• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X - Report

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Plagiarism Checker X - Report"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Plagiarism Checker X - Report

Originality Assessment

Overall Similarity: 18%

Date: Jan 22, 2021

Statistics: 2257 words Plagiarized / 12260 Total words

Remarks: Low similarity detected, check your supervisor if changes are required.

(2)

TUGAS AKHIR ANALISIS NILAI POWDER FACTOR PELEDAKAN UNTUK MENDAPATKAN TARGET FRAGMENTASI BATUAN ANDESIT DI PT. BINTANG SUMATRA PASIFIC Oleh:

ROMIKO CHANDRA NPM: 1410024427137 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG 2021 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Identifikasi Masalah 3 1.3 Batasan Masalah 3 1.4 Rumusan Masalah 3 1.5 Tujuan Penelitian 3 1.6 Manfaat Penelitian 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 5 2.1.1 Defenisi Pemboran Pada Kegiatan Penambangan 5 2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pemboran 5 2.1.3 Sifat Batuan 5 2.1.4 Metode Peledakan 7 2.1.5 Geometri

Peledakan 12 2.1.6 Fragmentasi ………… 19 2.1.7 Software Peledakan SPLIT DEKSTOP 2.0 22 2.1.8 Kuz Ram 24 2.1.9 Tinjauan Umum Perusahaan 26 2.1.9 Penelitian yang Relevan 30 2.3 Kerangka Konseptual 33 2.3.1 Input 34 2.3.2 Masalah 35 2.3.3 Solusi 35 2.3.4 Hasil 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 36 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 36 3.2.1 Tempat Penelitian 36 3.2.2 Waktu Penelitian 37 3.3 Variabel Penelitian 37 3.4 Data dan Sumber Data 38 3.4.1 Jenis Data ... ...38 3.4.2 Sumber Data 38 3.5 Teknik Pengumpulan Data 39 3.6 Teknik Pengolahan Data 42 3.6.1

Menganalisis Distribusi Fragmentasi Aktual Menggunakan Slite Dekstop 43 3.6.2

Menganalisis Prediksi Distribusi Fragmentasi Menggunakan Metode Kuz-Ram 50 3.7 Teknik Analisis Data 50 3.8 Kerangka Metodologi 51 BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN

PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan data 54 4.1.1 Wawancara Dengan Kepala Teknik Tambang(KTT) 55 4.1.2 Geometri Peledakan Aktual 55 4.1.3 Powder Factor 56 4.1.4 Fragmentasi Peledakan 57 4.2 Pengolahan Data 57 4.2.1 Pengolahan Geometri Aktual 57 4.2.2 Powder Factor Peledakan 58 4.2.3 Pengolahan Fragmentasi Aktual 60 4.2.4 Rancangan Geometri Peledakan Usulan dengan menggunkan metode C.J.Konya 61 BAB V ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA 5.1 Analisis Geometri Peledakan Aktual 64 5.2 Analisis Powder factor(PF) 64 5.3 Analisis Ukuran Distribusi Fragmentasi Peledakan Aktual 64 5.4 Analisis Geometri Usulan Dengan mengguanakan Metode C.J.Konya 66 5.5 Rekapitulasi Hasil

(3)

Analisa Data 69 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 71 6.2 Saran 71 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sketsa Pola Pengeboran Pada Tambang Terbuka…… 9 Gambar 2.2 Pola Peledakan Corner Cut(Echelon)………... 10 Gambar 2.3 Pola Peledakan V- Cut………. 10 Gambar 2.4 Pola Peldakan Box Cut………

11 Gambar 2.5 Geometri Peledakan Jenjang (Singgih saptono, 2006).. 12 Gambar 2.6 Tampilan Software Split Desktop 2.0………. 24 Gambar 2.7 Tampilan

KuzRam………... 25 Gambar 2.8 Peta Geologi /Luas Izin Usaha

Penambangan(IUP)…… 27 Gambar 2.9 Peta Kesampaian Daerah PT. Bintang Sumatera Paific... 29 Gambar 2.10 Kerangka Konseptual …... 33 Gambar 3.1 Ilustrasi Pengambilan Foto……… 40 Gambar 3.2 Masukan

Foto... 43 Gambar 3.3 Garis Tengah Pada

Pembanding……… 43 Gambar 3.4 Kotak Dialog Set Scale……….. 44 Gambar 3.5 Kotak Dialog Do Split Scale... 44 Gambar 3.6 Kotak Dialog Find Particles ……… 45 Gambar 3.7 Pembanding yang Telah Diarsir dan Diberi Border… 45 Gambar 3.8 Batuan yang Telah Diarsir dan Diberi Border………… 46 Gambar 3.9 Done Editing ……… 46 Gambar 3.10 Kotak Dialog Calculate Size Distribution……… 47 Gambar 3.11 Penyimpanan Data……… 47 Gambar 3.12 Menu Output………. 48 Gambar 3.13 Menu Sieve Series……… 49 Gambar 3.14 Hasil Akhir………

49 Gambar 3.15 Hasil Pengolahan Splite Desktop……….. 50 Gambar 3.16 Diagram Alir Penelitian……… 53 Gambar 4.1 Fragmentasi Hasil

Peledakan……… 57 Gambar 4.2 Perbandingan Dengan Menggunakan Helm Safety……. 60 Gambar 4.3 Kurva Hasil Analisa menggunkan Splite Desktop……... 60 Gambar 5.1 Perbandingan Dengan Menggunakan Helm Safety……. 65 Gambar 5.2 Kurva Hasil Analisa Menggunakan Software Splite Desktop………. 65 Gambar 5.3 Kurva Persentase Fragmentasi Menggunkan Metode R.L.Ash dan Kuz-

Ram……….. 68 Gambar 5.4 Kurva Persentase Fragmentasi Menggunakan Metode C.J.Konya dan Kuz-Ram………... 69 Gambar 5.5 Kurva Hasil Analisa

(4)

Data……….. 69 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kekerasan dan Kekuatan Batuan……… 6 Tabel 2.2 Beberapa sifat dan Mekanik dari Batuan

Sedimen……… 7 Table 3.1 Format Pengumpulan Data Geometri……… 41 Tabel 3.2 Form Wawancara Dengan Kepala Teknik Tambang (KTT)…… 40 Tabel 4.1 Data Wawancara Dengan Kepala Teknik Tambang (KTT)…… 55 Tabel 4.2 Data Geometri Peledakan Aktual………. 56 Tabel 4.3 Powder Factor

Peledakan………. 58 Tabel 4.4 Rekomendasi Geometri Peledakan Usulan Dengan Menggunakan Metode R.L.Ash……….. 61 Tabel 4.5 Distribusi

Fragmentasi Usulan Kuz-Ram dan RL.Ash……….. 62 Tabel 4.6 Rekomendasi Geometri Peledakan Usulan Metode C.J.Konya.. 62 Tabel 4.7 Rekomendasi Geometri Peledakan Usulan Metode C.J.Konya.. 63 Tabel 5.1 Analisis Geometri Peledakan

Aktual………. 64 Tabel 5.2 Analisis Usulan Geometri Peledakan R.L.Ash..………

66 Tabel 5.3 Analisis Usulan Geometri Peledakan C.J.Konya……… 66 Tabel 5.4 Distribusi Ukuran Fragmentasi Usulan Metode R.L.Ash dan Kuz-

Ram………... 67 Tabel 5.5 Distribusi Ukuran Fragmentasi Usulan Metode C.J.Konya dan Kuz-Ram………... 68 Tabel 5.6 Perbandingan Persentase Fragmentasi R.L. Ash dan C.J. Konya 70 ANALISIS NILAI POWDER FACTOR PELEDAKAN UNTUK MENDAPATKAN TARGET FRAGMENTASI BATUAN ANDESIT DI PT. BINTANG SUMATRA PASIFIC. Nama : Romiko Chandra Npm : 1410024427137 Pembimbing 1 : Dr. Murad. Ms, MT Pembimbing 2 : H. Riko Ervil. MT Abstrak PT. Bintang Sumatra Pasific merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batu andesit dengan peledakan sebagai cara untuk melepas dari batuan induk dan memecah batuan menjadi ukuran yang lebih kecil, saat ini hasil fragmentasi dari peledakan tersebut masih banyak yang berbentuk boulder yang berukuran 40 cm lebih dari 25%, Tujuan

penelitian untuk menganalisis nilai Powder Factor dan rancangan geometri peledakan yang ideal dan menganalisis distribusi ukuran fragmentasi pada peledakan batu andesit di PT.

Bintang Sumatra Pasifik, Metode yang digunakan untuk mendapatkan geometri peledakan yang ideal ialah metode R.L.Ash (1967) dan C.J.Konya (1990), dan untuk menentukan hasil

(5)

fragmentasi peledakan menggunakan software splite desktop, Metode R.L. Ash (1967) dan metode C.J. Konya (1990), maka didapatkan distribusi hasil fragmentasi yang berukuran 40 cm menggunakan metode R.L.Ash (1967) yang lolos ayakan 61,94%, dan menggunakan metode C.J.Konya (1990) yang lolos ayakan 83,75%. Kata Kunci: Peledakan, Fragmentasi, Powder Factor, Splitdekstop. ANALYSIS OF POWDER BLASTING FACTOR VALUES TO OBTAIN TARGET FRAGMENTATION OF ANDESITE ROCK AT PT. BINTANG SUMATRA PASIFIC. Name : Romiko Chandra Student ID : 1410024427137 Supervisor : Dr. Murad. Ms, MT Co-Supervisor : H. Riko Ervil. MT Abstract PT. Bintang Sumatra Pacific is a company engaged in andesite mining with blasting as a way to remove it from the source rock and break down the rock into smaller sizes, currently the fragmentation results from the blasting are still in the from of boulders measuring 40 cm more than 25%, The research objective was to analyze the value of powder factor and the ideal blasting geometry design and to analyze the distribution of fragmentation sizes in andesite blasting at PT. Bintang Sumatra Pacific the method used to obtain the ideal blasting the geometry is R.L Ash (1967) and C.J.Konya (1990), and to determine the results of blasting fragmentation using splite desktop software, R.L. Ash (1967) method which passed the 61,94% sieve,and using the C.J.Konya (1990) method which passed the 83,75% sieve. Keyword : Blasting,

Frgamentation, Powder Factor, Split Desktop. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fragmentasi adalah18istilah umum untuk menunjukkan ukuran setiap bongkah batuan hasil peledakan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran fragmentasi hasil kegiatan peledakan antara lain, Geometripeledakan, kondisi masa batuan, distribusi bahan peledak powder factor dan pola penyalaan peledakan, dalam kegiatan

penambangan sering dijumpai batuan relatif keras dan tidak dapat digali menggunakan alat gali, sehingga produksi dapat terganggu dan tidak dapat mencapai target produksi yang diinginkan, metode yang sering digunakan untuk dapat memberai batuan yang relatif keras yaitu dengan metode pemboran dan peledakan, tujuan dari kegiatan pemboran dan peledakan adalah untuk memecah dan memberai batuan sehingga dapat dengan mudah digali dengan alat gali dan dapat masuk ke dalam crusher. Keberhasilan dari kegiatan

(6)

peledakan mempunyai peran penting yang dapat mempengaruhi kegiatan selanjutnya seperti pengangkutan dan crushing.yang dapat dilihat dari nilai Powder factor kegiatan peledakan, Nilai Powder Factor sangat diperhatikan karena menunjukkan jumlah bahan peledak yang digunakan dalam sekali peledakan yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan peledakan (Himasapta, Vol. 1, No 1, April:17-22) PT.BintangSumatraPasific merupakan salah satu perusahaan pertambangan Batu Andesit yang menerapkan metode tambang terbuka (open pit mining system). Dengan metode tambang terbuka, maka resiko dapat diperkecil dan biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis, Namun kegiatan peledakan yang dilakukan belum mencapai target yang diinginkan dimana masih banyak terdapat boulder yang berukuran ≥60 cm sehingga harus dilakukan pekerjaan tambahan untuk memperkecil hasil fragmentasi >60 cm menggunakan alat berat breaker, Sedangkan standar ukuran Fragmentasi batuan yang diinginkan perusahaan PT. Bintang Sumatra Pasific adalah >40 cm. Hal ini dapat terjadi akibat penggunaan bahan peledak yang belum maksimal sehingga diperlukan analisis mengenai pengaruh nilai powder factor untuk mendapatkan target fragmentasi di PT. Bintang Sumatra Pasific. Untuk mengoptimalkan waktu pengukuran fragmentasi maka digunakan metode praktis yaitu metode fotografi dengan pengolah data software split desktop v 2.0 Metode ini merupakan metode

pengukuran secara tidak langsung dengan pengambilan gambar fragmentasi batuan hasil peledakan pada surface broken muck dengan pembanding helm safety. Hasil akhir adalah kurva kumulatif distribusi fragmentasi dengan empat macam butiran yaitu:20% (p20), 50%

(p50), 80% (p 80) dan top size, Dan prediksi distribusi fragmentasi menggunakan metode kuz-Ram, Model kuz-Ram merupakan gabungan dari Kuznetsov dan persamaan Rosin- Rammler, persamaan Kuznetsov memberikan ukuran fragmentasi batuan rata-rata dan persamaan Rosin Rammler menentukan persentase material yang tertampung di ayakan dengan ukuran tertentu. Berdasarkan hasil observasi di lapangan hasil fragmentasi peledakan tidak memenuhi standar perusahaan <40 cm dapat dilihat pada (lampiran IV) dimana masih banyaknya terdapat boulder berukuran >60 cm, hasil fragmentasi peledakan dapat dipengaruhi oleh Geometri dan pola peledakan yang digunakan dan nilai Powder

(7)

factor. Dengan adanya permasalahan tersebut maka kajian Analisis powder factor untuk memenuhi target fragmentasi dan kajian ukuran distribusi fragmentasi perbulanya di PT.

Bintang Sumatera Pasific, Pengambilan data yang dilakukan di lapangan yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung seperti pengukuran Geometri peledakan, dan isian bahan peledak setiap lubangnya. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil permasalahan yang berkaitan dengan Nilai Powder Factor, dengan judul “Analisis Nilai Powder Factor Peledakan Untuk Mendapatkan Target Fragmentasi Batuan Andesit di PT. Bintang Sumatra Pasific Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu: 1. Belum adanya analisis geometri peledakan di PT. Bintang Sumatra Pasific. 2. Belum adanya ketetapan penggunaan nilai Powder Factor di PT. Bintang Sumatra Pasific. 3. Masih Banyaknya Ukuran Fragmentasi yang berukuran >60 cm. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Mengkaji Geometri

peledakan dengan menggunakan metode persamaan R.L. Ash (1967). Dan C.J. konya (1990) 2. Menganalisa penggunaan bahan peledak (powder factor) 3. menganalisa Fragmentasi menggunakan metode image analisis dengan software splite desktop dan secara teoritis menggunkan metode kuz-ram. 1.4 Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, adapun rumusun masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana desain peledakan yang digunakan oleh PT. Bintang Sumatra Pasific? 2. Bagaimana pengaruh nilai powder factor terhadap hasil peledakan PT. Bintang Sumatra Pasific? 3. Bagaimana hasil ukuran fragmentasi aktual di PT. Bintang Sumatra Pasific? 1.5 Tujuan Penelitian 1. Untuk mendapatkan desain peledakan yang digunakan oleh PT. Bintang Sumatra Pasific. 2. Untuk Mendapatkan pengaruh nilai powder factor dalam hasil peledakan di PT. Bintang Sumatra Pasific. 3. Untuk mendapatkan ukuran fragmentasi yang sesuai untuk mencapai hasil peledakan yang optimal. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Dapat menjadi bahan dan pertimbangan bagi PT. Bintang Sumatra Pasific untuk mendapatkan fragmentasi yang baik untuk kedepanya. 2. Bagi Peneliti Dapat mengaplikasikan ilmu dibangku perkuliahan

(8)

ke dalam bentuk penelitian, dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisa suatu permasalahan serta menambah wawasan peneliti khususnya dibidang keilmuan teknik pertambangan. 3. Bagi Institusi STTIND Padang Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan jurnal dan dapat dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian khususnya di bidang keilmuan teknik

pertambangan.26BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan TeoriLandasan teori merupakan gabungan dari teori-teori yang berhubungan dengan judul penelitan. Landasan teori ini diperoleh dari sumber-sumber buku, jurnal atau literatur lainnya yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian. Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 2.1.15Defenisi Pemboran Pada Kegiatan Penambangan Pekerjaan pemboran dilakukan untuk beberapa tujuan antara lain pemboran untuk lubang ledak, pemboran air dan pemboran inti (coring). Pemboran untuk lubang ledak dan pemboran inti dapat dilaksanakan di tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Adapun jenis-jenis alat bor yang digunakan banyak ragamnya, yaitu tumbuk (percussing), putar (rotary) dan kombinasi tumbuk dan putar (rotary-percussing).2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pemboran Kegiatan pemborandipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang di bor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor,kondisi bit,

persiapan lokasi dan keterampilan operator . 2.1.3Sifat Batuan Sifat batuan yang

berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemilihan metode pemboran:

1.Kekerasan Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadapsuatu abrasi. Kekerasan batuan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari mineral batuan dan dapat juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada batuan. 2. Kuat Tekan Batuan6Kekuatan mekanik batuan adalah sifat kekuatan atau ketahanan terhadap gaya luar, kekuatan batuan tergantung pada komposisi mineralnya. Diantara mineral-mineral yang terkandung di dalam batuan, kuarsa adalah mineral terkompak dengan kuat tekan mencapai lebih 500 MPa. Biasanya semakin tinggi kandungan mineral kuarsa dalam batuan maka semakin tinggi kekuatan batuan tersebut.Kekerasan dan kekuatan batuan diklasifikasikan dengan skala Fredrich Van

(9)

Mohs (1882), seperti pada tabel berikut: Tabel 2.1 Kekerasan dan Kekuatan batuan Jenis Batuan Unit Weight Modulus Young Poisson ratio Intact comp.Strength (MN/m (Mpa) (mpa) Ore 0,0231 10703 0,06 61,32 Polymictic Breccia 0,0271 985,6 0,14 51,07 Andesit Breccia 0,027 1100 0,25 75 Sumber: Irwandy Arief,2016 3. Elastisitas Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus young (E) dan nisbah poisson (υ).

Modulus elastisitas merupakan faktor kesebandingan antara tegangan normal dengan regangan relatifnya, sedangkan nisbah Poisson merupakan kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial.Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineralnya, porositas, jenis perpindahan, dan besarnya beban yang diterapkan.

6Nilai modulus elastisitas untuk batuan sedimen sangat rendah, hal ini disebabkan komposisi mineral dan teksturnya, seperti modulus elastisitas pada arah sejajar bidang perlapisan selalu lebih besar dibandingkan dengan arah pada tegak lurus.Nilai modulus elastisitas dan nisbah poisson pada beberapa jenis batuan sedimen. Tabel 2.2 Beberapa Sifat Dan Mekanik Dari Batuan Sedimen Batuan Sedimen Modolus Elastisitas 104 x (Mpa) Nisbah Poisson Porositas Dolomit Limestone Sandstone Shale 1,96 – 8,24 0,98 – 7,85 0,49 – 8,43 0,8 – 3,0 0,08 – 0,2 0,1 – 0,2 0,066 – 0,125 0,11 – 0,54 0,27 – 4,10 0,27 – 4,10 1,62 – 26,40 20,00 – 50,00 Sumber: Made Astwa Rai dkk (2011: hal 93)5Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap setelah tegangan dikembalikanke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur. Atau bisa juga di definisikan sebagai karakteristik batuan untuk menahan regangan yang melebihi

kekuatannya sebelum batuan tersebut hancur. Sifat plastik6tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan dan dipengaruhi oleh adanya pertambahan kuarsa, feldspar dan mineral lain. Lempung lembab dan beberapa batuan homogen mempunyai sifat plastik.

2.1.41Metode Peledakan Metode peledakan yaitu suatu metode pemberaian batuan dari batuan induk dengan menggunakan bahan peledak.13Menurut kamus pertambangan umum, bahan peledak adalah senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan cepat apabila diberikan suatu perlakuan, menghasilkan sejumlah gas bersuhu dan bertekanan tinggi dalam waktu yang sangat singkat.2Peledakan memiliki daya rusak bervariasi tergantung

(10)

jenis bahan peledak yang digunakan dan tujuan digunakannya bahan peledak tersebut.

Peledakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik itu positif maupun negatif, seperti untuk memenuhi tujuan politik, ideologi, keteknikan, industri dan lain-lain.

Contohnya besi, baja dan logam lainnya, serta bahan galian industri, seperti batubara dan gamping seringkali menggunakan peledakan untuk memperoleh bahan galian tersebut, apabila dianggap lebih ekonomis dan efisien dari pada penggalian bebas (freedigging) maupun penggaruan (ripping). Suatu operasi peledakan dinyatakan berhasil dengan baik pada kegiatan penambangan apabila (Koesnaryo, 2001 ; 1-2): a. Target produksi terpenuhi (dinyatakan dalam ton/hari atau ton/bulan). b. Penggunaan2bahan peledak efisien yang dinyatakan dalam jumlah batuan yang berhasil dibongkar per kilogram bahan peledak (disebut powder faktor).c.Diperoleh fragmentasi batuan berukuran merata dengan sedikit bongkah (kurang dari 15% dari jumlah batuan yang terbongkar per peledakan).d.

Diperolehdinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada overbreak, overhang, retakan– retakan). e. Aman. 1. Pemboran Keberhasilan suatu peledakan salah satunya terletak pada ketersediaan bidang bebas yang mencukupi. Minimal dua bidang bebas yang harus ada.

19Peledakan dengan hanya satu bidang bebas, disebut crater blasting,akan menghasilkan kawah dengan lemparan fragmentasi ke atas dan tidak terkontrol.Dengan mem-

pertimbangkan hal tersebut, maka pada tamban g terbuka selalu dibuat minimal dua b idang bebas, yaitu dinding bidang bebas da puncak jenjang (top bench). Selanju tnya terdapat tiga pola pengeboran yang mungkin dibuat secara teratur dan da pat dilihat pada gambar 2.1 yaitu: 1. Pola buju r sangkar2(square pattern), yaitu jarak burden dan spasi sama. 2. Pola persegi panjang (rectangular pattern),16yaitu jarak spasi dalam satu baris lebih besardi banding burden. 3. Pola zig zag (staggered pattern), yaitu antar lubang b or dibuat zig zag yang berasal dari pola bujur sangkar maupun persegi panjang.Sumber:

William Hu strulid (1999) Gambar 2.1 Sketsa Pola Pengeboran Pada Tambang Terbuka 2.

Pola Peledakan Pola peledaka n merupakan urutan waktu peledakan antara lubang – lubang bor dalam satu bari s2dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yangsa tu dengan lubang bor yang lainnya.1Pola peledakan ini ditentukan

(11)

berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan. Urutan w aktupeledakan juga sangat mempengaruhi arah dan ukuran material yang terledakan.

2Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut :1.

4Pola peledakan Corner Cut (Echelon) Pola peledakan ini diterapkan untuk lokasi peledakan yang memiliki tiga bidang bebas (freef ace),arah lemparan hasil peledakan dengan

menggunakan pola peledakan ini adalah kearah pojok (corner),Pola ini dapat kita lihat pada gambar 2.2 dibawah ini. Sumber: William Hustrulid (1999) Gambar 2.2 Pola Peledakan Corner Cut (Echelon ) 2.4Pola Peledakan V-Cut Pola peledakan ini diterapkan untuk lokasi peledakan yang memiliki dua bidang bebas (free face), arah lemparan hasil peledakan dengan menggunakan pola ini adalah kearah tengah (center) dengan pola peledakan memnyerupai huruf V, Pola ini dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini: Sumber: William Hustrulid (1999) Gambar 2.3 Pola Peledakan V-Cut 3.4Pola peledakan Box cut Pola

peledakan ini diterapkan untuk lokasi peledakan yangh anyamempunyai satu bidang bebas (free face) yakni permukaan yang bersentuhan langsung dengan udara kearahverti cal. Pola peledakan ini bertujuan untu k menghasilkan bongkahan awal sepe rtikotak (box) dengan control row ditengah-tengah membagi dua rangkaian.Pola ini dapat kita lihat pada ambar 2.4 di bawah ini. Sumber: William Hustr ulid (1999) Gambar 2.4 Pola Peledakan Box Cut Menurut Kursus Juru Ledak Kelas II (ESDM 2017).Secara umum pola peledakan menunjukkan urutan atau sekuensial ledakan dari sejumlah lubang ledak.2Adanya urutan peledakan berarti terdapat jeda waktu ledakan diantara lubang-lubang ledak yang disebut dengan waktu tunda atau delay time. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan waktu tunda(delaytime) pada sistem peledakan antara lain adalah: a.

Mengurangi getaran. b. Mengurangi overbreak dan batu terbang (flyrock). c. Mengurangi getaran dan suara.22d. Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan. e. Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan.2.1.5 Geometri Peledakan Geometri peledakan terdiri dari burden, spacing, kedalaman lubang bor, stemming, dan subdrilling. Dalam penentuan rancangan geometri peledakan, para ahli telah terlebih dahulu memperkenalkan berbagai rumus empiris yang didapat melalui berbagai penelitian

(12)

ataupun pendekatan suatu model, yang berguna untuk menambah keyakinan dalam penentuan rancangan geometri peledakan yang tepat untuk suatu lokasi peledakan, Herman (20015) Rancangan geometri peledakan yang telah diperkenalkan oleh para ahli, antara lain: Anderson (1952), Pearse (1955), R.L.24Ash (1963), Langefors (1978), Konya (1972), Foldesi (1980), Olofsson(1980), Rustan (1990), dan lainnya.7Caracara tersebut menyajikan batasan konstanta untuk menentukan dan menghitung geometri peledakan, terutama menentukan ukuran burden berdasarkan diameter lubang tembak, kondisi batuan setempat dan jenis bahan peledak.Untuk menunjang kegiatan penelitian ini maka penulis menerapkan dasar perhitungan geometri peledakan menurut R.L. Ash (1976), dengan dasar perhitungan sebagai berikut, (Singgih Saptono, 2006) : Sumber: Singgih Saptono, 2006 Gambar 2.5 Geometri Peledakan Jenjang Terminologi dan simbol7yang digunakan pada geometri peledakan seperti terlihat pada Gambar2.5 yang artinya sebagai berikut: B = burden(m) L = kedalaman kolom lubang ledak(m) S = spasi (m) T = penyumbat (stemming)(m) H = tinggi jenjang (m)5PC = isian utama (primary charge atau powder column)(m) J = subdrilling(m) 1.1Burden (B) Burden yaitu jarak tegak lurus terpendek antara muatan bahan peledak dengan bidang bebas yang terdekat atau ke arah mana pelemparan batuan akan terjadi.12Burden terlalu kecil: bongkaran terlalu hancur dan tergeser dari dinding jenjang serta kemungkinan terjadinya batu terbang sangat besar.

9Burden terlalu besar: Fragmentasi kurang baik ( gelombang tekan yang mencapai bidang bebas menghasilkan gelombang tarik yang sangat lemah di bawah kuat tarik

batuan).Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan, karakteristik bahan peledak dan diameter lubang ledak, berikut beberapa rumus burden. a. R.L.Ash (1976) : KB=

KBstd×AF1 ×AF2 ...(2.1) Keterangan: KB = Nisbah Burden yang telah d koreksi KBstd = KB standar bernilai 30 Sehingga didapatkan ukuran burden sebagai berikut: B=

………..……….(2.4) Keterangan: B = Burden (m) b. C.J.Konya (1990):

………..……….….(2.5) Keterangan : B = Burden (m) De = Diameter (inch) 2. Spacing (S) Spacing12adalah jarak diantara lubang ledak dalam satu garis yang sejajar dengan bidang bebas.Spacingterlalu besar : fragmentasi tidak baik, dinding akhir yang ditinggalkan

(13)

relative tidak rataSpacing terlalu kecil: tekanan sekitar stemming yang lebih besar dan mengakibatkan gas hasil ledakan dihamburkan ke atmosfer diikuti dengan suara bising (noise).Berikut beberapa rumus Spacing (S). a. R.L.Ash (1976): S = Ks x B

...………...………(2.6) Keterangan: S = Spasi(meter) Ks = Spacing ratio(1,00-2,00) B

= Burden b. C.J Konya(1990) S = 1.4 ´ B………(2.7) Keterangan : B=

Burden (m) S= Spacing (m). 3.3Stemming (T) Stemming adalah lubang ledak bagian atas yang tidak diisi bahan peledak, tetapi biasanya diisi olehcuttingpemboran atau material berukuran kerikil (lebih baik) dan dipadatkandiatas bahan peledak. Berikut beberapa rumus Stemming (T): a. R.L.Ash (1976): T = Kt x B ………..(2.8) KT = Steming Ratio (0.75-1.00) T = Stemming B = Burden b. C.J.Konya (1990):

T=0.70xB………..(2.9) Keterangan: B= Burden (m) T= Stemming (m). 4.

SubdrillingSubdrilling adalah lubang ledak yang dibor sampai melebihi batas lantai jenjang bagian bawah. Maksudnya supaya batuan dapat meledak secara fullface dan untuk

menghindari kemungkinan adanya tonjolan-tonjolan (toe) pada lantai jenjang bagian bawah. Tonjolan yang terjadi akan menyulitkan peledakan berikutnya dan pada waktu pemuatan dan pengangkutan. Panjang subdrilling diperoleh dengan menentukan harga subdrilling ratio (Kj) yang besarnya tidak lebih kecil dari 0,20. Untuk batuan masif biasanya dipakai Kj sebesar 0,30, Berikut beberapa rumus subdrilling. a . R.L.Ash (1976): J = Kj x B

……….…….………(2.10) Keterangan : KJ = Subdrilling ratio (0.30)J = Subdrilling (m) B = Burden (m)b. C.J.Konya (1990): J= 0,30 xB………..………(2.11) Keterangan: B = Burden (m) J = Subdrilling (m) 5.9Kedalaman Lubang Ledak (H) Kedalaman lubang ledak tidak bolehkecil dari ukuran burden untuk menghindari terjadinyaoverbreaks dan

cratering. Menurut Ash (1967), kedalaman lubang ledak berdasarkan pada hole depth ratio (Kh) yang harganya antara 1,50 – 4,00 (Herman, 2015), Berikut beberapa rumus lubang ledak (H). a. R.L.Ash (1976): H - Kh - B ………(2.12) Keterangan:

H= Kedalaman lubang ledak(m) KH= Nisbah Kedalaman Lubang KH= 1.50-4.00 b.

C.J.Konya (1990): H= L + J………(2.13) Keterangan; H=

Kedalaman Lubang Ledak(m) L= Timggi Jenjang (m) 6. Tinggi Jenjamg7Tinggi jenjang

(14)

berhubungan erat dengan parameter geometri peledakan lainnya dan ditentukan terlebih dahulu atau ditentukan kemudian setelah parameter serta aspek lainnya diketahui. Tinggi jenjang maksimum biasanya dipengaruhi oleh kemampuan alat bor dan ukuran mangkok (bucket) serta tinggi jangkauan alat muat.Pertimbangan lainnyaadalah kestabilan jenjang jangan sampai runtuh, baik karena daya dukungnya lemah atau akibat getaran peledakan.

Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa jenjang yang pendek memerlukan diameter lubangyangkecil,sementara untuk diameter lubang besar dapat diterapkan pada

jenjangyanglebih tinggi Rancangan menurut Richard L Ash. L = H - J

………(2.14) Keterangan: L = Tinggi Jenjang(m) H = Kedalaman Lubang(m) J = Subdrilling(m) 7. Powder column / primary charge (PC) Powder column / primary charge adalah panjang lubang isian pada lubang ladak yang akan diisi bahan peledak. a. R.L.Ash (1976) dan C.J.Konya (1990): PC = H - T ……….……...………….(2.15) Keterangan: PC = Panjang kolom isian (m)9H = Kedalaman lubang ledak (m) T = Stemming (m)Selain mempertimbangkan geometri peledakan seperti yang disebutkan diatas, dalam peledakan ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan4seperti jumlah pemakaian bahan peledak, volume peledakandan penentuan nilai powder factor (PF). Untuk mencari hal-hal tersebut digunakan rumus sebagai berikut.8. Loading density (de) Loading density adalah jumlah pemakaian bahan peledak dalam satu meter. Satuan yang digunakan adalah kg/meter.Loading density dicari untuk mengetahui berapa jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satu lubangtembak. Loading density dapat dicari dengan rumus oleh persamaan. a. R.L.Ash (1976) de = 0,508 De2 (SG)……….………(2.16) Keterangan: De = Loading density(kg/mtr) De = Diameter Lubang Ledak(inchi) SG = Berat jenis bahan

peledak(kg) b. C.J.Konya (1990): de = 0.34 x SGe x De2 ………(2.17) Keterangan: De

= Loading density (kg/mtr)3De = Diameter lubang ledak (inchi) Sge = Berat jenis bahan peledak9. Jumlah Bahan peledak Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut: E-= PC x De………(2.18) Keterangan: E = jumlah bahan peledak (kg) PC = Panjang kolom isian (m) De = loading density (kg/m) 10. Volume peledakan V= B x S x L ………..(2.19) Keterangan: V = Volume peledakan (m2)3B =

(15)

Burden (m) S = Spacing (m)L = Tinggi jenjang (m) 11. Powder Factor (PF) Powder factor (PF) atau specific Charge adalah jumlah bahan peledak yang digunakan untuk memecahkan sejumlah batuan. Powder factor dapat menjadi indicator terhaqdap seberapa keras batuan yang diledakanatau menentukan berapa biaya yang dibutuhkan dalam peledakan. PF biasanya di nyatakan dalam kg/m3 atau kg/ton. Pada peledakan jenjang nilai powder factor bervariasi mulai dari 0,1 kg/km3 hingga 0,53 kg/km3. Powder factor yang dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut: ………..(2.20) Keterangan: V

= Volume batuan yang diledakkan (M) PC = Panjang lubang isian (m) de = Loading density, kg/m n = Jumlah Lubang ledak PF = Powder factor, kg. 2.1.6 Fragmentasi 1. Defenisi

Fragmentasi Suatu metode pembongkaran batuan dapat dilakukan dengan cara peledakan berdasarkan pendekatan dari pengukuran sifat karakteristik massa batuan sebagai acuan diberlakukannya metode pembongkaran batuandengan metode tersebut. Hasil akhir dari peledakan batuan adalah fragmentasi. Fragmentasi adalah istilah yang digunakan sebagai petunjuk ukuran setiap bongkah batuan setelah peledakan. Keberhasilan suatu proses peledakan dapat dilakukan dengan menganalisis distribusi ukuran fragmentasi bongkah batuan. Fragmentasi yang optimal berkaitan dengan peningkatan produktivitas ,

berkurangnya tingkat keausan alat muat dan berkurangnya perbaikan alat mesin

pengolahan di pabrik. Disamping itu , menginginkan fragmen hasil peledakan yang optimal juga memerlukan biaya dalam pemboran dan peledakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembongkaran batuan dalam bentuk bongkah-bongkah. Dalam mengontrol ukuran fragmentasi berkaitan dengan bahan peledak yang digunakan , geometri lubang peledakan serta perencanaan peledakan yang akan dilakukan. Ritringer berpendapat bahwa energi yang dibutuhkan pada fragmentasi berhubungan dengan sejumlah area permukaan baru yang diledakkan (energi adalah fungsi area). Perencanaan peledakan meliputi peletakkan bahan peledak yang sesuai dengan konfigurasi geometri lubang ledak serta perhitungan delay dari tiap masing-masing lubang ledak. Berdasarkan studi Beattie dan Grant (1988) , Konig (1991) , Norell (1985 ) berpendapat jika penggunaan delay yang tepat akan memungkinkan tercapainya fragmentasi yang optimal. Fragmentasi yang

(16)

dihasilkan pada proses peledakan terjadi akibat gelombang kejut yang dihasilkan dari pemantulan gelombang tekan pada bidang bebas , tegangan tarik yang dihasilkan dalam massa batuan di sekeliling lubang ledak oleh tekanan gas-gas peledakan dan benturan antar fragmen batuan yang terlempar antara fragmen di dinding batuan yang

menyebabkan energi dari suatu fragmen tersampaikan akibat saling tumbukan antar partikel. Diameter lubang ledak sangat berpengaruh terhadap proses peledakan, ketika diameter lubang bor ditingkatkan maka akan menambah produktivitas dan hasil

fragmentasi. Variasi dalam peningkatan diameter lubang ledak mempunyai keuntungan diantaranya adalah penginkatan kecepatan peledakan dari bahan peledak yang juga meningkatkan energy gelombang regangan,dan juga terdapat kekurangan, antara lain : a.

Powder factor yang diperlukan besar untuk mendapatkan distribusi ukuranyang sama. b.

Sistem inisiasi harus lebih akurat. c. Tingginya tingkat getaran. d.Resiko terjadinya batuan terbang (flyrock) lebih tinggi.e.Tingginya tingkat kebisingan yang akan muncul setelah dari proses peledakan yang dilakukan. Adapun keuntungan dengan meningkatkan besar ukuran diameter lubang ledak antara lain:a. Tingkat produksinya tinggi. b.Tidak ada keterbatasan dalam kapasitas pemuatan, pengangkutan, dan alat peremuk.c. Tidak ada masalah toe dan backbreak. d.Tidak ada masalah lingkungan, seperti getaran tanah dan airblast. Suatu fragmentasi hasil peledakan dapat dikatakan optimal apabila mudah digali, didapatkan bentuk muckpile hasil peledakan tidak rata, melainkan menumpuk keatas, didapatkan distribusi ukuran material yang rata, dan tidak terdapat material berukuran besar. 2. Faktor –faktor Fragmentasi Kegiatan peledakan dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor rancangan yang dapat dikendalikan dan faktor rancangan yang tidak dapat

dikendalikan.Faktor rancangan yang dapat dikendalikan sebagai berikut :20Geometri pemboran : diameter, kedalaman, kemiringan, tinggi jenjang. Pola pemboran : paralel pattern dan staggerd pattern.Pola peledakan : box cut, corner cut, V-cut. Bahan peledak1: macam-macam bahan peledak, kekuatan, detonasi, densitas, sumbu ledak, ketahanan terhadap air.Geometri peledakan: burden, spasi, stemming, subdrill, kolom isian, kedalaman lubang. Faktor rancangan yang tidak dapat dikendalikan sebagai berikut : a.

(17)

Karakteristik massa batuan. b. Bidang-bidang diskontinu. c. Litologi batuan dan formasi batuan. Tingkat ukuran fragmentasi diukur berdasarkan batuan hasil pembongkaran yang akanditambang.Hal tersebut berkaitan dengan tingkat keekonomian baik dalam

penggunaan alat angkut serta perawatan yang digunakan dalam mengangkut material hasil peledakan. Hal tersebut berkaitan dengan seberapa berhasilnya proses peledakan yang dilakukan sehingga mendapatkan ukuran fragmentasi dengan perencanaan peledakan baik berdasarkan geometri lubang ledak , hingga bahan peledak yang akan digunakan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi adalah karakteristik batuan , kelurusan lubang ledak, properti bahan peledak, pemuatan lubang ledak, spesifikasi isian, sistem pembakaran.3.Metode Pengukuran Fragmentasi Metode

pengukuran fragmentasi hasil peledakan dapat dilakukan dengan berbagai cara meliputi : a.Metode Visual Pada umumnya metode ini hanya mengamati fragmentasi hasil peledakan berdasarkan karakterisitik bentuk farmen yang terbentuk, pusat gravitasi dari muckpile, perpindahan batuan yang terbongkar akibat proses peledakan, dan flyrock.3Dilakukan pengamatan dan pengukuran secara manual di lapangan, dalam satuan luas tertentu yang dianggap mewakili (representatif). b.1Metode Perhitungan Boulder Hasil pembongkaran batuan terkadang menghasilkan oversize atau boulder yang tidak menguntungkan dalam proses produksi selanjutnya terutama mempengaruhi spesifikasi alat muat yang digunakan dan khususnya alat-alat peremuk. Selain itu semakin banyak boulder yang terbentuk akan membuat penambahan biaya perbaikan alat-alat produksi yang digunakan seperti alat-alat peremuk dan resiko kecelakaan dalam proses pemuatan hingga proses pengangkutan menuju ke area pengolahan untuk melalui tahapan proses pengolahan lebih lanjut. Metode ini mengukur hasil peledakan melalui proses berikutnya, apakah terdapat kendala dalam proses tersebut, misalnya melalui pengamatan yang dapat dilakukan dengan pemantauan alat muat dan angkut dengan mengamatai digging rate, secondary breakagedan

produktivitas crusher. 2.1.7 Software Peledakan SPLIT DEKSTOP 2.0 Analisis fotografi dapat menggunakan Software Split Desktop 2.0, Software inimerupakan program yang berfungsi untuk menganalisa ukuran fragmen batuanmelalui foto digital. Program Split Desktop 2.0

(18)

8menyediakan alternatif ekonomis untuk melakukan manual sampling dan pengayakan (screening) yang diperoleh melaluifoto lapangan. Fotoyang diperoleh dapat langsung diproses dengan cepat dalam hitungan menit dan dengan analisa data yang sederhana.

Foto batuan yang diambil harus terdapat suatu benda yang sudah diketahui panjangnya dan mempunyai ukuran kecil yang berfungsi sebagai benda pembanding. Penggunaan program Split Desktop 2.0 juga meminimalkan personil dalam8pengambilan dan pengolahan data, sehingga data dapat diolah dan diprosesdengan hasil yang akurat.

Program Split Desktop 2.0digunakan untuk membantu menganalisagambar fragmen material hasil peledakan, yang lebih dari 100 cm akan ditampilkan berupa grafik persentase lolos material dan ukuran fragmen rata-rata yang dihasilkan dalam suatu peledakan.

Program Split Desktop 2.0 ini dapat melakukan pemisahan pada batas-batas batuan

menurut perbedaan warna secara otomatis yang mempunyai hasil akhir berupa grafik yang menunjukan antara persen kumulatif material yang lolos dengan ukuran distribusi

fragmentasi batuan. Program Split Desktop 2.0memiliki17beberapa tahap untuk dapat memperoleh hasil berupa grafik persentase lolos, yaitu sebagai berikut:1.

Akuisisi/memperoleh gambar. Pengambilan gambar dilakukan di lapangan dengan posisi membelakangi matahari agar meniadakan bayangan yang dapat menganggu gambar. 2.

Digitasi fragmentasi. Langkah berikutnya adalah penggambaran batuan atau digitasi, dengan menggunakan perhitungan algoritma otomatik yang terdapat pada program Split Desktop 2.0. Selain melalui cara otomatis, digitasi dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan melingkari bagian terluar dari partikel-partikel (fragmen) batuan. 3. Analisa ukuran.

Melakukan pendekatan distribusi untuk material halus (distribusi Schuman dan Rosin- Rammler). Kemudian dipilih pendekatan Rosin-Ramler. 4. Hasil setelah ukuran partikel telah dikalkulasi, program Split Desktop dapat menyajikan distribusi ukuran8dalam 3 format yaitu standar ISO, standar UK, dan standar sendiri.17Selain itu juga dapat diketahui ukuran persentase lolos ayakan P20, P50, P80, dantop sizedapat dilihat pada Gambar 2.6. Sumber:

Aplikasi Software Split Desktop Gambar 2.6 Tampilan Software Split Desktop2.0. 2.1.8 Kuz Ram Kuz Ram merupakan program perhitungan fragmentasi batuan pada proses

(19)

pemberaian batuan yang terjadi pada proses penambangan. Program kuz ram dijalankan oleh engineer tambang atau teknisi yang sudah khusus dilokasi tambang dengan

mengambil dan menginput data berupa burden, spacing, subdrilling, tinggi jenjang, dan stemming dari kegiatan peledakan. Adapun kelebihan dari kuz ram sebagai berikut: 1.

Mempermudah dalam analisis fragmentasi peledakan. 2. Mempercepat perhitungan fragmentasi peledakan. 3. Mempermudah distribusi fragmentasi peledakan. Sumber:

Manual Kuz Ram,2013. Gambar 2.7 Tampilan Kuz Ram Berikut rumus perhitungan

fragmentasi batuan dalam kuz ram, antara lain: a. Subroutine (x) X = X ………..(2.21) (Sumber: Awang Suwandhi, 2012) Keterangan: x = subroutine A = Diameter lubang ledak V

= strength batuan Q = Densitas batuan E = strength bahan peledak b. Keseragaman fragmentasi batuan (n) n = x x x ……….(2.22) (Sumber: Awang Suwandhi, 2012) Keterangan:

n = Fragmentasi batuan B = burden d = Diameter lubang ledak W = Densitas bahan peledak L = Kedalaman lubang ledak H = Tinggi jenjang 2.1.9 Tinjauan Umum Perusahaan 1. Sejarah perusahaan PT. Bintang Sumatra Pasific merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan dan pengolahan batuan Andesit yang berlokasi di Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat dengan luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) 6 Ha.dan target produksi 30.000 Ton/Bulan. 2. Statigrafi, geologi dan morfologi a. Statigrafi Di lokasi kegiatan penambangan batuan andesit PT. Bintang Sumatra Pasific termasuk dalam peta lembar geologi pekanbaru (M.C.G. Clarke dkk, 1982).terdapat formasi sebagai berikut. - Formasi Kuantan Litologi : Filit, serpih, skis mukskovit, batu gamping tipis. Formasi Gunung Api Koto Alam Litologi : Lava menengah, basa,anglomerat dan lahar. Formasi Shipas Litologi : Batu Pasir Konglamerat, Batu lanau. b. Geologi Tektonik Sumatera14dipengaruhi oleh interaksi konvergen antara dua lempeng yang berbeda jenis, Arah gerak kedua lempeng terhadap jalur subduksi membentuk sudut lancip sehingga pembentukan struktur geologi di Pulau Sumatera didominasi oleh10sesar-sesar mendatar dekstral (right handed wrench fault).

Hubungan struktur geologi satu terhadap lainnya selain mengontrol sebaran batuan di permukaan juga menjadikan daerah ini cukup kompleks secara tektonik. Terbentuknya

(20)

sejumlah struktur sesar yang cukup rapat ternyata diikuti oleh aktifitas magmatik yang menghasilkan tubuh-tubuh intrusi batuan bekuyang peroses pembekuanya yang muncul ke permukaan. Sumber : PT. Bintang Sumatra Pasific(2020) Gambar 2.8 Peta Geologi / Luas izin Usaha Penambangan(IUP) c. Morfologi Morfologi Nagari Manggilang umumnya daerah perbukitan dengan ketinggian 100-500 mdpl. Secara umum daerah ini memiliki kemiringan berkisar antara 10°- 50°. Pada daerah sebaran batu andesit memiliki ciri morfologi berupa perbukitan berbentuk kerucut, pada dinding-dinding bukit inilah dapat dilihat singkapan batu andesit. Daerah ini umumnya ditutupi oleh hutan primer dan semak belukar, 3.

Kegiatan peledakan Kegiatan peledakan di peusahaan PT. Bintang Sumatra Pasific di

lakukan pada jam istirat pada pukul 13:00 WIB. dan diberikan aba-aba secara langsungoleh bagian juru ledak PT. Bintang Sumatra Pasific. a. Pemboran. Pemboran merupakan suatu kegiatan pembuatan lobang ledak yang dilakukan oleh PT. Bintang Sumatra Pasific dengan mengunkan Alat Bor Furukawa Fdr 200 dengan menggunakan pola pemboran zig-zag dengan jarak Burden 2,5 m, spacing 2,5 m, Kedalaman 6 M.16dari pola bujur sangkar maupun persegi panjangdengan jumlah lobang ledak yang ditentukan oleh peruashaan untuk Alat pemboran yang digunakan oleh perusahaan bisa dilihat pada (Lampiran IV) b.

Peledakan Peledakan merupakan kagiatan pembongkaran batuan yang dilakukan oleh PT.

Bintang Sumatra Pasific dengan menggunakan pola peledakan corner cut (echelon) dengan geometri jarak burden 2,5 m dan spacing 2,5 m, dengan memakai bahan peledak Anfo dan Power gel Dengan menggunakan detonator non eletrik, dan pemicu untuk peledakan menggunakan alat Blasting Machine. 4. Lokasi dan Kesampaian daerah PT. Bintang Sumatra Pacific yang merupakan salah satu perusahaan tambang yang beroperasi di Kabupaten Lima Puluh Kota.23Kabupaten ini terletak di bagian Timur wilayah Provinsi Sumatera Barat atausekitar 124 km dari Kota Padang, ibukota Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Lima Puluh Kota terletak antara 0º25’28,71 LU dan 0º22’14,52” LS serta antara 100º15’44,10”–

100º50’47,80” BT. Sumber: PT. Bintang Sumatra Pasific (2020) Gambar 2.9 Peta Kesampaian Daerah PT. Bintang Sumatera Pasific Lokasi kegiatan penambangan terletak di wilayah jorong lubuk jantan, Nagari Manggilang, Kecematan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima

(21)

Puluh Kota, Provisnsi Sumatera barat, Lokasi tersebut dapat ditempuh menggunakan transportasi darat dalam waktu 4 jam dari kota padang. Untuk mencapai wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. Bintang Sumatera Pasific dari ibu kota Padang provinsi Sumatera Barat dapat ditempuh dengan menggunakan jalur transportasi darat sebagai berikut: 1. Padang–Payakumbuh dengan jalur transportasi darat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui jalan aspal sejauh ± 135 kilometer dapat ditempuh dalam waktu ± 3 jam. 2. Payakumbuh – Pangkalan dengan kendaraan roda empat melalui jalan aspal sejauh ± 55 kilometer yang ditempuh dalam waktu ± 1 jam. Selengkapnya mengenai lokasi penambangan Batu Andesit PT. Bintang Sumatera Pasific. 2.1.10 Penelitian Yang Relevan Berisikan tentang 5 jurnal yang digunakan: a. Jurnal 1 Judul : Evaluasi Isian Bahan Peledak Menggunakan Analisis Distribusi Ukuran Fragmen Pada Peledakan Batuan Penutup di Tambang Terbuka Batubara. Peneliti : Ahmad Ali Syafi’i1, Riswan, Uyu Saismana, Romla Noor Hakim,dan Kartini. Metode penelitian yang digunakan adalah: 1. Analisa Isian bahan peleadak terhadap hasil persentase fragmentasi material boulder menggunakan model matematis kuzram. 2. Analisa Isian bahan peleadak terhadap hasil persentase fragmentasi material boulder menggunakan metode regresi polinomial ordo 2. Hasil penelitian yang didapatkan: Mendapatakan hasil fragmentasi yang diinginkan perusahaan dengan

mengurangi hasil boulder pasca peledakan berdasarkan evaluasi bahan peledak. b. Jurnal 2 Judul : Analisis Powder Factor Dan Fragmentasi Hasil Ledakan Menggunakan Perhitungan kuz-Ram Pada Tambang Batubara di Provinsi Kalimantan Timur. Peneliti : Agus Ardianto Budiman, Emi Prasetyawati umar, Dan Muhammad Rizky Abdullah. Metode penelitian yang diguanakan adaalah: Pengambilan data blast report tiap peledakan berlangsung , foto fragmentasi dan data digging time loader setelah peledakan.15Kemudian dari beberapa data yang diambil setiap hari nya di lapangan akan dioalah menggunakan microsoft office word dan mcrosoft office excel. Sehingga akan memudahkan dalam proses analisis data.

Hasil penelitian yang didapatkan adalah: Mendapatkan hasil Fragmentasi11yang optimal yaitu, antara 0,20m³/ton – 0,24m³/ton didapatkan hasil fragmentasi yang baik 60 cm <

(kurang dari) 10% dari total keseluruhan fragmen yang ada dan itu masuk dalamkategori

(22)

baik. Sehingga tidak menghasilkan material boulder. c. Jurnal 3 Judul : Analisa Distibusi Fragmentasi Pada Kegiatan Peledakan Batuan Dengan Menggunakan Simulasi Monte Carlo. Peneliti : Dedi Yulhendra Dan Mulya Gusman. Metode penelitian yang digunakan adalah : Pengambilan Data primer dan data sekunder, Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian dengan memanfaatkan data yang sudah ada seperti laporan yang sudah ada di perusahaan, Data primer dari penelitian di PT.

Semen Padang adalah geometri peledakan dan penggunaan bahan peledak menggunakan perhitungan dengan simulasi monte carlo. Hasil Penelitian yang didapatkan adalah :

Mendapatkan nilai rata-rata Powder factor 0,31 kg/m3 dengan fragmentasi saringan 80=

18%, Berdasarkan perhitungan dengan simulasi Monte Carlo didapatkan nilai blastibility indeks 41,8 dan Rock Factor 5,01. c. Jurnal 4 Judul : Kajian Teknis Geometri Peledakakan

1Pada Keberhasilan Pembongkaran Overburden Berdasarkan Fragmentasi HasilPeledakkan.

Peneliti : Rudi Frianto, Nurhakim, dan Riswan. Metodologi penelitian yang digunkan adalah : pengambilan data sekunder yang didapat dari pustaka perusahaan dan data primer yang diambil langsung dilapangan dengan menggunakan perhitungan kuz-ram dan splite desktop. Hasil Penelitian yang didapatkan adalah : Mendapatkan Geometri peledakan yang optimal, yaitu geometri dengan burden 7m x spasi 8m hal ini dikarenakan pada geometri ini menghasilkan ukuran fragmen>800mm sebesar 8,14%, digging time alat gali muat rendah 10,99 detik dan bucket fill factor 69,76 %, Faktor-faktor teknis yangmempengaruhi fragmentasi hasil peledakan adalah prepare lokasi yang tidak maksimal sehingga

menyebabkan deviasi-deviasi,antara lain ketidaktepatan titik bor, arah pemboran dan deviasi pengisian jumlah bahan peledak perlubang, serta penggunaan tamper saat

pemadatan material stemming. e. Jurnal 5 Judul : Analisis Distribusi Rock Fragmen Ukuran Berdasarkan Digital Image Processing dan Kuz-Ram Model Cas dari Jebel Medjounes Quarry. Peneliti : Mohamed, Riadh, Abderazzak, Radouane , Mohamed dan Ibsa.

Metodologi Penelitian yang digunakan adalah :21Metode untuk mengukur distribusi ukuran batu terfragmentasi setelah peledakan dikelompokkan sebagai metode langsung dan tidak langsung,Parameter peledakan dianggap menentukan distribusi ukuran dalam

(23)

beberapa model empiris seperti persamaan Larsson, rumus SveDeFo, Model Kuz-RAM, Metode yang paling populer untuk mengukur fragmentasi adalah penentuan distribusi ukuran menggunakan teknik pengolahan digital imaging, Ada beberapa perangkat lunak yaitu SPLIT, WipFrag, GoldSize, FRAGSCAN, TUCIPS, CIAS, Tenaga Saringan, IPACS, KTH, WIEP, dll yang27tersedia secara komersial untuk mengukur distribusi ukuran.Hasil Penelitian yang didapatkan adalah : Hasil yang diperoleh oleh model Kuz-Ram,tingkat kebesaran dari rencana yang diusulkan adalah dari nilai 24,7%, lebih rendah dari nilai yang ditemukan untuk rencana yang ada (27,2%). Pengolahan digital gambar(Splite Desktop) diambil dari fragmen batuan di lapangan secara langsung (diusulkan rencana)

menunjukkan bahwa tingkat kebesaran adalah 11,21%,Lebih rendah daripada yang ditemukan untuk rencana penembakan yang ada (31,59%). Membandingkan antara dua model, Bisa dilihat bahwa analisis numerik dari gambar memberikan pendekatan yang lebih baik dari hasil dibandingkan dengan model Kuz-Ram, karena mendasarkan pada semua bagian dari tumpukan dengan granulometri yang berbeda kelas batu (baik, sedang dan kasar). Berdasarkan lima jurnal di atas, maka penulis akan mendapatkan referensi dan pedoman untuk melakukan penelitian karena erat kaitanya dengan permasalahan dan judul tugas akhir yang dikerjakan oleh peneliti, seperti: - Mendapatkan panduan teori-teori pengambilan data dilapangan terkait judul tugas akhir peneliti. - Rumus – rumus yang digunakan untuk pengolahan data terkait judul tugas akhir peneliti. - Serta metode- metode yang digunakan untuk image analisis seperti software split desktop 2.2 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual ini terdiri dari input, proses dan output yang merupakan data-data kebutuhan penelitian dan proses pengumpulan data lapangan yang dilakukan pada saat penelitian serta hasil analisis datadapat dilihat pada gambar dibawah 2.7 dibawah ini : Gambar 2.10 Kerangka Konseptual 2.2.1 Input Input terdiri dari data-data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu: 1. Data Primer. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh peneliti dari lapangan. Data primer yang dibutuhkan adalah: a. Data jumlah isian bahan peledak dan geometri peledakan. b. Data jumlah lubang ledak. c. Data diameter lubang ledak. d. Data kedalaman lubang ledak. e.

(24)

Data fragmentasi hasil peledakan. 2.1Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperlukan dalam penelitian untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari data primer.

Data sekunder dapat berupa studi pustaka yang berasal dari buku-buku,penelitian lapangan, maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Berbagai dokumen dihasilkan melalui objek penelitian yang dipergunakan untuk mendukung data primer dan memperkuat data dalam melakukan penelitian. Data sekunder yang dibutuhkan adalah. a. Sejarah dan Profil Perusahaan. b. Peta lokasi perusahaan. c. Software Split

Desktop 2.0. d. Data perencanaan area lokasi peledakan. e. Geometri peledakan. f. Variabel penelitian dan perlengkapan peledakan yang digunakan. g. Data lubang bor. 2.2.2 Masalah 1. Banyak ditemukan boulders (bongkahan >60 cm) dari hasil kegiatan peledakan. 2. Ada beberapa lubang ledak yang terisi oleh air setelah kegiatan pemboran. 3. Geometri peledakan kurang tepat sehingga fragmentasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan crusher (>40 cm). 4. Perlunya merancang kembali modifikasi geometri peledakan guna mengurangi boulders. 2.2.3 Solusi 1. Perlunya untuk memperhitungkan banyak jumlahnya bahan peledak agar hasil fragmentasi material peledakan merata. 2.

Perlunya menutup lubang bor yang telah selesai dibor agar disaat kondisi hujan tidak masuk air hujan. 3. Perlunya untuk merancang kembali modifikasi geometri peledakan guna mengurangi boulders (Bongkahan). 2.2.4 Hasil 1. Mendapatkan rancangan modifikasi geometri peledakan ideal pada hasil fragmentasi di PT. Bintang Sumatra Pasific. 2.

Mendapatkan nilai jumlah isian bahan peledak yang ideal untuk peledakan dan Hasil distribusi fragmentasi dengan metode Kuz-Ram di PT. Bintang Sumatra Pasific 3.

Mendapatkan hasil data fragmentasi aktual yang optimal pada Software Split Desktop 2.0, Dan secara teoritis menggunakan metode kuz-ram. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan28dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif,metode penelitian kuantitatif merupakan merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan proses data-data beruipa angka-angka yang dapat dianalisis dengan menggunakan satistik dan bersifat sistematis dan terstruktur (Kasiram, 2008: 149) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kuantitatif. Untuk mendapatkan data-

(25)

data yang dibutuhkan, dilakukan pengambilan data aktual secara langsung di lapangan dengan mengukur kedalaman lubang aktual, steeming, digging time dari lokasi yang telah diledakan dan pengambilan dokumentasi hasil peledakan, selain itu dibutuhkan juga data- data pendukung seperti peta design peledakan dan Loading sheet peledakan yang

didapatkan langsung dari perusahaan. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui pengaruh powder factor terhadap hasil peledakan pada PT. Bintang Sumatra Pasific serta memberikan alternatif solusi untuk meningkatkan perolehan hasil peledakan. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian di lokasi penambangan Andesit PT. Bintang Sumatra Pasific, Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat. 3.2.2 Waktu Penelitian Waktu Penelitian dilakukan pada 9 Oktober 2020 sampai Januari 2021 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi yang berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variable penelitiannya adalah geometri peledakan yaitu burden, spacing, Stemming, Kedalaman Lubang Ledak, Tinggi jenjang, isian bahan peledak dan jumlah bahan peledak dalam sekali ledakan.

Variabel penelitian ini nantinya akan dilihat pada Analisis fragmentasi menggunakan software Splite desktop dan Kuz-Ram dengan cara pengolahan gambar dan data yang akan diambil selama penelitian berlangsung di PT. Bintang Sumatra Pasific Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat. 3.4 Data dan Sumber data 3.4.1 Jenis Data Jenis pengambilan data terbagi atas dua yaitu: 1. Data primer yaitu data-data yang diperoleh dari kegiatan lapangan yang bersumber dari pengamatan langsung, wawancara dan observasi di lapangan seperti data lubang bor, kedalaman lubang bor dan geometri peledakan. 2. Data sekunder yaitu data-data yang diambil dari instansi perusahaan, peta topografi, peta geologi, data rencana pemboran dan peledakan, operator dan literatur dari buku-buku penunjang dan berbagai pihak yang menguasai bidang yang berhubungan dengan penulisan penelitian ini. 3.4.2 Sumber Data Adapun data-data1yang dikumpulkan terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.1.

(26)

Data primer Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari pengamatan di lapangan yaitu: 1. Geometri pemboran. 2. Kedalaman lubang bor. 3. Foto fragmentassi peledakan. 4. Jenis bahan dan jumlah bahan peledak. 2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari buku-buku literature atau studi kepustakaan dan data-data/arsip perusahaan, seperti berikut: 1.1Peta lokasi perusahaan. 2. Peta wilayah IUP. 3. Kondisi geologi setempat. 4.Bahan peledak yang digunakan. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Prosedur pengambilan data dalam penelitian tugas akhir yaitu sebagai berikut: a.

Pengamatan dan Pengukuran Geometri Aktual Pengamatan yang dilakukan terhadap lokasi peledakan , Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi aktual lokasi peledakan dan mengukur geometri aktual. Data geometri aktual didapat dari hasil pengamatan dan pengukuran langsung pada lubang-lubang bor dilokasi peledakkan yang menjadi area penelitian, Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman aktual lubang bor dan pengecekan stemming lubang ledak yang dapat mempengaruhi jumlah bahan peledak yang digunakan dan powder factor yang dihasilkan. Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur meteran, buku catatan dan juga peta lubang bor. Berikut prosedur pengukuran yang ada : - Menggunakan meteran. - Memasukan meteran yang telah diikatkan batu untuk pemberat meteran kedalam lubang ledak yang telah selesai di bor sebelum diisi bahan peledak. kedalam lubang ledak - Setelah lubang bor selesai diisi, melakukan pengukuran stemming lubang ledak yang telah diisi bahan peledak dengan memasukan alat ukur hingga menyentuh permukaan bahan peledak. Pengukuran stemming dilakukan setelah proses gassing emulsi selesai yaitu ±20 menit setelah pengisian. Pengamatan geometri dan pola peledakan yang digunakan berdasarkan tabel di bawah ini : Tabel 3.1 Form Pengumpulan Data geometri No Tanggal B (m) S (m) H (m) Qe (kg) N T (m) D (m) 1 Keterangan : B = Burden H = Kedalaman lubang ledak N = jumlah lubang S = Spacing Qe

= Masa bahan peledak tiap lubang T = Steaming d = diameter b. Pengamatan Pola peledakan yang diterapkan di lapangan. c. Pengamatan fragmentasi setelah dilakukan kegiatan peledakan. Sumber: software wipfrag Gambar 3.1 Ilustrasi pengambilan foto -

1Wawancara dengan instruktur lapangan serta orang-orang yang ahli dibidangnya.Tabel

(27)

3.2 Format Wawancara Dengan Kepala Teknik Tambang (KTT) No Pertanyaan Jawaban Sumber 1 Tabel 3.2 diatas merupakan format tanya jawab penulis dengan Kepala Teknit Tambang (KTT). - Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dari buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pemecahan masalah. b. Pengamatan Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan Pengukuran hasil fragmentasi bertujuan untuk mendapatkan data fragmentasi batuan hasil peledakan yang akan dimuat dan dimasukkan ke crusher.

Pengambilan gambar menggunakan kamera yang telah tersedia, dan untuk alat

pembanding digunakan helmsafety dengan diameter sebesar 27 cm. pengambilan gambar dilakukan setelah peledakan dilakukan dan pengambilan gambar dilakukan dibeberapa titik yang dianggap dapat mewakili lokasi peledakan tersebut. Gambar gambar yang telah diambil kemudian diolah dengan menggunakan Split Desktop untuk dapat mengetahui persentase fragmentasi batuan hasil peledakan. Berikut prosedur pengambilan gambar fragmentasi batuan - Menyiapkan Kamera digital. - Setelah lokasi peledakan telah diledakkan dan telah dilakukan pengecekan terlebih dahulu untuk memastikan semua lubang meledak dengan sempurna. - Meletakan helem diantara pecahan-pecahan batuan hasil peledakan. - Mengambil foto dari beberapa tempat yang dianggap dapat mewakili lokasi peledakan. - c. Pengamatan Digging time Pengambilan waktu gali atau digging time dilakukan dengan menghitung waktu alat yang berkerja di lokasi yang telah diledakkan ketika menggali material yang telah diledakkan dengan menggunakan stopwatch.

Pengambilan waktu gali (digging time) dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan alat untuk menggali material yang telah diledakkan. Prosedur kerja yang

dilakukan yaitu : - Menyiapkan Stopwatch. - Memastikan angka perhitungan stopwatch dari angka 0 - Menekan tombol start saat memulai pengukuran waktu penggalian ketika bucket excavator mulai menyentuh permukaan batuan. - Menekan tombol stop ketika bucket excavator terangkat. - Mencatat waktu gali yang tertera pada stopwatch. - Melakukan pengukuran secara berulang hingga jumlah data mencukupi. 3.6 Teknik Pengolahan Data Adapun pengolahan data perlu dilakukan dengan merangkum keseluruhan data yang

(28)

didapat1di lapangan baik itu merupakan data primer maupun data sekunder dandilihat saling keterkaitannya satu sama lainnya.Dalam penelitian ini pengolahan data yang dilakukan antara lain :a. Mendesain geometri peledakan actual (rekomendasi). Dari data geometri yang telah didapatkan di lapangan geometri rekomendasi didapatkan dengan menggunakan metode R.L Ash yang terdapat pada tinjauan pustaka mengenai geometri peledakan, Sehingga dapat diketahui volume dan jumlah bahan peledak yang digunakan untuk menghitung powder factor. b. Menetapkan powder factor peledakan. Untuk menentukan powder factor yang digunakan selama penelitian berlangsung, berdasarkan parameter geometri yang didapatkan diketahui jumlah bahan peledak yang digunakan dan volume batuan yang diledakkan maka dapat diketahui besarnya powder factor yang

digunakan, Sehingga nantinya dapat dianalisa pengaruh Powder Factor terhadap hasil peledakan. c. Menganalis Distribusi Fragmentasi batuan hasil peledakan Untuk perhitungan distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan dilakukan berdasarkan teoritis persamaan Kuz-ram, dari perhitungan distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan dengan

menggunakan persamaan kuz-ram akan didapatkan persentase distribusi fragmentasi batuan dan karakteristik ukuran batuan dengan mengghitung blastability index dan faktor batuan, indeks keseragaman batuan, karakteristik batuan dan ukuran rata -rata fragmentasi batuan dengan menggunakan persamaan Kuz-Ram. Untuk perhitungan distribusi

fragmentasi secara aktual dengan menggunakan software Split Desktop™. Dokumentasi hasil fragmentasi yang telah diambil dan diolah dengan menggunakan software. 3.6.1 Menganalisis distribusi fragmentasi aktual menggunakan Splite Dekstop. Langkah - langkah menggunakan Software Split Desktop : 1. Buka halaman Software Split Desktop, Klik File>Open> Pilih File > Open untuk memulai menggunakan Split Desktop dari data foto yang telah disimpan sebelumnya. Gambar 3.2 Masukan Foto 2. Setelah langkah ini, Klik Ikon Garis Pembanding untuk memberi garis tengah pembanding pada gambar yang akan di analisis. Gambar 3.3 Garis Tengah Pada Pembanding 3. Setelah diberi garis tengah, Klik Analyze > Set Scale pada menu bar dan masukkan data yang telah kita punya seperti Known Distance dan masukkan satuan dalam Units kemudian Klik Ok. Gambar 3.4 Kotak

(29)

Dialog Set Scale 4. Setelah data dimasukkan, Klik Split > Scale Image>Single Object karena hanya ada satu data, pilih Get Scale for Bottom Row – OK. Gambar 3.5 Kotak Dialog Do Split Scale 5. Untuk melihat fragmentasi batuan, Klik Split > Find Particles > Check Process All Open Image > Uncheck Auto Fines > Go. Gambar 3.6 Kotak Dialog Find Particles 6.

Setelah fragmentasi batuan terlihat, arsir pembanding dengan warna putih dengan cara klik ikon arsir-pilih warna putih-arsir pembanding, kemudian beri border pada pembanding dengan cara klik ikon pencil beri border pada pembanding dengan cara freehand. Gambar 3.7 Pembanding yang Telah Diarsir dan Diberi Border 7. Arsir juga 1 batuan besar dan 1 batuan kecil kemudian beri border dengan freehand untuk membedakan fragmentasi.

Gambar 3.8 Batuan yang Telah Diarsir dan Diberi Border 8. Setelah selesai mengedit, Klik Split > Done Editing. Gambar 3.9 Done Editing 9. Untuk menghitung ukuran, Klik Split >

Compute Size > Medium > Rammler > Go. Gambar 3.10 Kotak Dialog Calculate Size Distribution 10. Untuk mendapatkan hasil akhir Klik Split > Graph and Output. Pada menu Data Pilih tempat untuk menyimpan File. Gambar 3.11 Penyimpanan Data 11. Untuk

membuat Grafik, pada menu Output > Check Make Graph> masukkan Graph Title. Gambar 3.12 Menu Output 12. Pada menu Sieve Series, masukan unit, New Set pada Sieve Set untuk mengatur ukuran, Klik Add untuk memasukkan ukuran saringan >Right Arrow> pilih sesuai ukuran sesuai yang telah dipilih sebelumnya pada Available Sizes Klik Ok. Gambar 3.13 Menu Sieve Series 13. Setelah data dimasukkan maka akan keluar grafik Size

Distribution. Gambar 3.14 Hasil Akhir 14. Simpan data. Gambar 3.15 Hasil Pengolahan Splite Desktop 3.6.2 Menganalisis Prediksi Distribusi Fragmentasi Menggunakan Metode Kuz-Ram.3Model Kuz-Ram merupakan gabungan dari persamaan Kuznetsov dan

persamaanRossin-Ramler menentukan persentase material yang tertampung di ayakkan dengan ukuran tertentu, Persamaan kuznetsov adalah sebagai berikut:X = X = Ukuran rata-rata fragmentasi tiap lubang ledak(cm) A = Faktor batuan Vo = Volume batuan yang terbongkar(m³) Q = Berat bahan peledak tiap lubang(kg) Untuk menentukan distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan digunakan persamaan Rossin-Ramler, Yaitu Rx = Keterangan: R =Persentase massa batuan yang lolos dengan ukuran X(%) Xc=Karakteristik

(30)

batuan(cm) X =Ukuran ayakan n =Indeks keseragaman 3.7 Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif, kuantitatif, dan deskriptif. Berupa pengamatan dan melakukan perhitungan jumlah bahan peledak (Powder factor),

1Fragmentasi yang dihasilkan oleh peledakan yang dilakukan. Data yang didapatdiolah dan dianalisa berdasarkan metode yang ditetapkan sejak awal.Diambilbeberapa cara pengolahan data sebagai langkah untuk perbandingan antara teori yang digunakan dengan teori penunjang lainnya sehingga dapat disimpulkan dari dasar pembanding tersebut sebagai analisis data yang dilakukan dari hasil pengolahan data tersebut. Adapun data yang akan diolah yaitu:1. Analisa geometri peledakan di lapangan. 2. Analisa nilai Powder factor. 3. Analisa Digging time 4. Analisa fragmentasi hasil peledakan. 3.8 Kerangka Metodologi Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 3.16 Diagram Alir Penelitian BAB IV

PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitan ada dua macam1yaitu data primer dan data

sekunder, dataprimer didapatakan secara langsung dari pengamatan di lapangan selama penelitian di PT. Bintang Sumatra Pasific. Kegiatan peledakan yang dilakukan oleh PT.

Bintang Sumatra Pasific merupakan kegiatan peledakan jenjang, Selama penelitian

berlangsung kegiatan peledakan di kakukan pada zona 4 yang bertujuan untuk memberai batuan dari induknya sehingga didapatkan broken material dengan fragmentasi yang sesuai sehingga dapat masuk kedalam crusher, Sistem inisiasi yang digunakan dalam kegiatan peledakan pada zona 4 adalah sistem inisisai non-electric (nonel), Bahan peledak yang sering digunakan adalah ANFO dan POWER GEL. Selama penelitian berlangsung pola pemboran yang sering digunakan adalah staggered pattern dan pola peledakan yang sering digunakan adalah corner cut dengan peledakan beruntun antar lubang, Target pemberaian material pada PT. Bintang Sumatra Pasific adalah 30.000 Ton/Bulan, Data primer didapatakan secara langsung dari pengamatan dilapangan selama penelitian di PT.

Bintang Sumatra Pasific sebagai berikut: 4.1.1 Wawancara dengan Kepala Teknik Tambang (KTT) Tabel 4.1 Wawancara dengan Kepala Teknik Tambang (KTT) No Pertanyaan Jawaban

(31)

Sumber 1 Geometri peledakan apa yang digunakan perusahaan PT. Bintang Sumatera pasific? 2,5x2,5 BAYU PERDANA PUTRA,ST. 2 Metode apa yang digunakan untuk

menghitung distribusi fragmentasi? Software wipfrag BAYU PERDANA PUTRA,ST. 3 Berapa macam jenis bahan peledak yang digunakan untuk sekali peledakan? AnFo dan POWER GELL BAYU PERDANA PUTRA,ST. Pada Tabel 4.1 di atas merupakan sesi tanya jawab penulis dengan Kepala Teknik Tambang(KTT) tentang PT. Bintang Sumatra Pasific, dimana

Geometri yang digunakan adalah 2,5 x 2,5 dan jenis bahan peledak yang dipakai adalah Anfo dan POWER GELL. 4.1.2 Geometri Peledakan Aktual Geometri peledakan merupakan salah satu parameter yang sangat berpengaruh dalam peledakan untuk mendapatkan hasil fragmentasi hasil peledakan yang diinginkan, Penentuan geometri peledakan disesuaikan dengan kondisi material yang terdapat pada lokasi peledakan. Pada kegiatan peledakan di PT. Bintang Sumatra Pasific data geometri peledakan aktual yang didapatkan secara langsung selama penelitian di lapangan adalah diameter lubang ledak, Burden, Spacing, Stemming, Kedalam lubang ledak, Isian bahan peledak, Selain itu Powder factor juga sangat penting dalam perhitungan penggunaan bahan peledak, dari hasil pengamatan dilapangan didapatkan geometri aktual dapat dilihat pada table 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Geometri peledakan Aktual No Burden(B) (meter) Spacing(S) (meter) Stemming (T) (meter) Kedalaman Lubang ledak (H) (meter) Isian bahan Peledak(pc) (meter) Diameter Lubang (D) (inch) 1 2,5 2,5 1,4 6 4,6 3 2 2,5 2,5 2 6 4 3 3 2,5 3 1 3 2 3 4 2,5 2,5 2,2 6 3,8 3 rata-rata 2,5 2,6 I,6 5,25 3,6 3 Pada table 4.2 merupakan data geometri peledakan yang diambil sebelum melakukan kegiatan peledakan di PT. Bintang Sumatra Pasific, Kedalaman lubang aktual, Isian bahan peledak dan stemming dapat berbeda dengan desain yang telah ditentukan, Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi batuan yang terdapat dilokasi, Apabila batuanya begitu keras dapat menyebabkan alat bor sulit untuk menggali lebih dalam dan tentu juga dapat mempengaruhi isian bahan peledak dan stemming aktual. 4.1.3 Powder Factor Powder factor peledakan merupakan perbandingan jumlah bahan peledak yang digunakan untuk membongkar batuan yang dapat dinyatakan dalam satuan Kg/m³ (Rustan. A, 1998), Nilai Powder factor dinyatakan dalam satuan (Kg/bcm), Nilai powder

(32)

factor sangat mempengaruhi dsitribusi fragmentasi batuan, Apabila nilai powder factor terlalu besar dapat menyebabkan loss energy sehingga peledakan menjadi tidak efektif, Sebaliknya jika nilai powder factor terlalu kecil energi yang dihasilkan akan rendah dan fragmentasi yang dihasilkan tidak maksimal dan menyebabkan terjadinya material over zise, Maka diperluakan untuk menghitung nilai powder factor terlebih dahulu yaitu mengetahui jumlah bahan peledak yang digunakan dan volume material yang akan di ledakan. 4.1.4 Fragmentasi Peledakan Pengambilan foto fragmentasi hasil peledakan yang akan diolah menggunakan software Split desktop dengan mengunakan helm safety sebagai pembanding berdiameter 27 cm. bisa dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1

Fragmentasi Hasil peledakan 4.2 Pengolahan Data Data yang akan diolah adalah Geometri peledakan, Jumlah bahan peledak (Powder Factor) dan Fragmentasi hasil peledakan. 4.2.1 Pengolahan Geometri Aktual Hasil pengukuran geomteri peledakan aktual yang dilakuakan di PT. Bintang Sumatra Pacific maka didapatkan geometri aktual yang bisa dilihat pada tabel 4.2, Berdasarkan hasil pengolahan maka didapatkan geometri aktual rata-rata Burden 2,5 m Spasi 2,6 m, Kedalaman 5,25 m, Isian bahan peledak 3,6 m, Stemming 1,6 dan

diameter lobang 3 inch. 4.2.2 Powder Factor Peledakan Untuk menghitung nilai powder factor terlebih dahulu harus mengetahui jumlah bahan peledak yang digunakan dan volume material yang akan di ledakkan, Salah satu perhitungan powder factor peledakan pada geometri 2,5x2,5 kedalaman 6 m dengan 100 lubang ledak, Dapat dilihat sebagai berikut: Powder factor Powder factor PF = 0,36 kg/bcm Sehingga Keseluruhan Powder factor yang didapatkan dari hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 4.3 Powder Factor Peledakan Geometri Aktual Usulan Aktual Usulan Aktual Usulan Aktual Usulan 2,5x2,5 x6(3) 2,5x2,5 x6 2,5x2,5 x6(3) 2,5x2,5x6 3x2,5x3 3x2,5x3 2,5x2,5 x6 2,5x2,5 x6 Isian perlubang, de(

kg,m) 11,80 11,80 11,80 11,80 5,90 6,91 13,75 13,85 Jumlah bahan peledak (kg) 1153 944 1240 1298 330 352,6 1375 1385 Volume material (m³) 2906,25 3037,5 4053,75 4125 1147,5 1147,5 3750 3750 Powder factor 0,39 0,31 0,30 0,31 0,28 0,30 0,36 0,36 Berdasarkan tabel di atas Powder factor data aktual dilapangan didapati adanya perbedaan rata-rata jumlah bahan peledak dan volume material yang diledakkan, dari keempat geometri dengan

Referensi

Dokumen terkait

keberhasilan: 1) lebih dari tujuh puluh lima persen (&gt;75%) mahasiswa kelas 2G Program Studi Penerbitan (Jurnalistik) mencapai standar nilai minimal 71,6 yang merujuk

Sugiyono (2018:14) menyatakan bahwa 14 metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

selama menit ke 66 memperlihatkan proses terjadinya swabakar.Dan batubara dengan pola tumpukan windrow temperature yang terus naik menandakan proses 4 oksidasi melepas panas dan

SIMPULAN DAN 1 SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang didukung oleh kajian teori dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pengelolaan 4 sistem informasi perpustakaan di SMKN 1 Pacitan sudah berjalan dengan baik dan dikelola oleh orang yang ahli dalam bidangnya.

SARAN Berdasarkan hasil 1 analisis data yang didukung oleh kajian teori dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan

intanpuspitasari509@gmai.com 2Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI Pacitan Email: enyines76@gmail.com 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI

Hasil Penetuan Sampel Kriteria Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 128 Perusahaan dengan annual report tidak lengkap (31) Perusahaan yang sahamnya tidak aktif