• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TREND PRODUKSI DAN LUAS PANEN TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG DODDY AL AQSHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TREND PRODUKSI DAN LUAS PANEN TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG DODDY AL AQSHA"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TREND PRODUKSI DAN LUAS PANEN TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG

DODDY AL AQSHA 105960209515

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(2)

ANALISIS TREND PRODUKSI DAN LUAS PANEN TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG

DODDY AL AQSHA 105960209515

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(3)
(4)
(5)

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Trend Produksi Dan Luas Panen Tanaman Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

Nama : Doddy Al Aqsha

Stambuk : 105960209515

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Hj. Nailah, M.Si.

Ketua Sidang

2. Ardi Rumallang, S.P.,M.M.

Sekertaris

3. Asriyanti Syarif, SP., M.Si.

Anggota

4. Muh. Ikmal Saleh, S.P., M.Si.

Anggota

Tanggal Lulusan: 18 Agustus 2022

(6)

ABSTRAK

DODDY AL AQSHA. 105960209515. Analisis Trend Produksi dan Luas Panen Tanaman Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Dibimbing oleh Ir. Hj. Nailah, M.Si dan Ardi Rumallang. S.P., M.M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis trend produksi dan luas panen tanaman kakao di Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang berupa data sekunder dalam bentuk data deret waktu (time series) dalam kurun waktu tahun 2011 sampai 2021. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian diperoleh bahwa jumlah luas panen selama 11 tahun sebesar 69487,40 ha dengan rata –rata luas panen setiap tahunnya sebesar 6317,04 ha, jumlah produksi sebesar 43149,20 ton selama 11 tahun dengan rata –rata produksi setiap tahunnya adalah 3922,65 ton. Analisis luas panen dan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo selama 11 tahun terakhir mengalami penurunan luas panen sebesar -153,9 ha pertahun dan produksi sebesar -381,8ton.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa luas panen dan produksi cenderung meningkat walaupun pada waktu tertentu mengalami penurunan. Berdasarkan analisis peramalan yang akan datang luas panen dan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo mengalami penurunan.

kata kunci: trend, Luas panen, Produksi, Kakao

(7)

vi ABSTARCK

DODDY AL AQSHA. 105960209515. Analysis of Production Trends and

Harvested Areas of Cocoa Crops in Marioriwawo District, Soppeng Regency.

Supervised by Ir. Hj. Nailah, M.Si and Ardi Rumallang. S.P., M.M.

This study aims to analyze the trend of production and harvested area of cocoa in Lalabata District, Soppeng Regency.

This research was conducted in the Marioriwawo District, Soppeng Regency. The research method used in this study is a quantitative method in the form of secondary data in the form of time series data from 2011 to 2021. The data analysis used in this study is simple linear regression analysis.

The results showed that the total harvested area for 11 years was 69487.40 ha with an average annual harvested area of 6317.04 ha, total production of 43149.20 tons for 11 years with an average annual production of 3922.65 tons.

Analysis of harvested area and cocoa production in Marioriwawo District for the last 11 years has decreased harvested area by -153.9 ha per year and production by -381.8tons.

The results of the study concluded that the harvested area and production tend to increase even though at certain times it decreases. Based on future forecasting analysis, the harvested area and cocoa production in Marioriwawo District have decreased.

keywords: trend, harvested area, production, cocoa

(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada Hamba-nya Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis trend produksi dan luas lahan tanaman kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd.., selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Nadir S.P.,M.Si selaku ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ir. Hj. Nailah, M.Si selaku pembimbing utama dan Ardi Rumallang. S.P., M.M., selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

4. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

5. Kepada ibunda saya tercinta, dan kakak-kakak ku tercinta dan segenap keluarga itsmeiamback yang senantiasa memberikan bantuan, baik moral maupun material

(9)

viii

6. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya Amin.

Makassar, 18 Agustus 2022

Doddy Al Aqsha

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i.

HALAMAN JUDUL………..ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iv

ABSTRAK……….v

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL……… xi

DAFTAR GAMBAR………xii

DAFTAR LAMPIRAN………xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tanaman kakao ... 7

2.2 Produksi ... 10

2.3 Luas Panen ... 13

2.4 Analisis Trend………14

2.5 Kerangka Pikir... 17

(11)

x

3.1 Lokasi dan waktu penelitian ... 19

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 19

3.3 Teknik pengumpulan data ... 19

3.4 Metode Pengumpulan data ... 20

3.5 Teknik Analisis Data ... 20

3.6 Definisi Operasional... 21

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……….……..23

4.1 Letak Geografis Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng…23 4.2 Kondisi Demografis……….25

4.3 Sarana dan Prasarana………...27

4.4 Kondisi Pertanian di Kecamatan Marioriwawo………...28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

5.1 Perkembangan Kakao di Kecamatan Marioriwawo ... 29

5.1.1 Perkembangan Luas Panen Kakao di Kecamatan Marioriwawo ... 29

5.1.2 Perkembangan Produksi Kakao di Kecamatan Marioriwawo... 30

5.2 Analisis Trend Kakao di Kecamatan Marioriwawo ... 31

5.2.1 Trend Luas Panen kakao ... 31

5.2.2 Trend Produksi Kakao ... 32

5.3 Peramalan kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 34 5.3.1 Peramalan Luas Panen... 34

5.3.2 Peramalan Produksi ... 36

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1 Kesimpulan... 40

5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 43

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Tetx Halaman 1. Produksi dan luas panen tanaman kakao di Kecamatan

Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2021………...4 2. Luas wilayah desa atau kelurahan di Kecamatan Marioriwawo

tahun 2020………24 3. Jumlah keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin di

Kecamatan Marioriwawo kabupaten soppeng………..25 4. Jumlah penduduk di Kecamatan Marioriwawo berdasarkan

tingkat umur………..26 5. Sarana Pendidikan di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten

Soppeng……….27 6. Sarana keagamaan di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten

Soppeng……….27 7. Peramalan Jumlah Luas Panen kakao di Kecamatan

Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 2031………..34 8. Peramalan Jumlah Produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo

Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031………..39

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Text Halaman 1. Kerangka Pikir Analisis Trend Pada Produksi Tanaman Kakao

di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng…………...18 2. Grafik Perkembangan Luas Areal Panen Kakao di Kecamatan

Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2021…………...29 3. Grafik Perkembangan Produksi Kakao di Kecamatan

Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2011 – 2021………..30 4. Grafik Trend Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo

Kabupaten Soppeng 2011-2021……….31 5. Grafik Trend produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo

Kabupaten Soppeng 2011-2021……….33 6. Grafik Perkembangan Peramalan Luas Panen kakao di

Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun

2022 – 2031………35 7. Grafik Trend Peramalan Luas Panen kakao di Kecamatan

Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031…………36 8. Grafik perkembangan Peramalan produksi kakao di

Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun

2022 – 2031………..38 9. Grafik Trend Peramalan produksi kakao di Kecamatan

Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031…………39

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Text Halaman 1 Peta Lokasi Penelitian………44 2 Data produksi dan luas panen tanaman kakao di Kecamatan

Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2021…………..45 3 Dokumentasi pengambilan data di Badan Pusat Statistik

Provinsi Sulawesi Selatan……….46 4 Surat Izin Peneltia………..47

(15)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peran sektor pertanian di Indonesia dalam pembangunan ekonomi sangat penting, karena sebagian besar anggota masyarakatnya menggantungkan hidup pada sektor tersebut, berdasarkan hasil studi “Indonesia Food and Agribusiness Outlook”

yang dilakukan Food and Agribusiness Research and Advisory Rabobank International (2011) menyatakan bahwa kondisi Indonesia, seperti letak

geografis dan jumlah penduduk yang besar maupun penghasil yang terbesar sejumlah komoditas, sektor pertanian indonesia akan menjadi kunci bagi pertumbuhan pangan dan agribisnis di Asia. Saat ini sektor pertanian memang mampu menyerap 45 persen penduduk Indonesia. Tetapi kontribusi sektor pertanian pada produk domestik bruto (PDB) hanya 15 persen, hal ini menunjukkan pendapatan petani masih rendah, sehingga Menteri Pertanian Suswono mengatakan sektor pertanian di Indonesia akan terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui pembangunan pertanian (Bachruddin, 2011).

Menurut Sunu dan Wartoyo (2009) langkah-langkah operasional yang harus dilakukan untuk meningkatkan keberdayaan serta kemandirian terhadap petani dalam melaksanakan usaha tani. Maka perlu dilakukan upaya peningkatan produksi perkebunan. Komoditas yang diutamakan adalah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, peluang pasar besar, dan memiliki potensi produksi tinggi serta mempunyai peluang pengembangan teknologi. Kakao merupakan salah satu komoditi perkebunan yang perlu di prioritaskan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya pertanian di Indonesia.

(16)

Kakao merupakan komoditas nasional, memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia, penyedia lapangan kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan petani, Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana dengan produksi kakao sekitar 590 ribu ton diman mendominasi pasar sekitar 6 persen (Hariyati, 2016).

Kakao juga merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalammendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan setelah karet dan minyak sawit dengan nilai sebesar US $ 701 juta (Askindo, 2002)

Menurut Soekartawi dkk (2000), usaha pertanian yang masih berorientasi pada produksi dan belum pada kebutuhan pasar merupakan salah satu kendala dalam usaha pertanian. Perencanaan usaha pertanian yang didasarkan pada perencanaan kebutuhan jarang dilakukan sehingga sering dijumpai produksi yang melimpah saat panen raya tiba. Akibatnya harga menjadi jatuh dan petani selaku produsen dirugikan. Hal ini mengindikasikan adanya faktor-faktor yang menyebabkan petani tidak dapat berproduksi secara optimal dari tingkat efisiensi pada tanaman kakao hendaknya penting diperhatikan oleh petani. Upaya peningkatan produksi tanaman kakao melalui efisiensi produksi menjadi salah

(17)

3 satupilihan yang tepat. dengan efisiensi, petani dapatmenggunakan inputproduksi sesuai dengan ketentuan untuk mendapat produksi yang optimal. Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin (Soekartawi, 2002).

Menurut Mochtar dan Darma (2011), Tingginya produksikakao dan ekspor kakao di Indonesia tidak disertai dengan tingginya harga kakao Indonesia di pasar internasional. Hal ini diakibatkan mutu biji kakao Indonesia yang relatif rendah.

Bahkan diskon harga kakao Indonesia sebesar USD 300/ton atau 10% -15% dari harga pasar. Kakao Indonesia yang mampu bersaing pada pasar Well Fermented Cocoa Beans (WFCB) hanya sekitar 2% dari total ekspor. Penyebab utamanya adalah karena sekitar 80% dari total produksi Indonesia masih belum mendapatkan penanganan pascapanen dengan baik, terutama belum dilaksanakannya proses fermentasi biji kakao selain itu beban pajak ekspor sebesar 30% relatif lebih tinggi dibandingkan pajak impor produk kakao (5%), kondisi ini menyebabkan jumlah pabrik maupun perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan biji kakao terus menyusut.Perdagangan Internasional akan meningkatkan produktivitas rata – rata seluruh industri tapi industri dengan keunggulan komperatif akan menikmati peningkatan produksi yang lebih besar (Setyari, 2017)

(18)

Data produksi dan luas panen tanaman kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng dapat di lihat pada Tabel 1

Tabel 1.Produksi dan luas panen tanaman kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2021

Tahun Produksi (ribu ton) Luas panen (hektar)

2011 3857,00 5554,60

2012 5674,00 6996,72

2013 5930,00 6997,00

2014 4429,00 7044,52

2015 4987,42 7004,52

2016 5000,03 7044,52

2017 5000,03 7044,52

2018 3024,08 6314,07

2019 1944,93 5699,07

2020 1785,25 4800,93

2021 1517,46 4986,93

Sumber Data: Badan Pusat Statistik, Kabupaten Soppeng (2021)

Berdasarkan dari table 1 dapat dilihat bahwa data jumlah produksi dan luas panen kakao 11 tahun terakhir yaitu mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2021 mengalami fluktuasi, dimana produksi kakao pada tahun 2011 sebanyak 3857,00 ton, pada tahun 2012,2013 mengalami peningkatan dari 5674,00 ton hingga 5930,00 ton, tetapi pada tahun 2014,2015 jumlah produksi menurun menjadi 4429,00ton hingga 4987,42 ton, kemudian pada tahun 2016,2017 kembali

(19)

5 mengalami kenaikan jumlah produksi sekitar 5000,03 ton, namun pada empat tahun terakhir yaitu tahun 2018,2019,2020 dan 2021 jumlah produksi kembali mengalami penurunan. Pada luas panen kakao pada tahun 2011 5554,60 hektar.

Pada tahun 2012 sampai 2018 luas panen kakao terus mengalami kenaikan dan kembali mengalami penurunan pada tiga tahun terakhir yaitu 2019,2020,2021.

Dari latar belakang yang diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk melihat Trend dan peramalan Produksi dan luas panen kakao diKecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengetahui produksi kakao pada tahun – tahun yang akan dating.

1.2.Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana trend dan peramalan luas panen serta produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui trend dan peramalan luas lahan serta produksi, tanaman kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

(20)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai : 1. Sebagai bahan informasi bagi petani agar petani petani lebih tertarik untuk

tanaman kakao.

2. Sebagai bahan referensi yang digunakan oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian ini dimasa yang akan dating.

3. Bagi instansi terkait, dapat menjadi tambahan atau masukan dalam melengkapi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pembangunan dalam sector pertanian.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kakao

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman tahunan yang termasuk dalam famili Sterculiaceae dari kelas Dicotyledoneae. Kakao berasal dari hutan tropis Amerika Tengah dan bagian Utara Amerika Selatan. Tanaman kakao pertama kali dibudidayakan oleh suku Maya dan suku Aztec (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008).

Kakao berasal dari lembah-lembah sungai perairan di hulu Sungai Amazone.

Wilayah ini merupakan pusat primer dari aneka ragam tanaman, suatu wilayah yang mempunyai banyak variasi dalam sifat-sifat morfologi maupun fisiologis. Populasi asli dari Theobroma cacao L. Perkebunan kakao di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok yaitu perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Pada perkebunan rakyat kakao ditanam dengan teknologi yang masih sederhana. Pengusahaan tanaman kakao pada perkebunan besar lebih banyak menggunakan input dan teknologi yang lebih maju. Pengembangan luas areal tanaman kakao di Sulawesi Selatan menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan berbagai upaya pemerintah untuk pengembangan perkebunan.

Tanaman kakao dapat tumbuh subur dan berbuah banyak di daerah yang memilik ketinggian 1 sampai dengan 600 mdpl. Namun, kakao dapat juga tumbuh pada ketinggian 800 mdpl. Curah hujan yang baik untuk tanaman kakao berkisar antara 1600 sampai dengan 3000 mm/tahun atau dengan rata-rata curah hujan 1500 mm/tahun yang terbagi merata sepanjang tahun. Curah hujan yang baik untuk tipe tanah berpasir curah hujan yang baik adalah 2000 mm/tahun. Suhu

(22)

sehari-hari antara 24°-28°C dan kelembaban udaranya konstan dan tinggi sepanjang tahun yaitu 80 persen baik untuk tanaman kakao. Tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah tanah yang memiliki tebal kurang lebih 90 cm, mengandung banyak humus, kadar hara tinggi dan pH tanah 6 sampai dengan 7,5 dan mengandung cukup udara dan air (Lutfiadi, Ridwan. 2010)

Kakao (Theobroma Cacao) merupakan salah satu komuditas andalan perkebunan yang berpean penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2010 Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ke dua didunia dengan produksi 844.630 ton, dibawah Negara Pantai Gading dengan produksi 1.34 ton. Volume ekspor kakao Indonesia tahun 2009 sebesar 535.240 on dengan nilai Rp.1.413.535.000 (Direktorat Jendral Prkebunan, 2010)

Kakao juga berperan penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi petani dan sumber devisa negara. Hasil tanaman kakao dapat digunakan sebagai bahan makanan, kosmetik, dan produk kesehatan. (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).

Kakao terus berkembang sebagai bahan perindustrian yang menghasilkan berbagai produk makanan, salah satunya kakao. kakaobanyak mengandung zat-zat yang dapat memberi manfaat untuk kesehatan dan kecantikan, karena kakao banyak mengandung antioksidan yaitu fenol dan flavonoid. kakao juga mengandung beberapa vitamin yang berguna bagi tubuh seperti vitmin A, B1, C, D, dan E.

Selain itu kakao juga bermanfaat untuk kecantikan, karena antioksidan dan kafein yang ada didalamnya dapat mencegah penuaan dini, maka tidak heran

(23)

9 bila saat ini berkembang lulur kakao yang sangat baik untuk kecantikan kulit ( Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).

Produksi kakao dunia sekitar 95% dipenuhi dari perkebunan dengan pengelola petani kecil. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki produksi kakao yang cukup baik. Sebanyak 1,6 juta keluarga petani di Indonesia memiliki sumber pendapatan utama dari hasil budidaya tanaman kakao (Saleh dan Jayanti, 2017).

Indonesia merupakan negara terbesar ke tiga mengisi pasokan kakao dunia yang diperkirakan mencapai 20 % bersama Negara Asia lainnya seperti Malaysia, Filipina. Sumbangan nyata dari biji kakao terhadap perekonomian Indonesia adalah dalam bentuk devisa ekspor biji kakao. Tidak kalah pentingnya tersedianya lapangan kerja bagi jutaan penduduk Indonesia dari tahap penanaman, pemeliharaan, pemanenan, industry pengolahan dan pemasaran kakao (Zainudin, 2010). Tanaman ini memegang peranan penting sebagai komoditas ekspor non migas dan memiliki prospek yang cukup cerah karena permintaan pasar di dalam dan di luar negeri semakin besar, terutama dengan berkembangnya sektor industri (Wahyudi, 2008).

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2010 Indonesia menjadi produsen Kakao terbesar didunia dengan produksi 834,615 ton, dibawah Negara Pantai Gading dengaan produksi 1,38 juta ton. Volume ekspor Kakao Indonesia tahun 2009 sebesar 522.237 ton dengan nilai Rp. 1.415.235.000 (Direktorat Jendral Perkebunan, 2010)

(24)

2.2 Produksi

Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna, yaitu kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini mencakup 8 pengertian yang luas yaitu meliputi semua aktifitas baik penciptaan barang maupun jasa-jasa. Proses penciptaan ini pada umumnya membutuhkan berbagai jenis faktor produksi yang dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Istilah faktor produksi sering pula disebut “korbanan produksi”, karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan barang-barang produksi (Soekartawi, 1990).

Produksi merupakan konsep arus (flow concept), yang dimaksud dengan konsep arus adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkatan- tingkatan output per unit periode atau waktu. Sedangkan outputnya sendiri selalu diasumsikan konstan kualitasnya. Pemakaian sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus (Miller dan Meiners, 2000).

Produksi adalah total fisik yang diperoleh produsen dalam melakukan kegiatan usahatani. Dalam memperoleh produksi yang maksimal, seorang petani akan mengalokasikan input dan faktor produksi seefisien mungkin guna tercapainya keuuntngan yang maksimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi dua, yaitu Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan maam tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan sebagainya. Yang kedua faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resio ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya (Atira, 2021)

(25)

11 Istilah produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau kapan komoditi-komoditi itu dilokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa, karena istilah komoditi memang mengacu pada barang dan jasa. Keduanya sama-sama dihasilkan dengan mengerahkan modal dan tenaga kerja. Produksi merupakan konsep arus (flow concept), maksudnya adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit periode/waktu. Sedangkan outputnya sendiri senantiasa diasumsikan konstan kualitasnya (Miller dan Meiners, 2000).

Dalamfungsi produksi faktor produksi disebut juga korbanan produksi (input) yaitu unsur-unsur produksi yang secara spesifik telah dipergunakan untuk menjadikan barang-barang baru. Barang-barang baru yang diperoleh dari proses produksi atau hasil proses produksi disebut dengan produk atau output. Fungsi produksi merupakan suatu fungsi yang menunjukan hubungan antara hasil fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input) (Soekartawi 2003)

Teori produksi mengambarkan tentang keterkaitan diantara faktor-faktor produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan. Teori produksi dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi dan tingkat produksi yang diciptakan.

Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, dan jumlah produksi disebut output. (Sukirno,2000)

(26)

Menurut Soekartawi (1993) produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor produksi usahatani yang dapat menghasilkan produksi dengan baik adalah tanah, modal, tenaga kerja, dan pengolahan atau manajemen.

1. Tanah

Di Indonesia tanah merupakan faktor produksi yang sangat penting, dimana bagian masyarakat Indonesia sumber utamanya melalui faktor produksi tanah terutama untuk pembangunan lahan pertanian. Faktor tanah memiliki peranan atau fungsi yang menonjol, tanah merupakan alat untuk memproanduktif tenaga atau seluruh anggota keluarga petani.

2. Modal

Modal adalah salah satu faktor produksi yang dapat diartiakan sebagai tanah tenaga kerja yangmerupakan investasi, sehingga modal merupakan faktor produksi yang sangat penting selain faktor produksi lainnya.

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupaka faktor produksi yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses produksi. Tenaga kerja bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tersebut tetapi dilihat dari kualitas dan macam tenaga kerja.

Penggunaan tenaga kerja dalam pertanian mempunyai arti yang sangat penting karena dengan bekerjanya faktor produksi maka faktor produksi akan memberikan fungsi dan faktor lain dalam kegiatan pertanian. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja dari keluarga petani itu sendiri karena merupakan sumbangan untuk keluarga itu sendiri pada proses produksi pertanian secara keseluruhan, usahatani juga sekali – kali membayar tenaga kerja tambahan misalnya dalam tahap

(27)

13 penggarapan tanah, baik dalam bentuk penggarapan ternak maupun tenga kerja langsung. (Mubyarto,2003).

2.3 Luas Panen

Luas panen adalah tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur. Dalam panen berhasil (luas panen) in termasuk juga tanaman yang hasilnya sebagian saja dapat dipungut (paling sedikit sampai dengan 11%) yang mungkin disebabkan karena mendapat serangan organisme pengganggu tumbuhan atau bencana alam.

Luas panen pertanian akan mempengaruhi skala usaha. Skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian dan mempengaruhi pendapatan petani (Soekartawi, 2011). Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada efisiensi akan semakin berkurang. Indonesia memiliki lahan potensial yang sangat luas untuk pengembangan kakao. Kita memiliki lebih

dari 6,2 juta ha lahan yang cocok untuk kakao, terutama di daerah Papua, Sulawesi, Kalimantan, disamping itu kebun yang telah dibangun masih berpeluang untuk ditingkatkan produktivitasnya.

Kesesuaian lahan merupakan ukuran kecocokan suatu lahan untuk digunakan, termasuk untuk budidaya tanaman kakao. Oleh karena itu, sebelum memulai penanaman, alangkah baiknya bila telebih dahulu melakukan evaluasi terhadap lahan yang akan digunakan. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai sumberdaya lahan. Bisa didapatkan informasi yang jelas mengenai seluk beluk lahan sesuai dengan yang dibutuhkan dari hasil penelitian akan segera diketahui data-data mengenai berbagai aspek sumber datanya baik yang mencakup

(28)

agroklimat, sifat fisik dan kimia tanah, sampai kendala-kendala yang mungkin ada.

Dengan demikian, bisa diketahui antisiserta teknik-teknik budidaya yang harus dilakukan apabila dibutuhkan perbaikan-perbaikan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan (Wahyudi 2008). luas lahan yang selalu digunakan dalam skala usaha pertanian tradisional karena komunitas yang ditanam oleh petani tradisional. Dengan demikian pedoman luas lahan juga secara otomatis mengacu pada nilai modal, aset dan tenaga kerja.

Menentukan kesesuaian lahan pertanaman bertujuan untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan suatu tanaman, sehingga dapat melakukan tindakan pengelolaan lahan dengan baik. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan khusus untu dapat berproduksi secarabaik. Lingkungan alami kakao adalah hutan hujan tropis. Di daerah itu suhu udara tahunan tinggi dengan variasi kecil, curah hujan tahunan tinggi dengan musim kemarau pendek, kelembapan udara tinggi, dan intensitas cahaya matahari rendah (Spillane 2000) 2.4 Analisis Trend

Analisis trend adalah pendekatan dengan menggunakan perbandingan keuangan perusahaan dari waktu ke waktu (misal dari tahun ke tahun). Jika trend baik maka dapat diasumsikan bahwa kinerja perusahaan relatif baik dan begitu pula sebaliknya. Menurut Yaqub Ibrahim, 2013 dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis menegaskan “Trend adalah satu peralatan statistik yang dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan di masa yang akan datang berdasarkan data masa lalu”.

(29)

15 Trend merupakan peramalan suatu variabel dengan variabel bebasnya waktu atau gerakan dari deret berkala selama beberapa tahun dan cenderung menuju pada suatu arah, dimana arahnya dapat naik, mendatar, maupun menurun (Ibrahim,2003)

Trend adalah jangka panjang yang mendasari pertumbuhan atau penurunan dalam suatu data runtun waktu. Kekuatan – kekuatan dasar yang menghasilkan atau mempengaruhi trend dari suatu data runtun waktu adalah perubahan populasi, inflasi, perubahan teknologi dan peningkatan produktivitas (Arsyad,1994)

Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga hasil analisis tersebut dapat mengetahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi terhadap perubahan tersebut (Atira, 2021)

Trend juga merupaka suatugerakan (kecenderungan) nai atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata-rata perunahan dari waktu ke waktu.

Rata-rata perubahan tersebut bisa bertambah bisa berkurang. Jika rata-rata perubahan bertambah disebut trend positif atau trend mempunyai kecenderungan naik. Sebaliknya, jika rata-rata perubahan berkurang disebut trend negatif atau trend mempunyai kecenderungan menurun (Maryat,2010)

(30)

Menurut Yaqub Ibrahim (2013:60) dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis menegaskan “Trend adalah satu peralatan statistik yang dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan di masa yang akan datang berdasarkan data masa lalu”.

Sedangkan menurut Kasmir (2008:114) dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan bahwa “Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Dalam analisis trend dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal atau dinamis, data yang digunakan adalah data tahun atau periode”.

Jadi dapat disimpulkan, analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk ini dibutuhkan berbagai macam data untuk memperoleh informasi yang cukup banyak dan dalam jangka waktu yang cukup panjang, sehingga dari analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruh terhadap perubahan tersebut. Secara teoritis, dalam analisis time series (runtun waktu) yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang dikumpulkan.Dengan kata lain, trend adalah gerakan dari data deret berkala selama beberapa tahun dan cenderung menuju pada satu arah, dimana arahnya bisa naik, mendatar maupun menurun.

Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series) hal yang paling menentukan adalah kualitas dan keakuratan dari data-data yang diperoleh, serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau

(31)

17 Peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika data yan dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan semakin jelek (Atira, 2021)

Analisis trend dapat dipergunakan untuk meramalkan kondisi apa data di masa mendatang, maupun dapat dipergunakan untuk memprediksi data pada suatu waktu dalam kurun waktu tertentu. Beberpa metode yang dapat dipergunakan untuk memodelkan trend, diantaranya model linear (Linear Model), model kuadrat (Quadratic Model), model pertumbuhan eksponensial (Exponential Growt Model) dan model kurva-S (S-Curve Model) (Atira, 2021)

2.5 Kerangka pikir

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam

mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustry. Pemerintah telah melakukan berbagai cara dalam hal meningkatkatkan produksi dan luas panen kakao di Indonesia, mulai dari penggunaan benih unggul sampai dengan perluasan lahan tanam untuk pembudidayaan kakao. Meskipun produksi dan luas panen kakao sudah meningkat dari tahun – ketahun akan tetapi produksi kakao yang ada masih belum mampu memenuhi permintaan konsumen yang juga terus meningkat. Dengan melihat data – data produksi serta luas panen kakao pada tahun – tahun sebelumnya maka dapat diramalkan produksi dan luas panen kakao dimasa yang akan datang melalui analisis trend (time series) dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Tersedianya data produksi dan luas panen tanaman kakao, maka dapat diproyeksikan atau diramalkan produksi dan luas

(32)

panen tanaman kakao untuk tahun yang akan datang. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Komoditas Tanaman Kakao

Produksi Luas Panen

Analisis Trend

Peramalan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Analisis Trend Pada Produksi Tanaman Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

(33)

19 III. METODE PENELITIAN

3.1Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng yang merupakan salah satu wilayah penghasil tanaman kakao di Kabupaten Soppeng. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan 27 April – 15 juli 2022.

3.2. Jenis Dan Sumber Data 3.2.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa data time series dengan kurun waktu selama 11 tahun, yakni antara tahun 2011–2021 untuk komoditas kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Dalam penelitian ini data kuantitatif yang diperlukan adalah hasil produksi dan luas panen tanaman kakao.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik

dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng yang telah tercatat dan dipublikasikan secara resmi, bentuk Annual Report dikeluarkan oleh website resmi milik Badan Pusat Statistik

Kabupaten Soppeng.

(34)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik dokumentasi dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng yang telah tercatat dan dipublikasikan secara resmi, data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder bentuk time series mulai tahun 2016-2020. Metode trend yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil (least square method).

3.5 Teknik Analisis Data

Mengutip dari salah seorang pakar metode penelitian, Lexy J. Moleong, teknik analisis data adalah kegiatan anlisis pada suatu penelitian yang dikerjakan dengan memriksa seluruh data dari instrument penelitian, seperti catatn, dokumen, hasil tes, rekaman dan lain-lain. Yang dimana bertujuan untuk memahami data lebih mudah dan dapat menghasilkan kesimpulan. Dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah data kuantitatif, data kuantitatif adalah data numerik yang dapat dihitung secara akurat. Adapun beberapa teknik analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut :

1. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier sederhana yaitu hubungan secara linier antara satu veriabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah positif atau negative dan memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai veriabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

(35)

21 Rumus regresi linier sederhana sebagai berikut:

Y = a + bx Keterangan :

Y = Variabel yang diramalkan (produksi) X = Periode waktu

a = Intersep/konstanta (nilai Y apabila X = 0)

b = Besarnya perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit.

Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :

(Σy)(Σx2 )−(Σx)(Σxy)

A =

𝑛 (Σx2 )−(Σx)2

��(Σxy)−(Σx )(Σy)

B = 𝑛 (Σxy)−(Σx)2

2. Teknik analisis data deskriptif adalah metode dengan penggambaran atau penganalisisan suatu hasil penelitian tetapi tidak untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono 2017). Analisis deskriptif dilakukan ketika kita melihat performa data dimasa lalu untuk memperoleh suatu kesimpulan. Teknik analisis data ini umumnya digunakan ketika mendapatkan data dengan volume yang besar atau banyak.

3.6 Definisi Operasional

1. Komoditas kakao adalah salah satu komoditas atau tanaman perkebunan yang dijadikan sebagai produk makanan, di Kabupaten Soppeng.

2. Analisis Trend adalah analisis yang digunakan untuk mengamati

kecenderungan data secara menyeluruh pada suatu kurun waktu yang cukup panjang.

(36)

3. Produksi adalah penghasilan atau total hasil panen kakao di Provinsi Sulawesi Selatan, yang dihitung dalam satuan ton.

4. Peramalan adalah perkiraan tentang sesuatu yang akan terjadi pada waktu yang akan dating yang didasarkan pada data yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau.

(37)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 4.1.1 Luas dan Letak Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

Kecamatan Marioriwawo memiliki luas wilayah 300 km2 yang terbagi ke dalam 13 wilayah desa dan kelurahan. Desa/kelurahan yang memiliki wilayah terluas yaitu Desa Mariorilau dengan luas 41 km2 atau sekitar 13,66 persen luas wilayah Kecamatan Marioriwawo. Kecamatan Marioriwawo berada pada ketinggian antara 25-1.400 meter di atas permukaan laut. Jarak ibu kota Desa Gattareng Toa ke ibu kota Kecamatan Marioriwawo sejauh 22 km dan merupakan ibu kota desa terjauh. Kecamatan Marioriwawo memiliki topografi cenderung datar.

Namun begitu, ada sebanyak 3 desa yang memiliki topografi berbukit-bukit diantaranya Desa Gattareng, Marioriaja dan Gattareng Toa. Untuk lebih jelasnya gambaran umum Luas wilayah menurut Desa atau Kelurahan yang ada dalam wilayah Kecamatan Marioriwawo dapat dilihat pada Tabel 2

(38)

Tabel 2. Luasa wilayah desa atau kelurahan di Kecamatan Marioriwawo, 2020 No Desa/Kelurahan Luas Wilayah ( Hektar)

1 Gattareng 24

2 Marioriaja 16

3 Watu 19

4 Marioritengnga 24

5 Goarie 33

6 Barae 29

7 Mariorilau 41

8 Tettikenrarae 17

9 Labessi 17

10 Congko 17

11 Watu Toa 29

12 Gattareng Toa 12

13 Soga 22

Sumber: Badan Pusat Statistika 2020

(39)

25 4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Adpun keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng dilihat pada Tabel 3

Tabel3. Jumlah keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

No Jenis Kelamin Jumlah (orang)

1 Laki-laki 20.797

2 Perempuan 23.994

Total 44.791

Sumber: Badan Pusat Statistika 2020

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng adalah jumlah keadaan penduduk yang banyak adalah perempuan yaitu 23.994 orang sedangkan jumlah keadaan penduduk paling sedikit laki-laki yaitu 20.797 orang Jumlah penduduk terbanyak ada di Kelurahan Tettikenrarae sebanyak 6.950 orang. Rasio jenis kelamin Kecamatan Marioriwawo sebesar 8 yang berarti ada sebanyak 87 laki-laki diantara 100 perempuan.

4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Adapun keadaan penduduk di Desa Mariorilau Kecamatan Marioriwawo Kabupaten soppeng terhitung mulai angka bayi sampai lanjut usia. Keadaan umur penduduk Kecamatan Marioriwawo masih sangat potensial untuk mengembangkan pertanian karena masih banyak yang didominasi oleh umur yang

(40)

masih produktif. Keadaan penduduk di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten soppeng dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4. Jumlah Penduduk di Desa Mariorilau Kecamatan Marioriwawo Berdasarkan Tingakt Umur

No Tingkat Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

1 0-4 3 948

2 5-9 3 982

3 10-14 4 192

4 15-19 3 273

5 20-24 2 447

6 25-29 2 512

7 30-34 2 850

8 35-39 3 181

9 40-44 3 209

10 45-49 3 052

11 50-54 3 089

12 55-59 2 710

13 60-64 2 262

14 65-69 1 774

15 70-74 1 319

16 75+ 1 441

Total 44 791

Sumber: Data Sekunder Badan Pusat Statistika Kecamatan Marioriwawo, 2020 Tabel 4, terlihat bahwa penyebaran penduduk menurut tingkat umur yang mendominasi anatara umur 10-14 dengan jumlah 4192 jiwa sedangkan yang paling rendah yaitu umur 70-74 keatas dengan jumlah 1319 jiwa.

(41)

27 4.3 Sarana dan Prasarana

4.3.1 Sarana

Sarana pendidikan, keagamaan, dan transportasi mempunyai peranan penting dalam menunjang pembangunan daerah di segala bidang.Selain itu, sarana pendidikan, keagamaan dan transportasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara rinci mengenai sarana pendidikan dan sarana keagamaan di Kecamatan Marioriwawo dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Sarana Pendidikan di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

No Sarana Jumlah (Unit)

1 TK 17

2 SD 58

3 SMP/Sederajat 13

4 SMA/MA Sederajat 3

Jumlah 91

Sumber : Data Sekunder Badan Pusat Statistika Kecamatan Marioriwawo, 2020

Tabel 5 sarana pendidikan yang paling banyak di Desa Mariorilau Kecamatan Marioriwawo adalah SD dengan jumlah 58 unit sedangkan sarana pendidikan yang paling sedikit di Kecamatan Marioriwawo adalah SMA/MA sederajat dengan jumlah 3 unit.

Tabel 6. Sarana Keagamaan di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

No Sarana Jumlah (Unit)

1 Mesjid 77

2 Mushallah 12

3 Poskesdes 16

4 Posyandu 66

5 Gereja 1

Jumlah 172

Sumber : Data Sekunder Badan Pusat Statistika Kecamatan Marioriwawo, 2020

(42)

Tabel 6, sarana keagamaan yang dimiliki atau yang ada di Kecamatan Marioriwawo sangat memadai dengan fasilitas posyandu sebanyak 66 unit, fasilitas mesjid sebanyak 77 unit sedangkan fasilitas poskesdes sebanyak 16 unit, fasilitas mushallah sebanyak 12 unit sedangan fasilitas gereja 1 unit.

4.3.2 Prasarana

Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Prasarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan khususnya kelancaran bertransportasi dan demi kepentingan bersama. Prasarana transportasi merupakan salah satu demi memperlancar suatu pekerjaan

4.4 Kondisi Pertanian di Kecamatan Marioriwawo

Kondisi wilayah Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng merupakan suatu daerah yang cukup potensial untuk dijadikan daerah perkebunan dan pertanian dengan komoditas yang beragam, hal ini disebabkan karena kondisi lahan yang subur dan cukup baik untuk beberapa komoditas umumnya tanaman kakao, padi, jagung, kacang tanah, cabe merah dll

(43)

Luas Panen (ha)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perkembangan Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 5.1.1 Perkembangan Luas Panen Kakao di Kecamatan Marioriwawo

Kabupaten Soppeng

Jumlah luas panen kakao dari tahun 2011 – 2021 sebesar 69487,4 hektar dengan rata-rata 6317,036 hektar. Luas panen tertinggi terjadi pada tahun 2014,2016 dan 2017 yaitu sebesar 7044,52 ha. dan Luas panen terendah terjadi pada tahun 2020 yaitu sebesar 4800,93. Data luas panen Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten dapat di lihat pada Gambar 2.

8000,00 7000,00 6000,00 5000,00 4000,00 3000,00 2000,00 1000,00 0,00

Luas Panen Kakao

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tahun

Gambar 2. Grafik Perkembangan Luas Areal Panen Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2011 – 2021

Luas area panen kakao dari tahun ke tahun mengalami peningkatan meskipun pada tahun-tahun tertentu cenderung mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti pada tahun 2011 luas panen menurun yaitu sebesar 5554,60 ha, namun luas panen 2012– 2017 terus mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data luas panen pada Gambar 2.

(44)

Produksi (ha)

Menunjukkan adanya penurunan luas cabai pada tahun 2018,2019 dan 2020.

Sedangkan pada tahun 2002 terjadi kenaikan luas panen seluas 5.700,00 ha. Dimana kecenderungan luas panen mengalami peningkatan disebabkan dalam enam tahun terakhir sejak 2012 hingga 2017.

5.1.2 Perkembangan Produksi Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

Jumlah Produksi Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng dari tahun 2011 sampai 2021 sebesar 43149,2 ton dengan rata-rata produksi sebesar 3922,655 ton. Pada tahun 2011 produksi Kakao di Kecamatan Marioriwawo sebesar 3857,00 ton, sedangkan produksi kakao yang tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 5930,00 peningkatan produksi tertinggi ini dikarenakan peningkatan luas panen yang terjadi mulai pada tahun 2012– 2017. Sedangkan produksi kakao terendah terjadi pada tahun 2021 sebesar 1517,46 ton.

Produksi kakaoi dapat dilihat pada Gambar 3.

7000,00

Produksi Kakao

6000,00 5000,00 4000,00 3000,00 2000,00 1000,00 0,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tahun

Gambar 3. Grafik Perkembangan Produksi Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2011 – 2021.

(45)

31

Luas Panen (ha)

Seperti halnya luas panen, produksi juga mempunyai perkembangan yang semakin meningkat disetiap tahunnya, namun menurun pada tahun tertentu secara rinci dapat dilihat pada garfik diatas, produksi tertinggi juga terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 5930,00 ton namun kembali menurung pada tahun 2014 - 2015 dan kembali lagi mengalami kenaikan pada tahun 2016-2017 sebesar 5000,03 ton dan kembali menurung pada tahun selanjutnya. produksi terendah terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 1517,46 ton.

5.2 Analisis Trend Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 5.2.1 Trend Luas Panen kakao

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng adalah Y = 7240,8 + -153,97x. Perkembangan luas panen kakao selama kurun waktu 2011 – 2021 mengalami fluktuasi dari

tahun ke tahun walaupun pada tahun tahun tertentu mengalami penurunan.

8000,00 7000,00 6000,00 5000,00 4000,00 3000,00 2000,00 1000,00 0,00

Trend Luas Panen

y = -153,97x + 7240,8

R² = 0,3253

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tahun

Gambar 4. Grafik Trend Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 2011-2021

(46)

Berdasarkan Gambar 4 dapat di peroleh persamaan garis trend luas panen kakao 11 tahun terakhir (2011-2021) sebesar Y = 7240,8 + -153,97x dari persamaan tersebut diperoleh nilai intersept (a) = 7240,8, koefisien (b) menunjukkan tingkat kecenderungan (trend) tiap tahun sebesar -153,97 ribu ton/tahun tahun yang berkorelasi (-) yang berarti bahwa tiap tahun luas panenya berkurang dan kadan mengalami kenaikan. Sedangkan R 2 merupakan tingkat korelasi antara produksi dan waktu selama 11 tahun (2011-2021) sebesar 32,53% (R2 = 0,3253). Hal ini berarti bahwa perkembangan luas Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 2011-2021 mengalami peningkatan sebesar 32,53% menurut kronologis waktu tahun 2011-2021, artinya kronologis waktu tersebut merupakan perubahan dari faktor – faktor tertentu.

5.2.2 Trend Produksi Kakao

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng adalah Y = 6213,8+ -381,86x. Perkembangan produksi kakao selama kurun waktu 2011 – 2021 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun walaupun pada tahun tahun tertentu mengalami penurunan.

(47)

33

Produksi (ton)

7000,00 6000,00 5000,00 4000,00 3000,00 2000,00 1000,00 0,00

Trend Produksi

y = -381,86x + 6213,8 R² = 0,6197

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Tahun

Gambar 5. Grafik Trend produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 2011-2021

Berdasarkan Gambar 5 dapat di peroleh persamaan garis trend produksi tanaman kakao 11 tahun terakhir (2004-2013) sebesar Y= 6213,8+ -381,86x dari persamaan tersebut diperoleh nilai intersept (a) = 6213,8 ribu ton yang, koefisien (b) menunjukkan tingkat kecenderungan (trend) tiap tahun sebesar -381,86 ribu ton/tahun yang berkorelasi (-) yang berarti bahwa tiap tahun berkurang produksinya dan kadang mengalami kenaikan. Sedangkan R 2 merupakan tingkat korelasi antara produksi dan waktu selama 11 tahun (2011-2021) sebesar 61,97% (R2 0,6197). Hal ini berarti bahwa perkembangan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan sebesar 61,97% menurut kronologis waktu tahun 2011-2021, artinya kronologis waktu tersebut merupakan perubahan dari faktor – factor tertentu.

(48)

5.3 Peramalan kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 5.3.1 Peramalan Luas Panen

Peramalan luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng selama kurun waktu 11 tahun mendatang disajikan pada tabel 2. untuk mengetahui perkembangan luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng selama kurun waktu 22 tahun (2011 - 2021) mengalami fluktuasi dari tahun ketahun, dimana proyeksi dari sisi luas panen selama kurun waktu 2022 – 2031 bertujuan untuk mengetahui luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng pada 11 tahun yang akan datang. Berdasarkan peramalan dari luas panen dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Peramalan Jumlah Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031

TAHUN LUAS PANEN (HA)

2022 5393,24

2023 5239,28

2024 5085,31

2025 4931,35

2026 4777,38

2027 4623,42

2028 4469,45

2029 4315,49

2030 4161,52

2031 4007,56

2031 4007,56

Sumber: Analisis data olahan 2022

(49)

35

Produksi (ton)

Berdasarkan grafik 5. Dari hasil analisis Dapat diketahui bahwa peramalan luas panen selama kurun waktu 2022– 2031 seluas 51011,56 ha dengan rata-rata 4637,415 hektar, cenderung mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011- 2021 luas panen mengalami penurunan seluas 18475,84 ha, dimana luas panen kakao pada tahun 2011-2021 seluas 920. 459 ha dengan rata-rat 6317,036 hektar.

6000,00

Peramalan Luas Panen

5000,00 4000,00 3000,00 2000,00 1000,00

0,00

2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2031

Tahun

Gambar 6. Grafik Perkembangan Peramalan Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend peramalan luas panen kakao 11 tahun terakhir (2022- 2031) sebesar Y Y= 5519,2+ -146,97x dari persamaan tersebut diperoleh nilai intersept (a) = 5519,2 ribu ton yang, koefisien (b) menunjukkan tingkat kecenderungan (trend) tiap tahun sebesar -146,97x ribu ton/tahun yang berkorelasi (-) yang berarti bahwa tiap tahun luas panenya berkurang dan kadang mengalami kenaikan. Sedangkan R 2 merupakan tingkat korelasi antara produksi dan waktu selama 11 tahun (2022-2031) sebesar 99,32% (R20,9932). Hal ini berarti bahwa perkembangan luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten

(50)

Peramalan Luas Panen

Soppeng mengalami peningkatan sebesar 99,32% menurut kronologis peramalan waktu tahun 2022-2031, artinya kronologis waktu tersebut merupakan perubahan dari faktor – factor tertentu.

6000,00 5000,00

Trend Peramalan Luas Panen

y = -146,97x + 5519,2 R² = 0,9932

4000,00 3000,00 2000,00 1000,00

0,00

2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2031

Tahun

Gambar 7. Grafik Trend Peramalan Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031

5.3.2 Peramalan Produksi

Peramalan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten selama kurun waktu 11 tahun mendatang disajikan pada tabel 3 untuk mengetahui perkembangan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten selama kurun waktu 2011 – 2021 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dimana proyeksi dari sisi produksi selama kurun waktu 2022– 2031 yang bertujuan untuk mengetahui produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng pada 11 tahun yang akan datang. Berdasarkan peramalan dari produksi kakao dapat dilihat pada tabel 3.

(51)

37 Tabel 8. Peramalan Jumlah Produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten

Soppeng Tahun 2022 – 2031

TAHUN Produksi (Ton)

2022 1631,47

2023 1249,60

2024 867,735

2025 485,870

2026 104,006

2027 -277,859

2028 -659,724

2029 -1041,59

2030 -1423,45

2031 -1805,32

2031 -1805,32

Sumber: Analisis data olahan 2022

Berdasarkan grafik 7. Dari hasil analisis Dapat diketahui bahwa peramalan produksi selama kurun waktu 2022– 2031 sebanyak -2674,58 ton. dengan rata- rata produksi -243,144 ton, cenderung mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011-2021. Luas panen mengalami penurunan sebanyak 45823,78 ton, dimana luas panen kakao pada tahun 2011-2021sebanyak 43149,2 ton dengan rata-rata produksi sebesar 3922,655 ton.

(52)

Produksi (ton)

2000,00 1500,00 1000,00 500,00 0,00 -500,00 -1000,00 -1500,00 -2000,00

Peramalan Produksi

2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2031

Tahun

Gambar 8. Grafik Peramalan Produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031.

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend peramalan produksi kakao 11 tahun ke depan (2022- 2031) sebesar Y= 1943,9 + -364,51xdari persamaan tersebut diperoleh nilai intersept (a) = 1943,9 ribu ton yang, koefisien (b) menunjukkan tingkat kecenderungan (trend) tiap tahun sebesar -364,51 ribu ton/tahun yang berkorelasi (-) yang berarti bahwa tiap tahun produksi berkurang. Sedangkan R 2 merupakan tingkat korelasi antara produksi dan waktu selama 11 tahun (2022-2031) sebesar 99,32% (R2 R²

= 0,9932). Hal ini berarti bahwa perkembangan produksi kakao diKecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan sebesar 99,32%

menurut kronologis peramalan waktu tahun 2022-2031, artinya kronologis waktu tersebut merupakan perubahan dari faktor – faktor tertentu

(53)

39

Peramalan Produksi (ton)

Trend Peramalan Produksi

y = -364,51x + 1943,9

2000,00 1500,00 1000,00 500,00 0,00 -500,00 -1000,00 -1500,00 -2000,00 -2500,00

R² = 0,9932

2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2031

Tahun

Gambar 9. Grafik Trend Peramalan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031

(54)

6.1 Kesimpulan

V. PENUTUP

Dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Trend produksi kakao di Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng selama kurun waktu 11 tahun, dari tahun 2011 sampai 2021 mempunyai nilai produksi dengan rata – rata 3922,65 ton. Berdasarkan hasil analisis trend diperoleh persamaan Y = 6213,8+ -381,86x. Trend produksi tersebut memiliki kecenderungan yang menurun dengan perubahan peningkatan sebesar -381,8ton/tahun.

2. Trend luas panen cabai di Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun waktu 20 tahun, dari tahun 1996 sampai 2015 mempunyai nilai luas panen dengan rata – rata 6317,04 hektar. Berdasarkan hasil analisis trend diperoleh persamaan Y

= 7240,8 + -153,97x. Trend luas panen tersebut memiliki kecenderungan yang menurun dengan perubahan peningkatan sebesar -153,9 ha/tahun.

3. Berdasarkan analisis peramalan yang akan datang dari tahun 2022-2031 luas panen, produksi di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng mengalami berfluktuasi. Maka diramalkan untuk 10 tahun kedepan perkembangan luas panen mengalami penurunan sebesar -146,9ha/tahun dan produksi sebesar - 364,5 ton/tahun

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan bahwa Perlunya perhatian yang lebih serius dari pemerintah daerah Kabupaten Soppeng terutama dinas perkebunan agar lebih aktif dalam memberikan bimbingan atau penyuluhan kepada petani kakao tentang cara budidaya kakao agar produksi tanaman kakao bisa mengalami kenaikan.

(55)

41 DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. 1994. Peramalan Bisnis. FE-Universitas Gajha Mada, Yogyakarta Askindo, 2002. Report of cocoa bean export via makassar port. Desember 2002.

Atira, Arifin dan Mohammad Anwar Sadat.2021. Analisis trend produksi padi sawah daerah sentra bosowa (bone, Soppeng, wajo) terhadap produksi padi sawah di sulawesi selatan. Jurnal agribis vol. 13 no.1 maret 2021

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Meningkatkan Mutu Kakao dan Kopi Nasional Menjadi Salah Satu Fokus Kegiatan Gernas Kakao dan Kopi. Jakarta: Dirjenbun

Hariyati, Y. (2016). The Management Product in the Farmers Level and the Role of

Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta.

Indonesia Food and Agribusiness Outlook, 2011.Food and Agribusiness Research and Advisory RabobankInternational.Jakarta

Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2008

Laboratorium statistika IKOPIN. 2015. Analisis Trend. Diakses Pada Tanggal 17 Desember 2019 Pukul 20:15 Wita

Lutfiadi, Ridwan. 2010. Analisis Efisiensi Bisnis Komoditas buah dan Perkebunan Unggulan di Kabupaten. Bekasi: Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No 2: 94-106

Maryati. 2010. Pengertian Analisis Trend. Surakarta: Universitas sebelas Maret Miller dan Meiners, E. Roger. 2000, Teori Mikro Ekonomi Intermediate, PT. Raja

Grafindo Persada

Mochtar, dan Darma, Rahim. 2011. Prospek Industri Pengolahan Kakao di Makassar: Analisis Potensi Kelayakan Usaha. Industry prospect of Analisis Skala Ekonomis.

Mubyarto, 2003. Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian dan Penyelenggaraan Ekonomi Sosial (LP3S. Jakarta.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI). 2008. Pedoman Teknis Budi Daya Tanaman Kopi. Jember, Jawa Timur. Indonesia Coffee and Cacao Research Institut

Referensi

Dokumen terkait