• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1390/B/PK/Pjk/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1390/B/PK/Pjk/2018"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN

Nomor 1390/B/PK/Pjk/2018

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara:

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tempat kedudukan di Jl. AF Nomor X0-XX Jakarta;

Dalam hal ini diwakili oleh kuasa KL, kewarganegaraan Indonesia, jabatan Direktur Keberatan dan Banding dan kawan- kawan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-4992/PJ./2017, tanggal 19 Desember 2017;

Pemohon Peninjauan Kembali;

Lawan

PT. DFG, beralamat di Menara FG Lt.XX, Jl. DR DF, Kawasan Mega Kuningan Lot#X.X, Jakarta XXXX0, alamat korespondensi: Gedung HJ Lantai XX SCBD Lot XXA, Jalan Jenderal Sudirman Kav.XX-XX RT.00X RW.00X, Senayan, Kebayoran Baru;

Termohon Peninjauan Kembali;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan surat-surat yang bersangkutan, ternyata Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-87350/PP/M.VA/16/2017, tanggal 2 Oktober 2017, yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dengan petitum banding sebagai berikut:

Bahwa menurut Pemohon Banding perhitungan SKPKB PPN Masa Pajak November 2012 seharusnya sebagai berikut :

No Uraian

Jumlah Rupiah Menurut Pemohon Banding 1 Dasar Pengenaan Pajak

a. Atas Penyerahan Barang dan Jasa yang terutang PPN

a1. Ekspor 668.555.699.765

a2. Penyerahan yang PPN-nya hrs dipungut sendiri

0 a3. Penyerahan yang PPN-nya hrs dipungut

oleh pemungut PPN

0

a4. Penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut 0

a5. Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN

0

a6. Jumlah 668.555.699.765

b. Atas Penyerahan Barang dan Jasa yang tidak terutang PPN

0

c. Jumlah seluruh penyerahan 668.555.699.765

d. Atas impor BKP, Pemanfaatan BKP/JKP, Pemungutan oleh Pemungut Pajak dan Kegiatan Membangun Sendiri/Penyerahan atas Aktiva Tetap yang Menurut Tujuan Semula Tidak Untuk

Diperjualbelikan/Perolehan yang PPN-nya tidak seharusnya dibebaskan atau tidak dipungut/Tanggung Jawab Secara Renteng:

d.1. Impor BKP 0

d.2. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari 0

(2)

d.3. Pemanfaatan tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean

0

d.4. Pemungutan Pajak oleh Pemungut Pajak 0

d.5. Kegiatan membangun sendiri 0

d.6. Penyerahan atas Aktiva Tetap yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan

0

d.7. Jumlah 0

2 Penghitungan PPN kurang bayar a. PPN Keluaran yang harus dipungut/

dibayar sendiri

0 b. Dikurangi:

b1. PPN yang disetor di muka dalam Masa pajak yang sama

0 b2. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan 73.841.552.656

b3. STP (pokok kurang bayar) 0

b4. dibayar dengan NPWP sendiri 0

b5. lain-lain 0

b6. Jumlah 73.841.552.656

c. Diperhitungkan

c.1 SKPPKP (72.236.088.335)

d. jumlah pajak yang dapat diperhitungkan 1.605.464.321

e. Jumlah PPN Kurang bayar (1.605.464.321)

3 Kelebihan pajak yang sudah a. Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya

1.802.473.715 b. Dikompensasikan ke masa pajak ….

(karena pembetulan)

0

c. jumlah 1.802.473.715

4 PPN yang kurang dibayar 197.009.394

5 Sanksi Administrasi

a. Bunga Pasal 13 (2) KUP 0

b. kenaikan Pasal 13 (3) KUP 197.009.394

c. Bunga pasal 13 (5) KUP 0

d. Kenaikan pasal 13 (5) KUP 0

e. kenaikan pasal 17 C (5) KUP 0

f. kenaikan pasal 17 D (5) KUP 0

g. Jumlah 0

6 Jumlah PPN yang masih harus dibayar (4 + 5.g)

394.019.788

Bahwa dengan merujuk kepada Keputusan Terbanding Nomor: KEP-384/WPJ.19/2015 tanggal 2 Maret 2015 dan kesimpulan diatas, maka terdapat kelebihan bayar PPN Masa Pajak November 2012 sebesar Rp 1.566.828.540 yang masih harus

dikembalikan oleh Terbanding kepada Pemohon Banding;

Menimbang, bahwa atas banding tersebut, Terbanding tidak mengajukan jawaban;

Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-87350/PP/M.VA/16/2017, tanggal 2 Oktober 2017, yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut:

Mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-

384/WPJ.19/2015 tanggal 2 Maret 2015 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak November 2012 Nomor: 00063/207/12/091/14 tanggal 25 Maret 2014

sebagaimana telah dibetulkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-00008/WPJ.19/KP.0103/2015 tanggal 9 Februari 2015 atas Nama: PT DFG, NPWP: 0X.0XX.XXX.0-0XX.000, beralamat di Menara FG Lt.XX, Jl. DR DF, Kawasan Mega Kuningan Lot#X.X, Jakarta XXXX0, alamat korespondensi: Gedung HJ Lantai XX SCBD Lot XXA, Jalan Jenderal Sudirman Kav.XX-XX RT.00X RW.00X, Senayan, Kebayoran Baru, sehingga jumlah pajak yang masih harus dibayar

(3)

dihitung kembali menjadi sebagai berikut :

Uraian Jumlah

(Rp)

Dasar Pengenaan Pajak 668.555.699.765

PPN Keluaran yang harus dipungut/ dibayar sendiri

0 Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan 73.466.960.444

SKPPKP (72.236.088.335)

Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan 1.230.872.109

Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya 1.802.473.715

PPN yang kurang dibayar 571.601.606

Sanksi Kenaikan Pasal 17 C ayat (5) KUP 571.601.606

Jumlah PPN yang masih harus dibayar 1.143.203.212

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal 23 Oktober 2017, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal 12 Januari 2018;

Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, juncto Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka permohonan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa berdasarkan Memori Peninjauan Kembali yang diterima tanggal 12 Januari 2018 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Putusan ini, Pemohon Peninjauan Kembali memohon kepada Mahkamah Agung untuk memberikan putusan sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Peninjauan Kembali atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor

Put.87350/PP/M.VA/16/2017 tanggal 2 Oktober 2017 yang dimohonkan Pemohon Peninjauan Kembali untuk seluruhnya.

2. Membatalkan Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.87350/PP/M.VA/16/2017 tanggal 2 Oktober 2017 atas sengketa a quo, karena Putusan Pengadilan tersebut telah dibuat bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

3. Dengan mengadili sendiri:

3.1. Menolak permohonan banding Termohon Peninjauan Kembali terkait sengketa a quo;

3.2. Menyatakan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-384/WPJ. 19/2015 tanggal 2 Maret 2015 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak November 2012 Nomor: 00063/207/12/091/14 tanggal 25 Maret 2014 sebagaimana telah dibetulkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-00008/WPJ.19/KP.0103/2015 tanggal 9 Februari 2015 atas Nama: PT DFG, NPWP: 0X.0XX.XXX.0-0XX.000, adalah telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku sehingga oleh karenanya telah sah dan berkekuatan hukum;

3.3. Menghukum Termohon Peninjauan Kembali untuk membayar semua biaya dalam perkara a quo;

Atau:

Apabila Majelis Hakim Mahkamah Agung yang memeriksa dan mengadili permohonan Peninjauan Kembali ini berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil-adilnya(ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa terhadap Memori Peninjauan Kembali tersebut, Termohon Peninjauan Kembali telah mengajukan Kontra Memori Peninjauan Kembali pada tanggal 22 Februari 2018 yang pada intinya putusan Pengadilan Pajak sudah tepat dan benar serta menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut, Mahkamah Agung berpendapat:

Alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan, karena putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor KEP-

384/WPJ.19/2015 tanggal 2 Maret 2015, mengenai keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak November 2012 Nomor 00063/207/12/091/14 tanggal 25 Maret 2014

(4)

2015, atas nama Pemohon Banding, NPWP 0X.0XX.XXX.0-0XX.000, sehingga pajak yang masih harus dibayar menjadi Rp1.143.203.212,00;adalah sudah tepat dan benar dengan pertimbangan:

a. Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu Koreksi Pajak Masukan Masa Pajak November 2012 sebesar Rp9.385.381,00 (merupakan bagian dari koreksi Pajak Masukan yang tidak dipertahankan Majelis Hakim Pengadilan Pajak sebesar Rp408.822.058,00), yang tidak dapat dipertahankan oleh Majelis Hakim Pengadilan Pajak tidak dapat dibenarkan, karena setelah meneliti dan menguji kembali dalil-dalil yang diajukan dalam Memori Peninjauan Kembali oleh Pemohon Peninjauan Kembali dihubungkan dengan Kontra Memori Peninjauan Kembali tidak dapat menggugurkan fakta-fakta dan melemahkan bukti-bukti yang terungkap dalam persidangan serta pertimbangan hukum Majelis Pengadilan Pajak, karena dalam perkara a quo yang telah dilakukan pemeriksaan, pengujian dan diberikan pertimbangan hukum serta diputus oleh Majelis Pengadilan Pajak dengan benar, sehingga Majelis Hakim Agung mengambilalih pertimbangan hukum dan menguatkan atas Putusan Pengadilan Pajak a quo berupa klarifikasi atas Faktur Pajak terhadap jawaban konfirmasi dijawab "Tidak Ada" atau "ada tapi tidak sesuai"

yang telah dilakukan pemeriksaan, pengujian dan diputus serta diberikan pertimbangan hukum oleh Majelis Pengadilan Pajak dengan benar, sehingga Majelis Hakim Agung mengambilalih pertimbangan hukum dan menguatkan atas Putusan Pengadilan Pajak a quo karena apabila mungkin akan terjadi kerugian yang mungkin akan timbul tidak dapat

dilimpahkan kepada Pemohon Banding karena Faktur Pajak pada dasar merupakan aantonder yaitu bentuk atau sejenis surat berharga di bidang perpajakan yang mempunyai nilai uang, sehingga Faktur Pajak Masukan tetap dapat

dikreditkan dan olehkarenanya koreksi Terbanding (sekarang Pemohon Peninjauan Kembali) dalam perkara a quo tidak dapat dipertahankan karena tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 29 ayat (2) Alinea Ketiga Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan juncto Pasal Pasal 1 angka 23 juncto Pasal 13 ayat (5) juncto Pasal 16F Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai juncto Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-754/PJ./2001;

b. Bahwa dengan demikian, alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan karena bersifat pendapat yang tidak bersifat menentukan karena tidak terdapat putusan Pengadilan Pajak yang nyata-nyata bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Pasal 91 huruf e Undang- undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, sehingga pajak yang masih harus dibayar dihitung kembali menjadi sebesar Rp1.143.203.212,00; dengan perincian sebagai berikut:

Uraian Jumlah

(Rp)

Dasar Pengenaan Pajak 668.555.699.765

PPN Keluaran yang harus dipungut/

dibayar sendiri

0 Pajak Masukan yang dapat

diperhitungkan

73.466.960.444

SKPPKP (72.236.088.335)

Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan 1.230.872.109 Dikompensasikan ke Masa Pajak

berikutnya

1.802.473.715

PPN yang kurang dibayar 571.601.606

Sanksi Kenaikan Pasal 17 C ayat (5) KUP

571.601.606

Jumlah PPN yang masih harus dibayar 1.143.203.212

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali tersebut adalah tidak beralasan sehingga harus ditolak;

Menimbang, bahwa karena permohonan peninjauan kembali ditolak, maka biaya perkara dalam tingkat peninjauan kembali ini harus dibebankan kepada Pemohon Peninjauan Kembali;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, serta peraturan perundang-undangan yang terkait;

MENGADILI:

(5)

1. Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali DIREKTUR JENDERAL PAJAK;

2. Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali membayar biaya perkara pada Peninjauan Kembali sejumlah Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Kamis, tanggal 5 Juli 2018, oleh Dr. H. XYZ, S.H.,M.Hum Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, bersama-sama dengan Dr. H.M. FFF, S.H., M.S. dan Dr. GGG, SH., M.Hum Hakim- Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan Dr. HHH, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak.

Anggota Majelis : ttd.

Dr. H. M. FFF, S.H., M.S.

ttd.

Dr. GGG, SH., M.Hum

Ketua Majelis, ttd.

Dr. H. XYZ, S.H., M.Hum.

Panitera Pengganti, ttd.

Dr. HHH, S.H., M.H.,

Biaya - biaya :

1. Meterai... Rp 6.000,00 2. Redaksi ... Rp 5.000,00 3. Administrasi ... Rp 2.489.000,00 Jumlah ... Rp 2.500.000,00

Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG RI

a.n. Panitera

Panitera Muda Tata Usaha Negara

RTY, S.H

NIP. XXXX0XXXXXXX0XX00X

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu koreksi Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp619.239.996.597,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu Koreksi Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan PPN Masa Pajak April 2014 sebesar Rp3.198.635,00

bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu Koreksi Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Desember

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu koreksi Pemohon Peninjauan Kembali terhadap Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Pertambahan

bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu koreksi atas Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Penghasilan Pasal 26 Masa Pajak Februari 2012

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu Koreksi Positif penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp6.049.387.027,00;

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu tidak dapat diterimanya permohonan banding Pemohon Banding (sekarang Pemohon Peninjauan

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu Koreksi Pajak Masukan yang merupakan Koreksi Pajak Masukan berdasarkan hasil penelitian dan