254
Penguatan Kompetensi Profesional Guru ISMUBA di Kota Malang: Pelatihan Manajemen Pengelolaan Pembelajaran
Berbasis Humanistik
Dina Mardiana1*, I’anatut Thoifah2, Umiarso3
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang Jl.
Raya Tlogomas 246 Malang
Email corespondensi : [email protected]
ABSTRAK
Kompetensi profesional guru memberikan peranan penting dalam pembelajaran, terutama masa peralihan pembelajaran di masa pandemic covid-19 ke Endemi.
Kompetensi profesional menjadi kunci dalam mempersiapkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Tidak hanya pembebanan tugas pada peserta didik untuk menggugurkan proses belajar mengajar di kelas, tetapi kompleksitas pembelajaran mengharuskan guru lebih ekstra dalam berinovasi dan kreativitas dalam menciptakan pembelajaran yang maksimal. Pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru ISMUBA se- Kota Malang, melalui kegiatan pengabdian masyarakat pelatihan manajemen pengelolaan pembelajaran berbasis humanistik. Metode pelaksanaan pengabdian dimulai dari pemberian materi, kemudian dilanjutkan pelatihan dan pendampingan untuk mencapai target luaran keterampilan pengelolaan pembelajaran humanis. Manfaat pengabdian terletak pada efisiensi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, sehingga pembelajaran bisa menyenangkan dan tidak membebankan peserta didik.
Kata kunci: Kompetensi Profesional Guru, Guru ISMUBA, Manajemen Pengelolaan Pembelajaran
PENDAHULUAN
Guru merupakan pendidik yang memiliki tugas utama mentransformasikan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, salah satunya melalui pendidikan (UU No.12, 2012). Selain itu, menurut Seprini menjelaskan bahwa sebagai seorang guru juga harus mengerahkan semua kompetensi sebagai wujud profesionalisme yang dimiliki (Saprini, 2014). Profesionalisme guru berhubungan erat dengan mutu pendidikan, hal tersebut dikarenakan proses belajar mengajar inti dari pendidikan sangatlah bergantung pada tenaga pendidik yang professional untuk mewujudkan hasil pendidikan yang berkualitas (Al-Rasyid, 2015).
Sebagai usaha perwujudan profesionalisme tersebut hadirlah sebuah wadah pengembangan kompetensi yang disebut dengan KKG (Kelompok Kerja Guru) (Khasanah, 2019). KKG ISMUBA disini memberikan perannya dalam mengoptimalkan pengembangan kompetensi guru melalui pelatihan, seminar, dan pendampingan. Namun, peralihan dari masa pandemic Covid-19 ke Endemi membutuhkan inovasi dan kreativitas lebih, sehingga dalam hal ini untuk melengkapi
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303
255 peran aktif guru ISMUBA dalam memberikan penguatan dan pembaruan pembelajaran yang menarik, kami melakukan kolaborasi akademik melalui pengabdian ini.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pengabdi di lapangan menunjukkan bahwa dari segi SDM guru ISMUBA di kota Malang belum cukup maksimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih banyaknya guru yang tidak linier antara kelulusan dengan matapelajaran yang di ampunya, sehingga penyampaian pembelajaran di kelas terfokus pada buku modul dengan cara pemberian tugas.
Fenomena tersebut berkelindan dengan beberapa hasil temuan riset yang mengemukakan bahwa faktor kurangnya inovasi dan updrade guru selama proses pembelajaran berimplikasi pada hadirnya pembelajaran yang membosankan, serta proses mengajar menjadi tidak inspiratif dan monoton (Nurhamidah, 2018) dan (Rohman, 2016).
Pada sisi lain, dari segi sosial dan budaya akademik guru ISMUBA di Kota Malang masih kurang, bahwa untuk membentuk sosial dan budaya akademik masih sulit direalisasikan. Hal tersebut dikarenakan aktivitas dan rutinitas guru yang multifungsi (menjadi guru dan menjalankan aktivitas lainnya), terutama di masa peralihan pandemic ke endemi ini. Selain itu, belum terbiasanya guru dan murid dengan pembelajaran peralihan menjadi kendala tersendiri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Lathif bahwa meski kegiatan KKG dinilai efektif namun lemah pada kegiatan seminar, pelatihan, lokakarya, pendampingan dan diskusi panel (Lathif, 2019).
Berpijak pada fenomena dan problematika tersebut, tim pengabdi mensinyalir bahwa manajemen tentang sumber daya manusia (SDM) untuk pengembangan pembelajaran yang menyenangkan dan humanis belum terlaksana. Hal ini dikarenakan terbatasnya SDM dalam meningkatkan kompetensi profesional guru melalui pengelolaan kelas, proses pembelajaran dan eveluasinya. Oleh sebab itu, tim pengabdi merencanakan untuk melaksanakan pelatihan dan pendampingan pada guru ISMUBA di wilayah Kota Malang. Dengan adanya pelatihan ini, tim dan mitra menyediakan sarana dan prasarana untuk kelancaran pelatihan dan pendampingan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini Berdasarkan penjelasan tersebut, tim pengabdi merumuskan kegiatan penguatan kembali sebagai upaya pemaksimalan pembelajaran masa endemi melalui pelatihan manajemen pengelolaan kelas berbasis humanistik. Esensi pelatihan yang diberikan tim pengabdi terletak pada peningkatan kompetensi profesional guru dimana seorang guru tidak hanya terpaku pada akses Learning Management System (LMS) yang sudah ada, tetapi juga kemampuan menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Artinya, pembelajaran tidak hanya satu arah namun berlangsung secara bersama-sama. Hal ini merupakan upaya penyelesaian permasalahan yang ada dan penguatan kompetensi profesional guru sebagai upaya terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membebankan peserta didik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengabdian masyarakat yang dilakukan tim pengabdi melalui riset ini merupakan bentuk pengabdian kemitraan yang bekerjasama dengan lembaga pendidikan Muhammadiyah di Kota Malang. Tujuan kegiatan pengabdian ini ialah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru-guru ISMUBA yang mengajar di
256
sekolah Muhammadiyah Kota Malang. Sebagai lembaga pendidikan yang telah dikenal oleh masyarakat luas, kegiatan pengabdian ini menjadi media yang tepat bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk meningkatkan kompetensi profesional para guru yang dimilikinya. Disamping itu, dengan adanya kegiatan pelatihan manajemen pengelolaan kelas berbasis humanistik ini, secara tidak langsung akan mempu meningkatkan kualitas personal peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
1. Tahap Perencanaan: Koordinasi Tim Pengabdi dengan Guru ISMUBA Kota Malang
Tim pengabdi mengawali rangkaian kegiatan pendampingan dengan melakukan survei awal. Tujuan dari survei yang dilakukan tersebut ialah untuk mengetahui tingkat kemampuan kompetensi profesional sebelum dilaksanakannya pelatihan. Survei dilakukan pada sejumlah sekolah Muhammadiyah yang berlokasi di wilayah Kota Malang. Sekolah-sekolah tersebut mengimplementasikan ISMUBA sebagai mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh para peserta didiknya.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan tersebut, tim pengabdi merencanakan teknis pelaksanaan pendampingan dalam bentuk pelatihan pengelolaan kelas pada guru ISMUBA pada hari Rabu tanggal 9 November 2022 melalui platform daring Zoom Meeting.
2. Tahap Pelaksanaan: Pemberian Materi dan Pendampingan kepada Guru ISMUBA Kota Malang
Pelaksanaan pengabdian ini berkolaborasi dengan guru ISMUBA Kota Malang berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang membutuhkan penyelesaian dengan SDM yang memadai dengan pelatihan yang terdiri dari gabungan tiga materi dan praktik pelaksanaan dengan pendampingan dari tim pengabdi.
Tim pengabdi melakukan pendampingan dan monitoring bersama dengan mitra dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian untuk mendapatkan hasil pelatihan secara maksimal. Adapun materi yang disampaikan dalam momen pelatihan tersebut, antara lain:
1. Definisi Kompetensi Profesional Guru
Profesional diartikan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atu norma tertentu, serta memerlukan pendidikan profesi (Pasal 1 Undang-undang Nomer 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). sedangkan kompetensi profesional diartikan kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, serta memungkinkan membimbing peserta didik sesuai standar nasional pendidikan.
Dalam menunaikan tugas mengajarnya, seorang guru hendaknya memiliki kemampuan -baca: kompetensi- sesuai dengan amanah perundang-undangan yang berlaku, salah satu diantaranya termaktub dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen yang meliputi kompetnsi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Secara lebih detail, Standar Nasional Pendidikan penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa kompetensi profesional dimaknai sebagai kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303
257 komprehensif. Dalam konteks ini, kemampuan penguasaan tersebut memungkinkan pendidik untuk membimbing peserta didiknya dalam memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
2. Unsur-unsur Kompetensi Profesional Guru
Beragam referensi yang membahas tentang kompetensi profesional guru, menggiring pada klasifikasi unsur-unsur kompetensi profesional guru, di antaranya ialah:
a. Pengertian dan penerapan basis kependidikan, baik dari aspek filosofis, sosiologis, maupun psikologis.
b. Pengertian dan penerapan teori belajar, sebagaimana tahap perkembangan peserta didik.
c. Penanganan dan pengembangan bidang studi yang menjadi tanggungjawab pendidik.
d. Penerapan metode pembelajaran yang bervariatif.
e. Pengembangan berbagai media, alat, serta sumber belajar yang kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
f. Pengorganisasian dan pelaksanaan program pembelajaran. g. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik.
h. Penumbuhkembangan kepribadian peserta didik.
Dari klasifikasi tersebut, maka dapat ditarik sebuah simpulan utama tentang unsur- unsur pembelajaran berbasis humanistik, yaitu kemampuan seorang pendidik dalam Menyusun materi pokok atau materi pembelajaran; serta kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pokok atau materi pembelajaran tersebut.
3. Pembelajaran Berbasis Humanistik
Pembelajaran berbasis humanistik berpancang pada semangat “memanusiakan manusia”. Dalam hal ini, peserta didik memiliki peran sebagai manusia utuh yang dibekali dengan potensi di dalam dirinya. Terminologi tersebut memberikan makna tersirat bahwa peserta didik dipandang sebagai manusia dengan segala potensi fitrah yang harus dikembangkan secara optimal. Potensi tersebut terbagi atas potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Konsep pembelajaran berbasis humanistik menekankan pada pemberian ruang yang lebih kepada para peserta didik untuk melakukan kreasi-kreasi, sekaligus berimajinasi dalam proses belajarnya, sehingga dapat memiliki dampak pada meningkatnya sika kritis dan kemampuan bernalar logis pada diri peserta didik itu sendiri.
Selanjutnya, Tilaar memberikan penegasannya bahwa pembelajaran berbasis humanistik merupakan suatu model pembelajaran yang berfokus pada potensi tiap manusia dan berpancang pada tiga pilar utama (Tilaar, 2003), yakni:
a. Pengembangan sikap toleran, empati, dan simpati kepada peserta didik.
b. Membangun sikap saling percaya (mutual trust) antara pendidik dan peserta didiknya.
c. Memelihara rasa saling pengertian (mutual understanding) antara pendidik dan peserta didiknya.
258
Gambar 1. Dokumentasi pelaksanaan pelatihan Pengelolaan kelas kepada guru ISMUBA melalui media Zoom Meeting
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303
259 3. Tahap Evaluasi: Survei Kepuasan dan Evaluasi Internal
Evaluasi kegiatan pelatihan pengelolaan kelas pada guru ISMUBA dilakukan oleh tim pengabdi melalui survei kepuasan peserta pelatihan dan pendampingan bersama guru ISMUBA kota Malang, serta melalui evaluasi.
Survei kepuasan peserta pelatihan dilakukan menggunakan media Google Form (GForm) yang dibagikan kepada para peserta setelah pelatihan berakhir. Melalui survei kepuasan tersebut, tim pengabdi memiliki data rekap ketercapaian target pelatihan, sekaligus tingkat kepuasan peserta terhadap materi yang telah disampaikan oleh tim pengabdi.
Bentuk kedua rangkaian penutup sesi pelatihan ialah melalui evaluasi internal yang dilakukan oleh tim pengabdi bersama mitra secara bersama-sama. Evaluasi tersebut salah satunya ialah melalui sesi “refleksi” atas materi yang telah disampaikan.
Beberapa peserta memanfaatkan sesi ini dengan memberikan pertanyaan kepada tim pengabdi melalui redaksi “Bagaimana cara yang efektig bagi kami para guru untuk menerapkan pembelajaran humanistik kepada murid-murid kami?”.
Menanggapi respon peserta dalam bentuk pertanyaan tersebut, tim pengabdi memberikan jawaban bahwa untuk menerapkan pembelajaran berbasis humanistik, pada dasarnya ada beberapa strategi yang perlu dilakukan oleh guru, di antaranya ialah:
a. Guru menentukan tujuan, materi, strategi, metode, dan evaluasi pembelajaran yang hendak dilakukan pada peserta didiknya.
b. Guru hendaknya berpijak pada prinsip “meningkatkan kualitas interpersonal dalam proses pembelajaran”
c. Guru Guru selayaknya memiliki pola pengelolaan kelas dalam tiga cara: (1). Perhatikan potensi keragaman peserta didik. Misal: ajukan pertanyaan pada diri guru “Berapa banyak yang bisa dilakukan oleh anak didikku?”, “Bagaimana aku bisa membantu mereka untuk melakukannya dengan lebih baik?”; (2). Bangun relasi interaktif-harmonis dengan peserta didik; (3). Arahkan peserta didik untuk melakukan self-regulated learning.
SIMPULAN
Riset ini menyimpulkan bahwa:
1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai pengelolaan pembelajaran berbasis humanistik pada guru ISMUBA se-Kota Malang telah terlaksana dengan baik.
2. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai pengelolaan pembelajaran berbasis humanistik pada guru ISMUBA se-Kota Malang mendapatkan respon yang antusias dari para peserta.
3. Didapatkan beberapa pertanyaan dari peserta pelatihan mengenai teknik pengelolaan pembelajaran berbasis humanistik, dan telah diberikan jawaban oleh tim pengabdi.
260
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, BAB I, Pasal 1, Ayat 14.
Seprini & Isa Setya Ningrum. Strategi Meningkatkan Kompetensi Dosen Universitas Pasir Pengaraian Melalui Pendidikan dan Pelatihan. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, Vol.3, No. 2, Edisi Juli 2014. hlm. 117-138.
Nurhamidah, Iin. Problematika Kompetensi Pedagogi Guru Terhadap Karakteristik Peserta Didik. Jurnal Teori dan Praktis Pembelajaran IPS. Vol. 3, No. 1. 2018. hlm.27-38.
Rohman, Miftahur. Problematika Guru dan Dosen dalam Sistem Pendidikan di Indonesia.Cendekia Vol 14 No 1, 2016. hlm. 49-71.
Al-Rasyid, Harun. Fungsi Kelompok Kerja Guru (KKG) bagi Pengembangan Keprofesionalan Guru Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar. Vol. 24, No. 2.
2015. hlm. 143-150.
Khasanah, Nur, dkk. Analisis Peran Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) bagi Kompetensi Profesionalisme Guru Sekolah dasar dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Gugus MT Haryono. Sendika: Seminar Pendidikan Nasional. Vol 1, No. 1.2019. hlm. 30-41.
Lathif, Fahmi dan Slamet. Evaluasi Kegiatan Kelompok Kerja Guru di Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap. Jurnal Akuntabilitas Vol. 7, No. 7. 2019. hlm. 109- 119.
Tilaat, H.A.R. 2003. “Kekuasaan dan Pendidikan: Suatu Tinjauan dari Perspektif Kultural”. Magelang: Indonesia Tera