• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR ION LOGAM BESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN KADAR ION LOGAM BESI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR ION LOGAM BESI (Fe) , MAGNESIUM (Mg), MANGAN (Mn), TIMBAL (Pb), DAN ZINK (Zn) PADA AIR DAN SEDIMEN (PADATAN TOTAL)

YANG BERADA DI SUNGAI PASCA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA PERBAJI KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA

DENGAN METODE INDUCTIVELY COUPLED PLASMA (ICP)

SKRIPSI

M.NUR SYUHADA 160822052

PROGRAM STUDI S1 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)

PENENTUAN KADAR ION LOGAM BESI (Fe) , MAGNESIUM (Mg), MANGAN (Mn), TIMBAL (Pb), DAN ZINK (Zn) PADA AIR DAN SEDIMEN (PADATAN TOTAL)

YANG BERADA DI SUNGAI PASCA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA PERBAJI KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA

DENGAN METODE INDUCTIVELY COUPLED PLASMA (ICP)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

M.NUR SYUHADA 160822052

PROGRAM STUDI S1 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Ion Logam Besi (Fe), Magnesium (Mg), Mangan (Mn), Timbal (Pb), dan Zink (Zn) pada Air dan Sedimen (Padatan Total) yang berada di Sungai Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perbaji Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan Metode Inductively Coupled Plasma (ICP)

Kategori : Skripsi

Nama : M.Nur Syuhada

NIM : 160822052

Program Studi : Kimia(S1)- Kimia Ekstensi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara (USU)

Disetujui di Medan, Agustus 2018 Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing , Ketua,

Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si

NIP. 19740405199932001 NIP.195504051983031002 Prof.Dr.Zul Alfian.M.Sc

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

PENENTUAN KADAR ION LOGAM BESI (Fe) , MAGNESIUM (Mg), MANGAN (Mn), TIMBAL (Pb), DAN ZINK (Zn) PADA AIR DAN SEDIMEN (PADATAN TOTAL )YANG BERADA DI SUNGAI PASCA ERUPSI GUNUNG SINABUNG

DI DESA PERBAJI KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA DENGAN METODE INDUCTIVELY COUPLED PLASMA

(ICP)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing akan disebutkan sumbernya.

Medan , Agustus 2018

M.Nur Syuhada 1608220852

(5)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulilah, dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT dengan karunia-Nya Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kimia pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Serta shalawat dan salam saya sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan, semoga kita mendapat syafaat dari beliau, Amin Rabbal Alamin.

Selanjutnya saya menyampaikan penghargaan dan cinta kasih yang terdalam dan tulus kepada Ayahanda Drs.Sukadi dan Ibunda Saini S.Pdi, papa Salmin, Bapak Ismail dan adinda Nurul Hidayati yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materi yang tiada hentinya kepada penulis serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan motivasinya.

Kepada Prof. Dr. Zul Alfian, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dan arahannya sehingga terselesaikan skripsi ini dan Kepada Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si Sebagai ketua departement Kimia FMIPA USU dan Bapak Dr. Firman Sebayang, MS Sebagai koodinator Kimia ekstensi USU serta seluruh dosen dan staff serta pegawai FMIPA USU yang telah memberikan ilmu dan arahan selama pendidikan saya.

Untuk seluruh teman-teman semuanya saya mengucapkan terimakasih atas dukungan dan doanya dan terimakasih juga kepada Sella Arryanty , Amri, Kiki, Marwan, Fakhry, Irham, Jimmi, Iqbal, Agil, Inong, Azlia, Arif, Johny , serta stambuk 2016 dan 2015 kimia ekstensi yang telah banyak membantu saya dalam penelitian.

Saya menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan maupun pengtahuan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

M.Nur Syuhada

(6)

PENENTUAN KADAR ION LOGAM BESI (Fe), MAGNESIUM (Mg), MANGAN (Mn), TIMBAL (Pb), DAN ZINK (Zn) PADA AIR DAN SEDIMEN (PADATAN TOTAL) YANG

BERADA DI SUNGAI PASCA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA PERBAJI KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA DENGAN METODE INDUCTIVELY

COUPLED PLASMA (ICP)

ABSTRAK

Penentuan kadar Logam dan Mineral Besi (Fe), Magnesium (Mg), Mangan (Mn), Timbal (Pb), Dan Zink (Zn) pada Air dan Sedimen yang berada di sungai pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Perbaji Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat XRD ( X-Ray Difraction) dan ICP ( Inductively Couple Plasma ). Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan metode grab dilakukan sebanyak 3 (Tiga) kali pengulangan. Dari hasil penelitian parameter , PH, turbidimetri (Kekeruhan) dan Suhu tidak melebihi ambang baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah.

Sampel Air dan padatan di destruksi basah menggunakan HNO3(p) selama 2 jam kemudian di uji dengan ICP. Didapatkan Kandungan logam berat Besi (Fe) 0.015749 – 0.018767 mg/L , Magnesium (Mg) 13.4346 – 15.8798 mg/L, Mangan (Mn) 0,001769 – 0.001998 mg/L, Timbal (Pb) 0.0011345 – 0.014565 mg/L , dan Zink (Zn) 0.003454 – 0.005645 mg/L . Sesuai dengan standard pemerintah PP No. 82 Tahun 2001 tentang pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Sementara untuk kadar logam yang ada dalam sedimen (padatan total) Kandungan logam berat Besi (Fe) 5.45670 – 6.98979 mg/Kg , Magnesium (Mg) 11.04422 – 14.98797 mg/Kg, Mangan (Mn) 0.207004 – 0.298787 mg/Kg, Timbal (Pb) 0.012545 – 0.013239 mg/Kg, dan Zink (Zn) 0.011263 – 0.013241 mg/Kg dan parameter baku mutu untuk sedimen tidak secara khusus di terbitkan oleh instansi pemerintah, sehingga tidak ada patokan secara khusus yang penulis dapatkan untuk membandingkan apakah sedimen (padatan total) dalam sungai Desa Perbaji sudah tercemar atau tidak.

Kata kunci : Air, ICP, Logam Fe, Mg, Mn, Pb, Zn

(7)

DETERMINATION OF METAL IONS OF IRON (Fe), MAGNESIUM (Mg), MANGAN (Mn), TIMBAL (Pb), AND ZINK (Zn) IN WATER AND SEDIMENT (TOTAL ATTITUDES) AT THE POST RIVER ERUPSI SINABUNG MOUNTAIN IN VILLAGES

OF DISTRICT KARO DISTRICT, NORTH SUMATERA WITH INDUCTIVELY COUPLEDPLASMAMETHOD

(ICP)

ABSTRACT

The determination of Metal Ions of Iron (Fe), Magnesium (Mg), Manganese (Mn), Lead (Pb), and Zinc (Zn) on Water and Sediment in the post-eruption river of Sinabung Mountain in Perbaji Village, Karo Regency, North Sumatera using qualitative and quantitative methods using XRD (X-Ray Difraction) and ICP (Inductively Couple Plasma). In this research, the sampling was by grab method which was as much as 3 (Three) replications. From the results of research parameters, Ph, turbidimetry (Turbidity) and Temperature does not exceed the standard quality threshold set by the government. Samples of water and solids in wet destruction using HNO3 (p) for 2 hours were then tested with ICP. Get heavy metal content Iron (Fe) 0.015749 - 0.018767 mg / L, Magnesium (Mg) 13,4346 - 15,8798 mg / L, Manganese (Mn) 0.0011345 - 0.0014965 mg / L, Manganese (Pb) 0.0011345 - 0.014565 mg / L, and Zinc (Zn) 0.003454 - 0.005645 mg / L. In accordance with government PP standards 82 of 2001 on the processing of water quality and control of water pollution. The metal content is present in the sediment (total solids) The heavy metal content Iron (Fe) 5.45670 - 6.98979 mg / Kg, Magnesium (Mg) 11.04422 - 14.98797 mg / Kg, Mangan (Mn) 0.207004 - 0.298787 mg / Kg, Lead Pb) 0.012545 - 0.013239 mg / Kg and Zink (Zn) 0.011263 - 0,013241 mg / Kg and the standard quality parameters for sediments are not specifically published by government agencies, so there is no specific benchmark that the authors found to compare whether the (total sediment) in river Perbaji Village was polluted or not.

Keywords: Water, ICP, Metals Fe, Mg, Mn, Pb, Zn

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Pemasalahan 2

1.3. Tujuan Penelitian 2

1.4. Pembatasan Masalah 3

1.5.Manfaat Penelitian 3

1.6. Lokasi Penelitian 3

1.7. Metodologi Penelitian 4

Bab 2 Tinjuan Pustaka 5

2.1. Gunung Berapi 5

2.1.1. Klasifikasi Gunung Berapi di Indonesia 6

2.2. Tinjauan Umum Tentang Air 7

2.2.1. Air 7

2.2.2. Pengolahan Air 8

2.2.3. Jenis Jenis Sampel Air 9

2.2.4. Macam dan Sumber Air 9

2.3. Logam 11

2.4. Pengaruh Logam Berat Terhadap Kesehatan 12

2.4.1. Besi (Fe) 12

2.4.2. Magnesium (Mg) 14

2.4.3. Mangan (Mn) 14

2.4.4. Timbal (Pb) 15

2.4.5. Seng (Zn) 17

2.5. Spektrometri ICP-OES 18 2.6.1. Prinsip Kerja Alat Inductively Couple plasma (ICP) 18 2.6.2. Instrumentasi Inductevely Couple Plasma (ICP) 19

(9)

Bab 3 Metode Penelitian

3.1. Waktu dan Tempat 23

3.2. Alat dan bahan 23

3.2.1.Alat-alat 23

3.2.2.Bahan-bahan 23

3.3. Prosedur Percobaan 24

3.3.1.Metode Pengambilan Sampel 24

3.3.2.Pengawetan dan Preparasi Sampel 24 3.4.Bagan Penelitian 25

3.4.1. Sampel Air Desa Perbaj 25

3.4.2. Sampel Sedimen Air Desa Perbaji 25

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 26

4.1. Hasil Penelitian 26

4.1.1. Parameter Fisika dan Kimia Perairan

26 4.1.2. Kandungan Logam Berat Fe, Mg, Mn, Pb dan Zn 32 dalam Air

4.2. Pembahasan 33

4.2.1. Parameter Fisika dan Kimia Perairan

334.2.2. Kandungan Logam Berat besi (Fe), Magnesium (Mg), Mangan (Mn), Timbal (Pb) dan Zink (Zn)Dalam Air 344.2.3. Kandungan Logam Berat besi (Fe), Magnesium (Mg), 35

Mangan (Mn), Timbal (Pb) dan Zink (Zn)dalam sedimen

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 36

5.1.Kesimpulan

36 5.2. Saran 36

Daftar Pustaka 38

Lampiran 39

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Parameter Fisika dan Kimia sungai desa perbaji 26 Tabel 4.2. Data konsentrasi Larutan Standar Fe 27 Tabel 4.3. Data konsentrasi Larutan Standar Mg 28 Tabel 4.4. Data konsentrasi Larutan Standar Mn 29 Tabel 4.5. Data konsentrasi Larutan Standar Pb 30 Tabel 4.6. Data konsentrasi Larutan Standar Zn 31

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Kurva Larutan Standar Unsur Besi (Fe) 27

Gambar 4.2. Kurva Larutan Standar Unsur Magnesium (Mg) 28 Gambar 4.3. Kurva Larutan Standar Unsur Mangan (Mn) 29

Gambar 4.4. Kurva Larutan Standar Unsur Timbal (Pb) 30

Gambar 4.5. Kurva Larutan Standar Unsur Zink (Zn) 31

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Data Kualitatif Uji Endapan Air sungai Desa Perbaji 39

Dengan Alat XRD

Lampiran 2.Kualitatif Uji Endapan Air sungai Desa Perbaji

Dengan Alat XRD 40

Lampiran 3. Foto lokasi pengambilan sampel 41

Lampiran 4.Foto lokasi pengambilan sampel 41

Lampiran 5. Gambar Alat ICP-OES Agilent 700 series 42

Lampiran 6. Peta Lokasi Desa perbaji 42

Lampiran 7. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Tentang 43 Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran

Air

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang masih rawan terhadap berbagai jenis bencana geologi.

Salah satu bencana geologi yang sering terjadi adalah erupsi gunung berapi. Penyebab utama banyaknya kejadian bencana di Indonesia adalah letak Indonesia yang berada di antara pertemuan 3 lempeng besar dunia yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Pertemuan lempeng dalam jangka panjang akan menghimpun energi yang satu waktu lepas dan dapat menghasilkan bencana.( BNPB.A 2012).

Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung berapi dataran tinggi, kab Karo Sumut, Indonesia. Koordinat puncak gunung Sinabung adalah 3o10’LU dan 98o

Banyak logam berat baik yang bersifat toksik maupun essensial terlarut dalam air dan mencemari air tawar atau air laut.Didalam air biasanya logam berikatan dengan senyawa kimia atau dalam bentuk ion logam, tergantung pada kompartemen tempat logam tersebut berada.Tingkat kandungan logam pada setiap kompartemen sangat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis kompartemen, dan tingkat pencemaranya (Palar,2008).

23’BT dengan puncak tertinggi gunung ini adalah 2460 meter dari permukaan laut yang menjadi puncak tertinggi di sumatera utara. Aktivitas gunung sinabung pernah mengelurkan debu vulkanik dan asap tahun 2010. Kemudian pada tahun 2013 mengeluarkan, menyemburkan debu vulkanik lagi. Hasil dari erupsi gunung tersebut mengeluarkan kabut asap yang tebal hitam. Dan debu vulkanik tersebut menutupi ribuan hektar tanaman para petani di sekitar gunung tersebut. Erupsi gunung sinabung mengeluarkan kabutasap yang tebal berwarna hitam disertai hujan pasir dan debu vulkanik. Abu vulkanik atau pasir vukanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Abu maupun pasir vulkanik terdiri dari batuan berukuran halus sampai berukuran besar, yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mecapai ratusan hingga ribuan kilometer, sedangkan yang berukuran besar biasanya jatuh disekitar sampai radius 5-7 km dari kawah ( Sudaryo, 2009).

(14)

Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat logam berat yaitu sulit terdegredasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaanya secara alami sulit terurai (dihilangkan), dapat terakumulasi dalam tubuh organisme, dan akan membahayakan kesehatan manusia. (sutamiharja, 1982 ).

Berdasarkan penelitian terdahulu, syaiful bahri S (2013) telah melakukan penelitian mengenai studi AnalisiS kadar logam besi (Fe),Mangan (Mn), Kadmium (Cd) dari air sungai lau Borus pasca erupsi gunung sinabung , didapat kandungan Fe, Mn, pada air melewati ambang batas yaitu Fe (1,69 ppm) Mn (0.44 ppm). Oleh karena hal diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kandungan logam berat yang terdapat pada air sungai di desa perbaji pasca erupsi gunung Sinabung.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Apakah kadar unsur Besi(Fe),Magnesium (Mg), Mangan (Mn), Timbal (Pb), dan Zink (Zn) pada air sungai di desa perbaji pasca erupsi gunung Sinabung masih memenuhi Standard Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 .

1.3 TujuanPenelitian

1. Untuk menentukan kandungan kadar unsur Besi(Fe),Magnesium (Mg), Mangan (Mn) Timbal (Pb), dan Zink (Zn) pada air sungai di desa perbaji pasca erupsi gunung Sinabung masih memenuhi Standard Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 .

(15)

1.4 Pembatasan Masalah

1. SampelAir di ambil dari beberapa titik sampel yaitu Desa Perbaji Kabupaten Karo,Sumatera Utara.

2. Logam- logam yang ditentukan kadarnya dalam penelitian ini adalah Fe, Mg, Mn, Pb, Zn, 3. Proses uji dan penentuan konsentrasi dilakukan dengan metodeInductively Coupled

Plasma (ICP).

1.5 Manfaat Penelitian

1. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang tingkat pencemaran logam berat, jenis logam yang berbahaya, dan dapat digunakan sebagai data primer untuk meneliti dampak erupsi gunung sinabung terhadap tanaman, air, hewan maupun manusia yang berguna kepada masyarakat yang terkena dampak erupsi gunung dan sebagai masukan kepada pemerintah terkait dalam menanggulangi pencemaran lingkungan.

1.6 Lokasi Penelitian

Untuk penentuan kadar logam - logam berat pada penelitian ini dilakukan dengan

1. Sampel Air di ambil dari beberapa titik sampel yaitu desa perbaji kabupaten karo,Sumatera utara.

2. Pengujian menggunakan alat Inductively coupled plasma (ICP) di Laboratorium salah satu perusahaan swasta di KIM Mabar, Medan danUji XRD dilakukan di Laboratorium Fisika UNIMED Medan.

1.7Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Analisa sampel dilakukan pada air dan sedimen yang di ambil dari sungai desa Perbaji

Kabupaten Karo Sumatera Utara.

2. Pereaksi yang digunakan asam nitrat pekat atau HNO

3. Penentuan kadar Logam Besi (Fe) , Magnesium (Mg), Mangan (Mn),Timbal (Pb), Zink (Zn) dilakukan dengan metode Inductively Couple Plasma (ICP)

3(p)

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gunung Berapi

Gunung berapi adalah lubang atau saluran yang menghubungkan suatu wadah yang berisi bahan yang disebut magma. Suatu ketika bahan bahan tersebut ditempatkan melalui saluran bumi dan sering terhimpun di sekelilingnya sehingga membangun suatu kerucut yang dinamakan kerucut gunung api (Koesoemadinata, 1977).

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang didefinisikan sebagai suatu saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan saat dia meletus. Secara singkat, gunung berapi adalah gunung yang masih aktif dalam mengeluarkan material di dalamnya (Achmad, R, 2004).

Jenis-jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya:

a. Stratovolcano

Gunung berapi ini tersusun dari beberapa jenis batuan hasil letusan yang tersusun secara berlapis-lapis. Jenis gunung berapi ini membentuk suatu kerucut besar (raksasa) dan terkadang bentuknya tidak beraturan. Hal ini dikarenakan adanya letusan yang terjadi beberapa ratus kali.

Gunung Merapi di Yogyakarta termasuk gunung berapi jenis ini.

b. Perisai

Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena

magma cair keluar dengan tekanan rendah tanpa adanya letusan. Lereng gunung yang terbentuk menjadi sangat landai.

c. Cinder Cone

(17)

Gunung jenis Cinder Cone merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkaniknya menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Gunung jenis ini jarang yang mempunyai tinggi di atas 500 meter dari permukaan tanah sekitarnya.

d. Kaldera

Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat sehingga melempar ujung atas gunung dan membentuk cekungan. Gunung Bromo termasuk

gunung jenis ini (Hartuti, 2009).

2.1.1 Klasifikasi Gunung Berapi di Indonesia

Kalangan Vulkanologi Indonesia mengelompokkan Gunung Merapi kedalam 3 tipe berdasarkan catatan sejarah letusan erupsinya.

Gunung Api tipe A

Gunung Berapi yang tercatat pernah mengalami erupsi magnetic sekurang kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Gunung Api tipe B

Gunung Berapi yang sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memeperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan sofatara.

Gunung Api tipe C

Gunung Berapi yang sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkat lemah.(Albert,2012).

(18)

2.2. Tinjauan umum tentang Air.

2.2.1. Air

Air merupakan Sumber Daya Alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air (Effendi,2003).

Air merupakan senyawa yang paling melimpah di permukaan bumi. Sifat-sifat dari air memiliki pengaruh yang berarti untuk penyediaan air, kualitas air dan teknik pengolahan air (Montgomery, 1985).

Makhluk hidup yang ada di bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari – hari, untuk keperluan industri, untuk keperluan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian, dan lain sebagainya.

Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam – macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan – kegiatan lainnya.

Untuk mendapatkan standar air yang bersih tidaklah mudah, karena tergantung pada banyak faktor penentu. Faktor penentu tersebut adalah:

(19)

a) Air untuk minum

b) Air untuk keperluan rumah tangga c) Air untuk industri

d) Air untuk mengairi sawah e) Air untuk kolam perikanan, dll.

2) Asal sumber air:

a) Air dari mata air di pegunungan b) Air danau

c) Air sungai d) Air hujan, dll.

Air yang ada di bumi ini tidak pernah terdapat dalam keadaan murni bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral (unsur) lain yang terlarut di dalamnya. Hal ini tidak berarti bahwa semua air di bumi telah tercemar. Sebagai contoh, air yang di ambil dari mata air di pegunungan dan air hujan. Keduanya dapat dianggap sebagai yang bersih, namun senyawa atau mineral (unsur) yang terdapat didalamnya berlainan (Wardhana, 2004).

2.2.2 Penggolongan Air

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut :

1) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu

2) Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum

3) Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan 4) Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di

perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (Effendi, 2003).

2.2.3 Jenis – Jenis Sampel Air

Jenis – jenis sampel Air dapat di kelompokan mrnjadi tiga sebagai berikut.

(20)

1) Sampel sesaat (grab Sampel) , yaitu sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang dipantau. Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel

2) Sampel komposite (composite sample), yaitu sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel composite dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu tertentu dan sekaligus mengukur debit air. Pengambilan secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas air secara terus menerus 3) Sempel gabungan tempat ( integrated sampel), yaitu sampel gabungan yang diambil

secara terpisah dari beberapa tempat, dengan volume yang sama. (Effendi, 2003).

2.2.4 Macam dan Sumber Air

Jika membicarakan tentang macam air yang dikaitkan dengan sumber atau asalnya, maka air dapat dibedakan atas :

1) Air hujan, embun ataupun salju, yakni air yang didapat dari angkasa, karena terjadinya proses presipitasi dari awan, atmosfir yang mengandung uap air

2) Air permukaan tanah, dapat berupa air tergenang atau air yang mengalir, seperti danau, sungai, laut. Air dari sumur yang dangkal, adalah juga air permukaan tanah

3) Air dalam tanah, yakni air permukaan tanah yang meresap ke dalam tanah, jadi telah mengalami penyaringan oleh tanah ataupun batu-batuan. Air dalam tanah ini sekali waktu juga akan menjadi air permukaan, yakni dengan mengalirnya air tersebut menuju ke laut.

Ditinjau dari segi kesehatan, ketiga macam air ini tidaklah selalu memenuhi syarat kesehatan, karena ketiga-tiganya mempunyai kemungkinan untuk dicemari. Embun, air hujan atau salju misalnya, yang berasal dari angkasa, ketika turun ke bumi dapat menyerap abu, gas ataupun materi-materi berbahaya lainnya. Demikian pula air permukaan, karena dapat terkontaminasi dengan berbagai zat-zat berbahaya untuk kesehatan. Air dalam tanah demikian pula halnya, karena sekalipun telah terjadi proses penyaringan, namun tetap saja ada kemungkinan terkontaminasi dengan zat-zat mineral ataupun kimia yang mungkin membahayakan kesehatan.Adapun perbandingan antara ketiga macam air tersebut sebagai berikut:

(21)

Tabel 2.1 Perbandingan antara embun, air hujan, dan salju, air permukaan tanah, dan air tanah dalam

Embun, air hujan dan salju Air permukaan tanah Air dalam tanah Pada umumnya jika belum

terkontaminasi air bersifat bersih, steril, murni, hanya saja mudah merusak logam (menimbulkan karat ).

Pada umumnya telah terkontaminasi jadi bersifat kotor, mengandung bakteri dan zat kimia, kaya akan O2, CO2

Pada umumnya jika mengalami penyaringan sempurna maka bersifat bersih, bebas dari bakteri.

Hanya saja kemungkinan mengandung zat mineral cukup besar, karena itu sering berwarna, berbau dan mempunyai rasa yang tidak nyaman(Azwar, 1996).

serta mengandung zat- zat lainnya yang bersifat merusak.

Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan – batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara lain :

1) Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit 2) Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun 3) Tidak berasa dan berbau

4) Dapat dipergunakan untuk mencakupi kebutuhan domestik dan rumah tangga

5) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan RI.

Air dikatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan – bahan kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri (Chandra, 2005).

2.3. Logam

Dalam kehidupan sehari – hari, kita tidak terpisah dari benda – benda yang bersifat logam.

Benda ini kita gunakan sebagai alat perlengkapan rumah tangga seperti sendok, garpu, pisau dan lain – lain (logam biasa), sampai pada tingkat perhiasan mewah yang tidak dapat dimiliki oleh semua orang seperti emas, perak, dan lain – lain (logam mulia). Secara gamblang, dalam

(22)

konotasi kesehatan kita beranggapan bahwa logam diidentikkan dengan besi, padat, berat, keras dan sulit dibentuk.

Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria – kriteria yang sama dengan logam – logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup.

Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk ke dalam tubuh, meski dalam jumlah yang agak berlebihan, biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh.

Karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam berat beracun yang dipentingkan seperti tenbaga (Cu), bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh - pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh. Jika yang masuk ke dalam tubuh organisme hidup adalah unsur logam beracun seperti hidragyrum (Hg) atau disebut juga air raksa, maka dapat dipastikan bahwa organisme tersebut akan langsung keracunan.

Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek – efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan beracun yang akan meracuni makhluk hidup. Sebagai contoh adalah logam air raksa (Hg), kadmium (Cd), timah hitam (Pb), dan khrom (Cr). Namun demikian, meski logam berat dapat mengakibatkan keracunan atas makhluk hidup, sebagian dari logam – logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Kebutuhan tersebut berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Tetapi bila kebutuhan dalam jumlah yanga sangat kecil itu tidak terpenuhi, maka dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup dari setiap makhluk hidup. Karena tingkat kebutuhan sangat dipentingkan maka logam – logam tersebut juga dinamakan sebagai logam – logam atau mineral –mineral essensial tubuh.

(23)

Ternyata kemudian, bila jumlah dari logam – logam essesnsial ini masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan, maka akan berubah fungsi menjadi zat racun bagi tubuh. Contoh dari logam – logam berat essensial ini adalah Tembaga (Cu), Seng (Zn), dan Nikel (Ni) (Palar, 2004).

2.4. Pengaruh Logam Berat terhadap Kesehatan 2.4.1. Besi (Fe)

Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan HB, banyaknya Fe dikendalikan pada fase absorbsi. Fe2+ mempunyai fungsi esensial tubuh sebagai alat angkut oksigen dari paru – paru ke seluruh tubuh , sebagai alat angkut e- dalam sel sebagai bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim. Enzim mengandung Fe bisa melarutkan jenis obat-obatan tertentu yang tidak larut dalam air (Widowati, 2008) , berperan dalam katalis reaksi oksidasi dalam sistem biologi dan berperan dalam transport gas.

Apabila Fe berada dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai gangguan lingkungan.

Simpanan Fe tinggi bisa menyebakan kanker. Fe dalam dosis besar pada manusia bersifat toksik karena fero bisa bereaksi dengan peroksida dan menghasilkan radikal bebas. Fe bersifat toksik bila jumlah transferin melebihi kebutuhan sehingga mengikat Fe bebas. Toksisitas kronis Fe bisa mengakibatkan gangguan fungsi hati, gangguan fungsi endokrin dan penyakit kardiovaskular.

Toksisitas kronis Fe pada tingkat sel akan meningkatkan peroksidasi lipid sehingga merusak membrane sel, mitokondria, mikrosom, dan organel sel lainnya.

Perlakuan toksisitas akut Fe per oral bisa mengakibatkan muntah, gangguan alat pencernaan dan shock. Inhalasi debu Fe oksida bisa mengakibatkan deposisi Fe dalam paru-paru yang berdasarkan hasil x-ray menunjukkan kemiripan dengan silikosis. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara Fe berlebih yang bisa mengakibatkan diabetes, kanker, meningkatkan resiko infeksi, reumatik, juga meningkatkan resiko terhadap penyakit jantung.

Kadar Fe yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan kerusakan sel akibat radikal bebas. Pasien mengalami dialisis ginjal bila diberi Fe melalui injeksi yang akhirnya mengakibatkan stress.

Salah satu penyebab serangan jantung adalah tingginya kadar Fe dalam tubuh. Wanita pre- menopause kurang beresiko terserang penyakit jantung karena mampu mengurangi kelebihan Fe

(24)

saat menstruasi, sementara itu waanita menopause lebih beresiko terserang penyakit jantung koroner.

Dosis yang melebihi 20 mg/kg berat pada manusia menyebabkan toksisitas dengan LD50 Fe 60 mg/kg. Konsumsi suplemen Fe melebihi 45mg/hari bisa menimbulkan iritasi lambung, anak- anak dapat meninggal bila terpapar per oral sebesar 200mg sampai 5,85gr Fe. Salah satu kekurangan tubuh manusia adalah tidak terdapatnya mekanisme kontrol pembuangan Fe di dalam tubuh (Widowati, 2008).

Keracunan Fe ini dapat menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar. Akibatnya, volume darah menurun, dan hipoksia jaringan menyebabkan asidosis. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa toksisitas akut dari Fe ini menyebabkan lamanya proses koagulasi darah (Darmono, 2001).

2.4.2. Magnesium (Mg)

Magnesium (Mg) merupakan salah satu jenis logam ringan. Magnesiummempunyai nomor atom 12 dengan berat atom 24,3050. Titik didih Mg adalah1105oC dan memiliki massa jenis 1,74 g/cm3 (Widowati, 2008).Mg berfungsi bagi tanaman yaitu untuk:

a. menyehatkan klorofil

b. mengatur peredaran zat makanan dalam tubuh tanaman, dan

c. mengatur peredaran zat karbohidrat dalam tubuh tanaman (Mulyani, 2005)

Magnesium (Mg) adalah logam alkali tanah yang cukup berlimpah pada perairan alami.

Bersama dengan kalsium, magnesium merupakan penyusun utama kesadahan. Garam-garam magnesium bersifat mudah larut dan cenderung bertahan sebagai larutan, meskipun garam-garam kalsium telah mengalami presipitasi. Magnesium bersifat tidak toksik, bahkan menguntungkan bagi fungsi hati dan sistem saraf.( Effendi.2003).

2.4.3. Mangan (Mn)

Keracunan sering kali bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam , gejala yang timbul , berupa gejala susunan saraf : insomnia , lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng (mask) bila pemaparan berlanjut maka bicaranya melambat dan monoton terjadi hiper refleksi, clonus pada platela dan tumit dan

(25)

berjalan seperti Parkinson, penggumpalan darah, gangguan kulit, menurunkan kadar kolestrol, perubahan warna rambut, dan kerusakan otak.

Logam Mn merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar di dalam tanah, dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Senyawa Mn secara alami berbentuk padat di lingkungan dan hanya sebagian kecil yang berada dalam air dan di udara sebagai debu. Bila kadar Mn relatif tinggi dalam air maka kualitas air menurun sehingga tidak layak digunakan baik untuk industri maupun keperluan rumah tangga.

Beberapa organisme seperti diatome, moluska, dan sepon mengakumulasikan Mn. Ikan mampu mengakumulasikan hingga 5 ppm, hewan mamalia mampu mengakumulasikan hingga 3 ppm dalam jaringan sehingga kadar normal dalam jaringan adalah 1 ppm.

Syarat air minum kadar mangan diperbolehkan 0,1 ppm, sedangkan untuk air bersih 0,5 ppm. Tanaman mahoni dan kembang sepatu mampu mengakumulasikan logam berat Cu, Zn, Cd, Pb, dan Mn secara fisiologis unsur tersebut digunakan oleh hampir semua pohon sebagai katalis reaksi metabolisme dan berperan dalam pembentukan organ tumbuhan. Kadar Mn yang tinggi dalam tanah bisa bersifat toksik dan pH rendah pada tanah dapat menyebabkan defisiensi Mn pada tanaman. Tingginya konsentrasi Mn pada tanah bisa mengakibatkan pembengkakan dinding sel, mengeringkan daun, dan munculnya bercak coklat pada daun.

Paparan Mn dalam debu tidak boleh melebihi 5mg/m3, dalam waktu singkat akan menimbulkan toksisitas seperti infeksi saluran pernafasan. Paparan Mn lewat kulit bisa mengakibatkan tremor, kegagalan koordinasi, dan dapat mengakibatkan munculnya tumor.

Konsumsi Mn melebihi 11mg/hari menunjukkan gejala gangguan sistem syaraf (Widowati, 2008)

2.4.4. Timbal (Pb)

Kadar timbal pada kerak bumi sekitar 15 mg/kg. Timbal diserap dengan baik oleh tanah sehingga pengaruhnya terhadap tanaman relatif kecil. Akumulasi timbal di dalam tubuh manusia mengakibatkan gangguan pada otak dan ginjal, serta kemunduran mental pada anak yang sedang tumbuh ( Effendi.2003).

Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Timbal memiliki titiklebur yang rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasdigunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Timbal adalahlogam yang lunak berwarna abu-abu kebiruan

(26)

mengkilat. Logam ini mempunyainomor atom 82 dengan berat atom 207,20. Titik didih timbal adalah 1740oC danmemiliki massa jenis 11,34 g/cm3.

Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian karena bersifat toksik melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral.

Kadar Pb dalam tanah berkisar 5-25 ppm dan dalam air tanah 1-60 ppm. Bahan pangan yang mengandung kontaminan Pb cukup tinggi adalah sayuran yang ditanam di tepi jalan raya dengan rata-rata sebesar 28,78 ppm, jauh di atas batas aman yang diizinkan oleh Badan POM sebesar 2 ppm. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan dan minuman tercemar Pb dikonsumsi, maka di dalam tubuh manusia, Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan Hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil Pb diekskresikan lewat urine atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut.

Keracunan akibat kontaminasi logam Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal seperti memperpendek umur sel darah merah, menurunkan jumlah sel darah merah yang masih muda (retikulosit), meningkatkan kandungan Fe dalam plasma darah. Bentuk ion Pb2+ mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+

Pb bisa merusak jaringan syaraf, fungsi ginjal, menurunnya kemampuan belajar.

Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia, semakin tinggi kadar Pb dalam darah semakin rendah poin IQ. Kelainan fungsi otak terjadi karena Pb secara kompetitif menggantikan peranan Zn, Cu, dan Fe dalam mengatur fungsi sistem syaraf pusat (Widowati, 2008).

yang terdapat dalam jaringan tulang. Timbal bersifat kumulatif. Pb bisa menimbulkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium. Ibu hamil yang terkontaminasi Pb bisa mengalami keguguran, tidak berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir. Timbal bersifat karsinogen dalam dosis tinggi paparan Pb secara kronis bisa mengakibatkan kelelahan, kelesuan, gangguan iritabilitas, gangguan gastrointestinal, kehilangan libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi serta aborsi spontan pada wanita, depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit tidur.

(27)

2.4.5. Seng (Zn)

Seng (Zn) adalah komponen alam yang terdapat dalam kerak bumi. Zn adalah logam yang memiiki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-kebiruan, pudar bila terkena uap udara dan terbakar bila kena uap udara dengan api hijau terang. Zn dapat bereaksi dngan asam, basa, dan senyawa non logm. Zn memiliki nomor atom 30 dan mmliki titik lebur 419,73o

Seng (zinc) termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah di alam. Kadarseng pada kerak bumi sekitar 70 mg/kg. Kelarutan unsur seng dan oksida seng dalamair relatif rendah.

Seng yang berikatan dengan klorida dan sulfat mudah terlarut,sehingga kadar seng dalam air sangat dipengaruhi oleh bentuk senyawanya. Jikaperairan bersifat asam, kelarutan seng meningkat. Kadar seng di perairan alami < 0.05mg/liter pada perairan asam mencapai50 mg/liter dan pada perairan laut 0,01 mg/liter. Seng termasuk unsur yang esensial bagi makhluk hidup, yakni berfungsi untuk membantu kerja enzim. Seng juga diperlukan dalam proses fotosintesis sebagai agen bagi transfer hidrogen dan berperan dalam pembentukan protein. Kadar seng pada air minum sebaiknya tidak lebih dari 5 mg/liter. Toksisitas seng menurun dengan meningkatnya kesadahan dan meningkat dengan meningkatnya suhu dan menurunnya oksigen terlarut.

(Effendi,2003).

C (Widowat.

Et all. 2008).

Unsur ini penting dan berguna dalam metabolisme, dengan kebutuhan perhari10-15 mg.

pada konsentrasi 675 – 2280 mg/l dapat menyebabkan muntah. Dengangaram-garam seng akan menjadi seperti susu pada konsentrasi 30 mg/l dan menjadiberasa seperti logam pada konsentrasi 40 mg/l. Batas konsentrasi tertinggi sebagaistandar yang akan ditetapkan harus di bawah batas konsentrasi yang dapatmenimbulkan rasa. Dalam jumlah kecil merupakan unsur yang penting untukmetabolisme, karena kekurangan Zn dapat menyebabkan pertumbuhan anak

terhambat. Dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepatpada air minum (Sutrisno, 1996).

2.5. Spektrometri ICP-OES

Inductively Couple plasma merupakan spektroskopi nyala untuk menganalisa unsur logam dalam suatu bahan.Bahan yang akan dianalisa harus berwujud larutan yang homogen.Ada sekitar 80 unsur yang dapat dianalisa dengan menggunakan alat ini.Kelebihan alat ini adalah sangat selektif dan dapat digunakan untuk mengukur beberapa unsur sekaligus didalam sampel

(28)

pada saat pengukuran. Akan tetapi dengan semakin banyaknya permintaan pengukuran ternyata alat ini mempunyai kelemahan yaitu akan menjadi kurang sensitif terhadap pengukuran unsur yang mempunyai panjang gelombang dibawah 200 nm.Keterbatasan pengukuran tersebut ditunjukkan dengan nilai limit deteksi yang diperoleh. (Siti Amini 1997).

2.5.1. Prinsip Kerja Alat Inductively Couple Plasma (ICP)

Prinsip umum dari alat ini adalah dengan mengukur intensitas energi / radiasi yang dipancarkan oleh unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom (eksitasi / ionisasi).Larutan sampel dihisap dan dialirkan melalui tabung kapiler ke nebulizer.Nebulizer akan mengubah larutan sampel menjadi bentuk aerosol yang selanjutnya diinjeksi oleh ICP. Pada temperatur plasma maka sampel akan mengalami ionisasi dan eksitasi.Atom yang tereksitasi akan kembali kedalam keadaan awal (ground state ) dan memancarkan sinar radiasi.Sinar radiasi ini akan didispersi dengan komponen optik.Sinar yang terdispersi ,secara berurutan akan muncul pada masing-masing panjang gelombang unsur dan dirubah dalam bentuk sinyak listrik yang besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya konsentrasi unsur.Sinyal ini kemudian diperoses oleh bagian sistim pengolahan data (Siti Amini, 1997).

2.5.2. Instrumentasi Inductively Couple Plasma (ICP) a. Plasma

Plasma sebuah gas terionisasi , ketika obor dinyatakan medan magnet yang kuat.

b. Medan Magnet

Sebuah medan magnet adalah medan vektor yang dapat memberikan suatu gaya magnet pada muatan listrik bergerak dan pada dipol magnetik. Ketika ditempatkan dalam medan magnet , magnet dipol cenderung untuk menyelaraskan dengan medan magnet dari RF generator dihidupkan.Argon gas yang mengalir melalui dinyalakan dengan satuan tesla. Argon gas yang terionisasi dalam bidang ini dan mengalir dalam suatu pola simetris rotationally kearah medan magnet kumparan RF. Yang stabil , suhu tinggi plasma sekitar 7000 K ini kemudian dihasilkan sebagai hasil dari tumbukan inelastis dibuat antara atom argon netral dan partikel bermuatan.

(29)

Sebuah pompa peristaltik adalah jenis pompa perpindahan positif digunakan untuk memompa berbagai cairan. Fluida yang terkandung dalam tabung fleksibel yang dipasang di dalam casing pompa melingkar memberikan sebuah berair atau sampel organic menjadi nebulizer.

d. Nebulizer

Nebulizer berfungsi untuk mengubah cairan sampel menjadi aerosol.

e. Spray Chamber

Spray chamber berfungsi untuk mentransportasikan aerosol ke plasma , pada spray chamberini aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah seragam.

f. RF Generator

RF generator adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 Watt) untuk menyalakan plasma dengan argon sebagai sumber gas nya. Tegangan ini ditransferkan ke plasma melalui load coil , yang mengelilingi puncak dari obor.

g. Difraksi Kisi

Dalam optik , kisi difraksi adalah komponen optic dengan pola yang teratur yang terbagi menjadi beberapa sinar cahaya perjalanan di arah yang berbeda dimana ia di pisahkan menjadi komponen radiasi dalam spektrometer optik. Intensitas cahaya kemudian diukur dengan photomultipier.

h. Photomultiplier

Photomultiplier merupakan sebuah tabung vakum , dan lebih khusus lagi phototubes , dimana alat ini sangat sensitif terhadap detektor cahaya dalam bentuk sinar ultraviolet , cahaya tampak , dan infra merah.

Inductively coupled plasma – optic emission spectrometer (ICP-OES) merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa unsur logam dalam suatu bahan. Bahan yang dianalisa dengan alat ini harus dalam bentuk larutan yang homogen. Alat ini merupakan alat analisis kimia kuantitatif yang mempunyai kemampuan menganalisa 80% unsur yang ada dalam sistem periodik.

(30)

Penggunaan ICP pertama kali dilakukan oleh Reed tahun 1961 yang ingin melihat refraksi Kristal (titik didih) pada logam aluminium. Kelebihan alat ini adalah sangat selektif dan dapat digunakan untuk mengukur beberapa unsur sekaligus berurutan dalam setiap pengukuran.

Komponen alat ICP-OES 1. Penghantar sampel 2. ICP torch

3. Generator pengatur gelombang 4. Optik Spektrometer

5. Detektor

6. Pengatur komputerisasi instrument , pengumpulan dan analisis data

Skema Alat Inductively Coupled Plasma (ICP)

Cara kerja ICP-OES

Prinsip umum pada pengukuran ini adalah mengukur intensitas energy/radiasi yang dipancarkan oleh unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom. Larutan sampel dihisap dan dialirkan melalui capillary tube ke nebulizer. Nebulizer akan mengubah larutan sampel ke bentuk aerosol

(31)

– sampel akan teratomisasi dan tereksitasi. Atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan awal sambil memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasi ini didispersi oleh komponen optic. Sinar yang terdispersi secara berurutan muncul pada bagian masing – masing panjang gelombang unsur dan diubah dalam bentuk sinyal listrik dan besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya konsentrasi unsur. Sinyal listrik ini kemudian diproses oleh sistem pengolahan data.

Dengan mengamati intensitas yang dihasilkan oleh larutan sampel dan memasukkan harga intensitas tersebut ke dalam kurva kalibrasi larutan standar , maka konsentrasi unsur yang terkandung didalam larutan sampel dapat diketahui. Besarnya kandungan unsur dapat diketahui dari hubungan antara konsentrasi unsur dengan intensitas yang dihasilkan oleh unsur tersebut dengan menggunakan persamaan linear yang diperoleh dari pembuatan kurva kalibrasi , sesuai dengan rumus y = ax + b

Dimana : y = intensitas larutan a= slope y/x

b=intercept x=konsentrasi ( Tarigan, 2015)

(32)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai bulan Februari 2018. Proses pengambilan sampel berupa air dan sedimen menggunakan metode grab sampling. Dilakukan preparasi sampel di laboratorium di KIM 2 Mabar,Medan. Analisa sampel air dan sedimen dilakukan identifikasi kandungan logam pada salah satu perusahaan swasta di KIM Mabar, Medan menggunakan alat Inductively Coupled Plasma (ICP).

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat-alat

- Gelas Beaker Pyrex 250 mL

- Labu Takar Pyrex 50 mL

- Pipet Tetes - Hotplate

- Kertas Saring Whatman No 42

- Neraca Analitis

- ICP-OES Agilent 700 series - Corong

- Pipet Volume Pyrex 5mL

- Botol Aquadest - Bola Karet

- 3.2.2. Bahan-bahan

- Sampel Air sungai desa perbaji

- Sampel Sedimen Air sungai desa perbaji - HNO

(33)

- Standar Multielemen 100 ppm - Aquades

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Metode Pengambilan Sampel

Metode Pengambilan Sampel dilakukan dengan Metode Grab Sampel.Tititk sampel diambil yaitu pada hulu dan hilir. Jarak antara hulu sungai dengan hilir sungai yaitu ± 3 km.

Sedimen dan Airdiambil dengan menggunakan metode sederhana dengan alat penampung plastik. Pengambilan sampel kualitas air untuk parameter fisika dilakukan secara langsung (insitu) pada masing-masing titik. Untuk parameter kimia, Sampel air dan sedimen dimasukkan kedalam botol plastik 600 ml dari masing-masing titik, kemudian dianalisis secara (eksitu) di salah satu PT. Swasta di KIM Medan

3.3.2.Pengawetan dan Preparasi Sampel

Sampel air ditambahkan HNO3(p) sampai pH ± 2,5. Di pisahkan antara sampel sedimen dengan sampel air. Sampel air diambil sebanyak 100 mL kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditambahkan 5 mL HNO3(p). Dipanaskan sampai hampir kering, kemudian ditambahkan 50 ml akuades dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL melalui kertas saring.

Diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda dan diaduk hingga homogen. Lalu diukur dengan ICP. Untuk sedimen, ditimbang 0.5 g sedimen yang akan diteliti , tambah 10 ml HNO3 pekat , destruksi dengan alat microwave selama 2 jam, dinginkan, disaring dengan kertas saring whatman bila ada endapan, tambahkan dengan aquades hingga pas 50 mL. Ekstrak yang diperoleh ini siap dibaca dengan alat ICP-OES Agilent 700 series.

(34)

3.4. Bagan Penelitian

3.4.1. Sampel Air Desa Perbaji

Dimasukkan kedalam beaker glass 500 mL Ditambahkan HNO3(p) hingga pH = 2.5

Dimasukkan kedalam beaker glass 250 mL Ditambahkan 5 ml HNO

Dipanaskan perlahan diatas hotplate hingga sisa volume 15 mL

3(p)

Ditambahkan 50 mL akuades

Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL melalui kertas saring Diaduk sampai homogen

Diuji dengan ICP OES Agilent 700 series

3.4.2. Sampel Sedimen Air desa Perbaji

Ditambahkan 10 ml HNO3(p)

Didestruksi selama 2 jam

Ditambahkan akuades hingga 50 ml

Disaring dengan kertas saring whattman no 42

Diuji dengan ICP OES Agilent 700 series 0.5 gram sedimen dari Sungai

Desa Perbaji

Filtrat

Hasil Hasil

250 mL sampel air sungai

100 mL sampel air sungai

(35)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Parameter Fisika dan Kimia Perairan

Parameter fisika dan kimia perairan yang diamati yaitu meliputi parameter pH, suhu, kekeruhan.

Hasil pengamatan kondisi fisika dan kimia perairan yang dilakukan selama penelitian dapat memberikan gambaran mengenai kondisi sungai desa perbaji seperti tertera pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Parameter Fisika dan Kimia Air sungai desa Perbaji selama Penelitian

No. Parameter Satuan Titik Sampling Rata-Rata I II III

1. Suhu ˚C 25 26 25 25

2. pH 7.20 7.087.17 7,15

3. Kekeruhan NTU 3.53 3.12 3.33 3,32

(36)

Tabel 4.2. Data konsentrasi Larutan Standar Fe Kadar Fe (ppm)

LabelIntensitas (c/s)Konsentrasi Konsentrasi Standar sebenarnya

Blanko 41.2009 0,000 0,000 Standar 1 3702.86 1,00000 1,06839 Standar 2 11391.7 3,00000 3,31184 Standar 3 17791.3 5,00000 5,17911

Gambar 4.1. Kurva Larutan Standar Unsur Besi (Fe)

y = 3576,x + 185,3 R² = 0,998

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000

0 1 2 3 4 5 6

INTENSITAS

KONSENTRASI (ppm)

(37)

Tabel 4.3. Data konsentrasi Larutan Standar Mg Kadar Mg (ppm)

LabelIntensitas (c/s)Konsentrasi Konsentrasi Standar sebenarnya

Blanko 1384,36 0,00000 0,000 Standar 1 74394,4 1,00000 1,10326 Standar 2 227901 3,00000 3,42292 Standar 3 352967 5,00000 5,31280

Gambar 4.2. Kurva Larutan Standar Unsur Magnesium (Mg)

y = 70880x + 4682, R² = 0,997

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000

0 1 2 3 4 5 6

INTENSITAS

KONSENTRASI (ppm)

(38)

Tabel 4.4. Data konsentrasi Larutan Standar Mn Kadar Mn (ppm)

LabelIntensitas (c/s)Konsentrasi Konsentrasi Standar sebenarnya

Blanko 35,2072 0,00000 0,000 Standar 1 15301,8 1,00000 0,950323 Standar 2 51104,4 3,00000 3,17897 Standar 3 81523,4 5,00000 5,07251

Gambar 4.3. Kurva Larutan Standar Unsur Mangan (Mn)

y = 16496x - 124,0 R² = 0,998

-10000 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000

0 1 2 3 4 5 6

INTENSITAS

KONSENTRASI (ppm)

(39)

Tabel 4.5. Data konsentrasi Larutan Standar Pb Kadar Pb (ppm)

LabelIntensitas (c/s)Konsentrasi Konsentrasi Standar sebenarnya

Blanko 28,4449 0,00000 0,000 Standar 1 257,391 1,00000 0,9000468 Standar 2 804,256 3,00000 3,05134 Standar 3 1308,93 5,00000 5,03625

Gambar 4.4. Kurva Larutan Standar Unsur Timbal (Pb)

y = 258,7x + 17,50 R² = 0,999

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

0 1 2 3 4 5 6

INTENSITAS

KONSENTRASI (ppm)

(40)

Tabel 4.6. Data konsentrasi Larutan Standar Zn Kadar Zn (ppm)

LabelIntensitas (c/s)Konsentrasi Konsentrasi Standar sebenarnya

Blanko 50,1631 0,00000 0,000 Standar 1 3424,18 1,00000 0,989266 Standar 2 10913,5 3,00000 3,18514 Standar 3 17280,6 5,00000 5,05199

Gambar 4.5. Kurva Larutan Standar Unsur Zink (Zn)

y = 3478,x + 89,6 R² = 0,998

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000

0 1 2 3 4 5 6

INTENSITAS

KONSENTRASI (ppm)

(41)

4.1.2. Kandungan Ion Logam Berat Fe , Mg , Mn , Pb ,dan Zn dalam Sedimen

Kandungan logam berat Besi (Fe) Magnesium (Mg) Mangan (Mn) Timbal (Pb) dan Zink (Zn) dalam sedimen berdasarkan Penelitian di sungai desa perbaji dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Kandungan Ion Logam Berat Fe , Mg , Mn , Pb ,dan Zn dalam Air

Logam Berat Titik Sampling Baku Mutu

I II III

[Fe Air] (mg/L) 0.015749 0.016567 0.015984

0.018767 0.018867 0.019787

0.015898 0.015799 0.016565

PP No. 82 tahun 2001 (0.3 mg/L)

[Mg air] (mg/L) 13.4346 13.5465 13.9878

15.8798 13.7868 14.3434

14.8112 13.5654 13.6576 [Mn air] (mg/L) 0.001845

0.001769 0.001887

0.001987 0.001918 0.001876

0.001998 0.001897 0.001878

PP No. 82 tahun 2001 (0.1 mg/L)

[Pb air] (mg/L) 0.011345 0.012439 0.014565

0.012212 0.012989 0.014540

0.011434 0.012623 0.011546

PP No. 82 tahun 2001 (0.03 mg/L)

[Zn air] (mg/L) 0.005500 0.004561 0.005645

0.003454 0.003675 0.004534

0.004654 0.004119 0.003767

PP No. 82 tahun 2001 (0.05 mg/L)

(42)

Tabel 4.3. Kandungan Ion Logam Berat , Mg , Mn , Pb ,dan Zn dalam Sedimen

Logam Berat Titik Sampling

I II III

[Fe sedimen ] (mg/kg)

5.81783 5.85670 5.98989

5.76783 5.98987 5.88782

6.98979 6.97678 6.45659 [Mg sedimen ]

(mg/Kg)

11.74422 11.98979 11.56767

14.78675 14.12171 14.98797

11.87878 12.78797 11.90889 [Mn sedimen ]

(mg/Kg)

0.207004 0.234345 0.245645

0.298780 0.267878 0.298787

0.232352 0.256767 0.287878 [Pb sedimen ]

(mg/Kg)

0.012822 0.012545 0.012878

0.012878 0.012989 0.012917

0.013239 0.012987 0.012676 [Zn sedimen ]

(mg/Kg)

0.011859 0.012122 0.011789

0.012129 0.013231 0.011263

0.013241 0.011272 0.012131

4.2. Pembahasan

4.2.1 Parameter Fisika dan Kimia Perairan

Suhu merupakan salah satu parameter fisika yang sangat penting dalam lingkungan perairan. Suhu dari air sungai desa perbaji rata-rata berkisar 25˚C dapat dikatakan tergolong rendah. Suhu air berada pada kisaran normal, yakni antara 28-32 ˚C (Effendi,2003).

(43)

Kandungan pH pada suatu perairan menggambarkan tingkat keasaman serta banyaknya kandungan CO2.

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata kekeruhan air sungai desa perbaji sebesar 3.32 NTU.

Derajat keasaman suatu perairan, baik tumbuhan maupun hewan sehingga sering dipakai sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu perairan (Odum, 1971). Dari hasil penelitian diperoleh pH dari sungai desa perbaji berkisarar 7.15 dan dikatagorikan dalam pH normal. Suatu perairan yang produktif dan mendukung kelangsungan hidup organisme akuatik menurut PP No.82 Tahun 2001, yaitu berkisar antara 6-9.

4.2.2. Kandungan logam berat Besi (Fe) Magnesium (Mg) Mangan (Mn) Timbal (Pb) dan Zink (Zn)

Logam berat secara alami memiliki konsentrasi yang rendah pada perairan.Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa Kandungan logam berat Besi (Fe) 0.015749 – 0.018767 mg/L masih sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah yaitu 0.03 mg/L , Magnesium (Mg) 13.4346 – 15.8798 mg/L tidak ada dalam standard yang ditetapkan pemerintah , Mangan (Mn) 0,001769 – 0.001998 mg/L masih sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah yaitu 0,1mg/L, Timbal (Pb) 0.0011345 – 0.014565 mg/L masih sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah yaitu 0,03 mg/L , dan Zink (Zn) 0.003454 – 0.005645 mg/L masih sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah yaitu 0,05mg/L .

4.2.3. Kandungan logam berat Besi (Fe) Magnesium (Mg) Mangan (Mn) Timbal (Pb) dan Zink (Zn)dalam sedimen

Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat dan mengendap didasar perairan.

Keberadaan logam berat dalam sedimen lebih sulit diketahui apakah sudah dalam kondisi

(44)

tercemar atau tidak.Logam berat yang masuk perairan akan mengalami pengendapan, pengenceran dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang hidup diperairan. Menurut Gibs (1973) mekanisme utama logam berat dapat terakumulasi dalam sedimen karena dapat terikat oleh senyawa atau terabsopsi melalui tahapan yang dikenal sebagai faktor geokimia, yang meliputi 5 fase : 1) fase terikat secara absorpsi dan pertukaran ion, 2) fase terikat karbonat, 3) fase terikat oleh oksida Fe/Mn, 4) fase terikat pada zat organik dan sulfida, dan 5) fase terikat kisi-kisi logam (Horsfall dan Spiff, 2002; Tsail et al., 2003)

Sementara untuk sedimen karena sulit untuk terlarut didalam air, pergerakan air sangat mempengaruhi banyaknya jumlah logam didalam badan air. Disamping itu sedimen mudah tersuspensi karena pergerakan massa air yang akan melarutkan kembali logam yang terkandung di dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber pencemar potensial dalam skala waktu tertentu yang panjang.

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa kadar logam yang ada dalam sedimen (padatan total)Kandungan logam berat Besi (Fe) 5.45670 – 6.98979 mg/Kg , Magnesium (Mg) 11.04422 – 14.98797 mg/Kg, Mangan (Mn) 0.207004 – 0.298787 mg/Kg, Timbal (Pb) 0.012545 – 0.013239 mg/Kg , dan Zink (Zn) 0.011263 – 0.013241 mg/Kg dan parameter baku mutu untuk sedimen tidak secara khusus di terbitkan oleh instansi pemerintah, sehingga tidak ada patokan secara khusus yang penulis dapatkan untuk membandingkan apakah sedimen (padatan total) dalam sungai Desa Perbaji sudah tercemar atau tidak.

Kandungan Logam berat di sedimen selalu jauh lebih tinggi dibandingkan diperairan, hal ini terjadi akibat proses akumulasi logam pada sedimen, yang dapat disebabkan karena logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan mudah mengendap didasar perairan dan bersatu dengan sedimen, Selain itu juga ada kemungkinan logam berat yang terdapat pada sedimen sudah terakumulasi dalam kurun waktu yang lama sebelum pengambilan sampel, sehingga pada saat dilakukan analisis kandungan logam menunjukkan kadar yang tinggi.

(45)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

Dapat diketahui bahwa Kandungan logam berat Besi (Fe) 0.015749 – 0.018767 mg/L masih sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah yaitu 0.03 mg/L , Magnesium (Mg) 13.4346 – 15.8798 mg/L tidak ada dalam standard yang ditetapkan pemerintah , Mangan (Mn) 0,001769 – 0.001998 mg/L masih sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah yaitu 0,1mg/L, Timbal (Pb) 0.0011345 – 0.014565 mg/L masih sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah yaitu 0,03 mg/L , dan Zink (Zn) 0.003454 – 0.005645 mg/L masih sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah yaitu 0,05mg/L .Sementara untuk kadar logam yang ada dalam sedimen (padatan total) Kandungan logam berat Besi (Fe) 5.45670 – 6.98979 mg/Kg , Magnesium (Mg) 11.04422 – 14.98797 mg/Kg, Mangan (Mn) 0.207004 – 0.298787 mg/Kg, Timbal (Pb) 0.012545 – 0.013239 mg/Kg , dan Zink (Zn) 0.011263 – 0.013241 mg/Kg dan parameter baku mutu untuk sedimen tidak secara khusus di terbitkan oleh instansi pemerintah, sehingga tidak ada patokan secara khusus yang penulis dapatkan untuk membandingkan apakah sedimen (padatan total) dalam sungai Desa Perbaji sudah tercemar atau tidak.

5.2. Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai logam berat di Sungai Perbaji dengan menggunakan parameter biologi. Dan juga perlu dilakukan analisis logam berat dalam sedimen secara berkala, mengigat logam berat dalam sedimen dapat terakumulasi dalam tubuh biota.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi Pertama. Yogyakarta: ANDI

Albert,D.S.2012.Pengaruh Variasi Tekanan Terhadap Konstanta Kisi Debu Vulkanik Gunung Sinabung.Skripsi Departemen Fisika USU.

Azwar, A.1996. Pengantar Kesehatan Lingkungan.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

BNPB, A. 2012. Jurnal Penanggulangan Bencana Volume 3. Jakarta : Indonesia Chandra, B. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : UI Press

Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.

Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Gibs, R.J. 1973.Mechanisms Of trace Metal Transport In Rivers, Since 180, 71-73 Hartuti. 2009. Buku Pintar Gempa. Cetakan pertama. Diva Press. Yogyakarta.

Horsfall Jr, M. 2001. Distribution And Partitioning Of Trace Metals In Sedimen Of The Lower Reaches Of the New calabar River, Port Harcourt . Nigeria.

Koesomadinata, R P. 2001, Introductioan of the Geology of west java, Guide Book of Carbonate Fieldtrip to Togagapu-Rajamandala Area, West Java, Bandung

Montgomery, J. M. 1985. Water Treatment Principles and Design. New York : John Wiley and Sons

Muttaqin, I.2015. Analisis Kandungan Logam Berat Tembaga (Cu) dan Zink (Zn)

Air Dan Sedimen (padatan Total) di perairan danau Linting sumatera Uara Dengan Metode Inductively Couple plasma (ICP). Skripsi Departement Kimia USU.

Palar, H. 2004. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Cetakan 2. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutrisno, C,T. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT Rineka Cipta. Jakarta.

(47)

Sudaryo, 2009. Analisis Logam Pada Tanah Vulkanik Di Daerah Cangkringan Kabupaten Sleman Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron Cepat.

Skripsi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.

Sutamihardja, 1982. Perairan Teluk Jakarta Ditinjau Dari Tingkat Pencemarannya. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Siti amini, 1997. Spektrometri Emisi, Pelatihan dan Keahlian Analisis Kimia Bahan Nuklir secara Spektrometri, PUSDIKLAT BATAN, Serpong.

Tarigan, M. 2014. Studi Perbandingan Kadar Logam Berat (Fe, Mn, Zn, Pb, Co,Al) dan Na Pada Debu Erupsi Gunung Sinabung Dan Tanah Sebelum Erupsi. Tesis. Medan : FMIPA USU

Wardhana, W. A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi. Yogyakarta.

Widowati, W. Astiana Sastiono. Rymond Jusuf Rumampuk. 2008. Efek Toksik Logam. Andi.

Yogyakarta.

(48)

LAMPIRAN

(49)

Lampiran 1

Data kualitatif uji endapan air sungai desa perbaji dengan alat XRD Kode Rumus Kimia Nama Senyawa

1 9-0402 CoO Cobalt Oxide

2 32-1383 TiC Titanium Carbide

3 29-1129 Sic Silicon Carbide

4 4-0686 Pb Timbal

5 25-1047 WC Tungsten Carbide

6 6-0399 BaZrO3 Baruim Zirconium oxide

7 6-0615 FeO Iron Oxide

8 37-0031 ZrO2 Zirconium oxide

9 26-1399 Zr Zirconium

10 38-1420 TiN Titanium Nitride

11 26-0420 CrB Chromium Boride

12 29-1487 Al2Si2O5(OH)4 Aluminium Silicate Hydroxide 13 29-0592 Al2Si2O5(OH)4 Aluminium Silicate Hydroxide

14 5-0592 PbS Lead Sulfide

15 5-0390 Sn Tin

16 27-0997 ZrO2 Zirconium oxide

17 6-0515 PdO Palladium Oxide

18 4-0733 Ca(OH)2 Calcium Hidroxside

19 26-0430 Cr3Ni2 Chromium Nikel

20 6-0297 B2O3 Boron Oxide

21 44-0103 B2O3 Boron Oxide

22 39-0145 CaTiO3 CalciumTitanium Oxide

23 9-0459 Zn2Mn4O8.H2O Zinc Manganese Oxide Hydrate

24 4-0831 Zn Zinc

25 18-1304 Ta2O5 Tantalum Oxide

26 33-0191 Be2C Beryllium Carbide

27 5-0727 Co Cobalt

28 41-0017 ZrO2 Zirconium oxide

29 24 -0511 ZrO2 Zirconium oxide

30 19-0629 FeFe2O4 Iron Oxide

31 10-0269 FeFe2O4 Iron Oxide

32 34-0369 CrB Chromium Boride

33 6-0644 MoB Molybdenum Boride

Gambar

Tabel  4.2. Data konsentrasi Larutan Standar Fe  Kadar Fe (ppm)
Tabel  4.3. Data konsentrasi Larutan Standar Mg  Kadar Mg (ppm)
Tabel  4.4. Data konsentrasi Larutan Standar Mn  Kadar Mn (ppm)
Tabel  4.5. Data konsentrasi Larutan Standar Pb  Kadar Pb (ppm)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Download Ribuan Bank Soal Matematika di :

The aim of this research was (1) to find out the target needs and learning needs of the eleventh grade students of SMAN 05 Pontianak, (2) to find out the appropriate design

Download Ribuan Bank Soal Matematika di :

Hasil distribusi di dapatkan Frekuensi tingkat kebutuhan perawatan ortodontik siswa-siswi SMP Negeri 1 Salatiga menurut IOTN dengan indeks DHC 39,3% atau 33 siswa-siswi dari

Setelah selesai untuk update linux, selanjutnya hal yang dilakukan adalah men download software Samba dengan cara membuka terminal dan ketikan apt-get install samba

• Suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan.

Sebuah file server bertugas mengontrol komunikasi dan informasi diantara node/komponen dalam suatu jaringan File server merupakan salah satu fungsi atau service atau

As reference for students‟ competence, the minimum „ criterion-referenced grading ‟ (a set standards and indicate to what degree students have achieved mastery