28 BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian studi kasus.
Studi kasus juga termasuk dalam penelitian analisis deskriptif, yang mana penelitian berfokus kepada suatu obyek atau suatu kasus tertentu untuk dilakukan sebuah pengamatan dan juga analisis, kasus tersebut bisa berupa permasalahan individu, atau perrmasalahan antar kelompok seperti yang terjadi di desa sukadana ilir, lampung utara.
3.1 Pendekatan Penelitian
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka peneliti mengunakan pendekatan Kualitatif sebagai acuan dalam penelitian.
Menurut Boglan dan Taylor pendekatan kualitatif yakni sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deksriptif maupun kata –kata tertulis dan juga lisan serta perilaku dari subjek yang diamati ( Moleong, 2000:3). Alasan yang mendasari peneliti menggunakan pendekatan ini ialah karena data yang dipakai berasal dari sebuah pemahaman terhadap fakta sosial yang menjadi fokus penelitian bukan dalam bentuk angka atau bilangan. Sehingga nantinya fakta sosial yang diamati akan ditarik menjadi sebuah kesimpulan.
Menurut Sugiyono (2013:9) pendekatan kualitatif ialah pendekatan dengan menggunakan metode berdasarkan pada filsafat postpositivisme. Peneliti sebagai instrument kunci dalam meneliti sebuah objek alamiah. Hasil dari penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.
Dalam pendekatan kualitatif ini akan diuraikan perihal komunikasi antar budaya
29 masyarakat suku lampung dan masyarakat suku jawa di Desa Sukadana Ilir, Lampung Utara. Alasan peneliti memakai pendekatan ini ialah agar mengetahui dan juga menginginkan suatu informasi yang sangat rinci serta mendalam dari para narasumber yang diinginkan. Selanjutnya, informasi-informasi yang telah diperoleh dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis komunikasi antar budaya masyarakat suku lampung dan masyarakat suku jawa di Desa Sukadana Ilir, Lampung Utara.
3.2 Jenis Penelitian
Di dalam penelitian ini, peneliti memakai jenis penelitian yaitu deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan sebuah penelitian yang mengambarkan bagaimana situasi dan juga peristiwa dengan tujuan guna memahami sebuah fenomena. Cara yang dilakukan agar dapat memahami sebuah fenomena ialah dengan cara menjabarkan data dalam bentuk kata-kata dan bahasa bukan berupa data yang berbentuk angka ( Moleong, 2013: 3 ). Menurut Muslimin (2016:136) jenis penelitian deskriptif merupakan sebuah jenia penelitian yang mengambarkan kejadian-kejadian yang terjadi, bisa berlangsung saat ini atau berlangsung dimasa yang lama. Dalam hal ini tipe/jenis penelitin ini sangat berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yakni menjelaskan gambaran serta informasi yang mendalam mengenai komunikasi antar budaya masyarakat suku lampung dan masyarakat suku jawa di Desa Sukadana Ilir, Lampung Utara. Jadi penelitian ini menjadikan peneliti sebagai alat dalam mencari data yang spesifik dan diperlukan. Peneliti akan menjabarkan tentang komunikasi antarpersonal yang ada di dalam masyarakat, dengan perbedaan budaya yang ada untuk mengatasi konflik antarsuku.
30 3.3 Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian berguna agar mempersempit ruang lingkup dalam mengumpulkan data, sehingga peneliti akan membatasi masalah yang akan diteliti guna memperoleh data yang relevan dan spesifik. Fokus penelitian tertuju kepada masyarakat di Desa Sukadana Ilir Lampung Utara. Yang mana fokus penelitian merujuk pada proses komunikasi antar budaya dalam mengatasi konflk antarsuku yang terjadi beberapa tahun silam, dimana melingkupi faktor pendukung dan faktor penghambat.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini sekitar hampir 1 minggu.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sukadana Ilir, Lampung Utara.
3.5 Subjek dan Informan Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat yang ada di Desa Sukadana Ilir Lampung Utara. Menurut Sugiyono (2014:215), di dalam penelitian kualitatif lebih menekankan pada situasi solsial bukan berpatok kepada populasi. Terdapat tiga elemen dalam situasi social, elemen tersebut terdiri dari place ( tempat ), actor ( pelaku ), dan activity ( aktifitas ). Maka dari itu tempat yang dipilih oleh peneliti nantinya di Desa Sukadana Ilir Lampung Utara. Peneliti akan melihat bagaimana aktivitas- aktivitas dilakukan masyarakat di desa, yang merupakan sebuah proses komunikasi antar personal yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Sukadana Ilir yang memiliki perbedaan suku yakni suku Lampung dan juga suku Jawa dalam mengatasi konflik antarsuku yang terjadi beberapa tahun silam.
31 Subyek penelitian ini adalah masyarakat di Desa Sukadana Ilir Lampung Utara. Dikarenakan permasalahan suku atau ras yang ada di Desa Sukadana Ilir merupakan sutau hal yang memiliki nilai sentimental tinggi, maka peneliti tidak dapat menemukan dan mengidentifikasi responden yang akan diteliti. Maka dari itu, peneliti menggunakan teknik snowball sampling yang mana teknik ini menentukan dalam pemilihan subjek dari penelitiannya. Menurut Sugiyono, Snowball sampling yakni teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, makin lama semakin besar, hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data sedikit itu diperkirakan belum mampu memberikan data yang lengkap. (Sugiyono, 2007;15). Teknik ini dilakukan dengan menetapkan terlebih dahulu subjek awal sebagai pembuka informasi yang kemudian diteruskan secara bergulir hingga mendapatkan informasi yang cukup. Adapun subjek awal ialah Organisasi Karang Taruna Desa Sukadana Ilir, Lampung Utara, dikarenakan organisasi tersebut memilik data dan informasi umum terkait objek penelitian yang akan dilakukan. Untuk subjek penelitian awal ialah Resti Kumala Candri, ia berasal dari Suku Jawa dan sudah berada di desa tersebut sejak tahun 2013, kemudian Resti merujuk ke Imam Bukhory yang mana ia adalah subjek penelitian kedua dengan ras Suku Jawa dan lebih lama tinggal di desa tersebut sejak tahun 1980. Selanutnya Imam Bukhory menunjuk Gaty Made yang berasal dari Suku Jawa dan lahir serta bermukim didesa tersebut untuk dijadikan subjek penelitian ketiga. Gaty Made memiliki teman dekat bernama Titan Nur Rahman yang juga berasal dari Suku Jawa dan sudah lama menetap di desa tersebut, Titan Nur Rahman juga seorang yang akitf dalam kegiatan desa dan sering juga menjumpai konflik susku didesa tersebut, sehingga Titan dijadikan subjek penelitian keempat
32 oleh peneliti. Karena perspektif yang sudah ada hanya orang berasal dari Suku Jawa, peneliti meminta subjek Titan untuk merujuk teman-teman dekatnya yang berasal dari Suku Lampung Pepadan. Titan pun merujuk kedua temannya yaitu Kaish Tri Pertiwi dan Karina Anggraini sebagai subjek penelitian kelima dan keenam, Sehingga peneliti meyakini bahwa data yang didapatkan dari kedua informan tersebut merupakan data yang akurat dan bisa dipertanggung jawabkan.
Peneliti akan membatasi jumlah subyek dari seluruh jumlah warga yang ada untuk mempermudah peneliti dalam mendapatkan sumber data sesuai kriteria yang diinginkan.
3.6 Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984) dalam buku Moleong (2013:157) sumber data yang utama dalam penelitian dengan metode kualitatif yakni sebuah kata-kata dan juga tindakan. Selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen-dokumen, foto, dan lain-lainnya.
3.6.1 Data Primer
Menurut Muslimin (2016:62) penelitian kualitatif memiliki sumber data yang primer, yakni beberapa responden yang dinyatakan sebagai subyek dan juga informan yang ada didalam penelitian. Di dalam penelitian ini juga peneliti menjadikan warga Desa Sukadana Ilir, Lampung Utara sebagai sumber data primer yang mana data tersebut diperoleh melalui wawancara dan juga observasi lapangan.
33 3.6.2 Data Sekunder
Sumber data berupa sekunder adalah sumber data tambahan yang didapatkan melalui beberapa sumber-sumber. Seperti sumber data yang berupa dokumen, buku, jurnal dan lain-lainnya.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti yang sangat sesuai dengan penelitian ini, yakni :
1. Wawancara
Moleong, (2013:186) mengemukakan jika wawancara merupakan sebuah percakapan yang dimaksudkan untuk mengetahui informasi tertentu.
Wawancara biasanya dilakukan oleh dua individu, yakni sebagai pewawancara yang mengajukan pertanyaan semua pertanyaan dan adapun terwawancara sebagai yang pemberi jawaban atas semua pertanyaan yang diajukan.
Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti melalui beberapa definisi mengenai wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan sebuah proses tanya jawab yang dilakukan oleh komunikator sebagai pewawancara dengan komunikan sebagai narasumber yang berguna untuk mendapatkan segala informasi tertentu, dalam proses wawancara tersebut peneliti menerapkannya pada subyek dan informan dari Desa Sukadana Ilir, Lampung Utara.
3.8 Teknik Analisis Data
Di dalam penelitian ini, peneliti memakai jenis teknik analisis data yang diciptakan oleh Miles dan Huberman. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif belum memiliki pola yang nyata, dikarenakan data yang didapatkan
34 berasal dari banyak sumber, dan menggunakan teknik pengumpulan data bersifat seragam yang dilakukan terus menerus. Maka dari itu, hal seperti ini mengkibatkan variasi data menjadi sangat tinggi sekali. Bogdan juga menyatakan bahwa:
“Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2016: 244).”
Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif , kuantitatif, dan juga R&D ( 2016: 245) merupakan sebuah analisis data kualitatif yang bersifat induktif. Yang mana mengartikan bahwa jika suatu data yang diperoleh melaui perekembangan yang menjadi hipotesis harus dirumuskan berdasarkan data yang didapat. Kemudian dilakukan pencarian data lagi secara terus- menerus hingga dapat diperoleh data berupa hipotesis yang dapat diterima atau tidak berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Berikut ini bagan atau alur dari tahap analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman :
35 Gambar 3.1 Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman menjelaskan beberapa tahapan dalam analisis data kualitatif , ialah :
1. Pengumpulan Data
Dalam tahap pengumpulan data, maka peneliti harus menganalisis data yang dilakukan pada saat pengumpulan data sedang berlangsung. Lalu setelah itu peneliti harus sudah mendapatkan data yang diperoleh ketika sedang dilakukannya wawancara. Peneliti melakukan wawancara secara terus menerus hingga dirasa sudah mendapatkan data yang kredibel. Miles dan Huberman ( 1984), memaparkan bahwa aktifitas yang dilakukan dalam menganalisis data kualitatif akan terus dilakukan sampai selesai, bahkan sampai data yang ditemukan sudah jenuh.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan sebuah data yang diperoleh pada saat berada dilapangan, yang harus dicatat secara rinci. Reduksi data juga merupakan kegiatan dalam merangkum data yang diperoleh, yang dipilih berdasarkan hal- hal yang pokok, lalu tema, dan berdasarkan pola. Maka dari itu, data yang sudah dirangkum oleh peneliti akan menghasilkan sebuah gambaran secara jelas dan
36 juga mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya jika diperlukan ( Sugiyono, 2016 : 247 ). Dalam penelitian ini, peneliti akan mereduksi data dan memfokuskan kepada masyarakat Desa Sukadana Ilir, Lampung Utara yang terlibat dalam proses komunikasi antarsuku ( Lampung &
Jawa ) dalam mengatasi konflik yang terjadi beberapa tahun silam.
Maka dari itu, dalam penelitian ini proses mereduksi data yang dilakukan oleh peneliti lebih focus kepada masyarakat suku lampung dan masyarakat suku jawa di Desa Sukadana Ilir, Lampung Utara dalam melakukan proses komunikasi antar budaya.
3. Penyajian Data
Reduksi data selesai dilakukan, maka peneliti lanjut ke tahapan selanjutnya yakni tahap penyajian data. Dalam tahap penyajian data dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan hasil data yang berupa narasi, uraian singkat, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
Miles dan Huberman(1984) juga mengemukakan bahwa penyajian data dalam penelitian kualitatif sering menggunakan data dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2013:95). Dalam penelitian ini, hasil wawancara yang telah didapatkan berupa uraian-uraian jawaban yang dikemukan oleh narasumber yang mana data tersebut akan di analisis.
4. Verifikasi Data
Langkah selanjutnya setelah penyajian data ialah verifikasi data, seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman bahwa verfifikasi data merupakan hasil akhir dari sebuah penelitian atau sering disebut kesimpulan.
Kesimpulan yang didapatkan dalam tahap verifikasi ini masih hasil sementara
37 dan sewaktu waktu masih dapat berubah. Perubahan tersebut bisa terjadi jika data yang diperoleh tidak valid ataupun bukti-bukti yang ada tidak kuat. Akan tetapi, jika kesimpulan dalam tahap awal didukung dengan adanya bukti yang valid dan juga konsisten pada saat peneliti mengumpulkan data ke lapangan, dapat dikatakan bahwa kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2013:99).
3.9 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian menggunakan uji kredibilitas data dengan triangulasi data sebagai penguji dalam keabsahan datanya. Triangulasi data ialah sebuah tahapan yg dilakukan dalam mengoreksi ulang hasil yang didapatkan. Data yang diperoleh akan dibandingkan dengan sumber-sumber lain sebagai bahan pendamping. Seorang peneliti pun bisa melaksanakan wawancara secara mendalam lalu dengan observasi secara mendalam juga guna mendapatkan kebenaran atas data yang telah ada di lapangan(Muslimin, 2016:71).
William Wiersma (1986) juga mengemukakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data yang berasal dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Maka dari itu terdapat pengelompokkan dalam triangulasi yakni triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu (Sugiyono, 2013:273).
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dalam tahap menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek semua hasil data yang diperoleh dari
38 beberapa sumber. Data yang didapatkan nantinya akan dianalisis oleh peneliti, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Selanjutnya peneliti meminta kesepakatan dari sumber data tersebut (Sugiyono 2007: 274 )
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi ini dilakukan untuk menguji kredibilitas data terhadap sumber namun dengan teknik yang berbeda. Perbedaan teknik tersebut terdapat pada cara melakukannya, misalnya dengan melakukan wawancara, bisa juga observasi, serta dokumentasi. dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih dalam dengan sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar ( Sugiyono, 2007:274 ) .
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawanxara dipagi hari pada saat narasumber masih focus dan bersemangat sehingga nantinya data yang diperoleh lebih valid dan kredibel. Lalu untuk memastikan kebenaran dari data yang diperoleh peneliti bisa melakukan wawancara, observasi, dengan waktu dan situasi yang berbeda. Dan bilahasil yang diperoleh berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya ( Sugiyono, 2007:274).