• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENERAPAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SESUAI DENGAN COSWP PADA AWAK KAPAL MV. SITU MAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISA PENERAPAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SESUAI DENGAN COSWP PADA AWAK KAPAL MV. SITU MAS"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PENERAPAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SESUAI DENGAN COSWP

PADA AWAK KAPAL MV. SITU MAS

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

NIKEN HENDARDINI SALSABELLA SHINTA

NIT.05.17.063.2.53

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA TAHUN 2021

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Niken Hendardini Salsabella Shinta Nomor Induk Taruna : 05.17.063.2.53

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah Terapan yang saya tulis dengan judul:

ANALISA PENERAPAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SESUAI DENGAN COSWP PADA AWAK KAPAL MV. SITU MAS.

Merupakan karya asli dari saya dan seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ...

Niken Hendardini Salsabella Shinta NIT. 05.17.063.2.53

(3)

iii

NIP. 19571101 200912 1 002 PERSETUJUAN SEMINAR

KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : ANALISA PENERAPAN DAN KEPATUHAN

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SESUAI DENGAN COSWP PADA AWAK

KAPAL MV. SITU MAS

Nama : NIKEN HENDARDINI SALSABELLA SHINTA

NIT Jurusan

: 05.17.063.2.53 : Nautika

Program Diklat: Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan Surabaya, ... 2021

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dwi Haryanto, M.M Penata (III/d)

NIP. 197511252002121006

Elise Dwi Lestari , S.Sos,M.Pd Penata Muda (III/b) NIP. 198106032002122002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Capt. Tri Mulyatno Budhi H, S.Si.T,M.Pd Penata (III/c)

(4)

ANALISA PENERAPAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SESUAI DENGAN COSWP PADA AWAK KAPAL MV.

SITU MAS

Disusun dan Diajukan Oleh :

NIKEN HENDARDINI SALSABELLA SHINTA 05.17.063.2.53

Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian KIT Pada tanggal, ... 2021

Menyetujui:

Penguji I Penguji II Penguji III

Capt. Tri Mulyatno B. H, S.Si.T,M.Pd Penata (III/c)

NIP. 19571101 200912 1 002

Dwi Haryanto, M.M Penata (III/d) NIP. 197511252002121006

Elise Dwi Lestari , S.Sos,M.Pd Penata Muda (III/b) NIP. 198106032002122002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Capt. Tri Mulyatno Budhi H, S.Si.T,M.Pd Penata (III/c)

NIP. 19571101 200912 1 002

(5)

v

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karna rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Karya Ilmiah Terapan ini dengan judul:

“ANALISA PENERAPAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SESUAI DENGAN COSWP PADA AWAK KAPAL MV.

SITU MAS”.

Karya Ilmiah Terapan (KIT) merupakan salah satu persyaratan wajib Taruna untuk menyelesaikan studi program Diploma III yang harus diselesaikan pada periode yang telah ditetapkan. KIT merupakan syarat mutlak bagi Taruna saat melaksanakan Praktek Laut (PRALA) ketika berada di atas kapal. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini terdapat banyak kekurangan baik dari segi bahasa, susunan kalimat, maupun cara penulisan serta pembahasan materi akibat keterbatasan penulis dalam penguasaan materi, waktu dan data-data yang diperoleh.

Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada kedua orang tua dan saudara tercinta serta senior-senior yang selalu memberi dukungan baik moral maupun material, serta kepada:

1. Capt. Dian Wahdiana, MM. selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

2. Capt. Tri Mulyatno Budhi H, S.Si.T, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Nautika.

3. Dwi Haryanto, M.M, selaku dosen pembimbing I

4. Elise Dwi Lestari, S.Sos, M.Pd, selaku dosen pembimbing II.

(7)

vii

5. Rick Eridani Tasijam, selaku mualim III saya di MV. Situ Mas.

6. Para dosen di Politeknik Pelayaran Surabaya pada umumnya dan para dosen jurusan Nautika pada khususnya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga semua amal juga jasa mereka mendapat berkat serta balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan karya ilmiah terapan ini. Penulis berharap semoga karya ilmiah terapan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis serta bermanfaat pula bagi para pembaca.

Surabaya,…………..

Niken Hendardini Salsabella Shinta

(8)

ABSTRAK

NIKEN HENDARDINI SALSABELLA SHINTA,Analisa penerapan dan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri sesuai dengan COSWP pada awak kapal MV. Situ Mas. Dibimbing oleh Dwi Haryanto, M.M dan Elise Dwi Lestari, S.Sos, M.Pd.

Alat Pelindung Diri (APD) berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap bahaya kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan serta korelasi antara pengetahuan dan perilaku awak kapal pada kepatuhan menggunakan Alat Pelindung Diri sebagai kewajiban saat berkerja diatas kapal.

Berdasarkan data yang dianalisis oleh kementerian perhubungan mahkamah pelayaran, diketahui bahwa dalam rentang tahun 2016 hingga 2018, telah terjadi rata-rata 22 kejadian kecelakaan per tahun dan paling banyak disebabkan oleh faktor manusia. Penerapan dan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri sesuai dengan Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers Chapter 8 pada awak kapal menjadi solusi untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi diatas kapal akibat faktor manusia.

Penulis dalam penyusunan karya ilmiah terapan ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil dengan cara pengumpulan dari berbagai informasi yang tersedia dari sumber data primer yaitu awak kapal Deck melalui pengamatan langsung dan sumber data sekunder yaitu buku Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers, dokumen di kapal dan dokumentasi . Penelitian dilaksanakan oleh penulis saat melaksanakan Praktek Laut (PRALA) di MV. Situ Mas.

Berdasarkan hasil dari data yang penulis dapat saat melaksanakan penilitian diatas MV. Situ Mas disimpulkan bahwa penggunaan APD oleh awak kapal Deck belum maksimal. Hal ini terbuki dengan masih adanya awak kapal Deck yang mengalami kecelakaan kerja akibat kurangnya kesadaran dan kepatuhan dalam penggunaan APD. Dari ketidakpatuhan awak kapal Deck dalam penggunaan APD dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku tersebut Captain dan Chief Officer melaksanakan safety meeting setiap minggunya dan melakukan pengamatan langsung setiap harinya untuk evaluasi bagi awak kapal Deck.

Kata kunci : Penggunaan APD, COSWP.

(9)

ix

ABSTRACT

NIKEN HENDARDINI SALSABELLA SHINTA, Analysis of the application and compliance of the use of Personal Protective Equipment in accordance with the COSWP on the crew MV. Situ Mas. Supervised by Dwi Haryanto, M.M and Elise Dwi Lestari, S.Sos, M.Pd.

Personal protective equipment (PPE) serves to protect the body against the dangers of workplace accidents. This study aims to determine the application and correlation between knowledge and behavior of the crew on compliance using Personal Protective Equipment as an obligation when working on board.

Based on data analyzed by the shipping court's ministry of transportation, it is known that in the span of 2016 to 2018, there have been an average of 22 accidents per year and most are caused by human factors. The application and compliance of the use of Personal Protective Equipment in accordance with the Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers Chapter 8 of the crew is a solution to prevent and reduce work accidents occurring on board due to human factors.

The author in the preparation of applied scientific papers using qualitative descriptive research. Data is collected by collecting various information available from primary data sources, namely the deck crew through direct observation and secondary data sources, namely the Code of Safe Working Practices for Merchant Seafarers, documents on board and documentation. The research was carried out by the author while carrying out Marine Practices (PRALA) in MV. Situ Mas.

Based on the results of the data that the author can when carrying out research on the MV. Situ Mas concluded that the use of PPE by the deck crew was not maximal. This is evidenced by the presence of Deck crew members who experience work accidents due to a lack of awareness and compliance in the use of PPE. From the non-compliance of the Deck crew in using PPE properly and correctly in accordance with the applicable regulations, the Captain and Chief Officer carry out safety meetings every week and make direct observations every day for evaluation of the Deck crew.

Keywords: Use of PPE, COSWP.

(10)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN SEMINAR ... iii

KARYA ILMIAH TERAPAN ... iii

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang Penelitian ...1

2. Rumusan Masalah ...2

3. Batasan Masalah ...3

4. Tujuan Penelitian ...3

5. Manfaat Penelitian ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Review Penelitian Sebelumnya ...5

B. Landasan Teori ...6

1. Definisi-definisi ...6

2. Dasar Hukum (Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers Chapter 8) ...10

C. Kerangka Penelitian ...21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ...22

(11)

xi

B. Lokasi Penelitian ...23

C. Sumber Data ...24

D. Teknik Pengumpulan Data ...25

E. Teknik Pengambilan Sampel ...26

1. Populasi ...26

2. Sampel ...26

F. Teknik Analisis Data ...27

1. Pengumpulan Data...27

2. Menarik Kesimpulan ...27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...28

1. Data-Data Teknis MV. Situ Mas (ships practicular) ...28

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...30

1. Penyajian Data ...30

2. Analisis Data ...32

BAB V PENUTUP ... 45

A. SIMPULAN ...45

B. SARAN ...48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 52

Lampiran 1 Ships Particular ... 52

Lampiran 2 Crew List MV. Situ Mas ... 53

Lampiran 3 Nama dan Jabatan Responden ... 54

Lampiran 4 Kuesioner Penilitian ... 55

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Safety Helmet ... 12

Gambar 2. 2 Eye and Face Protection ... 13

Gambar 2. 3 Sarung Tangan Kulit ... 14

Gambar 2. 4 Sarung Tangan Karet ... 15

Gambar 2. 5 Safety Shoes ... 15

Gambar 2. 6 Sepatu Boots ... 16

Gambar 2. 7 Breathing Apparatus ... 16

Gambar 2. 8 Respirator ... 17

Gambar 2. 9 Monitor Gas Pribadi ... 18

Gambar 2. 10 Baju wearpack ... 19

Gambar 2. 11 Chemical Suit ... 19

Gambar 4 . 1 MV. Situ Mas ... 30

Gambar 4 . 2 Penggunaan Alat Pelindung Diri ... 31

Gambar 4 . 3 Hasil Kuesioner No. 1 ... 34

Gambar 4 . 4 Hasil Kuesioner No. 2 ... 35

Gambar 4 . 5 Hasil Kuesioner No. 3 ... 35

Gambar 4 . 6 Hasil Kuesioner No. 4 ... 36

Gambar 4 . 7 Hasil Kuesioner No. 5 ... 36

Gambar 4 . 8 Hasil Kuesioner No. 6 ... 37

Gambar 4 . 9 Hasil Kuesioner No. 7 ... 37

Gambar 4 . 10 Hasil Kuesioner No. 8 ... 38

Gambar 4 . 11 Buku COSWP ... 40

Gambar 4 . 12 Prosedur Keselamatan Kapal ... 41

(13)

xiii

Gambar 4 . 13 Memo Internal PT. Temas Shipping ... 42

Gambar 4 . 14 Sedang Lashing Muatan ... 43

Gambar 4 . 15 Menggunakan Body Harness saat menyiapkan gangway ... 43

Gambar 4 . 16 Tidak memakai safety helmet saat brushing ... 44

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2 . 1 Penelitian Sebelumnya ... 5

Tabel 2 . 2 Macam-Macam Alat Pelindung Diri ... 11

Tabel 4. 1 Ship's Particular MV. Situ Mas ... 29

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

Keselamatan jiwa di laut sangat diutamakan dalam dunia maritim. Hal ini terbukti dengan adanya konvensi ataupun peraturan yang membahas tentang menjaga dan melindungi keselamatan jiwa para pelaut yang bekerja diatas kapal, salah satunya adalah dengan penggunaan Alat Pelindung Diri. Seperti yang sudah di jelaskan dalam Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers Chapter 8 yang khusus membahas tentang penggunaan Alat Pelindung Diri di atas kapal.

Penulis memilih Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers Chapter 8 sebagai dasar hukum dari penelitian ini daripada konvensi lainnya yang juga mengatur tentang keselamatan di atas kapal semata karena penulis ingin dasar hukum dalam penelitian ini terfokus pada penggunaan Alat Pelindung Diri di atas kapal. Dengan adanya peraturan tertulis tentang penggunaan Alat Pelindung Diri ini, awak kapal di harapkan dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan menggunakan Alat Pelindung Diri sebagai suatu kewajiban ketika akan melaksanakan kegiatan yang berisiko mengalami kecelakaan kerja.

Tetapi meninjau dari kejadian sebenarnya diatas kapal, masih saja ada awak kapal yang mengalami kecelakaan kerja karena belum adanya penerapan dan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri dengan baik dan benar saat melaksanakan tugas kerja yang dapat menyebakan kerugian pada diri sendiri maupun perusahaan.

(16)

Seperti yang terjadi kepada Mualim III di MV. Mare Mas pada Sabtu, 18 Januari 2020 saat kapal sedang sandar dan melakukan bongkar-muat di Sorong, Papua Barat. Merry Windi (Mualim III) mengalami kecelakaan kerja dikarenakan saat sedang mengatur muatan beliau terjatuh dari atas palka lalu terbentur dengan bolder yang ada di maindeck dan mengalami luka di bagian kepala karna tidak menggunakan Safety Helmet. Akibatnya, Merry Windi harus di rujuk ke Rumah Sakit terdekat.

Berdasarkan kejadian diatas, cukup dapat memberi alasan mengapa penggunaan APD menjadi sangat penting untuk kegiatan operasional kapal.

Maka dari itu peraturan-peraturan yang menjadi acuan untuk meningkatkan penerapan dan kepatuhan awak kapal dalam penggunaan APD seperti salah satunya Code of Safe Working Practices For Merchant Seafarers Chapter8 yang seharusnya sudah diterapkan dengan baik dan benar oleh perusahaan dan di implementasikan oleh awak kapal. Karena peraturan ini secara keseluruhan memiliki tujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja bagi awak kapal dengan cara menggunakan Alat Pelindung Diri.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “ANALISA PENERAPAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SESUAI DENGAN COSWP PADA AWAK KAPAL MV. SITU MAS”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah pokok yang akan dibahas dalam karya ilmiah terapan ini adalah:

(17)

3

a. Bagaimana kepatuhan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri yang diterapkan oleh awak kapal Deck di atas kapal MV. Situ Mas?

b. Apakah penerapannya sudah dilakukan sesuai dengan COSWP For Merchant Seafarers Chapter 8?

3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, yang dimaksud Alat Pelindung Diri oleh penulis merupakan peralatan keselamatan pelindung diri yang digunakan oleh awak kapal di Deck dan yang sesuai dengan COSWP For Merchant Seafarers Chapter 8.

4. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui bagaimana penerapan dan kepatuhan penggunaan APD oleh awak kapal MV. Situ Mas ?

b. Mengetahui apakah dalam penerapannya sudah dilakukan oleh awak kapal dengan baik dan benar sesuai dengan COSWP For Merchant Seafarers Chapter 8.

5. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Secara Teoritis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan serta kesadaran tentang pentingnya pemahaman akan penerapan dan kepatuhan terhadap penggunaan APD saat bekerja di atas kapal kepada penulis juga pembaca.

(18)

b. Manfaat Secara Praktis

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi pembelajaran untuk para taruna dan taruni Politeknik Pelayaran Surabaya serta para pembaca pada umumnya terkait dengan peran APD dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja di atas kapal.

(19)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Sebelumnya

Tabel 2 . 1 Penelitian Sebelumnya

No Penulis Judul penelitian Masalah Hasil 1 M. Ivan

(2019)

Kurangnya Kesadaran Anak Buah Kapal Terhadap Pentingnya Penggunaan APD Di MV. Energy Midas

Apa yang menjadi penyebab terjadinya human error dan kurangnya kesadaran Anak Buah Kapal terhadap penggunaan APD.

Penyebab terjadinya karna kurangnya kesadaran Anak Buah Kapal dan APD di kapal kurang juga sudah tidak layak pakai.

2 Hilda Emeraldo (2020)

Pelaksanaan Penggunaan APD Di MT. B. Sun

Faktor apa yang mempengaruhi kurang

maksimalnya penggunaan APD

Penyebabnya adalah kurangnya

pengetahuan ABK tentang penggunaan APD, kurangnya pengawasan dan keterbatasan APD.

Sumber : Repository PIP Semarang

(20)

B. Landasan Teori 1. Definisi-definisi

a. Code Of Safe Working Practices (COSWP) For Merchant Seafarers Code Of Safe Working Practices (COSWP) For Merchant Seafarers atau Kode Praktik Kerja Yang Aman Untuk Pelaut adalah suatu kode yang merinci pada peraturan untuk keselamatan dan kesehatan di atas kapal. Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers ini juga membahas tentang manajemen keselamatan dan tugas-tugas wajib yang mendasari saran dalam kode dan area yang harus dicakup ketika memperkenalkan rekrutmen baru untuk prosedur keselamatan di atas kapal. Kode ini diterbitkan oleh Maritime and Coastguard Agency (MCA) di Inggris (Wikipedia).

Konvensi lain seperti SMK3 yang juga membahas tentang keselamatan kerja namun melalui cara pandang semua jenis pekerja baik darat, laut, maupun udara sehingga tidak detail seperti yang dijelaskan pada Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers yang di khususkan untuk keselamatan kerja para awak kapal.

Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers ini memiliki 33 chapter dimana pada setiap chapter membahas tentang keselamatan dan kesehatan di atas kapal dengan detail, hal itulah yang menjadi kelebihan COSWP For Merchant Seafarers daripada kovensi lain yang juga membahas tentang keselamatan. Adapun berikut ini poin- poin dari Code yang dibahas di dalam 33 Chapter pada COSWP For Merchant Seafarers:

(21)

7

1) Managing Occupational Health And Safety 2) Safety Induction

3) Living On Board

4) Emergency Drills And Procedure 5) Fire Precautions

6) Security On Board 7) Health Survelliance

8) Personal Protective Equipment 9) Safety Signs Anda Their Use 10) Manual Handling

11) Safe Movement On Board Ship

12) Noise Vibration And Other Phsycal Agent 13) Safety Official

14) Permit To Work Systems

15) Entering Dangerous (Enclosed) Space 16) Hatch Cover And Access Lids

17) Work At Height

18) Provision, Care And Use Of Work Equipment 19) Lifting Plant Anda Operation

20) Work On Machinery And Power Systems 21) Hazardous Substances And Mixtures 22) Boarding Arrangement

23) Food Preparation and handling In The Catering Department 24) Hotwork

(22)

25) Painting

26) Anchoring, Towing And Mooring Operations 27) Roll On/ Roll Off Ferries

28) Dry Cargo

29) Tankers And Others Ship Carrying Bulk Liquid Cargoes 30) Port Towage Industry

31) Ships Serving Offshore Oil And Gas Installation 32) Ships Serving Renewables Installations

33) Ergonomics

Sesuai dengan judul dari penelitian ini, dari 33 chapter di atas penulis hanya akan membahas chapter yang berkaitan dengan penelitan ini. APD sendiri terdapat dalam chapter 8 dan memiliki 12 bagian.

Beberapa bagian menjelaskan tentang APD yang dipakai oleh seluruh awak kapal, baik bagian Deck maupun mesin. Bagian-bagian yang berkaitan dengan penelitian ini akan dibahas penulis dan dijadikan sebagai dasar hukum.

b. Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya paparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja(Academia).

(23)

9

c. Analisis

Analisis adalah sebuah aktivitas, proses dan kegiatan yang saling terhubung untuk memecahkan suatu komponen atau permasalahan agar lebih detail kemudian digabungkan kembali supaya bisa ditarik kesimpulan yang tepat (Komarudin).

d. Penerapan

Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.(Zain 1487).

e. Kepatuhan

Kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan mebebani dirinya bila mana ia tidak dapat berbuat sebagaimana lazimnya(Prijadarminto).

f. Awak Kapal

Menurut UU No. 2/1992,Awak kapal adalah orang yang bekerja atau di pekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam buku sijil, termasuk Nakhoda(Randa).

(24)

2. Dasar Hukum (Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers Chapter 8)

Di dalam COSWP chapter 8 (Maritime & Coastguard Agency dijelaskan dengan rinci tentang penggunaan Alat Pelindung Diri di atas kapal. COSWP Chapter 8 ini memiliki 12 bagian terdiri dari :

a. 8.1 Introduction

b. 8.2 General requirements c. 8.3 Seafarer duties d. 8.4 Types of equipment e. 8.5 Head protection f. 8.6 Hearing protection g. 8.7 Face and eye protection

h. 8.8 Respiratory protective equipment i. 8.9 Hand and foot protection

j. 8.10 Protection from falls k. 8.11 Body protection

l. 8.12 Protection against drowning

Diantara 12 bagian tersebut yang menjadi dasar hukum dan yang ingin penulis bahas hanya terdapat dalam bagian 8.3, 8.4, 8.5, 8.7, 8.8, 8.9, dan 8.11 karna berkaitan langsung dengan penelitian ini.

Berikut ini adalah isi dari bagian-bagian tersebut :

(25)

11

a. Bagian 8.3 tentang tugas pelaut

1) 8.3.1 Pelaut harus mengenakan peralatan pelindung atau pakaian yang disediakan saat mereka melakukan tugas, dan mengikuti instruksi yang sesuai untuk digunakan.

2) 8.3.2 APD harus selalu diperiksa oleh pemakai setiap kali sebelum digunakan. Pelaut harus mematuhi pelatihan yang telah mereka terima dalam penggunaan barang-barang pelindung , dan mengikuti instruksi pabrikan untuk digunakan.

b. Bagian 8.4 tentang macam-macam APD, dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Tabel 2 . 2 Macam-Macam Alat Pelindung Diri

Tipe Contoh

Pelindung Kepala

Helm keselamatan, bump caps, perlindungan rambut

Pelindung

Pendengaran Penutup telinga, penyumbat telinga Pelindung wajah

dan mata Kacamata dan perisai wajah Peralatan pelindung

pernafasan

Masker debu, respirator, alat bantu pernapasan

Pelindung tangan dan kaki

Sarung tangan, sepatu boot dan sepatu pelindung

Perlindungan Tubuh

Setelan jas, sabuk pengaman, sabuk pengaman, celemek, pakaian dengan visibilitas tinggi

Alat bantu apung Lifejackets, alat bantu apung, dan lifebuoys.

Penyelamat perlindungan terhadap

hipotermia

Immersion suit dan anti-exposure suit

Sumber : Code Of Safe Working Practices For Merchant Seafarers

(26)

Sesuai dengan batasan masalah yang sudah ditentukan oleh penulis, maka penulis hanya akan menjelaskan Alat Pelindung Diri yang digunakan oleh awak kapal di Deck menurut COSWP For Merchant Seafarers chapter 8, diantaranya adalah:

c. Bagian 8.5 tentang perlindungan kepala 1) Safety Helmet

Gambar 2. 1 Safety Helmet

Sumber : Inventaris MV. Situ Mas

Dalam bagian 8.5, dijelaskan bahwa helm pengaman paling sering diberikan sebagai perlindungan terhadap benda yang jatuh, mereka juga dapat melindungi terhadap benturan atau pukulan samping, dan percikan bahan kimia. Contoh bahaya yang mungkin terjadi apabila tidak menggunakan pengaman kepala saat bekerja adalah terbentur oleh container saat bongkar muat atau sling yang digunakan untuk mengangkat muatan bisa saja terlepas pengaitnya karna faktor beratnya muatan yang diangkat sebelumnya tidak setara dengan kekuatan sling atau kualitas dari sling itu sendiri sehingga terjatuh dan mengenai awak kapal yang berada di bawahnya.

(27)

13

Detail desain biasanya diputuskan oleh pabrikan yang pertimbangan utamanya adalah kepatuhan terhadap standar yang sesuai. Standar yang dipilih harus mencerminkan temuan dari penilaian risiko. Cangkang helm harus terbuat dari konstruksi one- piece seamless yang dirancang untuk menahan benturan. Harness atau suspensi, ketika disesuaikan dengan tepat, membentuk dudukan untuk menopang pelindung di kepala pemakai. Tali pengikat membantu menyerap kekuatan benturan. Mereka dirancang untuk memungkinkan jarak sekitar 25 mm antara cangkang dan tengkorak pemakainya. Harness atau suspensi harus disesuaikan dengan benar sebelum helm dipakai.

d. Bagian 8.7 tentang pelindung wajah dan mata

Gambar 2. 2 Eye and Face Protection

Sumber : Inventsris MV. Situ Mas

Dalam bagian 8.7 dijelaskan bahwa penyebab utama cedera pada wajah dan mata adalah cipratan bahan kimia, gas yang berbahaya, uap atau kabut. Pelindung wajah harus dikenakan bersama jenis pelindung mata yang tepat untuk menghadapi kemungkinan bahaya, seperti mengenakan kacamata pelindung dari percikan bahan kimia.Yang sering terjadi di atas kapal pada awak kapal bagian Deck adalah terluka akibat terkena percikan partikel dalam bentuk gas, padat, maupun cair, seperti

(28)

ammonia atau soda api, pada saat bongkar muat muatan berbahaya.

Terkena percikan partikel saat melakukan waterblasting untuk perawatan kapal.

e. Bagian 8.9 tentang perlindungan tangan dan kaki

Dalam bagian 8.9 dijelaskan bahwa ada beberapa jenis sarung tangan yang digunakan diatas kapal. Jenis sarung tangan yang dipilih akan tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan atau bahan tertentu yang ditangani. Sarung tangan kulit umumnya harus digunakan saat menangani benda yang kasar atau tajam, contohnya saat melakukan lashing, sarung tangan tahan panas harus digunakan saat menangani benda panas.

Gambar 2. 3 Sarung Tangan Kulit

Sumber : Inventaris MV. Situ Mas

Sarung tangan karet, sintetis atau PVC (Polyvinyl Chloride) umumnya paling baik untuk menangani asam, alkali, berbagai jenis minyak, pelarut dan bahan kimia pada umumnya

(29)

15

Gambar 2. 4 Sarung Tangan Karet

Sumber : Inventaris MV. Situ Mas

Sedangkan cedera kaki paling sering disebabkan oleh pemakaian alas kaki yang tidak sesuai (sandal jepit) dan tidak memakai sepatu ataupun sepatu keselamatan. Contoh kecelakaan yang terjadi pada awak kapal yang mungkin terjadi di Deck adalah terpleset karna tidak menggunakan sepatu yang solnya tahan oli juga cedera kaki yang disebabkan karena benda jatuh, menggelinding atau benda yang menembus sol karena tidak memakai sepatu yang terdapat baja pelindung jari di dalamnya.

Gambar 2. 5 Safety Shoes

Sumber : Inventaris MV. Situ Mas

(30)

Gambar 2. 6 Sepatu Boots

Sumber : Inventaris MV. Situ Mas

f. Bagian 8.8 tentang alat pelindung pernapasan

Gambar 2. 7 Breathing Apparatus

Sumber : Inventaris MV. Situ Mas

Dalam bagian 8.8 dijelaskan bahwa peralatan perlindungan pernapasan sangat penting untuk perlindungan ketika pekerjaan harus dilakukan dalam kondisi debu, asap atau gas yang mengiritasi, berbahaya. Contoh penggunaan Breathing Apparatus adalah saat memasuki Enclosed Spaceseperti cofferdams, pump room, double bottom, ballast tank. Ada dua jenis peralatan yang mempunyai fungsi berbeda, yaitu Respirator menyaring udara sebelum dihirup sedangkan alat bantu pernapasan memasok udara atau oksigen dari sumber yang

(31)

17

tidak terkontaminasi. Sangat penting untuk memasang alat respirator dan alat bantu pernapasan dengan benar untuk menghindari kebocoran.

Gambar 2. 8 Respirator

Sumber : Inventaris MV. Situ Mas

Respirator yang dipilih harus dari jenis yang dirancang untuk melindungi terhadap bahaya yang sedang terjadi. Respirator debu memberikan perlindungan terhadap debu dan semprotan aerosol tetapi tidak terhadap gas. Ada banyak jenis respirator debu yang tersedia, misalnya setengah topeng menutupi hidung dan mulut.

Respirator tidak memberikan perlindungan terhadap atmosfer yang kekurangan oksigen. Mereka dirancang untuk memurnikan udara dari kontaminan tertentu, contohnya saat melakukan bongkar muat muatan yang berbahaya apabila terhirup, Respirator dapat digunakan untuk memurnikan udara sehingga aman untuk dihisap. Respirator tidak memasok udara lebih lanjut. Respirator seharusnya tidak dapat digunakan untuk memberikan perlindungan di ruang berbahaya (tertutup) sepertitank, cofferdams, pantat ganda atau ruang serupa lainnya yang melawan asap, gas atau uap berbahaya. Hanya alat bantu

(32)

pernapasan (mandiri) seperti Breathing Apparatus yang mampu memberikan perlindungan. Dibawah ini adalah contoh gambar dari monitor gas pribadi.

Gambar 2. 9 Monitor Gas Pribadi

Sumber : Inventaris MV. Situ Mas

Monitor gas pribadi harus dibawa ketika bekerja di ruang berbahaya.

Tipe monitor harus ditentukan oleh orang yang kompeten dalam sistem kerja yang aman, dan akan tergantung pada keadaan dan pengetahuan tentang kemungkinan kontaminan. Bilamana ada potensi risiko atmosfer yang mudah terbakar atau meledak, monitor akan dirancang khusus untuk mengukur hal ini.

Semua monitor secara khusus cocok untuk digunakan di atmosfer yang berpotensi mudah terbakar atau meledak. Monitor gas pribadi hanya boleh digunakan bersama dengan prosedur yang ditetapkan. Contoh penggunaannya adalah saat awak kapal harus bekerja dalam ruang tertutup, monitor gas pribadi ini harus dibawa, sehingga apabila saat berkerja tiba-tiba saja atmosfer udara dalam ruangan tersebut dibawah

(33)

19

normal, alat ini akan memberikan alarm supaya awak kapal keluar dari ruangan tersebut.

g. Bagian 8.11 tentang perlindungan tubuh

Gambar 2. 10 Baju wearpack

Sumber :Inventaris MV. Situ Mas

Gambar 2. 11 Chemical Suit

Sumber : Inventaris MV. Situ Mas

Dalam bagian 8.11 dijelaskan bahwa pakaian luar khusus mungkin diperlukan untuk perlindungan ketika personel memiliki kemungkinan terpapar zat-zat pencemar atau korosif tertentu. Pakaian ini harus disimpan untuk tujuan khusus dan ditangani sebagaimana diarahkan

(34)

dalam bagian yang relevan. Misalnya selama operasi bongkar muatmuatan berbahaya (Chemical Cargo), atau kerja harian, awak kapal harus menggunakan pakaian yang sesuai seperti wearpack dan ketentuan lainnya juga harus di pertimbangkan, pakaian visibilitas tinggi harus dipakai saat operasi bongkar muat muatan kimia yang dapat membahayakan awak kapal.

(35)

21

Analisa penerapan dan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri sesuai dengan COSWP pada awak kapal

Mv. Situ Mas.

Sering terjadi kecelakaan kerja karna tidak menggunakan APD dengan

baik dan benar.

Kurangnya kepatuhan dalam penerapan penggunaan APD.

Capt dan Chief Officer mengadakan safety meeting setiap minggunya juga melakukan pengawasan langsung setiap

harinya terkait penggunaan APD.

Awak Kapal MV. Situ Mas menjadi patuh dalam menerapkan penggunaan APD yang baik dan benar

sesuai dengan COSWP.

C. Kerangka Penelitian

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah agar bisa memperoleh dan bisa mengumpulkan data-data dengan fungsi dan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Sedarmayanti & Hidayat (2011:28), penelitian adalah suatu cara mencari dan mengungkapkan kebenaran dengan objektifitas, karena di sini kebenaran yang diperoleh secara konseptual atau deduktif saja tidak cukup tetapi harus diuji secara empiris.

Penulis dalam penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian deskriptif dan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang mencari dan menentukan sebuah ilmu pengetahuan yang mana sesuai dengan penemuan yang sesuai fakta di lapangan. Sehingga pada saat praktiknya, metode ini akan jauh lebih menekan pada observasi lapangan dalam kondisi yang alami.

Sedangkan Metode penelitian kualitatif adalah suatu cara dalam menganalisa data-data yang akurat berdasarkan wawancara atau pengamatan secara langsung tentang suatu kejadian. Menurut Moleong(1990:3), metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati.

Dalam metode ini penulis dapat memahami dan mengungkapkan tentang masalah yang diteliti, dan juga dapat melakukan observasi dengan objek yang diteliti. Jadi dapat dipahami bahwa analisa deskriptif kualitatif adalah

(37)

23

memberikan penilaian pada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya sehingga dapat memperoleh gambaran yang sebenarnya antara keserasian teori dan praktek.

Saat menganalisis dan mendiskripsikan penelitian analisa penerapan dan kepatuhan akan penggunaan Alat Pelindung Diri sesuai dengan COSWP For Merchant Seafarers Chapter 8 pada awak kapal, penulis menggunakan landasan teori sebagai acuan panduan penelitian agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga dapat dijadikan bahan pembahasan hasil penelitian.

B. Lokasi Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian untuk Karya Ilmiah Terapan ini adalah diatas MV.

Situ Mas yang dimana penulis telah melaksanakan Praktek Laut (PRALA) di atas kapal niaga tersebut, sehingga penulis dapat menjawab rumusan masalah yang sudah di rumuskan dalam Karya Ilmiah Terapan ini melalui observasi sesuai dengan keadaan sesungguhnya di atas kapal.

2. Waktu Penelitian

Penulis melakukan praktek laut selama satu tahun tiga hari di MV.Situ Mas dari tanggal 12 Oktober 2019 sampai dengan 15 Oktober 2020 sebagai Deck Cadet. Dalam kurun waktu tersebut kegiatan yang dilakukan tidak hanya meneliti permasalahan yang diangkat dalam karya ilmiah terapan ini, melainkan juga mengerjakan tugas-tugas dari Politeknik Pelayaran Surabaya serta dari para mualim dalam

(38)

memperlancar pengoperasian kapal yang membatasi waktu penulis dalam melaksanakan penelitian.

C. Sumber Data 1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006:123). Sumber data-data yang akan memberikan informasi diantaranya yaitu :

a. Sumber data primer

Data primer adalah data yang hanya dapat diperoleh dari sumber asli dan yang penulis jadikan responden dalam penelitian. Penulis mendapatkan data primer ini melalui pengamatan langsung diatas kapal, agar mendapatkan data yang tepat dan akurat. Dalam hal ini yang penulis maksud sumber data primer adalah para awak kapal dari captain sebagai pemimpin tertinggi di atas kapal sampai OS (Ordinary Seaman).

b. Sumber data sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga penulis tinggal mencari dan mengumpulkan informasi-informasi yang sudah tersedia. Data ini di peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia. Data yang penulis peroleh berupa data-data yang nyata sesuai di lokasi, karena di kapal sudah tersedia data-data tersebut.

Dalam hal ini yang penulis maksud data sekunder adalah peraturan tertulis tentang penggunaan Alat Pelindung Diri di atas kapal tersebut.

(39)

25

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penulis untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Dijelaskan oleh Sugiyono (2009:225) cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data. Untuk memperoleh data di lapangan yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi menurut Kusuma (2010:25) adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Observasi pengumpulan data selama satu tahun PRALA (Praktek Laut) di atas kapal yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan sehingga memperoleh data yang autentik dalam pengumpulan data tentang penerapan dan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri sesuai dengan COSWP For Merchant Seafarers Chapter 8 pada awak kapal. Dalam hal ini penulis akan mengamati dan menganalisa penerapan dan kepatuhan awak kapal dalam penggunaan Alat Pelindung Diri di atas kapal.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab sesuai dengan pengetahuan dan sikap responden.

Kuesioner dapat menggunakan media kertas maupun dengan internet.

(40)

Penulis memilih menggunakan media internet dengan membagikan link google form kepada responden untuk kemudian diisi oleh responden.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi adalah pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, agenda, foto dan sebagainya. Data yang akan dicari dapat berupa arsip-arsip tertulis, guna mengetahui panduan penggunaan Alat Pelindung Diri yang sudah di terapkan di atas kapal.

E. Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek (Arikunto, 2006). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh crew di MV.Situ Mas yang berjumlah 24 Orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik penentuan sampel yang penulis gunakan adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Margono, 2005). Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah anak buah kapal Deck sebanyak 10 sampel.

(41)

27

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis Nonstatistik, yaitu dalam analisis ini tidak di lakukan perhitungan statistik.

Kegiatan analisis ini dilakukan dengan membaca dan menyimpulkan data yang telah diolah. Penulis juga menggunakan teknik analisis data yang menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Lexy J.

Meoleong, yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi (pengamatan), kuesioner, dan dokumentasi. Dalam pengumpulan data ini penulis akan mengamati tingkah laku awak kapal dalam kepatuhannya menggunakan Alat Pelindung Diri di atas kapal saat penulis melaksanakan PRALA (Praktek Laut) selama ± 12 bulan.

2. Menarik Kesimpulan

Menarik Kesimpulan merupakan kemampuan penulis dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama proses penelitian. Dalam proses ini penulis akan menarik kesimpulan sesuai dengan hasil penelitian yang sudah penulis dapatkan dari pengamatan langsung oleh sumber data primer (awak kapal) di atas kapal lalu membandingkannya dengan sumber data sekunder (COSWP/aturan yang tertulis di atas kapal).

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Kementerian Perhubungan Mahkamah Pelayaran. (2018).Statistik Kecelakaan Kapal (Online(

http://mahpel.dephub.go.id/chart?tahun_awal=2016&tahun_akhir=

2018.)

Diakses pada 20 april 2019

Komarudin. (2011).Pengertian Analisis Menurut Para Ahli (Online(

http://blogpengertian.com/pengertian-analisis-menurut-para-ahli) Diakses pada 08 Maret 2019

Kompas.com. (2017).Kecelakaan Kerja Di Laut ABK Asal Suriah Di Evakuasi (Online(

https://regional.kompas.com/read/2017/08/23/06055181/kecelakaa n-kerja-di-laut-abk-asal-suriah-dievakusi-.)

Kusuma. (2010:25).Teknik Observasi

Margono, S. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Maritime & Coastguard Agency. (2018).Code Of Safe Working Practises for Merchant Seafarers,Personal Protective Equipment(p. 98). UK:

Maritime & Coastguard Agency.

Moleong, Lexy J. (1990).Metode Peneglitian Kualitatif. Surabaya: PT. Remaja Rosdakarya.

Prijadarminto. (2003).Pengertian Kepatuhan (Online)

(https://www.psychologymania.com/2012/08/pengertian- kepatuhan.html)

Diakses pada 08 Maret 2019 Randa, A. (26 Mei 2013). Awak Kapal (Online(

http://aranpelaut.blogspot.com/2013/05/awak-kapal.html.) Diakses pada 08 Maret 2019.

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika Cetakan Ketiga. Bandung: Alfabet.

Sedarmayanti, & Hidayat, S. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju.

Sugiyono. (2009:225).Teknik Pengumpulan Data.

Wikipedia. (2017).Code Of Safe Working Practises. (Online)

(https://en.wikipedia.org/wiki/Code_of_safe_working_practices) Diakses pada 12 Maret 2019

(43)

Wikipedia. (2019) Personal Protective Equipment (Online(

https://en.wikipedia.org/wiki/Personal_protective_equipment) Diakses pada 08 Maret 2019

Zain, C. d. (2010).Pengertian Penerapan (Online(

http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/03/pengertian- penerapan-dan-unsur-unsur.html)

Diakses pada 08 Maret 2019

Gambar

Tabel 2 . 1 Penelitian Sebelumnya
Tabel 2 . 2 Macam-Macam Alat Pelindung  Diri
Gambar 2. 1 Safety Helmet
Gambar 2. 2 Eye and Face Protection
+7

Referensi

Dokumen terkait