• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JUMLAH PERSEDIAAN BAHAN BAKU, KAPASITAS MESIN DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADA VOLUME PRODUKSI PADA CV SANYU PAINT, TROPODO - SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH JUMLAH PERSEDIAAN BAHAN BAKU, KAPASITAS MESIN DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADA VOLUME PRODUKSI PADA CV SANYU PAINT, TROPODO - SIDOARJO."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Untuk Memperoleh Gelar Sar jana Administr asi Bisnis Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

OLEH :

ITA ZULI ASTUTIK NPM. 1042010006

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

OLEH :

ITA ZULI ASTUTIK 1042010006

Tela h Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui. PEMBIMBING UTAMA

Dr . Eddy Poer nomo, S.E, M.M

NIP.195408251984031001

Menyetujui. DEKAN

Dr a . Ec. Hj. Supar wati, M.Si

(3)

ITA ZULI ASTUTIK 1042010006

Telah diper ta hankan diha dapa n dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usa n Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas

Pembanguna n Nasional “ Veter an” J awa Timur Pada ta nggal 18 J uli 2014

Menyetujui,

PEMBIMBING TIM PENGUJ I: 1. Ketua

Dr . Eddy Poer nomo, S.E., M.M Dr a. Ec. Hj. Supar wati, M.Si

NIP. 195408251984031001 NIP. 195507181983022001

2. Sekreta r is

Dr . Eddy Poer nomo, S.E., M.M NIP. 195408251984031001 3. Anggota

Susi Har iyawati, S.Sos, M.Si

NIP. 1964021519910302001

Mengetahui, DEKAN

(4)

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan proposal ini yang berjudul “Pengar uh J umlah Per sediaan Bahan Baku,

Ka pasitas Mesin dan Tenaga Ker ja Ter ha dap Volume Pr oduksi pada CV. Sanyu

Paint Tr opodo - Sidoar jo” . Penulisan proposal ini merupakan salah satu kewajiban

bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka memenuhi tugas akademik guna

melengkapi sebagian syarat untuk menempuh ujian skripsi.

Hasil penulisan proposal ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun

terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Bapak Dr. Eddy Poernomo, S.E, M.M

sebagai dosen pembimbing. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal ini :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Lia Nirawati, M.Si selaku ketua program studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

(5)

4. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan proposal ini.

5. Seluruh teman-teman penulis yang selalu memberi dukungan dan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan tersebut dapat

memberi limpahan berkat dari Allah SWT. Penulis menyadari dengan segala

kerendahan hati bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna dan banyak

kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun

senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan proposal ini.

Harapan penulis, semoga dengan terselesainya proposal ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Surabaya, Juli 2014

(6)

Halama n

2.2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi... 12

2.2.1.2 Tujuan Manajemen Produksi ... 16

2.2.1.3 Fungsi Produksi dan Operasi ... 16

2.2.1.4 Ruang Lingkup Manajemen Produksi ... 18

(7)

2.2.3.2 Jenis-jenis Proses Produksi ... 24

2.2.3.3 Kekurangan dan Kelebihan Proses Produksi ... 28

2.2.4 Persediaan ... 31

2.2.4.1 Pengertian Persediaan ... 31

2.2.4.2 Fungsi Persediaan... 31

2.2.4.3 Jenis-jenis Persediaan ... 32

2.2.4.4 Tujuan Pengadaan Persediaan ... 34

2.2.5 Bahan Baku... 35

2.2.5.1 Pengertian Bahan Baku dan Fungsinya ... 35

2.2.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bahan Baku ... 36

2.2.6 Mesin ... 38

2.2.6.1 Pengertian Mesin ... 38

2.2.6.2 Jenis-jenis Mesin ... 39

2.2.6.3 Kegiatan Pemeliharaan Mesin ... 39

2.2.7 Kapasitas Mesin ... 40

2.2.7.1 Pengertian Kapasitas Mesin ... 40

2.2.7.2 Ukuran-ukuran Dasar Kapasitas... 41

2.2.8 Tenaga Kerja ... 42

2.2.8.1 Pengertian Tenaga Kerja... 42

2.2.8.2 Jenis-jenis Tenaga Kerja ... 42

2.2.8.3 Penentu Jumlah Tenaga Kerja ... 43

2.2.8.4 Pengelolaan Tenaga Kerja Dalam Operasi ... 44

2.2.9 Volume Produksi ... 45

2.2.9.1 Pengertian Volume Produksi ... 45

2.2.9.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Produksi ... 45

(8)

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 52

3.4.1.2 Uji Multikolinieritas ... 55

3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 56

3.4.1.4 Uji Autokorelasi ... 56

3.4.2 Teknik Analisis Data ... 57

3.4.3 Uji Hipotesis ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... . 62

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 62

4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan... 62

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 63

4.1.3 Struktur Organisasi... 64

4.1.4 Tenaga Kerja... 70

4.1.5 Proses Produksi... 71

4.2 Penyajian Data... 72

4.2.1 Deskripsi Data Jumlah Persediaan Bahan Baku... 73

(9)

4.3.1 Asumsi Klasik... 78

4.3.1.1 Uji Normalitas... 78

4.3.1.2 Uji Multikolinieritas... 79

4.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas... . 81

4.3.1.4 Uji Autokorelasi... 83

4.3.2 Hasil Regresi Linier Berganda... . 84

4.4 Pengujian Hipotesis... 86

4.4.1 Uji F... 86

4.4.2 Uji t... 88

4.4.3 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinans... 94

4.5 Pembahasan... 96

4.5.1 Hasil Uji F... 96

4.5.2 Hasil Uji t... 96

4.5.2.1 Pengaruh Jumlah Persediaan Bahan Baku Terhadap Volume Produksi... 96

4.5.2.2 Pengaruh Kapasitas Mesin Terhadap Volume Produksi... 97

4.5.2.3 Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Volume Produksi... .. 97

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN... 98

5.1Kesimpulan... 98

5.2Saran... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(10)

Tabel 1.1 Persediaan Bahan Baku, Kapasitas Mesin, Jumlah Tenaga Kerja

dan Volume Produksi 2010 – 2013... 7

Tabel 4.1 Jumlah Persediaan Bahan Baku... . 73

Tabel 4.2 Kapasitas Mesin... . 75

Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kerja... . 76

(11)

Gambar 2.1 Persediaan Bahan Baku, Kapasitas Mesin, Tenaga Kerja, Dan Volume

Produksi Tahun 2010-2013... 48

Gambar 3.1 Daerah Keputusan Autokorelasi ... 57

Gambar 3.2 Kurva Distribusi F ... 59

Gambar 3.3 Kurva Distribusi t ... 61

Gambar 4.1 Struktur Organisasi... 65

(12)

Lampiran 1 Tabel 4.1 Jumlah PersediaanBahanBaku... . 73

Tabel 4.2 Kapasitas Mesin... . 75

Lampiran 2 Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kerja ... 76

Tabel 4.4 Volume Produksi... . 77

Lampiran 3 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas... . 79

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas... 80

Lampiran 4 Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 82

Lampiran 5 Tabel 4.8 Nilai Durbin Watson... . 83

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... . 84

Lampiran 6 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji F... 86

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji t... 89

Lampiran 7 Tabel 4.12 Hasil Analisi Uji t... 93

Tabel 4.13 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinan... 95

Lampiran 8 Gambar 4.3 Scatter Plot Residual VS Fits... 81

Gambar 4.4 Kurva Daerah Penerimaan dan Ponalakan Ho Uji F... 88

Lampiran 9 Gambar 4.5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t Variabel X1... 90

Gambar 4.6 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t Variabel X2... 91

(13)

ITA ZULI ASTUTIK 1042010006

ABSTRAKSI

CV Sanyu Paint adalah industri cat yang berdiri sejak tahun 1984. Pada awalnya perusahaan ini memproduksi kolteer (pelapis atap kayu) yang bertujuan untuk menghilangkan rayap. Pada tahun 1994 CV Sanyu Paint hanya memproduksi cat tembok merk Astex. Kemudian pada tahun 2003 perusahaan tersebut mulai memproduksi cat genteng dengan merk Astex dan Boster. Semakin bertambahnya waktu, CV Sanyu Paint berkembang dan mulai melebarkan variasi produknya. Produk baru yang diproduksi tetap pada core bisnis yang sebelumnya, yaitu bahan bangunan. Produk baru itu mulai dari cat tembok, cat genteng, plamur dan thinner.

Populasi dalam penelitian ini adalah CV Sanyu Paint pada tahun 2010-2013. Sedangkan penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Data internal perusahaan untuk variabel jumlah persediaan bahan baku (X1), kapasitas mesin (X2), jumlah tenaga

kerja (X3) dan volume produksi (Y) diperoleh melalui CV Sanyu Paint mulai tahun

2010-2013.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis dengan menggunakan uji Fhitung dapat diketahui bahwa secara simultan jumlah persediaan bahan

baku (X1), kapasitas mesin (X2) dan jumlah tenaga kerja (X3) berpengaruh terhadap

volume produksi (Y). Sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji thitung bahwa secara parsial jumlah persediaan bahan baku (X1) tidak terdapat

pengaruh terhadap volume produksi (Y), Kapasitas mesin (X2) dan jumlah tenaga kerja

(X3) secara parsial tidak terdapat pengaruh terhadap volume produksi (Y).

Kata kunci : jumlah persediaan bahan baku, kapasitas mesin, jumlah tenaga

(14)

ITA ZULI ASTUTIK 1042010006

ABSTRACT

CV Sanyu Paint is industry that stood since 1984. Initially the company produced kolteer (wooden roof coatings) which aims to eliminate termites. In 1994 CV Sanyu Paint wall paint brands only produce Astex. Then in 2003 the company began producing the Atex paint tile with brands and booster. The increasing time, CV Sanyu Paint developed and began to widen its product variations. The new products are produced ranging from paint, tile paint, and thinner plamur.

The population in this study is the CV Sanyu Paint in 2010-2013. While the determination of the sample using purposive sampling technique. Collecting data in this study using techniques of documentation. The company's internal data to a variable

number of raw material inventory (X1), the capacity of the machine (X2), the amount of

labor (X3) and the volume of production (Y) is obtained through the CV Sanyu Paint started 2010-2013.

Based on the results of multiple regression analysis and hypothesis testing by

using test of Fhitung can be seen that the number of simultaneous supply of raw materials

(X1), the capacity of the machine (X2) and the amount of labor (X3) affect the volume of production (Y). While based on hypothesis testing using thitung trials that partial amount of raw material inventory (X1) there is no effect on the volume of production (Y), the engine capacity (X2) and the amount of labor (X3) partially there is no influence on production volume (Y).

Keywords: amount of raw material inventory, engine capacity, the amount of labor

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki era pasar bebas yang sudah di depan mata, memaksa para pemilik perusahaan atau pabrik untuk tetap survive dalam bersaing dengan perusahaan lain dalam mengandalkan produk yang dihasilkan. Tuntutan kebutuhan konsumen yang kian hari kian bertambah jumlah maupun macamnya juga merupakan hal yang membuat perusahaan-perusahaan tersebut berusaha semaksimalkan mungkin memenuhi segala tuntutan itu dengan tetap menekankan prinsip efektifitas dan efisiensi. Dalam pemenuhan kebutuhan konsumen, setiap perusahaan manufaktur dituntut untuk melakukan proses produksi yang efisien. Selain itu proses lain yang penting dalam proses produksi adalah proses finishing, hal ini dapat dijadikan sebagai penyempurnaan dari semua proses produksi yang telah berlangsung agar produk yang dihasilkan lebih berkualitas.

(16)

Tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh laba maksimum yang diperoleh dari penjualan produk. Untuk menghasilkan suatu produk maka banyak faktor yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu produk dengan cara memproduksi. Agar proses produksi berjalan dengan lancar maka faktor yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah jumlah bahan baku yang digunakan, mesin, tenaga kerja dan biaya yang harus dikeluarkan atau yang harus dianggarkan untuk kelangsungan proses produksi. Faktor-faktor tersebut sangat penting dimana salah satu ada yang tidak aktif maka proses produksi akan mengalami hambatan atau proses produksi akan terhenti.

Agar sukses dalam menciptakan suatu produk maka setiap perusahaan harus dapat menetapkan strategi manajemen produksi dan operasi yang di dalamnya merupakan kegiatan mengatur dan mengkoordinasikan alat dan sumber daya- sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, sumber daya biaya dan bahan secara efisien dan efektif untuk menciptakan dan menambah nilai kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.

(17)

Dalam kegiatan produksi dibutuhkan tempat untuk produksi, peralatan produksi dan orang yang melakukan produksi. Benda-benda atau alat-alat yang digunakan untuk terselenggaranya proses produksi disebut faktor-faktor produksi. Jadi faktor produksi adalah setiap benda atau alat yang digunakan untuk menciptakan, menghasilkan benda atau jasa.

Faktor-faktor produksi disebut juga sumber daya ekonomi, atau alat produksi yang meliputi faktor produksi alam, faktor produksi tenaga kerja, faktor produksi modal dan faktor produksi ketrampilan. Dalam proses produksi, faktor-faktor produksi harus digabungkan, artinya antara faktor-faktor produksi yang satu dengan yang lainnya tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus dikombinasikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya suatu industri meliputi modal, tenaga kerja, bahan mentah atau bahan baku, transportasi, sumber energi atau bahan bakar, tenaga kerja dan pemasaran.

Bila dilihat dari kegiatan atau proses produksi maka akan terlihat masalah utama dalam proses produksi adalah tersedianya bahan baku. Pada dasarnya persediaan mempermudah dan memperlancar jalannya operasi suatu perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut dalam memproduksi barang serta menyampaikan kepada konsumen. Setiap perusahaan baik perusahaan industri maupun perusahaan dagang selalu mempunyai persediaan bahan baku yang memadai agar dapat memperlancar jalannya suatu proses produksi.

(18)

kemacetan dalam kegiatan produksi, perlu adanya sejumlah persediaan bahan baku yang cukup, dengan demikian pelaksanaan proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan dalam hal bahan baku. Namun hal ini tidak berarti perusahaan harus menyediakan bahan baku yang berlebihan agar terjaminnya proses produksi, sebab jika persediaan berlebihan maka akan mengakibatkan tertanamnya modal secara tidak produktif yang juga mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu perusahaan memerlukan bahan baku dengan kualitas yang terjamin dan cukup untuk proses produksi yang telah direncanakan.

Selain bahan baku yang mempengaruhi kelancaran jalannya proses produksi adalah kapasitas mesin. Besarnya jumlah kapasitas produksi juga tidak lepas dari kapasitas mesin yang digunakan untuk proses produksi untuk dapat menghasilkan produk yang maksimal. hal ini semakin banyak kapasitas produksinya tentunya membutuhkan kapasitas mesin yang efektif dan efesien untuk proses produksi yang tidak sedikit jumlahnya. dan dalam proses produksi juga tidak lepas dari jumlah tenaga kerja yang digunakan.

Tenaga kerja merupakan segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang ditujukan untuk kegiatan produksi. Faktor tenaga kerja memegang peranan penting dalam berbagai macam dan jenis serta tingkatan kegiatan produksi.

(19)

produksi tersebut. Faktor tenaga kerja memegang peranan penting dalam berbagai macam dan jenis serta tingkatan kegiatan produksi.

Dalam kegiatan produksi tidak lepas dari tenaga kerja karena yang sangat dominan untuk melancarkan kegiatan produksi hingga memperoleh hasil produksi dari suatu kegiatan produksi adalah tenaga kerja. Dengan tenaga kerja kegiatan produksi itu akan cepat terselesaikan dengan baik. Apabila tenaga kerja itu dididik dengan baik hingga menjadi tenaga kerja yang professional yaitu tenaga kerja yang memiliki ketrampilan dan kemampuan sehingga mampu bekerja lebih produktif pasti hasil produksi yang diperoleh akan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Oleh karena itu faktor Jam kerja tenaga kerja merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh satu orang dalam satu jam. Waktu yang diperlukan oleh satu orang atau sebuah mesin untuk menjalankan satu operasi atau untuk mencapai hasil tertentu. Tenaga kerja pun harus selalu ditingkatkan kemampuan atau ketrampilannya baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Semakin terbatasnya lapangan kerja dewasa ini, ditambah lagi banyaknya karyawan yang mengalami PHK di berbagai perusahaan, menyebabkan banyak munculnya wirausahawan baru.

(20)

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh CV Sanyu Paint adalah volume produksi yang dihasilkan selama masa proses produksi, mulai bahan baku sampai pada produk jadi, dimana total volume pada saat proses produksi pada tahun 2010-2013 dari bulan Januari sampai bulan Desember ditunjukkan pada tabel 1.1 yaitu laporan rekapitulasi volume produksi pada CV Sanyu Paint adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

J umlah Per sediaan Bahan Baku Tahun 2010-2013

(21)

Tabel 1.2

Kapasitas Mesin Tahun 2010-2013

Bulan Kapasitas mesin (jam)

2010 2011 2012 2013

J anuar i 32 50 38 52

Februari 40 46 52 26

Maret 38 52 40 24

April 40 28 48 40

Mei 32 44 48 36

J uni 54 46 52 38

J uli 54 64 56 48

Agustus 54 54 24 20

September 34 46 42 26

Oktober 52 52 46 24

November 50 48 56 20

Desember 48 36 46 24

Total 528 566 548 378

Sumber: CV Sanyu Paint, 2014

(22)

Tabel 1.3

J umlah Tenaga Kerja Tahun 2010-2013

Bulan Tenaga Ker ja

2010 2011 2012 2013

J anuar i 58 62 58 58

Febr uar i 58 60 58 58

Mar et 58 60 58 58

Apr il 58 60 60 58

Mei 60 62 60 54

J uni 60 62 60 54

J uli 60 60 60 54

Agustus 58 60 58 60

September 58 62 58 60

Oktober 58 62 58 60

November 60 60 55 60

Desember 60 60 55 60

Total 706 730 698 694

Sumber: CV Sanyu Paint, 2014

(23)

Tabel 1.4

Seperti pada tabel diatas yang menunjukkan bahwa volume produksi terendah terjadi pada tahun 2013 pada bulan Desember yaitu sebesar 7.007 kg sedangkan tertinggi terjadi pada tahun 2011 pada bulan Juli yaitu sebesar 70.750 kg.

Dengan melihat permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh J umlah Persediaan Bahan Baku, Kapasitas Mesin dan J umlah Tenaga Kerja Ter hadap Volume Pr oduksi pada CV. Sanyu Paint Tropodo - Sidoar jo.”

1.2 Rumusan Masalah

(24)

1. Apakah berpengaruh antara jumlah persediaan bahan baku, kapasitas mesin dan jumlah tenaga kerja secara simultan terhadap volume produksi pada CV. Sanyu Paint?

2. Apakah berpengaruh antara jumlah persediaan bahan baku, kapasitas mesin dan jumlah tenaga kerja secara parsial terhadap volume produksi pada CV. Sanyu Paint?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian terhadap masalah tersebut adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah persediaan bahan baku, kapasitas mesin dan jumlah tenaga kerja secara simultan terhadap volume produksi pada CV. Sanyu Paint.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah persediaan bahan baku, kapasitas mesin dan jumlah tenaga kerja secara parsial terhadap volume produksi pada CV. Sanyu Paint.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

(25)

utamanya terkait dengan teori manajemen produksi khususnya variabel-variabel yang mempengaruhi volume produksi.

2. Manfaat Empiris a. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan informasi tambahan bagi pengusaha percetakan dan menjalankan perencanaan dan pengambilan keputusan strategi produksi pada masa yang akan datang.

b. Referensi Penelitian yang akan datang

(26)

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini terdapat penelitian terdahulu yang bisa dijadikan acuan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah:

1. Dini Lies Setyowati (2010) dengan judul “Pengaruh Kualitas Bahan Baku dan Kualitas Produk terhadap Efisiensi Biaya Produksi pada PT. WARNATAMA CEMERLANG”. Rumusan masalah yang dirumuskan adalah Apakah kualitas bahan baku dan kualitas produk mempunyai pengaruh terhadap efisiensi biaya produksi dan diantara kualitas bahan baku dan kualitas produk manakah yang lebih dominan pengaruhnya terhadap efisiensi biaya produksi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh langsung dari perusahaan. Analisis yang digunakan yaitu analisi regresi linier berganda.

(27)

Chemindo Medan yaitu kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh langsung dari perusahaan. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

Dari kedua penelitian terdahulu terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah antara penelitian terdahulu dan peneliti penulis yaitu sama-sama meneliti tentang persediaan bahan baku dan juga sama-sama-sama-sama menggunakan analisis regresi linier berganda. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulu meneliti tentang terdapatnya analisis pengaruh faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin terhadap produksi, serta pengaruh kualitas bahan baku dan kualitas produk, sedangkan peneliti penulis meniliti tentang terdapatnya pengaruh jumlah persediaan bahan baku, kapasitas mesin, dan jumlah tenaga kerja terhadap volume produksi.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Manajemen Produksi

2.2.1.1Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

Manajemen produksi dan operasi menurut Sofjan Assauri (2004:19), adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber-sumber daya manusia, sumber-sumber daya alat dan sumber-sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efesien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.

(28)

kegiatan-kegiatan yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan barang atau jasa itu. Sehingga dengan demikian dapat disadari bahwa manajemen produksi selalu terdapat dan berguna bagi semua organisasi, seperti pabrik pengolahan atau industri manufaktur, perhotelan, perdagangan, perbengkelan, rumah sakit, perkebunan, pelayanan dan lain sebagainya.

Sedangkan manajemen produksi menurut Agus Ahyari (2000:35), adalah proses dari perencanaan pengorganisasian, pergerakan, pengkoordiniran serta pengendalian dengan demikian usur-unsur yang terkendali didalam manajemen adalah:

a. Perencanaan sebagai serangkaian keputusan yang diambil sekarang untuk dikerjakan pada waktu yang akan datang.

b. Pengorganisasian sering diartikan sebagai kerjasama antara 2 (dua) orang atau lebih dengan atau tanpa peralatan untuk mencapai tujuan tertentu. c. Pergerakan yang baik akan mengikuti aspirasi dari bagiannya

masing-masing.

d. Pengkoordinasian dapat berjalan dengan baik bila ada kerjasama antar bagian atau antar masing-masing pihak.

e. Pengendalian diartikan sebagai pengawasan yang sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan perbaikan.

(29)

tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Para manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dalm jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.

Ada 4 macam pengambilan keputusan yang sering dihadapi dalam manajemen operasional yaitu :

a. Peristiwa yang pasti (certainty)

b. Peristiwa yang tidak pasti (uncertainty) c. Peristiwa yang resiko (under risk)

d. Peristiwa akibat konflik antar Negara (institusional conflik)

Pengambilan keputusan dalam manajemen operasi berkaitan dengan jangka waktu perencanaan.

a. Perencanaan jangka panjang berhubungan dalam hal yang strategis sehingga keputusan dimiliki oleh pimpinan puncak. Perencanaan jangka panjang biasanya mencakup waktu antara 24 sampai 60 bulan.

b. Perencanaan jangka menengah dimulai setelah perencanaan jangka panjang, waktu per 3 sampai 24 bulan. Perencanaan ini merupakan tugas dari manajer operasi, yang akan membuat keputusan taktis. Perencanaan ini harus konsisten dengan pimpinan puncak dan dilaksanakan diantara sumber daya yang telah diputuskan atau disediakan oleh keputusan strategis sebelumnya.

(30)

bertanggung jawab atas perencanaan untuk kemudian menjabarkan perencanaan jangka menengah rencana operasional bulanan, mingguan, atau harian. Perencanaan jangka pendek meliputi penugasan kerja, penjadwalan, pembebanan, pengurutan, dan pengiriman.

Adapun fungsi dalam manajemen operasional yaitu : 1. Proses pengolahan

Yaitu menyangkut metode teknik yang digunakan untuk pengolahan faktor masukan.

2. Jasa penunjang

Yaitu merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.

3. Perencanaan

Yaitu penetapan keterkaitan dan pengorganisasian kegiatan operasional yang akan dilakukan dalam satu kurun waktu periode tertentu.

4. Pengendalian dan pengawasan

Yaitu fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai yang telah direncanakan, sehingga masuk dan tujuan penggunaan dan pengolahan masukan yang secara nyata dapat dilaksanakan.

(31)

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi merupakan pengolahan secara optimal faktor-faktor produksi yang efektif dan efesien dalam memproduksi barang atau jasa yang berguna untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.2.1.2Tujuan Manajemen Produksi dan Operasi

Pada saat ini dirasakan adanya kebutuhan untuk menaikkan produktivitas didalam segala kegiatan ekonomi. Kenaikkan produktivitas ini dirasakan perlu, tidak saja didalam pabrik tetapi juga didalam badan atau lembaga yang meghasilkan jasa seperti bank, rumah sakit, jawatan pemerintah dan lain-lain. Permintaan terhadap barang jasa cenderung naik (terutama disebabkan adaya kenaikkan jumlah penduduk) sedangkan factor produksi (resources) terbatas adanya.

Menurut Sukanto, Indriyono (1996:2) adalah memproduksi atau mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah kualitas harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2.2.1.3Fungsi Pr oduksi dan Operasi

(32)

Dimana secara umum fungsi produksi terkait dengan tanggung jawab dalam pengolahan dan pentransformasian masukan menjadi keluaran berupa barang atau jasa yang akan dapat memberikan hassil pendapatan bagi perusahaan.

Menurut Sofjan Assauri (2004:23) fungsi produksi dan operasi diatas meliputi empat bagian penting, yaitu:

a. Proses pengolahan

Metode atau teknik yang digunakan untuk mengelolah masukan menjadi keluaran yang berupa barang atau jasa yang dapat dijual kepada pelanggan untuk memungkinkan perusahaan memperoleh hasil keuntungan yang diharapkan.

b. Jasa-jasa penunjang

Sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Jasa-jasa pelayanan produksi dapat berupa: desain produk, teknologi, cara penggunaan sumber daya.

c. Perencanaan

Penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.

(33)

Fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (output) pada kenyataanya dapat dilaksanakan. Untuk melaksanakan fungsi produksi diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan suatu sistem. Jadi produksi sebenarnya merupakan suatu sistem untuk menyediakan barang dan jasa yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Yang dimaksud dengan sistem adalah kumpulan dari unsur-unsur yang secara teratur saling mempengaruhi atau saling tergantung satu sama lainnya, yang keseluruhannya merupakan kesatuan. Suatu sistem mempunyai banyak komponen yaitu bahan, mesin, tenaga kerja dan informasi (Sofjan Assauri, 2004:25). Dua macam produksi yang dikenal yaitu:

a. Sistem Seri

Yaitu dua atau lebih sistem merupakan satu sistem yang lebih besar.

b. Sistem Pararel

Yaitu bila beberapa pabrik memproduksi barang yang serupa dan memasarkannya di beberapa pasar sehingga pabrik-pabrik tersebut dinyatakan sebagai sistem produksi besar.

2.2.1.4Ruang Lingkup Manajemen Produksi

(34)

produksi dan operasi, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang, serta keputusan-keputusan pada waktu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan pengoperasiannya, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka pendek. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi dan operasi meliputi kegiatan penyiapan sistem produksi dan operasi, dan kegiatan pengoperasian sistem produksi dan operasi.

Seperti apa yang diuraikan diatas, maka ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, serta pengoperasian dari sistem produksi dan operasi. Pembahasan dalam perancangan atau desain dari sistem produksi dan operasi meliputi:

a. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi (produk)

Kegiatan produksi dan operasi harus dapat menghasilkan produk, berupa barang atau jasa, secara efektif dan efisien, serta dengan mutu atau kualitas yang baik. Oleh karena itu sikap kegiatan produksi dan operasi harus dimulai dari penyeleksian dan perancangan produk yang akan dihasilkan. Kegiatan ini harus diawali dengan kegiatan-kegiatan atau penelitian atau riset, serta usaha-usaha pengembangan produk yang sudah ada.

(35)

dalam pembahasan ini perlu dikaji hubungan timbal balik yang erat antara produk dan rancangan produk dengan kapasitas produksi dan operasi.

b. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan

Setelah produk didesain, maka kegiatan yang harus dilakukan untuk merealisasikan usaha untuk menghasilkannya adalah menentukan jenis proses yang akan dipergunakan serta peralatannya. Dalam hal ini kegiatan harus dimulai dari penyeleksian dan pemilihan akan jenis proses yang akan dipergunakan, yang tidak terlepas dengan produk yang akan dihasilkan. kegiatan selanjutnya adalah menetukan teknologi dan peralatan yang akan dipilih dalam pelaksanaan kegiatan produksi tersebut. Penyeleksian dan penentuan peralatan yang dipilih, tidak hanya mencakup mesin dan peralatan tetapi juga mencakup bangunan dan lingkungan kerja.

c. Pemilihan lokasi, site perusahaan dan unit produksi

(36)

sumber-sumber bahan dan masukan (input), serta biaya pengangkutan dari barang jadi kepasar.

d. Rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses

Kelancaran dalam proses produksi dan operasi ditentukan pula oleh salah satu faktor yang terpenting di dalam perusahaan atau unit produksi, yaitu rancangan tata-letak (lay-out) dan arus kerja atau proses. Rancangan tata letak harus mempertimbangkan berbagai factor antara lain adalah kelancaran arus kerja, optimalisasi dari waktu pergerakan dalam proses atau material handling.

e. Rancangan tugas pekerjaan

Rancangan tugas pekerjaan merupakan bagian yang integrasi dari rancangan sistem. Dalam melaksanakan fungsi produksi dan operasi, maka organisasi kerja harus disusun, karena organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaan tugas pekerjaan, merupakan alat atau wadah kegiatan yang hendaknya dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan atau unit produksi dan operasi tersebut.

Rancangan tugas perusahaan harus merupakan suatu kesatuan dari

human engineering, dalam rangka untuk menghasilkan rancangan kerja

yang optimal. Disamping itu dalam penyusunan rancangan tugas pekerjaan harus pula memperhatikan kelengkapan tugas pekerjaan yang terkait dengan variabel tugas dalam struktur teknologi, dan mutu atau kualitas suasana kerja ditentukan oleh variabel manusianya.

(37)

Sebenarnya rancangan sistem produksi dan operasi harus disusun dengan landasan strategi produksi dan operasi yang telah disiapkan terlebih dahulu. Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan dari produksi dan operasi, serta nilai dan kebijakan-kebijakan dasar atau kunci untuk lima bidang, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu atau kualitas. Semua hal tersebut merupakan landasan bagi penyusunan strategi produksi dan operasi. Berdasarkan strategi produksi dan operasi, maka ditentukanlah pemilihan kapasitas yang akan di jalankan dalam bidang produksi dan operasi.

Setelah melihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan manajemen produksi itu dibutuhkan untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang dalam kehidupan sehari-hari sering dinyatakan sebagai dana atau uang, mesin, bahan dan manusia guna dapat meningkatkan kegunaan suatu barang atau jasa secara efisien melalui skill (yang dimiliki oleh orang-orang yang nantinya disebut manager).

(38)

2.2.2 Pr oduksi

2.2.2.1Pengertian Produksi

Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen, hasil itu biasa berupa barang atau jasa. Produksi merupakan manajemen dengan sistem-sistem transformasi yang mengubah masukan-masukan menjadi barang dan jasa yang bermanfaat dan saling berhubungan dengan yang lain.

Menurut Sofjan Assauri (2004:11) produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Untuk kegiatan tersebut dibutuhkan faktor-faktor produksi, tanah, modal, tenaga kerja dan skill.

Menurut Agus Ahyari (2000:6) produksi adalah kegiatan yang dapat menghasilkan tambahan manfaat penciptaan faedah baru, faedah itu dapat terdiri dari berbagai macam yaitu: faedah bentuk, faedah waktu dan faedah tempat.

Selain itu Pontas M. Pardede (2005:13) menyatakan bahwa produksi adalah sebagai kegiatan yang meliputi pemanfaatan berbagai jumlah dan jenis sumber daya untuk barang atau jasa.

(39)

2.2.3 Pr oses Produksi

2.2.3.1Pengertian Proses Produksi

Menurut Sofjan Assauri (2004:75) proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya.sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil.

Menurut Agus Ahyari (2000:65) yang dimaksud dengan proses produksi adalah merupakan suatu cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru, yang dilaksanakan dalam perusahaan.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan proses produksi adalah suatu cara, metode dan teknik dalam rangka menciptakan atau menambah nilai kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada dan terdiri dari tenaga kerja, uang, material dan mesin.

2.2.3.2J enis-jenis Proses Pr oduksi

(40)

a. Proses produksi terus-menerus (lin / continous process)

Urutan yang selalu sama dengan pelaksanaan proses produksi, pada umumnya produk yang dihasilkan bersifat homogen (satu macam) dan tidak tergantung pada spesifikasi yang diminta pembeli.

b. Proses produksi yang terputus-putus (intermentent process)

Yaitu proses produksi yang arus prosesnya ada dalam perusahaan tidak selalu sama, pada umumnya produk yang dihasilkan bersifat heterogen (lebih dari satu macam) dan tergantung pada spesifikasi yang diminta pembeli.

Untuk mengetahui jenis produksi dari suatu perusahaan tertentu, maka perlu diketahui sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terus-menerus

(continous processes manufacturing):

1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produk massa) dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisir.

2. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan disebut product lay out atau departmentation by product.

3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal dengan nama purpose machines.

(41)

kecil sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian atau

skill yang tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.

5. Apabila terjadi salah satu mesin atau peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses produksi akan terhenti.

6. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produknya kecil maka job struktur sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.

7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah dari intermittent process atau manufacturing.

8. Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus maka proses seperti ini membutuhkan maintenance specialist yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang banyak.

9. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang fixed (fixed path equipment) yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (conveyor).

Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus

(intermittent process atau manufacturing) adalah:

1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar dan didasarkan atas pesanan.

(42)

3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama, mesin ini dikenal dengan nama general purpose machines.

4. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan biasanya kurang otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat besar sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian yang tinggi.

5. Proses produksi tidak mudah atau akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.

6. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan variasi dari produknya besar, maka terhadap pekerjaan yang bermacam-macam sehingga pengawasannya lebih sulit.

7. Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalm proses lebih tinggi dari continous process atau manufacturing karena prosesnya terputus-putus.

8. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat flexibel yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau forklip.

(43)

Jadi sebenarnya perbedaan antara kedua proses ini adalah terletak pada panjang tidaknya waktu persiapan atau mengatur (set up) peralatan produksi digunakan untuk memproduksi suatu produk tanpa mengalami perubahan.

2.2.3.3Kekur angan dan Kelebihan Proses Produksi

Menurut Sofjan Assauri (2004:109) masing-masing jenis proses produksi yang telah disebutkan mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan.

a. Kekurangan proses produksi yang terus menerus (continous

manufacturing)

1. Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus untuk menghasilkan produk-produk yang :

a) Permintaannya (demand) besar dan stabil

b) Style produknya tidak mudah berubah

2. Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi kemacetan di suatu tempat atau tingkat proses (diawal, ditengah atau dibelakang), maka kemungkian seluruh proses produksi akan terhenti yang disebabkan adanya saling hubungan dan urut-urutan antara masing-masing tingkat proses.

(44)

b. Kelebihan proses produksi yang terus menerus (continuous

manufacturing)

1. Dapat diperolehnya tingkat biaya produksi per unit (uniproduction

cost) yang rendah, apabila :

a) Dapat dihasilkannya produk dalam volume yang cukup besar b) Produk yang dihasilkan distandarisir

2. Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, terutama karena sistem pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mesin atau listrik.

3. Biaya tenaga kerja (labor cost) adalah rendah, karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang dihasilkan. 4. Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih rendah, karena

jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi).

a. Kekurangan proses produksi yang terputus-putus (intermittent

manufacturing) adalah :

1. Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan

dihasilkan sangat sukar dilakukan di dalam memproduksi satu macam produk, dan di samping itu dibutuhkan scheduling dan

routing yang banyak sekali karena produknya yang berbeda-beda

(45)

2. Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling banyak sekali dan sukar dilakukan, maka pengawasan produksi (production control) dalam proses produksi seperti ini sangat sulit dilakukan.

3. Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan mentah dan bahan-bahan dalam proses, karena prosesnya terputus-putus dan produk yang dihasilkan tergantung dari pesanan.

4. Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena banyak dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk tersebut.

b. Kelebihan dari proses produksi yang terputus-putus (intermittent

manufacturing)

1. Memepunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibilitas ini diperoleh terutama dari :

a) Sistem penyusunan peralatannya yang berbentuk process lay

out.

b) Jenis atau tipe yang digunakan dalam proses yang bersifat umum

c) Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga mesin tetapi tenaga manusia

(46)

dalam investasi mesin-mesinnya, sebab harga mesin-mesin ini lebih murah daripada mesin-mesin yang khusus.

Proses produksi tidak mudah berhenti akibat terjadi kerusakan atau kemacetan disuatu tempat atau tingkat proses.

2.2.4 Persediaan

2.2.4.1Pengertian Persediaan

Istilah persediaan digunakan untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan dalam memproduksi barang-barangnya akan dijual. Pada dasarnya persediaan akan mempermudah atau memperlancar jalannya proses kerja yang dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang.

Menurut Sofjan Assauri (2004:169) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi serta merupakan sejumlah bahan-bahan yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.

2.2.4.2Fungsi Persediaan

(47)

1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan. Seandainya terjadi keterlambatan maka perusahaan dapat memanfaatkan persediaan yang ada sambil menunggu bahan baku yang dikirim dari pemasok.

2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.

3. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan disimpan dalam gudang, sebab akan menghindari naiknya harga bahan baku yang mengikuti arus kenaikan valuta asing.

4. Mempertahankan stabilitas atau kelancaran operasi perusahaan.

2.2.4.3J enis-jenis Per sediaan

Menurut Sofjan Assauri (2004) dilihat dari fungsinya, persediaan dibedakan atas:

a. Persediaan menurut fungsinya dibedakan atas:

1. Batch Stock I Lot Size Inventory

yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barang dalam jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.

2. Fluctuation Stock

(48)

3. Anticipation Stock

yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarka pola musiman yang terdapat satu tahun untuk menghadapi penggunaan penjualan serta permintaan meningkat.

b. Persediaan menurut jenis atau posisi barang 1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Stock)

yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang yang diperoleh berasal dari sumber-sumber alam atau dibeli dari supplier yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya.

2. Persediaan Bagian Produk Atau Parts Yang Dibeli (Purchased Parts

Componen Stock)

yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain yang dapat secara langsung di

assembling dengan parts lain, tanpa melalui proses produksi

sebelumnya.

3. Persediaan Bahan-bahan Pembantu (Supplier Stock)

yaitu persediaan barang-barang yang diperlukandalam proses produksi yang digunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian dari barang jadi.

(49)

yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam suatu perusahaan atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.

5. Persediaan Barang Jadi (Finished Good Stock)

yaitu persediaan barang-barang yang sudah selesai diproses atau diolah dalam perusahaan dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain.

Persediaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena berfungsi menggabungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Adanya persediaan, dapat memungkinan bagi perusahaan untuk melaksanakan operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat dihilangkan sama sekali atau dimininumkan (Sofjan Assauri, 2004).

2.2.4.4Tujuan Pengadaan Persediaan

(50)

Pelaksanaan pengadaan persediaan bahan baku yang baik dan efektif dalam hal waktu dan jumlah bahan baku yang ada dalam perusahaan, dengan arti tidak terlalu besar ataupun kecil adalah sangat penting bagi suatu perusahaan.

2.2.5 Bahan Baku

2.2.5.1Pengertian Bahan Baku Dan Fungsinya

Bahan baku sangat mendukung dalam segala aspek. Dalam industri baik itu industri kimia, industri tekstil, industri makanan dan minuman dan sebagainya, bahan baku merupakan faktor penting dalam proses produksinya. Bahan baku penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi.

Salah satu perusahaan yang berproduksi untuk menghasilkan suatu (atau beberapa macam) produk tertentu selalu akan memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya perusahaan pada umumnya, baik dan buruknya kualitas bahan baku tersebut akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas produk ditentukan oleh kualitas bahan baku yang dipergunakan tersebut.

Pengertian bahan baku menurut Cahin dan Polimeni (2000:73) bahwa bahan baku adalah bahan yang dapat diidentifikasikan dengan produk suatu barang jadi yang dapat dengan mudah dilacak ke produk tersebut dan hanya bahan utama.

(51)

produksi karena habisnya bahan untuk diproses. Akan tetapi terlalu besarnya persediaan bahan baku yang dapat berakibat terlalu tingginya bebean-beban biaya untuk menyimpan digudang. Jadi dapat diketahui bahwa fungsi bahan baku adalah input atau bahan didalam penyelenggaraan produksi sesuatu barang dalam perusahaan industri.

2.2.5.2Faktor-faktor Yang Mempengar uhi Bahan Baku

Faktor-faktor yang terdiri dari beberapa macam dan akan saling terkait satu dengan lainnya namun secara bersama-sama faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi jumlah persediaan bahan baku yang ada dalam perusahaan. Faktor-faktor menurut Agus Ahyari (2000:63), yaitu :

a. Perkiraan pemakaian bahan baku

Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilakukan maka manajemen harus dapat membuat perkiraan bahan baku yang akan dipergunakan didalam proses produksi pada suatu periode perkiraan tersebut dapat diketahui dari perencanaan produksi pada periode yang bersamaan. Sedang perencanaan dapat ditelisuri dari perencanaan penjualan perusahaan berikut tingkat persediaan barang jadi yang dikehendaki manajemen.

b. Harga bahan baku

(52)

c. Biaya persediaan

Ada dua tipe biaya, biaya yang semakin besar dengan semakin besarnya rata-rata persediaan dan biaya yang justru semakin kecil dengan semakin besar persediaan.

d. Pemakaian bahan

Seberapa besar persediaan bahan baku akan mendapat dana dari perusahaan tergantung dari kebijakan pembelajaan dalam perusahaan tersebut.

e. Kebijakan pembelian

Seberapa besar penyerapan persediaan bahan baku oleh proses produksi serta bagaimana hubungan dengan perkiraan pemakaiannya. f. Waktu tunggu (lead time)

Tenggang waktu yang digunakan (yang terjadi) antara saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu sendiri sangat berhubungan dengan penentuan saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu sendiri sangat berhubungan dengan penentuan saat pemesanan kembali (re order print) untuk mengetahui saat pembelian yang tepat pula.

g. Model pembeliaan bahan

(53)

h. Persediaan pengamanan

Pada umumnya untuk menanggulangi adanya keadaan kehabisan bahan baku dalam perusahaan maka perusahaan akan mengadakan persediaan pengaman (safety stock) atau seringkali disebut pula sebagai persediaan besi (lion sock). Perbedaan ini akan dipergunakan bila terjadi kekurangan bahan baku atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan perusahaan.

i. Pembelian kembali

Pembelian kembali bahan baku secara berkala yang dipergunakan perusahaan.

2.2.6 Mesin

2.2.6.1Pengertian Mesin

Menurut Sofjan Assauri (2004:79) Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu.

(54)

2.2.6.2J enis-jenis Mesin

Menurut Sofjan Assauri (2004:79-80) ada 2 jenis mesin yang sering digunakan oleh perusahaan dalam kegiatannya, yaitu:

a. Mesin yang bersifat umum atau serba guna

Yaitu mesin yang dibuat atau digunakan untuk mengerjakan pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang atau produk serta bagian dari produk.

b. Mesin yang bersifat khusus

Yaitu mesin yang dirancang dan dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis barang atau kegiatan yang sama.

2.2.6.3Kegiatan Pemeliharaan Mesin

Menurut Sofjan Assauri (2004:99-100) tugas atau kegiatan pemeliharaan mesin dapat digolongkan dalam lima kelompok, yaitu:

a. Inspeksi

(55)

2.2.7 Kapasitas mesin

2.2.7.1Pengertian Kapasitas mesin

Dalam memproduksi barang setiap perusahaan menggunakan alat bantu yang berupa mesin. Tidak jarang kita menjumpai suatu pabrik menggunakan masin dan sangat tergantung kepada mesin dan peralatannya. Oleh karena itu kita harus pandai dalam memilih kualitas daripada mesin tersebut untuk menghasilkan produk, sebab apabila salah dalam menetapkan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan akan mengalami kerugian, dan sebaiknya apabila ternyata mesin-mesin maupun peralatan sebelum operasi tersebut dimulai adalah sangat penting.

Hal ini juga dapat kita lihat jumlah efektivitas dan jumlah mesin yang beroperasi juga menentukan apakah keadaan operasi perusahaan telah selesai, tidak dengan apa yang telah direncanakan. Sehingga kegiatan dapat menunjang lainnya juga diperlukan seperti aktivitas pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan pergantian terhadap mesin dan peralatan pabrik diperlukan agar proses produksi terjamin kelancarannya dengan kata lain untk mencegah adanya hambatan dalam proses produksi dan tercapainya volume produksi yang diharapkan.

McNair C.J dan Vangermeersch mendefinisikan kapasitas sebagai kemampuan dari suatu organisasi atau perusahaan untuk menciptakan nilai dimana kemampuan tersebut didapatkan dari berbagai jenis sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

(56)

2.2.7.2Ukuran-ukuran Dasar Kapasitas

Pendekatan tradisional dalam melakukan pengukuran dan manajemen kapasitas terdiri atas:

a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity)

adalah kemampuan maksimum untuk menghasilkan, tanpa menghiraukan perlunya penyesuaian bagi perawatan preventif, kerusakan tidak terencana, pemberhentian proses, dan sebagainya

b. Kapasitas praktis (practical capacity)

adalah kapasitas teoritis yang disesuaikan dengan memperhitungkan keadaan non produktif yang tidak terhindarkan seperti

set up, pemeliharaan, dan kerusakan.

c. Kapasitas normal (normal capacity)

adalah level dari utilisasi kapasitas yang dapat memenuhi permintaan rata-rata konsumen dalam beberapa periode.

d. Kapasitas anggaran tahunan (budgeted capacity)

adalah harapan dari pihak manajemen terhadap level dari suatu utilisasi kapasitas dalam periode anggaran tertentu dimana biasanya dalam satu tahun.

e. Kapasitas aktual

(57)

2.2.8 Tenaga Kerja

2.2.8.1Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja atau karyawan adalah merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan, baik fungsinya sebagai tenaga kerja maupun fungsinya sebagai alat mengeksploitasi income perusahaan. Dalam hal siapa yang melaksanakan pekerjan perlu diatur siapa dan berapa banyak orang yang diperlukan, sehingga di sini peneliti akan menguraikan beberapa pendapat para ahli tentang definisi tenaga kerja.

Menurut Mulyadi tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untu mengolah produk.

Menurut Mardiasmo tenaga kerja adalah sumber daya yang dominan (kekayaan yang produktif) yang dimiliki oleh perusahaan dalam melancarkan proses produksi.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa kelancaran proses produksi tergantung dari adanya tenaga kerja yang digunakan perusahaan. Karena tenaga kerja merupakan perencanaan sekaligus pelaksanaan dari proses produksi, sehingga perusahaan harus mampu menentukan jumlah tenaga kerja yang tepat.

2.2.8.2J enis-jenis Tenaga Kerja

(58)

a. Tenaga kerja langsung

Adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan.

b. Tenaga kerja tak langsung

Adalah tenaga kerjayang tidak terlibat langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada overhead pabrik.

2.2.8.3Penentu J umlah Tenaga Kerja

Agar dapat menyesuaikan dan menetapkan tingkat kebutuhan tenaga kerja untuk menyelesaikan produk yang naik turun sesuai permintan pasar, perlu dilakukan forecast yang tepat sesuai dengan perubahan-perubahan kapasitas yang dibutuhkan.

Penggunaan kerja lembur, sub kontrak dari mluar atau penimbunan persediaan merupakan keputusan managerial dan tergantung pada biaya biaya relasi masing-masing alternatif.

Pada dasarnya penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan selama periode waktu tertentu melalui perhitungan rasio permintaan terhadap kapasitas satu unit sumber daya.

(59)

Dalam praktek, sering ditemui dimana jumlah tenaga kerja tidak sama dengan jumlah pekerjaan dalam hal jumlah pekerjaan lebih besar daripada jumlah karyawan.

Setelah memutuskan pekerjaan-pekerjaan mana yang ditangani sendiri, mana yang disubkontrakkan dan menentukan jumlah jam kerja tiap bagian maka daftar pekerjaan yang dibuat meliputi tenaga kerja langsung dan tidak langsung haruslah tepat. Sehingga para mandor dan bagian personalia dapat menggunakan dalam pembuatan anggaran-anggaran.

Selain itu dengan mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, hal ini diperlukan untuk lokasi tenaga kerja, kegiatan lama yang pelaksanaannya perlu tambahan fasilitas untuk penyelesaiannya dan dapat diketahui dari mana diambil dari mana diambil tambahan fasilitas tersebut.

2.2.8.4Pengelolaan Tenaga Kerja Dalam Operasi

Salah satu tujuan pengelolaan tenaga kerja adalah untuk meningkatkan produksi. Tujuan-tujuan dalam operasi lainnya mencakup biaya, kualitas, keandalan dan fleksibilitas.

(60)

2.2.9 Volume Produksi

2.2.9.1Pengertian Volume Pr oduksi

Volume produksi atau yang biasa juga disebut hasil produksi adalah suatu barang yang dihasilkan melalui serangkaian kegiatan dalam proses produksi. Barang dan jasa yang dihasilkan selanjutnya dikemas untuk disalurkan kepada konsumen. Volume produksi juga merupakan output atau keluaran hasil dari proses produksi yang dilakukan berupa barang atau jasa yang berguna bagi masyarakat sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

Menurut Indriyo (2002) Volume Produksi adalah interaksi antara bahan dasar, bahan pembantu, tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat perlengkapannya yang dipergunakan.

Menurut Indriyo (2002) Volume Produksi adalah proses yang berawal dari

input, dimana dalam proses terdapat interaksi antara beberapa faktor input.

Pengaturan terhadap interaksi sangat mempengaruhi hasil produksi yaitu apabila terjadi interaksi yang tak beraturan dan tersendat maka menghasilkan keluaran atau hasil produksi yang kurang baik dan kurang efisien dan sebaliknya apabila interaksi berjalan lancar maka menghasilkan keluaran yang cukup baik.

2.2.9.2Faktor-faktor Yang Mempengar uhi Volume Pr oduksi

(61)

pelaksanaan proses produksi untuk mencapai volume produksi adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan Modal

Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan volume produksi. Besar kecilnya usaha atau lancar tidaknya proses produksi sangat tergantung pada modal yang tersedia. Dan modal dibutuhkan untuk menyediakan berbagai persediaan, mesin-mesin dan modal digunakan untuk membiayai proses produksi.

b. Kondisi Pasar

Meskipun modal banyak, bahan baku tersedia, tenaga kerja ada dan kapasitas mesin mencukupi, tetapi permintaan akan produk yang dihasilkan tidak diterima oleh pasar, maka produk yang dihasilkan akan menumpuk, sehingga proses produksi tidak dapat berjalan secara optimal, karena produk yang dihasilkan tidak dapat dijual.

c. Tersedianya Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan, tanpa bahan baku maka prossesing perusahaan akan mengalami kemacetan. Dengan demikian tersedianya bahan baku yang terbatas tentunya akan menghambat jalannya proses produksi.

d. Tenaga Kerja

(62)

berpengaruh terhadap proses produksi, karena banyak tidaknya jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produksi perusahaan yang bersangkutan. e. Kapasitas Mesin atau Teknologi yang Dimiliki

Perusahaan harus mempertimbangkan kapasitas mesin atau kemajuan teknologi untuk proses produksi. Suatu perusahaan tidak mungkin berproduksi melebihi kemampuan kapasitas mesin yang dimiliki. Karena kapasitas mesin ini merupakan batasan untuk menghasilkan sejumlah produk perusahaan. Kapasitas mesin atau teknologi dapat menukung proses produk agar tetap stabil selama periode waktu tertentu.

2.3 Kerangka Berpikir

Dari uraian pada kajian diatas, maka dapat dijelaskan kerangka berpikir mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap volume produksi.

(63)

Gambar 2.1

Kerangka berpikir pengaruh jumlah per sediaan bahan baku, kapasitas mesin dan jumlah tenaga kerja terhadap volume pr oduksi

Jumlah Persediaan bahan baku dalam proses produksi akan dapat mempengaruhi hasil produksi, karena dengan bertambahnya jumlah persediaan bahan baku yang dipakai oleh perusahaan tersebut dalam proses produksi maka diharapkan akan bertambah pula volume produksi yang dihasilkan oleh perusahaan itu.

Dalam proses persediaan bahan baku, faktor yang paling dominan dapat mempengaruhi terhadap volume produksi, tetapi pada kenyataanyan selain persediaan bahan baku juga ada faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil produksi diantaranya adalah bagaimana keadaan mesin-mesin produksi yang digunakan dalam proses produksi.

Jumlah Persediaan Bahan Baku ( X )

Kapasitas mesin

( X )

Volume Produksi (Y)

Jumlah Tenaga Kerja

(64)

Karena dalam proses produksi yang dilaksanakan perusahaan memakai tenaga mesin, sehingga supaya pada waktu proses produksi sedang berjalan tidak terjadi suatu kemacetan yang pada akhirnya juga akan mengakibatkan macetnya proses produksi. Dan akan menyebabkan turunnya hasil produksi maka tidak tercapailah target hasil produksi yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Dengan begitu perusahaan perlu memperhatikan kapasitas mesin pada mesin-mesin produksi yang digunakan.

Tenaga kerja juga di butuhkan dalam menjalankan suatu proses produksi, yaitu sebagai pengatur atau pengontrol jalannya suatu mesin dalam proses produksi.

(65)

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu hal yang sangat penting dalam penelitian, karena dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, juga sebagai arah dalam menentukan tindakan.

Dari rumusan masalah di atas, penulis akan mengajukan sebuah hipotesis yang merupakan jawaban sementara dan akan diuji kebenarannya dengan menggunakan data dari hasil penelitian.

Hipotesis yang penulis ajukan adalah:

1. Variabel jumlah persediaan bahan baku, kapasitas mesin dan jumlah tenaga kerja, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap volume produksi.

(66)

3.1 Definisi operasional dan Pengukur an Variabel

Definisi operasional bertujuan untuk pedoman dalam melaksanakan penelitian yang dilakukan pada CV. Sanyu Paint. Hal ini perlu dilakukan karena untuk mencari pengaruh dari faktor-faktor produksi terhadap volume produksi. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah persediaan bahan baku (X1), kapasitas mesin (X2), jumlah tenaga kerja (X3) dan volume produksi (Y).

Berdasarkan identifikasi variabel, diperoleh variabel-veriabel yang berpengaruh dan menjadi definisi operasional tersebut terdiri atas empat sebagai berikut:

a. Persediaan Bahan Baku (X1)

(67)

b. Kapasitas mesin (X2)

Adalah banyaknya kapasitas mesin yang dipergunakan oleh CV Sanyu Paint dalam rangka mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Variabel ini diukur dalam satuan jam perbulan.

c. Jumlah Tenaga Kerja (X3)

Adalah banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan oleh CV Sanyu Paint dalam rangka mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Variable ini diukur dalam hitungan orang per bulan.

d. Volume Produksi (Y)

Adalah hasil akhir dari keseluruhan proses produksi yang dilakukan oleh CV Sanyu Paint dalam hali ini yaitu realisasi produksi. Data yang dianalisis adalah berdasarkan realisasi produksi yaitu total atau seluruh jumlah produk yang dihasilkan perusahaan per bulan.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi

(68)

3.2.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2013:116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah komponen-komponen atau elemen yaitu jumlah persediaan bahan baku, kapasitas mesin, jumlah tenaga kerja dan volume produksi pada CV. Sanyu Paint dengan satuan waktunya perbulan selama 48 bulan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling secara nonprobabilitas yaitu dengan cara purposive sampling. Purposive

Sampling atau judgmental sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan

(69)

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 J enis Data

Dalam melakukan penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dan didapat dari perusahaan yang berkaitan dengan penelitian yaitu CV. Sanyu Paint.

3.3.2 Pengumpulan Data

Adapun teknik-teknik yang dilakukan di lapangan dalam rangka memperoleh data antara lain :

a. Observasi

Penulis melakukan penelitian di lapangan dengan mengikuti kegiatan dalam rangka pengamatan dan pencatatan sacara sistematis terhadap obyek/ gejala/ fenomena yang diselidiki.

b. Dokumentasi

Cara yang dilakukan untuk memperoleh data dengan mempelajari dan mencatat dokumen-dokumen penting yang ada sehingga obyek penelitian yang kemudian dapat dihimpun, diolah serta dianalisis guna perubahan lebih lanjut.

3.3.3 Sumber Data

(70)

3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi dalam hasil estimasi, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji F dan uji t yang dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah mendapatkan koefisien regresi linear yang terbaik dan tidak biasa, sehingga harus memenuhi asumsi-asumsi klasik dengan menghindari :

3.4.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode kolmogorov smirnov.

1. Hipotesis

Ho : data distribusi normal H1 : data tidak distribusi normal 2. Daerah keputusan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kontribusi ini didukung dengan program pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD) tahun 2013-2018 dan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:54). Selama ini

Selama tahap pertumbuhan dan pembentukan tulang serta guna mencapai PBM, pria membutuhkan lebih banyak kalsium daripada wanita selama 20 tahun pertama kehidupan mereka

Berdasarkan penelitian campur kode bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia pada interaksi pembelajaran bahasa Indonesai di kelas X SMAN 1 Glenmore Kabupaten Banyuwangi,

Menurut Zaidin(2010, dalam Suparyanto,2014) keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga,

Sedangkan jenis pendekatan yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, karena data yang diteliti merupakan gambaran atau deskripsi

Evolusi dari metabolit pertahanan di dalam tumbuhan berjalan bersamaan dengan perkembangan herbivora dengan satu kemampuan mendeteksi zat-zat kimia ini, menghindari

Kendala yang dihadapi polisi dalam menanggulangi tindak pidana penadahan adalah: (1) Banyaknya orderan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap barang hasil