• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. persoalan atau pandangan/wawasan kedepan. Sedangkan secara terminology merumuskan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. persoalan atau pandangan/wawasan kedepan. Sedangkan secara terminology merumuskan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi II.1.1 Pengertian Televisi

Dilihat dari segi bahasa (etimologi) televise berasal dari kata “tele” dan “visi”.

Tele berarti bentuk jarak jauh, sedangkan visi berarti kemampuan untuk melihat pada inti persoalan atau pandangan/wawasan kedepan. Sedangkan secara terminology merumuskan bahwa televisi adalah system penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. (Gunawan, Endri, 2005:17)

Adapun definisi siaran televisi adalah pemancaran sinyal listik yang membawa muatan gambar proyeksi yang berbentuk melalui pendekatan system lensa suara.

(Morissan, 2008: 2)

Selanjutnya disebut kan pula bahwa televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi yang menyampaikan pesan dalam bentuk audio visual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan sangat tinggi untuk memengaruhi mental, polapikir, dan tindak individu. (Baksin, Askurifai, 2006: 16)

II.1.2 Fungsi Televisi Sebagai Media Pendidikan

Media televisi merupakan media yang tepat bagi pendidikan dalam rangka pengalihan ilmu-ilmu pengetahuan, dapat kita saksikan melalui acara-acara tertentu yang disiarkan secara teratur berupa mata pelajaran, acara tersebut bertujuan untuk mendidik penonton dan disiarkan secara berkesinambungan. Disamping itu stasiun televisi juga

(2)

menyiakan berbagaiacara yang emplisit, mengandung pendidikan seperti: sandiwara, ceramah agama, dan sebagainya.

Makna pendidikan meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi dapat menyiarkan acara atau program tertentu secara teratur. Dengan adanya televisi sebagai pendidikan merupakan salahsatu fungsinya sebagai media komunikasi massa, Dimana komunikasi massa (televisi) berfungsi sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat.( Gunawan, Endri, 2005:21)

Upaya mempelajari televisi menjadi sangat penting dalam upaya memahami tatanan signifikasi zaman modern. Televisi telah menciptakan satu bentuk melek huruf sendiri yang memberikan informasi kepada dan melibatkan banyak orang lebih banyak dari pada yang biasadilakukan medium lainnya didalam sejarah manusia. (Danesi, Marcel, 2010:165)

Adapun televisi sebagai media pengajaran mengandung beberapa keuntungan yatu:

1. Bersifat langsung dan nyata, sertadapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.

2. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau

3. Dapat mempertunjukan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.

4. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat 5. Menarik minat anak

6. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah (yudhi mundhi, 2013:141-142)

(3)

Dengan adanya program pendidikan luar sekolah dan kebudayaan dapat mengembangkan program televise dalam rangka pendidikan seumur hidup. (Miarso, Yusufhadi, 1986:184)

TVE (Televisi Edukasi) adalah sebuah stasiun televisi di Indonesia. Stasiun televisi ini khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.

Televisi pendidikan atau yang lebih di kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE). TVE merupakan siaran televisi yang memfokuskan diri pada siaran pendidikan.

Di mana di dalamnya terdapat program – program yang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Dengan adanya TVE maka di harapkan proses pemerataan pendidikan di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dari sebelumnya. TVE memiliki visi menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Dengan misi menyiarkan program yang mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan kebijakan - kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar. Dan bertujuan untuk memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE adalah Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat. 1

II.1.3 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

Televisi sebagai media massa memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai media penerang, pendidik, dan hiburan. Walaupun kebanyakan orang membeli televisi dengan tujuan untuk mendapat hiburan melalui acara yang ditayangkan, namun mereka tetap mengharapkan didalam hiburan tersebut terdapat unsur pendidikan.

1Hdagama.wordpress.com/2007/12/29

(4)

Dengan perkembangan teknologi komunikasi, dunia kini dirasakan seolah-olah tiada jarak.Karena peristiwa yang terjadi padahari ini dapat diterima dalam waktu yang sama melalui alat-alat komunikasi mutakhir. Televisi sebagai media informasi atau penerang ini, menurut pendapat Latief “dari segi semantik kata penerangan adalah identik dengan informasi (dalam bahasa inggris), yang berasal dari kata kerja to inform yang artinya memberitahukan atau member penerangan. (Gunawan, Endri,2005:19)

Menurut Dennis McQuail (2000), media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas, bersifat public dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. (morissan,dkk 2011: 1 )

Untuk mencapai efektivitas yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan yang menggunakan media massa, harus diketahui karakteristik dari komunikasi massa tersebut, sebagai berikut:

1. Bersifat simultan/serempak, ialah bahwa walaupun komunikan berada pada jarak satu sama lain terpisah, tetapi media massa mampu membina keserempakan kontak dengan komunikan dalam penyampaian pesannya.

2. Bersifat umum, ialah pesan yang disampaikan melalui media massa ditunjukkan kepada umum dan disamping itu juga mengenai kepentingan umum.

3. Komunikannya heterogen, sebagai konsekuensi daripada penyebaran yang teramat luas (jangkauan audiencenya), maka komunikan dari komunikasi massa terdiri dari berbagai macam, inilah menjadikan kmunikannya hetergen.

4. Berlangsung satu arah, ialah bahwa feedback yang terjadi adalah delayed feedback, berbeda dengan komunikasi tatap muka. (Widjaja, 2010: 25)

(5)

II.1.4 Fungsi Televisi Sebagai Media Hiburan

Sebagian besar media mungkin dimaksudkan sebagai hiburan, bahkan disurat kabar sekalipun mengingat banyaknya kolom, fitur dan sebagai selingan media hiburan dimaksudkan untuk member waktu istirahat dari masalah setiap hari dan mengisi waku luang. Media mengekspos budaya msa berupa seni dan musik pada berjuta-juta orang, dan sebagian orang merasa senang karena bias meningkatkan rasa dan pilihan publik dalam seni. Bagimanapun juga masih ada sebagian orang yang tidaksepaham dengan mengatakan bahwa media mendorong orang melarikan diri dari masalah, merusak kesenian, merendahkan selera publik dan menghalangi berkembangnya apresiasi terhadap seni. (Werner J.S & James W.Tankard, 2007: 388)

Televisi sebagai media komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai hiburan. Hal ini dapat disaksikan dari acara-acara yang disajikan bersifat sebagai hiburan dan kesenangan seperti: drama, tari, film, sinetron, musik, komedi, olahraga, kuis dan sebagainya. (Gunawan, Endri, 2005: 22)

Indusri film dan penyiaran sejak awal lebih dianggap sebagai media hiburan.Daya tarik hiburan lah yang membut orang berbondong-bondong kegedung bioskop atau menyimak acara televisi yang menghadirkan artis terkenal. Ini mereka lakukan untuk sejenak lepas dari kesibukan dan rutinitas, serta sejenak berkhayal.

Bagaimanapunjuga, kita perlu mnyadari bahwa telavisi sungguh seperti orang (asing) dirumah kita, yang dengan bebas (karena era globalisasi telah sedemikian memberi kebebasan padanya) mengajari kita tentang apa saja setiap saat. Bisa jadi, dirumah kita, ia lebih banyak “bangun” dari pada waktu “tidur”nya, meskipun kita tidak menontonnya. Ia

(6)

memang alat yang sangat setia karena senantisa siap menghibur dan menemani kita.

(Hidayati, Arini, 1998: 1)

II.2 Durasi Nonton TV Bagi Anak

Durasi merupakan lamanya selang waktu yang dibutuhkan individu untuk melakukan perilaku yang menjadi target. Durasi menonton tayangan televisi berarti membutuhkan waktu, lamanya selang waktu yang dibutuhkan untuk menonton sebuah tayangan televisi.

Dampak negatif yang terjadi pada anak 2.5 tahun akibat dari berlebihnya (1 jam) durasi menonton TV, antara lain adalah memburuknya kemampuan anak dalam mempelajari kosakata, mempelajari hitung-hitungan atau matematika, serta memburuknya kemampuan motor skill mereka saat mereka berusia 5 tahun. Tidak hanya itu, anak juga akan lebih susah untuk berkonsentrasi yang berarti anak akan mengalami kesulitan dalam belajar, selain itu penelitian Pagani dan kawan-kawan menunjukkan bahwa anak yang kelebihan menonton TV akan cenderung mudah untuk di-bully oleh teman sekelasnya.

Secara umum, kemampuan kognitif pada anak akan berkurang akibat dari anak terlalu banyak menonton TV. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan anak yang menyangkut perkembangan cara berpikir seorang anak dalam menerima dan mengelola informasi atau pengetahuan yang diterimanya. Kecerdasan seorang anak tergantung dari perkembangan kemampuan kognitifnya.

Hasil yang ditunjukkan oleh penelitian Pagani mengenai bahaya TV bagi perkembangan anak (toddler) sebenarnya juga telah diperlihatkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian oleh Lillard dan Peterson (2011) menunjukkan bahwa menonton acara kartun walau hanya 9 menit akan langsung menimbulkan dampak negatif pada anak 4 tahun. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Zimmerman dan rekannya (2007)

(7)

menemukan bahwa anak 3 tahun yang menonton program TV non-edukasi akan mengalami masalah gangguan konsentrasi pada saat mereka berusia 4-5 tahun. 3 tahun pertama dalam kehidupan seseorang merupakan periode yang sangat kritis bagi perkembangan otaknya.

Banyak orang tua yang seringkali mengabaikan fakta penting tersebut. Menurut para ahli, sebaiknya TV dihindari untuk anak yang berusia kurang dari 3 tahun, sedangkan bagi mereka yang telah berusia lebih dari 3 tahun sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih program yang ditonton buah hatinya, namun harus tetap diingat (rekomendasi AAP) bahwa anak hanya menonton TV tidak lebih dari 2 jam per hari.2

II.3 Makna Televisi Bagi Anak

Kebanyakan aktifitas menonton berawal dari sebuah kebutuhan akan informasi yang kemudian berpola dan menjadi semacam ritual keseharian. Aktifitas menonton televisi adalah suatu proses yang rumit, terjadi dalam praktek domestik, yang hanya dapat dipahami dalam konteks kehidupan sehari-hari. Kini, menonton TV telah menjadi salah satu aktifitas keseharian yang paling digemari dikalangan anak-anak. Televisi mempunyai tempat dan daya tarik tersendiri bagi mereka. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa rata-rata anak usia sekolah dasar menonton televisi antara 30 hingga 35 jam setiap minggu. Artinya seorang anak menghabiskan waktunya didepan televisi sekitar 5 sampai 6 jam setiap harinya.

Pendek kata, praktik menonton televisi sudah menjadi praktik rutin dalam kehidupan sehari-hari yang mana hampir setiap hari anak-anak memiliki waktu tersendiri untuk menonton program televisi. Menonton televisi dapat dikatakan sebagai proses

2 http://informasitips.com/menonton-televisi-berlebihan-memang-berbahaya-bagi-anak

(8)

sosialisasi yang terjadi pada anak-anak. Masa anak-anak adalah suatu tahapan pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan seseorang dimana pada masa itu mengalami suatu proses perubahan baik secara fisik maupun psikis.3

II.4 Meninjau Media Televisi

II.4.1 Mengapa Anak Akrab Dengan Media Televisi?

Keberadaan medi massa televisi, pada dasawarsa terakhir ini, memang semakin menarik perhatian masyarakat. Munculnya siaran-siaran televisi “komersial”

swasta,semakin menyemarakan dunia pertelevisian. Dan termasuk yang memenuhi didalamnya adalah aneka siaran produk luar negeri.

Bagi anak, kehadiran televisi ini selain bisa dijadikan sebagai alat bermain, juga sebagai salah satu teman yang setia ketika anak merasa kesepian atau tidak punya kegiatan.

Adanya motif pada anak mengapa menonton televisi ini, dapat dijadikan dasar, bahwa anak telah menentukan salah satu pilihannya yang paling disenangi. Dan anak puas dengan pilihan ini. Hal ini lah yang menjadikan televisi popular dimata anak-anak.

Popular dalam artian, bahwa televisi menjadi semakin akrab dengan anak-anak, bahkan sampai sekarang ini anak belum menemukan sesuatu yang dianggap cukup memuaskan selain televisi. Dari televisi, anak bisa menemukan banyak hal seperti musik drama, film, kuis, berita, dan acara-acara lainnya.

Tentu saja, tingkat kepopuleran televisi ini bagi masing-masing anak berbeda.

Artinya, daya tarik televisi sangat berbeda-beda pada masing-masing anak, dan biasanya

3 www.academia.edu/484295/KAJIAN_KRITIS_PRAKTIK_ANAK_MENONTON_TELEVISI

(9)

sesuai dengan tingkat usia. Hal ini terlihat dari kesuksesan mereka terhadap acara-acara siaran tertentu. (Hidayati, Arini,1998:74-77)

Perbedaan yang lain, terletak pada jumlah jam yang digunakan untuk menonton televisi. Pada kenyataanya, anak-anak rata-rata menghabiskan waktu lebih dari tiga jam duduk di depan layar televisi, padahal porsi tayangan khusus anak-anak biasanya tayang sekitar dua jam pada sore harinya karena setiap pagi jam tayang acara anak-anak selalu berbenturan dengan jam sekolah. Dari sini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa anak- anak menonton televisi lebih lama dari porsi tayangan anak-anak yang mereka tonton tiap harinya kecuali full day for kids, hari Minggu. Jadi jam selebihya dalam menonton televisi digunakan untuk tayangan lain yang mungkin mereka pilih dengan kurang selektif. 4 II.4.2 Apa Yang Diberikan Televisi Pada Anak ?

Keberadaan televise bisadikatakan sedikit banyak merubah kehidupan seseorang, tak terkecuali seorang anak. Menurut McLuhan, bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. Kehadirannya secara fisik, oleh Djalaludin Rakhmat, dikatakan telah membawa kita pada perubahan jadwal waktu kita. Seperti dijelaskan dalam hasil Greenberg, bahwa anak punya motivasi dalam menonton televisi. Motivasi inilah yang pada akhirnya akan mengarahkan anak pada bagaimana ia menggunakan televisi, bagaimana ia memilih acara,, sejauh mana ia bisa menyerap dan mengikuti acara-acara tersebut, dan sebagainya.

Dalam batas-batas tertentu, media massa, khususnya televisi, mempunyai pengaruh terhadap proses perkembangan sosial anak, diantaranya yaitu:

1. Siaran televisi bisa menumbuhkan keinginan untuk memperoleh pengetahuan.

2. Pengaruh pada cara berbicara.

4Hdagama.wordpress.com/2007/12/29

(10)

3. Pengaruh pada penambahan kosa kata.

4. Televisi berpengaruh pada bentuk permainan

5. Televisi memberikan berbagai pengetahuan yang tidak dapat diperoleh dari lingkungan sekitar atau orang lain. (Hidayati, Arini,1998:81-86).

II.4.3 Bagaimana Menciptakan Keseimbangan?

Dalam hal ini, peran orang tua memang sangat besar. Orangtua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Pada orangtua, anak pertama kali belajar dan menaruh kepercayaan. Kesempatan ini harus digunakan dengan sebaik-baiknya dan sebanyak- banyaknya untuk menanamkan segala hal tentang dasar-dasar kebaikan, sebelum anak terpengaruh oleh lingkungan, teman, orang lain atau televisi. Orangtua lah yang harus memetakan langkah-langkah yang harus diambil oleh anak, memberikan sikap yang baik, termasuk memilihkan acara-acara yang “bergizi” bagi pola perkembangan social dan perkembangan lainnya.

Menurut Milton Chen (Hidayati,Arini,1998:88-90) dalam hal ini sangat mementingkan keberadaan orang tua sebagai pembimbing utama anak. Beberapa saran yang ia kemukakan antara lain, bahwa kita perlu memperhatikan anak-anak menonton dan belajar dari TV, menyeleksi program-program, menghidupkan hanya pada acara-acara tertentu, melakukan diet TV, mengajari anak untuk mengkritisi dari acara sampai iklan, dan tentunya orangtua pun harus tahu banyak mengenai acara apa saja yang berkaitan dengan anak. Semua itu memang ditujukan untuk menuju pada menjadi “konsumen TV yang lebih bijaksana”, tanpa membuang TV. (Hidayati,Arini,1998:88-90)

Zaman sekarang, televisi sudah menjadi kebutuhan primer, karena kehadirannya sangatlah di butuhkan. Sebuah televisi merupakan sarana hiburan, dahulu bila kita ingin

(11)

menonton TV kita harus membayar iuran ke pihak stasiun TV tersebut, namun sekarang kita dapat menonton beragam acara TV secara gratis.

Perkembangan acara Televisi terus meningkat, terbukti dari lahirnya berbagai acara baru yg tentunya menarik untuk di tonton bersama keluarga.Sekilas, kehadiran televisi sangatlah membantu masyarakat bila kita lihat di sisi hiburannya.

Namun, Anda juga harus mewaspadai adanya pengaruh buruk televisi, terutama bagi anak kecil dan remaja.Televisi memiliki dampak positif maupun negatifnya menurut beberapa peneliti.

Televisi selain cenderung mempunyai banyak pengaruh negatif namun televisi juga mempunyai beberapa dampak positifnya.

Berikut dampak positifnya :

1. Televisi selalu menyajikan berita up to date, yg tentunya membuat sobat tidak akan ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada sobat secara cepat.

2. Beberapa penelitian mengatakan, bahwa seorang anak yg sering menonton televisi memiliki wawasan yg lebih luas di banding anak-anak yg tidak menonton tv. Teori itu sangat lah masuk akal, karena banyak sekali stasiun televisi menggarap tema edukatif seperti menyiarkan film dokumenter sejarah, flora fauna, sain dan lain sebagainya, 3. Sobat bisa menyegarkan otak dengan menonton beragam tayangan hiburan yang

disajikan oleh stasiun televisi. Mulai dari acara kuis, film, sinetron, atau hiburan- hiburan yang lain. Yang paling dirasakan adalah ketika ada gelaran olah raga skala internasional seperti World Cup atau Euro Cup, kita tak perlu pergi jauh-jauh ke luar

(12)

negeri untuk melihat langsung pertandingan sepak bola, cukup nonton tv saja dari rumah, toh disiarkan secara langsung yang pasti gratis tanpa perlu keluar uang5

II.5 Tinjauan Teori

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teori kognitif sosial. Ditengah pertarungan antara pandangan yang menyatakan bahwa media massa membeikan pengaruh besar pada perilaku individu ataupun sebaliknya, yang menyatakan media massa memberikan efek terbatas akan munculnya teori kognitif sosial.

Istilah kognitif berasal dari kata cognition yang padanan katanya knowing, artinya mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah prilehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976 dalam Muhibbin Syah, 1996:65). Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain atau ranah psikologis manusia yang meliputi setiap mental dan berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan, dan keyakinan.

(Gumiandari, Septi, 2010: 119)

Berbeda dengn teori-teori psikoanalisis, yang menekankan pentingnya pikiran- pikiran tidak sadar anak-anak. Teoi-teori kognitif menekankan pikiran-pikiran sadar mereka. Teori kognitf didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupkan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Dengan kemampuan kognitif ini, maka anak dipandang sebagai individu yang secara aktif membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia. (Desmita, 2010: 45-46)

Teori kognitif sosial memiliki argumentasi bahwa manusia meniru perilaku yang dilihatnya, dan proses peniruan ini terjadi melalui dua cara, yaitu imitasi dan identifikasi.

5 http://newsland.heck.in/dampak-positif-dan-negatif-menonton-tv.xhtml

(13)

Imitasi adalah replikasi atau peniruan secara langsung dari perilaku yang diamati, seperti seorang anak kecil yang menonton film kartun Tom and Jerry, menyaksikan si kucing Tom memukul si tikus Jerry dengan menggunakan tongkat dan kemudian si anak menirunya dengan memukul kakaknya dengan tongkat.

Identifikasi merupakan perilaku meniru yang bersifat khusus yang mana pengamat tidak meniru secara persis sama apa yang dilihatnya, namun membuatnya menjadi lebih umum dengan memiliki tanggapan yang berhubungan. Misal, anak kecil yang menonton film kartun Tom and Jerry tadi tidak memukul dengan tongkat, tetapi menyiram kakaknya dengan seember air.

Teori kognitif sosial menjelaskan pemikiran dan tindakan manusia sebagai proses dari apa yang dinamakan dengan tiga penyebab timbal balik. Ketiga timbal balik itu adalah perilaku, karakteristik personal seperti kualitas kognitif dan biologis (missal tingkat kecerdasan atau IQ, jenis kelamin, tinggi badan atau ras), faktor lingkungan atau peristiwa.

II.5.1 Sifat Manusia

Manusia memiliki kemampuan untuk belajar, namun beberapa sifat kognitif yang berbeda menjadikan manusia berbeda satu dengan yang lainnya. Teori kognitif sosial memberikan penekanan pada pentingnya karakteristik atau sifat manusia yang unik, yang terdiri atas empat sifat, yaitu:

1. Simbolisasi

Komunikasi antarmanusia didasarkan atas suatu system dari makna bersama yang dikenal sebagai bahasa yang tersusun dari berbagai macam symbol. Berbagai symbol itu terjadi pada lebih dari satu level konseptual. Huruf ( level pertama) adalah symbol yang

(14)

digunakan untuk membangun kata (level kedua) dan beberapa kata berfungsi sebagai symbol untuk menunjukan objek, pemikiran atau gagasan tertentu (level ketiga). Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan atau kapasitas untuk memahami dan menggunakan berbagai symbol yang memungkinkan manusia untuk menyimpan,memproses dan mentransformasikan pengalaman keberbagai model kognitif yang akan memandu mereka dalam melakukan berbagai tindakan atau membuat keputusan dimasa depan.

2. Pengaturan Diri

Kemampuan mengatur diri sendiri mencakup konsep-konsep seperti motivasi dan evaluasi. Manusia memiliki kemampuan untuk memotivasi diri mereka untuk mencapai tujuan tetentu. Mereka memiliki kemampuan untuk mengevaluasi perilaku mereka sendiri sehingga dengan demikian, perilaku bersifat mengarahkan diri dan mengatur diri.

3. Koreksi Diri

Kemampuan untuk bercermin atau melakukan refleksi terhadap diri sendiri melibatkan proses verifikasi pikiran, yaitu kemampuan orang untuk melakukan koreksi diri terhadap diri guna memastikan pemikirannya benar. Bandra mengemukakan empat cara berbeda dalam melakukan korekasi diri sendiri, yaitu:

Penyesuaian. Dalam cara yang disebut penyesuaian, seseorang menilai kesesuaian antara pemikiran hasil tindakannya. Misalnya, seorang anak laki-laki penggemar tayangan sepak bola ditelevisi merasa dirinya memiliki potensi untuk menjadi pemain sepak bola terkenal, tetapi setelah ia bergabung dengan sebuah klub bola untuk berlatih bola, pelatihnya mengatakan bahwa ia tidak memiliki bakat menjadi pemain bola, pelatihnya menyarankannya agar ia sebaiknya fokus pada sekolahnya

(15)

dan melupakan cita-citanya menjadi bintang sepak bola. Dalam contoh ini, tindakan anak lelaki itu (

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan kondisi ekonomi rumah tangga yang terlibat langsung dalam aktivitas perekonomian di lokasi wisata. responden yang ditemui peneliti rata – rata

Hasil dari penelitian ini menunjukan: adanya faktor instrinsik dan ekstrinsik seperti ajakan teman untuk membolos dan pikiran irasional peserta didik yang merasa

Tata aturan operator selam ini telah disetujui dan disahkan oleh Dinas Pariwisata, Raja Ampat, supaya Anda dapat mengoperasikan kapal secara aman dan ramah lingkungan

Vendor harus dapat menunjukkan surat penunjukan sebagai distributor tunggal produknya-nya di Indonesia, yang dikeluarkan oleh pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Hasil kajian kelayakan teknis menunjukkan bahwa potensi bitumen padat sebagai bahan baku BBM sintetis akan menghasilkan perolehan minyak yang lebih tinggi jika umpan yang

Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pertama penyuluhan guna meningkatkan pemahaman remaja. Pada tahap pertama dilakukan dengan metode