• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS DUGAAN KORUPSI MANTAN MENPORA DALAM SKANDAL PROYEK HAMBALANG DI MEDIA ONLINE (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kasus Dugaan Korupsi Andi Alfian Mallaranggeng Dalam Skandal Hambalang Di Media online VIVAnews.com Edisi 7,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS DUGAAN KORUPSI MANTAN MENPORA DALAM SKANDAL PROYEK HAMBALANG DI MEDIA ONLINE (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kasus Dugaan Korupsi Andi Alfian Mallaranggeng Dalam Skandal Hambalang Di Media online VIVAnews.com Edisi 7,"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

Mallar anggeng Dalam Skandal Hambalang Di Media online VIVAnews.com Edisi 7, 25 Desember 2012 dan 20 Febr uar i 2013)

SKRIPSI

OLEH :

J AN ANSAR FERDIAN 0743010288

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

MENPORA DALAM SKANDAL PROYEK HAMBALANG DI MEDIA ONLINE (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kasus Dugaan Korupsi Andi Alfian Mallaranggeng Dalam Skandal Hambalang Di Media online VIVAnews.com Edisi 7, 25

Desember 2012 dan 20 Februari 2013)” Disusun Oleh :

J AN ANSAR FERDIAN 0743010288

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 20 J uni 2013

PEMBIMBING TIM PENGUJ I :

1. Ketua

Dra. Sumardjijati, Msi Ir. Didiek Tranggono, Msi

NIP 196203231993092001 NIP. 195812251990011001

(3)

iii

peneliti bisa melaksanakan dan menyelesaikan penelitian yang berjudul “OBJ EKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS DUGAAN KORUPSI MENPORA DALAM SKANDAL PROYEK HAMBALANG”. (Analisi Isi Obyektifitas Pemberitaan Kasus dugaan korupsi Andi Alfian Mallaranggeng dalam skandal proyek Hambalang di media online VIVAnews 7, 25 Desember dan 20 Februari 2012). Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui objektivitas berita dugaan korupsi mantan Menpora Andi Mallaranggeng di media online VIVAnews.”

Selama melakukan penelitian ini, tak lupa peneliti menyampaikan rasa terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu peneliti selama menyelesaikan skripsi ini. Adapun peneliti sampaikan rasa terima kasih, kepada:

1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNYA, sehingga peneliti mendapatkan kemudahan selama proses penyusunan laporan.

2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

(4)

dorongan dalam menyelesaikan penelitian ini.

Serta tak lupa peneliti memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:

a. Ayah, Ibu, Adik yang paling lincah telah memberikan dorongan, semangat, dan pengertiannya bagi peneliti baik secara moril dan materiil.

b. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada Bondan, Amak, jembret, Abdi, Dunk, Patre, Hanop,Sigit yang selalu memenani imaji esok, serta masih banyak teman-teman yang lain.

c. Seluruh Keluarga KINNE KOMUNIKASI (seluruh angkatan), KINETIK, Ruang Rupa, Forum Lenteng, terimah kasih atas dukungannya dan Doanya. d. Dan Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh peneliti, yang telah

membantu penyelesaian penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya teman-teman di Program Studi Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 20 Juni 2013

(5)

v

HALAMAN J UDUL ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii

KATA PE NGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 14

1.3 Tujuan Penelitian ... 14

1.4 Manfaat Penelitian ... 15

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 16

2.1 Landasan Teori ... 16

2.1.1 Pers Dalam Kaidah Jurnalistik ... 16

2.1.2 Pengertian Dan Fungsi Pers ... 20

2.1.3 Teori Kebebasan Pers ... 23

(6)

2.4 Berita ... 44

2.5 Objektivitas Berita ... 51

2.5.1 Konsep Penyajian Berita ... 56

2.6 Kerangka Berpikir ... 59

BAB III METODE PENELITIAN ... 61

3.1 Definisi Operasional ... 61

3.1.1 Berita Kasus Dugaan Korupsi Andi Mallaranggeng ... 61

3.2 Kategorisasi Objektivitas Pers ... ...63

3.2.1 Akurasi Pemberitaan ... 64

3.2.2 Fairnes dan Ketidakberpihakan Pemberitaan ... 66

3.2.3 Validitas Keabsahan Pemberitaan ... 66

3.3 Popolasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... ...68

3.3.1 Popolasi ... ...68

3.3.2 Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel ... ...68

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 69

(7)

vii

4.1.1 Gambaran Singkat Media Online VIVAnews ... 71

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ... 75

4.2.1 Pemberitaan VIVAnews Tanggal 07/12/2012 ... 75

4.2.2 Pemberitaan VIVAnews Tanggal 25/12/2012 ... 81

4.2.3 Pemberitaan VIVAnews Tanggal 20/02/2013 ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 95

Daftar Pustaka ... 96

(8)

Tabel 4.1 Berita 1 ... 80

Tabel 4.2 Berita 2 ... 86

Tabel 4.3 Berita 3 ... 91

(9)

ix

di Media Online VIVAnews Periode 07, 25 Desember 2012 dan 20 Februari 2013) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui objektifitas berita pada media online VIVAnews dalam berita kasus dugaan korupsi Andi mallaranggeng dalam proyek Hambalang 2012.

Landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah jurnalisme online sebagai media massa, Pengertian Dan Fungsi Pers, teori kebebasan pers, objektifitas berita.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode riset kuantitatif, yang menggunakan analisis isi dari Rachma Ida. Populasi dalam penelitian adalah seluruh berita yang telah di Upload dalam situs VIVAnews tentang kasus dugaan korupsi Andi Mallaranggeng dalam proyek Hambalang pada tanggal 07, 25 Desember 2012 dan 20 Februari 2013.

Hasil dari penelitian ini adalah pemberitaan di VIVAnews tentang kasus dugaan korupsi Andi Mallaranggeng dalam proyek Hambalang belum bisa dikatakan objektif dikarenkan berita yang ditampilkan belum cover both side dan tidak memenuhi unsur kategori objektifitas Rachma Ida.

Kata Kunci : analisis isi berita, objektifitas, hambalang, Andi mallaranggeng, VIVAnews,

ABST RACT

Jan Ansar Ferdian. Objectivity of Reporting Cases of Alleged Corruption Andi Mallaranggeng In The Project of Hambalang (Case Reporting Content Analysis Objectivity of Reporting Cases of Alleged Corruption Andi Mallaranggeng In The Project of Hambalang in Online Media VIVAnews Dated 07, 25 December 2012 and 20 February 2013 ).

The purpose of this study was to determine the objectivity of news in the online media VIVAnews in cases of alleged corruption Andi Mallarangggeng in the project of Hambalang 2012

(10)

uploaded to the site news.

The results of this study is not to say objective because the news shown not to cover both side and yet fully the element of category objective method of Rachma Ida Keywords:Cases Reporting Content Analysis, Objectivity, Hambalang, Andi

(11)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak memerlukan informasi. Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri kebenarannya. Hanya orang atau bangsa yang mempunyai banyak informasi yang dapat berkembang dengan pesat. Dalam hal ini negara yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan lebih memperoleh kesempatan memiliki sistem komunikasi yang dapat menunjang kepentingan nasionalnya, ideologinya, dan pandangan hidupnya.

Sebaliknya negara yang tidak mempunyai kemampuan mengembangkan teknologi dan infrastruktur akan berada dalam posisi yang lemah dalam mengembangkan sistem komunikasinya. Komunikasi sering kali merupakan sarana pertukaran informasi antara pihak yang tidak sama tinggi (sederajat), menguntungkan pihak yang lebih kuat, lebih kaya dan lebih lengkap fasilitasnya. Perbedaan di dalam kekuasaan dan kekayaan, disengaja atau tidak mempunyai akibat dan pengaruh pada struktur dan arus informasi.

(12)

dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, objektif, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi atau berita tentang politik, kesehatan, sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan sebagainya. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran.

(13)

Jurnalistik online adalah tipe baru jurnalistik karena sejumlah fitur dan karakteristik berbeda dari jurnalisme konvensional. Fitur – fitur uniknya mengemukan adalah teknologinya, menawarkan kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita. Dalam buku Journalism and New Media karangan J. pavlik menyebut tipe baru jurnalisme ini sebagai “ contextualized journalism “, karena mengintegrasikan tiga fitur komunikasi yang unik : kemampuan – kemampuan multimedia bedasarkan platform digital, kualitas – kualitas interakti komunikasi online dan fitur – fitur yang ditatanya ( Santana, 2005 : 137 ). Jurnalistik online didefinisikan sebagai suatu proses pelaporan fakta yang diproduksi dan didistribusikan melalui saluran internet. Pada dasarnya jurnalistik konvensional dan jurnalistik online tidak berbeda jauh, yang membedakan hanya medium penyebarluasannya saja. Dari segi sifat, keduanya sama- sama dituntut untuk menyajikan berita paling up to date secepat mungkin dan se actual mungkin. Karena dalam media online ketepatan dan kecepatan dalam penyebaran dan pengeluaran berita meupakan kewajiban yang harus dilakukan dari setiap media online sehingga masyarakat akan percaya dan beranggapan bahwa media tersebut menjadi dan menampilkan berita hangat yang sedang terjadi, jadi intinya setiap ada informasi atau peristiwa terbaru, mereka langsung melaporkannya.

(14)

informasi melalui fasilitas dalam internet. Akan tetapi dalam jurnalistik online tidak terpaku pada kaidah bahasa yang digunakan dalam jurnalistik secara umum. Karakteristik jurnalistik online yang paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maupun mengarsip artikel – artikel untuk dapat dilihat saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalistik konvensional, namun jurnalistik online dimungkinkan untuk melakukannya lebih mudah dan cepat karena informasi yang disebarluaskan bisa lebih cepat daripada jurnalistik konvensional.

Ketika produk media massa sampai kepada masyarakat sesungguhnya merupakan hasil “ rekontruksi realita”. Bahwa peristiwa yang disaksikan atau dialami oleh reporter dan juru kamera diproses melalui editing dan re-editing penyuntingan ulang, baik oleh repoter dan juru kamera maupun oleh editor dan redaktur maupun pemimpin redaksi. Suatu proses yang cukup kompleks meskipun berlangsung cepat. Ini yang disebut sebagai rekontruksi atas realita ( Pareno, 2005 : 4 ).

(15)

sebagai “ global village “ , media atau institusi berita menyajikan peristiwa – peristiwa atau berita dari mana pun dan dari bagian dunia manapun dalam media online tersebut jadi seakan – akan dunia ini kecil seperti sebuah desa.

Dengan banyaknya aneka ragam media informasi akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pembaca harus lebih selektif dalam memilih media mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Media atau pers seharusnya bisa menambah pengetahuan pembacanya dengan menyajikan informasi yang utuh tidak bersifat memihak salah satu sumber berita (flournoy 1986 : 48). Dalam hal ini unsur objektivitas informasi dan berita yang dikemas sedemikian rupa oleh media atau pers menjadi hal yang dipertanyakan.

Objektivitas mempunyai peranan yang sangat penting dan tidak boleh dianggap remeh, terutama dalam kaitannya dengan kualitas informasi. Sebagai salah satu prinsip penilaian, objektivitas memang hanya mempunyai cakupan yang lebih kecil, tetapi objektivitas sangat penting diperhatikan dalam sebuah pemberitaan. Objektivitas pada umumnya berkaitan dengan berita dan informasi, objektivitas juga seringkali dihubungkan dengan isi dan juga objektivitas diperlukan untuk mempertahankan kredibilitas.

(16)

“berbicara”, yang akhirnya memberi bentuk pada kebenaran yang disampaikan. Di sini pers dituntut untuk menyampaikan kebenaran melalui pemberitaan secara objektif, dengan sikap tidak memihak. Berita yang disampaikan kepada khalayak mungkin saja tidak objektif, maka di sini objektivitas pemberitaan penting untuk diperhatikan. Definisi objektivitas pemberitaan itu sendiri adalah penyajian berita yang benar, tidak berpihak dan berimbang.

Definisi tentang objektivitas berita sangat beragam, namun secara sederhana dapat dijelaskan bahwa berita yang obyektif adalah berita yang menyajikan fakta, tidak berpihak dan tidak melibatkan opini dari wartawan. Objektivitas menurut mcQuail (1994 : 130) lebih merupakan cita-cita yang diterapkan seutuhnya. Dalam sistem media massa yang memiliki keanekaragaman eksternal, terbuka kesempatan untuk penyajian informasi yang memihak, meski sumber tersebut harus bersaing dengan sumber informasi lainnya yang menyatakan dirinya obyektif. Meskipun demikian tidak sedikit media yang mendapatkan tuduhan “media itu tidak obyektif”.

(17)

tentang objektivitas media dalam pemberitaan. Selain akurat berita harus lengkap, adil, dan berimbang. Kemudian berita pun harus tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis berita harus objektif. Karena berita memliki power untuk membentuk opini publik, jadi sesuatu yang ditulis oleh media harus memenuhi unsur-unsur diatas agar tidak ada pihak yang dirugikan.(Kusumaningrat 2006 : 47).

Media online VIVAnews merupakan salah satu media massa online yang up to date tiap jamnya, dimana berita-berita yang dimuat adalah berita-berita yang sedang berlangsung. Salah satu topik yang menarik adalah pemberitaan “Skandal Proyek Hambalang”, dimana kasus mulai terbuka dan menemui babak baru serta memunculkan nama-nama populer di dalam kabinet indonesia bersatu jilid II atas dugaan keterlibatannya didalam proyek hambalang. Yakni mundurnya Menpora Andi Mallaranggeng pasca pencekalan terhadap dirinya oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Dengan adanya hal tersebut, pemberitaan skandal Hambalang menjadi menarik dan seringkali menjadi berita utama dalam suatu pemberitaan di semua media massa termasuk di dalamnya Vivanews.

(18)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara resmi menyatakan bahwa Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Bersama dengan itu pada hari Jumat (7/12/2012) VIVAnews mengeluarkan berita dengan judul “Andi Mallaranggeng bantah terlibat kasus Hambalang” berikut kutipan berita VIVAnews tanggal 7 Desember.

(19)

KPK ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM tanggal 3 Desember 2012. (Sumber : Vivanews).

Pemberitaan VIVAnews tangga 25 Desember 2012 dengan judul, “ Kami Akan Bongkar Kekuatan Besar Dibalik Hambalang” Berita yang disajikan VIVAnews kali ini merupakan opini dari Rizal Mallaranggeng menyangkut hambalang dan ketidaktahuan Andi dalam proyek mega Hambalang. Pendapatnya mulai dari dua mentri terkait yakni Menpora dan Mentri Pekerjaan Umum tidak pernah menandatangani aliran dana namun dana tetap dicairkan, Menkeu Agus Martowardojo dan Wamenkeu yang saat itu menjabat Dirjen anggaran Anny ratnawati yang bertanggung-jawab atas aliran dana Hambalang, Peraturan Menteri Keuangan No. 56/2010 dan Peraturan Menteri PU No. 45/2007 yang tidak pernah ada tanda tangan dari dua Mentri terkait, Rizal juga menyatakan tuduhan dari KPK tidak jelas, dan mengatakan tiga keanehan yang terjadi antara kemenpora dan kemenkeu, jelas Rizal mengaku ingin membela kakak dan adiknya. (Sumber : VIVAnews)

(20)

untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, dan nilainya tidak bisa dipisahkan. Langkah itu, juga dilakukan agar kementerian tidak perlu setiap tahun melakukan tender ulang. Menkeu menjelaskan anggaran proyek hambalang yang semula 125 Milliar menjadi 2,5 Triliun dikarenakan perubahan rancangan yang merupakan inisiatif di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Di mana, lanjutnya, Menpora dan jajarannya yang mendesain satu proyek yang semula bernama bernama P3ON menjadi P3SON. Agus juga menjelaskan bahwa pembengkakan anggaran itu telah dibicarakan oleh Kementrian Pemuda dan OlahRaga dengan Komisi X DPR sejak tahun 2010, dan proses diskusi ini tidak melibatkan Menkeu. (Sumber : VIVAnews).

Berita di atas merupakan kutipan perkembangan skandal kasus hambalang yang melibatkan Menpora, Andi Alfian Mallaranggeng dari media online VIVAnews dalam proses beberapa upload selama tiga kali yaitu pada tanggal 7, 25 Desember 2012 dan 20 Februari 2013. Dalam penulisan berita tersebut judul berita dituliskan dengan ukuran besar. Menurut Junaedhi (1991 : 29) berita yang ditulis dengan huruf ukuran besar pada judulnya merupakan berita utama atau berita istimewa. Berita utama dilakukan seselektif mungkin sesuai dengan kebijaksanaan redaksionalnya, dan sesuatu yang dianggap paling pantas diketahui oleh masyarakat pada saat itu.

(21)

Hambalang yang disajikan oleh Vivanews belum memenuhi unsur-unsur obyektivitas atau bisa dikatakan bahwa berita tersebut tidak obyektif.

Berikut uraian latarbelakang kecurigaan penulis terhadap pemberitaan yang dilakukan Vivanews tentang skandal Hambalang yang melibatkan mantan Menpora Andi Mallaranggeng, VIVAnews adalah portal berita daring (dalam jaringan) yang dikelola oleh PT. Viva Media Baru, anak perusahaan PT Visi Media Asia, Tbk yang juga mengelola bisnis penyiaran (antv, tvOne, dan sportOne). PT Visi Media Asia adalah kelompok usaha media milik Bakrie Grup yang didirikan sejak tahun 2004. Komisaris utamanya sejak tahun 2011 adalah Annindya Bakrie. Dan yang menjabat Presiden Komisaris dari VIVAnews adalah Rizal Mallaranggeng.

Annindya bakrie yang merupakan anak sulung dari Aburizal bakrie ketua umun Partai Golkar, dimana Golkar menempatkan diri sebagai partai oposisi dari pemerintah tentu saja akan mendapat keuntungan apabila VIVAnews menuntun opini publik dengan menjadikan skandal Hambalang adalah kesalahan dari pemerintah yang notaben tersangkanya merupakan orang dari partai incumben (Demokrat). serta Rizal Mallaranggeng sebagai adik kandung dari Andi Mallaranggeng ini tidak pernah diam ataupun bersifat defensif, justru sebaliknya Rizal kerap membela kakaknya di sejumlah wawancara sebagai juru bicara keluarga Mallaranggeng.

(22)

yang disajikan akan sangat subjektif dan memiliki unsur politik bahkan mempunyai tujuan tertentu. Di era sekarang media massa dan wartawan loyalitasnya sangat dipertanyakan, antara mementingkan publik atau loyal terhadap institusinya.

Pemberitaan VIVAnews tanggal 07 Desember 2012, dengan judul “Andi Mallaranggeng Bantah Terlibat Kasus Hambalang” disini VIVAnews menggangkat sosok seorang Andi mempuyai idealisme menegakkan pemberantasan korupsi dan akan bekerjasama penuh dengan KPK. Berita ini juga dipenuhi dengan opini pribadi seorang Andi, jelas sekali disini VIVAnews melakukan pencitraan publik terhadap seorang Andi Mallaranggeng.

Pemberitaan VIVAnews pada tanggal 25 Desember 2012, dengan judul , “ Kami Akan Bongkar Kekuatan Besar Dibalik Hambalang” amat sangat jelas dimana seorang Rizal Mallaranggeng menggunakan kekuatanya sebagi Presiden Komisaris dari VIVAnews untuk membentuk opini publik.

Pemberitaan VIVAnews tanggal 20 Februari 2013, dengan judul “Hambalang, Audit BPK dan Jawaban Menkeu” Dalam berita ini VIVAnews menampilkan pendapat pribadi Rizal Mallranggeng tentang kewenangan dari Menkeu terhadap anggaran Hambalang, dan menggabungkan hasil audit BPK untuk menyerang Menkeu. Rizal merupakan jubir keluarga Mallaranggeng dan ironisnya Rizal juga menjabat sebagai Presiden Komisaris VIVAnews.

(23)

Untuk dapat memahami ketimpangan arus informasi penulis sengaja memilih media online VIVAnews. Media online VIVAnews dipilih sebagai obyek penelitian karena merupakan situs berita terpercaya di Indonesia, dan readership Vivanews mencapai 3 juta per harinya, dan juga menjadi peringkat 14 tertinggi lembaga survey alexa.com untuk seluruh content di Indonesia dan 876 untuk dunia. ( www. wikipedia. com ), Berita di VIVAnews tak hanya bisa diakses melalu internet, tapi juga bisa melalui mobile phone (handphone).

Penulis lebih memilih media online VIVAnews karena media ini adalah media situs berita yang besar dan memiliki readership yang tinggi angkanya, dengan tingginya readership secara otomatis peminat situs berita tersebut paling ramai dilihat, dikunjungi oleh masyarakat, dengan tinggih nya tinggkat pembaca maka VIVAnews mempunyai kekuatan besar dalam mempengaruhi opini publik terutama di era komputerisasi saat ini.

(24)

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi sehingga diperoleh pemahaman yang akurat dan penting. Analisisnya adalah berita di surat kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan-pesan di media (flournoy, 1986 : 12). Pemanfaatan ilmu komunikasi media massa dapat diperoleh secara tepat implementasi di lapangan atas obyektivitas pemberitaan dari surat kabar yang menjadi subyek penelitian (McQuail, 1994 : 179).

1.2. Per umusa n Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas yang melandasi penelitian ini, maka penelitian dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah Objektivitas berita dugaan korupsi Andi Mallaranggeng dalam proyek Hambalang di media online VIVAnews.”

1.3. Tujuan penelitian

(25)

1.4. Ma nfaat penelitian

1. Kegunaan teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan penelitian obyektivitas berita, sehingga hasil penelitin ini diharapkan bisa menjadi landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

(26)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pers Dalam Kaidah J urnalistik

Ketika semua orang memiliki hak suara, maka mereka pun merasa ikut berkepentingan dengan jalannya pemerintahan. Setiap orang dengan intensitas yang berbeda-beda, mulai ikut berpartisipasi dalam urusan publik. Dalam kaitan inilah pers menjadi sangat penting untuk menjaga sistem politik. Pers juga menjadi sumber informasi atau pendidik, sumber nilai-nilai budaya baru, sekaligus sumber hiburan. (Rivers, 2004:51)

Ada dua pengertian pers, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid mingguan, dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa cetak elektronik antara lain radio dan televisi, sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik. ( Effendy, 2000:90)

(27)

Sedangkan pengertian pers di Indonesia tercantum dalam Undang-undang No.11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers dan Undang-undang No. 21 Tahun 1982 tentang Perubahan Atas Undang-undang no. 11 Tahun 1966. dalam Undang –undang tersebut dinyatakan sebagai berikut:

”Pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa, yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya dilengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan alat-alat foto, klise, mesin-mesin stencil atau alat-alat tehnik lainnya.”

Jadi berdasarkan definisi pers diatas jelas tercantum bahwa pers harus mempunyai idealisme, yakni bahwa pers Indonesia merupakan alat perjuangan nasional, bukan sekedar penjual berita hanya untuk mencari keuntungan finansial.

Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan keinginan manusia yang haus akan kebutuhan informasi tersebut melalui medianya. Tetapi fungsi pers bukan hanya itu, menurut Kusumaningrat fungsi pers yang lebih detail adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Informatif

(28)

2. Fungsi Kontrol ( fungsi watchdog )

Pers harus memberitakan apa yang berjalan dengan baik dan tidak berjalan dengan baik. Fungsi ini harus dilakukan dengan lebih aktif oleh pers daripada oleh kelompok organisasi masyarakat lain seperti LSM, dan lain sebagainya.

3. Fungsi Interpretatif dan Direktif

Pers harus menceritakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian (biasanya melalui tajuk rencana atau tulisan latar belakang) dan jika diperlukan, pers juga memberitahukan tindakan yang seharusnya diambil oleh masyakarat dan memberikan alasan mengapa harus bertindak.

4. Fungsi Menghibur

Mereka menceritakan kisah yang menarik dan lucu untuk khalayak ketahui (humor, drama serta musik) meskipun kisah itu tidak terlalu penting.

5. Fungsi Regeneratif

(29)

6. Fungsi Pengawalan Hak-Hak Warga Negara

Pers harus menjaga baik-baik jangan sampai timbul tirani golongan mayoritas dimana golongan mayoritas itu menguasai dan menekan golongan mayoritas. Pers harus bekerja berdasarkan teori tanggung- jawab dan menjamin hak setiap pribadi untuk didengar dan diberi penenerangan sesuai dengan yang dibutuhkannya. Dalam beberapa hal khalayak hendaknya diberi kesempatan untuk menulis kritik dalam media terhadap segala sesuatu yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat, bahkan juga tidak menutup kemungkinan untuk mengkritik medianya sendiri.

7. Fungsi Ekonomi

Pers juga dapat berfungsi secara ekonomi yaitu dengan cara melayani sistem ekonomi melalui iklan

8. Fungsi Swadaya

Untuk memelihara kebebasan yang murni, pers berkewajiban untuk memupuk kekuatan modalnya sendiri agar tidak ditempatkan dibawah kehendak siapa saja yang mampu membayarnya sebagai balas jasa. ( Kusumaningrat, 2005 : 27-29 )

(30)

2.1.2. Pengertian dan Fungsi Pers

Pers berasal dari perkataan belanda pers yang artinya menekan atau mengepres. Kata pers merupakan padanan dari kata press dalam bahasa inggris berarti menekan atau mengepres. Jadi, secara harfiah kata pers atau press mengacu pada pengertian komunikasi yang dilakukan dengan perantara barang cetakan. Tetapi, sekarang kata pers atau press ini digunakan untuk merujuk semua kegiatan jurnalistik, terutama kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita, baik oleh wartawan media elektronik maupun wartawan media cetak (kusumaningrat, 2006 : 17).

Pers mengandung dua arti, arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit pers hanya menunjuk kepada media cetak berkala : surat kabar, majalah, dan tabloid, sedangkan pers dalam arti luas pers bukan hanya menunjuk pada media cetak berkala melainkan juga mencakup media elektronik auditif dan media elektronik audivisual berkala yakni radio, televisi, film, dan media on line internet. Pers dalam arti luas berarti media massa. Dalam paparan ini yang akan dibahas adalah pers dalam arti sempit, khususnya surat kabar. Surat kabar adalah media massa paling tua dan merupakan media yang paling banyak dan luas penyebarannya (Sumadiria 2005 : 31).

(31)

suara, dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, elektronik, dan segala jenis media yang tersedia (Sumadiria 2005 : 32).

Pers adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan sub sistem dari sistem kemasyarakatan tempat ia beroperasi, bersama-sama dengan sub sistem lainnya. Dengan demikian maka pers tidak hidup secara mandiri, tetapi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Pers cenderung untuk mempunyai kualitas penyesuaian, yang berarti ia akan menyesuaikan kepada perubahan dalam lingkungan demi kelangsungan hidupnya. Apabila pers tidak mampu menyesuaikan diri kepada perubahan kondisi dan situasi lingkungan maka ia akan mati ( Efendy, 2002 : 62 ).

Fungsi pers menurut Kusumaningrat (2006 : 27) :

1. Fungsi Informatif, yaitu memberikan informasi atau berita kepada khalayak ramai dengan cara yang teratur . pers menghimpun berita yang dianggap berguna dan penting bagi orang banyak mekudian menuliskannya dengan kata-kata.

(32)

3. Fungsi Interpretatif dan Direktif, yaitu pers harus menceritakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian, biasanya dilakukan pers melalui tajuk rencana atau tulisan-tulisan latar belakang.

4. Fungsi Menghibur, yaitu para wartawan menuturkan kisah-kisah dunia dengan hidup dan menarik.

5. Fungsi Regeneratif, yaitu pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru agar terjadi proses regenerasi dari angkatan yang sudah tua kepada angkatan yang lebih muda.

6. Fungsi Pengawalan Hak-hak Warga Negara, yaitu mengawal dan mengamankan hak-hak pribadi.

7. Fungsi Ekonomi, yaitu melayani sistem ekonomi melalui iklan. Tanpa radio, televisi, majalah, dan surat kabar, maka beratlah untuk dapat mengembangkan perekonomian sepesat seperti sekarang.

8. Fungsi Swadaya, yaitu pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuannya sendiri agar ia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh serta tekanan-tekanan dalam bidang keuangan.

Lebih lanjut Sumadiria ( 2005 : 32-35 ) menjelaskan bahwa ada lima fungsi pers yang unversal, kerena fungsi ini dapat ditemukan pada setiap negara di dunia yang menganut paham demokrasi, kelima fungsi tersebut adalah :

(33)

2. Edukasi ( to educate ), apapun informasi yang disampaikan oleh pers hendaknya dalam kerangka mendidik.

3. Koreksi (to influence), pers akan senantiasa menyalak ketika melihat berbagai penyimpangan dan ketidak-adilan dalam suatu masyarakat atau negara.

4. Rekreasi ( to entertaint ), menghibur, pers harus memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi yang menyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat.

5. Mediasi ( to mediate ), mediasi artinya penghubung. Bisa juga disebut sebagai mediator atau fasilitator.

2.1.3. Teori Kebebasan Pers

(34)

1. Authoritarian Press (per s otoriter)

Teori otoriter adalah pers yang mendukung dan menjadi kepanjangan tangan kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa dan melayani negara. Teori ini muncul setelah mesin cetak ditemukan dan menjadi dasar perkembangan pers komunis soviet. Dikenal sebagai sistem tertua yang lahir sekitar abad 15-16 pada masa pemerintahan absolut. saat itu , apa yang disebut kebenaran (truth) adalah milik beberapa gelintir penguasa saja. Karena itu fungsi pers adalah dari puncak turun kebawah.

(35)

tidak penting, yang lebih penting adalah negara sebagai tujuan akhir individu. Benito Mussolini (Italia) dan Adolf Hitler (Jerman) adalah dua penguasa yang mewarisi sistem pers otoriter.

Saat ini penyensoran, baik oleh pemerintah maupun swasta, masih hidup dan berkembang di berbagai belahan dunia, termasuk yang menyatakan yang menganut demokrasi. Misalnya perselisihan yang sering terjadi antara wartawan dengan pemerintahan Singapura yang terkenal dengan kontrol media yang ketat dimana petugas berwenang melakukan sensor atau pengeditan pada program dan pengeditan. Harian seperti Asian Wall Street Journal, Far Eastern Economic Review, dan International Herald

Tribune merupakan harian yang pernah berselisih dengan pemerintah Singapura, dan harus membayar denda serta menghadapi kontrol yang ketat.

2. Libertarian Press (pers liberal)

(36)

Manusia dilahirkan sebagai makhluk bebas yang dikendalikan akal dan bisa mengatur sekelilingnya untuk tujuan yang mulia. Kebebasan adalah hal yang utama untuk mewujudkan esensi dasar itu, sedangkan control pemerintah dipandang sebagai menifestasi “pemerkosaan” kebebasan berpikir. Oleh karena itu, pers harus diberi tempat yang sebebas-bebasnya untuk mencari kebenaran. Kebenaran akan diperoleh jika pers diberi kebebasan sehingga kebebasan pers menjadi tolak ukur dihormatinya hak bebas yang dimiliki oleh manusia.

Libertarian theory menjadi dasar modifikasi social responsibility theory, dan merupakan kebalikan dari Authoritarian Theory dalam hal hubungan posisi manusia terhadap negara. Manusia tidak lagi dianggap bebas untuk dipimpin dan diarahkan. Kebenaran bukan lagi milik kodrati manusia. Dan pers dianggap partner dalam mencari kebenaran. Untuk selama dua ratus tahun, pers Amerika dan Inggris menganut teori liberal ini, bebas dari pengaruh pemerintah dan bertindak sebagai Fourth Estate (kekuasaan keempat) dalam proses pemerintahan, setelah kekuasaan pertama lembaga eksekutif, kekuasaan kedua lembaga legislatif, dan kekuasaan ketiga lembaga yudikatif.

(37)

pemerintahan colonial dan secara resmi diadopsi dengan adanya Amandemen pertama pada piagam Hak Asasi Manusia baru yang ditambahkan ke dalam Undang-undang dasar. Dari tulisan Milton, Locke, dan Mill dapat dimunculkan sebagai pemahaman bahwa pers harus mendukung fungsi membantu menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah sekaligus sebagai media yang memberikan informasi, menghibur, dan mencari keuntungan. Di bawah teori liberal, pers bersifat swasta, dan siapaun yang mempunyai uang yang cukup dapat menerbitkan media. Media dikontrol dalam dua cara. Dengan beragamnya pendapat “proses pembuktian kebenaran” dalam “pasar bebas gagasan” akan memungkinkan individu membedakan mana yang benar dan yang salah. Demikian pula dengan sistem hukum yang memiliki ketentuan untuk menindak tindakan fitnah, tindakan senonoh, ketidaksopanan, dan hasutan dalam masa peperangan.

(38)

liberal dengan paham kebenarannya yang diterima secara luas, berguna dan terus berkembang sampai akhirnya revolusi industri juga mempengaruhi dunia penerbitan dan penyiaran. Ketika teknologi memungkinkan distribusi koran dengan luas dan cepat, nilai ekonomi produksi masal menjadi sangat penting.

Perusahaan penerbit koran mulai membeli atau bergabung dengan penerbit yang kecilsampai akhirnya kini banyak kota yang memiliki lebih dari satu surat kabar yang bersaing satu sama lain. Hal ini menyebabkan banyak orang, baik di dalam maupun luar media, mulai mempertanyakan manfaat teori liberal dalam masyarakat yang demokratis. Saat ini pandangan yang tidak populer walaupun penting sulit untuk diterima. Selain itu, psikologi abad 20 telah menunjukkan bahwa manusia tidak selalu berhubungan dengan informasi dengan cara yang tampak rasional. Rasionalisasi sendiri adalah usaha untuk memberikan penjelasan yang masuk akal untuk tindakan yang tidak masuk akal. Pendapat seperti itu membantah filosofi ”manusia rasional” yang menjadi dasar teori liberal.

3.Social Responsibility Press (pers tanggung jawab sosial)

(39)

praktisi media, dan hasil kerja komisi kebebasan pers (Comission on Freedom of The Press), berpendapat bahwa selain bertujuan untuk memberikan informasi, mengibur, mencari untung (seperti hal teori liberal), juga bertujuan untuk membawa konflik ke dalam arena diskusi.

Teori tanggung jawab sosial mengatakan bahwa, setiap orang yang memiliki suatu yang penting untuk dikemukakan harus diberikan hak dalam forum, dan jika media tidak dianggap memenuhi kewajibannya, maka ada pihak yang harus memaksanya. Dasar pemikiran sistem ini adalah sebebas-bebasnya pers harus bisa bertanggung jawab kepada masyarakat tentang apa yang diaktualisasikan.

(40)

Di bawah teori ini, media dikontrol oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen, kode etik profesional, dan dalam hal penyiaran, dikontrol oleh badan pengatur mengingat keterbatasan teknis pada jumlah saluran frekuensi yang tersedia. Selama bertahun-tahun di Amerika ada kecenderungan untuk melakukan “deregulasi” bidang penyiaran. Alasannya adalah dengan adanya teknologi beru seperti TV kabel dan siaran berdaya rendah, saat ini ada cukup banyak saluran yang tersedia dalam tiap komunitas sehingga aturan yang ada tidak diperlukan lagi.

(41)

sekarang. Reporter dan editor sering kali melakukan kesalahan ketika harus memberitakan fakta yang berhubungan dengan matematika, ilmu pengetahuan, sejarah, dan geografi. Kesalahan faktual yang jelas terlihat akan menimbulkan keraguan pada keakuratan keseluruhan laporan. Jika reporter dan editor tidak dapat menyajikan fakta yang jelas dan benar, apakah pembaca dan pemirsa dapat percaya bahwa fakta yang lebih rumit dapat disajikan benar? Akibatnya timbul keraguan pada kredibilitas media yang semakin dan memang selalu rendah.

4. Soviet Communist Press (per s komunis Soviet)

Teori pers komunis social baru tumbuh dua tahun setelah revolusi oktober 1917 di Rusia dan berakar pada teori pers authoritarian. Berkembang karena munculnya Negara Uni Soviet yang berpaham komunis pada awal abad ke-20. Sistem ini dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx tentang perubahan sosial yang diawali oleh Dialektika Hegel (mengatakan bahwa tak ada bidang-bidang realitas maupun bidang-bidang pengetahuan yang terisolasi/berdiri sendiri; semua saling terkait dalam satu gerak penyangkalan dan pembenaran. Sesuatu itu hanya benar apabila dilihat dengan seluruh hubungan).

(42)

yang ditentukan oleh pemimpin PKUS. Bagi Lenin (penguasa Soviet pada waktu itu) pers harus melayani kepentingan kelas dominan dalam masyarakat, yakni proletar. Pers harus menjadi collective propagandist, collective agitator, collective organizer. Adapun kaum proletar diwakili oleh partai komunis.

Fungsi pers adalah indoktrinasi massa, pendidikan atau bimbingan massa yang dilancarkan partai. Ini juga diakui Stalin, pemimpin sesudah Lenin. Teori totaliter soviet merupakan perubahan dari teori otoriter pers pada negara-negara yang berhaluan komunis. Sistem pers ini menopang kehidupan sistem sosialis Soviet Rusia yang dan memelihara pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap segala kegiatan sebagaimana biasanya terjadi dalam kehidupan komunis. Sebab itu, di negara tersebut tidak terdapat pers bebas, yang ada hanya pers pemerintah. Segala sesuatu yang memerlukan keputusan dan penetapan umumnya dilakukan oleh para pejabat pemerintah sendiri. Dengan bubarnya negara Uni Republik Sosialis Soviet pada 25 desember 1991 yang kini menjadi negara persemakmuran, negara tersebut sekarang telah melepaskan sistem politik komunisnya.

(43)

motif profit (yakni prinsip untuk menutup biaya) media, menomorduakan topikalitas (topikalitas adalah orientasi pada apa yang sedang ramai dibicarakan), jika dalam teori pers penguasa semata-mata orientasinya adalah upaya mempertahankan “status-quo”, dalam teori pers komunis Soviet orientasinya adalah perkembangan dan perubahan masyarakat (untuk mencapai tahap kehidupan komunis).

Setiap negara memiliki sistem persnya sendiri-sendiri dikarenakan perbedaan dalam tujuan, fungsi, dan latar belakang sosial politik yang menyertainya. Akibatnya berbeda dalam tujuan, fungsi, dan latar belakang munculnya pers, dan tentunya pula, berbeda dalam mengaktualisasikannya. Nilai, filsafat hidup dan ideologi suatu negara juga telah berperan besar dalam mempengaruhi sebuah pers. Ini juga berarti bahwa sistem yang dikembangkan juga berbeda. Salah satu alasan kenapa kiat perlu mempelajari berbagai macam sistem pers adalah untuk mengetahui sekaligus melakukan perbandingan antarsistem pers. Disamping itu pula agar kita menjadi tahu dimana posisi sistem pers Indonesia.

(44)

masyarakat sebagai referensi utama. Artinya, di masyarakat ada suatu moralitas dan etika yang dikembangkan dan diyakini tetapi tetap dilanggar. Apa yang diberitakan pers harus bisa dipertanggungjawabkan pada masyarakat. Adapun tanggung jawab itu ada satu dasar ideologi yang diyakini, yakni pancasila. Pancasila harus dijadikan acuan dalam perilaku pers. (Nur udin, 2007:69-75)

(45)

2.2. Pengertian Media Massa Dan Komunikasi Massa

Media massa seperti yang dikemukakan oleh althusser dan Gramsci dalam Sobur (2004:30) merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pendapat atau aspirasi baik itu dari pihak masyarakat maupun dari pihak pemerintah atau negara. Media massa tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan informasi yang merupakan perwujudan dari hak asasi manusia dalam kehidaupan ermasyarakat dan bernegara, dalam diri media massa juga terselubung kepentingan-kepentingan yang lain, misalnya kepentingan kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan pekerjaan bagi karyawan dan sebagainya.

Media massa mempunyai kekuatan yang sangat signifikan dalam usaha mempengaruhi khlayaknya. Keberadaan media massa mempunyai peranan penting dalam usaha memberikan informasi penting bagi masyarakat, pengetahuan yang dapat memperluas wawasan, sarana hiburan sebagai pelepas ketegangan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah peranan media sebagai kontrol sosial untuk memberikan kritik maupun mendukung kebijakan pemerintah agara memotivasi masyarakat.

(46)

dasarnya terbuka, beroperasi dalam dimensi publik untuk memberikan saluran komunikasi reguler dari berbagai pesan yang mendapat persetujuan sosial dan dikehendaki oleh banyak individu.

Dalam komunikasi massa menurut Winarni dapat dipusatkan pada komponen-komponen komunikasi massa, yaitu variabel yang dikandung dalam setiap tindak komunikasi dan bagaimana variabel ini bekerja pada media massa, kelima komponen tersebut adalah:

1. Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan.

2. Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat heterogen dan anonim.

3. Pesan. Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, maksudnya adalah setiap orang bisa mengetahui pesan-pesan komunikasi dari media massa.

(47)

menyeleksi khalayak sasaran atau penerima menyeleksi dari semua media yang ada, pesan manakah yang mereka ikuti.

5. Konteks komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial. Media mempengaruhi konteks sosial masyarakat, dan konteks sosial masyarakat mempengaruhi media massa. (Winarni, 2003 : 4-5)

Setiap disiplin ilmu dalam komunikasi memiliki ciri-ciri dan karekateristik yang berbeda-beda, adapun beberapa karakteristik komunikasi massa yang sering digunakan pada media massa yaitu:

1. Sifatnya satu arah, walaupun beberapa media massa terkadang melibatkan khalayak secara langsung dengan diadakannya dialog interaktif, namun itu hanya untuk kepentingan terbatas.

2. Selalu ada proses seleksi misalnya, setiap media memilih khalayaknya, demikian juga dengan khlayak yang juga menyeleksi medianya, baik jenis maupun isi siaran dan berita, serta waktu untuk menikmatinya.

3. Menjangkau khalayak secara luas. Dengan adanya satu stasiun pemancar pesan atau informasi dapat disampaikan dalam cakupan satu negara. Namun dalam karakteristik ini sistem ekonomi dan sosial juga ikut berperan.

(48)

5. Komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang harus peka terhadap kondisi lingkungannya. Ada interaksi tertentu yang berlangsung antara media dan masyarakat. Untuk memahami sebuah masyarakat kita harus menelaah latar belakang, asumsi dan keyakinan-keyakinan dasarnya. Untuk itu diperlukan penguasaan atas sejarah, sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat demi memahami sebuah masyarakat secara benar. (Rivers, 2004 :18)

Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda, komunikator cenderung sulit untuk mengetahui umpan balik komunikan secara segera. Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus diadakan seminar terbuka yang menghubungkan antara komunikator dan komunikan secara langsung, diadakannya survey atau penelitian. (Vardiansyah, 2004:33).

2.3. J ur nalisme Online Sebagai Media Massa

(49)

menggabungkan fungsi-fungsi dari teknologi internet dengan media tradisional. (Santana, 2005:135)

Secara teknis, momen paling fundamental dalam jurnalisme online adalah penemuan WWW. Namun secara profesional, momen tersebut dimulai dari pecahnya berita mengenai Drudge Report yang menyangkut skandal Lewinsky, ketika sebuah e-mail dikirimkan ke 50 ribu pelanggan pada tanggal 18 Januari 1998. Dalam setiap aspek penting kisah ini, menurut Lasica ketika menulis Internet Journalism and The Clinton-Lewinsky Investigation, medium internet digunakan untuk “membongkar berita-berita skandal, menyuarakan tuduhan-tuduhan baru, dan merilis secara keseluruhan laporan final Starr atas investigasinya.” Jurnalisme online telah memicu tren alternatif, mengklaim bahwa jurnalisme online telah mengubah segala aktivitas jurnalistik dan kegiatan lama profesi jurnalisme. Sejak itu, jurnalisme online telah maju secara dramatis. Kini, hampir seluruh media berita memiliki web yang hadir dalam berbagai bentuk. Terdapat tiga kelompok situs berita dalam kaitannya dengan isi. (Santana K, 2005:136)

(50)

Pada model situs kedua, bentukan situs Web-nya berisikan orisinalitas indeks, dengan cara mendesain ulang dan merubah isi dari berbagai media berita. Saloon, Slate and Drudge Report masuk ke dalam tipe ini. Situs ini memendekkan portal-portal pemberitaan melalui indeksisasi dan kategorisasi, hasil seleksi berbagai media dan isi mereka. Model situs ini memfokuskan isu-isu spesifik, melayani kepentingan komunitas dan kelompok-kelompok sosial tertentu, serta membuat saluran pertukaran pikiran dan diskusi interaktif dengan pembacanya.

Model situs ketiga berisi diskusi dan komentar-komentar pendek tentang berita dan media. Media-media watchdogs masuk ke dalam kelompok ini. Mereka menjadi saluran untuk diskusi masyarakat mengenai permasalahan yang mencuat.

Internet adalah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari bentuk-bentuk terdahulu. Karena apa yang berubah bukanlah substansinya, melainkan mode-mode produksi dan perangkatnya. (Hilf, 2000:27)

Teori konvergensi menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media massa terus merentang dari sejak awal siklus penemuannya. Setiap model media terbaru tersebut cenderung merupakan perpanjangan, atau evolusi, dari model-model terdahulu. Dalam konteks ini, internet bukanlah suatu pengecualian. (Stoval, 2005:116)

Sebagai bagian dari institusi komunikasi massa formal, jurnalisme online pun menganut ciri-ciri dan sifat media massa, yaitu :

(51)

c.Program berlanjut d.Periodik

e.Universal f.Komersial

g.Memiliki status hukum h.Aktualitas pesan tinggi i.Secara stimultan/publikatif j.Profesional

k.Komunikasi heterogen

Jurnalisme online adalah tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah fitur dan karakteristik yang berbeda dari jurnalisme konvensional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya, menawarkan kemungkinan-kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan meyebarkan berita, J.Pavlik dalam bukunya Journalism and New Media menyebut tipe baru jurnalisme ini sebagai “contextualized journalism”, karena mengintegrasikan tiga fitur komunikasi yang unik, yaitu kemampuan-kemampuan berdasarkan platform digital, kualitas-kualitas interaktif komunikasi online, dan fitur-fitur yang ditatanya (costumizeable features). (Santana, 2005:137)

(52)

yang paling jelas, terletak pada media dan efisiensi pencarian, pengolahan dan penyebarluasan beritanya.

Karakter jurnalisme online yang paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maupun mengakses artikel-artikel untuk dapat dilihat saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya juga dapat dilakukan oleh jurnalisme konvensional, namun jurnalisme online dimungkinkan untuk melakukannya dengan lebih mudah dan cepat karena informasi yang disebarluaskan lebih cepat daripada jurnalisme konvensional. Sebagai bagian dari media massa, jurnalisme online pun memiliki dan menjalankan fungsi-fungsi media massa, yaitu :

a. Fungsi Informasi

Melalui media massa, baik cetak maupun elektronik, masyarakat mendapatkan informasi mengenai berbagai fenomena kehidupan bermasyarakat dan bernegara, mulai dari informasi mengenai aspek sosial, kriminalitas, budaya, ekonomi, sampai dengan informasi mengenai politik. Media juga menjadi sarana komunikasi yang efektif antara pemerintah sebagai pengambil kebijakan dengan masyarakat. Dalam berbagai aspek, media merupakan pemberi informasi yang pertama kepada masyarakat.

b. Fungsi Edukasi

(53)

masyarakat, baik mengenai nilai-nilai maupun norma-norma yang mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat seperti mengenai ekonomi, politik, hukum, sosial budaya dan aspek lain yang pada intinya informasi yang diberikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.

c. Fungsi Hiburan

Media massa juga memiliki fungsi hiburan, terlebih dengan media elektronik yang secara umum merupakan sarana hiburan bagi masyaakat Indonesia pada umumnya. Setiap hari berbagai acara hiburan ditayangkan di televisi, baik hiburan untuk anak-anak maupun orang dewasa. Bahkan media massa sekarang seolah-olah menjadi “agama baru” yang dapat menggeser nilai-nilai moral dari institusi lain, baik keluarga, sekolah, maupun agama.

d. Fungsi Kontrol Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, media juga melaksanakan fungsi kontrol sosial. Media memberikan sosialisasi nilai baik dan buruk, media juga menjadi sarana yang efektif dalam memberikan kontrol kepada pengambil kebijakan dengan memberitakan isu yang memancing opini publik.

(54)

2.4. Berita

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet. Berita berasal dari bahasa sansekerta, yaitu urit yang dalam bahasa Inggris disebut write, yang berarti sebenarnya adalah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Writta, artinya kejadian atau yang telah terjadi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia karya Poerwadarminto, berita diperjelas menjadi laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.

Sedangkan menurut McQuail (1989 : 189) berita merupakan sesuatu yang bersifat metafistik dan sukar dijawab kembali dalam kaitannya dengan institusi dan kata putus mereka yang bersifat rasa dan sulit diraba karena kehalusannya. Berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek yang telah menonjolkannya sendiri.

Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain telah dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, alamat, dan penanggungjawabnya, fakta tersebut ditemukan oleh jurnalis dengan cara yang sesuai dengan standar operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik (panuju, 2005 : 52).

(55)

atau perhatian para pembaca. Berita merupakan gudang informasi, dan berita merupakan bagian terpenting dari tabloid atau surat kabar.

Menurut Djuroto (2002 : 48) untuk membuat berita paling tidak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

1. Menjaga obyektivitas dalam pemberitaan.

2. Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa hingga tinggal sebagian saja.

3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.

Sedangkan menurut Kusumaningrat (2006 : 47) unsur-unsur yang membuat suatu berita layak untuk dimuat ada tujuh yaitu ; Akurat, Lengkap, Adil, Berimbang, Objektif, Ringkas, Jelas, dan Hangat.

(56)

Sedangkan menurut Effendi (2010:67)

1. Aktualitas, berita tak ubahnya seperti es krim yang gampang meleleh, bersamaan dengan berlalunya waktu nilainya semakin berkurang. Bagi surat kabar, semakin aktual berita-beritanya, artinya semakin baru peristiwa itu terjadi, maka semakin tinggi nilai beritanya.

2. Kedekatan, peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca akan menarik perhatian. Kedekatan yang dimaksud tidak hanya kedekatan secara geografis tapi juga kedekatan emosional.

3. Keterkenalan, kejadian yang menyangkut tokoh terkenal (prominent names) memang akan banyak menarik pembaca. Hal ini tidak hanya sebatas nama orang saja, demikian pula dengan tempat-tempat terkenal,

4. Dampak, informasi dan berita yang disajikan memiliki pengaruh teerhadap pembaca baik faktor afektif, kognitif maupun konatif.

Berita memiliki banyak jenis, Menurut Sumadiaria ( 2005 : 69-71 ) dalam dunia jurnalistik berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi dalam tiga kelompok :

1. Elementary yaitu :

(57)

b. Depth News Report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan Straight News report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa itu sendiri.

c. Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, mencoba menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat dengan jelas.

2. Intermediate yaitu :

a. Interpretative Report lebih dari sekedar Straight News report dan depth news . berita interpretative biasanya memfokuskan pada sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Dalam jenis laporan ini reporter menganalisis dan menjelaskan.

(58)

3. Adnance yaitu :

a. Depth Reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.dengan membaca karya pelaporan mendalam, orang akan mengetahui dan memahami dengan baik duduk perkara suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang.

b. Investigative Reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Dalam laporan investigatif wartawan melakukan penyelidikan untuk memeperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan. Pelaksanaannya sering ilegal atau tidak etis

c. Editoral Writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum

(59)

Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain telah dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, fakta tersebut dihimpun oleh jurnalis dengan cara yang sesuai dengan standart operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik (jurnal mata kuliah dasar-dasar jurnalistik).

Untuk membuat berita paling tidak, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Menjaga objektifitas dalam pemberitaan.

2. Fakta tidak boleh diputar balikkan sedemikian rupa hingga tinggal sebagian saja.

3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.

Berdasarkan pasal dari kode etik jurnalistik milik Aliansi jurnalis independen, disingkat ‘AJI’ (pasal 3/14 Maret 2006) dijabarkan melalui sebagai berikut :

a. Menguji informasi berarti melakukan cek dan re-cek tentang kebenaran informasi.

b. Berimbang dengan memberikan ruang pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.

c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan.

(60)

Setiap berita yang disuguhkan harus dapat dipercaya namun juga dapat menarik perhatian khalayak sehingga lewat menyajikan hal-hal yang faktual dari apa adanya, kebenaran isi cerita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya dan ada kesesuaian dari judul dengan isi berita.

Unsur yang penting dalam menyajikan berita adalah kesesuaian antara judul berita dengan isinya, terlebih lagi bagi media massa cetak dengan pembaca yang memiliki karakteristik pembaca sekilas. Judul berita harus mempresentasikan seluruh isi berita, hal ini dimaksudkan untuk menghindari salah persepsi saat berita dibaca hanya menarik saat dibaca sekilas oleh khalayak melalui judul yang bombastis namun tidak sesuai dengan isi.

Kesesuaian judul dengan isi berita juga merupakan salah satu bentuk kejujuran jurnalis. Bila ingin berita laku keras, maka haruslah para jurnalis mencuri berita yang memiliki nilai penting dimata khalayak, bukannya melalui mengarang judul berita yang se bombastis mungkin sedangkan tidak tercermin pada isi beritanya.

Pada jurnal mata kuliah jurnalistik, dikatakan fungsi judul berita adalah :

1. Memberikan identitas pada berita

2. Mempermudah pembaca untuk memilih berita 3. Menarik perhatian pembaca

(61)

untuk memperjelas isi pemberitaan. Penempatan adanya data pendukung berita ini sangat penting atas pertimbangan berikut :

1. Foto, gambar, table, dan ilustrasi merupakan unsure berita yang pertama kali menangkap mata serta perhatian pembaca. Woodburn (yang dikutip dari jurnal jurnalistik media cetak) menjelaskan bahwa data pendukung berita di atas, memiliki kekuatan stopping power serta menjelaskan bagian dari unsure berita yang disajikan.

2. Foto dalam surat kabar, dapat digunakan dalam komunikasi dengan pembaca yang memiliki latar belakang beranekaragam karena foto mampu menyajikan berita melalui bahasa foto lebih universal.

2.5. Objektifitas Berita

Media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realisasi dunia yang benar-benar terjadi, agar gambar realitas yang ada di benak khalayak – the world outside and the pictures in our head, tidaklah bias dikarenakan informasi media massa tidak kontekstual dengan realitas. Secara ideal, setiap berita yang disajikan dalam suatu media harus memenuhi unsure objektifitas.

(62)

Pers senantiasa dituntut mengembangkan pemberitaan yang obyektif, yaitu “reporting format that generally spates fact from pinion present an emotionally detached view of the news, and strives for fairness and balanced” (DeFleur, 1994 : 635).

(63)

Jurgen Westerstahl menjabarkan konsep objektifitas pada bagan berikut :

Bagan 1. Konsep Obyektivitas Westerstahl (Westerstahl, 1983 : 405)

Westerstahl mengajukan komponen utama objektifitas berita dalam observasinya “maintaining objectivity in the dissemination of news can, it seems to me, most easily be defined as” adherence to certain norm or standards” (Charllote, 2006 : 7 – 8 yang dikutip dari Westerstahl, 1983 : 403).

Kefaktualan dikaitkan dengan bentuk penyajian laporan tentang peristiwa atau pernyataan yang dapat dicek kebenarannya pada sumber dan disajikan tanpa komentar. Impartialitas dihubungkan dengan sikap netral wartawan/reporter, suatu sikap yang menjauhkan setiap penilaian pribadi dan subyektif demi pencapaian sasaran yang diinginkan. Hanya saja, ada jurnalis yang menempatkan objektifitas sebagai simbol keyakinan di dalam pekerjaannya, dan ada pula jurnalis yang

Object ivit y

Fakt ualit y Impart ialit y

Trut h Relevance Balance /

non

(64)

mengoperasionalisasikan objektifitas dalam rutinitas tugas serta tanggungjawabnya sehari-hari ( Charilote, 2006 : 3).

Objektifitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh media dalam menjalankan profesi jurnalistik. Dalam pasal 3, Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan oleh AJI 14 Maret 2006 dikatakan “wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi serta menetapkan azas praduga tak bersalah”.

Rachma Ida, membuat sebuah kategorisasi yang mengukur objektifitas pers sebuah surat kabar dengan tiras minimal 100.000 eksemplar. Dengan obyek penelitian berita politik dengan skala nasional yang menjadi berita utama (Kriyantono, 2006 : 224). Rachma Ida disini mencoba untuk mengukur Objektifitas pemberitaan surat kabar dengan mengoperasionalisasikan dalam dimensi-dimensi objektifitas yang terdiri dari aktualitas, fainess dan validitas pemberitaan, berikut kategorisasi objektifitas menurut Rachma Ida (Kriyantono, 2006 : 244 dan juga dalam Bungin, 2003 : 154-155).

a. Akurasi pemberitaan, yaitu menyangkut kejujuran dalam pemberitaan yang meliputi:

1) Kesesuaian judul berita dengan isi berita. 2) Pencantuman waktu terjadinya suatu peristiwa.

(65)

4) Faktualitas berita, yaitu menyangkut ada tidaknya pencampuran fakta dengan opini wartawan yang menulis berita.

b. Fainess atau ketidakberpihakan pemberitaan, yaitu yang menyangkut keseimbangan penulisan berita yang meliputi :

1) Ketidakberpihakan, dilihat dari sumber berita yang digunakan. 2) Ketidahberpihakan dilihat dari ukuran fisik luas kolom.

c. Validitas keabsahan pemberitaan, diukur dari :

1) Atribusi, yaitu pencantuman sumber berita secara jelas (baik identitas maupun dalam upaya konfirmasi atau check dan re-check).

2) Kompetensi pihak yang dijadikan sumber berita yang mendapatkan informasi yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu kronologi peristiwa (berita yang menyangkut peristiwa dengan kronologi kejadiannya), apakah berasal dari apa yang dilihat, atau hanya sekedar kedekatannya dengan media yang bersangkutan atau karena jabatannya. Kategori ini dibagi menjadi : wartawan, pelaku langsung dan bukan pelaku langsung.

(66)

2.5.1. Konsep Penyajian Berita

Konsep penyajian berita salah satunya kembali pada konsep aktualitas yang menurut Denis McQuail merupakan ciri utama berita melalui menyajikan suatu peristiwa terbaru, karena itu, sangat penting adanya pemberian identitas waktu dalam sebuah penyajian berita.

Dalam sebuah berita yang idealnya mengambil bentuk piramida terbalik yang diurutkan dengan menjelaskan mulai dari bagian berita yang terpenting sampai pada yang kurang penting, letak tanggal terjadinya peristiwa umumnya terletak pada bagian teras berita. Bentuk penulisan Piramida Terbalik (Inverted Pyramid), seperti pada gambar berikut :

(Gambar Piramida Terbalik 5W+ 1H)

Pada Piramida terbalik ini, penulisan berita dimulai dengan membuat lead atau teras berita sebagai paragraf pertama. Dalam penulisan lead ini mencakup rumus dasar dalam menulis berita berupa 5W + 1H yaitu :

a. What : Peristiwa atau hal apa yang terjadi

J U D U L

LEAD (5W + 1H)

TUBUH

Rincian lead, latar belakang

dan informasi lanjutan

Sangat

(67)

b. Where : Dimana peristiwa itu terjadi c. When : Kapan peristiwa itu terjadi

d. Why : Mengapa peristiwa tersebut terjadi

e. Who : Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut f. How : bagaimana peristiwa tersebut terjadi

Kemudian, lead dikembangkan atau teras berita tersebut dijadikan sebagai paragraph kedua dan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan atau mendukung tulisan pada paragraf pertama.

Paragraf ketiga dan selanjutnya adalah sebagai tubuh berita. Selain susunan berita yang berbentuk piramida terbalik, yang harus diperhatikan adalah :

a. Paragraf : lebih baik menggunakan alenia pendek sehingga dapat memberi kesan yang santai dan mudah untuk dibaca.

b. Gaya bahasa : penggunaan gaya bahasa yang dipakai dapat dimengerti oleh semua pihak, baik kalangan atas atau bawah bahkan pula yang tidak berpendidikan. Hal ini dikarenakan khalayak daripada media massa yang bersifat heterogen.

c. Ekonomis kata : harus menggunakan kalimat yang sesingkat mungkin untuk mengungkapkan satu maksud. Artinya satu gagasan satu kalimat. d. Objektifitas : suatu berita harus tetap dijaga dalam Press Release

(68)

e. Tetap menjaga keakurasian tulisan atau informasi : karena mampu mempengaruhi opini pembaca tentang kredibilitas seorang Publik Relations sebagai sumber informasi.

f. Data perlu diperhatikan Panjang sebuah Press Release : dalam penulisannya sebaiknya tidak lebih dari dua halaman, sehingga perlu dihindari penggunaan kata yang berbelit-belit.

Bagian terakhir dalam penyajian berita namun bagiannya merupakan hal yang tidak kalah penting yaitu berhubungan dengan persyaratan adanya fakta-fakta yang siap untuk diverifikasi, data terbuka untuk diadakan penelusuran, narasumber yang memberikan informasi mudah dikenali serta berbagai pertanggungjawaban berita lainnya.

(69)

2.6. Kerangka Berpikir

Seperti yang telah diketahui bahwa pekerjaan media adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pembentukan realitas. Sehingga, pada dasarnya berita yang tersaji di hadapan khalayak merupakan hasil olahan atau konstruksi wartawan sebagai perpanjangan tangan dari media. Karena semua pekerja jurnalis adalah agen : bagaimana peristiwa yang acak dan kompleks itu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah berita yang dapat dipahami dan dimengerti oleh khalayak.

Demikian halnya dengan berita mengenai tentang kasus dugaan korupsi mantan Menpora Andi alfian Mallaranggeng dalam skandal Hambalang pada situs berita online VIVAnews yang memiliki sudut pandang dalam pemberitaannya mengenai realitas yang ada. Pemuatan berita-berita mengenai tentang kasus dugaan korupsi mantan Menpora dalam kasus hambalang di VIVAnews, dipilih penulis sebagai subyek penelitian.

(70)

Kelengkapan Informasi Atas Kejadian yang Ditampilkan

(71)

61 3.1. Definisi Oper asional

Penelitian ini menggunakan metodologi riset kuantitatif yang mengharuskan peneliti bersikap obyektif dan memisahkan diri dari data, karena riset ini menggambarkan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.

Berdasarkan metodologi di atas, penelitian ini menggunakan metode analisi isi. Analisis isi digunakan untuk menganlisis isi pesan yang tampak, dengan cara sistematik dan obyektif. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematik, faktual, akurat tentang fakta serta sifat yang dimiliki suatu populasi yang diteliti.

3.1.1. Ber ita Kasus Dugaan Kor upsi Andi Alfian Mallar anggeng Dalam Proyek Ha mbalang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan industri dengan masyarakat yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial ekonomi, serta seberapa besar kedudukan agama

This thesis aims at describing the process of teaching and learning reading, the obstacles found in teaching and learning reading, the English teacher’s solution to solve

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status resistensi nyamuk Aedes aegypti di daerah endemis DBD Kota Medan terhadap insektisida yang sering digunakan

Penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat menambah pemahaman dalam memperkaya pengetahuan yang berhubungan tentang sejauh mana pengaruh kepemilikan institusional,

Adsorpsi adalah proses yang terjadi pada permukaan suatu zat padat yang. berkontak dengan suatu larutan dimana terjadi akumulasi

1) Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti untuk mengambil tindakan dalam menangani masalah yang sama. 2) Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan pendidik

Jadi, untuk menjaga agar komitmen para anggota berada dalam keadaan yang baik, organisasi harus memiliki kepemimpinan yang baik pula agar organisasi dapat berjalan

bahwa agar pemberian uang kinerja sesuai dengan kebijakan penganggaran berdasarkan prestasi kerja sesuai ketentuan Pasal 91 ayat (4) dan Pasal 93 Peraturan Menteri Dalam Negeri