ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN STATIKA ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN STATIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
SIWAS SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA SIWAS SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
Oleh :
RICKO WISUDAWAN Nim 08505241012
A. LatarBelakang Masalah
Mata pelajaran statika merupakan ilmu dasar yang penting untuk dipahami oleh siswa SMK sebagai bekal dalam menggambar konstruksi. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa harus melalui suatu proses belajar. Namun, proses belajar tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Dalam pelaksanaannya, mereka yang dianggap berhasil adalah kelompok atau individu yang dapat mencapai tujuan tersebut sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sebaliknya, ada pula yang mengalami hambatan dalam kriteria yang ditentukan. Sebaliknya, ada pula yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan tersebut. Kelompok atau individu tersebutlah yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
Terdapat beberapa fenomena yang mengindikasikan terjadinya kesulitan belajar pada proses belajar statika di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Diantaranya adalah waktu pengerjaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan dan gaduh ketika pelajaran berlangsung namun pasif untuk bertanya.
Kesulitan yang dialami siswa akan memungkinkan terjadi kesalahan sewaktu menjawab soal tes. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru mata pelajaran Statika, menjawab soal tes. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru mata pelajaran Statika, masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai 70, sedangkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Mata Pelajaran Statika di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta adalah 75. Oleh sebab itu, sekolah mengadakan Kompetensi remidi sebagai upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa agar memenuhi standar KKM. Adanya siswa yang mengikuti Kompetensi remidi tersebut merupakan bukti adanya kesulitan yang dialami oleh siswa pada mata pelajaran Statika.
B. Pembatasan Masalah
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar Statika yang dialami siswa pada Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang mencakup faktor internal dan faktor eksternal.
yang mencakup faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi faktor fisik dan faktor psikologi, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan proses pembelajaran.
C.Rumusan Masalah
Bagaimanakah kesulitan belajar mata pelajaran Statika
Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan siswa
SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta?
D. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar 1. Faktor Internal
a. Faktor Fisik: kesehatan/kebugaran, indra penglihatan, Indra pendengaran
b. Faktor Psikologis: Motivasi, Minat, Kesiapan Belajar 2. Faktor Eksternal
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan Keluarga: cara orang tua mendidik, peralatan belajar, suasana rumah
b. Faktor Lingkungan Sekolah: alat pembelajaran, kondisi gedung, disiplin sekolah
c. Faktor Lingkungan Masyarakat: teman bergaul, kondisi lingkungan masyarakat, kegiatan organisasi di masyarakat
3. Proses Pembelajaran
a. Perencanaan Proses pembelajaran: Silabus, RPP
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran: Persyaratan proses pembelajaran, Pelaksanaan proses pembelajaran, Hubungan Komunikasi siswa dan guru
c. Penilaian Hasil Pembelajaran: Penilaian oleh guru terhadap hasil belajar siswa
E. Kerangka Berpikir
. Mendukung Ditingkatkan
Faktor Internal
Menghambat Dikendalikan
Faktor Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Statika
Faktor Eksternal
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Statika
Optimal Mendukung
Menghambat
Ditingkatkan
Dikendalikan
Proses Pembelajaran
Mendukung
Menghambat
Ditingkatkan
Dikendalikan
F. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Peneltian
Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.
2. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa pada Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan untuk mata pelajaran Statika di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 53 siswa.
3. Sampel 3. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara propotional sampling. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Tabel Krecjie yang mempunyai taraf kepercayaan 95% terhadap tingkat populasinya. Berdasarkan tabel perhitungan dari populasi yang berjumlah 53 siswa diperoleh sampel sebanyak 48 siswa.
G. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode kuesioner (angket)
H. Instrumen Penelitian
Instrumen angket pada penelitian ini menggunakan skala Likert Instrumen angket pada penelitian ini menggunakan skala Likert dengan 4 alternatif jawaban. Sumber data diperoleh dari siswa kelas XI dan kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta pada mata pelajaran statika.
I. Uji Validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini telah dilakukan oleh dosen Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, dosen Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitaas Negeri Yogyakarta, yaitu Bapak Drs. Suparman, M.Pd dan Bapak Drs. H. Imam Muchoyar, M.Pd. Instrumen dapat digunakan dalam penelitian jika hasil pertimbangan dinyatakan valid. Setelah melalui koreksi dan revisi, akhirnya instrumen dinyatakan layak untuk digunakan dalam penelitian.
J. Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini pengukuran reliabilitas alat ukur dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (splits half). Berikut ini adalah rumus splits half menurut Sugiyono, (2007: 359):
Keterangan:
ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb : Korelasi produk moment antara belahan pertama dan belahan kedua.
Hasil dari uji reliabilitas menunjukkan koefisian reliabilitas sebesar 0,89, sehingga instrumen pada penelitian ini dinyatakan reliable dengan 0,89, sehingga instrumen pada penelitian ini dinyatakan reliable dengan kehandalan yang sangat tinggi dan instrumen dinyatakan layak untuk digunakan dalam penelitian.
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar mata pelajaran statika siswa.
kesulitan belajar mata pelajaran statika siswa.
Berdasarkan analisis tersebut, instrumen penelitian berguna untuk memperoleh data numerikal. Tabulasi data untuk masing-masing variabel dilakukan terhadap skor yang telah diperoleh. Selanjutnya dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 13.0 for windows diperoleh harga rerata, modus, nilai maksimum, windows diperoleh harga rerata, modus, nilai maksimum, nilai minimum, standard deviasi dan variansi untuk setiap variabel penelitian yaitu variabel kesulitan belajar mata pelajaran statika siswa.
Kategori kesulitan belajar siswa dilakukan berdasarkan model distribusi normal. Berikut ini merupakan grafik kategori berdasar distribusi normal pada penelitian ini:
Gambar 3. Grafik Kategori Berdasar Distribusi Normal
L. Hasil Penelitian
1. Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Statika Siswa Ditinjau dari Faktor Internal
a.Faktor Fisik
Secara garis besar siswa mengalami kesulitan belajar statika pada kategori cukup sulit yang disebabkan oleh faktor fisik.
pada kategori cukup sulit yang disebabkan oleh faktor fisik.
No Skor Skor
Interpolasi Kategori Frekuensi %
1 X ≥ ≥ 75 Tidak sulit 6 12,50
2 > X ≥ 50 s/d <75 Cukup sulit 36 75,50
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 6 12,50
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 6 12,50
4 X < < 25 Sangat sulit 0 0
Total 48 100
b. Faktor psikologis
Secara garis besar siswa mengalami kesulitan belajar statika pada kategori cukup sulit yang disebabkan oleh faktor psikologis.
No Skor Skor Kategori Frekuensi %
No Skor Skor
Interpolasi Kategori Frekuensi %
1 X ≥ ≥ 75 Tidak sulit 6 12,50
2 > X ≥ 50 s/d <75 Cukup sulit 26 54,20
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 16 33,30
4 < 25 Sangat 0 0
4
X <
< 25 Sangat sulit
0 0
Total 48 100
2. Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Statika Siswa Ditinjau dari Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan Keluarga
Secara garis besar siswa mengalami kesulitan belajar statika pada kategori cukup sulit yang disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga.
keluarga.
No Skor Skor
Interpolasi Kategori Frekuensi %
1 X ≥ ≥ 75 Tidak sulit 9 18,80
2 > X ≥ 50 s/d <75 Cukup sulit 32 66,70
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 6 12,50
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 6 12,50
4 X < < 25 Sangat sulit 1 2,10
Total 48 100
b. Faktor Lingkungan Sekolah
Secara garis besar siswa mengalami kesulitan belajar statika pada kategori cukup sulit yang disebabkan oleh faktor lingkungan sekolah.
No Skor Skor Skor
Interpolasi Kategori Frekuensi %
1 X ≥ ≥ 75 Tidak sulit 2 4,20
2 > X ≥ 50 s/d <75 Cukup sulit 25 52,10
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 17 35,40
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 17 35,40
4 X < < 25 Sangat sulit 4 8,30
Total 48 100
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Secara garis besar siswa mengalami kesulitan belajar statika pada kategori sulit yang disebabkan oleh faktor lingkungan masyarakat.
No Skor Skor Skor
Interpolasi Kategori Frekuensi %
1 X ≥ ≥ 75 Tidak sulit 0 0
2 > X ≥ 50 s/d <75 Cukup sulit 21 43,80
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 23 47,90
4 X < < 25 Sangat sulit 4 8,30
4 X < < 25 Sangat sulit 4 8,30
Total 48 100
3. Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Statika Siswa Ditinjau dari Proses Pembelajaran
a. Perencanaan Proses Pembelajaran
Secara garis besar siswa mengalami kesulitan belajar statika pada kategori cukup sulit yang disebabkan oleh statika pada kategori cukup sulit yang disebabkan oleh faktor perencanaan proses pembelajaran.
No Skor Skor
Interpolasi Kategori Frekuensi %
1 X ≥ ≥ 75 Tidak sulit 2 4,20
2 > X ≥ 50 s/d <75 Cukup sulit 40 83,30
2 > X ≥ 50 s/d <75 Cukup sulit 40 83,30
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 5 10,40
4 X < < 25 Sangat sulit 1 2,10
Total 48 100
b.Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Secara garis besar siswa mengalami kesulitan belajar statika pada kategori cukup sulit yang disebabkan oleh faktor pelaksanaan proses pembelajaran.
No Skor Skor
Interpolasi Kategori Frekuensi %
1 X ≥ ≥ 75 Tidak sulit 4 8,30
2 > X ≥ 50 s/d <75 Cukup sulit 30 62,50
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 12 25,00
3 > X ≥ 25 s/d <50 Sulit 12 25,00
4 X < < 25 Sangat sulit 2 4,20
Total 48 100
c. Penilaian Hasil Pembelajaran
Secara garis besar siswa mengalami kesulitan belajar statika pada kategori cukup sulit yang disebabkan oleh faktor penilaian hasil pembelajaran.
No Skor Skor Skor
Interpolasi Kategori Frekuensi %
1 X ≥ ≥ 75 Tidak sulit 7 14,60
2 > X ≥ 50 s/d <75 Cukup sulit 25 52,10
3 > X 5,30 25 s/d <50 Sulit 10 20,80
3 > X 5,30 25 s/d <50 Sulit 10 20,80
4 X < < 25 Sangat sulit 6 12,50
Total 48 100
M. Keterbatasan Penelitian
keterbatasan dan kelemahan yang terdapat pada penelitian ini. Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dan dilakukan sesuai prosedur ilmiah namun penelitian ini masih ada keterbatasannya, yaitu untuk mendapatkan ini masih ada keterbatasannya, yaitu untuk mendapatkan data digunakan istrumen berupa angket. Ada kemungkinan responden (siswa) mengetahui bahwa angket tersebut tidak berpengaruh terhadap nilainya, sehingga ada kemungkinan siswa mengisi angket kurang sungguh-sungguh. Dengan demikian, mungkin ini adalah salah satu penyebab kurang optimalnya data faktor salah satu penyebab kurang optimalnya data faktor kesulitan belajar statika siswa pada Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan.
N. Saran
1. Bagi Sekolah: Hendaknya sekolah melakukan kerjasama dengan orang tua siswa maupun dengan komite sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar statika siswa yang secara keseluruhan banyak disebabkan oleh faktor lingkungan masyarakat.
2. Bagi Guru: Hendaknya guru melakukan diagnosis memalui berbagai teknik untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar statika yang dialami untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar statika yang dialami siswa pada Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan, sehingga guru dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar statika siswa.
3. Bagi siswa: Hendaknya siswa berupaya mengatasi kesulitan belajar statika yang muncul dan saling membantu dalam kegiatan pembelajaran serta memberikan motivasi satu sama lain.
4. Bagi Orang Tua: Hendaknya orang tua lebih memperhatikan kegiatan belajar 4. Bagi Orang Tua: Hendaknya orang tua lebih memperhatikan kegiatan belajar dan prestasi belajar statika anak-anaknya serta terus memberikan dorongan, baik berupa sarana dan prasana yang dibutuhkan dalam belajar statika maupun motivasi untuk lebih berprestasi.
5. Bagi peneliti:Peneliti lain perlu melakukan kajian yang lebih mendalam dan lebih luas menganai faktor penyebab kesulitan belajar, khususnya pada mata pelajaran statika.