• Tidak ada hasil yang ditemukan

2567 6109 2 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2567 6109 2 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENENGAH SEKTOR MANUFAKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MAKASSAR

Siswati Rachman

Dosen Politeknik Nasional, Makassar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis pengaruh kuantitas tenaga kerja, nilai investasi dan nilai produksi UKM sektor manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar baik secara parsial maupun simultan. Teknik analisis data menggunakan teknik kuantitatif dengan pendekatan statistik desktriptif dan inferensial (Multiple Regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang merupakan indikator dari perkembangan Usaha Kecil dan Menengah sektor manufaktur (indusri kecil) yang terdiri atas tenaga kerja, nilai investasi dan nilai produksi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja, nilai investasi, dan nilai produksi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar adalah variabel nilai produksi.

Kata Kunci: UKM, tenaga kerja, investasi, nila produksi, dan pertumbuhan ekonomi.

PENDAHULUAN

Kemiskinan merupakan momok yang menakutkan bagi siapapun baik secara individu terlebih lagi dalam suatu negara. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap kesehatan, pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian memahaminya secara subjektif dan komperatif, sementara yang lainnya melihat dari sisi moral evaluatif, dan yang lainnya memahami dari sudut ilmiah.

Krisis ekonomi dari tahun 1998 dan kemudian menyusul tahun 2008 telah menyebabkan tingginya tingkat inflasi, pengagguran, dan kemiskinan. Pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin diperkirakan 39,05 juta orang (17,75%), naik 3,95 juta dari tahun sebelumnya yang berjumlah 35,10 juta (Berita Resmi Statistik No. 47 / IX/1 September 2006).

Data ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara berkembang yang tidak mampu keluar dari krisis sehingga gagal dalam melaksanakan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu sendiri didefenisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan perdapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh

(2)

perbaikan sistem kelembagaan. Lebih jauh Todaro (Subandi, 2011) mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara ditunjukkan dalam tiga nilai pokok yaitu: (1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, (2) meningkatkan harga diri masyarakat sebagai manusia, (3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih. Di negara sedang berkembang termasuk Indonesia UMKM juga berperan sangat penting, khususnya dari perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan, dan pengurangan kemiskinan serta pembangunan ekonomi pedesaan. Setidaknya terdapat tiga indikator yang menunjukkan peran penting UMKM dalam perekonomian : 1) Jumlah usahanya yang banyak dan ada dalam setiap sektor ekonomi. Data BPS tahun 2007 mencatat bahwa jumlah UMKM mencapai 99,99% dari total unit usaha di Indonesia. 2) UMKM mempunyai potensi besar dalam penyerapan tenaga kerja. Hingga tahun 2013, sektor UMKM menyerap 99,8% dari total angkatan kerja yang bekerja. Dari setiap rupiah investasi di UMKM dapat menciptakan lebih banyak tenaga kerja dibandingkan dengan investasi yang sama di usaha besar. 3) UMKM memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan nasional. UMKM mampu menyumbang 56%

dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2013. (www.depkop.go.id) Usaha Mikro Kecil dan Menengah diharapkan tidak hanya sebagai sumber penting peningkatan kesempatan kerja, tetapi juga dapat mendorong perkembangan dan pertumbuhan ekspor di Indonesia, khususnya di sektor industri manufaktur. Sayangnya hingga saat ini, UMKM Indonesia masih belum kuat dalam ekspor walaupun berdasarkan data Menengkop dan UKM, nilai ekspornya setiap tahun mengalami peningkatan. Perkembangan dan pertumbuhan UKM merupakan salah satu motor penggerak yang krusial bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di banyak negara di dunia. Peranan UKM dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu diindikasikan dengan pertumbuhan PDB. Pertumbuhan PDB dipengaruhi oleh beberapa variabel yang berkaitan dengan perkembangan UKM yang terdiri dari : Tenaga Kerja UKM, Jumlah unit UKM, ekspor, dan Investasi UKM.

Pembangunan ekonomi di Kota Makassar merupakan bagian integral dari upaya pembangunan nasional yang harus dilaksanakan dan diselaraskan secara terpadu antara sektor yang satu dan sektor yang lain. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Kota Makssar agar dapat mencapai full employment tentu diperlukan langkah- langkah strategis.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mendorong pertumbuhan UKM, karena sektor inilah yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan mendorong peningkatan investasi. Agar upaya tersebut lebih efektif, maka perlu adanya suatu kajian mengenai perkembangan sektor UKM di kota Makkasar.

UKM memiliki banyak sektor unit usaha, salah satunya adalah sektor manufaktur. Di kota Makasar sektor manufaktur merupakan penyumbang kedua terbesar terhadap PDRB kota Makasar setelah perdagangan. Tabel di bawah ini menggambarkan jumlah tenaga kerja, jumlah investasi dan nilai (biaya) produksi yang dihasilkan oleh industri kecil di Kota Makassar tahun 2012.

Secara faktual dengan jumlah yang cukup banyak (1490), atau pertumbuhannya sekitar 17,83% dan peningkatan nilai tambah rata-rata pertahun (2008-2012) adalah 6,09%

(BPS SUL SEL) maka UKM pada sektor manufaktur memilikit potensi yang cukup signifikan

(3)

apabila dikembangkan dan diharapkan nantinya mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi serta meningkatkan penyerapan investasi sehingga pelaku UMKM tersebut nantinya akan meningkatkan skala produksinya Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan di atas, maka penelitian tentang Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Sektor Manufaktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar perlu dilakukan.

KAJIAN TEORI

Konsep dan Defenisi UMKM

Definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM. Dalam Bab 1 (Ketentuan Umum), Pasal 1 dari UU tersebut, dinyatakan bahwa UMI adalah usaha produktif milik orang perorangan yang memenuhi kriteria UMI sebagaimana diatur dalam UU tersebut. UK adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang- perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah (UM) atau Usaha Besar (UB) yang memenuhi kriteria UK sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut. Sedangkan UM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang- perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari UMI, UK, atau UB yang memenuhi kriteria UM sebagaimana dimaksud dalan UU tersebut.

Dengan kriteria ini, Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai asset paling banyak 50 juta, atau dengan hasil penjualan tahunan paling besar 300 juta; usaha kecil dengan nilai asset lebih dari 50 juta sampai dengan paling banyak 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta hingga maksimum Rp 2.500.000.000; dan usaha menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 100 milyar atau memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2.500.000.000 sapai paling tinggi Rp 50 milyar.adalah unit usaha

Di dalam literatur diakui secara luas bahwa di negara sedang berkembang, UMKM sangat penting karena karakteristik-karakteristik utama mereka yang berbeda dengan usaha besar, yakni: (1) Jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi jumlah usaha besar, terutama dari kategori usaha mikro dan usaha kecil. Berbeda dengan usaha baru dan usaha menengah , usaha mikro dan usaha kecil tersebar di seluruh pelosok perdesaan, termasuk di wilayah-wilayah yang relatif terisolasi.. (2) Karena sangat padat karya, yang berarti mempunyai potensi pertumbuhan kesempatan kerja sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai elemen penting dari kebijakan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan terutama bagi masyarakat miskin. (3) Tidak hanya mayoritas dari UMKM, terutama usaha mikro, di negara sedang berkembang khusunya di perdesaan, kegiatan- kegiatan produksi dari kelompok usaha ini juga, pada umumnya, berbasis pertanian. Karena itu, upaya-upaya pemerintah mendukung UMKM sekaligus juga merupakan cara tak langsung namun efektif untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan produksi di sektor pertanian.

(4)

(4) UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih “cocok” (jika dibandingkan dengan teknologi-teknologi canggih yang umum dipakai oleh perusahaan-perusahaan modern/Usaha Besar) terhadap proporsi dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal yang ada di negara sedang berkembang, yakni sumber daya alam (SDA) dan tenaga kerja berpendidikan rendah yang berlimpah (walau jumlahnya bervariasi menurut negara atau wilayah di dalam sebuah negara), tetapi modal serta sumber daya manusia (SDM), atau tenaga kerja berpendidikan tinggi sangat terbatas. (5) Banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan banyak UMKM bisa bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda krisis besar tahun 1997/1998. (6) Walau pada umumnya masyarakat perdesaan miskin, banyak bukti menunjukkan bahwa mereka bisa menabung, dan bersedia ambil resiko dengan melakukan investasi. Dalam hal ini, UMKM bisa menjadi titik awal bagi mobilisasi tabungan/investasi di perdesaan. (7) Terbukti bahwa pada umumnya pengusaha-pengusaha UMKM membiayai sebagian besar operasi-operasi bisnis mereka dengan tabungan pribadi, ditambah dengan bantuan atau pinjaman dari saudara atau kerabat, atau dari para pemberi kredit informal, pedagang atau pengumpul, para pemasok bahan baku, dan pembayaran di muka dari para konsumen. Karena itu, kelompok usaha ini dapat memainkan peran penting lainnya, yaitu sebagai alat atau mengalokasikan tabungan-tabungan perdesaan, yang kalau tidak, akan digunakan untuk maksud-maksud yang tidak produktif. (8) Walau banyak barang yang diproduksi oleh UMKM juga untuk masyarakat kelas menengah dan atas (meski dalam proporsi yang kecil), terbukti secara umum pasar utama bagi UMKM adalah barang-barang konsumsi sederhana dengan harga relatif murah untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari masyarakat miskin atau berpendapatan rendah. Namun demikian banyak juga UMKM yang membuat barang-barang nonkonsumsi seperti peralatan produksi, berbagai macam mesin sederhana, bahan bangunan, pertanian, konstruksi, perdagangan, pariwisata dan transportasi. (9) Sebagai bagian dari dinamikanya, banyak juga UMKM yang mampu meningkatkan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi; walaupun negara berbeda mungkin mempunyai pengalaman berbeda pula dalam hal ini, tergantung pada banyak faktor (10) Keunggulan UMKM adalah tingkat fleksibilitasnya yang relatif tinggi terhadap pesaingnya (usaha besar).

Dalam Berry dkk (Tumbunan, 2012:5), kelompok usaha ini dilihat sangat penting di industry-industri yang tidak stabil atau ekonomi- ekonomi yang tidak menghadapi perubahan kondisi pasar yang cepat, seperti krisis ekonomi 1997/98 yang dialami oleh beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu: (Rahman, 2009): (1) Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal, (2) Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan, (3) Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan sub-konrak dan ekspor (3) Fast Moving Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB) Industri

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang Perindustrian, yang

(5)

menyebutkan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancangan dan perekayas aan industri. Pengertian industri juga meliputi semua perusahaan yang mempunyai kegiatan tertentu dalam mengubah secara mekanik atau secara kimia bahan-bahan or- ganis sehingga menjadi hasil baru. Menurut Badan Pusat Statistik, skala industri dibedakan menjadi 4 lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha, yaitu: (1) Industri besar : berkerja antara 100 orang atau lebih, (2) Industri sedang : bekerja antara 20 sampai 99 orang, (3) Industri kecil: bekerja antara 5 sampai 19 orang, (4) Industri rumah tangga. Industri kecil pada umumnya mempunyai struktur kurang mapan, modal dan pemasarannya lemah, dan produksi rendah. Disamping itu juga belum mendapat kepercayaan dari lembaga perkreditan formal untuk menjamin dan menambah modal dan pada umumnya industri kecil didirikan tanpa izin usaha dan tanpa prosedur resmi.

Tenaga Kerja

Ada 2 pengertian tenaga kerja menurut Ignatia Rohana Sitanggang dan Nachrowi Djalal (Sari, 2013) : (1) Tenaga kerja umumnya tersedia di pasar tenaga kerja, dan biasanya siap untuk digunakan dalam suatu proses produksi barang dan jasa. Kemudian perusahaan atau penerima tenaga kerja meminta tenaga kerja dari pasar tenaga kerja. Apabila tenaga kerja disebut bekerja, maka mereka akan mendapatkan jasa berupa upah/gaji. (2) Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam setiap perusahaan dalam mencapai tujuannya. Jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar, di satu sisi merupakan potensi sumber daya manusia yang dapat diandalkan, tetapi di sisi lain juga merupakan masalah besar yang berdampak pada berbagai sektor.

Investasi

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki biasanya berjangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang sebagai kompensasi secara profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang ditanggung. Keputusan investasi dapat dilakukan individu, dari investasi tersebut yang dapat berupa capital gain/loss dan yield. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset) dan investasi pada asset finansial (financial asset). Aset fisik adalah asset yang mempunyai wujud secara fisik, sedangkan asset finansial adalah surat-surat berharga yang pada umumnya adalah klaim atau aktiva riel dari suatu entitas. Alasan seorang investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai kekayaan yang dimiliki. Investasi juga dapat diartikan sebagai suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dalam hal ini adalah investasi yang dilakukan oleh investor pada sektor UMKM. Masih kurangnya minat investor asing ke Indonesia disebabkan oleh berbagai kendala, yang pada akhirnya menghambat usaha para investor atau menyebabkan pemindahan usaha ke negara lain.

(6)

Nilai Produksi

Menurut Sumarsono (Putra, 2012), nilai produksi adalah tingkat produksi atau keseluhan jumlah barang yang dihasilkan dalam suatu indutri. Naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, akan berpengaruh apabila permintaan hasil produksi barang perusahaan meningkat, maka produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya. Untuk maksud tersebut produsen akan menambah penggunaan tenaga kerjanya. Perubahan yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain: naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi, dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam proses produksi. Bertambahnya jumlah perusahaan di suatu daerah yang memproduksi barang yang sama diperkirakan akan meningkatkan jumlah produksi sehingga nilai output suatu daerah akan mengalami peningkatan. Para pengusaha akan meningkatkan kapasitas produksinya dengan sejumlah modal. Demikian juga dengan tenaga kerja, apabila jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan jumlahnya besar maka akan menghasilkan output yang besar pula, sehingga semakin banyak kemungkinan untuk terjadi penambahan output produksi atau tenaga kerja. Simanjuntak (Putra, 2012) menyatakan bahwa pengusaha mempekerjakan seseorang karena itu membantu memproduksi barang/jasa untuk dijual pada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akanbarang yang diproduksi.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional Bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh dan berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Defenisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan keniakan taraf hidup diukur dengan output riil perorang.nPertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki defenisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Pembangunan ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat baik dari segi tingkat pendidikan, distribusi pendapatan yang merata dan perubahan struktur ekonomi.

Produk Domestik Regional Bruto

Salah satu cara untuk melihat kemajuan perekonomian suatu daerah adalah dengan mencermati nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu biasanya dalam waktu satu tahun di suatu wilayah tertentu tanpa membedakan kepemilikann faktor-

(7)

faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi tersebut. Pendapatan regional didefenisikan sebagai nilai produksi barang- barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah selama satu tahun (Sukirno 1985), sedangkan menurut Tarigan (2005), pendapatan regional adalah tingkat pendapatan masyarakat pada suatu wilayah analis. Tingkat pendapatan regional dapat diukur dengan total pendapatan wilayah tersebut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan mengumpulkan data, menentukan nilai dan fungsi statistik termasuk pembuatan grafik dan gambar. (Wahyono, 2012 : 55). Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar dengan pertimbangan bahwa baik data maupun informasi yang dibutuhkan mudah diperoleh serta relevan dengan pokok permasalahan yang menjadi pokok penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) yang diberi simbol X dan variabel terikat (dependent variable) yang diberi simbol Y. Variabel bebasnya terdiri dari tiga macam variabel yaitu, Tenaga Kerja (X1), Investasi (X2), dan nilai produki (X3), . Variabel terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi (Y).

Populasi merupakan kumpulan dari seluruh elemen sejenis yang dibedakan menjadi objek penelitian. Populasi harus diberikan batasan yang tegas. Sampel adalah bagian (sebagian kecil) dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan elemen atau komponen-komponen dari kegiatan ekonomi yang memberikan konstribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan populasi yang ada, maka dipilih sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu: Tenaga Kerja UKM sektor manufaktur Kota Makassar tahun 2005-2012, Investasi UKM sektor manufaktur Kota Makassar tahun 2005-2012 ,nilai produksi UKM sektor manufaktur Kota Makassar tahun 2005- 2012

Teknik pengmpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka seperti skripsi, tesis dan jurnal dan penelitian lapangan untuk mendapatkan data sekunder dan informasi yang diperoleh dari dokumentasi atau catatan yang ada pada lembaga atau instansi yang terkait. Jenis data yang dibutuhkan adalah data kuantitatif berupa data sekunder, berasal dari BPS Propinsi Sulawesi Selatan, Dinas UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta sumber lain yang relevan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan statistik inferensial. Analisis terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi PDRB dengan membatasi hanya tiga variabel bebas yaitu Tenaga Kerja UKM, Investasi UKM, dan Nilai produksi UKM sector manufaktur di Kota Makkasar tahun 2005-2012 dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebagai dasar pengambilan keputusan sebagai hasil pengujian hipotesis, dilakukan dengan melihat tingkat signifikan dari koefisien regresi

(8)

antara variabel bebas dengan variabel terikat melalui beberapa pengujian secara statistic (uji f dan uji t), dan untuk pengolahan datanya menggunakan program Eviews ver. 0.7.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan eviews 7 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai koefisien regresi berganda

Variabel Nilai Koefisien Regresi Signifikansi

Constant 826.136 0.00

Tenaga Kerja UKM (X1) 2.60 .048

Investasi UKM (X2) 0.02 .044

Nilai produksi UKM (X3) 0.04 .007

Sumber : Hasil olah data

Jika memperhatikan kembali bentuk persamaan yang digunakan dalam penelitian ini:

LnY = α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3+ ei.

Dengan demikian persamaan model menjadi: Y = 26136 + 2605.76X1 + 0.023X2 + 0.042X3 + ei

1. Nilai constant (β0)

Berdasarkan tabel di atas, di mana nilai constant (α) sebesar 826.136 menyatakan bahwa jika tidak ada perubahan tenaga kerja(X1) Investasi (X2) dan nilai industri sektor UKM maka PDRB (Y) Kota makasar adalah sebesar Rp. 826.136 (milyar).

2. Tenaga Kerja (X1)

Berdasarkan tabel diatas dimana nilai koefisien regresi sebesar 2605.76 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 orang Tenaga Kerja (X1) maka nilai PDRB Kota Makassar (Y) meningkat sebesar Rp. 2.605.763 dan sebaliknya jika Tenaga kerja (X1) turun sebesar 1 orang maka Nilai PDRB (Y) Kota Makassar turun sebesar Rp.

2.605.763 Arah hubungan antara Tenaga Kerja (X1) dengan Nilai PDRB (Y) di Kota

(9)

Makassar adalah searah (+)., dimana kenaikan atau penurunan Tenaga Kerja akan mengakibatkan kenaikan dan penurunan Nilai PDRB Kota Makassar.

c. Investasi (X2)

Berdasarkan tabel diatas dimana nilai koefisien regresi sebesar 0.023 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp. 1 Investasi sektor UKM (X2) maka Nilai PDRB Kota Makassar (Y) meningkat sebesar Rp. 0.023 dan sebaliknya jika Investasi sektor UKM (X2) turun sebesar Rp. 1 orang maka Nilai PDRB (Y) Kota Makassar turun sebesar Rp. 0.023. Arah hubungan antara Investasi (X2) dengan Nilai PDRB (Y) di Kota Makassar adalah searah (+)., dimana kenaikan atau penurunan Investasi sektor UKM Kota Makassar akan mengakibatkan kenaikan dan penurunan Nilai PDRB Kota Makassar.

3. Nilai Produksi (X3)

Berdasarkan tabel diatas dimana nilai koefisien regresi sebesar 0.042 menyatakan bahwa setiap peningkatan Rp. 1 prroduksi sektor UKM (X3) maka Nilai PDRB Kota Makassar (Y) meningkat sebesar Rp. 0.042 dan sebaliknya jika nilai produksi sektor UKM (X3) turun sebesar Rp. 1 orang maka Nilai PDRB (Y) Kota Makassar turun sebesar Rp. 0.042. Arah hubungan antara nilai produksi (X3) dengan Nilai PDRB (Y) di Kota Makassar adalah searah (+)., dimana kenaikan atau penurunan nilai produksi sektor UKM Kota Makassar akan mengakibatkan kenaikan dan penurunan Nilai PDRB Kota Makassar.

Analisis koefisien determinasi

Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan Eviews 7 diperoleh hasil (R2) sebesar 0.998 yang artinya bahwa 99.81% variasi perubahan pertumbuhan ekonomi Kota Makassar dapat dijelaskan variabel Tenaga Kerja (X1) Investasi (X2). dan Nilai Produksi sektor UKM (X3) Sedangkan selebihnya sebesar 0.19 % dipengaruhi oleh variabel lain.

Uji Hipotesis 1. Uji F

Untuk mengetahui pengaruh variabel independent secara bersama sama terhadap variabel dependent, dilakukan uji Statistik F (Uji-F), Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : β1 = β2= β3 = 0

H1 ; sekurang-kurangnya satu nilai β tidak sama dengan nol

(10)

i

Kriteria pengujian adalah H0 ditolak atau H1 diterima, jika nilai F pada tabel lebih besar dari Fhitung, pada taraf signifikansi α = 0,05. Sebaliknya, jika nilai Fhitung ≤ dari nilai Ftabel, maka Ho diterima. Jika pengujian menyimpulkan bahwa Hipotesis dalam penelitian ini diterima atau dengan melihat nilai F Prob(F-statistic) jika nilai nilai F Prob(F-statistic) yang diperoleh lebih kecil dari α = 0.05, maka Hipotesis dalam penelitian ini diterima atau variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent dan sebaliknya jika nilai F Prob(F-statistic) lebih besar dari α = 0.05 maka hipotesis dalam penelitian ini ditolak .

Berdasarkan hasilolah data diperoleh hasil nilai menunjukkan bahwa nilai F Prob(F- statistic) sebesar 0.000 lebih kecil dari pada taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0,05 (0.000<0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis diatas menolak Ho atau menerima H1 hal ini menunjukkan bahwa variabel Investasi (X1) dan ekspor (X2) secara bersama sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) di Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Uji-t

Untuk mengetahui variabel mana dari ketiga variabel independen yang diteliti tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) di Kota Makassar. Hipotesis yang diperhatikan adalah :

Ho: βi (i=1,2,3)= 0 tidak terdapat pengaruh signifikan variabel tenaga kerja (X1) Investasi (X2) dan Nilai produksi (X3) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) Kota Makassar

H1: βi (i=1,2,3)≠ 0 terdapat pengaruh signifikan variabel tenaga kerja (X1) Investasi (X2) dan Nilai produksi (X3) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) Kota Makassar

Proses pengujian dilakukan dengan melihat pada kolom signifikansi dan nilai t di tabel dengan mengunakan tingkat s gnifikansi (α) sebesar 5 % atau 0.05 Adapun dasar pengambilan keputusannya yaitu:

Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak (rejected) Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima ( not rejected)

a. Tenaga Kerja sektor UKM (X1)

Berdasarkan tabel diatas di mana nilai signifikan Tenaga Kerja (X1) sebesar 0,048 dinyatakan lebih kecil dari taraf kepercayaan 0,05 sehingga Tenaga Kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) Kota Makassar. Dengan demikian dapat disimpulkan Hipotesis dalam penelitian ini diterima.

(11)

b. Investasi sektor UKM (X2)

Berdasarkan tabel diatas di mana nilai signifikan Investasi sektor UKM (X2) sebesar 0,044 dinyatakan lebih kecil dari taraf kepercayaan 0,05 sehingga Investasi sektor UKM mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) Kota Makassar. Dengan demikian dapat disimpulkan Hipotesis dalam penelitian ini diterima.

c. Produksi sektor Industri (X3)

Berdasarkan tabel diatas di mana nilai signifikan Nilai Produksi sektor UKM (X2) sebesar 0,007 dinyatakan lebih kecil dari taraf kepercayaan 0,05 sehingga Nilai Produksi sektor UKM mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) Kota Makassar. Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini diterima.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tenaga kerja sektor industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar, dimana setiap penambahan 1 orang Tenaga Kerja (X1) maka Nilai PDRB Kota Makassar (Y) meningkat sebesar Rp. 2.605.763 dan sebaliknya jika Tenaga kerja (X1) turun sebesar 1 orang maka Nilai PDRB (Y) Kota Makassar turun sebesar Rp. 2.605.763.

2. Investasi sektor industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar, dimana setiap penambahan Rp. 1 Investasi sektor industri (X1) maka Nilai PDRB Kota Makassar (Y) meningkat sebesar Rp. 0.023 dan sebaliknya jika Investasi sektor industri (X1) turun sebesar Rp. 1 maka Nilai PDRB (Y) Kota Makassar turun sebesar Rp. 0.023

3. Nilai Produksi sektor industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar, dimana setiap penambahan Rp. 1 Nilai produksi sektor Industri maka Nilai PDRB Kota Makassar (Y) meningkat sebesar Rp. 0.042 dan sebaliknya jika Nilai produksi sektor Industri turun sebesar Rp.1 maka Nilai PDRB (Y) Kota Makassar turun sebesar Rp. 0.042

4. Variabel independen (Tenaga kerja, Investasi dan Nilai Produksi) secara bersama sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Pertumbuhan ekonomi Kota Makassar), dimana variabel yang paling berpengaruh adalah nilai produksi.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ananta, Aris. 1985. Masalah Penyerapan Tenaga Kerja, Prospek, dan Permasalahan Ekonomi Indonesia. Sinar Harapan. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006. Online (www.

bps.go.id/brs_file/kemiskinan-01sept06.pdf). Diakses 15 Januari2014 Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar Dalam Angka 2012.

Cahyono, B. 1983. Pengembangan Kesempatan Kerja. BPFE. Yogyakarta

Dedi Rosadi, 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan denganEViews.

Andi. Yogyakarta.

Deliarnov, 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Fahmi Irham, 2006. Analisis Investasi Dalam Perspektif Ekonomi dan Politik. Refika Aditama.

Bandung.

Jhingan M.L. 2012. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Raja GrafindoPersada.

Jakarta.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Makro Ekonomi. Erlangga. Jakarta

Mulyono, Sri. 2000. Peramalan Bisnis dan Ekonometrika. BPFE. Yogyakarta

Nafziger, E Wayne. 2006. Economics Development. Cambridge University. NewYork Putra, Riky Eka, 2012. Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah, dan Nilai Produksi Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Economics Development Analysis Journal.

Rahman, Arief. 2008. Klasifikasi UKM. Online (http:infoukm.wordpress.com)diakses 15 Januari 2014.

Rosepetris, 2008. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha Industri Kecil di Kabupaten Solok. Online (repository.unand.ac.id/…/rosepetris=3Arosepetris).

Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas. Diakses 18 Januari 2014

Sari, Nur Indah. 2013. Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Sektor Perdagangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Makassar. Tesis. Program Pasca Sarjana Uiversitas Negeri Makassar

Referensi

Dokumen terkait

Desa Pangandaran dan Desa Sukaresik merupakan daerah yang paling luas digenangi tsunami dengan kelas ketinggian rendaman 2,5 – 5 m, sehingga kedua desa ini tergolong memiliki

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kombinasi perlakuan dosis

Untuk soal nomor 17 - 24, pilihlah jawaban yang merupakan padanan hubungan atau hubungan yang paling serupa dengan hubungan kata-kata yang dicetak dengan huruf

suatu atom yang mengakibatkan sebagian energi foton menjadi energi gerak elektron dan sebagian energi hamburan foton dan untuk efek produksi pasangan disini

Cahaya yang dapat dilihat oleh matamanusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol.Elektron pada keadaan

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian tentang video profil dengan judul “Pembuatan Video Profil SMP Negeri 2 Karangmalang” dengan latar belakang

Berdasarkan data BPS, pada tahun 2009 sekitar 61,84% dari rumah tangga Indonesia telah memiliki fasiltas (minimum satu nomor) telepon nirkabel, dalam hal ini

Tegangan tersebut sering pula diasosiasikan dengan kegagalannya bahan isolasi padat atau cair yang digunakan dalam kondensator maupun transformator tegangan tinggi