MAKALAH MAKALAH
HUKUM ASURANSI HUKUM ASURANSI
Oleh Oleh Chyntia Wibowo
Chyntia Wibowo (115020300(115020300111030)111030) Eka Syifa
Eka Syifa Isani (115020300111034Isani (115020300111034)) Devi Probosari (105020300111063) Devi Probosari (105020300111063)
JURUSAN AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVRSITAS BRAWIJAYA UNIVRSITAS BRAWIJAYA
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selama karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang penulis hadapi, namun berkat bimbingan penyusunan makalah ini banyak kendala yang penulis hadapi, namun berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak
serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat tsemua kendala tersebut dapat teratasi. Pada kesempataneratasi. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis,
ini dengan ketulusan hati penulis, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yangpenulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu hingga selesainya makalah ini.
telah ikut membantu hingga selesainya makalah ini.
Akhirnya penu
Akhirnya penulis berharalis berharap semoga penup semoga penulisan makalalisan makalah ini dapat bermanh ini dapat bermanfaat bagifaat bagi yang membutuhkan, amin.
yang membutuhkan, amin.
Malang, Februari 2012 Malang, Februari 2012
Penulis Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………i HALAMAN JUDUL ………i KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR ………....i………....i ii DAFTAR ISI ………..iii DAFTAR ISI ………..iii BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A.
A. Latar BelakanLatar Belakangg……….1……….1 B.
B. Rumusan Rumusan MasalahMasalah………...…2………...…2 C.
C. Tujuan Tujuan Penulisan Penulisan MakalahMakalah……….…2……….…2 D.
D. Manfaat Manfaat Penulisan Penulisan MakalahMakalah………...2………...2 BAB II PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN A.
A. Pengertian AsuPengertian Asuransiransi………3………3 B.
B. Unsur-unsur Unsur-unsur AsuransiAsuransi……….4……….4 C.
C. Tujuan Tujuan AsuransiAsuransi………...…5………...…5 D.
D. Batalnya Batalnya AsuransiAsuransi………5………5 BAB III PENUTUP
BAB III PENUTUP Simpulan
Simpulan………8………8 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA……….9……….9
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. Latar BelakanLatar Belakangg
Konsep asuransi sebenarnya sudah dikenal sejak jaman sebelum masehi Konsep asuransi sebenarnya sudah dikenal sejak jaman sebelum masehi dimana manusia pada masa itu telah menyelamatkan jiwanya dari berbagai dimana manusia pada masa itu telah menyelamatkan jiwanya dari berbagai ancaman, antara lain kekurangan bahan makanan. Salah satu cerita mengenai ancaman, antara lain kekurangan bahan makanan. Salah satu cerita mengenai kekurangan bahan makanan terjadi pada jaman Mesir Kuno semasa Raja Firaun kekurangan bahan makanan terjadi pada jaman Mesir Kuno semasa Raja Firaun berkuasa. Suatu hari sang raja bermimpi yang diartikan oleh Nabi Yusuf bahwa berkuasa. Suatu hari sang raja bermimpi yang diartikan oleh Nabi Yusuf bahwa selama 7 tahun negeri Mesir akan mengalami panen yang berlimpah dan kemudian selama 7 tahun negeri Mesir akan mengalami panen yang berlimpah dan kemudian diikuti oleh masa paceklik
diikuti oleh masa paceklik selama 7 tahun selama 7 tahun berikutnyberikutnya. Untuk a. Untuk berjaga-jaberjaga-jaga terhadapga terhadap bencana kelaparan tersebut Raja Firaun mengikuti saran Nabi Yusuf dengan
bencana kelaparan tersebut Raja Firaun mengikuti saran Nabi Yusuf dengan menyisihkan sebagian dari hasil panen pada 7 tahun pertama sebagai cadangan menyisihkan sebagian dari hasil panen pada 7 tahun pertama sebagai cadangan bahan makanan pada masa paceklik. Dengan demikian pada masa 7 tahun paceklik bahan makanan pada masa paceklik. Dengan demikian pada masa 7 tahun paceklik rakyat Mesir terhindar dari risiko bencana kelaparan hebat yang melanda seluruh rakyat Mesir terhindar dari risiko bencana kelaparan hebat yang melanda seluruh negeri.
negeri.
Pada tahun 2000 sebelum masehi para saudagar dan aktor di Italia Pada tahun 2000 sebelum masehi para saudagar dan aktor di Italia
membentuk Collegia Tennirium, yaitu semacam lembaga asuransi yang bertujuan membentuk Collegia Tennirium, yaitu semacam lembaga asuransi yang bertujuan membantu para janda dan anak-anak yatim dari para anggota yang meninggal.
membantu para janda dan anak-anak yatim dari para anggota yang meninggal.
Perkumpulan serupa yaitu Collegia Nititum, kemudian berdiri dengan beranggotakan Perkumpulan serupa yaitu Collegia Nititum, kemudian berdiri dengan beranggotakan para budak belian yang diperbanatukan pada ketentaraan kerajaan Roma (Rahman, para budak belian yang diperbanatukan pada ketentaraan kerajaan Roma (Rahman, Afzalur).
Afzalur).
Konsep auransi sangat berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat primitif Konsep auransi sangat berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat primitif yang berkelompok. Dalam masyarakat primitif, orang hidup bersama dalam keluarga yang berkelompok. Dalam masyarakat primitif, orang hidup bersama dalam keluarga besar atau suku dimana kebutuhan-kebutuhannya dipenuhi dan dilindungi melalui besar atau suku dimana kebutuhan-kebutuhannya dipenuhi dan dilindungi melalui kerjasama dan saling membantu. Oleh karena itu mereka merasa tidak memerlukan kerjasama dan saling membantu. Oleh karena itu mereka merasa tidak memerlukan suatu asuransi karena semua resiko sepenuhnya dilindungi oleh masyarakat. Pada suatu asuransi karena semua resiko sepenuhnya dilindungi oleh masyarakat. Pada waktu keluarga atau suku berubah menjadi kehidupan yang berpindah-pindah secara waktu keluarga atau suku berubah menjadi kehidupan yang berpindah-pindah secara teori keluarga tersebut mulai menghadapi berbagai macam bahaya tanpa adanya teori keluarga tersebut mulai menghadapi berbagai macam bahaya tanpa adanya perlindungan dari keluarga maupun sukunya. Saat itulah mulai dirasakan perlunya perlindungan dari keluarga maupun sukunya. Saat itulah mulai dirasakan perlunya perlindungan terhadap ancaman tersebut sebagai unsur awal munculnya asuransi.
perlindungan terhadap ancaman tersebut sebagai unsur awal munculnya asuransi.
B.
B. Rumusan Rumusan MasalahMasalah 1.
1. Apakah Apakah definisi definisi dari dari asuransi?asuransi?
2.
2. Apakah Apakah unsur-unsur unsur-unsur asuransi?asuransi?
3.
3. Apakah Apakah tujuan tujuan dari dari asuransi?asuransi?
4.
4. Apakah Apakah yang yang dapat dapat menyebabkan batalnya menyebabkan batalnya asuransi?asuransi?
C.
C. Tujuan Tujuan Penulisan Penulisan MakalahMakalah 1.
1. Untuk Untuk mengetahui mengetahui definisi definisi dari dari asuransi.asuransi.
2.
2. Untuk Untuk mengetahui mengetahui unsur-unsur unsur-unsur asuransi.asuransi.
3.
3. Untuk Untuk mengetahui mengetahui tujuan tujuan dari dari asuransi.asuransi.
4.
4. Untuk Untuk mengetahui mengetahui penyebab penyebab batalnya batalnya asuransi.asuransi.
D.
D. Manfaat Manfaat Penulisan Penulisan MakalahMakalah 1.
1. Menambah wMenambah wawasan dan awasan dan pengetahuan tentang pengetahuan tentang asuransi bagi asuransi bagi penulis danpenulis dan masyarakat.
masyarakat.
2.
2. Dapat digunakan Dapat digunakan sebagai sebagai dasar pengetahuan dasar pengetahuan dan dan pengalaman dalam pengalaman dalam kegiatankegiatan penelitian berikutnya bagi masyarakat dan semua pihak yang berkepentingan pada penelitian berikutnya bagi masyarakat dan semua pihak yang berkepentingan pada khususnya.
khususnya.
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN
A.
A. Pengertian AsuPengertian Asuransiransi 1.
1. Asuransi dalam Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Undang-Undang No.2 Tahun Tahun 19921992
Definisi Asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Definisi Asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian Bab 1, Pasal 1 :
tentang usaha perasuransian Bab 1, Pasal 1 :
"" Asuransi atau Pe Asuransi atau Pertanggungan artanggungan adalah perjandalah perjanjian antara djian antara dua pihak atau lua pihak atau lebih, denganebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi
premi asuransi, untuk memberi, untuk memberikan penggankan penggantian kepada tertantian kepada tertanggung kareggung karenana
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
jawab hukum kepada pihakepada pihak ketiga yang munk ketiga yang mungkin akan didgkin akan diderita tertanggunerita tertanggung, yangg, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatuuntuk memberikan suatu pembayaran ya
pembayaran yang didasarkan ang didasarkan atas meninggal atas meninggal atau hidupnya setau hidupnya seseorang yanseorang yangg dipertanggungkan” .
dipertanggungkan” .
2.
2. Asuransi dalam Asuransi dalam Kitab Kitab Undang-Undang Hukum Undang-Undang Hukum Dagang Dagang (KUHD)(KUHD)
Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:
asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:
"" Asuransi atau Pe Asuransi atau Pertanggungan artanggungan adalah suatu pedalah suatu perjanjian derjanjian dengan mana seongan mana seorangrang penanggun
penanggung mengikatkag mengikatkan diri kepada sen diri kepada seorang tertangorang tertanggung, dengan gung, dengan menerima suamenerima suatutu premi, untuk memb
premi, untuk memberikan penerikan penggantian kepggantian kepadanya karena adanya karena suatu kerugisuatu kerugian, kerusakanan, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu
karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.”.
Berbagai macam asuransi Berbagai macam asuransi
Dalam pasal 247 KUH Perniagaan terdapat 5 (lima) macam asuransi yaitu : Dalam pasal 247 KUH Perniagaan terdapat 5 (lima) macam asuransi yaitu : a) Asuransi k
a) Asuransi kebakaran;ebakaran;
b) Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian;
b) Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian;
c) Asuransi terhadap kematian orang (asuransi jiwa);
c) Asuransi terhadap kematian orang (asuransi jiwa);
d) Asuransi terhadap bahaya di laut dan perbudakan;
d) Asuransi terhadap bahaya di laut dan perbudakan;
e) Asuransi terhadap bahaya alam dalam pengakutan di daratan dan di sungai- e) Asuransi terhadap bahaya alam dalam pengakutan di daratan dan di sungai- sungai.
sungai.
B.
B. Unsur-unsuUnsur-unsur r AsuransiAsuransi
Berdasarkan definisi di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian Berdasarkan definisi di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah
dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat persetujuan yang bersifat untung-untununtung-untungangan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.
Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, “Suatu persetujuan untung–
Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, “Suatu persetujuan untung–untungan (kans-untungan (kans- overeenkomst) adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik overeenkomst) adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.
yang belum tentu”.
Beberapa hal penting mengenai asuransi:
Beberapa hal penting mengenai asuransi:
1.
1. Merupakan suatu Merupakan suatu perjanjian yang perjanjian yang harus memenuhi harus memenuhi Pasal 1320 Pasal 1320 KUH KUH Perdata;Perdata;
2.
2. Perjanjian Perjanjian tersebut tersebut bersifatbersifat adhesifadhesif artinya isi perjanjian tersebut sudahartinya isi perjanjian tersebut sudah
ditentukan oleh Perusahaan Asuransi (kontrak standar). Namun demikian, hal ini ditentukan oleh Perusahaan Asuransi (kontrak standar). Namun demikian, hal ini tidak sejalan dengan ketentuan dalam Undang-undang No.8 tahun 1999
tidak sejalan dengan ketentuan dalam Undang-undang No.8 tahun 1999 tertanggal 20 April 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
tertanggal 20 April 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
3.
3. Terdapat 2 Terdapat 2 (dua) pihak (dua) pihak di di dalamnya yaitu dalamnya yaitu Penanggung dan Penanggung dan TertangguTertanggung, ng, namunnamun dapat juga diperjanjikan bahwa Tertanggung berbeda pihak dengan yang akan dapat juga diperjanjikan bahwa Tertanggung berbeda pihak dengan yang akan menerima tanggungan;
menerima tanggungan;
4.
4. Adanya premi Adanya premi sebagai yang sebagai yang merupakan bukti merupakan bukti bahwa bahwa TertanggTertanggung ung setuju untuksetuju untuk diadakan perjanjian asuransi;
diadakan perjanjian asuransi;
5.
5. Adanya Adanya perjanjiaperjanjian n asuransi mengakibatkan asuransi mengakibatkan kedua kedua belah pihak belah pihak terikat untukterikat untuk melaksanakan kewajibannya.
melaksanakan kewajibannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada pada Asuransi Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada pada Asuransi adalah:
adalah:
1.
1. Subjek Subjek hukum hukum (penanggung (penanggung dan dan tertanggutertanggung);ng);
2.
2. PersetujuPersetujuan an bebas bebas antara antara penanggung penanggung dan dan tertanggung;tertanggung;
3.
3. Benda Benda asuransi asuransi dan dan kepentingakepentingan n tertanggung;tertanggung;
4.
4. Tujuan Tujuan yang yang ingin ingin dicapai;dicapai;
5.
5. Risiko Risiko dan dan premi;premi;
6.
6. EvenemenEvenemen (peristiwa yang tidak pasti) dan ganti (peristiwa yang tidak pasti) dan ganti kerugian;kerugian;
7.
7. Syarat-syarat Syarat-syarat yang yang berlaku;berlaku;
8.
8. Polis Polis asuransi.asuransi.
C.
C. Tujuan Tujuan AsuransiAsuransi 1.
1. Pengalihan Pengalihan RisikoRisiko
Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung.
penanggung.
2.
2. Pembayaran Pembayaran Ganti Ganti KerugianKerugian Jika suatu ketika sungguh
Jika suatu ketika sungguh – –sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkansungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung akan kerugian (risiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung akan dibayarkan ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah asuransinya.
dibayarkan ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah asuransinya.
Dalam prakteknya kerugian yang timbul itu dapat bersifat sebagian (
Dalam prakteknya kerugian yang timbul itu dapat bersifat sebagian ( partial loss partial loss),), tidak semuanya berupa kerugian total (
tidak semuanya berupa kerugian total (total losstotal loss). Dengan demikian, tertanggung). Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang mengadakan asuransi bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh
sungguh – –sungguh diderita.sungguh diderita.
Dalam pembayaran ganti kerugian oleh perusahaan asuransi berlaku prinsip Dalam pembayaran ganti kerugian oleh perusahaan asuransi berlaku prinsip subrogasi (diatur dalam pasal 1400 KUH Per) dimana penggantian hak si berpiutang subrogasi (diatur dalam pasal 1400 KUH Per) dimana penggantian hak si berpiutang (tertanggung) oleh seorang pihak ketiga (penanggung/pihak asuransi)
(tertanggung) oleh seorang pihak ketiga (penanggung/pihak asuransi) – – yang yang membayar kepada si berpiutang (nilai klaim
membayar kepada si berpiutang (nilai klaim asuransi)asuransi) – – terjadi baik karena terjadi baik karena persetujuan maupun karena undang-undang.
persetujuan maupun karena undang-undang.
E.
E. Batalnya Batalnya AsuransiAsuransi
Suatu
Suatu pertanggungan atau pertanggungan atau asuransi asuransi karena pada karena pada hakekatnya adalah hakekatnya adalah merupakanmerupakan suatu perjanjian maka ia dapat pula diancam dengan risiko batal atau dapat dibatalkan suatu perjanjian maka ia dapat pula diancam dengan risiko batal atau dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat syahnya perjanjian sebagaimana ditentukan dalam Pasal apabila tidak memenuhi syarat syahnya perjanjian sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata.
1320 KUH Perdata.
Selain itu KUHD mengatur tentang ancaman batal apabila dalam perjanjian asuransi:
Selain itu KUHD mengatur tentang ancaman batal apabila dalam perjanjian asuransi:
1.
1. Memuat keteMemuat keterangan yang rangan yang keliru atau keliru atau tidak benatidak benar atau bila r atau bila tertangguntertanggung tidakg tidak memberitahukan hal-hal yang diketahuinya sehingga apabila hal itu disampaikan memberitahukan hal-hal yang diketahuinya sehingga apabila hal itu disampaikan kepada penanggung akan berakibat tidak ditutupnya perjanjian asuransi tersebut kepada penanggung akan berakibat tidak ditutupnya perjanjian asuransi tersebut ((Pasal 251 KUHDPasal 251 KUHD););
2.
2. Memuat suatu Memuat suatu kerugian yang kerugian yang sudah ada sudah ada sebelum perjanjian sebelum perjanjian asuransi ditandatanganiasuransi ditandatangani ((Pasal 269 KUHDPasal 269 KUHD););
3.
3. memuat memuat ketentuan ketentuan bahwa bahwa tertanggtertanggung ung dengan dengan pemberitahupemberitahuan an melalui melalui pengadilanpengadilan membebaskan si penanggung dari segala kewajibannya yang akan datang (
membebaskan si penanggung dari segala kewajibannya yang akan datang ( PasalPasal 272 KUHD
272 KUHD););
4.
4. Terdapat suatu Terdapat suatu akalan cerakalan cerdik, penipuandik, penipuan, atau kecura, atau kecurangan si tengan si tertanggung rtanggung ((Pasal 282Pasal 282 KUHD
KUHD););
5.
5. Apabila Apabila objek objek pertanggungapertanggungan n menurut peraturan menurut peraturan perundang-perundang-undangan undangan tidak tidak bolehboleh diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik kapal Indonesia atau kapal asing yang diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik kapal Indonesia atau kapal asing yang digunakan untuk mengangkut objek pertanggungan menurut peraturan perundang- digunakan untuk mengangkut objek pertanggungan menurut peraturan perundang- undangan tidak boleh diperdagangkan (
undangan tidak boleh diperdagangkan (Pasal 599 KUHDPasal 599 KUHD).).
Terhadap pelanggaran ketentuan yang dilakukan Penanggung dan Tetanggung dapat Terhadap pelanggaran ketentuan yang dilakukan Penanggung dan Tetanggung dapat dikenakan sanksi berupa:
dikenakan sanksi berupa:
1.
1. Sanksi AdmiSanksi Administratif, (berlnistratif, (berlaku hanya aku hanya untuk perusauntuk perusahaan perasuhaan perasuransian, bukan ransian, bukan padapada tertanggung)
tertanggung)
Setiap Perusahaan Perasuransian yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Setiap Perusahaan Perasuransian yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No.73 tahun 1992 tertanggal 30 Oktober 1992 tentang Penyelenggaraan Pemerintah No.73 tahun 1992 tertanggal 30 Oktober 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (“PP No.73/1992”) serta peraturan pelaksanaannya yang
Usaha Perasuransian (“PP No.73/1992”) serta peraturan pelaksanaannya yang berkenaan dengan:
berkenaan dengan:
a.
a. Perizinan Perizinan usaha;usaha;
b.
b. Kesehatan Kesehatan keuangan;keuangan;
c.
c. PenyelenggarPenyelenggaraan aan usaha;usaha;
d.
d. Penyampaian Penyampaian laporan;laporan;
e.
e. Pengumuman neraca Pengumuman neraca dan dan perhitungperhitungan an laba laba rugi rugi atau atau tentatentang ng pemeriksaanpemeriksaan langsung;
langsung;
dikenakan sanksi peringatan, sanksi pembatasan kegiatan usaha dan sanksi dikenakan sanksi peringatan, sanksi pembatasan kegiatan usaha dan sanksi pencabutan izin usaha (
pencabutan izin usaha (Pasal 37 PP No.73/1992 Pasal 37 PP No.73/1992 ).).
Tanpa mengurangi ketentuan Pasal 37, maka terhadap:
Tanpa mengurangi ketentuan Pasal 37, maka terhadap:
a.
a. Perusahaan Asuransi Perusahaan Asuransi atau atau Perusahaan Reasuransi Perusahaan Reasuransi yang yang tidak tidak menyampaikamenyampaikann laporan keuangan tahunan dan laporan operasional tahunan dan atau tidak laporan keuangan tahunan dan laporan operasional tahunan dan atau tidak mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi, sesuai dengan jangka waktu mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi, sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, dikenakan denda administratif Rp. 1.000.000.000 (satu juta yang ditetapkan, dikenakan denda administratif Rp. 1.000.000.000 (satu juta Rupiah) untuk setiap hari k
Rupiah) untuk setiap hari keterlambataneterlambatan;;
b.
b. Perusahaan Pialang Perusahaan Pialang Asuransi atau Asuransi atau Perusahaan Pialang Perusahaan Pialang Reasuransi yang Reasuransi yang tidaktidak menyampaikan laporan operasional tahunan sesuai dengan jangka waktu yang menyampaikan laporan operasional tahunan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dikenakan denda administratif Rp. 500.000 (lima ratus ribu Rupiah) ditetapkan dikenakan denda administratif Rp. 500.000 (lima ratus ribu Rupiah) untuk setiap hari keterlambatan (
untuk setiap hari keterlambatan (Pasal 38 PP No.73/1992 Pasal 38 PP No.73/1992 ).).
2.
2. Sanksi Sanksi Pidana.Pidana.
Sanksi pidana dikenakan pada kejahatan perasuransian yang diatur dalam Sanksi pidana dikenakan pada kejahatan perasuransian yang diatur dalam Pasal 21 UU Asuransi, berikut ini:
Pasal 21 UU Asuransi, berikut ini:
a. Terhadap pelaku utama a. Terhadap pelaku utama
Orang yang menjalankan atu menyuruh menjalankan usaha perasuransian tanpa Orang yang menjalankan atu menyuruh menjalankan usaha perasuransian tanpa izin usaha, menggelapkan premi asuransi, menggelapkan dengan cara
izin usaha, menggelapkan premi asuransi, menggelapkan dengan cara mengalihkan, menjaminkan, dan atau mengagunkan tanpa hak kekayaan mengalihkan, menjaminkan, dan atau mengagunkan tanpa hak kekayaan
Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau perusahaan Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau perusahaan Reasuransi, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun Reasuransi, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta Rupiah).
dan denda paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta Rupiah).
b. Terhadap pelaku pembantu b. Terhadap pelaku pembantu
Orang yang menerima, menadah, membeli, atau mengagunkan atau menjal Orang yang menerima, menadah, membeli, atau mengagunkan atau menjal kembali kekayaan perusahaan hasil penggelapan dengan cara tersebut yang kembali kekayaan perusahaan hasil penggelapan dengan cara tersebut yang diketahuinya atau patut diketahuinya bahwa barang
diketahuinya atau patut diketahuinya bahwa barang – –barang tersebut adalahbarang tersebut adalah kekayaan Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau kekayaan Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau Perusahaan Reasuransi, dianjam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) Perusahaan Reasuransi, dianjam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta Rupiah).
tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta Rupiah).
c. Terhadap pemalsu dokumen c. Terhadap pemalsu dokumen
Orang yang secara sendiri
Orang yang secara sendiri – –sendiri atau bersamasendiri atau bersama – –sama melakukan pemalsuansama melakukan pemalsuan atas dokumen Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atas dokumen Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau Perusahaan Reasuransi, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 atau Perusahaan Reasuransi, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta Rupiah).
Rupiah).
BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP
Simpulan Simpulan
1.
1. Asuransi merupakan salah Asuransi merupakan salah satu cara satu cara pembayaran ganti pembayaran ganti rugi rugi kepada pihak kepada pihak yangyang mengalami musibah, yang dananya diambil dari iuran premi seluruh peserta mengalami musibah, yang dananya diambil dari iuran premi seluruh peserta asuransi.
asuransi.
2.
2. Unsur-unsur yang Unsur-unsur yang harus harus ada ada pada asuransi; pada asuransi; subjek hukum,subjek hukum, persetujuan bebaspersetujuan bebas
antara penanggung dan tertanggung, benda asuransi dan kepentingan tertanggung, antara penanggung dan tertanggung, benda asuransi dan kepentingan tertanggung, tujuan yang ingin dicapai, Risiko dan premi,
tujuan yang ingin dicapai, Risiko dan premi, EvenemenEvenemen (peristiwa yang tidak pasti) (peristiwa yang tidak pasti) dan ganti kerugian, syarat-syarat yang berlaku, dan polis asuransi.
dan ganti kerugian, syarat-syarat yang berlaku, dan polis asuransi.
3.
3. Asuransi bertujuan Asuransi bertujuan sebagai pengalihan sebagai pengalihan risiko dan risiko dan pembayaran ganti pembayaran ganti kerugian.kerugian.
4.
4. Suatu Suatu pertanggungan pertanggungan atau atau asuransi asuransi karena karena pada pada hakekatnya hakekatnya adalah adalah merupakanmerupakan suatu perjanjian maka ia dapat pula diancam dengan risiko batal atau dapat
suatu perjanjian maka ia dapat pula diancam dengan risiko batal atau dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat
dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat syahnya perjanjian.syahnya perjanjian.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
1.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Nomor 2 Tahun 1992 Tahun 1992 tentang Usahatentang Usaha Perasuransian.
Perasuransian.
2.
2. UndangUndang – – Undang Usaha Perasuransian Jaminan Sosial Tenaga Kerja Perbankan. Undang Usaha Perasuransian Jaminan Sosial Tenaga Kerja Perbankan.
1992
1992 . Jakarta: Penerbit CV. Eko Jaya.. Jakarta: Penerbit CV. Eko Jaya.
3.
3. Kitab Undang-Undang HKitab Undang-Undang Hukum Dagang. ukum Dagang. Cetakan IV. Cetakan IV. Citra Umbara, Citra Umbara, Bandung. 2010.Bandung. 2010.
4.
4. Prof. DrProf. Dr. Wirjo. Wirjono Prono Prodjodikorodjodikoro, S.H.. , S.H.. 1986.1986. Hukum Asuransi di IndonesiaHukum Asuransi di Indonesia, Penerbit, Penerbit PT Intermasa.
PT Intermasa.
5.
5. H. MashuH. Mashudi, SH. Mdi, SH. MH dan H dan Moch. ChiMoch. Chidir Ali, dir Ali, SH. (Alm.). SH. (Alm.). 1995.1995. Hukum Asuransi Hukum Asuransi ,, Penerbit CV. Mandar Maju.
Penerbit CV. Mandar Maju.
6.
6. Prof. Prof. Abdulkadir Abdulkadir Muhammad, Muhammad, SH.. SH.. 1999.1999. Hukum Asuransi IndonesiaHukum Asuransi Indonesia. Bandung:. Bandung:
Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
7.
7. Hasanuddin Hasanuddin Rahman, Rahman, S.H.. S.H.. 1995.1995. Aspek Aspek – – Aspek Hukum Pe Aspek Hukum Pemberian Kredmberian Kreditit Perbankan di Indonesia
Perbankan di Indonesia. Bandung: Penerbit PT. Citra . Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.Aditya Bakti.