaya

mengandung suatu kebenaran. Ada dua macam data yang dikumpulkan dari

penelitian, yaitu:

a. Data Primer

Data yang dikumpulkan langsung dari lokasi penelitian, yaitu dengan

menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) kepada karyawan PT.Indofood

sukses Makmur,Tbk Surabaya bagian penjualan.

3.3.1. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari perusahaan yang dijadikan sebagai responden

adalah Karyawan PT.Indofood sukses Makmur,Tbk Surabaya bagian penjualan.

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data, menggali data dokumen atau arsip-arsip

aturan yang disepakati, misalnya keberadaan perusahaan dan struktur

manajemen perusahaan.

b. Kuesioner

Yaitu dengan menyebarkan angket daftar pertanyaan kepada karyawan

perusahaan, Tujuannya adalah mendapatkan tanggapan langsung atas

pengaruh beberapa faktor terhadap kinerja karyawan.

3.4. Uji Validitas Dan Reliabilitas

(37)

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi

sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah

tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan

derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini

dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini

koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 % (level of

significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai

pembentukan indikator.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki indeks

kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Suatu instrument pengukuran

dikatakan reliable jika pengukurannya konsisten dan akurat. Jadi uji reliabilitas

dilakukan dengan tujuan mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alat ukur,

sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Dalam penelitian ini menggunakan

rumus Cronbach Alpha dengan bantuan software smart PLS. Suatu pertanyaan

pada kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Purbayu &

Ashari, 2005 : 247).

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1. Teknik Analisis

Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk

mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan ketika faktor-faktor terlalu

(38)

mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan mutiple

indikator. PLS juga merupakan factor indeterminacy metode analisis yang

powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala

tertentu, jumlah sampel kecil.

PLS adalah dalam penggunaan model persamaan struktural untuk menguji

teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi oleh Ghozali (2008: 5). Pada

situasi dimana penelitian mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori

atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan

covariance based (Generalized Least Squares) lebih sesuai. Namun demikian

adanya indeterminacy dari estimasi factor score maka akan kehilangan ketepatan

prediksi dari pengujian teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS

lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap

sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah

indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor.

Dengan variabel laten berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka

prediksi nilai dari variabel laten dapat dengan mudah diperoleh, sehingga prediksi

terhadap variabel laten yang dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan

(Ghozali 2008).

3.5.1.1. Cara Kerja PLS

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi

tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan

skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate)

(39)

(loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta

regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini,

PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan

estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua

menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga

menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta).

Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk

mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu outer model estimate

digunakan untuk mendapatkan inside approximation weight. Prosedur iterasi ini

akan berhenti ketika persentase perubahan setiap outside approximation weight

relatif terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari 0,01.

3.5.1.2. Model Spesifikasi PLS

PLS terdiri atas hubungan eksternal ( outer model atau model pengukuran)

dan hubungan internal (inner model atau model struktural). Hubungan tersebut

didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model pengukuran yang

menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas

dan model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten (Gefen, 2000).

Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set

hubungan; (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten

(structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel

laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), dan (3)

(40)

3.5.1.3. Langkah-Langkah PLS

Langkah-langkah pemodelan persamaan struktural PLS dengan software

adalah seperti dapat dilihat pada Gambar 2 :

Gambar 2 Langkah-langkah Analisis PLS

(1). Langkah Pertama: Merancang Model Str uktural (inner model)

Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS

didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

(a) Teori, kalau sudah ada

(41)

(c) Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain

(d) Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang, dan lain

sebagainya

(e) Rasional.

Oleh karena itu, pada PLS dimungkinkan melakukan eksplorasi hubungan

antar variabel laten, sehingga sebagai dasar perancangan model struktural bisa

berupa proposisi. Hal ini tidak direkomendasikan di dalam SEM, yaitu

perancangan model berbasis teori, shingga pemodelan didasarkan pada hubungan

antar variabel laten yang ada di dalam hipotesis.

(2). Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model)

Pada PLS perancangan model pengukuran (outer model) menjadi sangat

penting, yaitu terkait dengan apakah indikator bersifat refleksif atau formatif.

Merancang model pengukuran yang dimaksud di dalam PLS adalah menentukan

sifat indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif.

Kesalahan dalam menentukan model pengukuran ini akan bersifat fatal, yaitu

memberikan hasil analisis yang salah.

Dasar yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk menentukan sifat

indikator apakah refleksif atau formatif adalah: teori, penelitian empiris

sebelumnya, atau kalau belum ada adalah rasional. Pada tahap awal penerapan

PLS, tampaknya rujukan berupa teori atau penelitian empiris sebelumnya masih

jarang, atau bahkan belum ada. Oleh karena itu, dengan merujuk pada definisi

konseptual dan definisi operasional variabel, diharapkan sekaligus dapat

(42)

(3). Langkah Ketiga: Mengkonstruksi diagr am J alur

Bilamana langkah satu dan dua sudah dilakukan, maka agar hasilnya lebih

mudah dipahami, hasil perancangan inner model dan outer model tersebut,

selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram jalur. Contoh bentuk diagram jalur

untuk PLS dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3 Contoh Diagram Jalur untuk PLS

(4). Langkah Keempat: Konversi diagr am J alur ke dalam Sistem Per samaan

a) Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan

indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau measurement model,

mendefinisikan karakteristik variabel laten dengan indikatornya. Model

indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

x = Λxξ + εx

(43)

Di mana X dan Y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ) dan

endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang

menggambarkan seperti koefisien regresi sederhana yang menghubungkan

variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan εx danεy

dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.

Model indikator formatif persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

ξ = ΠξXi + δx

η = ΠηYi + δy

Dimana ξ, η, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya. Πx dan Πy

adalah seperti koefisen regresi berganda dari variabel laten terhadap

indikator, sedangkan δx dan δy adalah residual dari regresi.

Pada model PLS Gambar 3 terdapat outer model sebagai berikut:

Untuk variabel latent eksogen 1 (reflektif)

x1 = λx1ξ1 + δ1

x2 = λx2ξ1 + δ2

x3 = λx3ξ1 + δ3

Untuk variabel latent eksogen 2 (formatif)

ξ2 = λx4 X4 + λx5 X5 + λx6 X6 + δ4

Untuk variabel latent endogen 1 (reflektif)

y1 = λy1η1 + ε1

y2 = λy2η1 + ε2

(44)

y4 = λy4η2 + ε4

b) Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural

model), disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan

antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian. Tanpa

kehilangan sifat umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan

indikator atau variabel manifest diskala zero means dan unit varian sama

dengan satu, sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat

dihilangkan dari model.

Model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:

η = βη + Γξ + ζ

Dimana η menggambarkan vektor vaariabel endogen (dependen), ξ adalah

vektor variabel laten eksogen dan ζ adalah vektor residual (unexplained

variance). Oleh karena PLS didesain untuk model rekursif, maka

hubungan antar variabel laten, berlaku bahwa setiap variabel laten

dependen η, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten

dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

ηj = Σi βji ηi + Σi γjbξb + ζj

Dimana γjb (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan Γ) adalah

koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan

eksogen (ξ). Sedangkan βji (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan

β) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η)

dengan endogen (η); untuk range indeks i dan b. Parameter ζj adalah

(45)

Pada model PLS Gambar 3 inner model dinyatakan dalam sistem

persamaan sebagai berikut:

η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1

η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2

c) Weight relation, estimasi nilai variabel latent. Inner dan outer model

memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation

dalam algoritma PLS:

ξb = Σkb wkb xkb

ηi = Σki wki xki

Dimana wkb dan wki adalah k weight yang digunakan untuk membentuk

estimasi variabel laten ξb dan ηi. Estimasi data variabel laten adalah linear

agregat dari indikator yang nilai weight-nya didapat dengan prosedur

estimasi PLS.

(5). Langkah Kelima: Estimasi

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode

kuadrat terkecil (least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan

cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen.

Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :

1) Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten

2) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten dan

estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.

3) Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep) untuk

(46)

Sebagai langkah awal iterasi, algoritmanya adalah menghitung

aproksimasi outside dari variabel latent dengan cara menjumlahkan indikator

dalam setiap kelompok indikator dengan bobot yang sama (equal weight). Bobot

untuk setiap iterasi diskalakan untuk mendapatkan unit varian dari skor variabel

laten untuk N kasus dalam sampel. Dengan menggunakan skor untuk setiap

variabel latent yang telah diestimasi, kemudian digunakan untuk pendugaan

aproksimasi inside variabel laten.

Ada tiga skema bobot aproksimasi inside yang telah dikembangkan untuk

mengkombinasikan variabel laten tetangga (neighboring LV) untuk mendapatkan

estimasi variabel laten tertentu yaitu: centroid, factor dan path weighting. Skema

weighting dengan centroid merupakan prosedur asli yang digunakan oleh Wold.

Metode ini hanya mempertimbangkan tanda korelasi antara variabel laten dan

variabel laten tetangganya (neigboring LV). Nilai kekuatan korelasi dan arah

model struktural tidak diperhitungkan. Skema weighting dengan faktor

menggunakan koefisien korelasi antara variabel laten dengan variabel laten

tetangga sebagai pembobot (weight). Variabel laten menjadi principal component

(komponen utama) dari variabel laten tetangganya. Skema weighting dengan

faktor memaksimumkan varian dari komponen utama variabel laten ketika jumlah

variabel laten menjadi tak terhingga jumlahnya. Skema dengan path weighting

membobot variabel laten tetangga dengan cara berbeda tergantung apakah

variabel laten tetangga merupakan anteseden atau konsekuen dari variabel laten

(47)

Dengan hasil estimasi variabel laten dari aproksimasi inside, maka

didapatkan satu set pembobot baru dari aproksimasi outside. Jika skor

aproksimasi inside dibuat tetap (fixed), maka dapat dilakukan regresi sederhana

atau regresi berganda bergantung apakah indikator dari variabel laten bersifat

refleksif ataukah model berbentuk formatif. Oleh karena

inside

outside

(48)

(6). Langkah Keenam: Goodness of Fit

outer model

convergent discriminant validity composite

realibility outer model

substantive content

relative weight

weight

inner model

Stone-Geisser Q Square test

bootstrapping

a). Outer Model

Outer model

(49)

Discriminant validity

cross loading

cross loading

cross loading

square root of average variance extracted

square root of average

variance extracted

discriminant validity

i

i i i

λ

λ ε

=

+

(50)

i i

i c

i

λ ρ

λ ε

=

+

b). Inner model

Goodness of Fit Model

Q-Square predictive

relevance

predictive relevance

predictive relevance

m

R path analysis

(51)

inner model

inner model

distribution free

t-test p-value ≤

outter model

(52)

case per sample

3. Asumsi PLS

inner model

4. Sample Size

resampling Bootestrapping

structural paths inner model.

(53)

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1. Seja rah PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Berawal dari sebuah perusahaan mie instan yang sederhana Indofood telah

menjelma mendai sebuah perusahaan “Total Food Solution” dengan kegiatan usaha

yang mencakup seluruh tahapan proses produksi, mulai dari produksi dan pengolahan

bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para peritel. Sebagai

perusahaan terkemuka dalam industri makanan olahan di Indonesia, kegiatan

operasional Indofood di dukung oleh sistem distribusi yang bagus sehingga bisa di

kenal di penjuru Indonesia.

Pertamakali berdiri dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma yang didasarkan

pada Akta No. 249 tanggal 15-11-1990 dan diubah kembali dengan Akta No.171

tanggal 20-6-1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH, Notaris di

Jakarta dan sudah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

berdasarkan Surat Keputusan NO. C2-2915 HT.01.01Th.91 tanggal 12-7-1991, serta

telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579,580 dan 581

tanggal 5-8-1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12

tanggal 11-2-1992. Tambahan No.611 Perseroan mengubah namanya yang semula

PT. Panganjaya Intikusuma menjadi PT. Indofood Sukses Makmur, berdasarkan

(54)

akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5-2-1994 yang dibuat oleh

Benny Kristianto, SH, Notaris di Jakarta.

Perseroan adalah Produsen mie instan yang meliputi pembuatan mi dan

pembuatan bumbu mi instan serta pengolahan gandum menjadi tepung.

Fasilitas produksi untuk produk mi instan terdiri dari 14 pabrik yang tersebar di Pulau

Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan untuk bumbu mi instan terdiri

dari 3 pabrik di Pulau Jawa dan untuk pengolahan gandum terdiri dari 2 pabrik di

Jakarta dan Surabaya yang dìdukung oleh 1 pabrik kemasan karung tepung di

Citereup.

Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”

atau “Perseroan”) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food

Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses

produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi

produk akhir yang tersedia di pasar. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan yang

mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnisnya

yang terdiri dari empat Kelompok Usaha Strategis (“Grup”) yang saling melengkapi

sebagai berikut:

§ Pr oduk Konsumen Ber merek (“CBP” ). Kegiatan usahanya dilaksanakan

oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP”), yang sahamnya

tercatat di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sejak tanggal 7 Oktober 2010. ICBP

(55)

Indonesia yang memiliki berbagai jenis produk makanan dalam kemasan.

Berbagai merek produk ICBP merupakan merek–merek yang terkemuka dan

dikenal di Indonesia untuk makanan dalam kemasan.

§ Boga sar i, memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan

pasta. Kegiatan usaha Grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan.

§ Agr ibisnis. Kegiatan operasional di bidang agribisnis dijalankan oleh PT

Salim Ivomas Pratama Tbk (“SIMP”) dan PT PP London Sumatra Indonesia

Tbk (“Lonsum”), yang sahamnya tercatat di BEI, serta merupakan anak

perusahaan Indofood Agri Resources Ltd. (“IndoAgri”), yang sahamnya

tercatat di Bursa Efek Singapura. Kegiatan usaha utama Grup ini meliputi

penelitian dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan kelapa

sawit hingga produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin dan

shortening bermerek. Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga mencakup

pemuliaan dan pengolahan karet dan tebu serta tanaman lainnya.

§ Distr ibusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup

ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan anak–

anak perusahaannya, serta berbagai produk pihak ketiga

a . VISI

(56)

b. MISI

Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan

Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi

kami

Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara

berkelanjutan

Meningkatkan Stakeholders' Values secara berkesinambungan

c. Nilai-nilai

§ “Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami

dengan menjunjung tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku

kepentingan dan secara bersama-sama membangun kesatuan untuk

mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.”

4.2. Analisis Kara kter istik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

a. Jenis Kelamin

Dari 62 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui

(57)

Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 50 80.6%

2 Wanita 12 19.4%

62 100%

Sumber: Data kuesioner diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang bekerja di PT.

PT.Indofood sukses Makmur,Tbk Surabaya yang mengisi kuisioner dibagikan

sebanyak 62 kuisioner, 50 berjenis kelamin laki-laki dan berjenis kelamin perempuan

sebanyak 12 responden, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas yang menjadi

karyawan bagian penjualan pada perusahaan tersebut adalah laki-laki.

b. Usia

Dari 62 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui

usia para responden yaitu pada tabel dibawah ini.

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1 21-30 49 79%

2 31-40 13 21%

Total 62 100%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari karyawan yang bekerja di P PT.

PT.Indofood sukses Makmur,Tbk Surabaya lebih didominasi oleh karyawan yang

berusia 21-30 tahun sebanyak 49 responden, kemudian pada peringkat kedua adalah

(58)

4.2.1. Deskr ipsi Var iabel

4.2.1.1. Deskr ipsi Var iabel Motivasi (X1)

Tabel 6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Motivasi

No Pertanyaan

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari motivasi, yaitu memiliki semangat bekerja dalam

menyelesaikan setiap pekerjaan, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan

jumlah responden sebanyak 35 atau sekitar 56,5%, sebagian besar responden

menjawab setuju.

b. Indikator kedua dari motivasi, yaitu memiliki kemauan berkarir tetap dalam

perusahaan ini, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden

sebanyak 36 atau sekitar 58.1%, Artinya, sebagian besar responden menjawab

(59)

c. Indikator ketiga dari motivasi, yaitu Puaskah anda dengan prestasi kerja anda saat

ini, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak

38 atau sekitar 61.3%, Artinya, sebagian besar responden menjawab setuju.

d. Indikator keempat dari motivasi, yaitu perusahaan memberikan penghargaan yang

sesuai dengan hasil kerja karyawan, mendapat respon terbanyak pada skor 4

dengan jumlah responden sebanyak 39 atau sekitar 62.9%, Artinya, sebagian

besar responden menjawab setuju.

e. Indikator kelima dari motivasi, yaitu Perlukah adanya pelatihan lebih lanjut untuk

mempelajari pekerjaan yang anda tekuni dalam perusahaan mendapat respon

terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 36 atau sekitar 58.1%,

Artinya, sebagian besar responden menjawab setuju.

4.2.1.2. Deskr ipsi Var iabel Kepemimpinan(X2)

Tabel 7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepemimpinan

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

(60)

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari kepemimpinan, yaitu Pimpinan memberi arah kepada

karyawan apa yang harus mereka kerjakan, respon terbanyak pada skor 4 dengan

jumlah sebanyak 24 responden, Artinya, sebagian besar responden menjawab

setuju

b. Indikator kedua dari kepemimpinan, yaitu Pimpinan mampu memberikan ide-ide

kepada karyawan, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah 26

responden, Artinya, sebagian besar responden yang menjawab setuju secara

keseluruhan.

c. Indikator ketiga dari kepemimpinan, yaitu Pimpinan mampu berpartisipasi atau

berbaur dengan karyawan, mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah

sebanyak 29 responden, sebagian besar responden yang menjawab setuju secara

keseluruhan.

d. Indikator keempat dari kepemimpinan, yaitu Pimpinan mampu untuk

mendelegasikan tugas kepada karyawan, mendapat respon terbanyak pada skor 4

dengan jumlah sebanyak 27 responden, Artinya, sebagian besar responden yang

Gambar

Tabel 2 : Daftar Absensi Kinerja 170 Karyawan Bagian Penjualan Yang Tidak Masuk
Tabel 3 :Data Penjualan Keseluruhan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Surabaya (
Gambar 1 :
Gambar 3 Contoh Diagram Jalur untuk PLS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kotler (1997, p.36) juga menjelaskan bahwa perusahaan dapat menciptakan kepuasan pelanggan dengan cara meningkatkan pelayanan. Harga memiliki hubungan signifikan

responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan. 3) Valuing artinya memberikan nilai atau penghargaan

28 Dalam tulisan ini, permasalahan yang dibahas yaitu menentukan bentuk estimator (penduga) Bayes untuk distribusi Weibull dua parameter dengan sampel lengkap

Gambaran CBCT dapat digunakan untuk menentukan letak gigi supernumerari secara detil sehingga didapatkan diagnosis serta rencana perawatan yang akurat dan intervensi bedah yang

Hukum Perdata (Keluarga) Islam Indonesia dan Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Muslim: Studi Sejarah, Metode Pembaruan, dan Materi & Status Perempuan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kekuatan serta berkat rahmat dan hidayah penulis dapat menyelesaikan

mamak dalam melaksanakan fungsi dan perannya dalam memberikan support atau pandangan, mengajarkan cara bergaul serta membantu biaya pendiddikan anak kemenakan telah

Hasil analisis responden tentang minat beli costumer terhadap produk masker scuba Noorin dari 4 aspek, sebagai berikut : untuk minat transaksional tergolong baik dengan