Menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI)
SKRIPSI
Oleh :
DITA DEWI KARTIKASARI
NPM. 0943010206
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala
rahmat,hidayah dan karunia-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON TUKANG
BUBUR NAIK HAJ I THE SERIES DI RCTI”.
Peneliti menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan. Selesainya Skripsi ini tentunya tidak
terlepas dari adanya arahan , nasehat, dan bimbingan dari Ibu Dra. Diana Amelia,
M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan segala perhatian dan kesabarannya
rela meluangkan waktu untuk membantu Peneliti ditiap proses penyusunan
Skripsi ini. Terima kasih yang tak terhingga Peneliti sampaikan.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak-pihak yang telah membantu Peneliti
dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi Penelitian, diantaranya :
1.
Ibu Dra. Hj.Suparmawati,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
3.
Bapak Saifuddin Zuhri, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi.
5.
Mama, Papa dan Keluarga tercinta atas segala Doa, bimbingan, dan
supportnya selama ini yang tak pernah ada hentinya kepada Peneliti.
6.
Teman-teman dan sahabat seperjuangan nina,dewi,Sheila yang sudah
membantu saya sampai skripsi selesai.
7.
My Super Boy Joko Arief Arianto yang telah memberikan dukungan dan
semangatnya.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan Skripsi penelitian Ini masih memiliki
banyak kekurangan. Sehingga Peneliti berharap kritik dan saran yang membangun
demi kebaikan dan kesempurnaan dalam penyusunan Skripsi penelitian.
Semoga dengan penyusunan Skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak Khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur dan terkhusus bagi Peneliti.
Surabaya, Desember 2013
LEMBAR PENGESAHAN ..….……….………....
ii
LEMBAR PERSETUJ UAN ………...
iii
KATA PENGANTAR
………
iv
DAFTAR ISI
………
vi
DAFTAR TABEL
………
ix
DAFTAR GAMBAR ………
xi
DAFTAR LAMPIRAN ………...
xii
ABSTRAKSI ………...
xiii
BAB I PENDAHULUAN
………
1
1.1
Latar Belakang Masalah
………
1
1.2
Perumusan Masalah ………
12
1.3
Tujuan Penelitian
………
12
1.4
Kegunaan Penelitian ………
12
BAB II KAJ IAN PUSTAKA
………
14
2.1
Penelitian Terdahulu ………..
14
2.1.1 Penelitian Terdahulu Pertama ………
14
2.1.2 Penelitian Terdahulu Kedua ………..
15
2.2
Landasan Teori ………..…....……….
17
2.2.1 Media Komunikasi Massa ……….
17
2.2.2 Televisi ………..
19
2.2.3 Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi ..
20
2.2.9. Teori Kegunaan dan Kepuasan ……….
30
2.3 Kerangka Berpikir ……….
33
BAB III METODE PENELITIAN ………..
36
3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….... 36
3.1.1 Definisi Operasional ……… 36
3.1.2 Pengukuran Variabel ……….... 40
3.2
Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………… 46
3.2.1 Populasi
……… 46
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ………….. 47
3.3
Teknik Pengumpulan Data
………. 49
3.4
Teknik Analisa Data ………. 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
………..
52
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian ……….... 52
4.1.1 Gambaran Umum RCTI
…………..………
52
4.1.2 Gambaran Umum Tukang Bubur Naik Haji
The Series Di RCTI ……….
55
4.1.3 Gambaran Umum Pemirsa Surabaya …………...
58
4.2
Penyajian Data dan Analisis Data ………...……
60
4.2.1 Identitas Pribadi …...………
60
4.2.2 Motif Responden ………..…….…..
66
DAFTAR PUSTAKA
………
99
Tukang Bubur Naik Haji The Series Di RCTI).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif pemirsa Surabaya dalam menonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Uses dan Gratifications, dan teori Kebutuhan.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi dan data dari hasil penelitian untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif dari setiap pertanyaan yang diajukan. Populasi dalam penelitian ini adalah pemirsa yang berusia diatas 17 tahun di kota Surabaya yang menonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling.
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan ada 3 motif yang mendasari dalam menonton sinetron “Tukang Bubur Naik Haji The Series” di RCTI yaitu motif informasi , motif identitas personal dan motif hiburan pada kategori tinggi, karena motif tersebut dapat memenuhi kebutuhan khalayak yaitu dengan candaan yang diberikan melalui tokoh dalam sinetron tersebut, dan memberikan inspirasi bagi khalayak.
Kata kunci : Motif, Pemirsa di Surabaya, sinetron “Tukang Bubur Naik Haji The Series” di RCTI
ABSTRACT
DITA DEWI KARTIKASARI, MOTIVE VIEWERS WATCH TELEVISION CINEMA TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES IN RCTI.
(Quantitative Descriptive Study of adolescents in Surabaya motive Watching television cinema “ Tukang Bubur Naik Haji The Series” In RCTI).
The purpose of this study was to determine the motive Surabaya viewer in watching “Tukang Bubur Naik Haji The Series” in RCTI.
The theory used in this study are: Uses and Gratification theory, and the theory of needs.
Methods of data analysis in this study using frequency tables and data from the research to be further analyzed by descriptive of any questions. The population in this study were viewer aged more than 17 years in the city of Surabaya is watching television cinema “Tukang Bubur Naik Haji The Series” in RCTI. The sampling technique used in this study is purposive sampling.
The result of this study it can be concluded that are three underlying motive in watching television cinema “Tukang Bubur Naik Haji The Series” in RCTI. which are information motive, the personal identity motive, motive of intertaiment in the high category because it can fulfill the viewers needs of the presence of humors from figure in a story of there and give new inspiration for all viewers.
1.1 Lata r Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21, industri media telah berada di dalam perubahan yang
cepat. Perkembangan dunia hiburan dan informasi saat ini telah mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Komunikasi selalu mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan dalam komunikasi ini adalah
untuk didapatkannya kemudahan dalam berkomunikasi dan agar tujuan komunikasi
dapat tercapai dengan mudah.
Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini tak dipungkiri lagi bahwa
setiap individu dalam melakukan komunikasi tidak pernah lepas dari peran teknologi.
Perkembangan teknologi komunikasi juga telah mendorong perkembangan
komunikasi massa. Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang
dengan rasa keingintahuan masyarakat yang sangat besar terhadap sebuah informasi
terbaru, sekarang ini komunikasi massa dirasa sangat penting bagi masyarakat.
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya menginsyaratkan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita,aktualisasi diri, untuk
ketegangan antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan
dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat
untuk mencapai tujuan bersama (Mulyana,2008:5).
Masyarakat dalam kehidupannya membutuhkan informasi untuk memenuhi
segala kebutuhan yang semakin beragam. Informasi selalu berkembang seiring
dengan perubahan jaman. Dapat dikatakan masyarakat tidak hanya butuh melainkan
masyarakat sangat dituntut untuk mengetahui informasi-informasi yang selalu
berkembang. Dalam penyampaian informasi tidak lepas dari proses komunikasi
dimana dalam proses komunikasi selalu membutuhkan sarana atau media dalam
menyampaikan informasinya,baik melalui media massa atau melalui media
komunikasi interpersonal. Agar informasi dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat,media yang digunakan harus tepat pula.
Dalam kegiatan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi,kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan secara tatap muka namun ada
juga kegiatan komunikasi yang membutuhkan alat bantu media untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada komunikan.
Salah satu bentuk media yang digunakan dalam berkomunkasi adalah media
massa. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan isi pesan yang bersifat
umum kepada sejumlah orang yang jumlahnya relative besar,tinggalnya
pesan yang sama dengan tidak memberikan arus balik secara langsung pada saat itu,
menurut jenisnya media massa dibagi menjadi dua yaitu media massa cetak terdiri
dari majalah,tabloid,surat kabar dan media massa elektronik terdiri dari televise dan
radio yang mana masing-masing memiliki sifat karakter daya tarik dan cirri khas
sendiri-sendiri (Wahyudi, 1991 : 50).
Perkembangan media massa sebagai sarana informasi di Indonesia, tidak lepas
dari jalannya perkembangan dan perubahan zaman di segala sektor kehidupan
masyarakat. Kecenderungan misi media massa yang ditujukan untuk mendukung dan
mngkritisi perubahan, menempatkan media massa pada posisi terpenting.
Media massa, pada hakekatnya berupaya memotivasi masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dan kritis dalam menyoroti berbagai persoalan di masyarakat. Pers
menjadi mediator antara pemerintah dengan masyarakat. Pers menjadi agen
pembaruan dalam segala kompleksitasnya yang berorientasi pada kebenaran
(kuswandi, 2008 : 11).
Menurut sastro (1992 : 23) dari beberapa media massa yang ada,televisi
merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun
demikian televisi sebagai media massa yang paling efektif saat ini dikarenakan pada
televise perkembangan teknologi sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio
visualnya yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya, dalam hal penayangan
dimiliki,siaran televisi bersifat sangat bermanfaat bagi upaya pembentukan sikap
maupun perilaku dan sekaligus perubahan pola berfikir.
Media televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui
perubahan serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain mulai dari
film,berita,hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung. Dibandingkan
dengan media massa yang lain,televisilah yang paling efektif dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan selain mengeluarkan suara,televisi
juga menampilkan gambar,sehingga informasi yang disampaikan akan lebih mudah
dimengerti. Pengaruh televise terhadap system komunikasi tidak lepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Televisi disini menimbulkan
pengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang sudah telanjur mengetahui dan
merasakannya, baik pengaruh positif ataupun pengaruh negative (Effendy, 1996 :
122).
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi
dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau
pasangan mereka. Bagi banyak orang TV adalah teman. TV menjadi cermin perilaku
masyarakat dan TV dapat menjadi candu. TV membujuk kita untuk mengkomsusikan
lebih banyak dan lebih banyak lagi. TV memperlihatkan bagaimana kehidupan orang
Ringkasnya,TV mampu memasuki relung-relung kehidupan kita lebih dari yang lain
(Morrisan, 2004 : 1).
Selain itu televisi juga memiliki kelebihan dan kekuatan tersendiri. Kelebihan
dari media televisi adalah paket acaranya yang mampu membuka wawasan berfikir
pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan
masyarakat. Sedangkan kekuatan dari media televisi adalah menguasai jarak dan
ruang, dapat menjangkau massa dalam jumlah besar, nilai aktualitas yang cepat, daya
rangsang pemirsanya yang cukup tinggi, serta menyampaikan informasi dengan
lebih singkat,jelas dan sistematis. Mengingat kemampuan televisi dalam menguasai
jarak secara geografis dan sosiografis. Maka televisi dapat memberikan pengaruh
yang lebih besar pada khalayak disbanding dengan radio dan surat kabar (Kuswandi,
1996 : 94).
Pemirsa adalah sasaran komunikasi melalui televisi siaran yang karena
heterogen masing-masing mempunyai kerangka acuan (frame of reference) yang
berbeda satu sama lain. Mereka berbeda bukan saja dalam usia dan jenis kelamin,
tetapi juga dalam latar belakang social dan kebudayaan, sehingga pada gilirannya
berbeda dalam pekerjaan, pandangan hidup agama dan kepercayaan,pendidikan,
cita-cita, keinginan, kesenangan dan lain sebagainya (Effendi, 1993 : 8). Kegiatan pemirsa
dalam menonton acara televisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan mereka, baik kebutuhan berupa informasi maupun hiburan. Pemirsa ingin
kegiatan. Pemirsa kesepian dan televisi berfungsi sebagai sahabat. Demikian besarnya
peran televisi dalam memenuhi kebutuhan, maka televisi dapat memuaskan
kebutuhan pemirsa akan hiburan.
Menurut Effendi (2000 : 19-20) dengan banyaknya stasiun televisi swasta
khalayak pemirsa banyak diuntungkan karena dapat memilih materi siaran yang
diinginkan sesuai dengan kebutuhannya. Televisi dapat memenuhi dari sejumlah
kebutuhan yang dimiliki, khalayak melalui acara-acara yang disiarkan. Menitik
beratkan isi media pada yang diinginkan khalayak berarti mengkomsumsi khalayak
menggunakan media (memilih isi) bukan merupakan kegiatan yang kebetulan atau
dipengaruhi faktor eksternal, melainkan suatu perilaku yang didorong oleh motif
tertentu. Pernyataan bahwa televisi sebagai media massa mampu memenuhi sejumlah
kebutuhan khalayak berangkat dari komsumsi teori uses gratification yang
menyatakan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Sesuai dengan perkembangan jaman yang selalu maju, banyak stasiun televisi
swasta memberikan suguhan hiburan yang menarik untuk ditonton. Hiburan-hiburan
televisi bisa berupa acara music, film asing merupakan local,acara komedi, sinetron
maupun kuis. Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat antara lain dengan
hadirnya 12 stasiun televise yaitu TVRI, RCTI, MNC, SCTV, INDOSIAR, ANTV,
TRANS, TRANS7, GLOBALTV, TV-ONE, METRO-TV, yang mengudara secara
macam acara yang beranekaragam seperti music, film, informasi khusus, sinetron,
ataupun telenovela, yang meberikan suguhan hiburan yang membuat orang terhibur
adalah acara music.
Diantara stasiun-stasiun TV tersebut RCTI selalu menampilkan ide inovatif
untuk suatu programnya yang kemudian sukses dan pada akhirnya stasiun televise
swasta lain ingin mencoba menghadirkan program-program yang sama dengan
harapan mendapat sambutan baik pula dari pemirsanya.
Lepas dari kelebihan televisi yang dapat memenuhi kebutuhan manusia,
stasiun televisi berusaha bersaing mengemas sajian acara yang menarik untuk dapat
disaksikan pemirsa televisi. Salah satunya yakni sinetron yang saat ini paling banyak
digemari pemirsa.
Perkembangan sinetron televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Banyaknya
paket sinetron serial maupun lepas di TV swasta. Menjamurnya paket sinetron di
televisi bukan hal yang luar biasa. Kehadiran sinetron merupakan salah satu bentuk
aktualitas komunikasi dan interaksi manusia yang diolah berdasarkan alur cerita,
untuk mengangkat permasalahan hidup manusia sehari-hari. Banyaknya sinetron yang
menggambarkan pesan sosial dan moral dalam kehidupan masyarakat , tentu sangat
baik bagi pemirsa dalam menentukan sikap dan perilakunya. Pesan-pesan sinetron
tidak mencerminkan realitas social objektif, maka yang tampak dalam cerita sinetron
tersebut hanya gambaran realitas semu.
Sinetron tukang bubur naik haji di RCTI adalah sinetron yang paling banyak
diminati pemirsa terutama ibu-ibu. Sinetron ini sudah menembus 500 episode
penayangan. Sinetron ini menceritakan seperti menonton kehidupan sehari-hari yang
di dalamnya termasuk perilaku kita sendiri. Menceritakan kisah seorang yang
dermawan namun ingin memperlihatkan kekayaan dan mengharapkan pujian dari
orang lain. Menceritakan bagaimana seorang yang selalu berpenampilan suci padahal
apa yang dilakukan sering kali adalah perbuatan keji. Semua kisah-kisah itu dikemas
dan disajikan secara manis dan lucu dalam serial ini. Sehingga tidak membuat
penontonya merasa jenuh dan selalu ingin melihat kisah kelanjutannya.
Acara ini sebenarnya adalah film layar lebar, tetapi kemudian dibuat sebuah
sinetron. sinetron tampaknya memang masih menjadi tontonan favorit di hiburan
tanah air, apalagi ibu rumah tangga. Kehadiran sinetron bernuansa komedi religi ini
sangat membuat pecinta sinetron indonesia senang. Isi cerita dalam sinetron ini,
walaupun panjang lebar tetapi tetap ada pesan yang terkandung di dalamnya.
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti motif pemirsa di
Surabaya dalam menonton sinetron tukang bubur naik haji the series yang
ditayangkan oleh rcti setiap hari. Yakni motif yang mendasari pemirsah memilih
serupa. Sehingga membuat sinteron ini menjadi pemenang sinetron terfavorite.
Tentunya motivasi tersebut muncul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Alasan penulis memilih sinetron tukang bubur naik haji the series karena
sinteron ini merupakan sinteron kelanjutan dari tukang bubur naik haji yang
ditayangkan pada moment puasaan tahun lalu. Sekarang dihadirkan lagi dengan
cerita yang lebih menarik. Sehingga membuat sinteron ini memenangkan “Panasonic
Award” sebagai sinetron terfavorit 2013 (
http://panasonic-gobelawards.com-Home.Htm
). Selain itu dalam sinetron ini mengangkat sebuah kisah kehidupan nyata
sehari-hari. Melalui sikap yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam cerita
tersebut pemirsa dapat melihat fenomena kejadian sehari-gari yang dialami. Sinetron
ini menginsipirasi pemirsahnya agar kebih menjaga sikap dan perilaku dalam setiap
tindakan. Baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan bermasyarakat.
Berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan media maka penelitian ini
menggunakan teori uses and gratifications, dimana sebenarnya khalayak adalah pihak
yang aktif dan menggunakan media tertentu untuk memenuhi kebutuhannya
(Rakhmat,2001:65).
Penelitian motif pemirsa terhadap sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series
di RCTI menurut MC.Quail berpendapat bahwa terdapat 4 motif yakni motif
informasi, motif indentitas pribadi, motif integritas sosial dan motif hiburan. Namun
karena bahan dasar yang dapat dijadikan pembicaraan dengan orang lain. Oleh karena
itu , difokuskan pada pendapat Blummer Rakhmat (2007:66) yakni :
1.
Motif kognitif yang lebih cenderung mengarah kepada keinginan khalayak
untuk mencari informasi atau pengetahuan seperti kebutuhan khalayak
mengenai pengetahuan ilmu Agama Islam yang dikemas dalam sinetron
tersebut. Misalnya melalui kegiatan ceramah yang dilakukan salah satu tokoh
dalam sinetron tersebut. Melalui kegiatan tersebut pemirsa dapat
memperoleh pengetahuan tentang ilmu agama Islam.
2.
Motif identitas personal yaitu para pemirsa diharapkan bisa mengeksplorasi
diri dengan menggunakan isi media untuk memperkuat sesuatu yang penting
dalam kehidupan. Misalnya seperti melalui tokoh dalam sinetron tersebut
yang dapat dijadikan panutan kepada diri kita dengan menanamkan hal-hal
positif yang dapat kita petik melalui tokoh dalam cerita sinetron tersebut
selain itu kita dapat mengetahui style hijab yang saat ini sedang disukai
banyak orang melalui tokoh Rukmana dalam sinetron tersebut.
3.
Motif diversi yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari kejenuhan,tekanan
dan kebutuhan akan hiburan yaitu masyarakat di Surabaya dalam menonton
sinetron Tukang bubur naik haji the series adalah untuk melepaskan diri dari
kejenuhan,bersantai
setelah
seharian
beraktifitas
untuk
melepaskan
ketangangan atau hanya untuk mengisi waktu luang sehingga memperoleh
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pemirsah sinetron tukang
bubur naik haji the series yakni masyararakat Surabaya yang menonton sinetron
Tukang Bubur Naik Haji The Series berusia 17 tahun ke atas. Dipilihnya pemirsa
yang berusia di atas 17 tahun sebagai responden karena dianggap pada usia tersebut
para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu permasalahan yang ada
di sekitarnya. Dan pada usia ini memiliki kematangan kognitif,kematangan
emosional,dan social dan memiliki perilaku komsumtif dalam memenuhi kebutuhan
hidup sekaligus menggambarkan begitu sulit untuk menunda desakan kebutuhan
emosinya dengan kata lain membeli dan mencoba seakan menjadi bagian hidup
tentang berbagai kebutuhan serta besarnya rasa ingin tahu yang berlebihan yang
ditawarkan sehingga menjadikan usia tersebut sebagai sasaran empuk pihak penyedia
hiburan. Hal ini juga didukung oleh informasi yang peneliti terima dari AGB Nielsen
Media
Research.
(
http://www.agbnielsen.netUploadsIndonesiaAGBNielsenNewsletterMayInd09
).
Sedangkan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Surabaya sebagai Ibu
Kota Jawa Timur dengan tingkat kepadatan penduduk terbesar kedua setelah Jakarta.
Surabaya juga merupakan wilayah yang digunakan sebagai tempat casting sinetron
Tukang Bubur Naik Haji (
http://surabaya.olx.co.id/open-casting-surabaya-2013-iid-504840814
). Surabaya saat ini dapat dikategorikan sebagai kota metropolitan
dengan masyarakat modern yang menginginkan semua kebutuhan mereka dapat
1.2
Per umusa n Ma salah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,maka masalah
yang diajukan adalah : “bagaimana motif pemirsa menonton sinetron tukang bubur
naik haji the series di RCTI ?”
1.3
Tujuan dan kegunaa n penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motif pemirsa
dalam menonton sinteron “tukang bubur naik haji the series” di RCTI.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.
Kegunaan teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bidang jurnalistik yaitu televisi sebagai bahan masukan yang berguna bagi
penelitian selanjutnya.
2.
Kegunaan praktis
Memberikan masukan pada para pengelola televise yang ada di
Indonesia tentang acara yang ditayangkan. Bagaimana criteria acara-acara
televise yang disukai masyarakat
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Ter dahulu
2.1.1 Penelitian Ter dahulu Per tama
Motif masyarakat Surabaya salam menggunakan iPhone, Tjoa Cynthia
Anggraini Wijaya, 2013. Penelitian ini dilakukan untuk megetahui bagaimana
motif para pengguna ponsel pintar iPhone yang berada di Surabaya karena
iPhone memiliki pangsa pasar yang jelas sehingga menjadikan iPhone tetap
stabil dalam penggunaannya. Motif yang diteliti adalah motif masyarakat
Surabaya dalam menggunakan iPhone dengan menggunakan teori Uses and
gratifications untuk smartphone. Indikator pengukuran yang dipakai meliputi:
akses
permanen,
hiburan,
interaksi
sosial,
daya
tarik,
koneksi,
instrumentalitas, dan model/status. Sedangkan metode yang digunakan adalah
survei deskriptif pada 76 pengguna iPhone berdomisili di Surabaya, dengan
menggunakan teknik non probability purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motif penggunaan iPhone di Surabaya cukup tinggi,
terutama pada indikator hiburan dan akses permanen, dimana motif tertinggi
tersebut ada pada para wiraswasta dan pegawai swasta, dengan pengeluaran
iPhone karena membelinya sendiri. Selain itu, ditemukan sebuah kesimpulan
bahwa dari iPhone seri pertama sampai iPhone yang terbaru, motif tertinggi
dalam penggunaannya konsisten ada pada indikator hiburan.
2.1.2 Penelitian Ter dahulu Kedua
Motif Pendengar Aktif Program Talkshow di Radio Antariksa
Surabaya, Mucholiel Herwanto dan Fitri Andriani 2011. Penelitian ini adalah
radio yang mengkhususkan diri di bidang kesehatan, dengan pangsa
pendengar usia muda dan dewasa. Penelitian ini menjelaskan program
unggulan yaitu talkshow yang menyuguhkan berbagai informasi seputar
kesehatan dan gaya hidup sehat dengan tema yang beragam. Penelitian ini
dilakukan unuk mengetahui motif pendengar aktif dalam mengikuti program
talkshow di Radio Antariksa bukan semata-mata hiburan tetapi juga
menginformasikan apa yang dibutuhkan oleh pendengar yaitu pengetahuan
seputar kesehatan.
Landasan teori yang digunakan adalah teori Uses And Gratifications
yang berarti khalayak menggunakan media massa berdasarkan motif-motif
tertentu dan media akan dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Pada
akhirnya media yang mampu memenuhi kebutuhan khayalak disebut sebagai
media yang efektif. Menurut Mc.Quail, ada empat motif khyalak dalam
mengkonsumsi media: (1) motif informasi, (2) motif identitas pribadi, (3)
akan digunakan peneliti untu melihat bagaimana khyalak aktif di radio
Antariksa dalam menikmati program talkshow.
Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode
survei. Sedangkan, jenis penelitian yang digunakan deskriptif, dengan maksud
memperoleh gambaran yang detail mengenai suatu fenomena. Menggunakan
teknik available sampling dengan mengambil sampel orang-orang yang
berdomomisili di wilayah Gerbang Kertasusila. Obyek penelitian ini adalah
pendengar yang aktif berpatisipasi dalam program talkshow di Radio
Antariksa baik melalui telepon, SMS, email, BBM, dan live streaming. Dari
data yang dihimpun peneliti, diperoleh informasi bahwa jumlah pendengar
talkshow di radio Antariksa berkisar antara 20-50 orang perhari.
Hasil penelitian ini Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan
responden lebih memilih motif hiburan yang dapat melepaskan kejenuhan dan
megisi waktu luang. Dan yang kedua adalah motif integrasi dan interaksi
sosial berbagi info seputar kesehatan. Penelitian ini diharapkan dapat
memberi wawasan kepada pengelola radio mengenai motif khayalak ketika
mengakses sebuah program. Mengenai acara yang dibutuhkan oleh pendengar.
Program siaran yang menarik dan bermanfaat bagi pendengar bukan
semata-mata berfokus pada program hiburan seperti yang saat ini banyak dipilih oleh
stasiun radio.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
dengan penelitian terdahulu Pada penelitian terdahulu pertama, Perbedaan
terletak pada penggunaan media komunikasi handphone sebagai alat
komunikasi massa. Pada penelitian sekarang menggunakan media televisi.
Persamaan terletak pada teori Uses and Gratifications. Sedangkan perbedaan
dan persamaan pada penelitian terdahulu kedua dengan sekarang.
Perbedaanya terletak pada media, program acara dan teknik penarikan sampel.
Jika, pada penelitian terdahulu kedua menggunakan media radio sebagai alat
komunikasi massa. Pada penelitian sekarang menggunakan media televisi.
Tenik penarikan sampel menggunakan available sampling, pada penelitian
sekarang menggunakan Purposive Sampling. Persamaan antara penelitian
sekarang dan terdahulu terletak pada teori Uses and Gratifications.
2.2
Landasa n Teor i
2.2.1 Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) disini adalah komunikasi melalui
media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang
luas,siaran radio dan televise yang ditujukan kepada umum dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy,2003:79).
Komunikasi massa menyiarkan informasi,gagasan dan sikap kepada
melakukan kegiatan komunkasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi antar
pribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang
berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk
memperoleh tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa
meregakan kelompok lainnya. Seorang komunkator melalui media massa yang mahir
adalah seorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan
pesannya guna membina empaty dengan jumlah terbanyak diantara komunikannya.
Meskipun jumlah komunkan bisa mencapai jutaan,kontak yang fundamental adalah
antara dua orang,benak komunikator harus mngenai setiap komunikan. Komunkasi
massa yang berhasil ialah kontak pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan kali
secara serentak (Effendy,2003:80).
Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagi alat untuk melakukan
kegiatan komunkasinya perlu memahami karakteristik komunkasi massa diantaranya
(Effendy,2003:81-83) :
a.
Komunikasi massa bersifat umum artinya pesan komunikasi yang
disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.
b.
Komunikasi bersifat heterogen artinya perpaduan antara dua komunikan yang
besar dalam komunikasi massa dengan keterbukaan dalam memperoleh
pesan-pesan komunikasi erat sekali hubungannya dengan sifat heterogen
c.
Media massa menimbulkan keserampakan artinya keserampakan kontak
dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunkator,dan
penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah.
d.
Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi, karena komunikan
yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya
yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non pribadi ini timbul
disebabkan karena teknologi dari penyebaran yang masal dan sebagian lagi
dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.
2.2.2 Televisi
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para
penonton di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siaran televise, kalau tidak ada
unsure-unsur radio. Dan tidak mungkin dapar melihat gambar-gambar yang bergerak
pada layar pesawat televise, jika tidak ada unsure-unsur film.
Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang
berarti penglihatan. Segi “jauh”-nya diusahakan ole prinsip radio dan segi
“penglihatan” nya oleh gambar. Tanpa gambar tidak mungkin ada apa-apa yang dapat
dilihat. Para penonton dapat menikmati siaran televise,kalau pemancar televise tadi
memancarkan gambit. Dan gambar yang dipancarkan itu adalah
Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan
berbagai kebutuhan manusia,baik hiburan,informasi, maupun pendidikan dengan
sangat memuaskan. Penonton televise tidak perlu susah-susah pergi ke gedung
bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat televise menyajikan ke rumah
(Effendi,2004:60).
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televise
dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau
pasangan mereka. Bagi banyak orang televise adalah teman,televise menjadi cermin
perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan,2004:1).
2.2.3 Pengar uh Televisi Ter hadap Sistem Komunikasi
Pengaruh televise terhadap system komunikasi tidak terlepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan
pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia,sudah banyak yang mengetahui
dan merasakannya. Tetapi sejauh mana pengaruh yang positif dan sejauh mana
pengaruh yang negative,belum diketahui banyak. Di Indonesia,meskipun tidak
sebanyak di Negara-negara yang sudah maju,penelitian telah dilakukan,baik oleh
Departemen Penerangan sebagai lembaga yang paling berkompeten,maupun oleh
Menurut prof Dr.R.Manat dan unpad acara televisi pada umumnya
mempengaruhi sikap,pandangan,persepsi dan perasaan para penonton, ini adalah hal
yang
wajar.
Jadi,jika
ada
hal-hal
yang
mengakibatkan
penonton
terharu,terpesona,atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa,sebab salah satu
pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis penonton,sehingga
penonton
tersebut
dihanyutkan
dalam
suasana
pertunjukan
televisi
(Effendy.2003:192).
2.2.4 Teor i Kebutuhan
Kebutuhan
terhadap
media
massa
dipenuhi
melalui
surat
kabar,majalah,radio,televisi dan film. Baik dalam hal ini maupun daya terpaannya
secara konteks social tempat dimana terpaan berlangsung.
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau peretentangan
yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila
pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan
perilaku kecewa. Sebaliknya jika kebutuhannya terpebuhi maka pegawai tersebut
akan memperlihatkan serilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Secara umum katz Guevericth dan Haas berkeyakinan terhadap tipologi
kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam lima
a.
Kebutuhan kognitif
Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk
memperkuat informasi,pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan kita.
Kebutuhan ini didasarkan pada kebutuhan dan keinginan untuk mengerti dan
mengawasi lingkungan. Kebutuhan kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya
dorongan-dorongan seperti keingintahuan (curiosity) dan penjajahan
(explaratery) pada diri kita.
b.
Kebutuhan afektif
Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat
pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan,kesenangan dan emosional.
Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi yang pada umumnya
dapat dipenuhi oleh media.
c.
Kebutuhan integrative personal
Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat
keprcayaan,kesetiaan dan status pribadi kebutuhan seperti dapat diperoleh dari
adanya keinginan setiap individu utnuk meningkatkan diri.
d.
Kebutuhan integrative social
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat
kontrak dengan keluarga,teman-teman.
e.
Kebutuhan akan pelarian (escapist)
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari
2.2.5 Penger tian Motif
Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu (Purwanto,2006:60). Motif adalah dorongan,keinginan,hasrat dan
tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam individu untuk melakukan sesuatu
yang timbul karena kebutuhan adanya kebutuhan menciptakan ketegangan ini
memotivasi tindakan. Banyaknya motif yang ada pada masing-masing individu itu
merupakan factor bawaan dan pengalaman yang disebabkan oleh banyaknya
kebutuhan0kebutuhan
yang
dimiliki
individu
tersebut
(As’ad
dalam
Ariyanti,2005:15).
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar. Maslow
mengungkapkan 5 kebutuhan dasar (basic needs) secara hirarki dan menepatkan
kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai tingkatan tertinggi. Individu berharap dengan
menggunakan media dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan dasar. Kebutuhan
dasar terdiri atas :
1.
Physiological needs (kebutuhan psikologi)
2.
Saftey needs (kebutuhan keamanan)
3.
Love needs (kebutuhan cinta)
4.
Esteem needs (kebutuhan penghargaan)
Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya motif
yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu. Artinya individu
mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh
sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah suatu pengertian yang
melingkupi seluruh penggerak,alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan,2000:140).
Motif merupakan pencerminan motif dan mengaktifkan perilaku. Pada
umumnya peranan motif dalam segala tingkah laku manusia besar sekali dan tampak
bahwa motif orang pada umumnya banyak rupanya dan pada mulanya berasal dari
dalam dirinya dan ada yang berasal dari luar dirinya (Gerungan,2000:144).
Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada
pendapat Blumer Rakhmat (2007:66) :
1.
Motif Kognitif
Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu
yang diinginkan yang terdiri dari :
a.
Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat,masyarakat dan dunia.
b.
Mendapat pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam lingkungan
tersebut.
d.
Belajar,pendidikan diri sendiri.
e.
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
f.
Dorongan rasa ingin tahu, dorongan belajar serta dorongan untuk
memperoleh rasa aman melalui pengetahuan yang didapat.
2.
Motif Identitas Pribadi
Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan
sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, yang
terdiri dari :
a.
Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
b.
Menentukan model perilaku,panutan atau figur untuk dicontoh
c.
Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
d.
Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3.
Motif Hiburan (Diversi)
Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan,yang
terdiri dari :
a.
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b.
Bersantai
c.
Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
2.2.6 Pemir sa Sebagai Khalaya k Media Massa
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang menjadi pembaca,pendengar,penonton dan pemirsa sebagai
media massa atau kompinen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan,khalayak media
ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang besar bersifat
heterogen,menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan
organisasi social sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan
cepat (Mc.Quail,1994:201). Penonton televisi adalah massa dan memiliki perbedaan
jenis kelamin,usia,tingkat pendidikan serta memiliki kerangka acuan dan lapangan
pengalaman yang berbeda.
Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi.
Komunikasi
dapat
efektif,apabila
pemirsa
terpikat
perhatiannya,tertarik
minatnya,mengerti dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada
dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu : pertama, heterogen
(aneka ragam) yakni peirsa televisi adalah massa,sejumlah orang sangat banyak,yang
sifatnya heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi
dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin,umur,tingkat pendidikan dan taraf
kehidupan dan kebudayaan. Kedua,pribadi yakni untuk dapat diterima dan dimengerti
oleh pemirsa,maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam
arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. Ketiga, aktof yakni pemirsa sifatnya aktif.
stasiun televisi mereka berpikir aktif,aktif melalkukan interpretasi. Mereka
bertanya-tanya pada dirinya apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi,benar atau
tidak. Keempat,selektif yakni pemirsa sifatnya selektif. Ia memilih program televisi
yang disukainya (Effendy,1990:84).
Dalam Pemirsa berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan
sebagai kumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media
atau komponen isinya. Pemirsa yang tersebar adalah populasi yang tersedia untuk
menerima tawaran komunikasi tertentu dengan demikian semua yang menonton
televisi adalah pemirsa televisi (target audience). penelitian ini sampel yang diteliti
adalah masyarakat di Surabaya berusia diatas 17 tahun.
2.2.7 Pr ogram Sinetr on
Hal yang paling jelas dari fungsi-fungsi media massa adalah hiburan. Televise
terutama dicurahkan pada hiburan, dengan kira-kira tiga per empat dari siaran khusus
harian yang masuk dalam kategori ini (Winarso,2005:42).
Sinetron adalah sebuah sinema elektronik tentang sebuah cerita yang di
dalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa. Misi ini dapat membentuk pesan
moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Sinetron-sinteron yang membawa pesan moral pada umumnya mengangkat
Diharapkan dari tokoh ini,pemirsa dapat mengambil manfaat dan menirunya. Sinetron
yang mengangkat realitas moral dalam kehidupan masyarakat,biasanya setting
ceritanya menggambarkan peristiwa yang sedang terjadi atau memperlihatkan watak
dari karakter tokoh dalam cerita itu ketika mengalami atau menangani sebuah kasus
moral di masyarakat. Disini pemirsa hanya diberikan informasi,tentang isi moral yang
terjadi di masyarakat serta pola perilaku tokoh cerita dalam mencari jalan keluar atas
sebuah kasus moral tersebut. Tujuan akhir dari sinetron realitas moral ini,yaitu
pemirsa secara laten diajak untuk merenung dan berpikir setelah melihat kenyataan
moral yang tampak dalam cerita (wawan,2008:120).
2.2.8 Sinetr on Tukang Bubur Naik Ha ji The Ser ies
Tukang bubur naik haji the series merupakan sebuah sinetron yang
ditayangkan di RCTI setiap hari mulai pukul 19.30 WIB dengan durasi satu setengah
jam. Sinetron ini diproduksi oleh SinemArt, pertama kali ditayangkan tanggal 28 Mei
2012 dan sampai saat ini masih terus berjalan. Pemainnya antara lain adalah Mat
Solar,Uci Bing Slamet, Citra Kirana, Andi Asyril Rahman, Aditya Herpavi Rachman,
Latif Sitepu dan masih banyak lagi. Sinetron ini terus mengalami peningkatan rating
meski tokoh utama tidak terlihat lagi. Saat ini sinetron Tukang Bubur Naik Haji The
Series ini menjadi Sinetron terpanjang ke-4 di Indonesia. Selain itu sinetron ini
Cerita keseluruhan Tukang Bubur Naik Haji seperti menonton kehidupan
masyarakat sehari-hari, yang di dalamnya termasuk perilaku kita sendiri. Kita yang
seolah-olah seorang dermawan sejati, padahal sebenarnya kita sangat mengharapkan
pujian orang. Sebenarnya ada kecenderungan kita ingin pamer. Bagaimana kita selalu
berpenampilan suci, padahal apa yang kita lakukan seringkali keji. Bahkan kepada
orang yang pernah menolong kita sekalipun. Kepalsuan-kepalsuan yang hanya kita
sendiri yang tahu, selalu membuat kita tersenyum jengah. Kesemuanya disajikan
secara manis dan lucu dalam serial ini.
Ada tokoh Haji Sulam yang penyabar, selalu tersenyum, ia memiliki usaha
bubur ayam. Berkat ketekunan dan keikhlasannya, akhirnya ia bisa naik haji dan
memperbesar usaha bubur ayamnya. Bang Sulam tinggal bersama Rodiah (Uci Bing
Slamet) istrinya, dan Emak (Nani Wijaya). Tetangga Bang Sulam, H. Muhidin (Latief
Sitepu) dan Hj. Maemunah , entah mengapa selalu memusuhi keluarganya. Bahkan
anak mereka, Rumanah (Citra Kirana) dilarang berhubungan dengan Robby (Andi
Arsyil), adik ipar Bang Sulam. Fitnah-fitnah tentang keluarga Bang Sulam pun
berdatangan. Bagaimana keluarga Bang Sulam menyikapi segala nikmat dan cobaan
yang ia dan keluarga hadapi sehari-hari.
Pada awalnya sinetron ini menceritakan bagaimana kehidupan keluarga haji
sulam setelah dia berhasil mewujudkan impiannya untuk naik haji. Namun saat ini
kesombongan dan sifat irinya yang tidak ada hentinya kepada keluarga haji Sulam.
Saat ini Aktor Utama yang pada awalnya Haji Sulam sudah tidak pernah muncul lagi
dengan diceritakannya dalam sinetron ini dia saai ini berjualan bubur di Madinah.
Oleh karena itu sutradara merubah actor Utama sinetron tersebut dengan Haji
Muhidin. Sehingga sinetron ini menjadi semakin seru dan menarik untuk selalu
ditonton penggemar dari sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. Semoga acara
ini bisa menjadi cermin bagi kita pemirsa untuk berkaca dan berbenah diri dalam
bersikap
di
lingkungan
keluarga
maupun
masyarakat
(sumber
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tukang_Bubur_Naik_Haji_The_Series
).
2.2.9 Teor i Keguna an dan Kepuasan (Uses and Gratifications)
Model ini digambarkan sebagai a dramatic break with effect tradition of the
past (Swanson,1979), suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model
ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media kepada diri orang, tetapi ia tertarik
pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara
aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah
uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan (Rakhmat,2007:65).
Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi
permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku
Jadi bobotnya ialah pada khalayak yang aktif,yang sengaja menggunakan media
untuk mencapai tujuan khusus (Effendy,2000:289).
Adapun asumsi-asumsi dasar model uses and gratifications menurut Blumer
dan Katz, antara lain :
1.
Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media
massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2.
Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
3.
Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari
rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini
terpenuhi melalui komsumsi media amat bergantung kepada perilaku
khalayak yang bersangkutan.
4.
Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak,artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5.
Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum
diteliti lebuh dahulu orientasi khalayak (Rakhmat,2005:205).
Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media
media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan lagi khalayak
untuk menggunakan media. Sebaliknya,mereka percaya bahwa ada banyak alasan
khalayak untuk menggunakan media. Menurut teori ini,konsumen media mempunyai
kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan
media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Teori ini juga
menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan
(Nurudin,2007,192).
Model ini memulai dengan lingkungan social (social environment) yang
menentukan kebutuhan kita. Lingkungan social tersebut meliputi cirri-ciri afiliasi
kelompok dan cirri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s needs)
dikategorisasikan sebagai cognitive needs,effective needs,personal integrative,social
integrative needs, dan escapist needs.
1.
Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan peneguhan informasi,pengetahuan dan pemahaman mengenai
lingkungannya.
2.
Affective needs (kebutuhan afektif) adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan peneguhan pengalaman-pengalaman estetis,menyenangkan dan
emosional.
3.
Personal integrative needs (kebutuhan sosial secara integrative) adalah
4.
Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integrative) adalah
kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
kontak
dengan
keluarga,teman, dan dunia.
5.
Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah berkaitan dengan upaya
menghindar dari tekanan,ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
2.3
Kera ngka Ber pikir
Televisi merupakan media yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia.
Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa,karena dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan yang
tidak dimiliki oleh media lainnya yaitu bersifat audiovisual (didengat dan dilihat).
Melalui media ini,khalayak dapat menyaksikan banyak program acara mulai
dari hiburan sampai berita (news), apalagi semakin banyaknya stasiun-stasiun televisi
baru yang menyajikan banyak program acara menarik baik itu hiburan maupun berita
(news) sehingga membuat khalayak untuk lebih aktif dalam memilih program acara
yang sesuai dengan kebutuhan untuk menggunakan media massa.
Dalam penelitian ini,peneliti berusaha mengetahui motif pemirsa di Surabaya
dalam menonton sinetron “Tukang Bubur Naik Haji The Series” di RCTI. Dalam
sinetron ini mengisahkan secara keseluruhan kehidupan sehari-hari seperti yang
berbeda-beda. Melalui karakter-karakter inilah sebenarnya menyampaikan isi pesan
sinetron ini kepada pemirsa. Sinetron ini dapat dijadikan cermin untuk berbenah diri
dalam bersikap dan dapat dijadikan sebagai hiburan terlebih bagi masyarakat kota
dengan aktifitas yang padat membuat mereka sehingga tidak mempunyai waktu untuk
merelaksasikan pikiran. Pada kondisi inilah peran media sangat dibutuhkan.
Peneliti berusaha mengetahui hal tersebut diatas melalui motif seseorang
terhadap objek yang disebabkan karena kondisi yang memperngaruhi pandangan
seseorang. Tentunya setiap orang mempunyai motif yang berbeda-beda dalam
menggunakan media televisi ini. Baik berupa informasi,pendidikan maupun hiburan.
Menurut Blummer dan Rakhmat (1998:66) motif terdiri dari : motif kognitif yaitu
dorongan kebutuhan untuk menambah pengetahuan,motif diversi yaitu dorongan
kebutuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Gamba r 2.1
Bagan ker angka ber pikir penelitian Motif Pemir sa Sur a baya dalam menonton
Sinetr on “Tukang Bubur Naik Haji The ser ies” di RCTI.
Motif pemirsa dalam
menonton :
-
Motif informasi
-
Motif identisas
pribadi
-
Motif integrasi dan
interaksi sosial
-
Motif diversi
Sinetron “Tukang
bubur naik haji the
series” di RCTI
Analisis
deskript if
3.1 Definisi Oper asional dan Pengukur a n Var iabel
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana peneliti akan
menjabarkan dan menginterprestasikan data hasil penelitian secara sistematis
mengenai motif pemirsa dalam menonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji The
Series di RCTI.
3.1.1 Definisi Oper asional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana
caranya mengukur suatu varuabel. Yang dimaksud dengan variabel definisi
operasional adalah suatu pembatasan atau perincian kegiatan-kegiatan operasional
yang dilakukan guna mengukur variabel serta indikatornya. Penelitian ini
menggunakan meyode survey dengan tipe penelitian deskriptif,yaitu mendeskripsikan
motif masyarakat Surabaya dalam menonton sinetron “Tukang Bubur Naik Haji The
Series” di RCTI. Motif dioperasionalisasikan sebagai semua penggerak,alasan atau
dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motif adalah pengertian yang
meliputi penggerak,alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang
adanya kebutuhan, dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan. Adapun
motif yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
1.
Motif Kognitif
Yaitu adanya keinginan serta dorongan yang tumbuh dan berkembang dalam
diri individu sehingga masyarakat memilih sinetron “Tukang Bubur Naik Haji
The Series” untuk menghibur dan menambah wawasan informasi atau bahan
dasar pembicaraan dengan keluarga atau dengan teman.
Motif kognitif ini indikatornya :
a.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
Adanya keinginan untuk mengetahui tips bagaimana menjadi pribadi atau
seorang yang selalu bekerja keras dan sabar dalam menjalani kehidupan.
Melalui setiap adegan atau alur cerita dalam sinetron tersebut secara tidak
langsung memberikan informasi tips-tips tersebut.
b.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
Adanya informasi tentang bagaimana toleransi antar umat beragama itu
terjalin dalam kehidupan bermasyarakat.
c.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
saya ingin menambah wawasan ilmu Agama Islam sebagai bahan dasar
pembicaraan atau masukan dari orang lain. Misalnya salah satunya
adegan itu, secara langsung dapat memberikan informasi yang
mengandung nilai agama Islam.
d.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
Saya ingin mendapatkan informasi tentang cerita seorang tukang bubur
yang dapat mencapai impiannya untuk pergi haji.
e.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Ther Series di RCTI,
saya ingin mendapatkan gambaran hal yang baik dan hal yang buruk
tentang kehidupan manusia.
2.
Motif Identitas Pribadi
Yaitu adanya dorongan yang tumbuh serta berkembang dalam diri individu
untuk mendapatkan contoh-contoh nilai teladan. Dalam hal ini masyarakat
memilih suatu sinetron karena ketertarikannya akan rubrik atau tema yang
diangkat. Sehingga timbul keinginan untuk menonton sinetron “Tukang
Bubur Naik Haji The Series” di RCTI untuk dijadikan peneguh atau penguat
nilai,sikap, dan pemikiran serta perilaku.
Motif Identitas Pribadi ini indikatornya :
a.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
saya ingin Menemukan model perilaku atau figur seorang yang patut
untuk diterapkan pada diri sendiri. Misalnya dari sosok figur Haji Sulam
berusaha. Dari sosok figur Haji Sulam sangat patut dicontoh dan
diterapkan dalam diri kita.
b.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
karena adanya keinginan untuk mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai
yang diperoleh dari figur yang patut untuk dicontoh.
c.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
saya ingin dapat memupuk rasa empati dan kepedulian terhadap
lingkungan sekitar.
d.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
Untuk mendapatkan manfaat dari film “Tukang Bubur Naik Haji The
Series” sehingga dapat Meningkatkan pemahaman mengenai diri sendiri.
e.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
saya ingin mendapatkan informasi tentang model berhijab yang saat ini
menjadi trend remaja muslim yang dikenakan oleh rukmana dalam
sinetron tersebut.
3.
Motif Diversi
Yaitu adanya keinginan serta dorongan yang tumbuh dan berkembang dalam
diri individu sehigga masyarakat memilih menonton sinetron yang menjadi
terfavorit di RCTI dikarenakan sekedar ingin bersantai atau melepaskan diri
dari rutinitas sehari-hari :
a.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
saya ingin mengisi kekosongan waktu untuk selalu mengikuti kelanjutan
dari sinetron tersebut setiap harinya.
b.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
saya ingin mendapat hiburan untuk bersantai melalui lelucon yang
disajikan oleh tokoh dalam cerita sinetron tersebut setiap harinya.
c.
Saya menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI,
saya ingin melepaskan diri dari kejenuhan,seperti kejenuhan dari rutinitas
sehari-hari,adanya kesibukan di sekolah,ditempat kerja,maupun dirumah
dengan menikmati cerita sinetron tersebut setiap episode nya.
Masing-masing variabel motif akan dibentuk dan dicerminkan oleh
masing-masing pertanyaan sehingga akan memberikan pendapat terhadap motif itu sendiri.
3.1.2
Pengukur an va r iabel
Pengukuran motif ini diukur melalui pemberian skor dengan menggunakan
modifikasi model skala Likert (skala sikap). Metode ini merupakan metode
pengskalaan pernyataan sikap dengan menggunakan distribusi respon sebagai dasar
penentuan skalanya. Untuk pengskalaan dengan model ini, responden diberi daftar
pertanyaan mengenai motif dan sikap pernyataan akan diselesaikan jawaban yang
harus dipilih oleh responden untuk menyatakan kesetujuan dan ketidaksetujuannya
Pilihan jawab masing-masing pernyataan digolongkan dalam empat macam
kategori, yaitu “sangat setuju” (SS), “setuju” (S), “sangat Tidak Setuju” (STS),
“Tidak Setuju” (TS). Dalam penelitian ini tidak digunakan alternative jawaban
ragu-ragu (Undecide), alasannya menurut Hadi (dalam Ariyanti.2005:24) adalah sebagai
berikut :
a.
undecided memiliki arti ganda,bisa diartikan belum dapat memberikan
jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda
(multi interpretable) ini tidak diharapkan dalam instrument.
b.
Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab
ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu
akan kecenderungan jawabannya.
c.
Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data
penelitian hingga mengurangi banyaknya informasi yang dapar dijaring
oleh responden.
Pada tahap selanjutnya, empat kategori jawaban diatas akan diberi nilai sesuai
dengan jawaban yang dipilih oleh responden. Sedangkan pemberian nilainya sebagai
berikut :
-
Sangat tidak setuju (STS)
: diberi skor 1
-
Tidak setuju (TS)
: diberi skor 2
-
Sangat Setuju (SS)
: diberi skor 4
Seiring dengan cara menjumlahkan skor dari setiap items dan tiap-tiap angket,
sehingga diperoleh skor total dari tiap pernyataan tersebut untuk masing-masing
individu. Selanjutnya tiap-tiap indikator untuk motif diukur melalui
pernyataan-pernyataan yang terdapat pada angket. Total skor dari tiap kategori,dikategorikan ke
dalam 3 interval, yaitu rendah,sedang,tinggi.
Penentuan interval dilakukan dengan penggunaan range. Range
masing-masing kategori ditentukan dengan :
Keterangan :
Range
: Batasan tiap tingkatan
Skor tertinggi : Nilai tertinggi x Jumlah item pertanyaan
Skor terendah : Nilai terendah x Jumlah item pertanyaan
Jenjang
: 2 tingkatan yaitu rendah dan tinggi
Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh tingkat interval untuk mengetahui
motif pemirsa Surabaya dalam menonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji The
Series di RCTI, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :
R (Range) = Skor ter tinggi – skor ter endah
1.
Dalam motif kognitif terdapat lima pertanyaan tentang responden yang
menonton sinetron “tukang bubur naik haji the series” RCTI di Surabaya,
ingin untuk mengetahui tips bagaimana menjadi pribadi atau seorang yang
selalu bekerja keras dan sabar dalam menjalani kehidupan, Adanya informasi
tentang bagaimana toleransi antar umat beragama itu terjalin dalam kehidupan
bermasyarakat, Ingin mengetahui informasi menambah wawasan ilmu Agama
Islam sebagai bahan dasar pembicaraan atau masukan dari orang lain,
keinginan menambah informasi tentang cerita seorang tukang bubur yang
dapat mencapai impiannya untuk pergi haji, Ingin mendapatkan gambaran hal
yang baik dan hal yang buruk tentang kehidupan manusia.
Maka :
Motif informasi = (4 x 5) – (1 x 5) = 20 – 5 =