• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATIS PADA CONVEYOR BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATIS PADA CONVEYOR BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

“RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATIS PADA CONVEYOR BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR”

M. SYAHRIJAL HABIBIE 105821105417

BUDI SETIAWAN 105821114317

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

SKRIPSI

“RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATIS PADA CONVEYOR BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR”

Tugas Akhir

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik

M.SYAHRIJAL HABIBIE BUDI SETIAWAN 105 8211 054 17 105 8211 143 17

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

ﻢﻴ ِﺣﱠﺭﺍﺍ ِﻦَﻤْﺣﱠﺮﻟﺍ ِﷲﺍ ِﻢــــــــــــــــــْﺴِﺑ

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya-lah sehingga kami diberikan kekuatan untuk menyelesaikan Tugas akhir dengan judul “RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATIS PADA CONVEYOR BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR”.

Tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S-1) pada Fakultas Teknik, Program studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pada proses penyelesaian Tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Massa

2. Ibu Dr. Ir. Hj. Nurnawaty, S.T., M.T., IPM. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Adriani, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

(6)

4. Ibu Dr. Ir. Hj. Hafsah Nirwana, M.T. Selaku Pembimbing I dan Ibu Adriani, S.T., M.T. Selaku Pembimbing II.

5. Para Staff dan Dosen yang membantu penulis selama melakukan studi di Program studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Rekan-rekan Mahasiswa angkatan 2017 baik kelas non regular dan seluruh keluarga besar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Terakhir dan special kepada kedua orang tua kami yang tercinta

Akhirul kalam, semoga tugas akhir penulis dapat membantu menambah khasanah ke-ilmuan yang bermanfaat bagi pembaca.

Billahi fisabilhaq fastabiqul khaerat, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penyusun

(7)

M. Syahrijal Habibie1, Budi Setiawan2

1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makassar E_mail : [email protected]

2) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makassar E_mail : [email protected]

ABSTRAK

Penanganan bagasi memiliki peran penting dalam menjaga kenyamanan penumpang bepergian menggunakan pesawat udara dan memproses bagasi tersebut sampai dapat diangkut bersamaan dalam satu pesawat dengan penumpangnya.

Tetapi selama ini penumpang tidak tahu bagaimana proses barang bawaan yang sudah diserahkan di check-in counter sampai ke bagasi pesawat. Tetapi selama ini penumpang tidak tahu bagaimana proses barang bawaan yang dari pesawaat ke penumpang. Seiring dengan pertumbuhan pergerakan penerbangan (penumpang dan pesawat), saat ini teknologi yang diterapkan untuk penanganan bagasi penumpang telah berkembang pesat. Sistem conveyor saat ini berjalan terus menerus, ada atau tidak adanya barang, untuk mematikan conveyor masih menggunakan tenaga manusia/operator. Jika operator lengah/kurang tertib dapat menyebabkan human error sehingga meningkatnya pemakaian listrik. Salah satu jasa yang menggunakan conveyor dengan sistem tersebut yaitu PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar. Dari permasalahan tersebut maka dirancang sistem otomatis pada conveyor tersebut. Perancangan ini telah menghasilkan alat sistem otomatis pada conveyor yang dapat menyalakan tanpa menekan tombol start jika bagasi terdeteksi adanya barang dan conveyor dapat mati tanpa menekan tombol stop ketika bagasi tidak mendeteksi adanya barang yang diproses oleh Sensor Proximity Retroreflecting. Sistem otomatis pada conveyor ini dapat diterapkan di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar untuk memudahkan kinerja operasional teknisi dan hemat daya listrik.

Kata Kunci: Conveyor, otomatis, sensor

(8)

M. Syahrijal Habibie1, Budi Setiawan2

1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makassar E_mail : [email protected]

2) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makassar E_mail : [email protected]

ABSTRACT

Baggage handling has an important role in maintaining the comfort of passengers traveling by airplane and processing the baggage until it can be transported together on the same plane with the passengers. But so far, passengers don't know how to process the luggage that has been handed over at the check-in counter to the plane's baggage. But so far, passengers don't know how to process luggage from planes to passengers. Along with the growth of flight movements (passengers and aircraft), currently the technology applied to handling passenger baggage has developed rapidly.The current conveyor system runs continuously, whether there are goods or not, to turn off the conveyor still uses human/operator power. If the operator is careless/less orderly can lead to human error so that the increased use of electricity. One of the services that use conveyor systems such that PT Angkasa Pura 1 Sultan Hasanuddin Airport Makassar. Of these problems, the system is designed to automatically on the conveyor. This design has been in system tools automatically on a conveyor that can be turn on without pressing the start button if the storage detected the presence of goods and conveyor can die without pressing the stop button when the trunk does not detect the presence of goods that are processed by the Proximity Sensor Retroreflecting. The system automatically on the conveyor can be applied in Sultan Hasanuddin airport Makassar to facilitate the performance of technicians and electricity saving.

.

Keywords: Conveyor, automatic, sensor  

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 2

E. Batasan Masalah ... 3

F. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Conveyer ... 5

B. Photoelectric Proximity Sensor ... 14

C. Time Delay Relay ... 16

(10)

E. Switch – Mode Power Supply ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 20

B. Alat dan Bahan ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Hasil Perancangan Sistem Otomatis Pada Conveyor ... 25

B. Hasil Pengujian Sistem Otomatis ... 26

BAB V PENUTUP ... 31

A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arrival Baggage Handling System ... 5

Gambar 2.2 Desain Arrival Baggage Handling System... 6

Gambar 2.3 Panel Control Baggage Handling System Arrival ... 8

Gambar 2.4. Motor Listrik ... 10

Gambar 2.5. Drive Modul ... 12

Gambar 2.6. Pallet Conveyor ... 12

Gambar 2.7. Rantai Conveyor ... 14

Gambar 2.8. Proximity Sensor ... 14

Gambar 2.9 Proximity Retroreflecting Sensing ... 15

Gambar 2.10 Reflector ... 15

Gambar 2.11 Time Delay Relay ... 16

Gambar 2.12 Sistem Kerja Time Delay Relay ... 17

Gambar 2.13 Relay ... 18

Gambar 2.14 Switch – Mode Power Supply ... 19

Gambar 3.1a Area Conveyor Pemasangan Sensor ... 21

Gambar 3.1b Posisi Pemasangan Sensor Proximity Bagian Tepi Conveyor .... 21

Gambar 3.2 Kontrol Diagram ... 22

Gambar 3.3 Daya motor kontrol Panel………..23

Gambar 3.4 Flowchart Awal Perancangan ... 24

Gambar 3.5 Flowchart Perancangan ... 25

(12)

Gambar 4.1b Tampak Rangkaian Alat Sistem Otomatis ... 26 Gambar 4.2 Proximity Retroreflecting sensing Mendeteksi Barang ... 30 Gambar 4.3 Proximity Retroreflecting sensing Tidak Mendeteksi Barang ... 30

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batasan Operasi: Kategori Bagasi Pesawat yang Dapat Dilayani ... 6

Tabel 2.2 Batasan Operasi: Faktor Lingkungan dan Lain – Lain ... 7

Tabel 2.3 Batasan Operasi: Barang – Barang dengan Perhatian Khusus ... 7

Tabel 2.4 Spesifikasi Bevel Geared Motor with Hollow Shaft ... 10

Tabel 2.5 Spesifikasi Geared Design with Hollow Shaft ... 11

Tabel 2.6 Spesifikasi Pallet Loop Conveyor ... 13

Tabel 2.7 Spesifikasi Proximity Retroreflecting Sensing ……….16

Tabel 4.1 Keterangan Gambar Alat ... 26

Tabel 4.2 Pengujian Sensor Proximity Retroreflecting ... 27

Tabel 4.3 Pengujian Sistem Otomatis ... 30

(14)

DAFTAR SINGKATAN

BHS : Baggage Handling System MCB : Miniature Circuit Breaker MCCB : Molded Case Circuit Breaker TDR : Timer Delay Relat

TOR : Thermal Overload Relay SMPS : Switch-Mode Power Supply PRS : Proximity Retroreflecting Sensing

AC : Alternating Current

DC : Direct Current

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

- Program Conveyor

(Panel kontrol, Drive Modul, Pallet, Rantai,Motor Listrik)

- Program Sistem Ototmatis

(Sensor Proximity Retroreflecting Sensing, Reflector, Relay PA 12 , Timer Delay Relay, dan Switch – Mode Power Supply)

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penanganan bagasi memiliki peran penting dalam menjaga kenyamanan penumpang bepergian menggunakan pesawat udara dan memproses bagasi tersebut sampai dapat diangkut bersamaan dalam satu pesawat dengan penumpangnya.

Tetapi selama ini penumpang tidak tahu bagaimana proses barang bawaan yang sudah diserahkan di check-in counter sampai ke bagasi pesawat. Untuk mengatasi kapasitas penumpang dan pergerakan sebanyak itu dibutuhkan sistem penanganan bagasi yang terintegrasi dengan sistem inline screening Untuk menunjang keamanan serta keselamatan penerbangan suatu bandara, penerapan bagasi otomatis atau automated Baggage Handling System (BHS) / Hold Baggage Screening (HBS) sangat perlu digunakan untuk dapat meminimalisasi berbagai pencurian bagasi (Umar Hi Sudirman 2018)

Tetapi selama ini penumpang tidak tahu bagaimana proses barang bawaan yang dari pesawaat ke penumpang. Seiring dengan pertumbuhan pergerakan penerbangan (penumpang dan pesawat), saat ini teknologi yang diterapkan untuk penanganan bagasi penumpang telah berkembang pesat. Beberapa airport modern telah mengimplementasikan automated Baggage Handling System (BHS) / Hold Baggage Screening (HBS) sebagai solusi penanganan bagasi yang efisien, efektif, dan aman (secure) terhadap barang yang bersifat membahayakan keselamatan penerbangan (Sudirman and Hilal Raden Fatchul 2018)

(17)

Pada penerbangan sistem yang menggunakan conveyor salah satunya Bagage Heandling System (BHS) yaitu sistem yang mengangkut bahan-bahan barang atau bagasi dengan mudah ke jasa penumpang.

Di PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar yang merupakan transportasi udara menggunakan sistem conveyor. Namun saat ini conveyor berjalan terus menerus, ada atau tidak adanya barang untuk menghidupkan dan mematikan conveyor masih menggunakan tenaga manusia/operator sehingga sering mengalami kelebihan kapasitas atau penumpukan barang pada conveyor. Maka dirancang alat yang bekerja secara otomatis mematikan conveyor jika tidak ada barang diconveyer yang kemudian dianalisa.

B. Rumusah Masalah

Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil alat setelah menerapkan sistem otomatis pada conveyor?

2. Bagaimana keuntungan setelah menerapkan sistem otomatis pada conveyor?

C. Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan penulis melakukan penelitian ini yait:

1. Mengetahui perubahan yang terjadi setelah menerapkan sistem otomatis pada conveyor.

2. Mengetahui keuntungan setelah menerapkan sistem otomatis pada conveyor.

(18)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi pada penulis dan pembaca mengenai pengontrolan sistem otomatis pada conveyor.

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian dan pembaca yang mengenai pengontrolan.

E. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah penulis melakukan penelitian ini yaitu:

1. Menggunakan sistem otomatis conveyor..

2. Pengambilan data pengontrolan panel conveyor.

F. Sistematika Penulis

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan tentang sistem otomatis pada conveyor, maka penulis membuat sistematika penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penlitian, batasan masalah yang dilakukan serta sistematika penulisan dari hasil penelitian yang dilakukan.

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA

(19)

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori pendukung yang berkaitan dengan judul penelitian.

BAB III :METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang cara penelitian, waktu dan tempat dilakukan penelitian di PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan analisa dari penelitian akan dibahas pada bagian ini.

BAB V :PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN)

Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran terkait judul penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

 

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Conveyor

Conveyor merupakan sistem mekanik yang digunakan memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lainnya agar terus menerus dan berkelanjutan, sehingga berperan penting sebagai alat transportasi barang. Dilihat dari kegunaannya yang dapat memudahkan pekerjaan, penggunaan conveyor untuk penerbangan sebagai penunjang operasional. Jenis-jenis conveyor berpengaruh pada penggunaan namun tidak mengurangi fungsi dari sistem kerja conveyor sebagai alat transportasi barang (A.Spibakovsky and V.Dyachkov 1966)

1. Arrival Baggage Handling System

Gambar 2.1 Arrival Baggage Handling System di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar (Sumber penulis)

(21)

Arrival Baggage Handling System merupakan layanan sistem conveyor untuk mengangkut bagasi penumpang dari pesawat terbang ke area brake down di terminal yang nantinya bisa diambil kembali oleh penumpang pada area kedatangan penumpang. Di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar memakai conveyor dengan configurasi T bermerek Aeron untuk domestic dan conveyor dengan configurasi T bermerek Allent Bredly untuk conveyor penumpang internasional.

Gambar 2.2 Desain Arrival Baggage Handling System (Aeron)

Tabel 2.1 Batasan Operasi: Kategori Bagasi Pesawat yang Dapat Dilayani

Type Bagasi Panjang

(Maks.) Lebar Tinggi Berat Normal

Maks. 1000 cm 840 cm 840 cm 60 Kg

Normal Min. 150 cm 75 cm 75 cm 2 Kg

Out of

Gauge 4000 cm 1265 cm 840 cm 68 Kg

Sumber : Data Aeron

(22)

Tabel 2.2 Batasan Operasi: Faktor Lingkungan dan Lain - Lain

Minimum clearance Diatas permukaan conveyor bebas atau clearance setinggi 900 mm.

Berat maksimum

Kapasitas beban dinamis pada

umumnya 100 kg per meter serta dapat mendukung berat seseorang hingga 150 kg.

Design load

Beban hidup sebesar 60 kg dengan kecepatan transport sebesar 0.5 m/s (5 menit) putaran full.

Maks. Jam operasi per hari Di design untuk bekerja selama 20 jam operasi per hari, secara intermittent maupun bersinambungan.

Lingkungan

Temperatur kerja antara 20°𝐶 sampai dengan 40°𝐶.

Kelembapan (humidity) 50% - 90%.

Sumber : Standard Operating Procedure Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar

Parameter design disesuaikan berdasarkan ketentuan didalam konvensi ICAO (International Civil Aviation Organization). Conveyor melayani bagasi ukuran normal yang mempunyai berbagai bentuk, mempunyai satu sisi datar dan stabil yang duduk diatas conveyor, termasuk golf bag dan duffel bag.

Tabel 2.3 Batasan Operasi: Barang – Barang dengan Perhatian Khusus

Pecah belah

Pecah belah (fragile) serta barang terurai kecil – kecil.

Barang berbentuk bulat yang dapat menggelinding.

Liquid Barang yang berisikan liquid (air, oli, BBM, acid / asam atau bahan kimia lain).

Kategori OOG Juga barang – barang khusus yang diluar dimensi diatas, seperti golf stick, papan selancar (surf board), kursi roda dan sebagainya.

(23)

Makhluk hidup Conveyor tidak dirancang untuk mengangkut binatang/makhluk hidup, mmeskipun dikandangkan.

Sumber : Standard Operating Procedure Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makasaar

OOG tidak digunakan pada jalur conveyer normal. Jika bagasi tidak stabil maka ditempatkan pada wadah khusus (tate trays) sebelum ke conveyer contohnya tas kain lembut, botol, barang – barang kecil, item seperti kawat, tali, pengait dan sebagainya. Semua bagasi harus pada kondisi posisi rebahan untuk transportasi (A.Spibakovsky and V.Dyachkov 1966)

2. Panel Kontrol dan Pengamanan Elektrik

Panel kontrol merupakan perangkat/alat yang berfungsi membagi, menyalurkan serta mendistribusikan energi listrik dari sumbernya (pusat) ke konsumen (pemakai) (A.Spibakovsky and V.Dyachkov 1966).

Gambar 2.3 Panel Control Baggage Handling System Arrival

(24)

Pada conveyer memiliki beberapa sistem pengamanan berlapis, yang dapat bekerja secara manual maupun otomatis. Sarana pengaman manual antara lain: (A.Spibakovsky and V.Dyachkov 1966)

a) Tombol emergency sepanjang jalur conveyor (4 sisi darat dan 2 sisi udara).

b) Handle pintu panel kontrol bekerja sebagai pemutus arus utama bila panel kontrol dibuka.

Sedangkan sarana pengaman otomatis adalah :

a) Interlock antara system start motor dan pintu rolling. Jika pintu rolling tertutup maka conveyor tidak akan bisa start/system delay akan menunggu aktivasi motor sebelum pintu rolling terbuka penuh.

b) Overload relay yang bekerja secara bi-metal (thermal) yang akan memutus arus ke motor bila terdeteksi arus besar dalam periode tertentu.

Transistor inverter memiliki berbagai fungsi pada system pengaman, yang utama yaitu memberikan percepatan secara bertahap pada motor dengan tetap memberikan torsi yang cukup, jadi motor dapat bekerja mendorong system tanpa hentakkan yang berlebihan (A.Spibakovsky and V.Dyachkov 1966).

Panel kontrol untuk conveyor kedatangan terletak pada sisi udara berdekatan dengan sumber catu daya 380 VAC, 3 fasa, 15 Ampere. Panel memenuhi persyaratan IP55 berisikan semua komponen control seperti MCBB, TOR, Timer dan tombol – tombol pengendali, indicator voltage, indicator RST, buzzer dan sebagainya. Panel juga dilengkapi dengan fasilitas

(25)

grounding yang memadai. Alarm dan horn terpasang disisi darat conveyor, akan berbunyi selama 30 detik saat conveyor baru mulai berjalan (A.Spibakovsky and V.Dyachkov 1966).

Sedangkan conveyor hanya dapat beroperasi jika indicator hijau on dan bila lampu indicator merah on berarti ada masalah dan diharapkan melapor segera ke maintenance (A.Spibakovsky and V.Dyachkov 1966).

3. Motor Penggerak/Motor Listrik

Motor listrik digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, yang mana energi mekanik tersebut dapat berupa putaran dari motor. Pada sumber tegangan digunakan motor listrik yang dibedakan menjadi dua, yaitu motor listrik AC dan DC (Sofitri, Arif, and Muhamad 2020).

Gambar 2.4. Motor Listrik

Di conveyor kedatangan yang diperuntukkan untuk penumpang domestic Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar memakai bauer bevel geared motor with hollow shaft buatan DANFOSS BAUER

(26)

Tabel 2.4. Spesifikasi Bevel Geared Motor with Hollow Shaft

Type Gear Motor Bevel Geared Motor dengan Hollow Shaft

Power 4 Kw (Eqv. 5.36 Hp) 380 Volt 50HZ Output (Drive Shaft)

Speed 50 RPM

Mounting H1 / Ii / A – Vibration Free

Torque 680.0 Nm

Net Weight 90 Kg

Service Factor 1.15

Approval Standard

EN 60529 dan IEC 34 5 / 529

IP 65 Totally Enclosed, Dust Tight And Hose Proof.

Sumber : Data Aeron

Tabel 2.5 Spesifikasi Geared Design with Hollow Shaft Geared Design With Hollow Shaft

Type Bevel Gear

Gear Reduction 28.59 : 1

Motor Arrangement

Type 3 Phase 4 Kw; 380 Volt 50 Hz

Assigned Speed 1420 Rpm

Rated Current At 380v 50 Hz 8.9 Ampere

Protection Ip65 / Class F

Brake No Brake Applied

Power Factor (Cos Phi) 0.83 Sumber : Data Aeron

(27)

a. Drive Modul

Drive Modul merupakan alat yang digunakan mengatur kecepatan putar motor AC dengan cara mengubah nilai frekuensi masukan yang menuju ke motor. Pengaturan frekuensi ini dimaksudkan guna mendapatkan kecepatan putar motor yang diinginkan agar tenaga pada motor tetap konstan.

Drive unit di area sisi udara, terdiri atas bevel gear-motor kap. 4 kw dengan shaft terhubung langsung pada sprocket depan, dengan revolusi 50 RPM (direct drive). Kecepatan linear pada pallet seberapa 0,5 m/detik.

Gambar 2.5. Drive Modul

Dua buah double sprocket rantai RS60-2 mentransformasikan gerakan putar/gerakan linear. Rantai dengan push-pin mendorong cam pada frame pallet (caterpillar drive). Tes beban pallet - loop L=75 meter untuk PPBH Makassar memberikan data ampere sebagai berikut :

1. Kosong beban : 4 Ampere

2. Beban 7300 kg : 4,3 Ampere (146 buah beban x 50 kg = 7300 kg).

(28)

b. Belt/Pallet/Ban.

Alat ini berfungsi mengangkut barang dengan kapasitas yang cukup besar.

Sesuai dengan namanya maka media yang digunakan berupa pallet (Sofitri, Arif, and Muhamad 2020).

Gambar 2.6. Pallet Conveyor Tabel 2.6 Spesifikasi Pallet Loop Conveyor

Panjang loop End-less loop dengan L ± 75 meter formasi T

Lebar pallet efektif 1030 mm

Tinggi pallet ± 310 mm dari permukaan lantai Pagar ± 200 mm dari permukaan belt / pallet Infill Posisi tengah conveyor dengan karpet

crown CE611 diatas 19 mm plywood Kapasitas beban Dinamis 100 Kg/meter

Statis 150 Kg/m2

Kecepatan 0.5 m/detik

Pallet Horizontal crescent (sabit) pallet sandwich rubber polymer dan timber t = 25 mm Finish SUS plate 3 mm dan 2 mm, brush finish

no.4

(29)

Struktur Mild steel T = 4 mm, powder Coated finish

Motor

Bevel gear motor 4 Kw 380 Volt 3Ø IP65 class II kecepatan linear sebesar 0.5 m/detik (30 m/min)

Drive unit System caterpillar driver

Emergency stop Mushroom type di sisi publik (4) dan sisi udara (2)

Gravity roller 4 set SUS roller Ø 50 mm spring slotted Maks. Operasi 20 am per hari continuously

Sumber : Data Aeron

c. Penggerak atau rantai.

Rantai yang terhubung ke conveyor berfungsi dengan bantuan motor, memungkinkan produk untuk bergerak naik dan turun di sepanjang jalur conveyor (Sofitri, Arif, and Muhamad 2020).

Gambar 2.7. Rantai Conveyor

(30)

B. Photoelectric Proximity Sensor

Proximity sensor merupakan sensor/saklar yang mengetahui terdapatnya bahan tipe logam dengan tanpa terdapatnya kontak raga. Sensor optik tersebut ialah sensor yang bisa mengetahui pergantian sinar dari sumber sinar, bila barang dalam jarak yang sensitif ataupun barang menimpa sinar dari sensor, hingga sinar hendak memantul kembali ke penerima serta mengindikasikan kalau ada suatu barang yang tertangkap sensor, sinar umumnya merupakan infrared. Proximity optic ini terdiri dari suatu sinar serta penerima (receptor) yang mengetahui suatu barang dengan refleksi (Rizaldi and Djufri 2018)

Gambar 2.8. Proximity Sensor

Sensor ini bertabiat semacam saklar. Apabila sensor mengetahui barang hingga saklar hendak on, apabila tidak mengetahui barang hingga sensor off.

1. Retroreflecting sensing

Sinar dari transmitter dipantulkan, dengan memakai reflektor, setelah itu diterima oleh receiver yang posisinya disusun membentuk sudut, dengan reflektor serta objek yang bergerak lewat sinar antar reflektor dengan transmitter serta receiver.

(31)

  Gambar 2.9 Proximity Retroreflecting Sensing Tabel 2.7 Spesifikasi Proximity Retroreflecting Sensing

Diameter 29 mm, drat M18x1

Power 12-24 VDC

Output PNP open collector

Mode Operasi Light ON atau Dark ON

Material PA (Polyamide) black

Koneksi Cable D5mm, Panjang 2m

2. Reflector

Gambar 2.10 Reflector

(32)

Reflector merupakan sesuatu perlengkapan dibuat dari plastik yang permukaan bagian dalamnya berupa prisma ataupun segi 6 berperan buat memantulkan sinar yang dikirim oleh emitter.

C. Time Delay Relay

TDR (Time Delay Relay) kerap dikatakan pula relay timer ataupun relay penunda batasan waktu banyak digunakan dalam instalasi motor paling utama instalasi yang memerlukan pengaturan waktu secara otomatis (Rizaldi and Djufri 2018)

Guna dari perlengkapan kontrol ini merupakan selaku pengatur waktu untuk perlengkapan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan buat mengendalikan waktu hidup ataupun mati dari kontaktor ataupun buat merubah sistem star ke delta dalam delay waktu tertentu (Rizaldi and Djufri 2018)

Timer bisa dibedakan dari metode kerjanya ialah timer yang bekerja memakai induksi motor serta memakai rangkaian elektronik.

Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor hendak bekerja apabila motor menemukan tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis serta menarik dan menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu (Rizaldi and Djufri 2018)

(33)

Gambar 2.11 Time Delay Relay

Sebaliknya relay yang memakai prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R serta C yang dihubungkan seri ataupun paralel. Apabila tegangan sinyal sudah mengisi penuh kapasitor, hingga relay hendak tersambung. Lamanya waktu tunda diatur bersumber pada besarnya pengisian kapasitor.

Bagian input timer umumnya dinyatakan selaku kumparan (coil) serta bagian outputnya selaku kontak NO ataupun NC.

Kumparan pada timer hendak bekerja sepanjang menemukan sumber arus.

Apabila sudah menggapai batasan waktu yang di idamkan hingga secara otomatis timer hendak mengunci serta membuat kontak NO jadi NC serta NC jadi NO (Rizaldi and Djufri 2018)

Gambar 2.12 Sistem Kerja Time Delay Relay

Pada biasanya timer mempunyai 8 buah kaki yang 2 antara lain ialah kaki coil

(34)

kaki 2 serta 7 merupakan kaki coil, sebaliknya kaki yang lain hendak berpasangan NO serta NC, kaki 1 hendak NC dengan kaki 4 serta NO dengan kaki 3. Sebaliknya kaki 8 hendak NC dengan kaki 5 serta NO dengan kaki 6. Kaki- kaki tersebut hendak berbeda bergantung dari tipe relay timernya (Rizaldi and Djufri 2018)

D. Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).

Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 12VDC 2A (Rizaldi and Djufri 2018)

Gambar 2.13 Relay

(35)

Berdasarkan gambar (2.13), sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil (Rizaldi and Djufri 2018)

(36)

E. Switch – Mode Power Supply

Gambar 2.14 Switch – Mode Power Supply

Switch-Mode Power Supply (SMPS) adalah jenis Power Supply yang langsung menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter) tegangan Input AC untuk mendapatkan tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian di-switch ON dan OFF pada frekuensi tinggi dengan sirkuit frekuensi tinggi sehingga menghasilkan arus AC yang dapat melewati Transformator Frekuensi Tinggi (Rizaldi and Djufri 2018).

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu

Penelitian tugas akhir ini dilakukan selama 6 hari, dimulai pada 31 Mei 2021 sampai dengan 06 juni 2021.

2. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan dilakukan di PT. Angkasa Pura 1 Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. AVO Meter b. Stopwatch

c. Proximity Retroreflecting Sensing d. Reflector MS-2

e. Relay 12 VDC f. Timer AT8N

g. Switch – Mode Power Supply

(38)

C. Tahapan Perancangan

Adapun Langkah perancangan alat sebagai berikut : 1. Blok Diagram

Secara umum rancang bangun alat ini memiliki 4 bagian utama, yaitu;

Sensor retroreflecting, Reflector MS-2, Sensor controller PA-12 (Relay), Switch – Mode Power Supply dan Timer AT8N. Sensor rertoreflecting yang berfungsi sebagai peendeteksi barang atau bagasi, Reflector MS-2 sebagai pemantul cahaya dari Sensor rertoreflecting, controller PA-12 (Relay) sebagai Sakelar memutuskan atau menghubungkan arus, Switch – Mode Power Supply sebagai power suplay 24VDC Sensor retroreflecting dan Timer AT8N sebagai memutuskan dan menghubungkan arus berdasarkan pengaturan waktu

  (a) 

  (b) 

Gambar 3.1 (a) Area Conveyor Untuk Pemasangan Sensor

(b) Posisi Pemasangan Sensor Proximity Bagian Tepi Conveyor

(39)

2. Perancangan Sistem

  Gambar 3.2 Kontrol Diagram Panel

Sistem yang dibuat pada (gambar 3.2) akan mengikuti flowchart sistem (gambar 3.4) yang telah dirancang. Proses dimulai dari mengarahkan selector switch ke arah auto maka motor on (beroperasi) dan sensor Proximity Retroreflecting Sensing akan aktif sehingga terjadi pemantulkan cahaya ke Reflector MS-2 untuk mendeteksi barang atau bagasi (gambar 3.1b).

Jika sensor Proximity Retroreflecting Sensing (gambar 3.1b) mendeteksi barang atau bagasi maka Relay akan memutuskan arus ke Timer AT8N sehingga Timer AT8N akan meriset penghitung ulang. Jika sensor Retroreflecting Sensing tidak mendeteksi barang atau bagasi maka Relay akan mengaktifkan Timer AT8N dan Timer AT8N menghitung mundur selama 1,40 menit, setelah Timer AT8N terhitung sampai 0 maka Timer AT8N akan memutuskan arus ke sistem yang sudah ada dan motor akan Off. Dan ketika sensor Retroreflecting Sensing mendeteksi barang maka motor akan on

(40)

Gambar 3.3 Daya motor kontrol Panel

(41)

Gambar 3.4 Flowchart Sistem Sebelum Perancangan Mulai

Motor OFF

Selesai Push Button

ON

Motor ON

Push Button

OFF

(42)

Gambar 3.5 Flowchart Hasil Perancangan Mulai

Sensor Objek

Motor OFF

Selesai Motor

ON

Relay PA-12

Tidak Ya

Timer Selector

Auto

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Perancangan Sistem Otomatis Pada Conveyor

Hasil perancangan Sistem Otomasi Pada Conveyor menggunakan alat yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

           

           (a)                (b) 

              

(c) (d) Gambar 4.1 . (a) Tampak Sebelum Pemasangan Alat Pendeteksi Bagasi

(b) Tampak Sebelum Merangkau Alat

1  2 4

3

5

(44)

Berikut keterangan gambar alat sitem otomatis tersebut:

Tabel 4.1. Keterangan gambar alat

No. Nama Fungsi

1 Sensor Proximity Pendeteksi bagasi

2 Reflector Pantulan cahaya

3 Relay Sakelar

4 Timer AT8N Sakelar penunda waktu

5 Switch- Mode Power

Supply Pengubah arus AC ke DC

 

B. Hasil Pengujian Perancangan Sistem Otomatis

Dalam pengujian sistem otomatis ini dilakukan dengan cara meletakkan bagasi pada posisi sejajar dengan sensor Proximity Retroreflecting Sensing pada sisi conveyor.

Pemasangan alat dilakukan pada conveyor (gambar 2.1) di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar.

Pemasangan alat dan pengambilan data dilakukan 3 hari yakni pada tanggal 24 Mei 2021 dan 26 Mei 2021. Data hasil pengujian sebagai berikut :

(45)

1. Hasil Pengujian Proximity Retroreflecting Sensing

Pengujian Proximity Retroreflecting Sensing dilakukan dengan cara pengujian pada conveyor bagasi. Adapun pengujian Proximity Retroreflecting Sensing pada perancangan yang dibuat terdapat pada table berikut:

Tabel 4.2 Pengujian Sensor Proximity Retroreflecting HASIL TANGKAPAN OBJEK KETERANGAN

Bagasi Terdeteksi

Bagasi Tidak Terdeteksi

Bagasi Terdeteksi

Bagasi Tidak Terdeteksi

(46)

Bagasi Terdeteksi

Bagasi Tidak Terdeteksi

Dimana ketika Proximity Retroreflecting Sensing tidak mendeteksi bagasi maka lampu tanda pada Proximity Retroreflecting Sensing akan menyala menandakan terjadi pemantulan sinar cahaya pada Reflector MS-2.

Sedangkan ketika Proximity Retroreflecting Sensing mendeteksi bagasi maka lampu tanda yang berwarna orange akan tidak menyala menandakan tidak terjadi pemantulan cahaya pada Reflector MS-2.

2. Hasil Pengujian Perancangan Sistem Otomatis

Berikut ini adalah hasil pengujian alat menggunakan Sensor Proximity Retroreflecting pendeteksi bagasi. Dimulai dari menunjukkan selector Switch AUTO maka sensor Proximity Retroreflecting Sensing akan aktif sehingga terjadi pemantulkan cahaya ke Reflector MS-2 untuk mendeteksi barang atau bagasi.

(47)

Ketika sensor Proximity Retroreflecting Sensing membaca barang atau bagasi maka motor on

Gambar 4.2 Proximity Retroreflecting Sensing mendeteksi barang

Jika sensor Proximity Retroreflecting Sensing mendeteksi barang atau bagasi maka Relay akan memutuskan arus ke Timer AT8N sehingga Timer AT8N akan meriset penghitung ulang.

Gambar 4.3 Proximity Retroreflecting Sensing mendeteksi tidak ada barang

(48)

Jika sensor Proximity Retroreflecting Sensing mendeteksi tidak ada barang atau bagasi maka Relay akan mengaktifkan Timer AT8N dan Timer AT8N menghitung mundur selama 1,40 menit, setelah Timer AT8N terhitung sampai 0 maka Timer AT8N akan memutuskan arus ke sistem yang sudah ada dan motor akan Off.

Tabel 4.3 Pengujian Sistem Otomatis

No Pengujian Alat Skenario

Pengujian Hasil Keterangan

1

Pengujian sensor Proximity Retroreflecting Sensing

Dapat membaca

bagasi. Sensor berhasil

membaca bagasi. Valid

2 Relay

Menghubungkan dan memutuskan

arus.

Relay berhasil menghubungkan dan memutuskan

arus.

Valid

3 Pengujian TDR TDR dapat menghitung waktu mundur

TDR berhasil menghitung mundar dan memutuskan arus.

Valid

(49)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan tahapan perancangan yang kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian alat dan analisa data hasil perancangan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rancang Bangun ini telah menghasilkan alat sistem otomatis pada conveyor dengan Start Ketika bagasi sudah terdeksi dan Stop ketika bagasi sudah tidak terdeteksi.

2. Hasil keuntungan bangun sistem otomatis pada conveyor ini dapat diterapkan di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar untuk memudahkan kinerja operasional teknisi dan hemat daya listrik.

B. Saran

Berdasarkan perancangan dan pengujian tugas akhir ini, masih terdapat sangat banyak kekurangan yang membutuhkan banyak pengembangan baik dari segi penggunaan dan system kerja. Demi kemajuan dan pengembangan alat ini, maka penulis mempunyai beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk kedepannya diharapkan alat ini dapat dikembangkan lagi di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar.

2. Sistem kontrol panel ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan PLC (Program Logic Control) sehingga tidak menggunakan banyak alat bantu

(50)

DAFTAR PUSTAKA

A.Spibakovsky, and V.Dyachkov. 1966. Conveyors and Related Equipment.

Journal of the Franklin Institute. Vol. 248. Peace Publishers Moscow.

https://doi.org/10.1016/0016-0032(49)90233-1.

Rizaldi, Riki, and S Umar Djufri. 2018. “Perancangan ATS (Automatic Transfer Switch) Satu Phasa Menggunakan Kontrol Berbasis Relay Dan Time Delay Relay (TDR).” Journal of Electrical Power Control and Automation (JEPCA) 1 (2): 59. https://doi.org/10.33087/jepca.v1i2.12.

Sofitri, Rahayu, Wiharso Tri Arif, and Rizkan Muhamad. 2020. “Prototyping Modul Praktikum Pembangkitan Energi Listrik Menggunakan Daur Ulang Motor Induksi Satu Fasa.” Jurnal Universitas Garut Vol.11 No. 1 Januari 11 (1).

Sudirman, Umar Hi, and Hilal Raden Fatchul. 2018. “Perancangan Baggage Handling System (BHS) Di New Yogyakarta International Airport.” Jurnal

Teknologi Penerbangan 11 (2): 5–17.

http://jurnal.sttkd.ac.id/index.php/jmd/article/view/7.

Umar Hi Sudirman. 2018. “Perancangan Baggage Handling System (BHS) Di New Yogyakarta International Airport (NYIA).” Jurnal Manajemen Transportasi 11 (2): 5–17. http://jurnal.sttkd.ac.id/index.php/jmd/article/view/7.

(51)

LAMPIRAN

(52)
(53)
(54)

Proses Pengujian Sensor Proximity Retroreflecting

(55)

Proses Perancangan Sistem Otomasi pada Conveyor menggunakan alat

Referensi

Dokumen terkait