BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jambu Biji Merah ( Psidium Guajava )
1. Definisi
Jambu biji merah banyak tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting, batang pohonnya keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan ukuran yang agak besar.
Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya.
Jambu biji ini akrab juga dengan nama Psidium guajava (Inggris/Belanda), Jambu klutuk, Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa); Jambu klutuk, Jambu Batu (Sunda), Jambu bender (Madura).
(11 January 2006).
2. Sistematik Tumbuhan
Jambu biji secara taksonomi tergolong kedalam famili Myrtaceae, genus Psidium, spesies guajava. Karena itu, dalam bahasa Latin disebut Psidium guajava. Dalam bahasa Inggris
jambu biji dikenal sebagai guava, sedangkan di Indonesia disebut juga jambu batu, jambu klutuk, atau jambu siki.
Klasifikasi ilmiah jambu biji ( Psidium guajava L.) adalah sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava
Nama binomial:Psidium guajava L.
(wikipedia.com)
3. Morfologi a. Batang
Jambu biji (psidium guajava) merupakan tanaman perdu bercabang banyak. Tingginya dapat mencapai 3 - 10 m. umumnya umur tanaman jambu biji hingga sekitar 30 – 40 tahun. Namun tanaman uang berasal dari okulasi memiliki postur lebih pendek(dwarfing) dan bercabang lebih banyak sehingga memudahkan perawatan tanaman.
b. Daun
Daun jamu biji (psidium guajava) berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval dengan ujung tumpul dan lancip. Warna daunnya beragam seperti hijau tua, hijau muda, merah tua, dan hijau berbelang kuning
c. Bunga
tanaman jambu biji dapat berbunga sepanjang tahun. Bunga keluar di ketiak daun.
Kelopak dan mahkota masing-masing terdiri dari lima helai. Benang sari banyak dengan tangkai sari berwarna putih. Bunganya ada yang sempurna (hermaprodit) sehingga pembuahannya akan terbentuk bila terjadi penyerbukan. Ada pula yang tanpa penyerbukan (partenokarpi) sehingga terbentuk buah jambu biji tanpa biji. Jumlah bunga di setiap tangkai antara 1 – 3 bunga.
d. Buah
Buah jambu biji berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan kulit buah berwarna hijau saat muda dan berubah kuning muda mengkilap setelah matang. Untuk jenis tertentu, kulit buah berwarna hijau berbelang kuning saat muda dan berubah menjadi kuning belang- belang saat matang. Ada pula yang berkulit merah saat muda dan merah tua saat tua.
Aroma buah biasanya beraroma harum saat buah matang.
e. Akar
Tanaman jambun biji berakar tunggang. Perakarannya lateral, berserabut cukup banyak, dan tumbuh relatif cepat. Perakaran jambu biji cukup kuat dan penyerapan unsur haranya cukup efektif sehingga mampu berbuah sepanjang tahun.
4. Perkembangbiakan
Tanaman jambu biji merah berkembang biak secara generatif dan vegetatif.
5. Zat – zat kimia yang terkandung pada buah jambu biji merah dalam 100 mg dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1
Kandungan zat kimia buah jambu biji merah
Energi 49,00 kal
Protein 0,90 gr
Lemak 0,30 gr
Karbohidrat 12,20 gr
Kalsium 14,00 mg
Fosfor 28,00 mg
Besi 1,10 mg
Vitamin A 25 SI
Vitamin B1 0,05 mg
Vitamnin B2 0,04 mg
Vitamin C 87,00 mg
Niacin 1,10 mg
Serat 5,60 mg
Sumber Author:WaskitoTrisnoadi© 2008 Kompas
6. Manfaat
Hampir semua tanaman jambu biji bermanfaat bagi kehidupan. Kayu jambu biji yang halus dan sangat padat baik bila digunakan untuk ukiran atau patung bernilai tinggi. Di samping itu, kayunya yang halus, kuat, dan tahan lama ini banyak bermanfaat menjadi aneka macam gangang, palu, sambit, dan pisau.
Buah jambu biji dapat dikonsumsi dalam keadaan segar. Buah yang mentah atau setengah matang banyak digunakanuntuk rujakan. Selain itu, buahnya itu diolah menjadi sirup, sari buah, nektar, buahvita, jeli, selai, kembang gula, dan dodol. Dalam dunia medis jambu biji menjadi obat yang bisa mengobati bermacam-macam penyakit antara lain:
B. VITAMIN C
1. Definisi Vitamin C
Asam askorbat (Vitamin C) adalah suatu heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida.Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk keperedaran darah melalui vena porta.Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari.Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C, bila konsumsi mencapai 100 mg sehari.(Sunita Almatsier,2001).
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler.Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan,kulit bagian dalam tulang,dentin, dan vasculair endothelium. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin.
Vitamin C juga memiliki peran dalam berbagai fungsi yang melibatkan respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti,peran-peran itu adalah oksidasi fenilanin menjadi tirosin,reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernan sehingga besi lebih mudah terserap, melepaskan besi dari transferin dalam plasma agar dapat bergabung ke dalam feritin jaringan, serta pengubah asam folat menjadi bentuk yang aktif asam folinat.diperkirakan vitamin C juga berperan dalam pembentukan hormon steroid dan kolesterol.
(F.G.Winarno,2004).
2. Nama dan Struktur
a. Nama umum : Vitamin C, Asam karbonat, Asam ceritamat 1) Vitamin C
Nama ini pertama kali diusulkan J.C.Drummond pada tahun 1920 untuk menamakan suatu senyawa yang dapat mencegah dan mengobati penyakit
“scurvy”.
2) Asam askorbat
Pertama kali diusulkan oleh Szent-Gyorgyi dan Hawort pada tahun 1933.
3) Asam ceritamat(Ceritamic acid)
Nama ini diperkenalkan oleh badan kimia dan farmasi Amerika Serikat (Council on Fhharmacy and Chemistry of the Amerika Medical
Association).Organisasi ini kemudian mengubah nama tersebut menjadi asam askorbat.
b. Nama Trivial : Asam heksuronat, Anti-scorbutin, Vitamin scorbutamin
a) Asam Heksuronat (Hexuronic Acid)
Nama ini diusulkan oleh Szent-Gyorgyi pada tahun 1928 untuk suatu senyawa yang bersifat pereduksi kuat yang diisolasi dari kelenjar anak ginjal (adrenal), jeruk dan kubis.
b) Anti-scorbutin
Pertama kali disusulkan oleh Holst pada tahun 1912.
c) Vitamin anti-scorbut (anti-scorbutat vitamin) d) Scorbutamin
Diusulkan oleh R.L.Jones pada tahun 1928.
c. Nama kimia : -L-Asam askorbat -L-Xylo-Asam askorbat
-L-threo-3-keto-asam heksuronat lakton -L-keto-threo-asam heksuronat lakton
-L-threo-2,3,4,5,6-pentoksi-heksa-2-asam karboksilat lakton
d. Rumus empiris : C6H8O6
e. Berat molekul : 176,13
f. Struktur vitamin C
CH2OH
H C OH
O
H O
OH OH
3-Okso-L-gulo-furanolaleton
(farmakope Indonesia. Edisi IV, 1995)
3. Fungsi vitamin C
Fungsi vitamin C di dalam tubuh bersangkutan dengan sifat alamiahnya sebagai antioksidan.Meskipun mekanismenya yang belum diketahui, tetapi tampakny Vitamin C berperan serta di dalam banyak proses metabolism yang berlangsung di dalam jaringan tubuh.fungsi fisiologis yang telah diketahui memerlukan Vitamin ialah:
a. Kesehatan substansi matrik jaringan ikat.
b. Integritas epitel melalui kesehatan zat perekat antar sel.
c. Mekanisme immuitas dalam rangka daya tahan tubuh terhadap berbagai serangan penyakit dan toksin.
d. Kesehatan epitel pembluh darah.
e. Penurunan kadar kolesterol, dan
f. Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi-geligi.
(Prof.Dr.Achmad Djaeni Sediaoetama,M.Sc,2000).
4. Sifat Vitamin C
Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1 gram dapat larut sempurna dalam 3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 gram larut dalam 50 ml alkohol absolute atau 100 ml gliserin) dan tidak larut dalam benzene, eter, chloroform, minyak dan sejenisnya.
Sifat yang paling utama dari Vitamin C adalah kemampuan mereduksinya yang kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa logam, terutam Cu dan Ag.(Nuri Andarwulan,Sutrisno Koswara,1992).
5. Sumber Vitamin C
Sumber Vitamin C di dalam bahan makanan terutama buah-buahan segar dan dengan kadar yang lebih rendah juga di dalam sayuran segar. Di dalam buah, Vitamin C terdapat denga konsentrasi tinggi di bagian kulit buah, agak lebih rendah terdapat di dalam daging buah dan lebih rendah lagi di dalam bijinya.
(Prof.Dr.Achmad Djaeni Sediaoetama,M.Sc,2000)
6. Metode penetapan kadar Vitamin C a. Metode Fisik
1) Metode spektroskopis
Metode ini berdasarkan pada kemampuan vitamin C yang terlarut dalam air untuk menyerap sinar ultraviolet, dengan panjang gelombang meksimum pada 256 nm.
2) Metode polarografi
Metode ini berdasarkan pada potensial oksidasi asam askorbat dalam larutan asam atau bahan pangan yang bersifat asam, misalnya ekstrak buah- buahan dan sayuran.
b. Metode Kimia
1) Titrasi dengan iodin
Kandungan vitamin C dalam larutan murni dapat ditentukan secara titrasi menggunakan larutan 0,01 N iodin.
2) Titrasi dengan 2,6-dikhlrofenol indofenol atau larutan dye
Pengukuran vitamin C dengan titrasi menggunakan 2,6-dikhlrofenol indofenol pertama kali dilakukan oleh Tillmas pada tahun 1972.
3) Titrasi dengan methylelen-blue (biru metilen)
Asam askorbat dapat direduksi methylelen-blue dengan bantuan cahaya menjadi bentuk senyawa leuco (leuco- methylelen-blue).
4) Metode tauber
Larutan vitamin C dalam asam asetat ditambah /dicampurkan dengan larutan ferrisulfat dan asam folat, kemudian ditambahkan larutan permanganat yang akan membentuk warna biru.
5) Tes Furfutal
Jika vitamin C dididihkan dalam asam klorida akan membentuk furfutal, yang jumlahnya dapat ditentukan dengan aniline phtorogencinal atau dengan resarsinol.
c. Metode biokimia
Metode ini berdasarkan kemampuan enzim asam askorbat oksidase untuk mengoksidasi asam askorbat.
d. Metode biologi
Walaupun banyak diganti dengan metode kimia dan fisika untuk menentukan vitamin C, metode biologi tetap merupakan metode penentu vitamin C yang paling realistis dan paling mendekati kebenaran.
7. Penetapan Kadar Vitamin C
Penetapan kadar Vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi larutan dye membentuk larutan yang tidak berwarna. Apabila semua asam askorbat sudah mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya perubahan warna(Merah jambu).
Metode Titrasi dengan 2,6-dikhlrofenol indofenol atau larutan dye sekarang merupaan metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan kadar Vitamin C dalam bahan pangan. Banyak modifikasi telah dilakukan untuk memperbaiki hasil pengukuran yang didasarkan pada penghilangan pengaruh senyawa-senyawa penganggu yang terdapat dalam bahan pangan.Disamping mengoksidasi Vitamin C,
pereaksi indofenol juga mengoksidasi senyawa-senyawa lain, misalny piridium, bentuk tereduksi dari turunan asam nikotinat dan riboflavin.
Dalam larutan Vitamin C terdapat juga bentuk dehydro asam askorbat yang tidak tertitrasi oleh indofenol atau tidak dapat ditentukan jumlahnya dengan senyawa indofenol.Agar dapat menghitung jumlah dehydro asam askorbat, diperlukan perlakuan pendauluan untuk mengubah bentuk dehydro asam askorbat menjadi asam askorbat.Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan gas nitrogen atau CO2 ke dalam larutan.Kadang dilakukan suatu modifikasi untuk menyempurnakan hasil sebagai berikut, yaitu: menentukan senyawa-senyawa pereduksi yang tertinggal (selain Vitamin C) dengan cara titrasi (Titasi pertama) dan kandungan Vitamin C ditentukan dengan titrasi indofenol (Titrasi kedua).Selisih antara nilai yang diperoleh dari titrasi kedua dan titrasi pertama merupakan jumlah atau konsentrasi pertama dari bahan pangan.
Karena jumlah dehydro asam askorbat dari jaringan segar sangat kecil dan tidak berarti sebagai Vitamin C (Tetapi dalam bahan-bahan yang disimpan, jumlahnya cukup besar) maka adar Vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi secara langsung enggunakan larutan dye.Tapi untuk bahan pangan yang akan diukur kandungan Vitamin C-nya harus dilarutkan denan asam kuat terlebih dahulu.Asam kuat yang dapat digunakan antara lain asam asetat, asam trikhloroasetat, asam metafosfat, dan asam oksalat.Penggunaan asam yang dimaksud untuk mengurangi oksidasi Vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi dan pengaruh glutation yang terdapat dalam jaringan tanaman.Titrasi dilakukan dengan segera setelah perlakuan selesai.(Nuri Andarwulan,Sutrisno Koswara,1992).