• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA ONLINE DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KABUPATEN NIAS UTARA. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MEDIA ONLINE DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KABUPATEN NIAS UTARA. Oleh:"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)

MEDIA ONLINE DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

KABUPATEN NIAS UTARA

T E S I S

Oleh:

NIM. 127045020

YAHMAN INDRIANUS TELAUMBANUA

M A G I S T E R I L M U K O M U N I K A S I FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014

(2)

MEDIA ONLINE DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

KABUPATEN NIAS UTARA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Komunikasi dalam Program Magister Ilmu

Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh:

NIM. 127045020

YAHMAN INDRIANUS TELAUMBANUA

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Judul Tesis : MEDIA ONLINE DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KABUPATEN NIAS UTARA

Nama Mahasiswa : Yahman Indrianus Telaumbanua Nomor Pokok : 127045020

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS.

NIP. 19580810 198601 1 001 NIP. 19771106 200501 1 001 Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm.

Ketua Program Studi, Dekan,

Dra. Lusiana Andriani Lubis, MA, Ph.D.

NIP. 19670905 199003 2 002 NIP. 19680525 199203 1 002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si.

Tanggal Lulus 22 Januari 2015

(4)

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Telah diuji pada

Tanggal : 22 Januari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Drs. Hendra Harahap, M.Si.

Anggota : 1. Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS.

2. Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm

3. Dra. Lusiana Andriani Lubis, MA, Ph.D.

4. Dra. Fatma Wardy Lubis, MA

(5)

MEDIA ONLINE DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

KABUPATEN NIAS UTARA

Dengan ini penulis menyatakan bahwa:

1. Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister pada Program Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara benar merupakan hasil karya peneliti sendiri.

2. Tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, (sarjana, magister dan/atau doctor), baik di Universitas Sumatera Utara maupun di perguruan tinggi lain.

3. Tesis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Komisi Pembimbing dan masukan Tim Penguji.

4. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

5. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi- sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 22 Januari 2015 Penulis

Yahman Indrianus Telaumbanua

(6)

MEDIA ONLINE DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

KABUPATEN NIAS UTARA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media online dan keterbukaan informasi publik dalam meningkatkan citra pemerintah Kabupaten Nias Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode korelasional. Kemudian yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Desa Fino Kabupaten Nias Utara dengan jumlah penduduk 204 jiwa. Sampel penelitian ini yaitu masyarakat yang ada di Kabupaten Nias Utara yang berjumlah 67 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin.Alat pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Penilaian kuesioner mengacu pada Skala Likert. Analisis data penelitian menggunakan teknik kuantitatif dan uji hipotesis. Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 29.594 dan F-tabel pada taraf kepercayaan signifikansi 0,05 adalah 3.354, dengam demikian F-hitung> F-tabel atau 29.594 > 3.354, maka hipotesis alternatif diterima kebenarannya. Dengan demikian ada pengaruh antara media online dan keterbukaan informasi publik dalam meningkatkan citra pemerintah Kabupaten Nias Utara angkanya sebesar (r

= 0,693) yang berarti ada hubungan yang kuat antara setiap variabel, kemudian koefisien determinasi atau angka R square adalah sebesar 0,480. Karena adjusted R square adalah sebesar 0.480 hal ini berarti 48,0% dari variasi variable dependent citra pemerintah Kabupaten Nias Utara yang dapat dijelaskan oleh variabel independent media online dan keterbukaan informasi publik sedangkan sisanya sebesar 0,520 atau 52.0% (1 - 0,480 atau 100% - 48,0%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar variabel yang ada.

Kata Kunci: Media Online, Keterbukaan Informasi, Citra Pemerintah

(7)

ONLINE MEDIA AND PUBLIC INFORMATION IN IMPROVING THE GOVERNMENT IMAGE

OF KABUPATEN NIAS UTARA

ABSTRACT

The aims of this research is to know how farthe effect of online media and public information through website in improving the government image of Kabupaten Nias Utara. The method used of this research is correlational method. And then, the population of this research was all of the peoples of Desa Fino Kabupaten Nias Utara with the total number of 204 peoples. The sample of this research was the people of Kabupaten Nias Utara which consisted of 67 peoples that took by the technique of Solvin formula. The technique of collecting data in this research was questionaire. Questionaire value that givenbased on Likert Scale. Analyzing of data used of this research was quantitative technique and testing hypothesis.

From the results of hypothesis testing known that the value of F-count was 29.594 and F-table in significant level 0,05 was 3.354, with the other words F-count > F- table or 29.594 > 3.354, so the alternative hypothesis was accepted. Likewise, there was a significant effect of online media and public information in improving the government image of Kabupaten Nias Utara that was (r = 0,693) it means there are a strong correlation between all of variables, and coeffisient determination or R square was 0.480. Since adjusted R square was 0.480, it means that 48,0% from variaous dependent variable of government image of Kabupaten Nias Utara can be explained by independent variable of online media and public information through website while another more was 0,520 or 52.0% (10,480 or 100% - 48,0% explained by others variable.

Keywords: Online Media, Public Information, Government Image.

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM & H. M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas dan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Lusiana Andriani Lubis, M.A., Ph.D, selaku Komisi Pembanding dan Ketua Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

5. Bapak Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS, selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.

7. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA, selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.

8. Bapak Drs. Edward Zega, selaku Bupati Kabupaten Nias Utara yang telah memberikan bantuan beasiswa kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Sumatera Utara.

(9)

9. Ibu Rosmaini Telaumbanua, SE, selaku Kepala BKD Kabupaten Nias Utara yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

10. Ibu Ressy Theresia, S.Sos, selaku Kabid Pendidikan dan Pelatihan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nias Utara yang telah membantu peneliti untuk melaksanakan penelitian.

11. Istri tercinta Febrina Halawa, Amk yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

13. Kedua orang tua penulis Bapak Faogõnibe Telaumbanua (Alm) dan Ibu Gatisa Telaumbanua, serta keluarga besar penulis di Nias, dan seluruh keluarga yang ada di Nias, khususnya di Desa Orahili Gomo, Kecamatan Gomo Kabupaten Nias Selatan, serta bapak mertua Fanõtõna Halawa dan Ibu Tiambun Sianturi di Medan, yang telah memberikan motivasi dan dorongan moril kepada penulis hingga selesainya penulisan tesis ini.

14. Bapak Fanolo Telaumbanua, selaku teman seperjuangan dari Kabupaten Nias Utara yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan studi di Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tesis ini banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua.

Amin.

Medan, 26 November 2014 Penulis,

Yahman Indrianus Telaumbanua

(10)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN TESIS

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 13

1.3. Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu ... 15

2.2. Komunikasi ... 17

2.3. Komunikasi Massa... 21

2.4. Teknologi Komunikasi ... 24

2.5. Media Online ... 27

2.6. Website... 30

2.7. Media Sosial ... 32

2.8. Konsep E-government ... 35

2.9. Keterbukaan Informasi Publik ... 49

2.10. Citra ... 62

2.11. Kerangka Konsep ... 68

2.12. Hipotesis Penelitian ... 74

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian ... 75

1.2. Jenis Penelitian ... 75

1.3. Populasi dan Sampel ... 76

1.4. Jenis dan Sumber Data ... 77

1.5. Teknik Pengumpulan Data ... 77

1.6. Definisi Operasional Variabel ... 78

1.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 79

1.8. Teknik Analisis Data ... 84

(11)

BAB IV. TEMUAN PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Nias Utara ... 87

4.2. Penjelasan tentang Website Pemerintah Kabupaten Nias Utara . 89 4.3. Karakteristik Responden ... 91

4.4. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian ... 94

4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 117

4.6. Pengujian Hipotesis ... 118

4.7. Uji Koefisien Determinasi (R Square) ... 123

BAB V. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh Media Online dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Nias Utara ... 125

5.2. Pengaruh Keterbukaan Informasi Publik melalui Website dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Nias Utara ... 135

5.3. Pengaruh Media Online dan Keterbukaan Informasi Publik Melalui Website secara Bersama-sama dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Nias Utara ... 147

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan ... 151

6.2. Saran ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 154 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Definisi Operasional Variabel ... 78

3.2. Validitas Item ... 80

3.3. Hasil Uji Validitas ... 81

3.4. Hasil Uji Reliabilitas ... 83

4.1. Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 92

4.2. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 93

4.3. Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan... 93

4.4. Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 94

4.5. Kapasitas Muatan Informasi yang Ada Pada Website ... 94

1.6. Keefektifan Penyebaran Informasi melalui Media Online ... 95

1.7. Kesesuaian Pembaharuan Informasi yang ada di Website Pemerintah dengan Kebutuhan Masyarakat ... 95

4.8. Kecepatan Pembaharuan Informasi Pemerintah Melalui Website... 96

4.9. Kesesuaian Informasi di Website Pemerintah dengan Masyarakat ... 97

4.10. Interaksi yang terjadi Pada Website Pemerintah ... 98

4.11. Website Terhubung dengan Sumber Lain (Hyperlink) ... 98

4.12. Keadaan Fitur-fitur Pada Website ... 99

4.13. Keadaan Fitur Forum Engine Pada Website ... 100

4.14. Keadaan Website Pemerintah Secara Keseluruhan ... 100

4.15. Informasi yang disampaikan oleh Pemerintah Kepada Publik ... 101

4.16. Kerjasama Pemerintah dengan Masyarakat ... 102

4.17. Informasi yang disampaikan oleh Pemerintah ... 103

4.18. Kebijakan Pemerintahan Kabupaten Nias Utara ... 103

4.19. Keefektifan Informasi yang disampaikan oleh Pemerintah ... 104

4.20. Keberterimaan Informasi yang disampaikan oleh Pemerintah ... 105

4.21. Kebijakan Pemerintah untuk dikomunikasikan Kepada yang Berkepentingan ... 106

4.22. Laporan Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah ... 106

4.23. Pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah ... 107

4.24. Kemudahan dalam Menemukan Setiap Kebijakan atau Informasi .. 108

4.25. Kejelasan Informasi yang didapatkan dari Pemerintah ... 109

4.26. Informasi yang Disampaikan oleh Pemerintah Dapat Dimengerti .... 110

4.27. Kepuasan Masyarakat dengan Informasi yang Disampaikan ... 110

4.28. Pemerintah Selalu Menanggapi Keluhan yang Disampaikan oleh Masyarakat ... 111

4.29. Kredibilitas Pemerintah dalam Menjawab Keluhan Masyarakat ... 112

4.30. Pemerintah Melakukan Tugasnya dengan Sepenuh Hati ... 112

4.31. Profesionalisme Pemerintah dalam Melaksanakan Tugas ... 111

(13)

4.32. Kinerja yang Ditunjukkan oleh Pemerintah ... 114

4.33. Kerjasama Pemerintah dengan Masyarakat ... 114

4.34. Citra Pemerintah Kabupaten Nias Utara ... 115

4.35. Descriptive Statistics ... 116

4.36. Rangkuman Hasil Empiris Penelitian ... 117

4.37. Hasil Pengujian Hipotesis Untuk Uji Parsial Dengan T-Test ... 119

4.38. Hasil Pegujian Hipotesis Untuk Uji Simultan dengan F- Test ANOVAb 4.39. Hasil Pengujian Untuk Uji Koefisien Determinasi (R Square) ... 123

... 121

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Model Komunikasi Internet ... 30 2.3. Bagan Kerangka Konsep ... 73 4.1. Website Pemerintah Kabupaten Nias Utara ... 89 4.2. Tanggapan Masyarakat mengenai Website Kabupaten Nias

Utara ... 90

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 160 2. Hasil Kuesioner Penelitian untuk Variabel Media Online ... 166 3. Hasil Kuesioner Penelitian untuk Variabel Keterbukaan Informasi

Melalui Website ... 168 4. Hasil Kuesioner Penelitian untuk Variabel Citra Pemerintah

Kabupaten Nias Utara ... 170 5. Frequencies Karakteristik Responden ... 172 6. Frequencies Media Online, Keterbukaan Informasi, Citra

Pemerintah ... 174 7. Reliability ... 183 8. Regression ... 186

(16)

MEDIA ONLINE DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

KABUPATEN NIAS UTARA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media online dan keterbukaan informasi publik dalam meningkatkan citra pemerintah Kabupaten Nias Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode korelasional. Kemudian yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Desa Fino Kabupaten Nias Utara dengan jumlah penduduk 204 jiwa. Sampel penelitian ini yaitu masyarakat yang ada di Kabupaten Nias Utara yang berjumlah 67 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin.Alat pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Penilaian kuesioner mengacu pada Skala Likert. Analisis data penelitian menggunakan teknik kuantitatif dan uji hipotesis. Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 29.594 dan F-tabel pada taraf kepercayaan signifikansi 0,05 adalah 3.354, dengam demikian F-hitung> F-tabel atau 29.594 > 3.354, maka hipotesis alternatif diterima kebenarannya. Dengan demikian ada pengaruh antara media online dan keterbukaan informasi publik dalam meningkatkan citra pemerintah Kabupaten Nias Utara angkanya sebesar (r

= 0,693) yang berarti ada hubungan yang kuat antara setiap variabel, kemudian koefisien determinasi atau angka R square adalah sebesar 0,480. Karena adjusted R square adalah sebesar 0.480 hal ini berarti 48,0% dari variasi variable dependent citra pemerintah Kabupaten Nias Utara yang dapat dijelaskan oleh variabel independent media online dan keterbukaan informasi publik sedangkan sisanya sebesar 0,520 atau 52.0% (1 - 0,480 atau 100% - 48,0%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar variabel yang ada.

Kata Kunci: Media Online, Keterbukaan Informasi, Citra Pemerintah

(17)

ONLINE MEDIA AND PUBLIC INFORMATION IN IMPROVING THE GOVERNMENT IMAGE

OF KABUPATEN NIAS UTARA

ABSTRACT

The aims of this research is to know how farthe effect of online media and public information through website in improving the government image of Kabupaten Nias Utara. The method used of this research is correlational method. And then, the population of this research was all of the peoples of Desa Fino Kabupaten Nias Utara with the total number of 204 peoples. The sample of this research was the people of Kabupaten Nias Utara which consisted of 67 peoples that took by the technique of Solvin formula. The technique of collecting data in this research was questionaire. Questionaire value that givenbased on Likert Scale. Analyzing of data used of this research was quantitative technique and testing hypothesis.

From the results of hypothesis testing known that the value of F-count was 29.594 and F-table in significant level 0,05 was 3.354, with the other words F-count > F- table or 29.594 > 3.354, so the alternative hypothesis was accepted. Likewise, there was a significant effect of online media and public information in improving the government image of Kabupaten Nias Utara that was (r = 0,693) it means there are a strong correlation between all of variables, and coeffisient determination or R square was 0.480. Since adjusted R square was 0.480, it means that 48,0% from variaous dependent variable of government image of Kabupaten Nias Utara can be explained by independent variable of online media and public information through website while another more was 0,520 or 52.0% (10,480 or 100% - 48,0% explained by others variable.

Keywords: Online Media, Public Information, Government Image.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya kesadaran masyarakat, proses demokratisasi di Indonesia beranjak dari demokrasi semu menjadi demokrasi yang hakiki baik secara prosedural maupun substansial. Gelombang demokratisasi ternyata memperoleh sambutan baik, hal mana sebagai bukti terjadinya kontekstualisasi demokratisasi yang mempertemukan prinsip demokrasi universal dengan nilai- nilai kultural yang lokal. Kiranya, tidak ada satu kebijaksanaan manapun yang menolak jika kesetaraan, toleransi, kebebasan mengemukakan pendapat, kebebasan memperoleh informasi dan keadilan adalah prinsip-prinsip yang selalu harus ditegakkan.

Salah satu asas dalam penyelenggaraan negara dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) adalah asas keterbukaan.

Keterbukaan dalam hal ini dimaknai sebagai wujud transparansi penyelenggaraan negara terhadap masyarakat, khususnya terkait dengan segala informasi berkaitan dengan pelaksanaan pemerintahan. Good governance ditandaioleh keterbukaan informasi, kebebasan informasidan kebebasan pers. Semuanya itu telah menjadifenomena global. Fenomena global itu membawakonsekuensi pada pengakuan terhadap hak atasinformasi sebagai bagian dari hak asasi manusia.Perangkat perundang-undangan di bidanginformasi, komunikasi dan media massa jugasemakin menjamin hak-hak masyarakat untukmendapatkan informasi yang diperlukan, sehinggapemerintah berkewajiban untuk menyampaikaninformasi publik yang dibutuhkan oleh masyarakat,sejalan dengan pengembangan demokratisasidalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(19)

Seiring dengan hal tersebut, saat ini mulai tumbuh dengan apa yang disebut electronic government (e-gov) sebagai implementasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemerintahan. Perkembangan ICT (Information and Communication Technology) yang semakin pesat harus disikapi sebagai peluang dan tantangan yang perlu diantisipasi dengan jalan menyiapkan perangkat dan sistem jaringan teknologi informasi yang dapat dengan mudah diakses dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat.

Semakin tingginya kebutuhan akan informasi, terutama yang terkait dengan pelayanan publik, agenda pemberantasan korupsi yang akhir-akhir ini terus di dengungkan masyarakat, mendorong Pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan Undang-Undang (UU) No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang lebih dikenal dengan UU KIP. Undang-undang ini mulai diberlakukan sejak 1 Mei 2010. Tenggang waktu tersebut diberlakukan karena daerah-daerah membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mengimplementasikan undang-undang tersebut. Undang-undang ini menjamin serta membuka akses informasi hingga partisipasi masyarakat diharapkan akan lebih membuka proses transparansi dan keterbukaan, yang pada gilirannya akan bermuara pada akuntabilitas semua badan publik. Tenggang waktu dua tahun dari mulai disahkan pada tahun 2008 hingga efektif pada tahun 2010 merupakan waktu yang diberikan untuk Badan-badan Publik dalam mempersiapkan organisasinya menyongsong implementasi UU KIP (Firman dan Chandrataruna, 2010: 15)

Sejalan dengan perkembangan sistem pemerintahan yang terjadi di Indonesia sekarang ini, maka dituntut adanya paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu paradigma pemerintahan yang mengarah pada pemerintah “good governance” Merujuk pada kebijakan pemerintah yang tersebut diatas, tampaknya penyelenggaraan pelayanan pemerintahan yang baik,

(20)

sekarang dituntut untuk mulai mengembangkan dimensi keterbukaan, mudah diakses, accountable dan transparan. Kantor-kantor pemerintah, seperti departemen, atau instansi pemerintah lainnya, mulai menyadari bahwa untuk membangun pemerintahan yang sehat, bersih dan berwibawa, sangatlah diperlukan banyaknya kritikan dan pendapat pihak lain atau pendapat publik.

Salah satu bagian atau lembaga yang berada dikantor pemerintah yang bertugas mewujudkan bentuk keterbukaan, transparan dan mudah diakses adalah bidang Hubungan Masyarakat (Humas).

Peran humas dalam sebuah organisasi sangatlah penting. Lattimore (2010:

102) menyatakan bahwa fungsi paling dasar humas dalam pemerintahan adalah membantu menjabarkan dan mencapai tujuan program pemerintahan, meningkatkan sikap responsif pemerintah, serta memberi publik informasi yang cukup untuk dapat melakukan pengaturan diri sendiri. Berarti humas pemerintahan bertugas menjalankan kegiatan kebijakan dan pelayanan publik dengan memberikan berbagai informasi tentang kebijakan pemerintahan yang mengikat rakyat atau masyarakat. Selanjutnya memberikan pelayanan publik yang terbaik, dengan birokrasi yang tidak berbelit-belit untuk memberikan kepuasan kepada rakyat atau masyarakat sehingga dunia pemerintahan memperoleh citra positif dari rakyat atau publik.

Jadi, salah satu peran humas adalah membina hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan membina martabat instansi dalam pandangan masyarakat, guna memperoleh pengertian, kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Selain itu, seiring pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada pemberdayaan dan peran serta masyarakat, menjadikan peran aparatur humas dan lembaga kehumasan pemerintah sebagai jembatan antara kepentingan pemerintah daerah dengan masyarakat. Fungsi humas ternyata sangat penting dalam organisasi dan

(21)

lembaga pemerintahan. Humas dituntut berperan dan berfungsi secara strategis dan profesional sehingga seorang humas haruslah memiliki kualifikasi yang memadai. Kegiatan keinformasian saat ini selalu berpacu dengan waktu dan humas merupakan ujung tombak penyelenggara informasi pemerintah di daerah.

Humas itu, ibarat pelita lewat pelayanan informasi yang dilakukan, menerangi dan mencerahkan penyelenggaraan pemerintah daerah dan masyarakat.

Salah satu upaya yang dilakukan Humas Pemerintah Kabupaten Nias Utara dalam menjalankan communications relations dengan masyarakat adalah dengan ikut mengelola isi informasi (content) yang dimuat dalam suatu website.

Adapun peran humas dalam pengelolaan website adalah dengan melakukan berbagai liputan, pengolahan berita hasil liputan, penyeleksian berita apakah berita yang ditulis layak dimuat dalam website atau tidak, hingga melakukan evaluasi mengenai berita yang telah dimuat apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat. Informasi adalah milik publik/masyarakat yang disebut hak memperoleh informasi. Dengan demikian bagian humas wajib memperlakukan informasi sebagai aset untuk meningkakan kesejahteraan bagi warga masyarakat yaitu salah satunya dengan menggunakan website sebagai medianya.

Kabupaten Nias Utara adalah salah satu kabupaten di Indonesia yang sudah menerapkan e-government. Kabupaten Nias Utara terbentuk pada tanggal 29 Oktober 2008, DPR RI dalam rapat paripurnanya mengesahkan wilayah Nias bagian Utara sebagai sebuah Kabupaten atau daerah otonomi baru di Indonesia, sehingga lahirlah Kabupaten Nias Utara. Salah satu bentuk penerapan e- government adalah dengan dibentuknya website yang beralamat di www.kabupatenniasutara.go.id.Website yang resmi dibentuk pada tahun 2012 ini, bertujuanuntuk menampilkan berita tentang kegiatanPemerintah Kabupaten

(22)

Nias Utara setiap hari (dailynews),menampilkan berita tentang dinamikamasyarakat sertasegenap potensi yang ada di Kabupaten Nias Utara.

Salah satu daerah di Kabupaten Nias Utara yang warganya sudah mengerti akan teknologi adalah desa Fino.

Desa Fino merupakan salah satu desa yang jaraknya tidak jauh dari lokasi kantor pemerintahan Kabupaten Nias Utara, dan merupakan salah satu desa di daerah Nias Utara yang boleh dikatakan sudah maju, dimana sebagian warganya sudah membuka tempat-tempat usaha seperti warung internet dan usaha-usaha lainnya. Dengan hadirnyawebsitepemerintah Kabupaten Nias Utara dan didukung dengan adanya fasilitas internet di desa Fino, dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses setiap informasi yang disampaikan oleh pemerintah.Sehingga aspirasi masyarakat untuk mendapatkanpelayanan yang maksimal serta semakin besarnyatuntutan demokratisasi dan semakin transparannyaakses informasi dapat terpenuhi. Hal inilahyang menjadi alasan peneliti untuk mengadakan penelitian di desa Fino.Website Kabupaten Nias Utara juga berisikan sejarah dan profil dari Kabupaten Nias Utara serta pemerintahannya dan juga berbagai berita mengenai aktivitaspemerintah dan pelayanan yang berkaitan dengan publik. Website ini digunakanoleh pemerintah sebagai salah satu media komunikasi denganmasyarakat dan juga publik lainnya yang akan menghasilkan hubungan yang baikseperti yang diharapkan. Keberadaan website ini juga ditujukan untuk mampumelayani publik dengan lebih cepat sebagai bentuk kinerja pemerintah yang baik.Selain itu, dengan adanya komunikasi yang terjalin antara pemerintah Kabupaten Nias Utara dengan para publiknya melalui website, maka dapat juga diketahui bagaimana citra pemerintah Kabupaten Nias Utara di depan para publik yangmelakukan komunikasi dengan pihak pemerintah. Citra initentunya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap pelayananpemerintah. Oleh

(23)

karena itu, pemerintah Kabupaten Nias Utara membuat websiteyang dianggap bermanfaat bagi kemudahan pelayanan terhadap masyarakat,sehingga setiap publik yang ingin mengakses sesuatu yang dibutuhkan yangterkait dengan pemerintah, dapat dengan mudahmenggunakannya dan memperoleh hasil yang memuaskan.

Aspirasi masyarakat untuk mendapatkanpelayanan yang maksimal serta semakin besarnyatuntutan demokratisasi dan semakin transparannyaakses informasi perlu disikapi dengan cepat dantepat. Hal ini bertujuan agar pemerintah daerahtetap mendapatkan kredibilitas, sehinggamasyarakat mudah diajak berpartisipasi dalammelaksanakan pembangunan untuk mewujudkancita-cita kesejahteraan nasional. PemerintahDaerah dituntut dapat memberikan pelayananpublik dengan memenuhi kriteria better, cheaperdan faster. Selain itu diperlukan media yang mudahdiakses, sehingga masyarakat sewaktu-waktudapat mengetahui apa saja kebijakan, programdan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah daerahdalam rangka ikut berpartisipasi, baik dalambentuk dukungan, sanggahan maupun kritikan. (Bungin, 2005: 167)

Merujuk pada penjelasan diatas, tampaknya penyelenggaraan pelayanan pemerintahan yang baik, sekarang dituntut untuk mulai mengembangkan dimensi keterbukaan, mudah diakses, accountable dan transparan. Kantor-kantor pemerintah, seperti departemen atau instansi pemerintah lainnya, mulai menyadari bahwa untuk membangun pemerintahan yang sehat, bersih dan berwibawa serta memiliki citra yang baik di mata masyarakat, sangatlah diperlukan banyaknya kritikan dan pendapat pihak lain atau pendapat publik.

(24)

Memiliki citra yang baik di mata masyarakat merupakan satu urgensi bagi setiap institusi dan organisasi di era globalisasi pada saat ini, tidak terkecuali pemerintah daerah. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat, telah mengakibatkan dunia menjadi satu desa kecil, dimana tidak ada lagi batas ruang dan waktu. Kondisi ini membawa pada satu konsekuensi terhadap keterbukaan informasi. Informasi yang terkait dengan suatu organisasi, perusahaan atau institusi yang berasal dari belahan dunia yang satu dapat diakses oleh masyarakat dari belahan dunia lainnya dalam hitungan detik. Akibatnya, informasi bukan lagi menjadi rahasia dan tidak lagi dapat ditutup-tutupi, termasuk citra dari suatu institusi pemerintahan. Dalam keterbukaan informasi sebagai imbas dari globalisasi ini, citra yang dimiliki oleh pemerintah daerah tidak dapat dirahasiakan dan disembunyikan lagi.

Di satu sisi, kemajuan teknologi komunikasi ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam membangun citra positif pemerintah daerah di suatu tempat kepada masyarakat luas, baik yang berada di Indonesia ini maupun yang berada di belahan dunia lainnya. Tetapi di sisi yang lain, citra negatif yang dimiliki oleh pemerintah daerah juga akan cepat tersebar ke masyarakat lainnya, ketika teknologi komunikasi hadir sebagai media untuk menyebarluaskannya. Kehadiran teknologi komunikasi menjadi satu media yang sangat efektif untuk mempublikasikan citra yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

Padahal berdasarkan fakta yang ada, citra yang dimiliki oleh pemerintah daerah selama ini tidak selalu positif. Banyak masyarakat yang menilai dan menyayangkan tentang buruknya citra negatif yang dimiliki oleh beberapa pemerintah daerah yang ada di Indonesia ini. Hal ini disebabkan karena kinerja

(25)

pemerintah daerah yang kurang bagus, jam kerja yang seringkali molor maupun korupsi yang banyak dilakukan oleh pimpinan maupun staf yang ada di beberapa pemerintah daerah. Citra negatif inilah yang tidak jarang justru terpublikasi ke masyarakat luas melalui internet, facebook maupun jejaring sosial lainnya sebagai imbas dari perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat.

Membentuk citra yang baik di mata masyarakat, tidak lepas dari pemberitaan kinerja pemerintah di media. Media mempunyai efek yang sangat besar dalam meningkatkan citra pemerintah. Media dianggap mempunyai kekuatan untuk mengubah persepsi atau pandangan khalayak terhadap suatu persepsi yang sebelumnya dianggap benar menjadi negatif, begitu pula sebaliknya persepsi yang sebelumnya dianggap salah oleh khalayak dapat berubah menjadi positif setelah media turun tangan dalam mengubah persepsi khalayak tersebut.

Mengingat peranan media dalam kehidupan sosial bukan sekedarsebagai pelepas ketegangan dan hiburan, akan tetapi isi dan informasi yangdisajikan mempunyai peran yang sangat penting dalam proses sosial. Media sering disebut sebagai consciousness industries dikarenakanmedia membantu membangun cara berpikir, melihat, mendengar danberbicara mengenai realitas sosial politik yang dihadapi oleh publik. Mediamampu membentuk beragam makna sosial. Institusi media adalah sebuahlembaga yang tidak bisa lepas dari berbagai pengaruh baik eksternal maupuninternal. Salah satu media yang berperan aktif dalam meningkatkan citra pemerintah adalah media online (Bungin, 2005: 172).

Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia. Didalamnya terdapat portal, website, radio-online, TV-online, pers online, mail-online dan lain-lain, dengan karakteristik masing-masing sesuai dengan fasilitas yang memungkinkan

(26)

usermemanfaatkannya.Salah satu desain media online yang paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern dewasa ini adalah berupa situs berita (Nimmo, 2000: 276). Selanjutnya, Alifahmi (2005: 209) menjelaskan situs berita atau portal informasi sesuai dengan namanya merupakan pintu gerbang informasi yang memungkinkan pengakses informasi memperoleh aneka fitur fasilitas teknologi online dan berita didalamnya.

Sumartias (2010: 193) mengatakan bahwa media online merupakan media yang terhubung melalui internet, sehingga pada akhirnya muncul divisi baru yang dikatakan sebagai Cyber Public Relation. Singkatnya adalah inisiatif Public Relation yang menggunakan media internet sebagai sarana publikasinya. Inisiatif Public Relation ini di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Cyber Public Relations. Internet menuntut para pelaku Public Relation untuk memanfaatkan media online tersebut, karena hal itu memang tidak dapat dihindari, apalagi jika perusahaan atau organisasi sudah memiliki situs web (website) atau bahkan sudah menggunakan email.

Saat ini keberadaan media online tidak dapat dihindarkan lagi, karena media online internet dan komunikasi teknologi merupakan media yang membuat seluruh dunia tersambung, sehingga dapat mendatangkan dampak sekaligus manfaat yang tidak bisa dibayangkan. Oleh karena itu Public Relations memanfatkan keberadaan internet sebagai penyebaran informasi, yang pada akhirnya mempengaruhi persepsi publik pada institusi pemerintahan, karena Public Relations menyajikan berbagai informasi di media online-nya tersebut.

Baik atau buruknya penilaian publik pada pemerintah bisa saja terjadi, yang tentu saja sangat bergantung pada kualitas informasi yang disajikan pada media online tersebut (Utomo, 2007: 291).

(27)

Ardianto (2009: 152) menyatakan beberapa keuntungan yang dapat diperoleh PR dalam menggunakan internet untuk meningkatkan citra instansi, diantaranya: 1) informasi cepat sampai pada publik; 2) bagi Public Relation, internet dapat berfungsi sebagai iklan, media, alatmarketing, sarana penyebaran informasi dan promosi; 3) siapapun dapat mengakses internet; 4) tidak terbatas oleh ruang dan waktu; 5) internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungankomunikasi dalam bidang pemasaran secara langsung.

Menurut Abdullah (2006: 86) mediaonline berupa portal informasi ini, memiliki karakteristik umum, yaitu:

a. Kecepatan (aktualitas) informasi

Kejadian atau peristiwa yang terjadi di lapangan dapat langsung di upload ke dalam situs web media online ini, tanpa harus menunggu hitungan menit, jam atau hari, seperti yang terjadi pada media elektronik atau media cetak. Dengan demikian mempercepat distribusi informasi ke pasar (pengakses), dengan jangkauan global lewat jaringan internet dan dalam waktu bersamaan. Umumnya informasi yang ada tertuang dalam bentuk data dan fakta bukan cerita.

b. Adanya pembaruan (Updating) informasi

Informasi disampaikan secara terus menerus, karena adanya pembaruan (updating) informasi. Penyajian yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu yang diistimewakan (prime time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna mau mengaksesnya.

c. Interaktivitas

Salah satu keunggulan media online ini yang paling membedakan dirinya dengan media lain adalah fungsi interaktif. Model komunikasi yang digunakan media konvensional biasanya bersifat searah (linear) dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas (top-down).

Sedangkan media online bersifat dua arah dan egaliter. Berbagai fitur yang ada seperti chatroom, e-mail, online polling/survey, games, merupakan contoh interactive options yang terdapat di media online.

Pembaca pun dapat menyampaikan keluhan, saran atau tanggapan ke bagian redaksi dan bisa langsung dibalas.

d. Personalisasi

Pembaca atau pengguna semakin otonom dalam menentukan informasi mana yang ia butuhkan. Media online memberikan peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya dan menghapus informasi yang tidak dibutuhkan. Jadi selektivitas informasi dan sensor berada di tangan pengguna (self control).

e. Kapasitas muatan dapat diperbesar

(28)

Informasi yang termuat bisa dikatakan tanpa batas karena didukung media penyimpanan data yang ada di server komputer dan sistem global. Informasi yang pernah disediakan akan tetap tersimpan dan dapat ditambah kapan saja serta pembaca dapat mencarinya dengan mesin pencari (search engine).

f. Terhubung dengan sumber lain (Hyperlink)

Setiap data dan informasi yang disajikan dapat dihubungkan dengan sumber lain yang juga berkaitan dengan informasi tersebut, atau disambungkan ke bank data yang dimiliki media tersebut atau dari sumber-sumber luar. Karakter hyperlink ini juga membuat para pengakses bisa berhubungan dengan pengakses lainnya ketika masuk ke sebuah situs media online dan menggunakan fasilitas yang sama dalam media tersebut, misalnya dalam chatroom, lewat e-mail atau games.

Mediaonline tidak terlepas dari keterbukaan informasi publik. Media, sebagai pilar penting dalam perpolitikan Indonesia, perannya seolah menjadi pemicu lahirnya transparansi termasuk agenda media online yang memberikan kontribusi arus politik bagi setiap orang.Pada dasarnya diberikan jaminan oleh undang-undang bagi setiap orang atau badan hukum lain untuk memperoleh informasi adalah jaminan agar supaya warga negara dapat ikut serta dalam kerangka membuat kebijakan publik disetiap lembaga publik yang notabene adalah penyelenggara negara, sehingga dengan demikian dapat mengangkat derajat pemerintah dimata rakyatnya bahwa pemerintahan yang dilakukan oleh segenap jajaran publik yang bertanggung jawab dan akuntabel serta terbentuk dan bertahannya citra positif pada lembaga publik.

Citra bagi suatu lembaga publik merupakan aset paling utama dan tak ternilai harganya. Keuntungan yang berkaitan dengan image positif (citra positif) lembaga akan lebih memudahkan dalam menjalin kerjasama dengan stakeholder, menjalankan usaha atau pengelolaan terhadap lembaganya dan meminimalisir dampak negatif dari kehadiran suatu lembaga tersebut, kemudian juga akan memberikan dampak positif melalui respon atau persepsi masyarakat terhadap lembaga.

(29)

Citra lembaga yang dimaksud adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanan. Citra lembaga ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup lembaga yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk, hubungan yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosialdan komitmen mengadakan riset (Jefkins, 2004:

20).

Lembaga yang baik adalah lembaga yang mempunyai citra positif yang selalu menempati hati atau tertanam dalam benak (mindset) para stakeholdernya.

Setiap citra positif yang ditampilkan oleh lembaga terhadap publiknya membuat masyarakat akan meletakkan keyakinannya pada lembaga tersebut. Baik dari pelayanan, keramahan, ketanggapan dan tanggung jawabnya sebagai lembaga publik (Nasution, 2004: 89).

Dalam upaya untuk memenuhi hal tersebut, lembaga publik berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dalam menciptakan pemerintahan yang baik (good governance). Melalui media onlinedan keterbukaan informasi melalui website, lembaga publik tidak hanya bermanfaat bagi pemerintah, tetapi juga bagi masyarakat (stakeholder). Oleh karena itu, konsep awal lembaga publik dalam menciptakan pemerintahan yang baik (good governance) identik dengan pemberdayaan masyarakat (community development).

Secara keseluruhan, media online dan keterbukaan informasi publik melalui website ini ada beberapa manfaat yang dirasakan oleh lembaga publik.

Pertama, lembaga akan terhindar dari reputasi negatif lembaga tertutup, yang setiap kegiatannya tidak memedulikan akibat dari kebijakannya. Kedua, kerangka kerja etis yang kokoh dapat memandu lembaga dalam menghadapi masalah

(30)

seperti kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebagai lembaga pelayanan publik. Ketiga, banyak lembaga publik lain yang sadar bahwa perilaku etis membuat lembaga aman dari gangguan lingkungan sekitar, sehingga dapat beroperasi dengan lancar.Wujud dari kepedulian yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Nias Utara dalam media online dan keterbukaan informasi publik merupakan program bidang kehumasan Pemerintah Kabupaten Nias Utara.

Prioritas utama program tersebut adalah masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat masalah dalam penelitian ini dengan judul: “Media Online dan Keterbukaan Informasi Publik dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Nias Utara”.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Seberapa besar pengaruh media online dan keterbukaan informasi publik dalam meningkatkan citra Pemerintah Kabupaten Nias Utara?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh dari media online dalam meningkatkan citra pemerintah Kabupaten Nias Utara.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh keterbukaan informasi publik dalam meningkatkan citra pemerintah Kabupaten Nias Utara.

(31)

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh media onlinedan keterbukaan informasi publik dalam meningkatkan citra pemerintah Kabupaten Nias Utara.

4. Mengetahui variabel manakah yang paling dominan dalam meningkatkan citra pemerintah Kabupaten Nias Utara.

1.4.Manfaat Penelitian

Dengan melihat dari tujuan dilakukannya penelitian ini, peneliti menjabarkan manfaat menjadi tiga faktor, yaitu:

2. Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat memberikan pemikiran baru terhadap hal-hal yang berkaitan dengan teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan terhadap media online dan keterbukaan informasi publik, dan diharapkan pula dapat menjadi karya penelitian yang bermanfaat bagi penelitian yang sejenis serta berhubungan dengan teori-teori yang sesuai dengan kenyataan yang ada di lokasi obyek penelitian.

3. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pemerintah Kabupaten Nias Utarauntuk menjadi referensi dalam melakukan kegiatan good governance yaitu menjaga, mengantisipasi dan membangkitkan citra positif instansi publik.

4. Manfaat Sosial

Penelitian ini dapat memberikan cara pandang baru tentang permasalahan yang terjadi, yaitu tentang persepsi masyarakat terhadap media online dan keterbukaan informasi publik sebagai bentuk pelayanan publik yang mengutamakan pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat.

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu

Telaah terhadap tesis dan jurnal yang terkait dengan variabel penelitian dengan maksud penelitian yang peneliti lakukan fokus terhadap sejumlah variabel yang mengacu kepada teori yang sama mengenai citra pemerintah. Dari hasil telaah tersebut diharapkan dapat menjadi gambaran bagi peneliti dalam rangka mempertegas teori-teori yang telah ada, sekaligus menjadi acuan untuk kemudian diturunkan kedalam butir-butir pernyataan yang nantinya akan disebarkan kepada responden. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang relevan dan dapat dijadikan perbandingan oleh peneliti dalam memahami kualitas pelayanan diantaranya sebagai berikut:

Viviane Tanzaq (2011) dengan judul: Pengaruh Media Sosial Youtube terhadap Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta”. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan dan pengaruh media sosial YouTube terhadap Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.Dari hasil analisis data yang dilakukan, disimpulkan bahwa secara keseluruhan semua yang telah diteliti oleh peneliti dengan menggunakan SPSS 19 menunjukan bahwa terdapat hubungan antara Media Sosial YouTube terhadap Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar 0.648 dan pengaruhnya sebesar 42%. Hasil analisis Regresi Linear diperoleh persamaan Y’= 5.036 + 0.481X. Kesimpulannya ialah terdapat hubungan yang cukup berarti antara Media Sosial YouTube terhadap Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jika Media Sosial YouTube nilainya 0, maka

(33)

Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nilainya sebesar 5.036. Jika Media Sosial YouTube mengalami kenaikan satu satuan, maka Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengalami peningkatan sebesar 0.481 satuan.

Maisya Elvisa (2013) Peranan Humas Pemerintah Dalam Membangun Citra Melalui Slogan “Gerbang Raja” Di Kabupaten Kutai Kartanegara. Artikel ini menjelaskan peranan humas pemerintah dalam membangun citra melalui slogan “Gerbang Raja” di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari hasil penelitian tentang “Peranan Humas Dalam Membangun Citra Melalui Slogan Gerbang Raja Kabupaten Kutai Kartanegara” dalam usahanya untuk membangun citra positif daerah Kutai Kartanegara dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: sebagai komunikator humas Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam membangun citra Kabupaten Kutai Kartanegara melalui slogan “Gerbang Raja” sudah berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari masyarakat yang ikut mensukseskan program- program humas Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara serta updatenya informasi yang diterima masyarakat mengenai program pembangunan “Gerbang Raja”.Humas Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai penyampai pesan maksud dan tujuan dari program slogan “Gerbang Raja” hal ini dapat dilihat dari humas pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara agar masyarakat percaya dan mau ikut serta mensosialisasikan slogan “Gerbang Raja” ke khalayak ramai sebagai salah satu ciri khas daerah sudah cukup baik dilihat dari suksesnya setiap event daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara seperti erau, pesta rakyat dan sebagainya. Ini menandakan bahwa peran humas dalam membangun citra melalui slogan Gerbang Raja di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dikatakan berhasil.

(34)

Edwi Arief Sosiawan (2012) Evaluasi Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Daerah di Indonesia: Perspektif Content Dan Manajemen.

Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan Egovernment merupakan “angin segar” bagi penerapan teknologi komunikasi dan informasi di bidang pemerintahan. Saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs web. Namun, implementasi mayoritas situs web Pemerintah Daerah Otonom masih berada pada tingkat pertama (persiapan) dan hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan), sedangkan tingkat tiga (pemantapan) dan empat (pemanfaatan) belum tercapai. Artinya, implementasi e-government di Indonesia baru pada tahap awal, sehingga banyak lembaga pemerintah yang menyatakan dirinya sudah mengaplikasikan e- government, ternyata baru pada tahap web presence. Tantangan utama terletak pada kemampuan dan kesiapan manajemen serta para pelaku dan bukannya teknologi pendukung e-government Apabila hal tersebut tidak diatasi maka dapat mengakibatkan timbulnya digital divide. Lebih jauh lagi transparansi kebijakan dan pelaksanaan otonomi daerah akan semakin sulit dikelola dan akan menutup jalan ke arah demokratisasi yang sempurna.

2.2.Komunikasi

Menurut Effendy (2004:5), komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain, untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.

(35)

Sementara itu Hovland dalam Ruslan (2003: 69). mendefenisikan proses komunikasi sebagai suatu proses mengubah perilaku orang lain yang disampaikan melalui perangsang-perangsang atau lambang -lambanng dalam kata-kata.

Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2000:197) komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima baik lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi.

Ruslan (2003: 69-70) menyatakan bahwa proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima pesan sebagai komunikan yang bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum komunikator mengirimkan pesan/informasi kepada pikah komunikan, terlebih dahulu memberikan makna dalam pesan-pesan tersebut (decode). Pesan tersebut ditangkap oleh komunikasi dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode).

Proses komunikasi terdiri dari dua tahap yaitu secara primer dan sekunder.

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol).

Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Karena proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat media yang akan digunakan. Penentuan

(36)

media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju (Effendy, 2004: 12-17).

Sendjaja dalam Bungin (2008: 252), menjelaskan lima konteks atau tingkatan dalam Komunikasi, yaitu :

a. Komunikasi Intrapersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang.

b. Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium).

c. Komunikasi Kelompok memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil.

d. Komunikasi Organisasi menunjuk kepada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jariangan organisasi.

e. Komunikasi Massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar

Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi.

Konsep ini mempunyai unsur-unsur :

a. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti.

b. Suatu sarana pengaliran informasi.

c. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.

Pandangan tradisional tentang komunikasi telah banyak diubah oleh perkembangan teknologi, yaitu bahwa komunikasi tidak hanya terjadi antara dua atau lebih individu, tetapi mencakup juga komunikasi antara orang-orang dan mesin-mesin, dan bahkan antara mesin dengan mesin lainnya. Komunikasi dapat terjadi karena adanya komponen-komponen, yaitu komunikator yang

(37)

mengirimkan pesan yang diekspresikan (encoded) melalui berbagai lambang dalam bentuk bahasa. Selanjutnya pesan disampaikan melalui perantara yaitu media komunikasi. Pesan diterima oleh penerima pesan (recipients) yang selanjutnya pesan tersebut ditafsirkan (decoded) (Umar, 2005:26).

Effendy (2004 : 3) mengungkapkan bahwa terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit berhubungan dengan dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social interaction).

Terjadi interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (intercommunications).

Menurut Lasswell dalam Effendy (2004:12), komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswellkomponen-komponen komunikasi adalah:

a. Komunikator (source) adalah pihak yang menyampaikan pesan.

b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.

d. Komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.

e. Umpan balik (effect) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

Jadi berdasarkanparadigmatersebut, komunikasi adalahproses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dengan perkataan lain, pesan (message) yang disampaikan komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol).Dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada komunikasi massayang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

(38)

2.3. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain sebagainya. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau sekelompok orang tertentu (Effendy, 2004: 20-23).

Komunikasi massa diambil dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications dapat diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media massa(Wiryanto, 2005: 69).

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas khususnya media elektronik (Mulyana, 2005: 75).

Menurut Nurudin (2007: 2) pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjukan pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjukan kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca.

(39)

Pengertian komunikasi massa, pada satu sisi adalah proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 31)

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan untuk khalayak luas dan bukan hanya tertuju untuk satu orang atau pun perorangan, yang isi pesan atau informasinya umum dan berguna untuk banyak orang.

Menurut Wright dalam Wiryanto (2005: 11), dari awal komunikasi massa (media massa) mempunyai fungsi yang sama yaitu:

1. Surveillance, menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan Handling of News.

2. Correlation, meliputi fungsi intepretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian- kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda.

3. Transmission, menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan.

4. Entertainment, menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek- efek tertentu.

Efek komunikasi massa merupakan perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari sumber. Efek dari komunikasi massa adalah sebagai berikut:

(40)

1. Efek kognitif

Efek kognitif adalah bagaimana media massa membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.

2. Efek afektif

Efek afektif adalah efek media massa pada pembentukan dan perubahan sikap khalayak.

3. Efek behavioral

Efek behavioral adalah efek media massa yang mempengaruhi perilaku khalayak (Rakhmat, 2005: 223).

Blumler (1979) dalam Rakhmat (2005: 265) menyatakan dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan kepentingan preferensi (selectivity); dan sebenarnya khalayak merupakan kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

Dari sekian banyak definisi yang bisa dikatakan media massa bentuknya antara lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini, ada satu perkembangan tentang media massa, yakni ditemukannya internet (Nurudin, 2007: 5). Sedangkan media online termasuk dalam media baru yaitu internet.

(41)

2.4.Teknologi Komunikasi

Hakikat teknologi adalah the systematic application of scientific or other kowledge to practical task(aplikasi sistematik dari ilmu pengetahuan atau pengetahuan lainnya ke bentuk praktis). Selanjutnya perkembangan teknologi komunikasi secara langsung telah memberikan efek terhadap perkembangan masyarakat. Straubhar & Rose (2000: 281) mengatakan bahwa dulu bangsa- bangsa berjuang menguasai wilayah atau berjuang untuk kemerdekaan wilayahnya, sekarang orang mulai berjuang untuk menguasai “bidang baru” yaitu informasi agar tidak dikendalikan oleh yang menguasai informasi. Penguasaan informasi harus dimulai dengan penguasaan dan pengendalian terhadap perkembangan teknologi komunikasi dan informasi itu sendiri. Ciri-ciri dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT, Information and Commnication Technogy) dewasa ini ditandai dengan:1) the rise of internet, munculnya web dengan informationsuper high way, 2) convergencing industries, munculnya industri digital yang mengglobal, dan 3)convergecing technologies, seperti CD digital, TV transmitte in digital format dan telepon seluler.

Kemunculan internet telah mempermudah komunikasi dan penyaluran informasi ke seluruh dunia, teknologi world wide web sebagai multimedia portions, dengan HTMLnya dapat membuat halaman-halaman web. Teknologi Satelit telah melahirkan siaran TV-DBS (Direct Broadcating System) dan dilengkapi dengan kemunculan kabel optik yang bisa menyalurkan informasi dalam jumlah besar dan cepat, information super highway (Zulkarimen, 2005:

102).

(42)

Keuntungan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan sesuatu yang patut disyukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia dalam mengerjakan tugas yang harus dikerjakan.Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut dengan e-goverment membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga program yang dirancangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar. E-goverment juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri. Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah.

E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya.

Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web (www) (Kaihatu, 2006: 235).

Secara lebih mendalam departemen instansi pemerintah dalam mempersiapkan visi dan misi kebijakan teknologi informasi, lebih melihat pada faktor equity (menjadikan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi penggunaan umum). Untuk mencapai target penerapan teknologi informasi yang efektif perlu diadakan komputerisasi pemerintahan atau e- government dan sumber daya manusia dan pendidikan. Alasannya karena penerapan teknologi informasi akan menjadi optimal apabila pengetahuan para

(43)

pemakai atau pengguna jasa teknologi benar-benar memahami teknologi sehingga sasaran penerapan teknologi informasi tercapai.

Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Manfaat e- governmentmenurut Zulkarimen (2005: 109) yang dapat dirasakan antara lain:

1. Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat

Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.

2. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat umum

Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.

3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.

4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien

Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.

Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik.

Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good governance).

(44)

Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak pengguna lainnya.

2.5.Media Online

Sekarang ini kita tidak bisa lagi menyamakan “komunikasi massa” atau

“media massa” dengan “jurnalisme” dalam menyebut media selain koran dan majalah. Tentu saja setiap komunikasi membutuhkan medium atau sarana pengirim pesan seperti kolom di koran atau gelombang siaran. Namun, komunikasi massa merujuk ke keseluruhan institusinya yang merupakan pembawa pesan koran, majalah, stasiun pemancar yang mampu menyampaikan pesan-pesan ke jutaan orang nyaris serentak. Oleh sebab itu komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, yakni pertama, komunikasi oleh media, dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khalayak dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih-milih media (Rivers, Jensen dan Peterson, 2003: 18)

Dengan media massa manusia memenuhi kebutuhannya akan berbagai hal.

Salahsatunya dengan media online yang tergolong media paling baru. Media massa onlinetidak pernah menghilangkan media massa lama tetapi mensubtitusinya. Media onlinemerupakan tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah fitur dan karakteristik darijurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya, menawarkankemungkinan-kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita(Santana, 2005:137).

(45)

Dalam Jurnal Komunikasi Internasional Mass Society, Mass Culture, and MassCommunication: The Meaning of Mass, oleh Kurt Lang dan Gladys Engel Lang (2009),menyebutkan:

The new media have also affected culture. There has been a far- reachingtransformation of the general way of life, particularly in how people spend their leisurehours and how they take part in celebratory occasions. Traditional folk art and customaryrecreational activities have been partly replaced by an unprecedented flood of symbolicgoods produced for the market or sold to media organizations for dissemination to theiraudiences. The viability of artistic creations today is less dependent on aristocratic orstate patronage than so-called “high” culture had been in the past. Without momentousadvances in communication technology, such a transformation would have beeninconceivable.

Maksudnya dengan adanya media baru, seperti halnya media online akan bisamerubah kebiasaan orang dalam cara hidup, menghabiskan waktu luang mereka denganadanya kemajuan tenologi komunikasi.Santana (2005:137) menyebutkan, terdapat lima perbedaan utamaantara media massa online dan media massa tradisional yang sekaligus menjadikarakteristik media massa online yaitu:

1. Kemampuan internet untuk mengkombinasikan sejumlah media 2. Kurangnya tirani peneliti atas pembaca

3. Tidak seorangpun dapat mengendalikan perhatian khalayak

4. Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung 5. Kecepatannya secara keseluruhan, yang menarik sekaligus menakutkan

Dalam Jurnal Komunikasi Internasional, oleh Brett Hutchinsdan David Rowe (2010), menyebutkan:

Digital media are available 24 hours, seven days per week (unlike live- to- airbroadcast platforms), Platforms and applications are constantly evolving, Newtechnologies are being developed every day, Time offers no bounds, Geographical reachand storage capacity are unlimited, The public can access with ease, Updating of materialis possible at any time and as often as desired, Aggregation of material is easy andpossible by anyone, not just “news”organizations

Gambar

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Konsep
Tabel 3.3  Hasil Uji Validitas
Tabel 3.4  Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 4.1. Website Pemerintah Kabupaten Nias Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dendeng ikan dengan perlakuan K1 pada hari ke-5, rata-rata panelis memberikan angka 3 yang merupakan kriteria dengan warna coklat tanpa penampakan jamur namun, pada

Tugas akhir dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan Guru Terhadap Kinerja Guru di SD dan SMP Surabaya Grammar School” ini diajukan sebagai syarat

Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel dengan tingkat signifikansi 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi tersebut signifikan yang

Implementasi kebijakan bantuan langsung benih unggul, pupuk bersubsidi dan rehabilitasi jaringan irigasi yang tidak efektif menyebabkan kelangkaan pupuk, pemupukan

A common limitation of clustering algorithms based on a fixed distance norm is that such a norm forces the objective function to prefer clusters of a certain shape even if they are

Seiiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang berbasis Elektronika dan munculnya beragam alat Elektronik yang mempermudah kehidupan manusia, seperti salah satunya adalah

W : Jasa konsultasi dapat meliputi jasa-jasa Konsultation (consultations), Jasa pemberian saran profesional (advisory service), Jasa Implementasi, Jasa Transaksi,

Namun berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan pengelola PDAM Tirta Siak Pekanbaru, diketahui bahwa PDAM Tirta Siak Pekanbaru tidak pernah mendapat