• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE NOKIA DI PLAZA MARINA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE NOKIA DI PLAZA MARINA SURABAYA."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE NOKIA

DI PLAZA MARINA SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan oleh : NETTY RODIYAH 1012010068 / FEB / EM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

ANALISIS KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE NOKIA

DI PLAZA MARINA SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dan Bisnis

Jurusan Manajemen

Diajukan oleh : NETTY RODIYAH 1012010068 / FEB / EM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR

(3)

USULAN PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE NOKIA DI PLAZA MARINA

SURABAYA

Yang Diajukan

NETTY RODIYAH 1012010068 /FEB / EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Tanggal : Drs. Ec. Hery Pudjo P, MM.

NIP. 196203181988031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(4)

USULAN PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE NOKIA DI PLAZA MARINA

SURABAYA

Yang Diajukan

NETTY RODIYAH 1012010068 / FEB / EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Tanggal : Drs. Ec. Hery Pudjo P, MM.

NIP. 196203181988031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(5)

SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE NOKIA DI PLAZA MARINA

SURABAYA

Yang Diajukan

NETTY RODIYAH 1012010068 / FEB / EM Disetujui untuk ujian skripsi oleh

Pembimbing Utama

Tanggal : Drs. Ec. Hery Pudjo P, MM.

NIP. 196203181988031002

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

(6)

SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE NOKIA DI PLAZA MARINA

SURABAYA

Disusun oleh: RINA PUSPITASARI

1012010071/FE/EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal : 28 Maret 2014

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Ana lisis Kualita s

Pr oduk Da n Kualitas Layana n Ter hada p Kepua san Pela nggan Depot Bakso “Ca k Mad”

Sur abaya dengan baik.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan

Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spiritual maupun materiil, khususnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, MS. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Drs.Ec.Hery Pudjoprastyono, MM selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan

(8)

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi

mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Kepada kedua orang tua dan kakak-kakaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik

moril ataupun material.

7. Kepada teman – temanku kuliah yang telah memberikan dukungannya baik moril maupun

material saya ucapkan terima kasih

8. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi

ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari

pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Salam hormat,

Surabaya,

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2 Landasan Teori ... 12

2.2.1 Definisi Pemasaran ... 12

2.2.2 Kualitas Produk ... 13

2.2.2.1 Pengertian Kualitas Produk ... 13

2.2.2.2 Indikator Kualitas Produk ... 14

(10)

2.2.2.5 Daya Tahan Produk (Durability) ... 15

2.2.2.6 Keandalan (Reability) ... 15

2.2.2.7 Kemudahan Perbaikan (Repairability) ... 16

2.2.3 Citra Merek (Brand Image) ... 16

2.2.3.1 Pengertian Citra Merek ... 16

2.2.3.2 Indikator Citra Merek ... 18

2.2.3.3 Citra Perusahaan (Coorporate Image) ... 18

2.2.3.4 Citra Pemakai (User Image) ... 18

2.2.3.5 Citra Produk (Product Image) ... 18

2.2.4 Harga (Price) ... 19

2.2.4.1 Pengertian Harga ... 19

2.2.4.2 Tujuan Penetapan Harga ... 21

2.2.4.3 Indikator Harga ... 22

2.2.4.4 Keterjangkauan Harga ... 22

2.2.4.5 Kesesuaian Harga Dengan Kualitas Produk ... 23

2.2.4.6 Daya Saing Harga ... 23

2.2.4.7 Kesesuaian Harga Dengan Manfaat ... 24

2.2.5 Keputusan Pembelian ... 24

2.2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 24

2.2.5.2 Proses Keputusan Pembelian ... 25

(11)

2.2.7 Pengaruh Variabel Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian ... 29

2.2.8 Pengaruh Variabel Harga Terhadap Keputusan Pembelian ... 30

2.3 Kerangka Konseptual ... 31

2.4 Hi potesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 32

3.1.1 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.1.2 Skala Pengukuran Variabel ... 37

3.2 Teknik Pengumpulan Sampel ... 38

3.2.1 Populasi ... 38

3.2.2 Sampel ... 38

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data ... 39

3.3.2 Sumber Data ... 40

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.4 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 41

3.4.1 Teknik Analisis ... 41

3.4.1.1 Cara Kerja PLS ... 43

3.4.1.2 Model Spesifikasi PLS ... 44

(12)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskriptif Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Sejarah Plaza Marina Surabaya ... 59

4.1.2 Visi dan Misi ... 60

4.2 Analisis Karakteristik Responden ... 61

4.2.1 Deskripsi Kualitas Produk ... 63

4.2.2 Deskripsi Citra Produk ... 65

4.2.3 Deskripsi Harga ... 67

4.2.4 Deskripsi Keputusan Pembelian ... 68

4.3 Analisis Data ... 70

4.3.1 Evaluasi Outlier ... 70

4.4 PLS (Partial Least Square) ... 72

4.4.1 Model PLS ... 72

4.4.2 Uji Validitas ... 74

4.4.3 Composite Realibility ... 75

4.5 Inner Model (Pengujian Model Struktural) ... 76

4.5.1 R-square ... 76

4.5.2 Result For Inner Weigth ... 77

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80 5.1 Kesimpulan ... 80 5.2 Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Pejualan Smartphone Di Indonesia Th. 2008 - 2012 ... 5

Tabel 1.2 Data Jumlah Pejualan Smartphone Di Plaza Marina Th. 2008 - 2012 6 Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Umur ... 62

Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

Tabel 4.4 Deskripsi Kualitas Produk ... 63

Tabel 4.5 Deskripsi Citra Merek ... 65

Tabel 4.6 Deskripsi Harga ... 67

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kueisioner

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier, Tabel Frekuensi

(17)

ANAL I SI S K UAL I TAS P R O DUK , C I T R A M E R EK DAN H AR G A TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE NOKIA

DI PLAZA MARINA SURABAYA

Oleh : Netty Rodiyah

ABSTRAKSI

Popularitas smartphone memang tengah menanjak dan menjadi pilihan utama bagi sebagian masyarakat. Hal ini dipicu oleh kebutuhan akan alat komunikasi probadi dan berbisnis. Selain itu, smartphone merupakan salah satu bentuk produk yang inovasinya tiada henti yang dapat menarik perhatian konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor Kualitas produk, Citra merek dan Harga terhadap Keputusan pembelian produk smartphone Nokia di Plaza Marina Surabaya. Responden ysng terlibat dalam penelitian ini sebanyak 100 responden, metode yang digunakan adalah non probability sampling. Pengumpulan data primer diperoleh dari penyebaran kuisioner dan data sekunder diperoleh dari perusahaan. Analisis data yang digunakan yaitu PLS (Parsial Least Square).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel kualitas produk, citra merek dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Berarti bahwa keputusan pembelian memang dipengaruhi oleh kualitas produk, citra merek dan harga.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyaknya produk yang ditawarkan di pasaran guna memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini akan memberikan kesempatan lebih luas kepada konsumen untuk memilih dan membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Saat ini popularitas Smartphone memang tengah menanjak dan menjadi pilihan utama bagi sebagian masyarakat. Hal ini dipicu oleh kebutuhan akan alat komunikasi pribadi dan alat komunikasi berbisnis yang tinggi. Selain itu, Smartphone merupakan salah satu bentuk produk yang inovasinya tiada henti yang dapat menarik perhatian konsumen. Dengan rancangan yang fleksibel dan diimbangi dengan fitur-fitur atau fasilitas yang disediakan serta disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan konsumen merupakan menjadi daya tarik yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan produk ini.

(19)

2

Indonesia. Sudah bertahun-tahun Nokia adalah pemimpin pasar yang tidak pernah tergeser dari posisinya di puncak , akan tetapi beberapa tahun belakangan ini posisi Nokia tergeser oleh pesaing-pesaingnya seperti Samsung, Sony, Blackberry dan juga Iphone yang semakin gencar mengeluarkan dan mempromosikan produk-produknya dengan keunggulan masing-masing.

Harga merupakan faktor penting bagi konsumen dalam menentukan keputusan untuk membeli suatu produk. Penetapan harga yang tepat dapat mempengaruhi jumlah produk yang mampu dijual perusahaan. Dalam sebagian besar kasus, biasanya permintaan dan harga berbanding terbalik, yakni semakin tinggi harga, semakin rendah permintaan terhadap produk. Untuk faktor harga sendiri Nokia mempunyai harga yang cukup bersaing dengan produsen lainnya.

Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk. Untuk kualitas produk sendiri Nokia dikenal sebagai produk yang awet.

(20)

3

sendiri memiliki Citra merek yang baik dimata masyarakat.

Berkaitan dengan semakin ketatnya persaingan bisnis di bidang alat komunikasi khususnya smartphone, maka agar dapat memenangkan persaingan sekaligus bertahan dan disukai oleh konsumen, counter-counter smartphone di Plaza Marina Surabaya melakukan berbagai macam strategi dalam menjalankan bisnisnya ini. selain harga yang menjadi pertimbangan dalam menjual produknya, ada pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya yaitu kualitas produk dan citra merek yang diberikan.

(21)

4

Citra merek mereprentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek tersebut. Citra merek merupakan sebuah asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat merek tertentu (Kotler dan Keller, 2009 : 334). Sedangkan menurut Sutisna (2001 : 83) konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

(22)

5

Tabel 1.1

Data J umlah penjualan smartphone di Indonesia tahun 2008-2012

(dalam juta unit)

Sumber : Inter national Data Coor por ation (IDC)

Dari tabel 1.1 di atas yang diperoleh dari International Data Coorporation (IDC) di dapatkan informasi bahwa pada 5 tahun terakhir ini nokia mengalami penurunan volume penjualan yang cukup drastis. Yang pada awalnya di tahun 2008 nokia berhasil menjual produknya sebanyak 10 juta unit, hanya menjadi sebesar 2,9 juta unit di tahun 2012. Secara umum menurut International Data Coorporation (IDC) fenomena penurunan volume penjualan yang di alami oleh nokia diduga diakibatkan oleh estetika (keindahan yang mencakup desain produk) yang kurang update (jaman dulu) yang akhirnya kurang menjadi daya tarik bagi kosumen, fiture-fiture dan aplikasi yang kurang beragam (sedikit) sehingga konsumen kurang tertarik. Hal-hal tersebut yang menyebabkan konsumen beralih pada produk smartphone lainnya.

(23)

6

Tabel 1.2

Data Penjualan Smartphone Nokia di Plaza marina Sur abaya Tahun 2008-2012 Surabaya menyatakan bahwa adanya penurunan volume penjualan smartphone nokia di counter-counter Plaza Marina Surabaya selama 5 tahun belakangan ini. Tahun 2008 mampu menjual produk sebanyak 4500 unit, namun di tahun 2012 mengalami penurunan volume penjualan produk yang drastis yaitu sebesar 975 unit.

(24)

7

mengatasi situasi dan kondisi tersebut yaitu mungkin coba diatasi dengan meningkatkan produk-produk yang kualitasnya baik serta memiliki citra merek yang baik agar konsumen tetap setia membeli barang di Plaza Marina Surabaya.

Selain itu, layanan purnal jual yang diberikan kepada konsumen sebagai tambahan layanan agar konsumen merasa yakin dan percaya. Layanan purna jual merupakan tanggung jawab penjual atas kualitas barang yang dijualnya yang dapat diberikan dalam bentuk konsultasi lanjutan atau garansi berupa penggantian barang rusak, pemeliharaan, penyediaan suku cadang dan sebagainya (Barata, 2004).

Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai beberapa variabel yang mempengaruhi Keputusan konsumen dalam membeli smartphone merek Nokia. Untuk membatasi permasalahan, peneliti memilih faktor atau variabel kualitas produk, citra merek dan harga yang mempengaruhi keputusan pembelian. Dengan demikian penelitian ini diberi judul :

(25)

8

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalah dapat dituliskan sebagai berikut :

1) Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk smartphone Nokia.

2) Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk smartphone Nokia.

3) Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk smartphone Nokia.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah :

1) untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk smartphone Nokia.

2) untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian produk smartphone Nokia.

(26)

9

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1) Manfaat bagi Perusahaan

Memberikan informasi atau masukan terhadap masalah yang dihadapi, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan guna mengambil langkah-langkah penjualan smartphone Nokia di Plaza Marina Surabaya.

2) Manfaat bagi Peneliti

Penelitian akan memperluas wawasan serta analisis peneliti di dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam membeli smartphone Nokia. 3) Manfaat bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah kepustakaan, khususnya UPN "Veteran" Jawa Timur sehingga terdapat tambahan referensi sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.

4) Manfaat bagi Peneliti Lain

(27)

10

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

1. Defrima Putra (2011) dengan judul penelitian "Pengaruh Harga dan Kualitas Produk CBR 250R terhadap Keputusan Beli konsumen pada PT. Menara Agung di Kota Payakumbuh". Variabel terikat (Y) yang digunakan yaitu Keputusan Beli. Variabel bebas (X) yang digunakan terdiri dari : Harga dan Kualitas Produk. Penlitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga dan kualitas produk CBR 250R terhadap keputusan beli konsumen pada PT. Menara Agung di Kota Payakumbuh. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial terhadap pengaruh yang signifikan positif variabel harga kualitas produk CBR 250R terhadap keputusan beli konsumen pada PT. Menara Agung di Kota Payakumbuh.

(28)

11

pengaruh faktor variabel bebas (X) yaitu kualitas produk, harga, promosi, dan cuaca terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian teh siap minum dalam kemasan merek Teh Botol Sosro, bahwa variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap Teh Botol Sosro. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. hal ini berarti keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel kualitas produk, harga, promosi dan cuaca.

(29)

12

pembelian dipengaruhi oleh variabel citra merek, persepsi harga, kualitas produk dan promosi.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, untuk berkembang dan mendapatkan keuntungan (laba). Saat ini pemasaran dipahami dalam pemahaman modern yaitu berarti memuaskan kebutuhan konsumen. Hal itu dikarenakan bahwa konsumen sebagai salah satu elemen yang memegang peranan penting, dimana dari waktu ke waktu mereka semakin kritis dalam menyikapi suatu produk. Apabila pemasar memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk yang menyediakan nilai lebih bagi konsumen serta menawarkan produk dengan harga yang sesuai dengan kualitas produk yang telah terstandarisasi dan juga citra merek produk yang sudah lekat di benak konsumen, maka produk atau jasa tersebut akan mudah untuk dipasarkan, ditawarkan dan dijual kepada konsumen.

(30)

13

di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan barang dan jasa yang bernilai dengan individu atau kelompok lain".

Sedangkan menurut Saladin (2003) pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran, serta tujuan perusahaan.

2.2.2 Kualitas Produk

2.2.2.1 Pengertian Kualitas Produk

Kualitas merupakan hal yang perlu diperhatikan utama dari perusahaan. Setiap pokok memiliki tingkat kualitas yang baik, karena akan membantu untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk di pasaran. Dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan, karena kualitas produk mempengaruhi pemikiran konsumen dalam keputusan pembeliannya. Hal ini senada dengan pendapat Kotler & Amstrong (2008) yang menyatakan bahwa semakin baik kualitas produk yang dihasilkan, maka akan memberi kesempatan kepada konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap produk.

(31)

14

produk untuk melakukan fungsinya. Menurut Nursya' bani Pur nama (2006 : 16) Kualitas Produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya yang mencakup kinerja produk (performance), tampilan produk (aesthethic), daya tahan (durability), keandalan (reliability), kemudahan perbaikan (repairability)dan atribut yang lain.

Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri terhadap suatu produk yang berkenaan dengan maksud yang diharapkan oleh konsumen itu sendiri. Artinya kemampuan dari suatu hasil yang diterima konsumen selama menggunakan produk benar-benar sudah sesuai dengan fungsinya tentang kualitas produk yang positif.

2.2.2.2 Indikator Kualitas Produk

Indikator kualitas produk yang digunakan dalam penelitian ini menurut Nursya'bani Purnama (2006 : 16) yaitu :

1. Kinerja Produk (Performance) 2. Tampilan Produk (Aesthethic) 3. Daya Tahan Produk (Durability) 4. Keandalan (Reliability)

5. Kemudahan perbaikan (Repairability)

2.2.2.3 Kinerja Produk (Performance)

(32)

15

16). Fungsi utama sebagai alat komunikasi yang nyaman dan mudah digunakan, bisa digunakan dalam kecepatan tinggi dalam akses berkomunikasi. Selain itu, didalamnya juga terdapat fitur produk yang menunjang fungsi-fungsi dasar suatu produk. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama saat konsumen membeli produk.

2.2.2.4 Tampilan Produk (Aesthethic)

Penampilan produk (Aesthathic) adalah nilai keindahan atau daya tarik produk (Nursya'bani Purnama, 2006 : 16). Aesthathic mencakup bagaimana daya tarik produk mampu menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka, yaitu gaya (style) yang menjelaskan penampilan produk dan perasaan konsumen mengenai produk tersebut dan model (design) yang menunjukkan keseluruhan keistimewaan produk yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk dalam memenuhi keinginan konsumen. Misalnya bentuk yang ramping dengan pilihan warna yang beragam.

2.2.2.5 Daya Tahan Produk (Durability)

(33)

16

(Nursya'bani Purnama, 2006 : 16). Misalnya tidak mudah rusak, dalam konsidi pemakaian normal bisa dipakai dalam waktu yang lama dan lain-lain.

2.2.2.6 Keandalan (Reliability)

Mengukur kemungkinan suatu produk tidak akan rusak dalam jangka waktu tertentu. Konsumen akan lebih menyukai membayar mahal untuk mendapat produk berkualitas tinggi daripada membayar mahal untuk reparasi produk.

2.2.2.7 Kemudahan Perbaikan (Repairability)

Jika produk tersebut rusak, dapat dengan mudah untuk diperbaiki. Idealnya, produk dapat diperbaiki sendiri dengan mudah dan cepat oleh pengguna. Menyediakan garansi resmi dan suku cadang untuk produk apabila pengguna tidak dapat memperbaikinya sendiri.

2.2.3 Citr a Merek (Brand Image)

2.2.3.1 Pengertian Citr a Merek (Brand Image)

(34)

17

kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (Sunyoto, 2012 : 51). Konsumen saat ini memandang merek (brand) sebagai salah satu hal yang sangat penting dalam melakukan keputusan pembelian, merek merupakan suatu nilai tambah (add value) bagi suatu produk.

Menurut Sutisna (2001: 83) citra sebagai jumlah gambaran-gambaran, kesan-kesan dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu obyek. Persepsi ataupun kesan yang positif dari kepercayaan konsumen terhadap merek akan menciptakan citra merek yang baik pula, yang pada akhirnya hal - hal tersebut digunakan untuk melakukan suatu keputusan dalam membeli produk.

Citra dari suatu merek produk yang baik dan positif lebih cenderung untuk mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan pada saat melakukan pembelian. Seperti yang diutarakan oleh Sutisna (2001 : 83) bahwa konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Citra merek yang baik adalah hal utama untuk menentukan target pasar, menetapkan posisi produk dan menjelaskan respon pasar.

(35)

18

waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan itu sendiri sebagai induk merek yang mengeluarkan. Citra tidak dapat ditanamkan dalam pikiran konsumen dalam sehari semalam (waktu yang singkat), sebaliknya citra tersebut disebarkan secara terus menerus, karena tanpa citra yang kuat sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Sama halnya dengan yang dituturkan oleh Kotler & Keller (2009 : 334) citra merek (Brand Image) merupakan sebuah asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat merek tertentu.

2.2.3.2 Indikator Citra Merek (Brand Image)

Indikator citra merek (brand image) yang digunakan dalam penelitian ini dikutip dari Mohammad Tambrin (2010 : 61-62) yaitu :

1. Coorporate Image (Citra Perusahaan) 2. User Image (Citra Pemakai)

3. Product Image (Citra Produk)

2.2.3.3 Coorporate Image (Citr a Perusahaan)

(36)

19

perusahaan tersebut bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan tadi.

2.2.3.4 User Image (Citr a Pemakai)

Dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat dari citra pemakai adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

2.2.3.5 Product Image (Citr a Produk)

Citra konsumen terhadap suatu produk yang berdampak positif maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Citra (image) dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah brand image (citra merek) dari merek tersebut. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu yang berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

2.2.4 Harga (Price)

2.2.4.1 Pengertian Harga (Price)

(37)

20

daya tarik atau penentu dalam pengambilan keputusan pembelian. Namun harga juga bisa menjadi hambatan dalam keputusan pembelian.

Harga merupakan alat yang digunakan oleh perusahaan (pemasar) untuk memberikan penilaian terhadap suatu produk, yang dimana penilaian tersebut menyangkut kualitas produk dan citra merek produk itu sendiri. Seperti yang disebutkan oleh Ferdinand (2006) harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.

Harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas suatu produk atau jasa, atau jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2008 : 345). Artinya bahwa harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa.

(38)

21

biasanya mempunyai kualitas yang baik. Pada umumnya harga mempunyai pengaruh yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga maka semakin tinggi kualitas.

Harga merupakan hal yang diperhatikan oleh konsumen saat melakukan pembelian. Menurut Tjiptono (2008) harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu :

1. Peranan alokasi dar i har ga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

(39)

22

tinggi pula kualitas produk tersebut.

Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan antara harga dan kualitas suatu produk, mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.

2.2.4.2 Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga menurut Situmorang (2011 : 163) , yaitu : 1. Tujuan berorientasi pada laba

Tujuan ini mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para pesaing. Pilihan ini cocok dalam tiga kondisi yaitu, tidak ada pesaing, perusahaan beroperasi pada kapasitas maksimum, harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Tujuan ini dilandaskan pada strategi mengalahkan atau mengalahkan pesaing. Pada tujuan ini perusahaan akan melihat harga yang dipatok oleh kompetitor kemudian menetapkan harga diatas atau dibawahnya.

3. Tujuan berorientasi pada citr a (Image)

(40)

23

melayani pasar khusus. Biasanya perusahaan memiliki value (nilai) tinggi akan menerapkan premium pricing (harga khusus).

4. Tujuan stabilisasi har ga

Tujuan ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga satu perusahaan dan harga pemimpin industri.

2.2.4.3 Indikator Harga (Pr ice)

Indikator yang mencirikan harga dalam penelitan ini menurut (Rosvita, 2010 : 24 dalam Stanton 1998) yaitu :

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga

4. Kesesuaian harga dengan manfaat

2.2.4.4 Keterjangkauan Harga

Keterjaungkauan harga disini berarti harga produk baik barang ataupun jasa yang dapat dicapai (dijangkau) oleh konsumen untuk mendapatkan atau memperoleh apa yang diinginkan atau diharapkan.

(41)

24

maksimum juga akan terbuka lebar bagi para produsen (pemasar).

Selain itu, Alasan ekonomi juga akan berpengaruh menunjukkan harga yang rendah atau harga yang terlalu tinggi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran dalam menarik konsumen dari para pesaingnya.

2.2.4.5 Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk

Kebanyakan konsumen mempunyai persepsi atau beranggapan bahwa harga mempengaruhi tinggi-rendahnya kualitas suatu produk. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Atau dengan kata lain semakin tinggi harga suatu produk, maka semakin tinggi pula kualitas produk tersebut.

Karena persepsi itulah maka kesesuaian harga selalu di identikkan dengan kualitas produk. Yang berarti bahwa nilai dari suatu kualitas produk di tentukan melalui seberapa tinggi atau rendah harga dari produk tersebut.

2.2.4.6 Daya Saing Harga

(42)

25

berlomba-lomba untuk mampu menarik minat para konsumen agar membeli produk di tempatnya, salah satunya yaitu dalam penentuan harga. Produsen satu dengan produsen yang lainnya (pesaing) saling menyeimbangkan harga.

Penyeimbangan harga atau penyamaan harga dengan pesaing lain bertujuan untuk tetap mempertahankan konsumen agar tidak berpaling pada pesaing. Konsumen tidak perlu untuk bersusah payah berkeliling lagi dalam membandingkan harga, karena harga yang diberikan sama dengan harga yang ditawarkan oleh produsen lain (pesaing) di sekitaran tempat tersebut.

2.2.4.7 Kesesuaian Harga dengan manfaat

Kesesuaian harga dengan manfaat disini berati bahwa konsumen tidak keberatan untuk membayar suatu produk dengan harga yang tinggi apabila produk tersebut mampu memberikan manfaat yang akhirnya dapat memberikan kepuasan kepada konsumen tersebut saat konsumen memakai atau menggunakannya.

(43)

26

2.2.5 Keputusan Pembelian

2.2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Pengertian Keputusan Pembelian menurut Kotler & Amstrong (2001 : 226) adalah tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pemgambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual.

2.2.5.2 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2001 : 162) tahapan yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli ada lima tahapan, yaitu :

1. Pengenalan Kebutuhan

Konsumen merasakan ada hal yang dirasa kurang dan menuntut untuk dipenuhi, dan menyadari bahwa terdapat perbedaan antara harapan dan kenyataan. Kesadaran memenuhi kebutuhan mendapat rangsangan dari dalam dan dari luar.

2. Pencarian Infor masi

(44)

27

informasi. Pencarian informasi ini akan berbeda tingkatannya tergantung persepsi konsumen atas resiko dari produk yang dibelinya. Produk yang resikonya lebih tinggi, situasi pengambilan keputusan lebih kompleks dan pencarian informasi lebih banyak. Sedangkan produk yang kurang beresiko mendorong konsumen tidak terlalu intensif dalam mencari informasi. Media informasi bisa dari keluarga, teman, kenalan atau tetangga.

3. Evaluasi Alternative

Informasi dari beberapa sumber akan menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Mempertimbangkan manfaat termasuk kepercayaan merek dan biaya atau resiko seperti waktu, tenaga, biaya, psikologi dan sosial akan dipertimbangkan oleh konsumen.

4. Keputusan Membeli

Setelah melalui evaluasi dengan pertimbangan yang matang, konsumen akan mengambil keputusan. Dua faktor yang mempengaruhi keputusan membeli dan tujuan pembelian yaitu sikap orang lain dan faktor situasional yang tidak dapat diprediksi.

(45)

28

Setelah membeli, konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam membeli. Jika konsumen merasa sama atau melebihi harapannya membeli suatu merk maka akan puas, jika jauh dari harapan akan kecewa. Bila konsumen puas, maka terjadi pembelian ulang. Jika konsumen kecewa, maka cenderung bersifat negatif, menghentikan pembelian berikutnya, menceritakan hal-hal yang tidak menyenangkan yang dapat mempengaruhi pembelian.

2.2.5.3 Indikator Keputusan Pembelian

Indikator yang mencirikan keputusan pembelian menururt (Rosvita, 2010 : 17 dalam Kotler 1995) yaitu :

1. Kemantapan pada sebuah produk

Yaitu perilaku yang menggambarkan keteguhan hati dan keyakinan seseorang mengenai produk tertentu untuk memilih dan membelinya.

2. Kebiasaan dalam membeli produk

Merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian produk yang dimaksud.

(46)

29

Yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki sifat-sifat positif untuk memberikan rekomendasi/pilihan/saran bagi orang lain dari suatu produk yang mereka anggap produk tersebut bagus dan berkualitas.

4. Melakukan pembelian ulang

Menggambarkan perilaku seseorang yang merasa terpuaskan keinginannya dari suatu produk, dan akan melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut karena dianggap produk tersebut mampu memberikan apa yang diinginkan oleh penggunanya.

2.2.6 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Dalam proses pengembangan suatu produk, perusahaan harus menetapkan derajat kualitas tertentu bagi produknya karena hal ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk.

Setiap konsumen pasti akan menyukai produk dengan kualitas, kinerja dan perlengkapan inovatif yang terbaik. Menurut Prabowo (2002) Jika kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan mampu memenuhi kepuasan dan selera pelanggan, maka produk-produk perusahaan akan selalu diminati dan dicari pelanggan.

(47)

30

pembelian.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Defrima Putra (2011) mengenai Pengaruh Harga dan Kualitas Produk CBR 250R terhadap Keputusan Beli konsumen pada PT. Menara Agung di Kota Payakumbuh, Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan positif variabel Harga dan Kualitas Produk CBR 250R terhadap Keputusan Beli konsumen pada PT. Menara Agung di Kota Payakumbuh.

Dari uraian di atas dan tinjauan dari teori yang sudah diutarakan, dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan positif antara kualitas produk dengan keputusan pembelian, maka semakin tinggi kualitas produk akan berpengaruh terhadap tingginya keputusan pembelian oleh konsumen. 2.2.7 Pengaruh Citr a Merek Terhadap Keputusan Pembelian

(48)

31

dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk. Pengelolaan Brand image yang baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, salah satunya adalah meningkatkan pemahaman terhadap konsumen untuk mengambil keputusan pembelian.

Seperti apa yang diutarakan oleh Kotler (2002) bahwa citra merek adalah persepsi konsumen terhadap perusahaan atau produknya. Dengan artian bahwa citra merek memang perlu untuk kegiatan pemasaran produk, dan perusahaan harus dapat meningkatkan dan melaksanakannya, yaitu salah satunya dengan melaksanakan dan menanamkan Brand image (citra merek) produknya secara terus menerus, agar pembeli semakin ingat dengan produknya yang menjadikan konsumen bertambah.

Berdasarkan uraian di atas yang telah dijelaskan bahwa dapat disimpulkan sebagai berikut : "Citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian".

2.2.8 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa yang sesuai dengan kegunaan dan keinginannya.

(49)

32

mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut meskipun harga yang ditawarkan atau dibandrol oleh pemasar tinggi, atau karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis.

Harga merupakan salah satu yang terpenting dan diperhatikan oleh para konsumen, seperti yang diutarakan oleh Ferdinand (2006) harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Tinggi rendahnya harga merupakan salah satu pemicu penting untuk menilai kualitas produk bagi konsumen, yaitu dengan anggapan bahwa harga yang mahal biasanya mempunyai kualitas yang baik. Pada umumnya harga mempunyai pengaruh yang positif dengan kualitas, bahwa semakin tinggi harga maka semakin tinggi kualitas produk tersebut.

Penetapan harga yang tepat dapat mempengaruhi jumlah produk yang mampu dijual perusahaan. Dalam sebagian besar kasus, biasanya permintaan dan harga berbanding terbalik, yakni semakin tinggi harga, semakin rendah permintaan terhadap produk.

(50)

33

pembelian.

2.3 Kerangka Konseptual

Ker angka Konseptual Penelitian

2.4 Hipotesis

1. Diduga Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk smartphone Nokia di Plaza Marina Surabaya.

2. Diduga Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk smartphone Nokia di Plaza Marina Surabaya.

Citra Merek (Brand Image)

(X2)

Harga (Price) (X3)

Kualitas Produk (X1)

Keputusan Pembelian

(51)

34

(52)

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah segala sesuatu yang menjadi objek suatu penelitian yang berdasarkan sifat-sifat atau hal-hal yang didefinisikan atau diamati. Definisi operasi setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : A. Kualitas Produk (X1)

Kualitas produk merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberikan kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Menurut Nursya'bani Purnama (2006 : 16) kualitas produk memiliki indikator antara lain :

1. Kinerja Produk (X1.1)

Karakteristik utama suatu produk yang tercermin dari kemampuan produk dalam menjalankan fungsi utama (Nursya'bani, 2006 : 16). Adapun indikator dari kinerja, yaitu :

X1.1.1 : Tingkat Kekuatan (kemampuan yang dapat dicapai oleh

(53)

36

2. Tampilan Produk (X1.2)

Penampilan produk (Aesthathic) adalah nilai keindahan atau daya tarik produk (Nursya'bani Purnama, 2006:16). Aesthathic mencakup bagaimana daya tarik produk mampu menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Indikator dari Tampilan Produk (Aesthethic) adalah :

X1.2.1 : Bentuk (model / tampilan) dan kombinasi warna yang menarik

dari smartphone. 3. Daya Tahan Produk (X1.3)

Tingkat keawetan produk yang digambarkan dengan umur ekonomis produk atau seberapa lama produk memberi manfaat ekonomis (Nursya'bani Purnama, 2006 : 16). Indikatornya adalah :

X1.3.1 : tidak mudah rusak, dalam konsidi pemakaian normal bisa

dipakai dalam waktu yang lama. 4. Keandalan (X1.4)

Mengukur kemungkinan suatu produk tidak akan rusak dalam jangka waktu tertentu (Nursya'bani Purnama, 2006 : 16). Indikatornya adalah : X1.4.1 : Kesesuaian biaya yang dibayarkan dengan kualitas produk yang

konsisten.

5. Kemudahan Perbaikan (X1.5)

(54)

37

diperbaiki.

X1.5.1 : Menyediakan garansi resmi dan suku cadang untuk produk

apabila pengguna tidak dapat memperbaikinya sendiri.

B. Citr a Merek (X2)

Citra merek (brand image) juga disebut identitas dari merek, salah satunya ditunjukkan dari brand (merek) produk tersebut yang akan menciptakan sebuah citra merek dari produk. Citra merek (brand image) memiliki 3 komponen indikator menurut Mohammad Tambrin (2010 : 61-62) antara lain :

1. Citr a Product / Product Image (X2.1)

Citra product (product image) merupakan gambaran mengenai kualitas produk yang dijual di pasaran. Indikatornya yaitu :

X2.1.1 : Merek yang terpercaya (artinya produk yang berkualitas yang

dipercaya oleh konsumen). 2. Citr a Pemakai / User Image (X2.2)

Citra pemakai (user image) merupakan citra dari pemakai bila memakai produk smartphone yang dimaksud. Indikatornya adalah :

X2.2.1 : Merek mudah dikenali (dengan merek mudah dikenali secara

(55)

38

3. Citr a Perusahaan / Coorporate Image (X2.3)

Citra perusahaan (coorporate image) menjelaskan tentang reputasi yang dimiliki oleh perusahaan atas kualitas produk yang dimilikinya.

X2.3.1 : Lambang atau logo merek yang mudah diingat (perusahaan

mempunyai nilai-nilai reputasi yang baik atas kualitas produknya, oleh karena itu mudah diingat)

C. Harga (X3)

Harga dalam penelitian ini merupakan bentuk persepsi konsumen dari barang atau produk. Harga merupakan persepsi konsumen atas pengorbanan yang dikeluarkan untuk menikmati manfaat dari suatu barang. Menurut Rosvita (2010 : 24) dalam Stanton (1998), Variabel ini diukur melalui indikator :

1. Keterjangkauan har ga (X3.1)

Menunjukkan harga yang rendah atau harga yang tinggi untuk meningkatkan kinerja pemasaran dalam menarik konsumen dari para pesaingnya.

X3.1.1 : Harga ekonomis (harga produk (smartphone) mampu dijangkau

oleh semua kalangan kosumen, sehingga mampu mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk).

2. Kesesuaian har ga dengan kualitas produk (X3.2)

(56)

39

X3.2.1 : harga berkualitas (harga menentukan baik atau tidaknya kualitas

produk, karena konsumen selalu berpikir bahwa harga tinggi, kualitas produk yang didapat pun juga tinggi, begitu sebaliknya). 3. Daya saing har ga (X3.3)

Penyeimbangan harga atau penyamaan harga dengan pesaing lain bertujuan untuk tetap mempertahankan konsumen. Indikatornya adalah :

X3.3.1 : Harga bersaing (harga yang diberikan terhadap produk adalah

harga yang dianggap setara dan mampu bersaing dengan para pesaing).

4. Kesesuaian har ga dengan manfaat (X3.4)

Harga yang diberikan sesuai atau bahkan lebih dengan manfaat yang diterima atau dirasakan oleh konsumen. Indikatornya adalah :

X3.4.1 : Harga yang sesuai (harga yang ditentukan tentunya sepadan dengan

manfaat yang akan diterima atau didapatkan oleh konsumen).

D. Keputusan Pembelian (Y)

(57)

40

Y1 : Kemantapan pada sebuah produk

Perilaku yang menggambarkan keteguhan hati dan keyakinan seseorang mengenai produk tertentu untuk memilih dan membelinya.

Y2 : Kebiasaan dalam membeli produk

Merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian produk yang dimaksud.

Y3 : Memberikan rekomendasi kepada orang lain

menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki sifat-sifat positif untuk memberikan rekomendasi/pilihan/saran bagi orang lain dari suatu produk yang mereka anggap produk tersebut bagus dan berkualitas.

Y4 : Melakukan pembelian ulang

Menggambarkan perilaku seseorang yang merasa terpuaskan keinginannya dari suatu produk, dan akan melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut karena dianggap produk tersebut mampu memberikan apa yang diinginkan oleh penggunanya.

3.1.2 Skala Pengukuran Variabel

(58)

41

1 5

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Digunakan lima tingkat yang memuat pilihan jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju. Kalau dikembangkan menjadi 7 jenjang atau lebih, dikhawatirkan akan membuat responden menjadi bingung karena minimnya tingkat pendidikan yang dimiliki.

3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian (Riduan, 2002:03). Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang datang dan membeli Gadget di Plaza Marina Surabaya.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari beberapa anggota populasi. Bagian ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel (Ferdinand, 2006 : 223).

(59)

42

tertentu yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian yang dikembangkan (Ferdinand, 2006 : 223). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian di Plaza Marina Surabaya dengan rata-rata usia 17-50, kriteria dipilih karena biasanya orang yang berusia tersebut mampu memberikan tanggapan yang sesuai terhadap pertanyaan.

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut (Imam Ghozali,2011) antara lain:

1. Sepuluh kali skala terbesar dari indikator (kausal) formatif (catatan skala untuk konstruk yang di desain dengan refleksi indikator dapat diabaikan).

2. Sepuluh kali dari jumlah terbesar structural path yang diarahkan pada konstruk tertentu dalam model struktural.

Megacu pada pedoman pengukuran sampel menurut Imam Ghozali 2011 jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang dimana mangacu jumlah indikator dikali 10 yakni (10X10) = 100 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(60)

43

smartphone di Plaza Marina Surabaya untuk mengetahui pendapat mereka secara langsung.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data dalam penelitian ini antara lain diambil dari penelitian terdahulu, literatur dan media elektronik (internet).

3.3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini diperoleh dari pihak intern di Plaza Marina Surabaya, melalui media elektronik (internet) dan berdasarkan atas jawaban para responden yang melakukan pembelian di Plaza Marina Surabaya.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan mau pernyataan kepada responden untuk mendapatkan tanggapan atau respon secara tertulis guna mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Kuisioner dilaksanakan dan diberikan peneliti kepada semua informa yaitu konsumen pembeli dan pemakai / pengguna smartphone yang ada di Plaza Marina Surabaya.

b. Wawancara

(61)

44

digunakan untuk memperluas pandangan peneliti tentang data-data lain yang tidak terfomulasi dalam kuisioner. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui kuisioner. Wawancara dilakukan kepada para pelanggan atau konsumen di Plaza Marina Surabaya.

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis

(62)

45

besar.

SEM berbasis covariance based, adapun perbedaan antara covariance based SEM dengan component based PLS adalah dalam penggunaan model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi oleh Ghozali (2008: 5) . Pada situasi dimana penelitian mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance based (Generalized Least Squares) lebih sesuai. Namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi factor score maka akan kehilangan ketepatan prediksi dari pengujian teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor.

(63)

46

prediksi sulit dilakukan. karena itu dalam penelitian ini digunakan metode PLS.

3.4.1.1 Cara Kerja PLS

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta).

(64)

47

3.4.1.2 Model Spesifikasi PLS

PLS terdiri atas hubungan eksternal ( outer model atau model pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktural). Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model pengukuran yang menyatakan hubungan antara perubah laten dengan sekelompok perubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan antar perubah-perubah laten (Gefen,2000).

Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan; (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), dan (3) weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.

3.4.1.3 Langkah-Langkah PLS

(65)

48

Gambar 2. Langkah-langkah Analisis PLS

1) Langkah Pertama: Merancang Model Str uktur al (inner model) Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Pada SEM perancangan model adalah berbasis teori, akan tetapi pada PLS bisa berupa:

a. Teori, kalau sudah ada b. Hasil penelitian empiris

c. Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain d. Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang, dan lain

sebagainya e. Rasional.

Oleh karena itu, pada PLS dimungkinkan melakukan eksplorasi 4. Konver si Diagr am Jalur ke Sistem

5. Estimasi: Weight,Koef,Jalur dan Loading

6. Evaluasi Goodness of Fit

7. Menguji Hipotesis (Resampling

3. Mengkonstr uksi Diagr am J alur

(66)

49

hubungan antar variabel laten, sehingga sebagai dasar perancangan model struktural bisa berupa proposisi. Hal ini tidak direkomendasikan di dalam SEM, yaitu perancangan model berbasis teori, shingga pemodelan didasarkan pada hubungan antar variabel laten yang ada di dalam hipotesis.

2) Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model) Pada SEM perancangan model pengukuran hanya merujuk pada definisi operasional variabel, sesuai dengan proses perancangan instrumen penelitian. Model indikator di dalam SEM semua bersifat refleksif, sehingga perancangan model pengukuran jarang dibicarakan secara detail.

Di sisi lain, pada PLS perancangan model pengukuran (outer model) menjadi sangat penting, yaitu terkait dengan apakah indikator bersifat refleksif atau formatif. Merancang model pengukuran yang dimaksud di dalam PLS adalah menentukan sifat indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif. Kesalahan dalam menentukan model pengukuran ini akan bersifat fatal, yaitu memberikan hasil analisis yang salah.

(67)

50

awal penerapan PLS, tampaknya rujukan berupa teori atau penelitian empiris sebelumnya masih jarang, atau bahkan belum ada. Oleh karena itu, dengan merujuk pada definisi konseptual dan definisi operasional variabel, diharapkan sekaligus dapat dilakukan identifikasi sifat indikatornya, bersifat refleksif atau formatif.

3) Langkah Ketiga: Mengkonstruksi diagr am J alur

Bilamana langkah satu dan dua sudah dilakukan, maka agar hasilnya lebih mudah dipahami, hasil perancangan inner model dan outer model tersebut, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram jalur. Terlihat dari model konseptual sebagai berikut :

(68)

51

4. Langkah Keempat: Konversi diagr am J alur ke dalam Sistem Persamaan

a) Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau measurement model, Model indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

x = Λxξ + εx

y = Λyη + εy

Di mana X dan Y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ) dan endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading

yang menggambarkan seperti koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan εx danεy dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan

pengukuran atau noise. Model indikator formatif persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

ξ = ΠξXi + δx

η = ΠηYi + δy

Dimana ξ, η, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya. Πx dan

Πy adalah seperti koefisen regresi berganda dari variabel laten

terhadap indikator, sedangkan δx dan δy adalah residual dari regresi.

(69)

52

Untuk variabel latent eksogen 1 (reflektif) x1 = λx1ξ1 + δ1

x2 = λx2ξ1 + δ2

x3 = λx3ξ1 + δ3

Untuk variabel latent eksogen 2 (formatif)

ξ2 = λx4 X4 + λx5 X5 + λx6 X6 + δ4

Untuk variabel latent endogen 1 (reflektif) y1 = λy1η1 + ε1

y2 = λy2η1 + ε2

Untuk variabel latent endogen 2 (reflektif) y3 = λy3η2 + ε3

y4 = λy4η2 + ε4

b) Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian. Tanpa kehilangan sifat umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau variabel manifest diskala zero means dan unit varian sama dengan satu, sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dari model.

Model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:

(70)

53

Dimana η menggambarkan vektor vaariabel endogen (dependen), ξ adalah vektor variabel laten eksogen dan ζ adalah vektor residual (unexplained variance). Oleh karena PLS didesain untuk model rekursif, maka hubungan antar variabel laten, berlaku bahwa setiap variabel laten dependen η, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

ηj = Σi βji ηi + Σi γjbξb + ζj

Dimana γjb (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan Γ) adalah

koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan eksogen (ξ). Sedangkan βji (dalam bentuk matriks

dilambangkan dengan β) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan endogen (η); untuk range indeks i dan b. Parameter ζj adalah variabel inner

residual.

Pada model PLS Gambar 3 inner model dinyatakan dalam sistem persamaan sebagai berikut:

η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1

η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2

(71)

54

ξb = Σkb wkb xkb

ηi = Σki wki xki

Dimana wkb dan wki adalah k weight yang digunakan untuk

membentuk estimasi variabel laten ξb dan ηi. Estimasi data variabel

laten adalah linear agregat dari indikator yang nilai weight-nya didapat dengan prosedur estimasi PLS.

5) Langkah Kelima: Estimasi

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode kuadrat terkecil (least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen. Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :

1) Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten.

2) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.

3) Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep) untuk indikator dan variabel laten.

(72)

55

indikator dalam setiap kelompok indikator dengan bobot yang sama (equal weight). Bobot untuk setiap iterasi diskalakan untuk mendapatkan unit varian dari skor variabel laten untuk N kasus dalam sampel. Dengan menggunakan skor untuk setiap variabel latent yang telah diestimasi, kemudian digunakan untuk pendugaan aproksimasi inside variabel laten. Ada tiga skema bobot aproksimasi inside yang telah dikembangkan untuk mengkombinasikan variabel laten tetangga (neighboring LV) untuk mendapatkan estimasi variabel laten tertentu yaitu: centroid, factor dan path weighting. Skema weighting dengan centroid merupakan prosedur asli yang digunakan oleh Wold. Metode ini hanya mempertimbangkan tanda korelasi antara variabel laten dan variabel laten tetangganya (neigboring LV). Nilai kekuatan korelasi dan arah model struktural tidak diperhitungkan. Skema weighting dengan faktor menggunakan koefisien korelasi antara variabel laten dengan variabel laten tetangga sebagai pembobot (weight). Skema dengan path weighting membobot variabel laten tetangga dengan cara berbeda tergantung apakah variabel laten tetangga merupakan anteseden atau konsekuen dari variabel laten yang ingin kita estimasi.

(73)

56

sederhana atau regresi berganda bergantung apakah indikator dari variabel laten bersifat refleksif ataukah model berbentuk formatif. Oleh karena

inside

outside

(74)

Langkah Keenam: Goodness of Fit outer model)

convergent discriminant validity composite realibility

outer model substantive content

relative weight weight

inner model

Stone-Geisser Q Square test

bootstrapping a) Outer Model

Outer model

(75)

Convergent validity

loading

Discriminant validity

cross loading cross loading

cross loading

square root of average variance extracted

square root of average variance extracted

discriminant validity

i i i i

λ

λ ε

=

+

(76)

composite reliability ≥

i i

i c

i

λ ρ

λ ε

=

+

b) Inner model

Goodness of Fit Model

Q-Square predictive relevance

predictive relevance

predictive relevance

m

R

path analysis

(77)

outer model

inner model

inner model

distribution free

t-test p-value ≤

outter model

(78)

number of samples case per sample 3. Asumsi PLS

inner model

4. Sample Size

resampling Bootestrapping

(79)

62

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskriptif Hasil Penelitian

4.1.1 Sejar ah Plaza Marina Sur abaya

Plaza Marina yang dulu bernama Fountain court (sinar fontana) berdiri pada abad 21, yaitu kira-kira sekitar tahun 1990'an. Bangunan dengan lantai lima ini berada dikawasan elit Margorejo indah atau tepatnya Jl. Raya Margorejo Indah XVII No. 2 - 4 Surabaya. Di dalamnya terdapat banyak counter-counter Handphone, printer, laptop, aksesoris HP dan lain-lain. Banyak produk handphone dengan berbagai merek dijual disana, diantaranya seperti Samsung, Nokia, Sony, BlackBerry, Smartfren dan lain-lain. Selain menyediakan counter-counter untuk penjualan produk-produk handphone dari lantai 1 (satu) sampai dengan lantai 5 (lima), di Plaza Marina juga menyediakan counter-counter untuk perbaikannya (service) di lantai 3 (tiga). Penjualan laptop berada di lantai 2 (dua) dan 3 (tiga), begitu juga tempat perbaikannya (service).

(80)

63

Selain kolam renang, disana juga tersedia tempat makan dan tempat tongkrongan yang sudah tidak asing lagi bagi para pengunjung, seperti Solaria, Hoka-Hoka Bento, McDonald, Dunkin Donut, Exelso, Rumah Apung, Istana Mie dan masih banyak lagi.

Di Plaza Marina juga menyediakan stan-stan (counter) untuk beberapa Provider sebagai Service Custome (Pelayanan perbaikan) seperti Indosat, XL, Esia dan Smartfren.

Semua fasilitas yang disediakan di Plaza Marina Surabaya semata-mata diperuntukkan bagi para pengunjung, agar para pengunjung (konsumen) merasa nyaman saat berada di Plaza Marina Surabaya.

4.1.2 Visi dan Misi Visi

Sebagai Mall (pusat perbelanjaan) penyedia tempat untuk penjualan gadget beserta fasilitas pendukungnya (aksesoris dan service center).

Misi

1. melakukan perdagangan umum yang menanangani beraneka ragam produk gadget dengan kualitas yang baik.

(81)

64

4.2 Analisis Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam koesioner yang telah diberikan kepada pelanggan (konsumen) yang ditemui pada saat melakukan pembelian di Plaza Marina Surabaya. Koesioner yang dibagikan berjumlah 100 koesioner, dan yang kembali 100 koesioner, dari 100 kueisioner yg mengalami cacat seperti jawaban yang tidak di isi dan kurang, maka yang layak di olah 98 koesioner. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah ini :

A. Responden Berdasar kan J enis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran koesioner kepada 98 orang responden diperoleh gambaran berdasar jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 J enis Kelamin

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mereka yang berjenis Pria yaitu sebanyak 55 orang atau sebesar 55,0%, sisanya responden berjenis Wanita sebanyak 43 orang atau sebesar 45,0%. Jumlah responden Pria yang lebih banyak dibanding responden Wanita merupakan faktor kebetulan karena pada saat penyebaran koesioner, responden yang berpartisipasi lebih banyak konsumen

No J enis Kelamin J umlah Prosentase (% )

1 Pria 55 55,0

2 Wanita 43 45,0

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 3.1
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data, hasil uji F dimana nilai t hitung > dari t tabel menunjukan bahwa: variabel citra merek, harga, dan kualitas produk secara

Dengan demikian F hitung > F tabel dengan nilai 60,131 > 2,70 sehingga hipotesis yang menyatakan produk, harga dan layanan purna jual secara simultan berpengaruh

Pengaruh positif terbesar terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada mahasiswa Universitas Diponegoro adalah pada variabel layanan purna jual dengan koefisien

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah kasih-Nya maka skripsi yang berjudul “PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA TERHADAP

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk, citra merek, dan pelayanan purna jual mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap

Hasil koefisien Determinasi menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas yang terdiri dari brand extension, kualitas produk dan layanan purna jual memberikan kontribusi

Variabel Harga (X2) secara parsial Harga tidak berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian pada smartphone Xiaomi karena memiliki t hitung < t tabel, ini

Studi ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang nyata secara keseluruhan pada variabel kualitas produk, harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian pada