22 BAB III
C. METODE PENELITIAN
C.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian asosiatif dan pendekatan yang dipakai yaitu pendekatan kuantitatif, yang dapat dijelaskan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013: 13). Penelitian yang berbentuk asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh sebab akibat variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2013: 5). Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh good corporate governance terhadap tax avoidance pada perusahaan perbankan di BEI tahun 2016-2018
C.2. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang telah terdaftar di BEI. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 44 perusahaan. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yang berarti pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Pemilihan sampel dengan menggunakan teknik Purposive Sampling bertujuan untuk memperoleh sampel yang representatif berdasarkan kriteria tertentu.
Adapun kriteria sampel yang dikategorikan dalam penelitian ini adalah:
1. Terdaftar sebagai perusahaan perbankan di BEI tahun 2016-2018.
2. Perusahaan yang secara terus menerus melaporkan laporan keuangannya dari tahun 2016 sampai 2018.
3. Perusahaan yang menyampaikan data secara lengkap selama periode pengamatan tahun 2016-2018 berkaitan dengan dewan komisaris, kepemilikan institusional, komite audit & kepemilikan manajerial.
4. Perusahan-perusahaan yang terdaftar dan tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.
5. Perusahaan perbankan yang menyajikan laporan keuangannya dalam rupiah.
6. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode 2016-2018.
23 C.3. Jenis data dan sumber data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang listed di BEI, selama periode 2016-2018.
Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id) maupun website resmi perusahaan.
C.4.Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dokumentasi dengan melihat laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan sampel dari tahun 2016 sampai 2018. Data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), website resmi perusahaan dan dengan cara mempelajari literatur yang berkaitan dengan permasalahan penelitian baik media cetak maupun elektronik.
C.5. Pengukuran Variabel Variabel Dependent (Y)
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tax avoidance, yang diukur current effective tax rate (CETR). Current ETR dihitung dengan membandingkan pajak kini (current tax) dengan laba sebelum pajak penghasilan (pre-tax income). Pajak kini terdapat dalam Laporan Laba Rugi pada pos “manfaat (beban) pajak penghasilan” sedangkan laba perusahaan sebelum pajak terdapat pada pos “laba sebelum pajak penghasilan”. Hanlon dan Heitzman (2010) menghitung current ETR sebagai berikut :
Variabel bebas atau independent (X)
Variabel bebas atau independent adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel bebas atau dependent. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah good corporate governance yang terkait dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit dan kepemilikan manajerial.
a. Kepemilikan Institusional
Biasanya institusi menyerahkan tanggung jawab kepada devisi tertentu untuk mengelola investasi perushaaan. Keberadaan institusi yang memantau secara profesional perkembangan investasinya menyebabkan tingkat pengendalian terhadap tindakan manajemen sangat tinggi sehingga potensi
Current ETR = Pajak kini Laba sebelum pajak
24 dapat ditekan. Tingkat institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih oleh pihak investor institusional.
Kepemilikan institusional dapat diukur dengan (Bakhri, 2008)
b. Dewan Komisaris Independen
Komisaris independen didefinisikan sebagai seorang yang tidak terafiliasi dalam segala hal dengan pemegang saham pengendali, tidak memiliki hubungan afiliasi dengan direksi atau dewan komisaris serta tidak menjabat sebagai direktur pada suatu perusahaan yang terkait dengan perusahaan pemilik menurut peraturan yang dikelurkan oleh BEI Menurut Ni Nyoman dan I Ketut, (2014) Proporsi Dewan Komisaris Independen diukur dengan rasio berikut :
c. Komite Audit
Kehadiran komite audit diharapkan dapat memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern (Mayangsari: 2003). Dalam penelitian ini digunakan jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan sampel sebagai alat ukur dilakukanya corporate governance.
d. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial (Manajerial ownership) adalah kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manaejemen (Budiono, 2005). Kepemilikan manajerial diukur dengan presentase saham yang dimiliki oleh pihak manajer, dewan komisaris dan direksi perusahaan (Erni Masdupi,2005)
C.6. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis, maka analisis data ini bertujuan untuk mengetahui peran masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Sebelum melakukan analisis regresi, ada
Kepemilikan Institusional = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Proporsi Komisaris Independen = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
Kepemilikan Manajerial = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟, 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Komite Audit = Ʃ personel komite audit
25 beberapa syarat pengujian yang harus dipenuhi agar hasil olahan data benar benar menggambarkan apa yang menjadi tujuan penelitian yaitu :
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012). Menurut sugiyono (2012) pula bahwa statistik deskriptif dalam penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil dan perhitungan persentase. Dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikasi , tidak ada taraf kesalahan karena peneliti tidak membuat generalisasi. Dalam statistik deskriptif juga mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis koelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan rata-rata data sampel atau populasi (Sugiyono, 2012).
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang berguna untuk mengetahui apakah multiple regression atau medel regresi berganda layak dipakai atas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Pengujian ini meliputi :
a. Uji Normalitas Residual
Menurut Ghozali (2011:160) mengemukakan bahwa: “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal “
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent maupun independent atau keduanya terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov (KS ) dengan kriteria pengujian α = 0,05 dimana :
1.Jika sig > α berarti residual terdistribusi normal 2.Jika sig < α berarti residual tidak terdistribusi normal b. Uji Multikolonearitas
Menurut Ghozali (2011:105) mengemukakan bahwa: “ Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent (bebas). Jika
26 variabel independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel independent sama dengan nol.”
Menurut Idris (2006) multikolinearitas merupakan suatu gejala korelasi antar variable indepedent yang ditunjukan dengan korelasi signifikan antar variable independent. Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Infation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value <
0,1 atau VIF >10 maka terjadi multikolinearitas. Sebaliknya apabila tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji model regresi apakah terjadi kesamaan antara residual dari satu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya. Model regresi yang baik yaitu tidak terjadinya heteroskedastisitas hal ini bisa dilihat dari scatterplot. Menurut Hidayati &
Fidiana, (2017) dasar dalam uji heteroskedastisitas yaitu (1) jika terjadi pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur seperti melebar, menyempit atau begabung maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas.
(2) Sebaliknya jika pola terlihat tidak jelas atau titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak ada korelasi antar data berdasarkan urutan waktu. Metode yang digunakan adalah DW (Durbin Watson). Menurut Idris (2006) kriteria pengujiannya sebagai berikut:
a) Angka DW di bawah -2 maka terjadi autokorelasi positif
b) Angka DW di antara -2 sampai dengan +2 maka tidak ada autokorelasi c) Angka DW di atas +2 maka terjadi autokorelasi negatif
e. Model Regresi Linear Berganda
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:116) analisis regresi linier berganda merupakan regresi yang memiliki satu variabel dependent (Y) dan 2 atau lebih variabel independent (X). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y).
Dalam penelitian ini untuk pengujian hipotesis menggunakan multiple regression (regresi berganda). Variabel dependent dalam penelitian ini yaitu tax avoidance yang diproksikan dengan pengukuran Current effective tax rate (ETR). Sedangkan terdapat 4 variabel independent yaitu kepemilikan institusional (INST), komisaris independen (INDP), komite audit (KOMITE) dan kepemilikan manajerial (MANAJ). Persamaan regresi berganda untuk pengujian hipotesis yaitu :
Y = β0 + β1INST + β2INDP + β3KOMITE + β4MANAJ + ℮ Keterangan:
27
Y : Tax avoidance
INST : Kepemilikan institusional INDP : Komisaris independen KOMITE : Komite audit
MANAJ : Kepemilikan manajerial β0 : Konstanta persamaan regresi β1β2β3 : Koefisien regresi
℮ : Error term atau faktor pengganggu
f. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Uji koefisien determinasi merupakan uji yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependent. Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu.
Dalam uji koefisien determinasi terdapat nilai Adjusted R² yang digunakan untuk mengevaluasi mana model regresi yang terbaik jika adanya kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi yang dapat terjadi bias terhadap jumlah variabel independent. Naik turunnya nilai Adjusted R² diakibatkan apabila satu variabel independent ditambahkan ke dalam model. Jika dalam uji empiris terdapat Adjusted R² bernilai negatif maka nilai Adjusted R² dianggap bernilai nol.
b. Uji F / Kelayakan Model
Uji F atau uji kelayakan model adalah uji yang menunjukkan bahwa variabel independent atau variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent atau variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan dalam uji F dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Bila nilai signifikasi < 0,05 maka variabel independent secara bersama- sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent.
2) Bila nilai signifikasi > 0,05 maka variabel independent secara bersama- sama tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent.
c. Uji Hipotesis (Uji T)
Uji T merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari masing-masing variabel independent atau variabel bebas terhadap variabel dependent atau variabel terikat. Uji T dapat dilihat dari hasil output menggunakan SPSS dengan tingkat signifikasi 0,05. Dasar pengambilan keputusan dalam uji T dapat dijelaskan sebagai berikut:
28 1. Bila nilai signifikasi < 0,05 maka variabel independent secara
individual mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent.
2. Bila nilai signifikasi > 0,05 maka variabel independent secara individu tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent.