• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. anugerah ini harus senantiasa dilindungi dan dijaga dengan baik. Pemahaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. anugerah ini harus senantiasa dilindungi dan dijaga dengan baik. Pemahaman"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di dunia ini kita mengenal dengan adanya hak asasi manusia serta perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut. Hal ini juga berlaku terhadap anak yang merupakan anugerah dari Tuhan kepada setiap orang tua.

Anugerah ini sangat lumrah jika dianggap sebagai “hadiah” dari Tuhan YME yang sangat berharga dan tidak bisa di gantikan oleh apapun. Oleh karena itu, anugerah ini harus senantiasa dilindungi dan dijaga dengan baik. Pemahaman terkait anak dalam penelitian ini berdasarkan undang-undang perlindungan anak yang berlaku di Indonesia yaitu Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang berbunyi “ anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang ada dalam kandungan”.

Perlindungan anak tidak hanya dilakukan oleh orang tua saja, tetapi juga harus ada peran perlindungan dari Negara. Apalagi menurut Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.1

Di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pun sudah di jelaskan bahwa ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.” tepatnya pada Pasal 28B Ayat (2).2 Selain itu, perlindungan anak juga telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 jo. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,

1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3)

2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2)

(2)

2 yang untuk selanjutnya dalam penulisan hukum ini akan disebut dengan Undang-Undang Perlindungan Anak.

Namun pada kenyataannya, ada saja orang tua yang memanfaatkan keberadaan seorang anak sebagai “alat” untuk menghasilkan uang. Pada dasarnya, anak di bawah umur tidak seharusnya dipekerjakan mengingat bahwa waktu mereka seharusnya digunakan untuk banyak belajar dan bermain serta diarahkan dan mendapatkan fasilitas untuk mencapai cita-cita mereka.

Walau demikian, fakta bahwa anak dilarang bekerja tidak menutup kemungkinan untuk diperbolehkannya anak bekerja dalam batas-batas tertentu. Ada beberapa faktor yang membuat anak harus bekerja walaupun tidak seharusnya dilakukan. Salah satunya adalah faktor ekonomi dari orang tuanya. Jenis dan bentuk pekerjaan yang dibatasi untuk anak telah diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep235/MEN/2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang membahayan kesehatan, keselamatan atau moral anak.

Industri di Indonesia yang lazim kita lihat menggunakan tenaga anak di bawah umur adalah salah satunya di industri hiburan. Dengan dalih menggali potensi anak, akan fatal bila tanpa pengawasan dan kendali hukum yang mengikat. Sektor industri hiburan ini menarik dijadikan contoh karena samar nya regulasi serta minimnya pengawasan bagi anak-anak yang bekerja dan berkecimpung didalamnya. Kemyataanynya kini sinetron di televisi dan film di bioskop yang sering kita tonton ada beberapa tokoh yang diperankan oleh anak dengan usia di bawah 18 tahun. Selain itu, di beberapa platform seperti

(3)

3 youtube, Instagram, Twitter, Facebook dan lain sebagainya sering kita jumpai adanya endorsement / iklan yang melibatkan anak usia di bawah 18 tahun sebagai objeknya. Biasanya anak-anak tersebut diarahkan dan difasilitasi oleh orang tuanya agar dapat menghasilkan uang dari industri tersebut. Uang yang dihasilkan oleh anak-anak tersebut kemudian akan diserahkan kepada orang tuanya sebagai wali yang sah. Penggunaan penghasilan anak merupakan hak mutlak orang tua karena anak di bawah pengampuan orang tua. Inilah yang menjadi motivasi bagi para orang tua untuk menjadikan anaknya sebagai

“ladang uang”. Beberapa kasus membuktikan bahwa uang yang dihasilkan anak-anak tersebut tidak dinikmati oleh anak itu sendiri. Seperti halnya yang terjadi pada artis cilik berinisial MF, yakni pada tahun 2014 yang lalu, MF berhasil membeli rumah dan mobil serta bisa menghidupi keluarganya dari hasil kerja kerasnya. Ayahnya yang berinisial MD seringkali menggunakan pendapatan MF untuk judi, kemudian tanpa sepengetahuan MF dan ibunya yang bernama JS, ia mengganti nama sertifikat rumah MF dengan namanya sendiri dan mengambil seluruh uang MF. Setelah itu, ia mengusir MF dan ibunya dari rumah tersebut tanpa mengembalikan uang MF serta menceraikan ibu MF. MF dan ibunya hanya bisa membawa mobil milik MF tersebut.

Karena hal ini, MF dan Ibunya selama bertahun-tahun hidup menderita di rumah yang mereka kontrak tanpa ada tanggung jawab dari MD sebagai ayah kandung MF. Satu-satunya harta milik MF dari hasil kerja kerasnya hanyalah mobil yang sekarang digadaikan. Sehari-hari, MF dan ibunya hidup dari pengasilan warteg milik ibunya yang tidak seberapa dan MF berjualan gelang di sekolahnya.

(4)

4 Sehingga atas dasar pemaparan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengkaji terkait dengan Penyalahgunaan Penghasilan Anak oleh Orang Tua (Kajian Eksploitasi Anak dalam Prespektif Hukum Perlindungan Anak di Indonesia).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang yang telah Penulis uraikan di atas, maka Penulis merumuskan beberapa rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini, yakni:

1. Bagaimana kedudukan penyalahgunaan penghasilan anak dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana?

2. Bagaimana upaya perlindungan secara preventif agar anak tidak dieksploitasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kedudukan penyalahgunaan penghasilan anak oleh orangtua dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana.

2. Untuk mengetahui upaya preventif agar anak tidak dieksploitasi.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang kemungkinan terjadinya tindak pidana di dalam pengelolahan penghasilan anak oleh orangtua.

(5)

5 2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang bagaimana tindakan yang harus dilakukan jika terjadi penyalahgunaan penghasilan anak oleh orangtua.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah terkait dalam mengantisipasi penyalahgunaan penghasilan anak oleh orangtua.

E. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, digunakan metode pengumpulan data dan bahan-bahan yang berkaitan dengan materi skripsi ini. Dengan maksud agar tulisan ini dapat dipertanggungjawabkan nilai ilmiahnya, maka diusahakan memperoleh dan mengumpulkan data-data dengan mempergunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang mana penyajian data dilakukan tidak dengan penyajian data numeric seperti halnya penyajian data secara kuantitatif. Kemudian dari sisi metodologis, mengungkapkan pemikiran seseorang atau pandangan kelompok orang adalah dengan cara menggunakan penelitian secara kualitatif.3

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari beberapa orang dan perilaku yang dapat dilihat. Penelitian ini mengarah pada latar

3 Noeng Muhadjir. 1994. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rakesarasin. Hal. 94

(6)

6 dan individu tersebut secara holistik (utuh)4. Penelitian ini memaparkan dan menghubungkan adanya tindak pidana terkait pengalokasian dan pemanfaatan sumber penghasilan yang didapatkan dari anak dibawah umur yang dilakukan oleh wali yang sah secara hukum dan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Penulis juga ingin menjelaskan skema kategori pelanggaran pemanfaatan terhadap penghasilan anak oleh orang tua/wali sehingga dapat ditemukan unsur tindak pidananya.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif. Pendekatan normatif yaitu penelitian yang dilakukan menggunakan bahan pustaka dan juga data sekunder5.

Penulis melakukan pendekatan secara normatif pada penelitian ini karena di lingkungan masyarakat masih belum menyadari bahwa penyalahgunaan penghasilan anak oleh orang tua bisa menjadi sebuah tindak pidana eksploitasi anak sehingga banyak orang tua yang tidak memperhatikan hal ini

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan oleh penulis terbagi menjadi 2 yaitu sumber data primer dan sekunder.

a. Data primer merupakan bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat, terdiri dari:

1) Peraturan dasar, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945

4 Lexy J. Moeleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

5 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 13

(7)

7 2) Peraturan Perundang-undangan, antara lain:

a) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak;

b) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga; dan

c) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

b. Sumber data diperoleh dari data sekunder yang terdiri dari buku, artikel serta jurnal yang terkait dengan perlindungan hak-hak anak dan eksploitasi anak.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis berupaya untuk mengumpulkan serta mempelajari data dengan melakukan penelitian atas sumber-sumber atau bahan-bahan tertulis berupa buku-buku karangan para sarjana dan ahli hukum yang bersifat teoritis ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini.

b. Analisis data melalui berita internet.

5. Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif, hal ini dilakukan terhadap data yang diperoleh melalui kajian kepustakaan.

Selanjutnya menganalisis data sekunder yang berbentuk dokumen. Data

(8)

8 yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan yang selanjutnya diolah dan dianalisis untuk dapat dipertanggungjawabkan.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun dalam 4 (empat) bab dimulai dari BAB I hingga BAB IV yang kemudian akan disambungkan menjadi satu kesatuan pemikiran yaitu mengkaitkan teori-teori dan norma hukum dengan permasalahan yang terjadi. Uraian bab tersebut yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Di dalam bab I akan berisi tentang kerangka pikir yang menjawab tujuan penelitian ini disusun serta teori-teori apa saja yang digunakan dan bagaimana penelitian ini disusun sampai pada kesimpulan. Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam Bab II akan berisi penjelasan lebih dalam tentang teori-teori yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini. Kemudian akan dijelaskan secara teoritis mengenai unsur tindak pidana apa saja yang terjadi pada kasus penyalahgunaan penghasilan anak oleh orang tua.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab III akan berisi mengenai pembahasan pokok yang akan menjadi fokus penelitian yaitu tentang kekosongan hukum yang terjadi didalam kasus penyalahgunaan penghasilan anak oleh orang tua yang masih belum diatur didalam aturan Undang-Undang.

(9)

9 BAB IV : PENUTUP

Di dalam bab IV akan berisi tentang kesimpulan jawaban atas permasalahan yang menjadi objek penelitian setelah dilakukannya pembahasan oleh penulis dan saran berupa rekomendasi terhadap hasil kesimpulan dalam skripsi dari penulis atas penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Anak-anak yang disadari memiliki potensi perlu dikembangkan, perlu memiliki keluarga yang penuh rangsangan, pengarahan, dorongan, dan imbalan-imbalan untuk kemampuan

Keterbaruan pada penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pada pembelajaran berorientasi kewirausahan akan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, melalui

Perbaikan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat-sifat bahan yang disyaratkan harus diperbaiki dan dapat meliputi pemadatan

Kategori ini merupakan atribut ukuran tiap motif tangan yang merupakan satuan dari “subsubtipe”, yaitu (B) besar dan (K) kecil; dan yang terakhir adalah atribut arah hadap

ukuran yang digunakan Pengadilan Agama Semarang adalah mediasi berhasil ketika perkara dicabut atau tidak jadi cerai, walaupun keberhasilannya tergolong rendah,

[r]

Bang Oliq : Untuk saat ini bisa dibilang puas dengan banyaknya publik maupun followers kita yang terus bertambah dan mulai sadar dalam melakukan gerakan

ini akan berdampak tidak baik untuk hubungan antara orang tua dan anak, jika hal tersebut terus berlanjut maka akan membuat pembalap tidak tenang sebelum