• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAMBEN LAUK. Dalem, Gubuk Bebae, Senggauan, Lengkok Embuk dan Orong Rantek.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAMBEN LAUK. Dalem, Gubuk Bebae, Senggauan, Lengkok Embuk dan Orong Rantek."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB II

GAMBARAN UMUM DESA MAMBEN LAUK

2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam

Luas wilayah Desa Mamben Lauk seluruhnya 94,46km terbagi atas 7 (tujuh) kepala lingkungan (dusun) yaitu: Karang Anyar Barat, Karang Anyar Timur, Gubuk Dalem, Gubuk Bebae, Senggauan, Lengkok Embuk dan Orong Rantek.

Secara administrasi Desa Mamben Lauk berbatasan dengan:

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Wanasaba - Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kalijaga - Sebelah barat berbatasan dengan Desa Mamben Daya - Sebelah timur berbatasan dengan Desa Benyer

Desa Mamben Lauk letaknya di sebelah utara Desa Wanasaba dan masih merupakan desa swasembada, dan cukup strategis karena mudah dijangkau oleh berbagai sarana transportasi yang ada. Adapun orbitasi ke kota kecamatan dan kabupaten adalah sebagai berikut:

- Jarak ke Ibukota Kecamatan : 1 km - Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 14 km - Jarak ke Ibu Kota Propinsi : 60 km

Masyarakat Desa Mamben Lauk mayoritas petani. Berdasarkan kenyataan di atas kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan

(2)

32

kegiatan tani dan juga berdagang tidak begitu sulit. Desa Mamben Lauk memiliki luas wilayah 94,46Km. Dengan bangunan lahan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Data Penggunaan Lahan Desa Mamben Lauk

No Keadaan Alam Luas

1 Pemukiman 051,72 Ha

2 Persawahan 458,45 Ha

3 Perladangan 103,20 Ha

4 Perkebunan 158,46 Ha

5 Pengembalaan -

6 Hutan -

7 Lain-lain 013,21 Ha

Jumlah 763,50 Ha

Sumber: Data Monografi Desa Mamben Lauk 2009

Sesuai dengan lokasi Desa Mamben Lauk yang berdekatan dengan pusat kegiatan kota kecamatan maka Desa Mamben Lauk sedang mengalami pemekaran, oleh karena itu sebagian wilayah digunakan sebagai perumahan, sekolah dan kantor.

Desa Mamben Lauk terdiri atas pekarangan-pekarangan yang padat dengan bangunan rumah yang letaknya berdekatan antara satu dengan yang lainnya dibatasi oleh gang- gang kecil.

Bentuk dan bahan rumah-rumah penduduk Desa mamben Lauk sangat beraneka ragam dari pilihannya. Tinggi rendahnya tingkat sosial ekonomi seseorang di Desa Mamben Lauk dapat dilihat dari besar kecilnya, serta gaya rumah yang besar dan lengkap dengan alat-alat.

(3)

33 2.2 Sejarah Berdirinya Desa Mamben Lauk

Lahirnya Desa Mamben Lauk diperkirakan pada abad ke- 13 yaitu tahun 1545 M, dari masa pemerintahan kerajaan Selaparang. Desa Mamben Lauk berasal dari bahasa arab yaitu “Naban” artinya membina (sebagai wilayah pembinaan Agama bagi masyarakat sekitarnya) meliputi wilayah binaan daerah Sumbawa Barat, Kembang Kerang Daya (barat), Temanjor, Sapit, Bayan bagian utara, termasuk juga wilayah Mamben lauk.

Desa Mamben Lauk diperintah oleh seorang prabu dan didampingi oleh seorang penghulu desa. Prabu adalah orang yang memegang kekuasaan pemerintahan, sedangkan penghulu sebagai pemegang keagamaan. Keduanya berdampingan dalam memerintah masyarakat. Pada masa pemerintahan kerajaan Bali di Lombok di Desa Mamben Lauk mengalami perubahan istilah. Pemerintahan yang memegang kekuasaaan atas desa dinamakan “Dane” sedangkan penghulu pemegang kekuasaan keagamaan berusaha ditiadakan dan kantor desa dinamakan “Bencingah”

khusus untuk mengurus masyarakat yang melanggar perintah. Sedangkan pada masa pemerintahan India Belanda terdapat perbedaan dalam pemerintahan dimana yang diangkat sebagai Dane atau Jero atau kepala, yaitu orang-orang yang disenangi dan dekat dengan pemerintah. Para penghulu desa tetap ditiadakan. Sedangkan Bencingah fungsinya bertambah, yaitu tempat membayar upeti dan sebagai pengadilan perkara bagi masyarakat yang melanggar.

Setelah kemerdekaan sistem pemerintahan berubah, kepala pemerintahan desa yang dulunya Dane dirubah menjadi sebutan Kepala Desa, dan penghulu kembali

(4)

34

difungsikan walaupun hanya partikular. Kepala desa dalam melaksanakan tugasnya didampingi oleh pembekal (mekel), keliang dan juru tulis. Keliang dipilih oleh masyarakat sedangkan juru tulis tidak dipilih oleh masyarakat. Fungsi pemerintahan desa adalah untuk menarik pajak, pengurus gotong royong serta pengurus perkara, adapun yang pernah memerintah di Desa Mamben Lauk yang tercatat sebagai berikut:

1. Tembeng gumirang 2. Dane/jero, Iraja 3. Bapak Sinarah 4. H. Samudin 5. Bapak. Anhar 6. Hanan, SH 7. Ir. Ahmad wus’an

2.3 Penduduk

Berdasarkan data yang terdapat dalam propil Desa Mamben Lauk pada Tahun 2009, jumlah penduduk Desa Mamben Lauk sekitar 16.712 jiwa dengan rincian 8,631 jiwa penduduk perempuan dan 8,081 jiwa untuk jumlah penduduk laki-laki dengan julah kepala keluarga sebanyak 3.799 KK. Berdasarkan data yang ada maka hal tersebut berpotenti untuk melakukan poligini, untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel di bawah ini:

(5)

35 Tabel 2.2

Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Nama

Kelurahan

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 KR. Anyar Barat

506 520

2 KR.Anyar Timuk

287 533

3 GB. Dalem 391 514

4 Bebae 711 973

5 Senggauan 680 741

6 LK. Embuk 1.313 1.015

7 Orong Rantek 4.193 4.335

Jumlah 8.081 8.631

Sumber: Data Monografi Desa Mamben Lauk 2009

2.4 Sistem Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian hidup sangat erat kaitannya dengan tingkat pendapatan masyarakat sehingga kegiatan ekonomi suatu masyarakat sangat ditentukan oleh kondisi geografis dimana masyarakat tersebut berada. Demikian halnya dengan kegiatan ekonomi masayarakat Desa Mamben Lauk sebagian besar wilayah merupakan daerah pertanian karena daerahnya sebagian besar di daerah dataran rendah yang subur dan didukung oleh beberapa sungai yang mengalir sepanjang tahun hal ini membuat sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dari hasil pertanian. Selain itu terdapat juga sebagian masyarakat yang juga memiliki pekerjaan selain sebagai bertani oleh karena itu pekerjaaan masyarakat di Desa Mamben Lauk sebagai berikut:

(6)

36

Jumlah penduduk Desa Mamben Lauk pada tahun 2009 sebanyak 16.719 jiwa dengan jumlah KK 3.799, dari jumlah tersebut dapat di rincikan mata pencahariannya seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2.3

Jumlah penduduk menurut Mata Pencaharian Hidup

No Jenis Mata Pencaharian Hidup Jumlah Penduduk

1 Pegawai Negeri sipil 179

2 Pegawai Suasta 228

3 ABRI 7

4 Pedagang 2271

5 Tukang Kayu 65

6 Petani Pemilik 980

7 Buruh Tani 7200

8 Pengerajin 3977

9 Nelayan -

10 Lain-lain -

Jumlah 14.907

Sumber: Data Monografi Desa Mamben Lauk 2009

Sesuai data dalam tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, mayoritas pekerjaan masyarakat yang ada di Desa Mamben Lauk adalah sebagai buruh tani yakni mencapai 7200 orang. Disusul dengan pengrajin yang berjumlah 3977 orang, sedangkan mata pencaharian yang paling minim ditekuni masyarakat Desa Mamben Lauk adalah tukang kayu yang berjumlah hanya 65 orang saja.

Di samping adanya tuntutan terhadap masing-masing individu sebagai suatu anggota kelompok keluarga berupa kemampuan dan keterampilan dalam berintraksi serta beradaptasi dengan lingkungan masyarakat yang ada disekitarnya. Secara kolektif masyarakat Mamben Lauk harus mampu memprediksikan kecukupan untuk

(7)

37

bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama dari hasil yang diperoleh. Berbicara mengenai perekonomian merupakan salah satu pendukung berjalannya prongram- prongram yang diinginkan oleh suatu keluarga seperti yang sudah dijelaskan bahwa mata pencaharian ini sebagai tolak ukur dari keberhasilan yang ingin dicapai.

2.5 Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting, karena dengan adanya pendidikan ini masyarakat mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang luas, sehingga terbuka jendela dunia. Begitu pula dengan masyarakat yang ada di Desa mamben Lauk, pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk dipenuhi demi mencerahkan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Jumlah penduduk Desa Mamben Lauk dari tahun ketahun mengalami peningkatan begitu pula dengan lulusan setiap tahunnya juga mengalami peningkatan.

Dalam pelaksanaan proses pendidikan di Desa Mamben Lauk ditempuh melalui dua jalur yakni: jalur formal dan informal. Termasuk juga jalur luar sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di dalam keluarga. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh keluarga yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan, dalam pendidikan keluarga yang masih memegang peranan adalah orang tua terutama dalam hal-hal yang menyangkut perilaku, sikap dan moral, pergaulan kesusilaan dan kehidupan sehari-hari dalam membentuk kepribadian anak.

Semua tingkah laku, sikap dan perbuatan, bahasa dan sebagainya bagi anak berawal

(8)

38

dari anggota keluarga yang paling dewasa. Pelaksanaan pendidikan dalam keluarga sangat dipegaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua yang pendidikannya memadai serta pengalaman atau wawasan yang luas dalam memberikan perhatian, kasih sayang yang cukup pada anak, baik dalam mendidik dan mengasuh. Sedangkan bagi orang tua yang kurang pendidikannya, pada umumnya kurang memperhatikan anak- anaknya. Hal ini antara lain disebabkan karena sebagian besar waktu dan perhatian orang tua dicurahkan untuk mencari reski guna memenuhi tuntutan kebutuhan hidup sehari-hari.

Proses pendidikan melalui jalur luar sekolah dapat juga diselenggarakan untuk suatu lembaga sosial kemasyarakatan yang pelaksanaanya tidak terikat oleh kurikulum yang jelas seperti pada pendidikan formal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan berupa kursus dan pengajian, proses pelaksanaan seperti karang taruna, pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK). Dan organisasi keagamaan seperti remaja masjid, Maraqitaq’limat, al-muktariah, Al-madani, dan NW, bisa juga dilaksanakan oleh seorang yang dianggap memiliki pemahaman dalam bidang agama seperti Tuan Guru.

Adapun tenpat pelaksanaannya dapat diselenggarakan di Masjid, Musholla, Suro atau bahkan keliling ke desa-desa.

(9)

39

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini tentang tingkat pendidikan yang ada pada Masyarakat Desa Mamben Lauk.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jumlah (orang)

1 Sarjana 126

2 SLTA 1778

3 SLTP 3829

4 SD 9412

5 Tidak Lulus SD 270

6 TK -

Jumlah 15.415

Sumber: Data Monografi Desa Mamben Lauk 2009

Berdasarkan data pendidikan di atas dapat dijelaskan bahwa, masih terdapat banyak penduduk yang tidak bisa mengenyam pendidikan sampai dengan sekolah tingkat atas, hal ini dikarenakan kondisi perekonomian masyarakat tidak sebanding dengan biaya sekolah yang begitu tinggi, sehingga banyak terdapat remaja yang putus sekolah. Masyarakat yang tidak mampu membiayai anak-anaknya unuk sekolah sampai pada jenjang sekolah pertama dan sekolah menengah atas, terpaksa meminta anaknya untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau membantu orang tuanya yaitu bertani, bagi yang tidak mempunyai sawah menjadi buruh tani. Penomena ini merupakan salah satu realita yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Dilihat dari stratifikasi pendidikannya, maka pendidikan masyarakat Desa Mamben Lauk tergolong dalam kereteria sedang. Masyarakat Desa Mamben Lauk yang tamat SD 9412, sedangkan yang tamat SLTP 3829 dan yang terahir sarjana 126,

(10)

40

setiap jenjang tidak sama jumlahnya hal ini menandakan bahwa sebagian besar tidak bisa melanjutkan hal ini tidak lain disebabkan oleh salah satu faktor masalah biaya.

2.6 Sistem Kepercayaan

Suku Sasak menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Pada awal sejak berdirinya Kedatuan Selaparang pada abad ke-13, maka masuk dan berkembanglah Ajaran Islam di seluruh penjuru Lombok. Masyarakat Sasak mayoritas menganut Agama Islam yang fanatik. Agama Islam baru masuk ke wilayah Lombok dibawa oleh Sunan Prapen putra dari Sunan Giri yang lama menetap di pulau Lombok terutama di Selaparang dan Pejanggik, dan menurut sejarah orang Mamben Lauk pada awalnya adalah orang Selaparang, sehingga adat-istiadat yang digunakan oleh masayarakat Desa Mamben lauk adalah hampir sama dengan orang Selaparang, hingga saat ini Agama Islam adalah Agama mayoritas di pelosok pulau Lombok.

pengislaman dari pihak Kerajaan Selaparang bisa dikatakan sukses hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk Desa Mamben Lauk, 100% beragama Islam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk berdasarkan Agama yang dianut No Agama/Kepercayaan Laki-laki Wanita Jumlah 1

2 3 4 5 6

Islam Kristen Hindu Khtolik Budha

Aliran kepercayaan

8061 - - - - -

8631 - - - - -

16.721 - - - - -

Jumlah 8061 8631 16.712

Sumber: Data Monografi Desa Mamben Lauk 2009

(11)

41

Pulau Lombok sering disebut dengan sebutan pulau seribu masjid ini memberikan ciri bahwa mayoritas penduduk Lombok menganut Agama Islam, untuk meningkatkan siar Agama Islam. Berbagai macam upaya yang dilaksanakan di setiap desa, khususnya di Desa Mamben Lauk, seperti: merayakan hari-hari besar Islam, menyambut tahun baru Islam, merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan hari- hari besar lainnya. Meskipun demikian ada juga sebagian kecil dari Masyarakat Desa Mamben Lauk yang percaya akan kekuatan megis (supranatural) atau animisme dan dinamisme, seperti kepercayaan akan kekuatan-kekuatan senjata yang ditinggalkan oleh tokoh masyarakat terdahulu dan bahkan masih disimpan sampai sekarang. Selain itu juga kepercayaan keagamaan seperti ziarah kubur masih ada di daerah ini, hal ini bisa dilihat pada hari jum’at tepatnya pada pagi hari sesudah sholat subuh, selain itu juga masyarakat Mamben Lauk masih mempergunakan sarana dukun/tabib dalam hal penyembuhan, hal ini terlihat apabila seseorang sakit maka tidak jarang fasilitas yang pertama dalam penyembuhan selalu menggunakan dukun. Selain itu juga masyarakat Desa Mamben Lauk masih mempercai yang namanya “ketemuq” yakni orang yang mati menyapa orang yang masih hidup, dampak sakit dari ketemuq ini sesuai dengan penyakit yang dialami oleh sang penyapa selama masih hidup. Adapun cara penyembuhannya hanya menggunakan yang namanya bebertuq.

(12)

42 2.7 Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan pada masyarakat Suku Sasak termasuk juga yang tinggal di Desa Mamben Lauk adalah berdasarkan patrilinial, yang memperhitungkan anggota kelompok-kelompok kekerabatan melalui garis keturunan laki-laki (bapak), kekerabatan menunjukkan “hubungan darah” yang dimaksud dengan kerabat adalah mereka yang bertalian berdasarkan ikatan “darah” dengan kita. Kerabat perkawinan, untuk jelasnya menjadi kerabat karena perkawinan dan bukan karena hubungan darah dan begitu juga dengan beberapa dari paman dan bibi kita, tetapi hubungan hubungan keturunan antara orang tua dan anak nyalah yang merupakan ikatan pokok kekerabatan (Kessing 1989: 212). keluarga inti atau keluarga batih disebut kuren, kuren adalah satu kesatuan kerabat yang anggotanya hanya terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum kawin, kadang-kadang kuren terdiri dari satu keluarga batih ditambah anggota kerabat yang lain seperti orang tua dari sang suami, pembantu rumah tangga (sasak; anaq aqon), anak angkat( anaq peras) atau keponakan dari suami yang semuanya makan dari satu dapur. Adapun yang menjadi kepala rumah tangga (kuren) adalah suami. Di dalam rumah tangga suami adalah pemimpin yang bertanggung jawab. Semua keputusan ada di tangan suami sedangkan istri adalah sebagai pengatur jalannya ekonomi rumah tangga, pendidikan, merawat dan mengasuh anak-anak. Anak laki-laki berhak dalam warisan harta benda, berkewajiban membantu ayah bekerja disawah dan sebagainya. Anak prempuan statusnya sama dengan anak laki-laki dalam hal menerima pendidikan serta berhak pula mendapatkan warisan dari orang tuanya, karena sistem pembagian warisan di Desa Mamben Lauk

(13)

43

menggunakan sistem hukum waris secara Agama Islam yakni segendong sepikul, satu bagian untuk anak perempuan dan dua bagian untuk anak laki-laki.

2.8 Stratifikasi Sosial

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal- hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang tertinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut kepada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Di Desa Mamben Lauk, pelapisan masyarakat atau stratifikasi sosial dapat di bedakan menjadi 2 macam lapisan menurut keturunan kekerabatan yakni sebagai berikut:

1. Bangsa Bapak (bangsawan)

Dalam kehidupan sehari-hari tingkat sosial ini nampak pada sebutan nama depan, selain itu juga dapat dilihat dari bahasa dan tatacara bergaul. Status golongan bangsawan dapat diproleh dari mereka yang memegang keturunan bangsawan dan karena perkawinan, mereka yang termasuk golongan menak (nigrat) adalah keluarga inti kerabat kerajaan (pada zaman kerajaan) yaitu mereka berhak atas warisan sang raja dalam garis keturunan. Panggilan mereka adalah Raden Nune bagi pria dan Dende bagi wanita.

Istilah Raden Nune dan Dende ini harus menjadi nama depan setiap nama mereka dari golongan menaq tinggi. Di Desa Mamben Lauk, masyarakat dari golongan menaq tinggi hampir tidak ada, yang masih adalah golongan menaq menengah, golongan menaq menegah berasal dari perkawinan campuran antara

(14)

44

golongan menaq tinggi dengan wanita menaq menengah atau wanita jajar karang.

Golongan ini dapat diketahui dari sebutan kebangsawanannya yakni “ lalu” untuk anak laki-laki dan “baiq” untuk anak perempuan. Panggilan untuk ayah adalah

“mamiq” sedangkan untuk ibu “mamiq bini” atau “meme” keturunan adat melarang perkawinan antara golongan-golongan yang lebih rendah, terutama berlaku keras bagi anak perempuan yang berasal dari golongan atas.

Golongan bangsawan di Desa Mamben Lauk berawal dari sebutan: Seid, serif, mamiq dan lalu, akan tetapi semuanya sudah terhapus yang ada sekarang bagi golongan bangsawan dengan sebutan “bapak” walaupun masih anak-anak bagi kaum laki-laki dari golongan bangsawan ini tetap akan dipanggil dengan sebutan Bapak oleh masyarakat.

2. Golongan jajar karang (rakyat biasa)

Dalam kehidupan masyarakat di Desa Mamben Lauk, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa nama bangsawan telah dihapuskan pada masyarakat. Namun yang membedakan dari kedua golongan ini adalah sebutan panggilan, adapun panggilan yang biasa dipakai untuk golongan jajar karang dengan sebutan “loq”

untuk laki-laki dan “Laq” untuk perempuan. Panggilan terhadap ayah adalah amaq dan panggilan untuk ibunya adalah “inaq” golongan jajar karang ini hanya dibedakan fungsi sosialnya dalam masyarakat seperti: adat, tuan guru, kyai, ustad dan aparat desa.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, harta warisan tersebut tidak dibagi-bagikan diantara ahli warisnya, karena harta tersebut merupakan milik bersama (kolektif) dari seluruh anggota

Alasan pemilihan analisis isi ini sebagai metode penelitian ini, karena metode tersebut memiliki tujuan yang diduga akan menjawab sebagai pertanyaan yang telah dirumuskan

kaidah musthalah hadis tidak terbukti keberadaan dan kebenarannya. Namun oleh para sufi dianggap falid dan sahih. Lepas dari pro dan kontra, diterima atau ditolaknya

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa kebersyukuran dan pemaafan merupakan aspek penting untuk memberi kontribusi pada kepuasan perkawinan

Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk periode yang berakhir

Penyebab dan patogenesis psoriasis vulgaris belum diketahui dengan pasti, secara patologis terjadi proliferasi yang berlebihan pada keratinosit dan peradangan kronis,

Pengukuran konduktansi, baik pada frekuensi rendah, maupun frekuensi tinggi, mempunyai perilaku yang sama untuk putih telur yaitu mengalami penurunan dengan bertambahnya

Atas partisipasinya dalam penyelenggaraan lljian Tulis seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (sNMprN) universitas. Negeri Yogyakarta Tahun 2009, sebagai