• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI BANTEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI BANTEN"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

PROVINSI BANTEN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

HUZAMIR IRHAM MAULANA NIM: 1113025100101

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Huzamir Irham Maulana (NIM:1113025100101). Persepsi Pemustaka terhadap Layanan perpustakaan Keliling di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten. Dibawah bimbingan Lili Sudria Wenny, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan keliling di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten. Penelitian dilakukan dari aspek pustakawan, koleksi dan layanan pemustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner. Sampel pada penelitian ini yaitu masyarakat di Alun-alun Kota Serang.

Populasi dan penelitian ini adalah pengunjung sebanyak 122 orang pada tanggal 15 Oktober 2017. Sampel ditentukan dari perhitungan 25 % dari jumlah tersebut diperoleh sebanyak 30 responden masyarakat di Alun-alun Kota Serang, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan angket/kuesioner. Pengolahan data menggunakan rumus skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan keliling di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten secara keseluruhan ialah cukup baik dengan hasil skor rata-rata yaitu 2,97.

Dengan rincian persepsi pemustaka terhadap pustakawan perpustakaan keliling mempunyai skor 2,55 (kurang baik), persepsi pemustaka terhadap koleksi perpustakaan keliling mempunyai skor 3,15 (cukup baik) dan persepsi pemustaka terhadap layanan pemustaka perpustakaan keliling mempunyai skor 3,21 (cukup baik).

Kata Kunci: persepsi, layanan perpustakaan keliling, dinas perpustakaan dan kearsipan provinsi banten

.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Perpustakaan Keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten”. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.

4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.

(7)

iii

5. Ibu Lili Sudria Wenny, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran dan dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan pengetahuan yang bermanfaat baik dibidang akademik, sosial dan keagamaan.

7. Ibu Chairunnisa, Bapak Sigit dan Bapak Indra yang telah banyak membantu selama penulis melaksanakan penelitian di Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Provinsi Banten.

8. Seluruh masyarakat di Alun-alun Kota Serang yang telah membantu dalam pengisian kuesioner penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

9. Keluarga tercinta, terutama Ayahanda H. Samsudin dan Ibunda Hj. Dawiyah yang telah mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang. Kesabaran, do’a, nasihat, perhatian dan semangat yang selalu mereka berikan untuk mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat penulis Cita, Ilham, Asep, Ansor, Cia, Dini, Indah, Hilda, Lia, Wawan, Munir, Pepen, terimakasih telah mengisi dan menemani hari-hari penulis dengan memberikan dukungan, semangat, hiburan dan do’a sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(8)

iv

11. Teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan 2013 terutama IPI C, Egi, Ison, Rifki, Satrio, Fadli, Dhiafah serta yang lainnya, semoga tetap terjaga silaturrahminya.

12. Teman-teman BUKAN (Berbuat Untuk Kebaikan) KKN 190 yang memberikan banyak keceriaan dan pengalaman selama pelaksanaan KKN.

Dan terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat diucapkan satu persatu. Hanya do’a dan ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan kalian. Amin.

Jakarta, November 2017

Huzamir Irham Maulana

(9)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat penelitian... 6

D. Definisi Istilah ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 10

A. Pengertian Perpustakaan Umum ... 10

1. Tugas Perpustakaan Umum ... 11

2. Tujuan Perpustakaan Umum ... 12

3. Fungsi Perpustakaan Umum ... 14

4. Peranan Perpustakaan Umum ... 15 5. Jenis Layanan Perpustakaan Umum ... 18

B. Pengertian Perpustakaan Keliling ... 19

1. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling ... 20

2. Tujuan Perpustakaan Keliling ... 21

3. Koleksi Perpustakaan Keliling ... 22

4. Layanan Perpustakaan Keliling ... 23

5. Tempat Layanan Perpustakaan Keliling ... 26

6. Sarana Perpustakaan Keliling ... 27

(10)

vii

C. Pengertian Persepsi ... 27

1. Pengelompokan Persepsi ... 29

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi ... 29

3. Aspek-aspek Persepsi ... 30

D. Pengertian Pemustaka ... 32

E. Kerangka Pemikiran... 32

F. Penelitian Terdahulu ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Pendekatan dan Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 35 1. Populasi ... 35 2. Sampel ... 35 C. Teknik Pengumpulan Data ... 36

1. Data Primer ... 36

2. Data Sekunder ... 37

D. Teknik Analisis Data ... 37

E. Uji Validitas dan Reabilitas ... 40

F. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Profil Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten ... 45

1. Sejarah Singkat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten . 45 1. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten ... 45

2. Tujuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten ... 46

3. Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten ... 47

4. Layanan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten ... 48 5. Jadwal Layanan Perpustakaan Keliling di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten ... 49

B. Hasil Penelitian ... 51

1. Identitas Responden ... 51

(11)

viii

2. Analisis Data Hasil Penelitian ... 53

C. Pembahasan ... 82

BAB V PENUTUP ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 97 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Surat Dosen Pembimbing

Lampiran 2 Lembar Surat Pergantian Judul Penelitian Lampiran 3 Lembar Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Lembar Surat Persetujuan Penelitian dari DPK Banten Lampiran 5 Lembar Kuesioner

Lampiran 6 Data Kunjungan Pemustaka Perpustakaan Keliling DPK Banten Lampiran 7 Dokumentasi

(13)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Item Total Statistics... 40

Tabel 3.2 Nilai r Product Moment ... 41

Tabel 3.3 Case Processing Summary ... 42

Tabel 3.4 Reliability Statistics ... 43

Tabel 3.5 Item Total Statistics... 40

Tabel 4.1 Waktu Pelayanan Perpustakaan Keliling ... 47

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 48

Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan Responden ... 49

Tabel 4.4 Pustakawan Mampu Mencarikan Informasi Yang Dibutuhkan Pemustaka Dengan Cepat Dan Tepat ... 51

Tabel 4.5 Pustakawan Selalu Tanggap Dalam Menawarkan Bantuan ... 52

Tabel 4.6 Pustakawan Berkenan Membantu Pemustaka Jika Mengalami Kesulitan Dalam Menemukan Informasi ... 53

Tabel 4.7 Pustakawan Mampu Menjawab Pertanyaan Pemustaka ... 54

Tabel 4.8 Pustakawan Dapat Dipercaya Karena Memiliki Pengetahuan Dalam Bidangnya ... 55

Tabel 4.9 Pustakawan Melayani Sesuai Dengan Jam Pelayanan Yang Telah Ditetapkan ... 56

Tabel 4.10 Pustakawan Bertanggung Jawab Dalam Melayani Pemustaka ... 57

Tabel 4.11 Pustakawan Bersikap Sopan Dan Ramah Dalam Melayani Pemustaka ... 58

Tabel 4.12 Pustakawan Berpenampilan Rapi Dan Menarik ... 59

Tabel 4.13 Pustakawan Bersikap Terbuka Dalam Menerima Kritikan Dan Masukan Dari Pemustaka ... 60

(14)

xi

Tabel 4.14 Skor Rata-rata Persepsi Pemustaka terhadap Pustakawan

Perpustakaan Keliling ... 61

Tabel 4.15 Koleksi Yang Dibutuhkan Pemustaka Dapat Ditemukan Dengan Mudah ... 63

Tabel 4.16 Koleksi Masih Terjaga Kualitasnya (Secara Fisik) ... 64

Tabel 4.17 Koleksi Selalu Up To Date ... 65

Tabel 4.18 Koleksi Yang Tersedia Sudah Lengkap ... 66

Tabel 4.19 Koleksi Sesuai Dengan Kebutuhan Pemustaka... 67

Tabel 4.20 Koleksi Perpustakaan Sudah Beragam... 68

Tabel 4.21 Skor Rata-Rata Persepsi Pemustaka Terhadap Koleksi Perpustakaan Keliling ... 69

Tabel 4.22 Mobil Unit Perpustakaan Keliling Terjaga Kebersihannya ... 70

Tabel 4.23 Mobil Unit Perpustakaan Keliling Datang Tepat Waktu ... 71

Tabel 4.24 Waktu (Jam Buka - Tutup) Dalam Melayani Pemustaka Telah Mencukupi ... 72

Tabel 4.25 Layanan Sirkulasi Dalam Proses Peminjaman Dan Pengembalian Koleksi Sudah Baik ... 73

Tabel 4.26 Program Di Perpustakaan Keliling Sudah Lengkap ... 74

Tabel 4.27 Fasilitas Di Perpustakaan Keliling Sudah Lengkap ... 75

Tabel 4.28 Perpustakaan Keliling Sudah Mampu Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat ... 76

Tabel 4.29 Skor Rata-Rata Persepsi Pemustaka Terhadap Pelayanan Pemustaka Perpustakaan Keliling ... 77

Tabel 4.30 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan Keliling ... 78

(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten………44

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional.1

Dari masa ke masa perpustakaan terus berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Perpustakaan ada di tengah- tengah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tentang informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan sebagai salah satu sarana pemenuhan kebutuhan masayarakat terhadap informasi dan ilmu pengetahuan ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat, baik yang berada di pusat kota maupun yang berada di daerah terpencil. Untuk itu dibutuhkan pemberharuan yang dapat menunjang kinerja perpustakaan.

1 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indinesia (DPR RI), Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan (Jakarta: DPR RI, 2007).

(17)

2 Perpustakaan keliling merupakan bagian dari perpustakaan umum yang bertugas mendatangi pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun laut). Biasanya tugas ini merupakan bagian perluasan jasa dari sebuah perpustakaan umum untuk memungkinkan penduduk yang pemukimannya jauh dari perpustakaan agar dapat memanfaatkan jasa perpustakaan. Secara umum, perpustakaan keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum.2

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang kinerja perpustakaan ialah dengan menghadirkan perpustakaan keliling. Sutarno menjelaskan perpustakaan keliling merupakan perpustakaan yang melayani penduduk dengan cara langsung hadir atau mendatangi tempat tinggal atau tempat masyarakat beraktivitas.3 Perpustakaan keliling mendorong masyarakat agar gemar membaca untuk menambah wawasan berpikir, serta dapat pula menghibur anak-anak dan orang dewasa.

Masyarakat yang tidak memiliki bahan bacaan untuk keluarga dapat memanfaatkan layanan perpustakaan keliling ini. Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan kembali, sehingga pada akhirnya dapat berkembang menjadi kebiasaan gemar membaca dan belajar seumur hidup.

Untuk menarik minat masyarakat terhadap perpustakaan, perpustakaan keliling harus mampu mengembangkan koleksi yang di milikinya. Fungsi

2 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 48.

3 Sutarno NS, Mengenal Perpustakaan (Jakarta: Jala Permata, 2006), h. 135.

(18)

3 perpustakaan keliling salah satunya adalah mempromosikan perpustakaan yang menjadi naungannya, maka dari itu selain layanan yang baik, koleksi yang disediakan harus mampu menarik minat masyarakat untuk membaca bahan pustaka yang ada di perpustakaan keliling.

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten yaitu bagian layanan perpustakaan keliling. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten merupakan sebuah lembaga yang berada di bawah Perpustakaan Nasional, yang berfungsi membantu Perpustakaan Nasional dalam menjalankan visi, misi dan tujuan perpustakaan, yaitu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten memiliki 2 (dua) gedung yaitu pada bagian depan terdapat gedung perpustakaan dan pada bagian belakang terdapat gedung kearsipan. Pada masing-masing gedung tersebut memiliki 2 (dua) lantai. Pada lantai dasar gedung perpustakaan terdapat layanan baca, layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan multimedia, layanan pemutaran film, layanan storytelling dan layanan internet. Sedangkan pada lantai 2 (dua) terdapat ruangan kepala perpustakaan, ruangan para staf, layanan perpustakaan keliling, layanan mobil pintar, layanan pengelolaan perpustakaan dan layanan bimbingan pemustaka. Di lantai dasar gedung kearsipan terdapat ruangan pengelolaan arsip-arsip, sedangkan pada lantai 2 (dua) terdapat ruangan para staf, toilet serta mushola.

(19)

4 .Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten menggunakan sistem layanan terbuka, para pemustaka dapat menikmati berbagai layanan yang ada di perpustakaan tersebut. Ada terdapat 10 (sepuluh) jenis layanan antara lain ialah layanan sirkulasi, layanan perpustakaan keliling, layanan mobil pintar, layanan storytelling, layanan bimbingan pemustaka, layanan multimedia, layanan pemutaran film, layanan referensi, layanan konsultasi pengelolaan perpustakaan dan layanan internet. Pada layanan perpustakaan keliling terdapat 5 (lima) mobil unit, lembaga atau instansi manapun dapat mengajukan permohonan untuk menggunakan layanan perpustakaan keliling di wilayahnya.

Adapun kegiatannya bukan hanya mengunjungi lembaga atau instansi yang akan dikunjungi akan tetapi dapat dijadikan sebagai sarana promosi perpustakaan dan memberikan pemahaman-pemahaman mengenai pengelolaan perpustakaan kepada pemustaka yang ada didaerah yang dikunjungi. Salah satu masalah yang dihadapi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten adalah layanan perpustakaan keliling yaitu bagaimana mereka dapat melayani masyarakat yang butuh akan informasi dengan koleksi terbatas, waktu layanan yang terbatas, serta jarak yang jauh untuk mencapai lokasi yang ditempuh. Dengan demikian pesatnya laju informasi, perpustakaan keliling harus berperan lebih giat lagi untuk menyebarkan informasi tersebut dalam berbagai bentuk, serta meningkatkan pelayanan pada perpustakaan keliling tersebut.

(20)

5 Dari penjelasan diatas penulis dalam penelitian (skripsi) ini ingin mengetahui bagaimana persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan keliling, apakah sudah memiliki pelayanan yang baik. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul tentang ―PERSEPSI

PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN

KELILING DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI BANTEN”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis membatasi masalah pada Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Perpustakaan Keliling di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

Dari batasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi pemustaka terhadap pustakawan perpustakaan keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

2. Bagaimana persepsi pemustaka terhadap koleksi perpustakaan keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

3. Bagaimana persepsi pemustaka terhadap layanan pemustaka perpustakaan keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

(21)

6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap pustakawan perpustakaan keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

2. Untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap koleksi perpustakaan keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

3. Untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap layanan pemustaka perpustakaan keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

Berdasarkan tujuan diatas, manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Dapat menjadi pertimbangan bagi pihak perpustakaan untuk meningkatkan layanan perpustakaan keliling agar lebih maksimal dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi.

2. Untuk membantu mempromosikan sekaligus untuk memajukan perpustakaan keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

3. Untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan penulis tentang persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan keliling.

(22)

7 D. Definisi Istilah

Dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya.

Pemustaka yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kehidupan di perpustakaan.

Karena salah satu fungsi perpustakaan yaitu untuk melayani para pengguna untuk memenuhi informasi yang mereka butuhkan dan sesuai dengan keinginan mereka.

Perpustakaan Keliling menurut Sulistyo Basuki perpustakaan keliling yaitu bagian perpustakaan umum yang mendatangkan pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun air).4

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini akan memberikan gambaran umum tentang apa yang dibahas dalam setiap bab dalam laporan penelitian ini. Sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:

4 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 46

(23)

8 BAB I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Literatur

Bab ini menjelaskan teori-teori yang berasal dari kajian pustaka yang memiliki kaitan dengan persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan keliling di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai penulisan yang digunakan yaitu jenis dan pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang profil objek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dari persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan keliling di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

BAB V Penutup

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, serta saran dari peneliti terhadap masalah yang terjadi.

(24)

9 BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Istilah perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti buku atau kitab. Dalam bahasa inggris perpustakaan lebih di kenal dengan kata Library. Istilah ini berasal dari kata latin liber atau libri yang berarti buku. Dari kata latin tersebut terbentuk kata libarius yang artinya tentang buku. Selain dari bahasa inggris dan bahasa indonesia, kata perpustakaan juga terdapat dalam bahasa asing lainnya, yaitu bibliotheek (Belanda), bibliothek (Jerman), bibliotheque (Perancis), dan bibliotheca (Spanyol). Semua istilah itu berasal dari kata biblia dari bahasa Yunani artinya tentang buku.5

Sjahrial-Pamuntjak menyatakan bahwa Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat.

Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau

5 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 3.

(25)

10 dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda kenggotaan dari perpustakaan tersebut.6

Menurut Undang-Undang Perpustakaan No 43 Tahun 2007 pada pasal 1, Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial lainnya.7 Pada hakikatnya perpustakaan umum menjadi suatu unit kerja yang mengorganisasi kegiatan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, pelayanan, perawatan koleksi, dengan sistem tertentu untuk kepentingan pendidikan, penelitian, informasi, rekreasi, dan kebudayaan.

Salah satu fungsi perpustakaan sebagai akuisi, pemeliharaan dan penyebar informasi dalam bentuk tulisan yang merupakan bagian dari sistem pendidikan masyarakat dan informasi selain itu perpustakaan umum juga membantu mendidik masyarakat dan memberi pengaruh budaya di masyarakat.

1. Tugas Perpustakaan Umum

a. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat.

b. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk membaca.

6 Rusina Sjahrial-Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (Jakarta:

Djambatan, 2000), h. 11.

7 Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 (Jakarta:

DPR RI, 2007), h. 2.

(26)

11 c. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang

sesuai dengan kebutuhan dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal.

d. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.8

2. Tujuan Perpustakaan Umum

Tujuan perpustakaan umum adalah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari pusat informasi lainnya yang bersama - sama bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya suatu masyarakat yang terinformasi.

Menurut Sulistyo - Basuki menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu :

a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik;

b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;

c. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi

8 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 18.

(27)

12 masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka;

d. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.9 Sedangkan Hermawan dan Zulfikar menyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah:

a. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesejahteraan;

b. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari - hari;

c. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi;

d. Bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar;

e. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.10

9 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 17.

10 Zulfikar Zen dan Rachman Hermawan S., Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2010), h. 11.

(28)

13 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan dan menyediakan informasi yang berguna bagi kehidupan masyarakat.

3. Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan umum adalah:

a. Fungsi Edukatif, Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.

b. Fungsi Informatif, Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku - buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data - data penting lainnya yang diperlukan pembaca.

c. Fungsi Kultural, Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui

(29)

14 koleksi perpustakaan.

d. Fungsi Rekreasi, Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.11 4. Peranan Perpustakaan Umum

Menurut Sutarno, peranan sebuah perpustakaan adalah bagian tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain:

a. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, perservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

b. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.

c. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk

11 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h. 11.

(30)

15 menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

d. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan - lahan dan hilang semangatnya.

e. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

f. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

g. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

h. Pustakawan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi

(31)

16 orang banyak.

i. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.

j. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai representatif.

k. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja.12

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

5. Jenis Layanan Perpustakaan Umum

Dalam memenuhi kebutuhan penggunanya, perpustakaan memiliki beberapa jenis pelayanan. Diantaranya ialah:

a. Pelayanan sirkulasi atau peminjaman b. Pelayanan referensi

12 Sutarno NS., Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 18.

(32)

17 c. Layanan membaca di perpustakaan

d. Layanan bercerita e. Layanan pemutaran film f. Layanan jasa dokumentasi g. Layanan jasa informasi h. Layanan jasa terjemahan

i. Layanan perpustakaan keliling.13

B. Pengertian Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Keliling merupakan perpustakaan yang bergerak (mobile library) dengan membawa bahan pustaka, seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum yang menetap.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang didatangkan dengan mobil ke tempat-tempat tertentu, pada kesempatan ini para peminat dapat meminjam dan mengembalikan buku.14 Sedangkan menurut Sulistyo Basuki, Perpustakaan keliling yaitu bagian perpustakaan umum yang mendatangi pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun air). Biasanya tugas perpustakaan keliling ini merupakan bagian perluasan jasa dari

13 Mastini Hardjoprakoso, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI, 1992), h. 91.

14 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-4, ed. by Dendy Sugono (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1122.

(33)

18 sebuah perpustakaan umum untuk memungkinkan penduduk yang pemukimannya jauh dari perpustakaan dapat memanfaatkan jasa perpustakaan.15

Di Indonesia terdapat berbagai jenis perpustakaan keliling, namun secara garis besar perpustakaan keliling dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

1. Perpustakaan Keliling Terapung (floating library) yaitu perpustakaan yang mempergunakan sarana kapal motor. Daerah pelayanan perpustakaan ini adalah daerah yang dialiri sungai atau daerah pantai yang hanya mungkin untuk dialayani dengan kendaraan yang dapat melalui air. Perpustakaan jenis ini dapat ditemukan pada perpustakaan terapung di Provinsi Kepulauan Riau dan daerah Ternate Provinsi Maluku Utara dalam bentuk kapal.

2. Perpustakaan Keliling Darat (mobile library) yaitu perpustakaan keliling yang memberikan layanan mempergunakan kendaraan beroda dua, roda empat dan roda enam, seperti sepeda pintar, motor pintar, mobil perputakaan keliling (MPK), dan Perpustakaan Elektronik Keliling (Pusteling). Perpustakaan keliling bukan saja untuk mengembangkan layanan sejak mulai diperkenalkan, eksistensi perpustakaan keliling telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, perpustakaan keliling bergerak ke lokasi-lokasi yang belum terjangkau oleh layanan

15 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 48.

(34)

19 perpustakaan umum. Oleh karena itu, banyak yang diharapkan masyarakat dari perpustakaan keliling diantaranya layanan maupun koleksi yang dapat memuaskan kebutuhan mereka sebagai pengguna jasa perpustakaan.16

1. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling mempunyai tugas sebagai perluasan layanan perpustakaan umum yang mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan

b. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap

c. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan

d. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap

e. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun

f. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di

16 Fatmawati Rakib, ‘Kepuasan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan Keliling Terapung’, Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.2 (2013), h.4

(35)

20 tempat tersebut

g. Melakukan tugas-tugas kepustakawanan, seperti : mendata/

membuat koleksi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan baik bulanan maupun tahunan.17

2. Tujuan Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling mempunyai tujuan sebagai sebagai berikut:

a. Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil dan yang belum memungkinkan didirikan perpustakaan menetap.

b. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat.

c. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.

d. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan masyarakat.

e. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku kepada masyarakat.

f. Mengadakan kerja sama dengan lembaga masyarakat sosial, penidikan, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan

17 Supriyanto, Aksentuasi Perpustakaan Dan Pustakawan (Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia, 2006), h. 108.

(36)

21 kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.18

3. Koleksi Perpustakaan Keliling

Menurut Mastini Hardjoprakoso dalam buku Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum, pada dasarnya bahan pustaka atau koleksi perpustakaan keliling yang dapat dilayankan kepada pemustaka perpustakaan keliling terdiri atas tiga macam yaitu:

a. Bahan Pustaka Tercetak

Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: buku, surat kabar, majalah, buletin, selebaran, dan pamflet. Khusus untuk buku dapat dikelompokkan ke dalam buku sirkulasi, yitu buku yang di pinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk di bawa pulang. Selain buku sirkulasi adapula buku referensi yaitu buku yang hanya digunakan di perpustakaan saja sebagai acuan, misalnya: ensiklopedia, kamus, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman, dan terbitan.

b. Bahan Pustaka Terekam

Untuk perpustakaan keliling yang sudah berkembang harus mampu menyediakan bahan pustaka terekam, untuk menambah pengetahuan pengguna tentang koleksi perpustakaan selain bahan pustaka tercetak, yang termasuk bahan pustaka terekam antara lain: slide, kaset audio, kaset

18 Mujito, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992), h. 5.

(37)

22 video, film strip dan sejenisnya.

c. Bahan Pustaka Yang Tidak Tercetak Maupun Terekam

Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk anak-anak, maka sebaiknya perpustakaan keliling menyediakan koleksi berupa : Kumpulan mainan anak- anak, manik-manik, balok-balok dan lain-lain yang dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Koleksi ini dapat merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi anak-anak yang tidak sempat belajar dirumah maupun di sekolah.19

4. Layanan Perpustakaan Keliling a. Pengertian dan Fungsi Layanan

Layanan merupakan semua jenis kegiatan yang dilaksanakan dengan melakukan hubungan secara langsung maupun tidak langsung, dengan pemakai jasa perpustakaan keliling. Layanan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perpustakaan keliling. Dengan layanan sebaik-baiknya sehingga selalu dapat memenuhi segala permintaan pengunjung akan bahan pustaka, berarti fungsi layanan dalam memenuhi kebutuhan pengunjung perpustakaan keliling akan memenuhi fungsi perpustakaan keliling sebagai pusat edukasi, informasi, rekreasi dan referensi bagi masyarakat yang

19 Seno Tri Bayu Aji, ‘Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi’, Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.2 (2013), h.32.

(38)

23 dikunjunginya.20

b. Sistem Layanan

Secara umum layanan perpustakaan ada dua macam yaitu layanan yang bersifat tertutup dan layanan yang bersifat terbuka. Pengelompokkan ini didasarkan pada kebebasan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan dalam menemukan koleksi yang dimiliki perpustakaan.21

Layanan perpustakaan keliling pada dasarnya bersifat terbuka dan demokratis, kerena perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan maupun status- status lainnya. Semua warga masyarakat tanpa mengenal batas usia, bebas memanfaatkan layanan jasa perpustakaan keliling.

Ada dua sistem layanan perpustakaan keliling yang dikenal yaitu :

1) Layanan Terbuka (open access)

Layanan terbuka menurut Soedibyo ialah layanan perpustakaan yang diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga para pengunjung diberi kebebasan memilih dan mengambil sendiri buku-buku yang mereka inginkan, tidak perlu dibantu oleh para petugas perpustakaan. Oleh karena itu, pemakai dapat mencari sendiri buku-buku yang

20 Supriyanto, Aksentuasi Perpustakaan Dan Pustakawan, h. 112.

21 Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Dan Manajemen Tata Kerja (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 168.

(39)

24 mereka inginkan di rak mobil perpustakaan keliling dengan adanya layanan terbuka ini. Sistem layanan ini, diharapkan dapat memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada pemakai dalam memilih buku-buku yang sesuai dengan kebutuhannya.22

Layanan terbuka merupakan sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada sistem ini pemakai perpustakaan dapat melakukan browsing bahan pustaka dari jajaran koleksi.

Jika pemakai tidak menemukan bahan pustaka yang dibutuhkannya, maka ia dapat menemukan alternatif lain yang mungkin bisa menggantikan bahan pustaka yang tidak ditemukannya.23

2) Layanan Tertutup (close access)

a. Layanan Tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan.

Dalam layanan jenis ini, pustakawan atau petugas perpustakaan yang mengambil bahan pustaka yang

22 Aulia Paramita Dewi, ‘Analisis Layanan Perpustakaan Keliling Badan Arsip Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah’, Jurnal Imu Perpustakaan, Vol.4 (2015).

23 Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Dan Manajemen Tata Kerja, h.

169.

(40)

25 diperlukan oleh pemakai jasa perpustakaan keliling.24

b. Para pengunjung meminta bahan pustaka yang dibutuhkan kepada petugas layanan perpustakaan keliling. Petugas tersebut mencari dan mengambil koleksi di rak dan menyerahkan kepada yang bersangkutan. Dalam sistem tertutup ini, peminjam tidak boleh mengambil sendiri bahan dari tempatnya.

Pengunjung tidak diperbolehkan masuk kedalam mobil perpustakaan keliling sehingga pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan keliling.

5. Tempat Layanan Perpustakaan Keliling

Tempat layanan perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya di unit keliling saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat tergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh masing- masing perpustakaan keliling yang bersangkutan, tempat layanan dapat saja dilakukan diruang khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat, seperti balai desa, sekolah, pos RT/RW, atau lapangan terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursi baca yang diatur dan ditata rapi dan menarik agar pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling.25

24 Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Dan Manajemen Tata Kerja, h.

170.

25 Supriyanto, Aksentuasi Perpustakaan Dan Pustakawan, h. 127.

(41)

26 6. Sarana Perpustakaan Keliling

Sarana untuk menyelenggarakan perpustakaan keliling terdiri dari sarana pendukung sistem temu kembali informasi seperti katalog. Selain itu, ada juga perpustakaan keliling yang dilengkapi dengan perangkat komputer dan internet. Secara umum telah diketahui bahwa pengoperasian perpustakaan keliling dilakukan dengan menggunakan sarana kendaraan. Tipe kendaraan yang biasa digunakan perpustakaan keliling antara lain mobil van, bus dan semi trailer dengan ukuran panjang yang berbeda :

a Untuk tipe van, ukuran panjang keseluruhan yaitu 7 m, mobil van dengan ukuran panjang tersebut dapat membawa sekitar 1.500 - 2.000 jilid buku.

b Untuk tipe bus, ukuran panjang tersebut dapat mencapai 10 m.

mobil bus dengan ukuran panjang tersebut dapat membawa 3.000- 4.000 jilid buku.

c Untuk tipe semi trailer, ukuran panjang keseluruhan dapat mencapai 15 m. mobil semi trailer dengan ukuran panjang tersebut dapat membawa sekitar 5.000 jilid buku.26

B. Pengertian Persepsi

Persepsi tersebut dapat terbentuk oleh tingkat pengetahuan, pengalaman, serta kebutuhan pengguna terhadap jasa perpustakaan yang tersedia. Mewujudkan kepuasan pengguna bukanlah hal yang mudah

26 Supriyanto, Aksentuasi Perpustakaan Dan Pustakawan, h. 128.

(42)

27 dilakukan karena kepuasan pengguna sulit diukur dan memerlukan perhatian yang khusus.27

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalah bahwa persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.28

Sejalan dengan itu Morris berpendapat bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti dari stimulus yang ditangkap indera, Persepsi sebagai suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera-indera mereka agar memberikan makna bagi mereka.29

Jalaludin Rakhmat mendefinisikan persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan dan memberikan makna pada stimulasi indrawi (sensory stimuli).30

Di perpustakaan atau suatu lembaga informasi proses persepsi timbul dan mempengaruhi pengguna dalam mengakses informasi yang

27 Sutardji and sri ismi Maulidyahh, ‘Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Pada Kepuasan Pengguna Perpustakaan : Studi Kasus Di Perpustakaan Balai Penelitian Tanaman’, Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.25 (2006).

28 Halimah Andi, ‘Persepsi Pada Bystander Terhadap Intensitas Bullying Pada Siswa SMP’, Jurnal Psikologi Vol.42 (2015), h. 129.

29 Nina Ariani Martini dan Ida Farida, Materi Pokok Psikologi Perpustakaan Cet. 1 (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 4.3.

30 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 51.

(43)

28 meliputi koleksi, layanan, fasilitas fisik, sumber daya manusia, dan fasilitas tekhnologi informasi yang ada. Jadi persepsi merupakan suatu proses penilaian terhadap sesuatu melalui tangkapan indera manusia.

1. Pengelompokkan Persepsi

Secara garis besar persepsi dibedakan dalam dua jenis, yaitu persepsi mengenai benda atau persepsi sosial. Yang membedakan dalam persepsi benda, objek stimulusnya merupakan suatu hal atau benda yang nyata dan dapat kita raba, dapat dirasakan dan diindera secara langsung. Unsur perantaranya terbatas seperti gelombang udara, gelombang cahaya, suhu dan gerakan lain, dan umumnya merupakan gejala fisik. Sedangkan persepsi sosial bisa terjadi karena kontak secara tidak langsung, seperti melalui cerita atau apa yang kita dengar dari orang lain. Persepsi sosial stimulusnya tidak dapat kita raba, dirasakan, dan hanya dapat ditangkap melalui penginderaan terhadap sejumlah petunjuk misalnya emosi, motif, sikap dan lainnya.31

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi

a. Faktor Eksternal (Stimulus)

Ada beberapa hal yang terdapat dalam stimulus yang dapat mengarahkan perhatian kita yaitu:

1) Intensits/ukuran: Benda-benda yang ukurannya besar cenderung

31 Azmi Nur Widya, ‘Persepsi Pemustaka Tentang Sikap Pustakawan Pada Layanan Sirkulasi Di Perpustakaan Daerah Jepara’, Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.2 (2013).

(44)

29 lebih kita perhatikan

2) Kontras/sesuatu yang baru (Novelty): Sesuatu yang berbeda dari yang lainnya atau sesuatu yang baru akan cenderung lebih diperhatikan

3) Repetisi/frekuensi: Sesuatu yang sering muncul/ berulang-ulang lebih kita perhatikan

4) Gerakan: Sesuatu yang bergerak akan lebih kita perhatiakan dari pada benda yang diam.

b. Faktor Internal (Individu yang mempengaruhi Persepsi)

Selain faktor yang ada dalam diri individu, perhatian juga dapat diarahkan oleh faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang mempersepsi (respector). Faktor-faktor itu adalah:

1) Kebutuhan: Orang akan memperhatikan hal-hal yang akan memuaskan kebutuhannya

2) Minat: Orang akan memperhatikan hal-hal yang disukainya.

3) Set: Set adalah harapan seseorang akan rangsang/stimulus yang timbul. Set menyangkut kesiapan seseorang untuk berespons terhadap suatu stimulus tertentu.32

c. Aspek aspek Persepsi

Aspek –aspek persepsi menurut Walgito, yaitu:

1) Kognisi: Aspek ini berhubungan dengan pengenalan akan

32 Nina Ariani Martini dan Ida Farida, Materi Pokok Psikologi Perpustakaan cet.1, h. 4.5- 4.6

(45)

30 objek, peristiwa, hubungan yang diperoleh karena diterimanya suatu rangsangan. Aspek ini menyangkut pengharapan, cara mendapatkan pengetahuan atau cara berpikir dan pengalaman masa lalu. Individu dalam mempersepsikan sesuatu dapat dilatarbelakangi oleh adanya aspek kognisi yaitu pandangan individu terhadap sesuatu berdasarkan pengalaman yang pernah didengar atau dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Afeksi: Berhubungan dengan emosi. Aspek ini menyangkut pengorganisasian suatu rangsang. Artinya rangsang yang diterima akan dibedakan dan dikelompokkan kedalam emosi seseorang. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa berdasarkan pada emosi individu tersebut. Hal ini karena adanya pendidikan moral dan etika yang didapatkannya sejak kecil yang akhirnya melandasi individu dalam memandang sesuatu.

3) Konasi: Berhubungan dengan kemauan aspek ini menyangkut pengorganisasian dan penafsiran suatu rangsang yang menyebabkan individu bersikap dan berperilaku sesuai dengan rangsang yang ditafsirkan.33

33 Walgito, Psikologi Sosial : Suatu Pengantar (Yogyakarta: Andi, 2003), h. 50.

(46)

31 D. Pengertian Pemustaka

Istilah pengguna perpustakaan atau pemakai perpustakaan lebih dahulu digunakan sebelum istilah pemustaka muncul. Menurut Sulistyo- Basuki pengguna perpustakaan adalah orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan data primer atau menghendaki penelusuran bibiliografi.34 Sedangkan menurut Sutarno mendefinisikan pemakai perpustakaan ialah orang atau kelompok masyarakat yang memakai dan memanfaatkan layanan perpustakaan, baik anggota maupun bukan anggota. Dalam pengertian, semua anggota masyarakat memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama untuk menggunakan perpustakaan, namun perpustakaan di bawah lembaga tertentu, mendefinisikan pengguna sesuai dengan misi dan tujuan masing- masing.35

Setelah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan disahkan, istilah pengguna atau pemakai perpustakaan diubah menjadi pemustaka, dimana pengertian pemustaka menurut UU no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 9 ialah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.36 Sedangkan menurut Suwarno pemustaka ialah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan, baik koleksi maupun buku (bahan pustaka

34 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 199.

35 Sutarno NS. Mengenal Perpustakaan, h.145.

36 Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. (Jakarta: Depdiknas).

(47)

32 maupun fasilitas lainnya). Ada berbagai jenis pemustaka seperti pelajar, mahasiswa, guru, dosen, karyawan dan masyarakat umum, tergantung dengan jenis perpustakaan tersebut.37 Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemustaka ialah pengguna perpustakaan, baik perseorangan maupun kelompok yang memanfaatkan layanan, fasilitas dan koleksi yang tersedia di perpustakaan.

E. Kerangka Pemikian

Dari skema tersebut, kerangka berfikir dapat dijelaskan sebagai berikut: Persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten mencakup tiga aspek yaitu pustakawan, koleksi, layanan pemustaka.

37 Djohan Zohra, ‘Persepsi Pemustaka Tentang Pelayanan Koleksi Khusus Karya Ilmiah Di Perpustakaan Universitas Hasanudin’, Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.14 (2015).

Persepsi Pemustaka

Pustakawan

Koleksi

Layanan Pemustaka Perpustakaan Keliling

DPK Banten

(48)

33 F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu.

Penelitian tentang perpustakaan keliling sebelumnya telah dilakukan oleh Tina Noviyanti yang berjudul Layanan Perpustakaan Keliling Kotamadya Jakarta Timur memberi kesimpulan Perpustakaan Keliling Jakarta Timur belum dapat menjangkau masyarakat penggunanya secara keseluruhan karena sebagian besar penggunanya adalah pelajar. Perpustakaan keliling belum dapat menyediakan koleksi yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya secara optimal. Perpustakaan keliling belum menyediakan jenis layanan peminjaman koleksi.38

Skripsi Fahmi Basa yang berjudul Peran Pustakawan Terhadap Pengembangan Perpustakaan Keliling Pada Perpustakaan Umum Kota Tangerang memberi kesimpulan pustakawan mempunyai peran yang cukup signifikan terhadap perkembangan perpustakaan keliling, baik dari pengajuan anggaran, pengadaan perlengkapan, layanan serta dalam hal promosi.

Perpustakaan keliling yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Kota Tangerang

38 Tina Noviyanti, Layanan Perpustakaan Madya Kota Jakarta Timur (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

(49)

34 sampai akhir 2007 mencapai 34.281 koleksi yang awal berdirinya perpustakaan keliling tidak terinvetarisasi secara pasti. Kendala yang dialami oleh pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan keliling kota Tangerang secara garis besar adalah kurangnya dana yang diberikan khusus untuk pengelolaan perpustakaan keliling, serta terhambatnya sistem birokrasi yang berbelit-belit.39

39 Muhammad Fahmi, Peran Pustakawan Terhadap Pengembangan Perpustakaan Keliling Pada Perpustakaan Umum Kota Tangerang (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

(50)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena.40 Pengguna metode penelitian dimaksudkan untuk menemukan data yang valid, akurat, signifikan dengan permasalah, sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti.

Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Prasetya Irawan, penelitian kuantitatif adalah:

―Analisis yang dilakukan terhadap data yang berbentuk angka, baik angka yang berupa representasi dari suatu kuantita (kuantitas murni) maupun angka yang merupakan hasil dari konversi data kualitatif (yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan).‖ 41

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan keliling Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten yang dijelaskan sesuai dengan gejala atau keadaan seperti apa adanya.

40 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 42.

41 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60.

(51)

36 B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Muslich Ansori menyatakan bahwa: ―Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdisi atas objek (benda) / subjek (orang) yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian di tarik kesimpulan.‖ Populasi dalam penelitian ini ialah pemustaka yang menggunakan layanan perpustakaan keliling DPK Provinsi Banten. Berdasarkan data yang didapatkan dari pustakawan bahwa pada tanggal 15 oktober 2017 adalah 122 orang.

2. Sampel adalah wakil dari populasi yang mewakili daftar aktual elemen-elemen yang mungkin dalam populasi.42 Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu. Adapun syarat-syarat yang haru dipenuhi dalam menentukan sampel berdarsakan tujuan tertentu yaitu:

a Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi tertentu.

b Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat

42 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 39.

(52)

37 pada populasi.

c Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam pendahuluan.43

Menurut Arikunto, apabila subyeknya kurang dari 100 diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Sedangkan bila tingkat populasi lebih dari 100 orang, maka dapat di ambil 10-15

% atau 20-25 %.44 Maka dalam hal ini peneliti akan mengambil sampel sebanyak 25% dari jumlah keseluruhan pemustaka yang menggunakan layanan perpustakaan keliling, 25%x122 diperoleh hasil 30,5. Untuk memudahkan perhitungan hasil penelitian, penulis membulatkan sampel tersebut menjadi 30 orang. Penulis memberikan kuesioner langsung kepada pemustaka yang menggunakan layanan perpustakaan keliling pada saat penelitian. Responden dipilih atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu (purposive sampling), sampling yang dipilih sebagai responden berjumlah 30 orang pemustaka yang menggunakan layanan perpustakaan keliling lebih dari 5 kali (30 orang tersebut terdiri dari 13 orang berprofesi umum, 11 orang berprofesi pelajar/mahasiswa dan 6 orang berprofesi PNS), penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner dan wawancara kepada pemustaka, pada penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menggunakan data primer

43 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010) , h. 33

44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h. 39.

(53)

38 yaitu pengambilan data yang dilakukan secara langsung dari sumbernya, cara yang digunakan untuk memperoleh data primer yakni menggunakan teknik studi pustaka, kuesioner dan observasi.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini yaitu penyebaran kuesioner yang diberikan kepada pemustaka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan data melalui bahan pustaka yang dijadikan sebagai sumber informasi dan dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.

b Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner diberikan kepada responden yaitu pemustaka untuk mengetahui persepsi terhadap layanan perpustakaan keliling di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.

(54)

39 c Observasi

Observasi pengamatan untuk meneliti langsung keadaan perpustakaan keliling DPK Banten. Pengamatan tentang pengguna perpustakaan, yang kemudian akan dijadikan responden dan akan menghasilkan sampel penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Manfaat dari data sekunder yaitu untuk melengkapi data-data yang sesuai dengan penelitian. Data sekunder penulis peroleh dari jurnal, laporan, karya tulis ilmiah dan majalah.

D. Teknik Analisis Data

Data yang telah dihitung persentasenya kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Skala likert paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi responden terhadap suatu objek.

Untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata- kata sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, sangat tidak baik.

Agar dapat mengetahui penilaian responden terhadap suatu objek, maka skor-skor akan dijumlahkan kemudian dicari skor rata-rata tersebut. Skor rata-rata adalah hasil dari penjumlahan skor dari tiap skala yang dikalikan

Gambar

Gambar 4.1   Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi  Banten……………………………………………………………44
Tabel 3.1   Item-Total Statistics Scale Mean if  Item Deleted  Scale Variance if Item Deleted  Corrected  Item-Total Correlation  Cronbach's  Alpha if Item Deleted  VAR00001  74.4667  50.200  .855  .880  VAR00002  74.4667  55.400  .920  .880  VAR00003  74.
Tabel 3.4  Reliability Statistics
Tabel  di  bawah  ini  merupakan  tabel  yang  berisikan  data  mengenai  jenis  kelamin  responden  yaitu  laki-laki  atau  perempuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian dan menganalisa data, hasil penelitian menunjukkan bahwa respon masyarakat Gampong Pulo Siblah Mou Helsinki terhadap adalah sangat

Lapisan Aspal Beton (laston) adalah suatu lapisan konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dengan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi yang ideal antara resin dan serbuk kayu akasia sehingga didapatkan sifat mekanik berupa kekuatan tarik dan kekerasan

yang digunakan oleh guru agar penerapan metode tersebut dapat berjalan.. dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan gum arab dan pektin sebagai penstabil memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada kadar serat kasar dan nilai hedonik warna,

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam penanganan kasus tindak pidana korupsi upaya yang dilakukan antara lain dengan (1) mempersiapkan Jaksa penyidik

(2) Perjalanan dinas dalam daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah perjalanan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dinas ke satuan

Konsep Laporan Keuangan Benar dan Wajar Sesuai Aturan yang Telah di Audit Berdasar Standar Audit Nasional yang Tidak Bertentangan Dengan Prinsip Syariah.