• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal KOBA Volume 4, No 2 Oktober 2017 MUSIK DALAM PERMAINAN BIANGGUNG DESA KUALA TOLAM KECAMATAN PELALAWAN KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal KOBA Volume 4, No 2 Oktober 2017 MUSIK DALAM PERMAINAN BIANGGUNG DESA KUALA TOLAM KECAMATAN PELALAWAN KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

56

Musik Dalam Permainan Bianggung Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Fery Handika

MUSIK DALAM PERMAINAN BIANGGUNG DESA KUALA TOLAM KECAMATAN PELALAWAN KABUPATEN PELALAWAN

PROVINSI RIAU

Fery Handika Feryhandika20@gmail.com

ABSTRAK

Play Bianggung in question is a game in the form of Magic which in this game involves magical elements such as calling Mambang-mambang (spirits) to be entered into the body of the game object is the perpetrator Bianggung. Biusi game at the beginning of Langgam Village Langgam Subdistrict, Pelalawan District which was then descended and developed by one of the people who went to a village that is Village of Kuala Tolam Pelalawan Subdistrict of Pelalawan Regency so that game Bianggung was developed in the village, but at the present time game Bianggung Is rarely shown, because it is caused by various factors related to the person who plays this game. The music that accompanies this game is the traditional music of Melayu society that is by using musical instrument Gendang Bebano and mantra (vocals).

(2)

57

Musik Dalam Permainan Bianggung Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Fery Handika

A. PENDAHULUAN

Kebudayaan merupakan perwujudan tanggapan aktif manusia terhadap lingkungan halaman sosialnya.Bentuk dan ragam kebudayaan Melayu di Riau tidak bisa terlepas antara satu dengan yang lain, karena setiap daerah mempunyai karakter dan ciri khas tersendiri serta memiliki potensi yang berbeda dari segi kebudayaan. Hal ini dikarenakan banyaknya suku-suku pendatang maupun suku-suku yang memang sudah ada di Riau. Contohnya seperti; Suku Akit, Suku Talang Mamak, Suku Sakai, Suku Laut, Suku Bonai, Jawa, Minang, Batak, Tionghoa, Banjar, dan Melayu. Suku-suku ini tersebar disalah satu daerah atau Kabupaten yang ada di Riau. Misalnya, Suku Tionghoa banyak dijumpai di daerah Bagan Siapi Api, Suku Talang Mamak banyak dijumpai di Kabupaten Indragiri Hulu, dan Suku Melayu banyak dijumpai di Kabupaten Pelalawan juga memiliki potensi budaya yang didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Potensi budaya yang dimiliki Kabupaten Pelalawan juga merupakan suatu usaha yang menjadi perhatian oleh Pemerintah Daerah. Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan-kegiatan budaya yang selalu diadakan oleh pemerintahan. Kabupaten Pelalawan memiliki berbagai macam bentuk kesenian yang bersifat tradisional. Di antaranya seperti, Nyanyian Panjang, Menumbai, Bejiky, Bulian (upacara pengobatan), Upacara Adat, Bianggung (sejenis permainan rakyat), dan kesenian-kesenian lainnya.

Permainan Bianggung merupakan salah satu permainan yang dipertunjukan oleh masyarakat melayu khususnya di Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan. Permainan Bianggung ini merupakan salah satu corak budaya Melayu Riau yang berbentuk tradisional.

Ditinjau dari segi keberadaannya, permainan Bianggung ini sudah ada dari zaman nenek moyang dahulu atau sebutan zaman masyarakat melayu setempat yaitu pada zaman ninek makan keluang. Asal usul permainan Bianggung ini awal mulanya berasal dari Desa Langgam Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan yang kemudian seiring dengan waktu turun dan di kembangkan oleh salah seorang mayarakat di Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan.

Pada zaman nenek moyang dulu permainan Bianggung ditampilkan apabila ada acara-acara hiburan dilingkungan masyarakat dan terkadang masyarakat Kuala Tolam membuat acara hiburan yang khusus dipertontonkan hanya permainan Bianggung saja. Selain fungsi permainan bianggung ini untuk hiburan, permainan Bianggung juga berfungsi sebagai penyampaian suatu pesan- pesan moral. Pada zaman sekarang permainan ini sudah jarang dipertunjukan dilingkungan masyarakat, disebabkan dengan faktor-faktor tertentu yang tidak bisa dihindari seperti usia orang yang memainkan permainan Bianggung ini sudah tua-tua sehingga fisik mereka menjadi lemah.

Seiring dengan berkembangnya teknologi- teknologi canggih, berdampak negatif dalam permainan Bianggung ini. Dampak negatif tersebut seperti generasi penerus permainan Bianggung ini berkurang khususnya dikalangan pemuda, dan orang yang memainkan permainan Bianggung inipun juga bukan orang biasa melainkan orang yang memiliki kelebihan khusus seperti orang yang mempunyai sifat indra ke enam dan mempunyai keyakinan terhadap adanya mahluk halus atau di sebut juga dengan animisme.

Sedangkan kalau ditinjau dari segi adat permainan Bianggung tidak ada yang namanya selisih paham atau bertentangan dengan adat setempat, baik itu dari segi

(3)

58

Musik Dalam Permainan Bianggung Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Fery Handika

pelaksanaan maupun dari segi musik dan mantranya. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh salah seorang narasumber yang termasuk sebagai seorang pemain musik dalam permainan Bianggung ini dan sekaligus juga dipercaya sebagai salah seorang tokoh adat dilingkungan masyarakat Desa Kuala Tolam yaitu M.Syukur, beliau mengatakan bahwa;

Permainan Bianggung tidak pernah menentang adat-istiadat disini karena permainan tetap sebagai permainan yang tujuannya adalah untuk hiburan dan malahan di dalam permainan Bianggung ini terkandung pesan-pesan moral yang positif bagi pelaksana permainan Bianggung dan penonton, pesan-pesan itu seperti bagaimana tingkah laku kita dalam menghormati penghuni alam gaib, saling menjaga batasan- batasan antara manusia dengan mahluk halus (jin/roh-roh) yang mana semua itu adalah ciptaan Allah SWT (wawancara 14-06- 2012).

Permainan Bianggung adalah suatu permainan yang sifatnya pemanggilan- pemanggilan mambang-mambang (sejenis mahluk halus/roh-roh) agar masuk kedalam tubuh si pelaku permainan ini. Mambang- mambang adalah perwujudan dari binatang dan tumbuh-tumbuhan yang menyerupai perempuan yang sangat cantik jelita seolah seperti bidadari yang turun dari kayangan.

Setelah mambang-mambang tersebut masuk ke alam bawah sadar si pelaku akan kehilangan kesadarannya dan si pelaku akan berubah dimana kepribadiannya tidak lagi seperti manusia normal melainkan seperti apa mambang yang dipanggil oleh pebayu (pemantra) maka seperti itulah prilaku si pelaku tersebut.

Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan,

nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).(1990:602).

Musik adalah bunyi yang dikeluarkan oleh satu atau beberapa alat musik yang dihasilkan oleh individu yang berbeda-beda berdasarkan sejarah, budaya, lokasi dan selera. Musik tidak berwujud sama sekali, tetapi mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Alat musik dikategorikan menjadi dua yaitu alat musik tradisional dan alat musik modern. Menurut cara menggunakannya, alat musik dibedakan menjadi : alat musik petik, alat musik gesek, alat musik tiup, alat musik pukul.

Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti klakson maupun mesin sepeda motor dan mobil, handphone, radio, televisi, tape recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Syarat-syarat tersebut merupakan suatu sistem yang ditopang oleh berbagai komponen seperti melodi, harmoni, ritme, timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk. Musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental.Musik yang mengiringi permainan Bianggung ini adalah musik tradisional masyarakat Melayu. Musik ini memiliki jenis instrumen perkusi (idiofon) dengan menggunakan alat musik Gendang Bebano dan Vokal (mantra).

(4)

59

Musik Dalam Permainan Bianggung Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Fery Handika

B. METODOLOGI PENELITIAN Menurut UU Hamidy dalam Safrizal, metode penelitian adalah alat yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang hendak diteliti. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berfikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berfikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematik dalam pengumpulan argument mengenai permasalahan yang diajukan.

Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan dan pengolahan data dapat menjadi sangat peka dan pelik, karena informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tepat, objektif, dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri (2009 : 17).

Sedangkan menurut Husaini Usman mengatakan bahwa, metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan- peraturan yang terdapat dalam penelitian (1995:42).

C. PEMBAHASAN

permainan Bianggung merupakan suatu permainan yang sangat di gemari di lingkungan masyarakat khususnya di desa kuala tolam pada masanya. Dari segi nama,

“Bianggung” adalah salah satu nama burung yang bernama burung Anggung yang ukurannya cukup besar dan Bianggung artinya bermain Anggung. Jadi dari nama inilah permainan Bianggung berasal yang mana suatu permainan di angkat dari nama seekor burung yaitu burung Anggung. Dari arti tersebut, jika dilihat dari kegunaannya, permainan Bianggung hampir sama seperti permainan kuda lumping yang ada di pulau jawa, yaitu sama-sama berfungsi untuk hiburan, tempat berkumpulnya masyarakat dan menjalin silaturahmi, yang

membedakannya hanya dari segi bentuk- bentuk musik, cara pelaksanaan, properti yang digunakan dan alat musik yang di mainkan. Selain untuk hiburan, permainan Bianggung juga dipercaya dapat menjauhkan pemikiran manusia tentang meremehkan alam gaib. Hal ini dirasakan langsung oleh masyarakat setempat karena didalam permainan ini terkandung pesan moral yaitu saling menghormati antara dunia nyata dan dunia tidak nyata (alam gaib) karna masyarakat setempat masih mempercayai bahwasanya di dunia ini tidak hanya manusia saja sebagai penghuninya tetapi ada juga mahluk lain yang menghuni dunia ini.Suatu permainan pasti ada yang namanya pelaku permainan. Di dalam permainan Bianggung, ada tiga orang sebagai pelaksana permainan ini dimana masing-masing mereka mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda.

Yang pertama sebagai pemusik yaitu Amran (orang yang memainkan alat musik), yang kedua sebagai Pebayu adalah Zainur (orang yang membacakan mantra), yang ketiga si pelaku permaian yaitu M.Syukur (orang yang menjadi objek dalam permainan). Permainan Bianggung ditampilkan tidak setiap saat tetapi ada waktu dan tempatnya, permainan Bianggung ini ditampilkan pada malam hari setelah sholat isya atau sekitar jam 20.00 WIB. Alasan permainan ini dipertunjukan setelah sholat isya atau sekitar jam 20.00 WIB karena pada waktu tersebut masyarakat setempat sudah tidak melaksanakan kegiatannya sehari-hari dan permainan ini dijadikan sebagai hiburan untuk menghilangkan rasa letih karena sudah berkegiatan seharian. Didalam pelaksanaan permainan Bianggung, terdapat beberapa properti yang digunakan dalam permainan ini, seperti Tikar pandan, Piring Pebao (tempat kemenyan dibakar), Kain panjang, dan bantal kepala. Dalam pertunjukan permainan Bianggung diiringi oleh instrument musik yaitu Gendang Bebano dan

(5)

60

Musik Dalam Permainan Bianggung Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Fery Handika

syair-syair yang menggunakan bahasa masyarakat Kuala Tolam yang berbentuk mantra. Musik permainan Bianggung adalah musik yang berfungsi khusus untuk mengiringi permainan Bianggung saja.

Musik atau mantra ini tidak pernah dipertunjukkan tanpa adanya permainan Bianggung. Instrumen musiknya memiliki jenis komposisi dan motif.

Adapun fungsi musik dalam permainan Bianggung ini adalah sebagai media penghubung atau komunikasi pebayu dan si pelaku Bianggung dengan dunia spiritual yang mana dalam hal ini pebayu melakukan komunikasi dan memberikan perintah kepada mambang-mambang agar masuk ke dalam tubuh si pelaku Bianggung.

dan musik juga berfungsi sebagai pengiring / mengiringi pada saat si pelaku memulai aksinya yang mana si pelaku sudah tidak lagi berprilakuan seperti manusia normal tetapi berprilakuan seperti mambang yang sudah merasukinya.

Di dalam permainan Bianggung ini musik juga memiliki kekuatan yang sangat besar, hal itu terbukti pada saat Gendang Bebano dipukul atau dimainkan si pelaku Bianggung akan bergerak (membentuk sebuah tarian sederhana) dimana gerakannya mengikuti suara yang dikeluarkan dari Gendang Bebano tersebut.

Selain alat musik Gendang Bebano yang terdapat dalam permainan Bianggung ini, mantra (syair-syair) juga memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan Gendang Bebano, karna mantra (syair-syair) yang di ucapkan oleh Pebayu adalah sebuah bentuk bahasa yang digunakan oleh Pebayu untuk berkomunikasi dan memanggil Mambang-mambang agar masuk ke dalam tubuh si pelaku permainan Bianggung.

Setelah Mambang yang telah dipanggil oleh Pebayu tersebut masuk ke dalam tubuh si pelaku, sebaliknya Pebayu juga bisa mengeluarkan Mambang tersebut dari tubuh

si pelaku dan memanggil Mambang- mambang yang lain agar menggantikan Mambang yang dikeluarkan oleh pebayu tadi dan begitulah seterusnya sampai permainan Bianggung ini selesai dipertunjukan.

Di dalam musik permainan Bianggung juga memiliki beberapa unsur musik pada umumnya namun unsur-unsur musik di dalam permainan Bianggung ini lebih bersifat tradisional. Adapun unsur- unsur musik itu diantaranya adalah Irama/ritme, Tempo, Birama, melodi, dan dinamik. Unsur-unsur musik tersebut memiliki fungsi yang berbeda satu sama lainnya baik itu untuk permainan Bianggung maupun untuk musik itu sendiri. Jika dilihat dari fungsi irama/ritme bagi pelaku Bianggung, irama/ritme pada musik ini memiliki nuansa yang khas sehingga dapat memberikan rangsangan bagi pelaku Bianggung dalam melakukan gerakan.

unsur-unsur musik berasal dari dua suku kata yaitu unsur dan musik. Berdasarkan definisi unsur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bagian terkecil dari suatu benda, bagian benda yang sudah tidak dapat dibagi lagi (2006:788).

Unsur-unsur musik juga dapat diperjelas lagi berdasarkan poin-poinnya sebagai berikut:

1. Irama Atau Ritme

Irama atau ritme adalah panjang pendeknya nada pada melodi lagu. Irama berhubungan dengan birama, karena birama menentukan nilai suatu nada pada setiap ketukan.

Gambar 1. Potongan notasi menunjukan Irama/ritme

(Dokumentasi Fery Handika) 2. Tempo

(6)

61

Musik Dalam Permainan Bianggung Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Fery Handika

Tempo adalah tingkat kecepatan dan lambatnya permainan musik. Sedangkan Hugh M. Miller dalam bukunya menyatakan tempo menunjukkan kecepatan di dalam musik. Adapun istilah-istilah yang umum untuk menunjukkan tempo itu di antaranya adalah : Presto (sangat cepat), Allegro (Cepat), Moderato (kecepatan sedang), Andante (agak lambat), Adagio (agak lambat dari andante), Lento (lambat), dan Largo (sangat lambat).

Gambar 2. Potongan notasi menunjukan Tempo (warna merah sudut kiri atas).

(Dokumentasi Fery Handika)

3. Birama

Dalam Kamus Arti Kata, Birama merupakan satuan kelompok ketukan tetap yang dimulai dengan ketukan kuat sampai ketukan kuat berikutnya. Sedangkan dalam Kamus Musik Pono Bonoe Birama adalah ruas-ruas yang membagi kalimat lagu ke dalam ukuran-ukuran yang sama, ditandai dengan lambang hitungan atau bilangan tertentu.

Gambar 3. Potongan notasi penunjuk birama (angka berwarna biru).

(Dokumentasi Fery Handika)

4. Melodi

Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan. Bunyi adalah peristiwa getaran, getaran bunyi dapat cepat dapat pula lambat. Jika suatu sumber getaran dengan cepat maka bunyi yang dihasilkannya tinggi, umpanya bunyi gerincingan. Jika getaran bunyinya itu lambat, maka bunyi yang kedengaran rendah, umpanya bunyi tambur besar.

Atan Hamju dan Armillah dalam skripsi Jhon Hendri mengatakan bahwa melodi adalah urutan nada-nada yang berbentuk suatu lagu suatu melodi dapat dibatasi sebagai suatu rangkaian beberapa atau sejumlah nada yang berbunyi atau dibunyikan secara beraturan (2012:15).

Gambar 4. Potongan notasi menunjukan melodi (notasi berwarna merah).

(7)

62

Musik Dalam Permainan Bianggung Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Fery Handika

(Dokumentasi Fery Handika)

5. Dinamik

Menurut Kamus Musik Pono Bonoe, Dinamik merupakan keras lembutnya dalam memainkan musik, dinyatakan dengan berbagai istilah seperti: p (Piano/lembut), f (Forte/keras), cresc (Crescendo/makin keras), mf (Mezzo Forte/sangat keras) dan lain sebagainya.

D. KESIMPULAN

Bianggung memiliki arti yaitu

“bermain anggung” bermain Bianggung yang dimaksud adalah suatu permainan yang berbentuk Magic yang mana dalam permainan ini melibatkan unsur-unsur gaib seperti pemanggilan Mambang-mambang (mahluk halus) yang akan dimasukan kedalam tubuh objek permainan yaitu si pelaku Bianggung. Permainan Bianggung awal mulanya dari Desa Langgam Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan yang kemudian turun dan dikembangkan oleh salah seorang masyarakat yang pergi merantau ke suatu desa yaitu Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan sehingga permainan Bianggung ini dikembangkanlah di desa tersebut, tetapi pada saat sekarang ini permainan Bianggung sudah jarang dipertunjukan, karena disebabkan berbagai faktor yang berhubungan dengan orang yang memainkan permainan ini.Musik yang mengiringi permainan Bianggung ini adalah musik tradisional masyarakat melayu yaitu dengan menggunakan alat musik Gendang Bebano dan mantra (vokal). Jumlah orang yang melakukan permainan Bianggung ada 3 orang, (i) orang yang memainkan musik berjumlah 1 (satu) orang, (ii) sebagai Pebayu (pembaca mantra) berjumlah 1 (satu) orang, (iii) sebagai si pelaku Bianggung berjumlah 1 (satu) orang. Permainan Bianggung berfungsi sebagai hiburan dan secara tidak langsung

juga sebagai tempat penyampaian suatu pesan-pesan moral seperti bagaimana batasan manusia dan mahluk halus (jin), dunia nyata dan dunia tidak nyata (gaib), saling menghormati antar sesama penghuni alam semesta ini.

Full score musik Bianggung

(8)

63

Musik Dalam Permainan Bianggung Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Fery Handika

Gambar 5. Lampiran Notasi (Dokumentasi Fery Handika).

DAFTAR PUSTAKA

Atan Hamju dan Amillah Windawati. 1984.

Seni Musik, Untuk SMA Jilid 1.

Effendy, Tenas Dkk. Alat-alat Musik Tradisional Daerah Riau. Pemerintahan Daerah Tingkat I Propinsi Riau Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Riau.

Hamidy. UU. 1991. Estetika Melayu Di Tengah Hamparan Estetika Islam. Zamrad. Pekanbaru.

. 2009. Jagad Melayu Dalam Lintasan Budaya di Riau. Bilik Kreatif Press : Pekanbaru.

.Orang Melayu Di Riau. UIR Press.

Pekanbaru

Gambar

Gambar 2. Potongan notasi menunjukan  Tempo (warna merah sudut kiri atas).
Gambar 5. Lampiran Notasi (Dokumentasi  Fery Handika).

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan data hujan menunjukkan bahwa keempat stasiun hujan yang berada di wilayah DAS Ciliwung ruas Bendung Katulampa-Jembatan Panus Depok

Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa point berikut: Langkah- langkah pembelajaran Qowaid dalam perspektif teori kognitif, yakni (1) Guru menjelaskan terlebih

Mucsi és mtsai (1985a; 1985b; 1986) ugyanebben az időszakban jelentős eredmé- nyeket publikáltak fésűsmerinó anyák perifériás vérének szexuálszteroid szintjéről

Adapun tujuan penulis dalan penulisan kertas karya ini selain sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Diploma-III pada program studi pariwisata bidang

biasa yang tidak pernah menjadi guru besar atau pengetua ini tidak mempunyai pengalaman sebagai pemimpin terutama pengalaman dalam mentadbir sekolah serta

Kurve epidemi kasus mingguan menunjukkan pola yang hampir sama antara kejadian demam chikungunya dan DBD di Kota Yogyakarta yaitu tren peningkatan kasus dimulai pada minggu ke-8

Jenis layout ini biasanya untuk usaha job order (sesuai pesanan). c) Tata Letak Kantor (Office Layout).. 17 Layout jenis ini berkaitan dengan layout posisi pekerja,