• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN JARINGAN JALAN PADA AREAL PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR, KECAMATAN LOAJANAN ILIR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT THEODOLITE. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMETAAN JARINGAN JALAN PADA AREAL PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR, KECAMATAN LOAJANAN ILIR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT THEODOLITE. Oleh"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN JARINGAN JALAN PADA AREAL PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR, KECAMATAN LOAJANAN ILIR DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT THEODOLITE

Oleh

ANDREW WAHYONO PAEMBONAN NIM. 090500128

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2012

(2)

PEMETAAN JARINGAN JALAN PADA AREAL PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR, KECAMATAN LOAJANAN ILIR DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT THEODOLITE

Oleh

ANDREW WAHYONO PAEMBONAN NIM. 090500128

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2012

(3)

PEMETAAN JARINGAN JALAN PADA AREAL PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR, KECAMATAN LOAJANAN ILIR DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT THEODOLITE

Oleh

ANDREW WAHYONO PAEMBONAN NIM. 090500128

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2012

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pemetaan Jaringan Jalan Pada Areal Perumahan Bumi Rindang Luhur, Kecamatan Loa Janan Ilir Dengan Menggunakan Alat Theodolite

Nama : Andrew Wahyono Paembonan

Nim : 090500132

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Ir. Saini, MP Ir. Iskandar, MP Rudi Djatmiko, S.Hut, MP NIP.197101031997032001 NIP.195911191987101001 NIP.197009151995121001

Menyetujui, Mengesahkan,

Ketua Program Studi Geoinformatika Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP Ir. Hasanudin, MP

NIP. 19710103199703 2 001 NIP.19630805198903 1 005

Lulus ujian pada tanggal :

(5)

ABSTRAK

ANDREW WAHYONO PAEMBONAN , Pemetaan Jaringan Jalan pada Areal Perumahan Bumi Rindang Luhur, Kecamatan Loa Janan Ilir dengan Menggunakan Alat Theodolite.(di bawah bimbingan Saini).

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketidaksediaannya developer dalam menyediakan peta jaringan jalan yang dapat membantu masyarakat mengakses jaringan jalan yang ada di Perumahan Bumi Rindang Luhur maupun di sekeliling perumahan.

Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang akses jalan yang ada di Perumahan Bumi Rindang Luhur dan memberikan sumber informasi bagi para pihak dalam pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan selanjutnya.

Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan menggunakan alat theodolite , GPS, dan roll meter. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode poligon tertutup (data pelengkap) dan metode poligon terbuka. Data yang diambil di lapaangan dalam yaitu jarak lapang, tinggi alat, sudut vertikal, sudut horizontal, pembacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawahnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat terciptanya peta jaringan jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur sehingga masyarakat diharapkan dapat mengetahui akses-akses jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai lokasi tujuan yang ada di perumahan Bumi Rindang Luhur serta tersedianya data jaringan jalan yang dapat digunakan untuk acuan dalam pemeliharaan maupun pembangunan jalan untuk tahap berikutnya.

Kata Kunci : jaringan jalan dan peta.

(6)

RIWAYAT HIDUP

ANDREW WAHYONO PAEMBONAN . Lahir pada tanggal 26 Juli 1990 di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.

Merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Sarrang Massora dan Ibu Maria Theresia Paembonan.

Pada tahun 1996, memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 006 Sei Kunjang Samarinda, dan lulus pada tahun 2002.

Kemudian melanjutkan pendidikan lanjutan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Sei Kunjang Samarinda, dan memperoleh ijazah pada tahun 2005.

Pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Katolik Cendrawasih Makassar selama 2 tahun kemudian tahun 2007 melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Sei Kunjang Samarinda dengan mengambil progam studi IPA, kemudian lulus tahun 2009.

Jenjang pendidikan tinggi dimulai di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dengan memilih Program Studi Geoinformatika pada tahun 2009.

Pada bulan Maret sampai Mei 2012 melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang di UPTD Planologi Kehutanan Kota Samarinda.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Perumahan Bumi Rindang Luhur dan penyusunan karya Ilmiah ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, yaitu dari bulan Januari – Juni tahun 2012, yang merupakan syarat untuk menyelesaikan tugas akhir di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan mendapat sebutan Ahli Madya.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Dosen pembimbing, yaitu bapak Ir. Saini, MP, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari persiapan penelitian sampai pada akhir penelitian dan penyusunan Karya Ilmiah.

2. Kepala Laboratorium SIG Inderaja Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yaitu bapak Ir. Suparjo, MP

3. Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II, yaitu bapak Ir. Iskandar, MP dan bapak Rudi Djatmiko, S.Hut, MP

4. Ketua Program Studi Geoinformatika, yaitu ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP yang telah memberikan saran guna perbaikan Karya Ilmiah ini.

5. Ketua Jurusan Manajemen Pertanian, yaitu bapak Ir. Hasanudin, MP.

6. Para staf pengajar, administrasi, dan teknisi di Program Studi Geoinformatika.

7. Seluruh anggota keluarga atas do’a dan dukungannya, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Amin.

Penulis Kampus Sei. Keledang, September 2012

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………...………. v

DAFTAR ISI ………...……… vii

DAFTAR TABEL ………..……… viii

DAFTAR GAMBAR ………..………... ix

BAB I. PENDAHULUAN ………..……….. 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……….………. A. Dasar Teori Tentang Pemetaan ……….. 3

B. Proses Pemetaan Terestris ………. 9

C. Jaringan Jalan ……….... 10

D. Theodolit ………. E. Kesalahan-Kesalahan Dalam Pengukuran .. ……… F. GPS ………... G. AutoCad ……….. H. Keadaan Umum Perumahan Bumi Rindang Luhur ……….. 13 18 19 21 21 BAB III. METODE PENELITIAN ………...………. A. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 22

B. Alat dan Bahan Penelitian ……… 22

C. Prosedur Kerja ………... D. Pengambilan Data ………. E. Pengolahan Data ………... F. Analisa Data ………... 23 24 25 31 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …... A. Hasil ………. 34

B. Pembahasan ………... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………... A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ………... 42 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Bentuk Data Ukur Poligon Tertutup ………. 24 2. Bentuk Data Ukur Poligon Terbuka ………. 25 3. Bentuk Data Ukur Pengukuran GPS ………... 25 4. Data Hasil Perhitungan Pengukuran Lapangan Tata

Batas ………. 34

5. Data Hasil Perhitungan Pengukuran Lapangan Jaringan

Jalan ………. 36

6. Panjang Jalan Blok Perumahan Bumi Rindang Luhur …. 41

Lampiran

7. Data Awal Pengukuran Lapangan Tata Batas …………... 43 8. Data Awal Pengukuran Lapangan Jaringan Jalan ……… 44 9. Data Pengukuran GPS Jaringan Jalan Sekitar

Perumahan ……….. 47

10. Data Hasil Keseluruhan Jaringan Jalan ……….. 48

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Penyimpanan Data Poligon Tertutup Pada Microsoft Excel ... 28

2. Penyimpanan Data Poligon Terbuka I Pada Microsoft Excel 28 3. Penyimpanan Data Poligon Terbuka II Pada Microsoft Excel 29

4. Memasukkan Data (input) Ke Software AutoCad ………. 29

5. Menampilkan Grid Pada Model ………... 30

6. Membuat Layout Peta ………... 31

Lampiran 7. Peta Jaringan Jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur ……….... 38

8. Pengecekan Alat Theodolit ………..……….. 53

9. Pencatatan Alat Theodolit ………..……… 53

10. Pengukuran Di Lapangan ………... 54

11. Pengambilan Titik Ukur Di Lapangan ………... 54

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara- cara pengukuran di permukaan bumi untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi dapat diabaikan. Basuki (2006)

Sedangkan geodesi mencakup kajian dan pengukuran yang lebih luas, tidak sekedar pemetaan dan penentuan posisi di darat ,namun juga di dasar laut untuk berbagai keperluan, juga penentuan bentuk dan dimensi bumi.

Menurut Soetomo (2003), pengukuran suatu daerah adalah menentukan unsur-unsur (jarak dan sudut) titik-titik atau bangunan-bangunan yang ada di daerah itu dalam jumlah yang cukup, sehingga dari daerah itu dengan seisinya dapat dibuat bayangan atau gambar yang cukup jelas dengan suatu skala yang telah ditentukan lebih dahulu.

Hasil akhir dari sebuah pengukuran adalah peta, peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil kenampakannya dengan dilengkapi simbol-simbol dan skala tertentu, ditampilkan pada suatu bidang datar.

Perumahan Bumi Rindang Luhur terletak pada kecamatan Loa Janan Ilir kelurahan Harapan Baru sebagai objek penelitian yang dikaji. Perumahan Bumi Rindang Luhur belum memiliki peta jaringan jalan yang mampu menginformasikan kepada masyarakat tentang akses-akses jalan yang ada di Perumahan Bumi Rindang Luhur. Peta jaringan jalan dapat pula digunakan untuk membantu merencanakan penempatan lokasi untuk membangun fasilitas umum maupun penempatan obyek-obyek yang dianggap vital (pos satpam, supermarket, klinik dan lain-lain)

(12)

Maksud dari kegiatan pemetaan jaringan jalan adalah untuk membuat peta jaringan jalan di wilayah Perumahan Bumi Rindang Luhur, Kecamatan Loa Janan Ilir, sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan pembuatan tugas akhir ini adalah memberikan informasi tentang akses jaringan jalan yang ada di Perumahan Bumi Rindang Luhur, memberikan sumber informasi bagi para pihak dalam pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan selanjutnya. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah terciptanya peta jaringan jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur, mayarakat diharapkan dapat mengetahui akses-akses jalan yang terdapat di perumahan Bumi Rindang Luhur, tersedianya data jaringan jalan yang dapat digunakan untuk acuan dalam pemeliharaan maupun pembangunan jalan untuk tahap berikutnya.

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori Tentang Pemetaan

1. Pengertian Peta

Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud yang sama.

Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas (Andika, 2009

).

Pemetaan terdiri dari 2 kategori, yaitu pemetaan dasar yang pekerjaan pemetaannya merupakan dasar bagi pekerjaan pemetaan pembangunan lainnya.

Dengan demikian di dalam ruang lingkup pekerjaan pemetaan ini, daerah ukur masih dalam bentuk “sebagaimana adanya”. Data kemudian diambil, dihitung atau diolah dan dikembangkan untuk disajikan dalam bentuk peta, sesuai dengan permintaan pemberi pekerjaan. Sedangkan pada kategori kedua, pemetaan yang pekerjaan ukur yang dilakukan setelah peta yang pertama dipakai oleh para perancang dan perencana dalam merencanakan pembangunan atau pekerjaan konstruksi yang dimaksudkan. Selanjutnya hasil desain dan perencanaan yang dituangkan diatas peta tersebut ingin dinyatakan kembali ke permukaan bumi.

Roosseno (1992).

(14)

Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu. Sinaga (1992)

Menurut Basuki (2006), peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu peta sistem proyeksi peta pada awal abad ke 2 (87M – 150M), Claudius ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta–peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “atlas Ptolomaeus” ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.

Peta dapat didefinisikan sebagai gambaran dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi tertentu. Peta dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal yaitu :

a. Atas dasar pengukurannya 1) Peta Terestris

2) Peta fotogrametris 3) Peta radargrametris 4) Peta videografis 5) Peta satelit

b. Atas dasar skala peta

1) Peta skala kecil (<1 : 250.000)

2) Peta skala menengah (1 : 50.000 – 1 : 250.000) 3) Peta skala besar (1 : 5000 - 1 : 50.000)

4) Peta skala sangat besar/ peta teknik (>1 : 5000) c. Atas dasar isinya

1) Peta umum ( topografi ) 2) Peta khusus ( tematik )

(15)

d. Atas dasar penyajiannya 1) Peta garis

Adalah peta yang penyajiannya dalam bentuk garis dan simbol – simbol tertentu.

2) Peta foto

Adalah peta yang penyajiannya dalam bentuk foto yang telah direktifikasi sehingga skalanya seragam dan dilengkapi dengan garis kontur

3) Peta digital

Adalah peta dalam bentuk data digital, baik dalam bentuk data vector, raster, atau kombinasi keduanya. Hasil cetakan dari peta digital pada dasarnya adalah peta garis apabila datanya dalam bentuk vector, ataupun peta foto jika datanya dalam bentuk foto atau citra.

2. Syarat-syarat Peta

Bahasa peta adalah simbol-simbol (titik, garis dan luasan/areal, kualitatif/kuantitatif, warna, notasi, arsir) yang merupakan sistem komunikasi antara pembuat peta dengan pembaca peta. Pokok permasalahanya adalah bagaimana membuat simbol-simbol dan menempatkan ke dalam ruang peta sehingga pembaca peta dapat membacanya dengan mudah dan menafsirkan artinya dengan benar (Suryadi, 2010).

Menurut Lestari (2011) ada beberapa syarat dalam pembuatan peta, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Peta harus conform, artinya bentuk daerah, pulau, benua yang digambar pada peta harus sama bentuknya dengan kenyataan di lapangan.

b. Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar sama luasnya jika dilakukan dengan skala peta.

(16)

c. Peta ekuidistan, artinya jarak-jarak yang digambar di peta harus tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di lapangan.

d. Peta harus rapi dan bersih.

e. Peta tidak boleh membingungkan.

f. Peta harus mudah dipahami.

g. Peta harus ada indeks, daftar isi, keterangan.

h. Peta harus jelas.

3. Fungsi Peta

a. Menyeleksi data

b. Memperlihatkan ukuran c. Menunjukkan lokasi relatif d. Memperlihatkan bentuk.

4. Unsur-unsur Peta a. Judul

Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin di letakkan di kanan atas.

b. Legenda

Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.

c. Orientasi

Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.

(17)

d. Skala

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Menurut Basuki (2006) skala peta dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain:

1) Angka perbandingan

Misal 1:1.000.000 menyatakan 1 cm atau 1 inchi di peta sama dengan 1.000.000 cm atau 1.000.000 inchi di permukaan bumi.

2) Perbandingan nilai

Misal 1 inchi untuk 16 mil, 1 cm untuk 1 km 3) Skala bar atau skala garis

Garis ini ditempatkan atau digambarkan dalam peta dan dibagi-bagi dalam interval yang sama.

e. Simbol

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:

1) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional

2) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak

3) Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu.

(18)

f. Warna Peta

Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta.

Warna simbol ada 5 yaitu hijau, kuning, choklat, biru muda, dan biru tua.

g. Tipe Huruf

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada.

Macam penggunaan lettering :

1). Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta.

2). Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa.

h. Garis Astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.

i. Insert

Insert adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam insert antara lain:

1) Insert penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali

2) Insert penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting

3) Insert penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama.

j. Garis Tepi Peta

(19)

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

k. Sumber/tahun pembuatan

Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.

B. Proses Pemetaan Terestris

Pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, terestris dan ekstraterestris.

Pemetaan terestris merupakan pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan yang berpangkal di tanah. Sedangkan pemetaan ekstraterestris tidak berpangkal di tanah tapi dilakukan dengan menggunakan bantuan wahana (pesawat terbang, pesawat ulang – alik maupun satelit) Guruh (2004).

Pemetaan terestris adalah proses pemetaan yang pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan tertentu Basuki (2006).

Secara garis besar langkah –langkah pemetaan terestris meliputi : 1. Persiapan, yang meliputi : peralatan, perlengkapan dan personil.

2. Survey pendahuluan (reconisance survey), maksudnya peninjauan lapangan lebih dahulu untuk melihat medan secara menyeluruh, sehingga dari hasil survey ini akan dapat ditentukan:

a. Teknik pelaksanaan pengukurannya.

b. Penentuan posisi titik-titik kerangka peta yang representative dalam arti distribusinya merata, interval seragam, aman dari gangguan, mudah didirikan alat ukur, mempunyai kapabilitas yang baik untuk pengukuran detail, saling terlihat dengan titik sebelumnya dan sesudahnya.

3. Survey pengukuran meliputi:

a. Pengukuran kerangka peta (misal poligon) meliputi sudut, jarak dan tinggi.

(20)

b. Pengukuran detail (misal dengan takhimetri).

c. Pengukuran khusus (bila diperlukan).

4. Pengolahan data (perhitungan)

a. Perhitungan kerangka peta (X,Y,Z).

b. Perhitungan detail (X,Y,Z) atau cukup sudut arah/azimuthnya, jarak datar, dan beda tinggi dari titik ikat.

5. Potting atau penggambaran, meliputi:

a. Plotting kerangka peta.

b. Plotting detail.

c. Editing.

C. Jaringan Jalan

Jalan raya adalah suatu sarana penunjang yang paling penting dalam bidang transportasi darat, karena dengan adanya jalan ini dapat menghubungkan lokasi daerah yang satu dengan lokasi daerah yang lainnya. Oleh karena itu baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaan jalan perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Banyak perencanaan dan pelaksanaan yang tidak memenuhi ketentuan sehingga jalan tidak dapat memberikan hasil yang optimal bagi pemakainya. Ketentuan atau syarat tersebut sangat erat hubungannya dengan keadaan daerah setempat dan keamanan serta kenyamanan yang dituntut dalam suatu perjalanan. Sumino (2010).

Jalan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan status, fungsi, dan jumlah lalu lintas yang menggunakannya.

1. Klasifikasi jalan berdasarkan statusnya : a. Jalan Nasional.

Dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, dana diambil dari APBN.

(21)

b. Jalan Provinsi.

Dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi.

c. Jalan Kabupaten/ Kotamadya.

Dilaksanakan oleh Pemerintah Kota/Pemerintah Kabupaten.

d. Jalan Desa.

Jalan yang dibuat dan dipelihara dari swadaya masyarakat desa/kampung setempat serta diperlukan untuk kegiatan lokal.

e. Jalan Tol

Jalan yang dibangun dan dikelola oleh pihak swasta. Pengguna jalan apabila melewati jalan ini harus membayar untuk mengembalikan investasi yang dikeluarkan oleh pengelola.

2. Klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya : a. Jalan Utama.

Jalan yang melayani lalu lintas tinggi antara kota-kota penting atas kota- kota pusat produksi dan pusat-pusat eksport. Jalan-jalan dalam golongan ini harus direncanakan untuk dapat melayani lalu-lintas yang cepat dan berat.

b. Jalan Sekunder.

Jalan yang melayani lalu-lintas cukup tinggi atau sedang antara kota-kota penting dengan kota yang lebih kecil serta melayani daerah sekitarnya.

c. Jalan Penghubung.

Jalan yang melayani aktivitas daerah, yang juga dipakai penghubung antara jalan-jalan dengan golongan yang sama atau golongan yang berbeda.

(22)

3. Klasifikasi jalan berdasarkan lalu-lintas harian rata-rata.

Klasifikasi jalan menurut fungsinya seperti yang sudah dijelaskan diatas dapat dibagi lagi dalam kelas-kelas yang penempatannya sangat ditentukan oleh perkiraan besarnya lalu-lintas yang akan melewati jalan tersebut. Kelas- kelas tersebut adalah :

a. Kelas I.

Kelas jalan yang mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu - lintas cepat dan berat. Kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor berlajur banyak dengan kontruksi perkerasan dari jenis yang terbaik.

b. Kelas II.

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi lalu-lintasnya terdapat lalu-lintas lambat. Kelas jalan ini selanjutnya didasarkan komposisi dan sifat dibagi dalam tiga kelas.

c. Kelas II A.

Jalan - jalan raya sekunder dua jalur atau lebih dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau yang setaraf, dimana dalam komposisi lalu-lintasnya terdapat kendaraan lambat tapi tanpa kendaraan bermotor, untuk lalu lintas lambat harus disediakan jalur tersendiri.

d. Kelas II B.

Jalan – jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf dimana dalam komposisi lalu – lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

(23)

e. Kelas II C.

Jalan – jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal dimana dalam komposisi lalu – lintasnya terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor.

f. Kelas III.

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.

D. Theodolit

1. Pengertian Theodolit

Theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Winnie (2009)

Theodolit adalah alat yang didesain untuk mengukur sudut. Basuki (2006) Theodolit dapat diklasifikasikan atas beberapa hal , antara lain :

a. Atas dasar kontruksi sumbu I-nya (sumbu vertical):

1) Theodolit repetisi (sumbu ganda).

2) Theodolit reiterasi ( sumbu tunggal).

b. Atas dasar tingkat ketelitiannya:

1) Rendah, bacaan terkecil = 20”.

2) Menengah, bacaan terkecil = 1”.

3) Tinggi, bacaan terkecil < 1”.

c. Atas dasar kegunaannya:

1) Theodolit bangunan.

2) Theodolit stadia (engineer).

(24)

3) Theodolit presisi.

d. Atas dasar sistem sentringnya:

1) Sentring mekanis (unting-unting).

2) Sentring optis.

3) Sentring tongkat (teleskopik).

4) Sentring laser.

2. Bagian – Bagian Theodolit dan Fungsinya

Alat theodolit dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah.

a. Bagian atas 1). Teropong

Teropong digunakan untuk membidik atau mengamati benda yang jauh agar terlihat dekat, jelas dan besar. Teropong theodolit menggunakan prinsip kepler, yaitu terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan lensa negatif sebagai lensa mata atau okuler, yang bertindak sebagai loupe.

2). Lingkaran vertical

Adalah piringan dari metal atau kaca tempat skala lingkaran.

Lingkaran ini berputar bersama teropong dan dilindungi alhidade vertical.

3). Sumbu mendatar (sumbu II)

Adalah sumbu perputaran teropong yang disangga oleh dua tiang penyangga kiri dan kanan.

(25)

4). Klem teropong dan penggerak halus

Klem teropong digunakan untuk mematikan gerakan teropong, sedangkan skrup penggerak halus digunakan untuk gerakan halus, gerak halus ini berfungsi apabila klem telah dimatikan.

5). Alhidade vertical dan nivo.

a) Alhidade vertical

Digunakan untuk melindungi piringan vertical dan nivo alhidade vertical digunakan untuk mengatur mikroskop pembacaan lingkaran vertical.

b) Nivo teropong

Digunakan untuk membuat garis bidik mendatar.

b. Bagian tengah

1. Kaki penyangga sumbu II (sumbu mendatar) 2. Alhidade horizontal

3. Piringan lingkaran horizontal

4. Klem dan penggerak halus alhidade horizontal 5. Klem dan penggerak halus limbus

6. Nivo tabung

7. Mikroskop pembacaan lingkaran horizontal c. Bagian bawah

1. Tribrach.

Tribrach merupakan tempat tumpuan dari sumbu I.

2. Nivo kotak.

Nivo kotak dipakai sebagai penolong dalam pengaturan sumbu I vertical secara pendekatan.

(26)

3. Sekrup penyetel ABC.

Terdiri dari tiga buah skrup, digunakan untuk mengatur sumbu I agar vertical. Skrup ini juga disebut leveling screw.

4. Plat dasar.

Plat dasar digunakan untuk menyatukan alat dengan statip, bagian tengah plat dasar diberi lubang drat untuk baut instrument

5. Statip

Merupakan piranti untuk mendirikan alat di lapangan yang terdiri dari kepala statip dan kaki tiga yang dapat distel ketinggiannya.

3. Cara penggunaan alat Theodolit.

a. Dirikan statif sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

b. Pasang pesawat diatas kepala statif dengan mengikatkan landasan pesawat dengan sekrup pengunci dikepala statif.

c. Stel nivo kotak dengan cara:

1) Putarlah sekrup A, B secara bersama-sama sehingga gelembung nivo bergeser kearah garis sekrup C.

2) Putar sekrup C kekiri atau kekanan sehingga gelembung nivo bergeser ke tengah.

3) Setel nivo tabung dengan sekrup penyetel nivo tabung.

4) Arahkan teropong ke arah target yang dikehendaki.

4. Syarat pemakaian dan cara pengaturan alat ukur theodolit

Adapun yang dimaksud dengan syarat pemakaian adalah persyaratan- persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum alat tersebut

(27)

digunakan untuk pengukuran agar data yang dihasilkan terbebas dari kesalahan sistematis.

Adapun syarat-syaratnya adalah:

a. Sentring

Yang dimaksud dengan sentring adalah bahwa sumbu I (sumbu vertikal) theodolit segaris dengan garis gaya berat yang melalui titik tempat berdiri alat (paku atau titik silang diatas patok di tanah)

b. Sumbu I harus vertikal.

E. Kesalahan – Kesalahan dalam Pengukuran

Pengukuran adalah pengamatan terhadap suatu besaran yang dilakukan dengan menggunakan peralatan dalam suatu lokasi dengan beberapa keterbatasan yang tertentu.

Menurut Basuki (2006), pengukuran – pengukuran kita tidak lepas dari kesalahan - kesalahan pengamatan. Kesalahan dalam pengamatan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kesalahan kasar

Kesalahan ini terjadi karena kurang hati - hati, kurang pengalaman atau kurang perhatian. Dalam pengukuran, jenis kesalahan ini tidak boleh terjadi, sehingga dianjurkan untuk mengadakan self cheking dari pengamatan yang dilakukan.

Contoh kesalahan kasar:

a. Salah pembacaan rambu ukur.

1) 6 dibaca 9

2) 3 dibaca 8 dan sebagainya.

b. Salah mencatat data ukuran

(28)

c. Salah dengar dari si pencatat 2. Kesalahan Sistematik

Umumnya kesalahan sistematik disebabkan oleh alat-alat ukur sendiri, pada pengukuran jarak langsung kesalahan sistematik antara laindapat terjadi karena:

a. Kesalahan panjang pita ukur yang tidak standar b. Pelurusan yang tidak baik

c. Pita ukur yang tidak mendatar 3. Kesalahan random/tak terduga

Kesalahan random terjadi karena hal-hal yang tak terduga sebelumnya, seperti adanya getaran udara atau undulasi, kondisi tanah tempat berdiri alat ukur yang tidak stabil, kondisi psikis pengamat,dan lain - lain.

Kesalahan ini baru terlihat apabila suatu besaran diukur berulang-ulang dan hasilnya tidak selalu sama antara satu ukuran dengan ukuran yang lain.

F. Global Positioning System (GPS)

1. Pengertian GPS

GPS atau singkatan dari Global Positioning System merupakan suatu teknologi pemantau posisi di bumi yang memanfaatkan teknologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit GPS juga dibutuhkan perangkat penerima sinyal GPS (GPS receiver). GPS receiver inilah yang berfungi sebagai titik tujuan yang menentukan lokasi bumi. Supriono (2010).

Dalam penggunaan GPS terdapat banyak sistem koordinat yang terdapat dalam receiver, namun yang umum yang digunakan hanya 2 sistem koordinat yaitu Koordinat Geografis dan UTM. Keduanya memiliki perbedaan satuan derajat dan satuan meter. Rudiono (2010).

(29)

2. Fungsi GPS

Kini GPS dengan aplikasi peta digital terbaru, memiliki fungsi yang semakin menarik :

a.

Mengetahui koordinat suau titik.

b.

Penunjuk arah jalan (navigasi).

3. Cara Menggunakan GPS (untuk GPS Garmin) Cara menggunakan GPS adalah sebagai berikut:

a. Menekan tombol power yang berada di kiri atas pada GPS.

b. Menunggu sebentar hingga terhubung dengan satelit.(usahakan minimal ada empat satelit yang terhubung)

c. Perhatikan pada layer monitor GPS, maka akan tampil I’con seperti di windows, map, compass, setup, dan lain-lain.

d. Kemudian masuk ke fitur map maka akan tampil tanda panah. Tanda tersebut merupakan kedudukan posisi GPS sekarang. Apabila garmin belum ada petanya maka GPS tersebut masih kosong atau belum diinstall peta, maka GPS tersebut bisa diinstall terlebih dahulu.

e. Setelah GPS telah diinstall peta maka langkah selanjutnya adalah masuk ke fitur windows kemudian menekan tombol mark, untuk menyimpan titik koordinat dimana posisi titik berada saat ini.

f. Selanjutnya memilih rename point dengan menuliskan nama yang diinginkan misalnya "BM Pengukuran".

g. Apabila sudah selesai disimpan, maka selanjutnya pindah titik yang lain, misalnya posisi titik selanjutnya adalah posisi jalan, kemudian klik tombol mark, dan memilih rename point dengan menuliskan nama yang diinginkan misalnya "posisi jalan”. Setelah itu memilih waypoint dari GPS

(30)

maka akan tampil dua titik koordinat yaitu posisi BM Pengukuran dan posisi jalan yang telah disimpan sebelumnya.

G. AUTOCAD

AutoCad merupakan program handal untuk membuat rancangan gambar teknik (bangunan, peta, dan sebagainya). Keunggulan dari AutoCad yang terutama adalah peta presisi atau keakuratan ukuran dari rancangan gambar tersebut. Nama AutoCad sendiri sebenarnya merupakan akronim dari kata Automatic Computer Aided Design. AutoCad merupakan program yang mampu mengoptimalisasikan komputer sehingga computer dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam membuat rancang bangun.

AutoCad adalah program untuk menggambar yang berbasis vector, dimana pemakai dapat dengan mudah memperbesar/memperkecil ukuran gambarnya tanpa mengubah kualitas gambar tersebut. Taufiq (2004)

H. Keadan Umum Perumahan Bumi Rindang Luhur

1. Letak Geografis

Bumi Rindang Luhur adalah salah satu perumahan yang ada di wilayah kecamatan Loa Janan ilir. Perumahan Bumi Rindang Luhur merupakan salah satu perumahan yang ada di Kec. Loa janan Ilir yang letaknya cukup strategis yaitu terletak di tepi jalan H.M. Rifadin yang merupakan pintu gerbang menuju wilayah Samarinda.

Luas wilayah Perumahan Bumi Rindang Luhur adalah 54.560 meter persegi dengan jumlah penduduk 420 jiwa serta developer dari Perumahan Bumi Rindang Luhur adalah PT. Megah Sejahtera Utama. (data menurut ketua RT Perumahan Bumi Rindang Luhur)

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Perumahan Bumi Rindang Luhur Kelurahan Harapan Baru Kec. Loa Janan Ilir sebagai obyek yang dikaji.

Sedangkan data lapangan akan diolah di Laboratorium Penginderaan Jauh dan SIG Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu selama 6 bulan (16 Januari 2012 sampai 17 Juni 2012) meliputi penyusunan proposal, pengambilan data lapangan, pengolahan data di laboratorium dan penyusunan laporan karya imiah.

B. Alat dan Bahan

1. Peralatan yang digunakan:

a. Theodolit digunakan sebagai alat ukur yang utama dalam mengambil data di lapangan yaitu mengambil jarak miring, sudut vertikal, dan sudut horizontal.

b. GPS digunakan untuk mengambil titik koordinat c. Roll meter 5 M digunakan untuk mencari jarak lapang

d. Komputer/laptop digunakan untuk memasukkan data lapangan dan mengolahnya serta menampilkannya dalam bentuk peta.

e. Kalkulator digunakan untuk mengolah data ukur lapangan.

f. Payung digunakan untuk menghindari alat theodolit dari sinar matahari.

(32)

2. Bahan

a. Kertas tally sheet pengukuran, digunakan untuk mencatat data-data lapangan sebelum data tersebut diolah agar data-data lapangan tidak hilang.

b. Pita Ukur digunakan untuk menandai nama urutan patok dalam pengukuran.

c. Spidol digunakan untuk menandai nama titik pengukuran.

d. Paku payung digunakan sebagai pengganti patok dalam pengukuran.

e. Alat tulis (pensil, pulpen, penggaris) digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan data di lapangan.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada penelitian ini adalah : 1. Persiapan alat dan bahan

2. Pemasangan patok.

Patok di tempatkan di tempat yang strategis dimaksudkan agar titik target yang akan diukur mampu terlihat dengan jelas tanpa adanya penghalang.

3. Pengambilan titik koordinat awal pengukuran dengan menggunakan GPS 4. Pendirian alat

a. Alat theodolit didirikan di atas titik patok.

b. Theodolit di atur sedemikian rupa sesuai dengan syarat mendirikan alat ukur theodolit sampai alat siap digunakan dalam pengukuran.

5. Pengambilan data

a. Rambu ukur ditempatkan di titik back sight dan front sight.

b. Teropong pada alat theodolit diarahkan ke rambu ukur

(33)

c. Atur alat theodolit dengan menekan tombol 0 set agar bacaan sudut horizontal pada alat 0? (nol derajat).

d. Catat bacaan benang rambu ukur dan bacaan sudut vertikal yang terdapat di alat theodolite pada kertas tally sheet.

D. Pengambilan Data

Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan menggunakan alat theodolite , GPS, dan roll meter. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode polygon tertutup (data pelengkap) dan metode polygon terbuka. Data yang diambil di lapangan dalam yaitu jarak lapang, tinggi alat, sudut vertikal, sudut horizontal, pembacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawahnya, Data yang sudah diperoleh dari lapangan dibuat dalam bentuk tabel yang terdapat pada tabel 2, 3 dan 4 di bawah ini.

Tabel 1. Bentuk Data Ukur (tally sheet) Poligon Tertutup.

No titik Titik Target

Sudut vertikal Bacaan Horizontal

Bacaan Benang Atas Tengah Bawah (°) (´) (") (°) (´) (") (mm) (mm) (mm)

P0 P17

P1

P1 P0

P2

P2 P1

P3

P3 P2

P4

P4 P3

P5

P5 P4

P6

(34)

Tabel 2. Bentuk Data Ukur (tally sheet) Poligon Terbuka.

No.

Titik

Titik Target

Sudut Vertikal Bacaan Horizontal (? )

Bacaan Benang Atas Tengah Bawah (? ) (') (") (? ) (') (") (mm) (mm) (mm)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

BM

P1

P2

P1

P2

P3

P2

P3

P4

Tabel 3. Bentuk Data Ukur (tally sheet) Pengukuran GPS

No. Nama Titik Easting Northing Elevation Keterangan

1 P1

2 P2

3 P3

4 P4

E. Pengolahan Data

Data yang sudah diambil di lapangan kemudian diolah dengan menggunakan rumus perhitungan manual :

1. Nilai x = jarak datar x sin azimuth

Keterangan : a. jarak datar diperoleh dari jarak lapang x sin ² vertikal

b. sin azimuth diperoleh dari sin azimuth titik yang ke depan (front sight).

2. Nilai y = jarak datar x cos azimuth

Keterangan : a. jarak datar diperoleh dari jarak lapang x cos ² vertikal

(35)

b. cos azimuth diperoleh dari coz azimuth titik yang ke depan (front sight)

3. Easting = x + Xawal

Keterangan : a. ?x diperoleh dari jarak datar x sin azimuth

b. Xawal diperoleh dari koordinat awal (easting) pengukuran 4. Northing = y + Yawal

Keterangan: a. ? y diperoleh dari jarak datar x cos azimuth

b. Yawal diperoleh dari koordinat awal (northing) pengukuran

5.

Keterangan : a. benang atas dan benang bawah diperoleh dari bacaan benang pada pengukuran di lapangan

6.

Keterangan : a. jarak lapang (JL) diperoleh dari benang atas – benang bawah x 100 / 1000

b. sin ² vertikal diperoleh dari sudut vertikal ke depan (front sight)

7.

Keterangan : a. <(sudut) horizontal masing – masing titik + azimuth awal pengukuran - 180°

8. Beda tinggi

Keterangan : a. Tinggi alat diukur pada saat berdiri alat

b. Benang tengah dibaca pada saat pembacaan benang c. Jarak datar diperoleh dari jarak lapang x sin² vertikal

(36)

Kemudian data hasil olahan dimasukkan ke dalam program Microsoft Office Excel dan akan dipadukan dengan aplikasi software AutoCad sehingga dapat menghasilkan gambar berupa peta jaringan jalan dari obyek yang telah diukur.

Peta hasil pengukuran di lapangan dipadukan dengan Peta Kalimantan sehingga diketahui lokasi penelitian yang terletak pada kelurahan Harapan Baru. Hasil akhir yang akan diperoleh yaitu peta tata batas dan jaringan jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur.

Proses pengolahan data pada komputer meliputi beberapa tahap seperti berikut:

1. Data ukur lapangan baik tata batas maupun jaringan jalan dimasukkan pada microsoft office excel.

2. Menyimpan data tata batas dengan type text (Tab Delimited) pada Microsoft

office excel untuk polygon tertutup.

Gambar 1. Penyimpanan Data Poligon Tertutup Pada Microsoft Excel.

(37)

3. Menyimpan data jaringan jalan dengan type text (Tab Delimited) pada Microsoft office excel untuk polygon terbuka.

Gambar 2. Penyimpanan Data Poligon Terbuka I Pada Microsoft Excel 4. Menyimpan data jaringan jalan sekitar perumahan dengan type text (Tab

Delimited) pada Microsoft Office Excel untuk polygon terbuka.

Gambar 3. Penyimpanan Data Poligon Terbuka II Pada Microsoft Excel.

5. Buka program pemetaan Autodesk Land Desktop 2006.

6. Ketik La pada command kemudian masukkan nama layer sesuai dengan yang kita inginkan. (layer tata batas, layer jaringan jalan, layer nama jalan, layer nama blok).

(38)

7. Masukkan data tata batas, jaringan jalan perumahan dan sekitar perumahan dengan mengklik points imports/eksport points Importspoints

Gambar 4. Memasukkan Data (input) Ke Software AutoCad.

8. Hubungkan masing – masing titik dengan klik pl pada command

9. Klik T enter pada command kemudian ketikan nama jalan dan nama blok yang sesuai di lapangan.

10. Ketik REC untuk membuat kotak pada gambar.

11. Untuk membuat grid pada gambar dengan mengklik utilities symbol manager.

(39)

Gambar 5. Menampilkan Grid Pada Model.

12. Klik Id pada tiap sudut segiempat pada grid untuk mengetahui nilai – nilai koordinat UTM.

13. Buat kotak persegi untuk meletakkan nilai-nilai koordinat dengan mengetik pada command REC

14. Gandakan garis pada kotak persegi dengan mengklik pada command CO 15. Untuk membuat layout peta diperlukan settingan seperti dengan cara klik

kanan pada layout kemudian klik page set up manager modify.

Gambar 6. Membuat Layout Peta.

(40)

16. Klik single viewports pada toolbars viewports untuk memasukkan gambar pada layout.

17. Buat masing – masing kotak dengan mengklik rec pada layout untuk memasukkan informasi (judul peta, tahun pembuatan peta, luas area, skala, arah utara, insert peta, pembuat peta, pemeriksa, dan disetujui oleh).

18. Hasil penelitian berupa peta yang dapat dilihat pada hasil (Bab IV).

F. Analisa Data

Data - data pengukuran tidak dapat digunakan langsung sebagai data akhir , tetapi harus dianalisa terlebih dahulu sehingga data tersebut teruji tingkat keakurasiannya. Untuk itu ada beberapa analisa yang harus dilakukan yaitu:

analisa kesalahan penutup sudut dan analisa kesalahan penutup jarak. Basuki (2006)

1. Analisis Kesalahan Penutup Sudut

Dalam pengukuran poligon tertutup bahwa besarnya salah penutup sudut ( ) pada pengukuran ini yaitu sebesar 000’59” kesalahan sebesar ini dibagi pada titik dengan masing-masing 18 titik mendapatkan koreksi sebesar 004’10.32”. Dalam pengukuran ini besarnya toleransi kesalahan sudut adalah I ‘ ‘, di mana:

I = Ketelitian alat N = Jumlah titik

Sehingga I, berarti ‘ ‘,= 0 0’59’’ 18=0 4’10.32’’, berarti dalam pengukuran ini tidak masuk dalam toleransi pengukuran sudut.

2. Analisis Kesalahan Penutup Jarak a. D Sin ( )

(41)

Dalam pengukuran poligon tertutup bahwa besarnya penutup jarak ( ) pada pengukuran ini yaitu sebesar 12.77753 m kesalahan penutup jarak ini di masukan ke dalam perhitungan koreksi X, dengan masing-masing titik dikalikan dengan 0.63 m terhadap jaraknya dengan perhitungan koreksi X adalah ( ) = (dI / x fx, di mana:

Keterangan : dl = jarak dalam poligon = jumlah jarak

= kesalahan penutup absis

Contoh ) pada P1 = ( dI/ ) x fx = (21.984 / 857.46) x (12.77753) = 0.3275 m

b. D Cos ( )

Dalam pengukuran polygon tertutup bahwa besarnya salah penutup jarak ) pada pengukuran ini yaitu sebesar -69.033 kesalahan penutup jarak ini dimasukan ke dalam perhitungan koreksi y, dengan masing-masing titik dikalikan dengan -69.033 terhadap jaraknya dengan perhitungan koreksi y adalah ) = (dI / ) x fy, di mana:

Keterangan : dI = jarak dalam poligon = jumlah jarak

= kesalahan penutup absis

Contoh ) pada P1 = ( dI/ ) x fy = (21.984 / 857.46) x (-69.033) = - 1.7699 m.

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian telah dilaksanakan dalam rangka memperoleh data koordinat jaringan jalan dan batas Perumahan Bumi Rindang Luhur yang ada di Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir. Hasil data yang telah diambil pada penelitian berupa data pengukuran lapangan berupa data tata batas dan data jaringan jalan dari Perumahan Bumi Rindang Luhur, Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir. Keseluruhan data yang diperoleh tersebut secara lengkap disajikan dalam tabel dalam lampiran.

1. Luas Areal Perumahan Bumi Rindang Luhur.

Data pengukuran tata batas areal Perumahan Bumi Rindang Luhur berupa polygon tertutup yang sudah diolah terlampir di bawah ini

Tabel 4. Data Hasil Perhitungan Pengukuran Lapangan Tata Batas

no titik Koreksi

azimuth vertikal jarak jarak

titik target Horizontal lapang datar ?X ?Y X Y

P0 P17 -1.76774691 0 513209 9939043

P1 117.4308642 297.4309 91.91528 23.7 23.7 -21.0 10.9 513188 9939054

P1 P0

P2 220.5308642 337.9617 90.51181 42 42.0 -15.8 38.9 513172 9939093

P2 P1

P3 89.89197531 247.8537 90.90347 29 29.0 -26.9 -

10.9 513145 9939082

P3 P2

P4 192.2905864 260.1443 90.67431 82 82.0 -80.8 -

14.0 513065 9939068

P4 P3

P5 246.6280864 326.7724 90.96875 51 51.0 -27.9 42.7 513037 9939111

P5 P4

P6 117.296142 264.0685 92.79792 18 18.0 -17.9 -1.9 513019 9939109

P6 P5

P7 110.2780864 194.3466 90.82014 58.25 58.2 -14.4 -

56.4 513004 9939052

P7 P6

(43)

P8 167.0697531 181.4164 90.42917 42 42.0 -1.0 -

42.0 513003 9939010

P8 P7

P9 220.6141975 222.0306 92.23819 28 28.0 -18.7 -

20.8 512985 9938989

P9 P8

P10 131.6989198 173.7295 91.21389 32 32.0 3.5 -

31.8 512988 9938958

P10 P9

P11 168.3600309 162.0895 90.14931 61.5 61.5 18.9 -

58.5 513007 9938899

P11 P10

P12 168.3600309 150.4495 90.29097 81 81.0 39.9 -

70.5 513047 9938829

P12 P11

P13 122.5641975 93.01373 90.52361 72.5 72.5 72.4 -3.8 513119 9938825

P13 P12

P14 177.4878086 90.50154 91.19028 45.5 45.5 45.5 -0.4 513165 9938824

P14 P13

P15 175.7364198 86.23796 91.14653 42 42.0 41.9 2.8 513207 9938827

P15 P14

P16 106.8475309 13.08549 90.39583 84.65 84.6 19.2 82.4 513226 9938910

P16 P15

P17 161.4044753 354.49 91.29514 42.5 42.5 -4.1 42.3 513222 9938952

P17 P16

P0 185.5100309 360 92.1625 22 22.0 0.0 22.0 513222 9938974

azimuth awal 0 Kordinat awal 513209.0 9939043 .0 azimut akhir 0 Kordinat akhir 513221.8 9938974

.0 Jumlah titik

18 Dx 12.7753

N-2 x 180 (Sudut dalam)

2880 Dy -69.0333

Jumlah koreksi sudut

31.81944 Koreksi absis 0.0000

Ketelitian relatif poligon

7.499915 Koreksi ordinat 0.0000

Jumlah jarak 857.600 Kesalahan linear 162.00

Berdasarkan data tabel 4 data hasil perhitungan tata batas diketahui bahwa azimuth awal dan azimuth akhir dalam perhitungan tersebut adalah nol (0°), persamaan nilai azimuth awal dan azimuth akhir dalam perhitungan tata batas adalah mutlak, hal ini dikarenakan bersifat syarat poligon tertutup sempurna adalah jika nilai azimuth awal sama dengan nilai azimuth akhir.

Tabel 4. ( Lanjutan)

(44)

Nilai N pada tabel perhitungan tata batas adalah 18, nilai ini menunjukkan banyaknya titik berdiri alat. Dimana koreksi sudut yang digunakan adalah koreksi sudut dalam. Penggunaan koreksi sudut dalam harus dilakukan karena nilai jumlah sudut horizontal adalah lebih mendekati kearah nilai koreksi sudut dalam daripada nilai koreksi sudut luar.

Nilai 31.819° menunjukkan selisih antara nilai koreksi sudut dalam dengan nilai jumlah sudut horizontal sehingga nilai 31.819° dapat disebut sebagai nilai koreksi sudut. Dengan adanya nilai jumlah koreksi sudut maka dapat diperoleh nilai ketelitian relatif poligon sebesar 7.49°. Nilai ketelitian relatif poligon merupakan hasil pembagian jumlah koreksi sudut dengan jumlah titik.

Dari pengukuran tata batas diperoleh luas area 5.32 Ha serta keliling areal Perumahan Bumi Rindang Luhur sebesar 936.1499 m.

2. Pemetaan Jaringan Jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur.

Data pengukuran jaringan jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur berupa poligon terbuka yang sudah diolah terlampir di bawah ini.

Tabel 5. Data Hasil Perhitungan Pengukuran Lapangan Jaringan Jalan

jarak jarak

azimuth Dx Dy

beda tinggi

easting northing lapang datar

?h

7.000 0 513191.4020 9939060.606

18.000 17.306

315.61

-

12.10577 12.366799 1.716163 513179.2962 9939060.690 11.000 9.920 307.4 -7.88015 6.0251323 2.3440443 513171.4161 9939058.850 50.000 47.407

307.21

-

37.75676 28.667594 2.2838274 513133.6593 9939055.100 35.300 35.098

308.26

-

27.55923 21.733526 1.9650038 513106.1001 9939054.020 34.000 33.993

311.1

-

25.61698 22.344929 1.1097262 513080.4831 993049.162 30.000 29.850 307.38

-

23.71798 18.123749 2.1127904 513056.7651 9939075.346 38.000 37.294

309.31

-

28.85435 23.627527 1.8968689 513027.9108 9939080.546 43.000 42.449 59.458 36.55958

21.571066 2.0149935 513064.4704 9939016.658 59.000 57.887 127.46 45.94905 -35.20842 2.1912636 513110.4194 9939016.856 25.000 24.970 42.411 16.8406 18.435633 2.3387949 513127.2600 9939016.582

(45)

13.500 13.493 35.132 7.76489 11.035237 1.8674089 513135.0249 9939012.674 38.000 37.701

307.89

-

29.75458 23.152888 1.9772174 513105.2703 9939013.961 44.000 43.998

245.66

-

40.08797 -18.13201 1.5018861 513065.1824 9939008.904 28.000 27.937

264.4

-

27.80383 -2.725509 2.0422709 513037.3785 9938983.870 27.000 26.989

265.44

-

26.90386 -2.144286 1.6096074 513010.4747 9938981.190 6.000 5.996

297.42

-

5.322715 2.7614893 0.3808477 513005.1519 9938987.907 23.000 22.092 13.707 5.234908 21.463149 2.2467203 513010.3869 9938983.762 56.000 53.883 18.921 17.47223 50.971708 0.7756751 513027.8591 9938978.922 30.200 30.022 18.91 9.729403 28.401535 1.8993106 513037.5885 9938977.114 69.500 68.840

17.549 20.75643 65.636746

-

0.1915468 513058.3449 9938975.297 59.000 56.764 17.563 17.12823 54.11789 1.1469512 513075.4731 9938937.477 34.000 33.955

286.49

-

32.55867 9.6357316 1.8231652 513042.9145 9938933.756 34.000 33.280

198.63

-

10.63328 -31.53546

-

0.7316287 513032.2812 9938934.912 28.000 25.913 199.97 -8.85054 -24.35523 2.0346302 513023.4307 9938937.815 66.000 65.388

198.95

-

21.23415 -61.84372 2.0805376 513002.1965 9938938.501 31.000 30.989

198.29

-

9.726157 -29.42354 2.1385057 512992.4703 9938932.684 78.400 76.113

198.38

-

24.00039 -72.22965

-

0.2132411 512968.4700 9938895.173 40.000 39.997

307.54

-

31.71439 24.370746 1.1464957 512936.7556 9938891.566 44.000 43.221

18.29 13.56414 41.037523

-

0.5548395 512950.3197 9938892.162 29.900 28.631 18.506 9.087471 27.150837 1.9265257 512959.4072 9938890.002

Tabel 5 ( Lanjutan)

(46)

Gambar 7. Peta Jaringan Jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur

(47)

B. Pembahasan

1. Luas Area Perumahan Bumi Rindang Luhur

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan diketahui luas arealnya adalah 5.32 Ha serta keliling areal Perumahan Bumi Rindang Luhur adalah 936.

1499 meter. Nilai ini diperoleh setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program aplikasi AutoCad. Perbedaan luas areal yang berbeda dengan keterangan dari ketua RT disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : kesalahan alat, pembacaan rambu ukur, cuaca dan lain sebagainya.

Menurut Basuki (2006), pengukuran-pengukuran kita tidak lepas dari kesalahan - kesalahan pengamatan. Kesalahan dalam pengamatan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu kesalahan kasar, kesalahan sistematik, dan kesalahan random. Untuk itu kesalahan linear polygon tertutup dalam pengukuran tata batas dapat disebabkan oleh ketiga kesalahan diatas seperti kesalahan dalam pembacaan, kesalahan pendengaran, alat yang belum di kalibrasi sebelumnya, serta adanya kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan seperti hujan.

Keliling dan luas area Perumahan Bumi rindang luhur diketahui dengan cara mengetik “Li” pada kolom Command dan memilih obyek yang diinginkan maka pada kolom command akan muncul nilai keliling dan luas area obyek yang dipilih.

Pada pengukuran batas Perumahan Bumi Rindang Luhur telah dilakukan koreksi sudut, jarak, koordinat, dan kesalahan linier sehingga poligon batas Perumahan Bumi Rindang Luhur telah diketahui kesalahan, dimana kesalahan linier polygon pada pengukuran batas areal perumahan bumi rindang luhur

(48)

adalah sebesar 1 : 1621565 yang berarti poligon tata batas memiliki kesalahan liniernya 1621565 mm tiap 1 titik.

2. Pemetaan Jaringan Jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur

Pengukuran telah dilakukan berdasarkan pengambilan data di lapangan sehingga diperoleh data berupa data koordinat jaringan jalan dalam bentuk titik jaringan jalan kemudian titik-titik tersebut disambungkan sesuai keadaan yang ada di lapangan. Pengambilan titik – titik ukur di lapangan diambil di kanan jalan sehingga tidak mengganggu kendaraan yang lewat. Data titik yang telah disambungkan tersebut kemudian dilebarkan (ekspand) sebesar lebar jalan yang ada di lapangan sehingga peta jaringan jalan akan terlihat seperti keadaan yang sebenarnya seperti terlihat pada hasil (lihat Gambar 7 halaman 38)

Pada peta jaringan jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur ditampilkan nama jalan atau nama blok yang ada di seluruh areal Perumahan Bumi Rindang Luhur. Terdapat 6 ruas jalan yang membagi blok – blok yang ada di Perumahan Bumi Rindang Luhur. Terdapat pula 2 ruas jalan utama yang membagi blok- blok jalan. Jalan – jalan yang ada di Perumahan Bumi Rindang Luhur banyak memiliki kerusakan jalan dan tingkat slope (°) yang begitu terjal sehingga dapat mengakibatkan kendaraan bermotor mengalami kerusakan dalam melintas

Peta jaringan jalan Perumahan Bumi Rindang Luhur memakai skala 1 : 5200. Lebar jalan blok adalah 2.60m dan lebar jalan utama adalah 2.90m Panjang jalan utama Perumahan Bumi Rindang Luhur adalah sebesar 430.65m dan panjang jalan blok adalah sebagai berikut.

(49)

Tabel 6. Panjang Jalan Blok Perumahan Bumi Rindang Luhur.

Nama Blok Panjang Jalan (m)

Blok A 103

Blok B 98.59

Blok C 95.44

Blok D 91.98

Blok E 58.47

Blok G 25.91

Blok H 72.91

Blok I 108.38

Blok J 91.95

Blok K 74.97

Blok L 34.06

Jumlah Jalan Blok 855.66

`

Gambar

Tabel 1. Bentuk Data Ukur (tally sheet) Poligon Tertutup.
Tabel 2.  Bentuk Data Ukur (tally sheet) Poligon Terbuka.
Gambar 1. Penyimpanan Data Poligon Tertutup Pada Microsoft Excel.
Gambar 2. Penyimpanan Data Poligon Terbuka I Pada Microsoft Excel  4.  Menyimpan data jaringan jalan sekitar perumahan dengan  type text (Tab
+7

Referensi

Dokumen terkait

( وى لاقلدا اذى ةباتك في ثحبلا رومح 1 وى ام ) رود ةسردلدا سيئر ينستح في نيريدم مهتفصب في ميلعتلا ةيعون ةيموكلحا ةيملاسلإا ةيوناثلا ةسردم 1 كيلاجنجرت ( ؟ 2 رود

Dimana penelitian ini akan dilakukan pada staf-staf yang bersangkutan dalam bagian yang mengatur dan melaksanakan strategi komunikasi terhadap brand Andre Valentino

Hasil validasi menunjukkan bahwa penambahan RTH publik sesuai dengan hasil model optimasi sudah sesuai dengan ketentuan minimum luas RTH publik berdasarkan luas wilayah,

hipotesis yang menyatakan bahwa Norma Subjektif berpengaruh terhadap Minat Mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi Universitas Abdurrachman Saleh Situbondo

Model pendugaan biomassa bersifat khas untuk setiap kondisi dan keadaan, oleh karenanya perlu dilakukan penyusunan secara khusus untuk daerah dengan keadaan tertentu, tidak

Definisi Value for Money Audit adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara

Hasil perbandingan morfometrik pada lokasi penelitian, gurita jantan maupun betina yang didaratkan di Pulau Bonetambung cenderung memiliki ukuran tubuh lebih panjang dibandingkan

Tiap-tiap saldo rekening yang tercantum dalam kolom-kolom neraca saldo digabungkan dengan angka-angka yang tercantum didalam penyesuaian dan jumlah ini kemudian dicantumkan