• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KLINIK DR. BENNY A. DSKK DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KLINIK DR. BENNY A. DSKK DI SURABAYA."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS

PELANGGAN KLINIK DR. BENNY A. DSKK

DI SURABAYA

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh :

DEBBY PRICILLYA PARAMITHA

0712010009 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah dan terima kasih kepada junjungan tertinggi,

ALLAH SWT atas kemampuan dan kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH

KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KLINIK DR.BENNY A.DSKK DI SURABAYA”.

Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dengan selesainya penulisan

skripsi ini penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia untuk

memberikan bantuan dan dukungannya baik secara materiil maupun moril kepada

penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Dosen Wali Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Prasetyo Hadi, SE, MM, selaku Dosen pembimbing yang telah

(3)

5. Seluruh staf Dosen dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Bunda, Ayah, kakak, dan adik-adik tercinta yang selalu memberikan doa,

dukungan dan bantuan materiil serta pengorbanan yang tiada henti sehingga

saya dapat menyelesaikan studi ini dan dapat memberikan yg terbaik.

7. Charlee yang selalu setia memberi semangat dan keyakinan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Serta teman-temanku yang tersayang Rya, Tasya, Niar, Nophi, Muti, Icha,

Rezha, Gocen yang saling mendukung slama ini dan semua teman-teman

yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih ada

kekurangan dan perlu adanya perbaikan, oleh karenanya penulis senantiasa

mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan bagi peneliti yang lain di

masa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Mei 2011

(4)

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS

PELANGGAN KLINIK DR. BENNY A. DSKK

DI SURABAYA

Oleh :

Debby Pricillya Paramitha

Abstraksi

Berdasarkan data jumlah pelanggan di klinik Dr. Benny A. DSKK periode tahun 2005 - 2009 telah mengalami penurunan. Pada tahun 2005-2006 tercatat adanya kenaikan sebesar 480 pasien, tahun 2006-2007 turun sebanyak 1200 pasien, tahun 2007-2008 terjadi penurunan lagi sebanyak 480 pasien, sedangkan pada tahun 2008-2009 terjadi kenaikan sebesar 2400 pasien. Hal ini didukung dengan data bahwa pada tahun 2005 - 2009 mengalami penurunan yang fluktuatif. Fenomena semakin menurunnya jumlah pelanggan dan kenaikan komplain pelanggan ini menunjukkan rendahnya kepuasan dan loyalitas pelanggan yang menggunakan jasa klinik Dr. Benny A. DSKK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan terhadap loyalitas pelanggan Klinik “Dr.Benny A.DSKK” di Surabaya

Data yang digunakan adalah data primer yaitu data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu seluruh pelanggan yang menggunakan jasa klinik Dr. Benny A. DSKK. Skala pengukuran yang digunakan adalah semantic differential scale dengan teknik pengukuran dengan jenjang 1-7. Teknik pengambilan sampel menggunakan puposive sampling yaitu metode pengambilan sampel menggunakan kriteria - kriteria tertentu, antara lain umur 17 tahun keatas dan minimal pernah 2 kali menggunakan jasa klinik Dr. Benny A. DSKK. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 110 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM untuk melihat pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan yang menggunakan jasa klinik Dr. Benny A. DSKK.

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh tidak signifikan positif terhadap loyalitas pelanggan yang menggunakan jasa klinik Dr. Benny A. DSKK

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 8

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 8

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran... 9

2.2.3. Konsep Pemasaran... 10

2.2.4. Tujuan Pemasaran... 10

(6)

2.2.5.2. Karakteristik Jasa ... 12

2.2.6. Kepuasan Pelanggan ... 12

2.2.6.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 12

2.2.6.2. Indikator Kepuasan Konsumen ... 14

2.2.7. Loyalitas Pelanggan ... 15

2.2.7.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan ... 15

2.2.7.2. Variabel Loyalitas Pelanggan ... 18

2.2.8. Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan... 18

2.3. Kerangka Konseptual ... 20

2.4. Hipotesis... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 22

3.1.1. Definisi Operasional ... 22

3.1.2. Pengukuran Variabel... 24

3.2. Teknik Penentuan Sampel... 25

3.2.1. Populasi ... 25

3.2.2. Sampel... 25

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 26

3.3.1. Jenis Data ... 26

3.3.2. Sumber Data... 26

3.3.3. Pengumpulan Data ... 26

(7)

3.4.1.1. Uji Outlier Univariat... 27

3.4.1.2. Uji Outlier Multivariat ... 28

3.4.2. Uji Reliabilitas dan Validitas 3.4.2.1. Uji Validitas ... 29

3.4.2.2. Uji Reliabilitas ... 29

3.4.3. Uji Normalitas Data ... 29

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling) ... 30

3.4.5. Uji Hipotesis ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 36

4.1.2. Deskripsi Kepuasan Pelanggan (X) ... 37

4.1.3. Loyalitas Pelanggan (Y) ... 39

4.2. Analisis Data ... 41

4.2.1. Evaluasi Outlier ... 41

4.2.2. Evaluasi Reliabilitas ... 43

4.2.3. Evaluasi Validitas ... 44

4.2.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ... 45

4.2.5. Evaluasi Normalitas ... 46

4.2.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM ... 47

(8)

4.3. Pembahasan... 52

4.3.1. Pengujian Hipotesis Hubungan Kepuasan

Pelanggan Dengan Loyalitas Pelanggan... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran... 55

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data jumlah pelanggan dan pendapatan pertahun periode tahun 2005 – 2009... 3

Tabel 3.1. Goodness of fit Index ... 35

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 36

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya Responden Menggunakan Jasa Minimal 2 Kali ... 37

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan

Pelanggan (X) ... 38

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Loyalitas

Pelanggan (Y) ... 40

Tabel 4.5. Residuals Statistics ... 42

Tabel 4.6. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 43

Tabel 4.7. Standardize Faktor Loading dan Construct dengan

Confirmatory Factor Analysis ... 44

Tabel 4.8. Construct Reliability dan Variance Extracted ... 45

Tabel 4.9. Assessment Of Normality ... 46

Tabel 4.10. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

Approach – Base Model... 48

Tabel 4.11. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

Approach – Eliminasi... 49

Tabel 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

Approach – Eliminasi Modifikasi ... 50

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual... 20

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan Model Spesifikasi : One Step Approach

– Base Model ... 48

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan Model Spesifikasi : One Step Approach

– Eliminasi Model ... 49

Gambar 4.3. Model Pengukuran & Struktural Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan Model Spesifikasi : One Step Approach

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Pelanggan (X) Dan Loyalitas Pelanggan (Y)

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Trend dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada segmen pasar yang ada.

Dengan semakin banyaknya klinik-klinik kecantikan menyebabkan semakin

banyak pula pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen, hal ini akan

memberikan kesempatan kepada konsumen untuk dapat memilih dan membeli

produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Akibatnya

persaingan antara perusahaan semakin ketat, karena setiap perusahaan

mempertahankan pangsa pasar dan mengembangkan usahanya.

Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan

dituntut untuk lebih memperhatikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

konsumen, karena pada dasarnya konsumen akan membeli suatu produk yang

dapat memuaskan keinginannya tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi manfaat

dari produk tersebut. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan

karena kebutuhan akan selera konsumen bersifat kompleks dan dinamis. Ini

berarti perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan kualitas produk yang

diinginkan konsumen dengan jalan menganalisa perilaku dan selera konsumen,

akhirnya perusahaan diharapkan dapat menetapkan efisiensi dan efektifitas

strategi pemasaran demi pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan

sebelumnya yaitu memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen

(13)

Perusahaan harus mampu bersaing, salah satunya dengan memberikan

kepuasan terhadap konsumennya. Menurut Kotler (2002 : 09) Produk adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan

keinginan. Kadang-kadang kita akan memakai istilah lain untuk produk, seperti

penawaran (offering) dan pemecahan (solution). Produk atau jasa penawaran

dapat dibedakan menjadi tiga jenis : barang fisik,jasa dan gagasan.

Klinik Dr.Benny A.DSKK di Surabaya merupakan salah satu perusahaan

klinik kecantikan kulit dan kelamin yang berdiri sejak ± desember 1997. Pada

tahun 2005 sampai tahun 2009 mengalami penurunan yang fluktuatif. Dan pada

tahun 2007-2008 diketahui adanya keluhan yang disampaikan pelanggan

berkaitan dengan pelayanan yang diterima oleh pelanggan. Adapun keluhan yang

disampaikan oleh pelanggan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kurang lengkapnya peralatan.

2. Kurangnya lahan parkir.

3. Tidak ditemukan beberapa kebutuhan pasien seperti misalnya suntik

pemutihan (vit.c) di klinik tsb.

4. Pasien terlalu banyak yang berbicara sehingga menimbulkan kebisingan.

Banyaknya jumlah keluhan diatas, diduga menyebabkan penurunan jumlah

(14)

Tabel 1: Data jumlah pelanggan dan pendapatan pertahun periode tahun 2005 –

2009.

Periode Jumlah Pelanggan Pendapatan (orang) (Rp)

2005 4800 960.000.000 2006 5280 1.032.000.000 2007 4080 840.000.000 2008 3600 780.000.000 2009 6000 1.152.000.000

Sumber : Internal Perusahaan

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005-2009 klinik

Dr.Benny A.DSKK mengalami penurunan jumlah pelanggan sebagai berikut :

tahun 2005-2006 tercatat adanya kenaikan sebesar 480 pasien, tahun 2006-2007

turun sebanyak 1200 pasien, tahun 2007-2008 terjadi penurunan lagi sebanyak

480 pasien, sedangkan pada tahun 2008-2009 terjadi kenaikan sebesar 2400

pasien.

Hal ini disebabkan karena pada tahun 2007 banyak bermunculan

klinik-klinik kecantikan yang menawarkan pelayanan yang lebih lengkap, sehingga

banyak konsumen yang mencoba untuk berpaling ke klinik kecantikan lain yang

menawarkan pelayanan tersebut. Dengan adanya permasalahan penurunan

pelanggan di klinik Dr.Benny A.DSKK, apakah di dalamnya terdapat kepuasan

yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan pada klinik Dr.Benny A.DSKK.

Kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan adalah harus

memahami kondisi pesaing, para peasing tentu tidak mau tinggal diam dalam

menghadapi pemain baru dalam bidang yang sama. Sementara itu pesaing yang

berposisi sebagai pemimpin pasar tentunya berusaha mempertahankan posisinya

(15)

Lupiyoadi (2006:192) mendefinisikan Kepuasan merupakan tingkat

perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja jasa yang

diterima dan diharapkan. Perusahaan akan selalu menyadari pentingnya faktor

pelanggan oleh karena itu mengukur tingkat kepuasan pelanggan sangatlah perlu.

Banyak manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat

kepuasan yang tinggi. Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dapat

meningkatkan loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran

pelanggan,mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga, meningkatnya

efektivitas iklan.

Menurut Lupiyoadi & Hamdani (2006:195) Kesetiaan konsumen tidak

terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil

pengalaman dari konsumen itu sendiri dan pelanggan yang mengalami kepuasan

tinggi cenderung bertahan pada penyedia jasa. Signifikasi loyalitas pelanggan

sangat terkait dengan kelangsungan perusahaan dan terhadap kuatnya

pertumbuhan perusahaan dimasa datang, agar perusahaan mampu

mempertahankan tingkat laba yang stabil, kedewasaan dan persaingan bisnis

begitu tajam strategi defensif seperti berusaha untuk mempertahankan pelanggan

yang ada saat ini lebih penting dibanding strategi agresif seperti memperluas pasar

dengan menggaet konsumen potensial.

Dan indikator dari kepuasan konsumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah : “(X1) Kualitas Jasa ; (X2) Bentuk Fisik ; (X3) Keandalan ; (X4)

(16)

Sedangkan loyalitas pelanggan dapat diukur oleh beberapa indikator, yaitu: (Y1)

Melakukan pembelian ulang ; (Y2) Tidak tertarik pada pelayanan klinik lain ; (Y3)

Menarik pelanggan baru.

Keberhasilan suatu perusahan mendapatkan kepercayaan pelanggan tentu

tidak terlepas dari pemasaran yang tepat. Pemasaran pada dasarnya mencari suatu

tanggapan perilaku dari pihak lain dan suatu perusahaan menginginkan tanggapan

berupa pembelian. Pembelian merupakan hasil dari suatu proses dimana

didalamnya terdapat serangkaian tindakan yang terlibat secara langsung yang

disebut perilaku konsumen sehingga pada akhirnya serangkaian tindakan ini akan

menghasilkan suatu pilihan. Pembeli akan merasa puas setelah pembelian

bargantung pada kinerja penawaran sehubungan dengan harapan pembeli.

Untuk mendapatkan pengetahuan tentang hal itu akan merupakan suatu hal

yang teramat penting bagi para pelaku pasar, karena konsumen yang beralih pada

produk atau merek lain merupakan kerugian bagi perusahaan dimasa mendatang.

Hal tersebut dapat menjadi lebih buruk lagi apabila harus diperhitungkan pula

biaya untuk mendapatkan konsumen baru, biaya untuk mempertahankan

konsumen baru tersebut dan sebagainya. Ini semua mengingat semakin ketatnya

persaingan, sehingga menuntut kejelian para pemasar untuk mewaspadai segala

sesuatu serta mengantisipasinya, dengan demikian eksistensinya bisa tetap

dipertahankan dalam jangka panjang dan perusahaan akan mendapatkan

keunggulan daya saing yang berkelanjutan. Oleh sebab itu berdasarkan latar

belakang di atas, penulis ingin membuat penelitian tentang “Pengaruh Kepuasan

(17)

6

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas maka perumusan masalah yang diajukan

dalam penelitian ini adalah :

Apakah kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan Klinik “Dr.Benny

A.DSKK” di Surabaya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk menganalisis pengaruh kepuasan terhadap loyalitas pelanggan Klinik

“Dr.Benny A.DSKK” di Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak

antara lain :

a. Bagi perusahaan kiranya penelitian ini dapat memberikan tambahan

informasi tentang kepuasan dan loyalitas pelanggan.

b. Bagi pembaca kiranya penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai

tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian yang digunakan oleh:

1. Kristiningsih (2004) dengan judul “PENGARUH KEPUASAN TERHADAP

LOYALITAS PASIEN PADA RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT DR RAMELAN SURABAYA”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat

kepuasan pasien berdasarkan persepsi pasien umum rawat inap RSAL

Dr.Ramelan dikatakan cukup puas,namun kepuasan itu dirasakan belum maksimal

pada dimensi bukti fisik dan keandalan sedangkan tingkat loyalitas pasien umum

rawat inap RSAL Dr.Ramelan Surabaya dikategorikan cukup (sedang). Dari hasil

penelitian regresi berganda menunujukan adanya pengaruh yang signifikan dari

variabel kepuasan pasien pada dimensi bukti fisik, keandalan, daya tanggap,

jaminan dan empati pada loyalitas pasien RSAL Dr.Ramelan.

2. Trisno Musanto (2004) dengan judul “FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN

PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGGAN : STUDI KASUS PADA CV.SARANA MEDIA ADVERTISING SURABAYA”. Dari hasil penelitian

dapat dijelaskan bahwa reliability, response to and remedy of problems, sales

experience, dan convenience of acquisition secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap loyalitas pelanggan, Sedangkan sales experience secara parsial

(19)

parsial sales experience menunjukan bahwa kontribusi sales experience secara

parsial adalah dominan dibandingkan yang lain terhadap perubahan loyalitas

pelanggan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang

ini walaupun masing-masing memberikan penekanan yang berbeda namun pada

intinya tujuan mereka sama yaitu bertitik tolak pada pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Berikut ini dikutip beberapa definisi tentang pemasaran

yang dikemukakan beberapa ahli pemasaran :

Kotler (1997:9) mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan,menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain.

Swasta (1995:5) mendefinisikan pemasaran sebagai sistem keseluruhan

dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

Dari penelitian-penelitian pemasaran diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa pemasaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang mencakup unsur

(20)

mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepada konsumen yang

membutuhkannya.

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan

kegiatan-kegiatan pemasaran untuk membantu dan mendukung proses pertukaran yang

efisien dan efektif. Definisi manajemen pemasaran banyak diberikan para ahli

dalam pemasaran.

Adapun definisi manajemen pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler

(1997:9) adalah proses perencanaan, dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,

promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Jadi

manajemen pemasaran termasuk menata olah permintaan yang akhirnya termasuk

menata olah hubungan demi pelanggan.

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Swasta

dan Handoko (2000:4) adalah penganalisaan, perencanaan, dan pengawasan

program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang

dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Titik berat diletakkan

pada penawaran perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar

tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang

(21)

2.2.3. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran selalu menekankan bahwa kunci sukses untuk

keberhasilan tujuan perusahaan adalah dengan mengutamakan pada pemuasan

kebutuhan dan keinginan konsumen melalui cara yang lebih efektif dan lebih

efisien daripada yang dilakukan oleh para pesaing.

Philip Kotler (1997:17) mengemukakan bahwa konsep pemasaran

merupakan falsafah manajemen pemasaran yang berkeyakinan bahwa pencapaian

sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien

ketimbang pesaing.

2.2.4. Tujuan Pemasaran

Ada empat tujuan pemasaran atau sasaran alternatif yang diajukan

menurut Kotler dan Amstrong (1997:17) :

1. Memaksimalkan konsumsi.

Banyak eksekutif bisnis percaya bahwa jabatan pemasaran semestinya

dapat mendorong konsumsi maksimum, yang pada gilirannya akan

menciptakan produksi, kesempatan kerja, dan kemakmuran maksimum.

2. Memaksimalkan kepuasan konsumen

Pandangan lain menyatakan bahwa sistem pemasaran adalah untuk

memaksimalkan kepuasan konsumen,bukan jumlah konsumsinya.

(22)

Memaksimalkan ragam produk dan pilihan konsumen akan

memungkinkan konsumen mendapatkan barang yang benar-benar

memuaskan selera mereka.

4. Memaksimalkan mutu kehidupan

Mutu kehidupan ini tidak hanya mencakup kualitas, kuantitas,

ketersediaan dan harga barang, tetepi juga mutu lingkungan fisik dan

budaya.

2.2.5. Pemasaran Jasa 2.2.5.1. Pengertian Jasa

Stanton (1981:529) dalam Alma (2004:243) mendefinisikan jasa

sebagai sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara terpisah tidak

berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan jasa dapat

dihasilkan dengan mengggunakan benda-benda berwujud atau tidak.

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:3) dalam (Alma, 2004:243).

menyatakan jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan

produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan

nilai tambah (seperti kenikamatn, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak

berwujud. Tidak jauh berbeda dengan definisi di atas, Kotler (1994) dalam

Lupiyoadi & Hamdani, (2006:6) mendefinisikan jasa sebagai berikut:

“Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke

(23)

kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau

sebaliknya”.

2.2.5.2. Karakteristik Jasa

Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang.

Berry (Alma, 2004:244) mengemukakan ada 3 karakteristik jasa yaitu:

1. Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud (more intangible

than tangibel).

2. Produksi dan konsumsi bersamaan waktu (simultaneous production

and consumption).

3. Kurang memiliki standar dan keseragaman (less standarizied and

uniform).

2.2.6. Kepuasan Konsumen

2.2.6.1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan konsumen semakin besar,

sehingga banyak pihak yang menaruh perhatian pada hal tersebut. Pemantauan

dan pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah menjadi hal yang sangat

penting bagi setiap badan usaha. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat

memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan

implementasi strategi peningkatan kepuasan. Kepuasan konsumen disebut sebagai

salah satu strategi untuk memenangkan persaingan. Secara tradisional falsafah

(24)

`Setiap individu memiliki kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi

untuk mempertahankan hidupnya. Produk atau jasa dibuat untuk memenuhi apa

yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Kalau hal itu sudah tercapai, berarti

kepuasan konsumen sudah terjadi dan diharapkan perusahaan akan mampu untuk

menghasilkan jasa, sesuai yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.

Mowen (1995:89) menyatakan bahwa kepuasan konsumen sebagai

keseluruhan sikap yang ditunjukan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka

memperoleh dan menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif pasca

pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman

menggunakan atau mengkonsumsikan barang atau jasa tersebut.

Kotler (1997:40) mengemukakan bahwa kepuasan merupakan perasaan

seseorang yang timbul dari perbedaan antara kinerja (hasil) yang diterima

konsumen dengan harapannya. Jika kinerjanya lebih rendah dari harapannya,

maka konsumen kecewa. Jika kinerjanya sama dengan harapan, maka konsumen

puas. Jika kinerjanya melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat puas.

Konsumen membandingkan persepsi mereka atas kualitas produk setelah

menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk sebelum

mereka membelinya. Tergantung pada bagaimana kinerja actual dibandingkan

dengan kinerja yang diharapkan. Mereka akan mengalami emosi yang positif,

negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai masukan atau

input dalam persepsi kepuasan atau ketidak puasan mereka.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kepuasan konsumen merupakan respon

(25)

bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana

tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang. Oleh karenanya, perusahaan harus

dapat memberikan produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan atau

keinginan dari konsumen sehingga mencapai kepuasan dari konsumen dan lebih

jauh lagi dapat menciptakan kesetiaan konsumen.

2.2.6.2. Indikator Kepuasan Konsumen

Menurut Kristiningsih (2004) dan L.Suryanto(2002) menyatakan bahwa

indikator yang membentuk kepuasan konsumen adalah:

a. Kualitas Jasa (Product Quality)

Merupakan evaluasi keseluruhan dari fungsi jasa yang diterima oleh

konsumen dan bagaimana cara pelayanan tersebut disampaikan serta cara

interaksi karyawan dengan konsumen.

b. Bentuk Fisik (Tangibles)

Merupakan penampilan dari fasilitas fisik dan peralatan.

c. Keandalan (Reliability)

Merupakan kemampuan melaksanakan pelayanan sesuai dengan yang

telah dijanjikan secara akurat dan dapat diandalkan.

d. Respon dan cara pemecahan masalah (Response to and Remedy of

Problems)

Merupakan sikap dari karyawan di dalam memberikan tanggapan terhadap

(26)

e. Jaminan (Warranty)

Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk

pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan pelayanan.

f. Pengalaman Karyawan (Sales experience)

Merupakan hubungan semua antar pribadi antara karyawan dengan

pelanggan khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan

pembelian.

g. Kualitas Hubungan (Relationship Quality)

Merupakan kualitas hubungan baik tidaknya hubungan antara konsumen

dengan pihak perusahaan.

2.2.7. Loyalitas Pelanggan

2.2.7.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan (customer loyalty) merupakan dorongan (drive) yang

sangat penting untuk menciptakan penjualan. Pelanggan akan menjadi loyal kalau

pelanggan memandang perusahaan itu sebagai perusahaan yang baik. Di mata

pelanggan, suatu perusahaan itu baik bila pelanggan melakukan pembelian

pertama dari perusahaan,dan setelah pembelian pertama, pelanggan punya

keinginan untuk melakukan pembelian berikutnya.

Pelanggan adalah orang yang biasa membeli pada suatu badan usaha

secara tetap. Kebiasaan ini dibangun melalui pembelian dan interaksi pada tiap

(27)

hubungan yang kuat dan pembelian secara berulang-ulang, orang tersebut tidak

bisa dikatakan sebagai pelanggan, tetapi hanya merupakan seorang pembeli.

Kesetiaan adalah kesediaan dari pelanggan untuk melakukan pembelian

produk atau layanan hanya pada satu badan usaha. Seorang pelanggan dapat

dikatakan setia terhadap suatu badan usaha jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut,

yaitu melakukan pembelian secara berulang pada badan usaha yang sama.

Membeli melalui line produk dan jasa yang ditawarkan oleh badan usaha yang

sama memberitahukan kepada orang lain kepuasan-kepuasan yang didapat dari

suatu badan usaha dan menunjukan kekebalan terhadap tawaran usaha pesaing.

Hal terpenting yang harus dilakukan untuk memenangkan persaingan

adalah memuaskan konsumen. Perusahaan yang berhasil menjaga agar

konsumennya selalu puas akan lebih mudah untuk mempertahankan bahkan

mengembangkan usahanya karena konsumennya lebih setia, sehingga konsumen

tersebut kerap kali melakukan pembelian ulang dan rela membayar lebih.

Kesetiaan pelanggan mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek

tertentu. Kesetiaan sebagai suatu komitmen untuk membeli kembali secara

konsisten barang atau jasa di masa yang akan datang.

Kesetiaan konsumen pada suatu merek tidak terbentuk dengan sendirinya

dalam waktu yang singkat tetapi perlu proses belajar dan pengalaman dari

konsumen itu sendiri. Bila dari pengalamannya konsumen tidak mendapatkan

merek produk yang memuaskan maka konsumen akan terus membeli dan

(28)

Menurut Mowen (2001 : 108) kesetiaan merek didefinisikan sebagai suatu

keadaan dimana konsumen memiliki sikap yang positif terhadap suatu merek,

memiliki komitmen pada merek tersebut dan berniat untuk melakukan pembelian

ulang terhadap produk dengan merek tertentu tersebut di masa yang akan

datang.Konsumen yang setia akan bersikap positif terhadap produk dan cenderung

melakukan pembelian yang berulang-ulang terhadap produk tersebut.

Kesetiaan merek di pengaruhi secara langsung oleh kepuasan atau

ketidakpuasan dengan merek yang telah diakumulasi dalam jangka waktu tertentu

sebagaimana persepsi kualitas produk. Karena empat sampai enam kali lebih

mudah untuk mempertahankan pelanggan lama daripada memperoleh yang baru,

maka para manajer harus memberi prioritas tertinggi pada penciptaan strategi

yang membangun dan mempertahankan kesetiaan merek.

Produsen selalu berusaha memuaskan keinginan konsumen agar konsumen

setia pada suatu merek, karena dengan semakin banyaknya konsumen yang setia

penjualan akan semakin meningkat, biaya pemasaran dapat berkurang dan

timbulnya kemungkinan untuk menarik konsumen baru. Setia tidaknya konsumen

pada suatu merek dapat di lihat dari sikapnya, kesetiaan merek merupakan sikap

terhadap suatu merek yang ditunjukan dengan pembelian yang konsisten dan terus

menerus terhadap merek tersebut. Jika konsumen sudah membeli suatu produk

dengan merek tertentu secara berulang-ulang maka konsumen tersebut memiliki

(29)

2.2.7.2. Variabel Loyalitas Pelanggan

Trisno Musanto (2004) mengemukakan tiga variabel loyalitas pelanggan

yang terdiri dari :

1. Melakukan Pembelian Ulang.

Merupakan tindakan dari pelanggan untuk tetap menggunakan kembali

pelayanan di klinik Dr.Benny A.DSKK karena telah merasakan manfaat dari

pelayanan yang mereka lakukan sebelumnya.

2. Tidak Tertarik pada Pelayanan baru.

Merupakan kesediaan pelanggan untuk tetap menggunakan jasa klinik

Dr.Benny A.DSKK walaupun banyak tawaran dari klinik lain yang lebih

menarik.

3. Menarik Pelanggan Baru.

Merupakan sikap dari pelanggan dalam memberikan rekomendasi bagi orang

lain untuk menggunakan produk klinik tersebut.

2.2.8. Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan

Menurut Tjiptono (1997:126), kepuasan pelanggan merupakan salah satu

faktor penentu loyalitas pelanggan, bila loyalitas pelanggan terbentuk maka

profitabilitas dan pertumbuhan pendapatan perusahaan akan terjamin.

Menurut Kotler dan Amstrong (1995: 188), kepuasan pelanggan adalah

hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan

(30)

Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama. Pelanggan yang amat

bergembira menciptakan keterkaitan emosional untuk produk dan jasa, bukan

hanya pilihan rasional dan ini menciptakan loyalitas pelanggan yang tinggi.

Kandampully dan Suhartanto (2000); Hallowell (1996); Ruyter dan

Bloemer (1999) menyatakan bahwa kepuasan mempunyai asosiasi positif dengan

loyalitas, tetapi dengan catatan peningkatan kepuasan tidak selalu menghasilkan

peningkatan loyalitas dalam derajat yang sama. Argumen atas tidak liniernya

hubungan kepuasan dan loyalitas dikemukakan oleh Oliver (1999). Oliver (1999)

menyatakan bahwa kepuasan memiliki peran penting dalam membentuk loyalitas,

terutama loyalitas yang berada pada tahap afektif. Kepuasan yang mendasari

terbentuknya loyalitas afektif dapat didasarkan atas kualitas (quality-based), atau

atas dasar harga (price-based). Loyalitas afektif yang didasari oleh kepuasan

masih rentan berpindah merek. Kerentanan itu terutama disebabkan oleh upaya

persuasif dari pesaing agar berpindah merek, keinginan untuk mencoba merek lain,

penurunan kualitas produk (Oliver, 1999; Dharmmesta,1999). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa outcomes dari kepuasan adalah loyalitas, dan kepuasan

(31)

2.3. Kerangka Konseptual

KEPUASAN

PELANGGAN

LOYALITAS

(32)

21

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Diduga kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas

(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian adalah untuk memberikan

petunjuk tentang bagaimana suatu variabel-variabel penelitian diukur. Definisi

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :.

1. Kepuasan konsumen (X) adalah perasaan senang / kecewa yang berasal

dari perbandingan antara hasil kerja suatu produk dan

harapan-harapannya. Pengukuran indikator kepuasan dalam penelitian ini adalah :

a. Kualitas jasa (X1) merupakan evaluasi keseluruhan dari fungsi jasa

yang diterima oleh konsumen dan bagaiman cara layanan tersebut

disampaikan serta cara interaksi karyawan dengan konsumen.

b. Bukti fisik (X2) merupakan penampilan dari fasilitas fisik, dan

peralatan.

c. Keandalan (X3) merupakan kemampuan melaksanakan pelayanan

sesuai dengan yang telah dijanjikan secara akurat dan dapat

diandalkan.

d. Respon dan cara pemecahan masalah (X4) merupakan sikap dari

karyawan dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi

(34)

e. Jaminan (X5) merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh

perusahaan untuk pengembalian harga pembelian atau mengadakan

perbaikan.

f. Pengalaman karyawan (X6) merupakan hubungan semua antar

pribadi antara karyawan dengan pelanggan khususnya dalam hal

komunikasi yang berhubungan dengan pembelian.

g. Kualitas hubungan (X7) merupakan kualitas baik tidaknya

hubungan antar konsumen dengan pihak klinik.

2. Loyalitas pelanggan (Y) adalah kesetiaan pelanggan setelah mengalami

pelayanan yang dinyatakan dalam perilaku penggunaan jasa klinik

tersebut yang mencerminkan adanya ikatan jangka panjang antara

pihak klinik dengan pelanggan. Indikator yang digunakan dalam

mengukur loyalitas adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pembelian ulang (Y1) merupakan tindakan dari

pelanggan untuk menggunakan kembali jasa klinik Dr.Benny

A.DSKK karena telah merasakan manfaat dari pelayanan yang

mereka terima sebelumnya.

b. Tidak tertarik pada pelayanan klinik lain (Y2) merupakan

kesediaan pelanggan untuk tetap menggunakan jasa klinik

walaupun banyak tawaran dari klinik lain yang lebih menarik.

c. Menarik pelanggan baru (Y3) merupakan sikap dari pelanggan

dalam memberikan rekomendasi bagi orang lain untuk

(35)

3.1.2. Pengukuran variabel

Pengukuran yang digunakan untuk variabel-variabel tersebut

adalah skala Semantic Differensial. Skala ini disusun dalam satu garis

kontinu dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan,

jawaban sangat negatifnya terletak disebelah kiri atau sebaliknya. Skala

data yang digunakan adalah skala interval 1 sampai 7. Dimana jawaban

nilai 7 berarti sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 1

berarti sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, sedangkan

nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak

setuju dari pertanyaan yang diberikan.

1 7

(36)

3.2. Teknik Penentuan Sample 3.2.1. Populasi

Populasi adalah kelompok subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri atau

karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok

subyek/obyek yang lain (Sumarsono,2002:44). Populasi dari penelitian ini

adalah pelanggan klinik Dr.Benny A.DSKK di Surabaya.

3.2.2. Sampel

Sample adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono,2004:44).

Sesuai dengan ketentuan alat analisis SEM sebagaimana ditentukan oleh

Agusty (2002:48) yang menyatakan bahwa “Maksimal sampel adalah 10

kali jumlah parameter yang diestimasi dan minimal 5 kali parameter yang

diestimasi”. Karena penelitian ini menggunakan maximum likehood

astimation maka maksimal sampel yang dipergunakan adalah 100 responden

yang merupakan pelanggan klinik Dr.Benny A.DSKK di Surabaya. Adapun

teknik sampel yang dipergunakan adalah puposive sampling. Purosive

sampling adalah sampel berdasarkan tujuan yaitu pelanggan yang memiliki

kriteria umur remaja keatas (17 tahun keatas) dan merupakan pelanggan

(37)

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

a. Data Primer

Adalah data atau informasi yang diperoleh secara langsung

berdasarkan tanggapan responden. Alat pengumpulan data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah kuisioner yaitu melalui

wawancara dan observasi secara langsung pada responden yang

dituangkan dalam angket daftar pertanyaan.

b. Data Sekunder

Adalah data atau informasi yang diperoleh dari pihak perusahaan

yaitu klinik Dr.Benny A.DKK.

3.3.2. Sumber Data

Perorangan yaitu konsumen yang menggunakan jasa dan membeli produk di klinik Dr.Benny A.DKK.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan

yaitu kegiatan penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian

dengan:

a. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari

(38)

b. Metode Kuesioner, yaitu cara pengumpulan data dengan jalan

memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis (angket) yang dibagikan

kepada responden.

c. Metode Interview, yaitu suatu penelitian yang dilakuakan dengan

cara memberikan pertanyaan secara langsung kepada responden

untuk keterangan lebih mendalam mengenai hal-hal yang diperlukan

dalam penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data

3.4.1. Uji Outlier Univariat dan Multivariat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim

baik secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena

kombinasi kharasteristik unik yang dimiliki dan terlihat sangat jauh

berbeda dari observasi-observasi lainnya (Augusty, 2002 : 52).

3.4.1.1. Uji Outlier Univariat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier

dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score

atau yang biasa disebut dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol

dengan standart deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan

dalam format yang standar (z-score), maka perbandingan antara besaran

(39)

observasi),pedomana evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu

berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam Augusty,

2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang

memiliki z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.1.2. Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat outliers perlu dilakukan sebab

walaupun data yang dianalisis menunjujkan tidak ada outlier pada

tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah

saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (the mahalanobis distance)

untuk tiap observasi dapat dihitung dan menunjukan jarak sebuah

observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang

multidimensional. Uji terhadap outlier multivariat dilakukan dengan

menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat ρ < 0,001. Jarak

Mahalanobis itu dapat dievaluasi dengan menggunakan nilai 2 pada

derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian.

Apabila nilai jarak mahalanobisnya lebih besar dari nilai 2tabel adalah

Outlier Multivariat (Augusty,2002 : 102).

3.4.2. Uji Reliabilitas dan Validitas

Variabel yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar

(40)

3.4.2.1. Uji Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct

validity) yang merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang

sebenarnya kita ukur. Uji validitas diukur ditafsirkan dengan

menggunakan item to total correlation, jika nilai r > 0,5 maka indikator

valid, dan jika nilai r < 0,5 maka indikator tidak valid (Augusty,2002 :

187).

3.4.2.2. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien Alpha

Cronbrach. Jika nilai alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 – 0,60) dapat

dtafsirkan suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran

diulangi dua kali atau lebih, dengan kata lain instrumen tersebut dapat

diandalkan (Augusty, 2002 : 193).

3.4.3. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data

tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical

ratio dari Skewness dan Kurtosis (Augusty,2002 : 95) dengan ketentuan

sebagai berikut :

Kriteria Pengujian :

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi

(41)

1. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang ± 2,58 maka

distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang ± 2,58 maka

distribusi adalah normal.

3.4.4. Pemodelan SEM (structural Equation Modeling)

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian

ini adalah Structural Equation Modelling (SEM). SEM adalah

sekumpulan teknik-teknik stasistical yang memungkinkan pengukuran

sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Sebuah

pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement

Model dan Structural Model. Measurement model atau model

pengukuran ditunjukan untuk mengkonfirmasi sebuah dimensi atau

faktor berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural model

adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau

menjelaskan kausalitas antara faktor. (Augusty,2002:33)

Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa langkah

berikut ini yang perlu dilakukan:

a. Pengembangan model berbasis teori.

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah

pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai

(42)

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua model teoritis yang telah dibangun pada

langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram. Path

diagram tersebut akan memudahkan penelitian melihat

hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori / model dikembangkan dan digambarkan dalam

sebuah diagram alur, spesifikasi model dikonversikan ke dalam

rangkaian persamaan. Persamaan yang dibangun akan terdiri :

1. Persamaan-persamaan struktural (Structural Equations)

persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan

kausalitas antara berbagai konstruk.

2. Persamaan spesifikasi model pengukuran (Measurement

Model) peneliti menentukan variabel mana mengukur

konstruk mana ,serta menentukan serangkaian matriks yang

menunjukan korelasi yg dihipotesakan antara konstruk atau

variabel.

d. Memilih matriks input dan estimasi model.

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainny adalah dalam

input data yang akan digunakan dalam permodelan dan estimasinya.

SEM hanya menggunakan matriks varians kovarians atau matriks

korelasi sebagaindata input untuk keseluruhan estimasi yang

(43)

e. Kemungkinan munculnya masalah identifikasi.

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem-problem

mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk

menghasilkan estimasi yang unik.

Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut :

1. Standart error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.

2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang

seharusnya disajikan.

3. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error

yang negatif.

4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang

didapat (misalnya lebih dari 0,9).

f. Evaluasi kriteria Goodness-of-fit.

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah

terhadap berbagai kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut

adalah :

1. Ukuran sample yang digunakan adalah minimal berjumlah

100 dan selanjutnya menggunakan perbandingan 5 observasi

untuk setiap estimated parameter.

2. Normalitas dan Linieritas.

3. Outliers

(44)

3.5 Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan untuk

mengukur derajad kesesuaian antar model yang dihipotesakan dengan data yang

disajikan. Peneliti diharapkan untuk melakukan pengujian dengan menggunakan

beberapa fit index untuk mengukur kebenaran modell yang dianjurkan. Berikut ini

adalah indeks kesesuaian dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam menguji

apakah sebuah model dapat diterima atau tidak.

a. 2 (Chi Square Statistic)

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

memuaskan apabila nilai Chi-Squarenya rendah. Semakin kecil nilai 2

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar ρ > 0,05 atau ρ > 0,10.

b. RMSEA (The Root Mean Square Error Of Approximation)

RMSEA adalahh sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-square statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat

diterimanya model yang menunjukan sebuah close fit dari model itu

(45)

c. GFI (Goodness Of Fit Index)

Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari

varians dalam matriks konvarians sample yang dijelaskan oleh matriks

populasi yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).

Nilai yang tertinggi dalam indeks ini menunjukan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-Of-Fit Index)

AGFI adalah analog dari R2 dalam regresi linier berganda yaitu suatu

koefisien yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat

penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama

dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI dalah kriteria yang

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

konvarians sample.

e. CMIN / DF

The minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan Degree

of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang umumnya

dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengatur

tingkat fitnya sebuah model. Nilai 2 relatif kurang dari 2,0 atau bahkan

kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan

data.

f. TLI (Tucker Lewis Indeks)

(46)

35

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukan a very good

fit.

g. CFI (Comparative Fit Index)

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentan nilai sebesar 0-1,dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasi tingkat fit yang paling tinggi (a very

good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95.

Tabel 3.1.Goodness of fit Index

Goodness of index

Keterangan Out – off Value

X2 chi

square

Menguji apakah covariance

populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan data)

Diharapkan kecil, 1 s/d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability Uji signifikasi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks

covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi

square pada sampel besar.

≤ 0,08

GFI Meghitung proporsi tertimbang varians dan matriks sampel yang dijelaskan okeh matriks covariace

populasi yang diestimasi (analog dengan R2 dalam regresi linier berganda)

≥ 0,09

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90

CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00

TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model.

≥ 0,94

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Tanggapan responden tentang kepuasan pelanggan (X) dan loyalitas

pelanggan(Y) di Klinik “Dr.Benny A.DSKK” di Surabaya. Penyebaran kuesioner

dilakukan tanggal 5-21 April 2011, kuesioner dilakukan dengan menyebarkan 110

kuesioner pada responden. Untuk jawaban kuisioner dinyatakan dengan memberi

skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada skala, dimana nilai 1

menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi..

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari

umur dan pernah/tidaknya responden menggunakan jasa di Klinik “Dr.Benny

A.DSKK” di Surabaya. Berikut karakteristik responden yang disajikan dalam

tabel frekuensi berikut :

1. Berdasarkan Umur

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui umur dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Prosentase (%)

1 17-30 tahun 56 53,33

2 31-45 tahun 38 36,19

(48)

Dari tabel 4.1 diketahui responden berusia 17-30 tahun sebanyak 56 orang

(53,33 %), usia 31-45 tahun sebanyak 38 orang (36,19 %), dan usia diatas 45

tahun sebanyak 16 orang (15,24 %).

2. Berdasarkan Pernah/Tidaknya Menggunakan Jasa

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui pernah/tidaknya responden menggunakan jasa di Klinik “Dr.Benny

A.DSKK” di Surabaya yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya Responden Menggunakan Jasa

Minimal 2 Kali

No Pernah/Tidak Jumlah Prosentase (%)

1 Ya 110 100,00

2 Tidak 0 0,00

Total 110 100,00

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa semua responden pernah

menggunakan jasa di Klinik “Dr.Benny A.DSKK” di Surabaya minimal 2 kali.

4.1.2. Deskripsi Kepuasan Pelanggan (X)

Kepuasan pelanggan (X) adalah perasaan senang atau kecewa yang berasal

dari perbandingan antara hasil kerja suatu produk dan harapan-harapannya. Hasil

tanggapan responden terhadap kepuasan pelanggan (X) dapat dilihat pada tabel

(49)

Tabel 4.3.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Pelanggan (X)

Menurut anda kualitas Klinik Dr.Benny A.DSKK sudah sesuai dengan yang anda harapkan

0 0 0 1 59 39 11 5,55

2

Anda sebagai responden apakah merasa puas dengan fasilitas dan peralatan yang disediakan di klinik Dr. Benny A.DSKK

0 0 0 0 62 32 16 5,58

3

Anda sebagai responden apakah merasa puas setelah mendapat pelayanan di klinik Dr. Benny A.DKK

0 0 0 1 41 55 13 5,73

4

Anda sebagai responden apakah merasa puas terhadap karyawan yang memberikan tanggapan terhadap keluhan atau membantu anda dalam mengatasi masalah yang berhubungan dgn pelayanan Dr. Benny A.DSKK

0 0 0 1 44 45 20 5,76

5

Anda sebagai responden merasa puas dengan jaminan yang diberikan oleh klinik Dr. Benny A.DSKK apabila terjadi kesalahan dalam pelayanan

0 0 0 1 53 43 13 5,62

6

Anda sebagai responden merasa puas dengan kesopanan, perhatian, keramahan yang dilakukan

karyawan Dr. Benny A.DSKK

0 0 0 2 34 57 17 5,81

7

Anda sebagai responden merasa puas dengan hubungan yang diciptakan antara pelanggan dengan klinik Dr. Benny A.DSKK

0 0 0 4 41 41 24 5,77

Mean Skor Keseluruhan 5,69

(50)

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa pernyataan “Anda sebagai

responden merasa puas dengan kesopanan, perhatian, keramahan yang dilakukan

karyawan Dr. Benny A. DSKK” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,81,

yang berarti responden setuju bahwa responden merasa puas dengan kesopanan,

perhatian, keramahan yang dilakukan karyawan Dr. Benny A. DSKK. Sedangkan

secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel kepuasan

pelanggan (X) sebesar 5,69, yang berarti responden setuju bahwa sebagian besar

pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Klinik “Dr. Benny

A. DSKK” di Surabaya.

4.1.3. Loyalitas Pelanggan (Y)

Loyalitas pelanggan (Y) adalah kesetiaan pelanggan setelah mengalami

pelayanan yang dinyatakan dalam perilaku penggunaan jasa klinik tersebut yang

mencerminkan adanya ikatan jangka panjang antara pihak klinik dengan

pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap loyalitas pelanggan (Y) dapat

(51)

Tabel 4.4.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Loyalitas Pelanggan (Y) maka apakah anda akan

melakukan pembelian ulang di klinik Dr. Benny A. DSKK

0 0 0 2 38 40 30 5,89

2

Apabila ada pelayanan atau produk yang lebih lengkap anda tidak akan beralih pada klinik lain

0 0 1 1 57 39 12 5,55

3

Apakah anda sering

menginformasikan kepada orang lain tentang klinik Dr. Benny A. DSKK

0 0 0 3 44 42 21 5,74

Mean Skor Keseluruhan 5,72

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa pernyataan “Setelah merasakan

manfaatnya maka apakah anda akan melakukan pembelian ulang di klinik

Dr. Benny A. DSKK” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,89, yang berarti

responden setuju bahwa responden akan melakukan pembelian ulang di klinik

Dr. Benny A. DSKK setelah responden merasakan manfaatnya. Sedangkan secara

keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel loyalitas pelanggan

(Y) sebesar 5,72, yang berarti responden setuju bahwa sebagian besar pelanggan

loyal dan akan menggunakan jasa di klinik Dr. Benny A. DSKK pada waktu yang

(52)

4.2. Analisis Data

4.2.1. Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam

bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau

mutivariate (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel)

perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada

outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila

sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi

dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua

variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick &

Fidel, 1996).

Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak

Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan

menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang

digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari uji outliers tampak pada tabel berikut

(53)

Tabel 4.5.

Residuals Statistics

Min Max Mean Std. Dev N

Predicted Value 30,088 97,198 55,500 13,385 110

Std. Predicted Value -1,898 3,115 0,000 1,000 110

Standard Error of Predicted

Value 5,361 15,079 9,484 1,541 110

Adjusted Predicted Value 28,155 93,781 55,623 13,606 110

Residual -53,054 61,878 0,000 28,954 110

Std. Residual -1,746 2,037 0,000 0,953 110

Stud. Residual -1,870 2,128 -0,002 1,004 110

Deleted Residual -65,453 67,539 -0,123 32,153 110

Stud. Deleted Residual -1,895 2,167 -0,002 1,009 110

Mahalanobis Distance [MD] 2,404 25,861 9,909 3,617 110

Cook's Distance 0,000 0,104 0,010 0,013 110

Centered Leverage Value 0,022 0,237 0,091 0,033 110

(a) Dependent Variable : NO. RESP

Sumber : Lampiran 3

Deteksi outlier multivariate dilakukan dengan kriteria jarak mahalanobis

pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis dievaluasi dengan 2 pada derajat

bebas sebesar jumlah indikator dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai

Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi

0,001 maka terjadi outlier multivariate. Nilai 20.001 dengan jumlah indikator 10

sebesar 29,588. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 25,86 yang lebih kecil

(54)

4.2.2. Uji Reliabilitas

Koefisien cronbach’s alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas

setiap skala (variabel atau indikator observasian). Sementara itu item to total

correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi

item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien cronbach’s alpha yang

dihasilkan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6.

Pengujian Reliability Consistency Internal

Konstrak Indikator Item to Total Correlation Sumber : Lampiran 3

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada

indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item

to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi

tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's

(55)

Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di

atas menunjukkan kurang baik dimana koefisien cronbach’s alpha yang diperoleh

belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair

et.al.,1998].

4.2.3. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator

dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya

diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas setiap latent variable /

construct diuji dengan melihat loading factor dari hubungan setiap observed

variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7.

Standardize Faktor Loading dan Construct dengan

(56)

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor

loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum

seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat

dikatakan validitasnya kurang baik

4.2.4.Uji Construct Reliability & Variance Extrated

Selain melakukan pengujian konsistensi internal cronbach’s alpha, perlu

juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua

pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan

peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual

mengukur suatu pengukuran yang sama. Hasil perhitungan construct reliability

dan variance extracted dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.8.

Construct Reliability dan Variance Extracted

Konstrak Indikator

(57)

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan

variance extracted menunjukkan instrumen kurang reliabel, yang ditunjukkan

dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian

angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang

dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima

sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi.

Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.2.5. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan kurtosis value dari data yang

digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk

menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis

maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat

ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1%] yaitu sebesar ± 2,58. Hasil

analisis tampak pada tabel berikut :

Tabel 4.9.

Assessment Of Normality

Variable Min Max Kurtosis c.r.

X1 4 7 -0,413 -0,884

X3 4 7 -0,572 -1,224

X4 4 7 -0,944 -2,021

X5 4 7 -0,624 -1,335

X6 4 7 -0,444 -0,951

Y1 4 7 -1,129 -2,416

Y3 4 7 -0,851 -1,823

(58)

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58

itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah

serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi

dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau

ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga

data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya

4.2.6 Analisis Model One – Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural

parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan

dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh

terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang

diestimasi secara bersama-sama (one step approach to SEM). One step aprroach

to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta

validitas & reliabilitas data sangat baik (Hair et.al.,1998)

Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan

menggunakan program aplikasi Amos 4.01 terlihat pada Gambar dan Tabel

(59)

Gambar 4.1

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Customer Satisfaction, & Customer Loyalty Model Specification : One Step Approach - Base Model

1

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Model One- Step Approach – Base Model

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model

Cmin/DF 1,463 ≤ 2,00 Baik

Sumber : Lampiran 3

Dari hasil evaluasi terhadap one step base model ternyata dari semua

kriteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukkan hasil

evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya,

model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya

(60)

Gambar 4.2

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Customer Satisfaction, & Customer Loyalty

Model Specification : One Step Approach - Elimination Model

1

Sumber : Lampiran 3

Tabel 4.11

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Model One- Step Approach – Eliminasi

Kriteria Hasil Nilai

Kritis

Dari hasil evaluasi terhadap model one step eliminasi ternyata dari semua

kriteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukkan hasil

evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya,

model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya

didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik

(61)

Gambar 4.3

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Customer Satisfaction, & Customer Loyalty

Model Specification : One Step Approach - Elimination Modification Model

1

Sumber : Lampiran 3

Tabel 4.12

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Model One- Step Approach – Eliminasi Modifikasi

Kriteria Hasil Nilai

Kritis

Dari hasil evaluasi terhadap model one step modifiksi ternyata dari semua

kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi

model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model

konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya

Gambar

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan Model Spesifikasi : One Step Approach – Eliminasi Model...................................................................
Tabel 1: Data jumlah pelanggan dan pendapatan pertahun periode tahun 2005 –
Tabel 3.1.Goodness of fit Index
Tabel 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Drawing on seminal work by Martin Fowler ( Patterns of Enterprise Application Architecture ) and Eric Evans ( Domain-Driven Design ), Jimmy Nilsson shows how to create

Upaya yang dilakukan grup band Friend Over You dalam mempertahankan eksistensi atau keberadaannya di masyarakat telah berhasil, hal tersebut dapat dibuktikan

Kebutuhan hutan kota diperoleh dari jumlah emisi CO 2 yang terdapat di Kota Prabumulih dibagi dengan.. kemampuan hutan kota dalam menyerap

Calon (c) pula telah mengingkari kekangan IDENT-IO[F] kerana pada tahap output, perubahan fitur telah berlaku sedangkan kekangan ini tidak membenarkan perubahan fitur

Hal tersebut memberikan makna bahwa dengan adanya pengeluaran oleh pemerintah dalam bentuk belanja bantuan sosial dapat menurunkan angka kemiskinan yaitu jumlah penduduk

Dengan adanya sistem informasi rawat inap pada RSU Haji Surabaya dapat membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh petugas dalam memberikan informasi

Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan metode Regresi Logistik Biner dan Classification Tree untuk meng- klasifikasikan data nasabah pemohon kredit sebagai

Mengacu pada pendapat ini maka dapat dikatakan pula bahwa mahasiswi yang mau membicarakan masalah atau topik orang lain maupun pacarnya, maka sang pacar menjadi suka dan