7
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Kajian Terdahulu
Untuk mengetahui bagian apa yang belum diungkap dari penelitian yang telah dilakukan dengan tema gaya belajar, diperlukan kajian terdahulu untuk menemukan fokus penelitian yang akan dikaji. Adapun kajian pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertama, Rizki Abdina Mawaddah dalam skripsi dengan judul Gaya
Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 2 Marbau, Tahun 2019. Skripsi ini menjelaskan tentang gaya belajar yang dimiliki oleh siswa pada pembelajaran PAI dan pelaksanaan gaya belajar dalam pembelajaran di SMP Negeri 2 Marbau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan metode penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian dari skripsi ini adalah gaya belajar yang dimiliki siswa pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 Marbau adalah visual dan auditori, serta beberapa siswa dengan gaya belajar kinestetik. Serta pelaksanaannya, siswa dengan gaya belajar visual lebih senang membaca, siswa dengan gaya belajar auditori lebih senang mendengarkan, serta siswa degan gaya belajar kinestetik senang kegiatan praktik secara langsung.15
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dhuha Wildan Fauzi dengan
dengan judul Gaya Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMKN 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga, tahun 2021. Dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana gaya belajar peserta didik kelas XII pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMKN 1 Kejobong. Penelitian ini menggunakan metode penelitan kualitatif, dengan penelitan lapangan yang mana pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini bahwa gaya belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK 2 Kejobong dominan kepada gaya belajar visual, serta gaya belajar auditori dan kinestetik. Peserta didik cenderung nyaman
15 Mawaddah, “Gaya Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMP Negeri 2 Marbau.”
8
ketika menggunakan media seperti video film ataupun gambar.16
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Anisatul Mar’ah dalam skripsi
dengan judul Gaya Belajar dan Faktor Pengaruhnya Terhadap Pencapaian Prestasi Belajar IPA Terpadu Kelas VIII MTs Sultan Fatah Gaji Guntur Demak Tahun Pelajaran 2015/2016, tahun 2015. Skripsi ini menjelaskan tentang tipe gaya belajat siswa dalam pencapaian prestasi dalam belajar IPA Terpadu dan faktor yang mempengaruhi gaya belajar dalam pencapaian prestasi belajar IPA Terpadu MTs Sultan Fatah Gaji Guntur. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian gabungan antara kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu angket atau kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menjelaskan tipe gaya belajar dominan muncul dari siswa kelas VIII MTs Sultan Fatah yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Tipe gaya belajar siswa terbanyak adalah visual, kemudian faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa terhadap gaya belajar siswa IPA Terpadu adalah kondisi fisik siswa, strategi, metode, media pembelajaran, minat, dan motivasi siswa, fasilitas pendukung pembelajaran, jeda waktu, suasana kelas, tingkat disilin dan ketertiban siswa.17
Perbedaan dari ketiga kajian terdahulu dengan penelitian ini yang berjudul Eksplorasi Gaya Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam:
Studi Kasus Di SMK Muhammadiyah 2 Malang dapat dilihat dari segi pembahasannya. Bahwasanya dalam kajian terdahulu hanya difokuskan kepada gaya belajar siswa, sedangkan penelitian ini difokuskan pada gaya belajar serta faktor yang mempengaruhi gaya belajarnya.
16 Dhuha Wildan, “Gaya Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMK N 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga.”
17 Mar’ah, “Gaya Belajar Dan Faktor Pengaruhnya Terhadap Pencapaian Prestasi Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII MTS Sultan Fatah Gaji Guntur Demak Tahun Pelajaran 2015/2016.”
9
B. Deskripsi Teori 1. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia, gaya memiliki makna sikap, watak, atau gerakan. Sedangkan untuk belajar adalah suatu proses yang bisa ditandai dengan adanya perubahan yang terjadi pada individu tersebut. Gaya belajar adalah suatu cara yang menjelaskan bagaimana usaha yang dilakukan setiap anak untuk bisa mendapatkan konsentrasi mereka pada saat proses pembelajaran berlangsung.18
James dan Gardner berpendapat tentang definisi dari gaya belajar adalah sebuah cara yang tepat untuk para siswa dalam proses memahami atau menyimpan materi apa yang telah mereka pelajari.19 Gaya belajar bisa digambarkan dengan mudah sebagai sebuah cara bagaimana seseorang memahami dan mengingat apa yang mereka pelajari.
Gaya belajar bersifat individual, artinya bagi setiap orang berbeda satu sama lain. Setiap siswa memiliki cara mereka sendiri dalam memahami suatu informasi yang mereka terima. Ada siswa yang senang ketika guru menampilkan sebuah gambar di depan kelas. Adapula yang lebih suka jika mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru, serta adapula yang lebih menyukai jika langsung melakukan praktik. Gaya belajar yang dipilih setiap individu cenderung berbeda, hal ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki proses yang berbeda-beda dalam penyerap dan menerima informasi yang mereka dapatkan.20
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan diatas dapat dipahami bahwa gaya belajar bisa dimaknai secara luas sebagai suatu cara seseorang dalam memahami pelajaran. Ketika seseorang telah mengetahui gaya belajar apa yang cocok bagi mereka, maka hal tersebut akan berdampak positif dengan efektifitas penyerapan materi pembelajaran yang mereka terima.
18 S Wilujeng and E Sudihartinih, “Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa,” JPMI (Jurnal …, no. September (2021): 53–63.
19 M Nur Gufron and Rini Risnawati S, Gaya Belajar, II (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014).
20 Ali Murfi and Noneng Siti Rosidah, “Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi Studi Komparasi Siswa Berprestasi SMAN 1 Dengan MAN 1 Yogyakarta Kelas XI,” Jurnal Pendidikan Madrasah 1, no. 2 (2016): 295–308, https://doi.org/10.14421/jpm.2016.12-10.
10
a. Macam-Macam Gaya Belajar
Kemampuan setiap anak dalam menyerap pelajaran tentunya berbeda- beda. Setiap anak memiliki gaya belajar yang dirasa tepat baginya dalam proses menyerap materi. Gaya belajar terdiri dari tiga jenis berdasarkan modalitas yang digunakan oleh setiap individu.
1) Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar siswa yang lebih tertarik ketika diperlihatkan gambar seperti peta konsep, plot atau ilustrasi lainnya.21 Karena dalam gaya belajar visual mengutamakan gambar, maka teknik dalam proses pembelajaran dengan gaya ini mengedepankan peranan mata sebagai modal utama. Anak-anak yang memiliki gaya belajar visual cenderung akan sering mencatat segala hal yang dilihat dalam proses pembelajaran sedetail mungkin.
Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar visual diantara lain adalah:
a) Lebih rapi dan teratur b) Cara berbicara yang cepat
c) Memiliki rencana jangka panjang dan baik d) Teliti dan detail
e) Mementingkan penampilan saat presentasi dan dalam hal berpakaian f) Tidak masalah dengan suasan kelas yang ribut
g) Lebih gampang mengingat kembali apa yang dilihat dibanding apa yang di dengar
h) Lebih suka membaca dibanding dibacakan i) Suka seni daripada musik
j) Menjawab pertanyaan dengan singkat
k) Lebih suka melakukan demonstrasi dibanding pidato l) Pembaca cepat dan tekun
21 Laili Nur Hanifah and Eko Retno Mulyaningrum, “Analisis Gaya Belajar Siswa Kelas X Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Protista Di Sma Negeri 1 Godong,” Jurnal Ilmiah Edukasia 1, no. 1 (2021): 112–28, https://doi.org/10.26877/jie.v1i1.7970.
11
m) Mengetahui apa yang ingin dikatakan, akan tetapi keuslitan dalam memilih kata22
2) Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dimana siswa lebih mengutamakan pendengarannya dalam proses pembelajaran.23 Anak yang memiliki gaya belajar auditorial menjadikan telinga sebagai modal utama dalam proses pembelajaran. Anak akan lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan guru melalui kata-kata. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan hal ini ketika menyampaikan materi pada saat proses pembelajaran di kelas.
Seperti volume suara dan nada bicara yang sekiranya bisa didengarkan dengan jelas oleh anak didik.
Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar auditorial diantara lain adalah:
a) Suka berbicara kepada diri sendiri saat sedang bekerja
b) Memiliki kesulitan ketika disuruh menulis, akan tetapi kemamp uan yang baik ketika disuruh bercerita
c) Biasanya memiliki kemampuan pembicara yang fasih d) Gampang terusik dengan keadaan kelas yang ribut e) Lebih suka musik dibanding seni
f) Senang membaca dengan suara dan mendengarkan g) Dapat mengulangi kembali serta menirukan nada
h) Memiliki kesulitan ketika dihadapkan dengan hal-hal yang visual i) Berbicara dengan irama yang terpola
j) Lebih suka gurauan lisan dibanding membaca komik24
22 Fitrian Rahmat Nur Azis, Pamujo, and Pratik Hari Yuwono, “Analisis Gaya Belajar Visual, Auditorial, Kinestetik,” Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia 6, no. 1 (2020): 26–31, https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR/article/view/2658.
23 Azis, Pamujo, and Yuwono.
24 Azis, Pamujo, and Yuwono.
12
3) Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang lebih suka ketika kegiatan belajar dengan bergerak atau praktik.25 Gaya belajar kinestetik biasa juga disebut dengan gaya belajar gerak, karena siswa yang memiliki gaya belajar ini ketika proses pembelajaran berlangsung cenderung lebih aktif menggerakan angota tubuh mereka dalam memahami materi pelajaran. Karakteristik lain dari siswa yang menggunakan gaya belajar kinestetik, biasanya tidak suka untuk duduk berlama-lama karena mereka ingin bergerak dan mengeksplorasi.
Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar kinestetik diantara lain adalah:
a) Menanggapi perhatian fisik
b) Menghafal dengan cara berjalan atau melihat c) Banyak menggunakan isyarat tubuh
d) Suka dengan model belajar bermain e) Ingin melakukan segala sesuatu
f) Kemungkinan memiliki tulisan yang kurang bagus g) Menyentuh orang lain untuk dapat perhatian h) Berbicara dengan perlahan
i) Tidak dapat duduk diam dengan lama
j) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi26
b. Faktor yang Mempengaruh Gaya Belajar 1) Kondisi fisik
Faktor fisik memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar.
Ketika kondisi fisik terganggu maka seseorang akan merasa mudah lelah, kurang bersemangat, dan mengantuk. Keadaan seperti ini tentunya akan mengganggu proses pembelajaran. Di lain sisi, keadaan fisik yang kurang sempurna atau cacat juga bisa mempengaruhi proses pembelajaran.
2) Emosional
25 Alimah Amin and Siti Partini Suardiman, “Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Model Pembelajaran,” Jurnal Prima Edukasia 4, no. 1 (2016): 12, https://doi.org/10.21831/jpe.v4i1.7688.
26 Hanifah and Mulyaningrum, “Analisis Gaya Belajar Siswa Kelas X Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Protista Di Sma Negeri 1 Godong.”
13
Emosi yang ada dalam diri setiap siswa juga memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran. Maka dari itu, sebelum memulai pembelajaran diperlukan menciptakan suasana yang bagus, sehingga emosi positif dalam siswa bisa membantu dalam proses pembelajaran berlangsung.
3) Sosiologis
Pengaruh sosial juga bagian penting yang harus diperhatikan dalam memahami gaya belajar siswa. Salah satu contohnya adalah ketika terdapat siswa yang merasa lebih suka jika belajar bersama, sedangkan siswa yang lain lebih menyukai untuk belajar secara mandiri.
4) Lingkungan
Sama halnya dengan sosial, pengaruh lingkungan termasuk bagian yang tidak bisa diabaikan ketika membahsa tentang faktor yang mempengaruhi gaya belajar. Lingkungan yang mempengaruhi gaya belajar adalah kondisi ruangan kelas, keadaan sekolah, maupun lingkungan rumah.
c. Manfaat Pemahaman Gaya Belajar 1) Bagi Individu
Untuk meningkatkan efektifitas dalam belajar diperlukan individu untuk memahami gaya belajar mereka masing-masing. Honey dan Mumford (1986) menyebutkan tentang pentingnya untuk memahami gaya belajar masing-masing adalah sebagai berikut:27
a) Meningkatkan kesadaran bagi setiap individu tentang aktifitas belajar yang cocok atau tidak cocok dengan gaya belajar masing-masing.
b) Individu yang memiliki kemampuan belajar efektif yang kurang, bisa melakukan improvisasi.
c) Membantu untuk menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak aktifitas belajar, serta menghindari dari pengalaman belajar yang kurang tepat.
d) Membantu individu untuk merencanakan tujuan belajarnya.
2) Bagi guru
Dalam dunia pembelajaran, peserta didik mempunyai hak asasi yaitu mendapatkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sesuai dengan
27 Gufron and Risnawati S, Gaya Belajar.
14
gaya belajar mereka.28 Hal ini yang harus dan penting untuk diketahui oleh guru, bahwa hak mengajar pada hakikatnya tidak berada pada guru, melainkan berada di tangan peserta didik.
Menurut Montgomery dan Groat (1998) ada beberapa alasan penting mengapa gaya belajar adalah hal yang penting untuk diperhatikan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, diantaranya sebagai berikut:29
a) Memahami bahwa setiap siswa itu berbeda. Seperti yang kita ketahui bahwa siswa tentunya memiliki perbedaan dalam berbagai hal, bukan hanya jenis kelamin, suku, ras dan budaya, tetapi juga dalam hal usia serta latar belakang yang dimana hal tersebut tentunya mempengaruhi siswa dalam menentukan gaya belajar mereka.
b) Menjadi sarana dalam berkomunikasi. Ketika sekolah dan guru telah mengetahui kecenderungan siswa dalam gaya belajar, maka guru bisa merealisasikan gaya belajar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga cara penyampaian materi bisa disesuaikan.
1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam a. Tujuan Mata Pelajaran PAI
1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian pengetahuan serta pengalaman bagi peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadikan mereka manusia muslim yang terus berkembang dalam keimanan dan ketakwaanya kepada Allah SWT.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang memiliki pengetahuan, cerdas, rajin beribadah, jujur, memiliki toleransi, serta mengembangkan budaya agama dalam komuitas sekolah.30
b. Fungsi Mata Pelajaran PAI
28 Alamsyah Said and Budimanjaya Andi, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelliginces, I (Jakarta:
Kencana, 2015).
29 Gufron and Risnawati S, Gaya Belajar.
30 Nasional, Permendiknas No 22.
15
Sebagai salah satu mata pelajaran, Pendidikan Agama Islam tentu memiliki fungsi yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Fungsi dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya dalam menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak serta mampu untuk membangun kehidupan yang harmonis. Jika dilihat dari secara umum, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki fungsi sebagai berikut31:
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang sebelumnya telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
2. Penamanan nilai, yakni berfungsi sebagai pedoman siswa dalam menemukan kebahagiaan yang mereka cari baik itu kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaa di akhirat.
3. Penyesuaian mental, hal ini dimaksudkan dengan bagaimana cara siswa menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik itu lingkungan secara fisik maupun lingkungan sosial yang mana hal itu bisa mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4. Perbaikan, yaitu berfungsi untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan dalam berkeyakinan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan, untuk menghindari hal yang negatif dari lingkungan sekitar siswa itu. Selain itu, menghindari dari budaya-budaya yang sekiranya bisa membahayakan dirinya dalam beragama.
6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum.
7. Penyaluran, sebagai wadah untuk anak-anak yang memiliki bakat khusus dalam bidang agama Islam, sehingga bisa dapat untuk dikembangkan agar berguna bagi dirinya dan orang lain.
31 Anastia Damayanti, “Pendidikan Agama Islam,” Banjarbaru: Grafika Wangi Kalimantan 2, no.
1705045066 (2018).