• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng…23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng…23

Kecamatan Marioriwawo memiliki luas wilayah 300 km2 yang terbagi ke dalam 13 wilayah desa dan kelurahan. Desa/kelurahan yang memiliki wilayah terluas yaitu Desa Mariorilau dengan luas 41 km2 atau sekitar 13,66 persen luas wilayah Kecamatan Marioriwawo. Kecamatan Marioriwawo berada pada ketinggian antara 25-1.400 meter di atas permukaan laut. Jarak ibu kota Desa Gattareng Toa ke ibu kota Kecamatan Marioriwawo sejauh 22 km dan merupakan ibu kota desa terjauh. Kecamatan Marioriwawo memiliki topografi cenderung datar.

Namun begitu, ada sebanyak 3 desa yang memiliki topografi berbukit-bukit diantaranya Desa Gattareng, Marioriaja dan Gattareng Toa. Untuk lebih jelasnya gambaran umum Luas wilayah menurut Desa atau Kelurahan yang ada dalam wilayah Kecamatan Marioriwawo dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Luasa wilayah desa atau kelurahan di Kecamatan Marioriwawo, 2020 No Desa/Kelurahan Luas Wilayah ( Hektar)

1 Gattareng 24

2 Marioriaja 16

3 Watu 19

4 Marioritengnga 24

5 Goarie 33

6 Barae 29

7 Mariorilau 41

8 Tettikenrarae 17

9 Labessi 17

10 Congko 17

11 Watu Toa 29

12 Gattareng Toa 12

13 Soga 22

Sumber: Badan Pusat Statistika 2020

25 4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Adpun keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng dilihat pada Tabel 3

Tabel3. Jumlah keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

No Jenis Kelamin Jumlah (orang)

1 Laki-laki 20.797

2 Perempuan 23.994

Total 44.791

Sumber: Badan Pusat Statistika 2020

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng adalah jumlah keadaan penduduk yang banyak adalah perempuan yaitu 23.994 orang sedangkan jumlah keadaan penduduk paling sedikit laki-laki yaitu 20.797 orang Jumlah penduduk terbanyak ada di Kelurahan Tettikenrarae sebanyak 6.950 orang. Rasio jenis kelamin Kecamatan Marioriwawo sebesar 8 yang berarti ada sebanyak 87 laki-laki diantara 100 perempuan.

4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Adapun keadaan penduduk di Desa Mariorilau Kecamatan Marioriwawo Kabupaten soppeng terhitung mulai angka bayi sampai lanjut usia. Keadaan umur penduduk Kecamatan Marioriwawo masih sangat potensial untuk mengembangkan pertanian karena masih banyak yang didominasi oleh umur yang

masih produktif. Keadaan penduduk di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten soppeng dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4. Jumlah Penduduk di Desa Mariorilau Kecamatan Marioriwawo Berdasarkan Tingakt Umur

No Tingkat Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

1 0-4 3 948

Sumber: Data Sekunder Badan Pusat Statistika Kecamatan Marioriwawo, 2020 Tabel 4, terlihat bahwa penyebaran penduduk menurut tingkat umur yang mendominasi anatara umur 10-14 dengan jumlah 4192 jiwa sedangkan yang paling rendah yaitu umur 70-74 keatas dengan jumlah 1319 jiwa.

27 4.3 Sarana dan Prasarana

4.3.1 Sarana

Sarana pendidikan, keagamaan, dan transportasi mempunyai peranan penting dalam menunjang pembangunan daerah di segala bidang.Selain itu, sarana pendidikan, keagamaan dan transportasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara rinci mengenai sarana pendidikan dan sarana keagamaan di Kecamatan Marioriwawo dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Sarana Pendidikan di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

No Sarana Jumlah (Unit)

Sumber : Data Sekunder Badan Pusat Statistika Kecamatan Marioriwawo, 2020

Tabel 5 sarana pendidikan yang paling banyak di Desa Mariorilau Kecamatan Marioriwawo adalah SD dengan jumlah 58 unit sedangkan sarana pendidikan yang paling sedikit di Kecamatan Marioriwawo adalah SMA/MA sederajat dengan jumlah 3 unit.

Tabel 6. Sarana Keagamaan di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

No Sarana Jumlah (Unit)

Sumber : Data Sekunder Badan Pusat Statistika Kecamatan Marioriwawo, 2020

Tabel 6, sarana keagamaan yang dimiliki atau yang ada di Kecamatan Marioriwawo sangat memadai dengan fasilitas posyandu sebanyak 66 unit, fasilitas mesjid sebanyak 77 unit sedangkan fasilitas poskesdes sebanyak 16 unit, fasilitas mushallah sebanyak 12 unit sedangan fasilitas gereja 1 unit.

4.3.2 Prasarana

Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Prasarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan khususnya kelancaran bertransportasi dan demi kepentingan bersama. Prasarana transportasi merupakan salah satu demi memperlancar suatu pekerjaan

4.4 Kondisi Pertanian di Kecamatan Marioriwawo

Kondisi wilayah Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng merupakan suatu daerah yang cukup potensial untuk dijadikan daerah perkebunan dan pertanian dengan komoditas yang beragam, hal ini disebabkan karena kondisi lahan yang subur dan cukup baik untuk beberapa komoditas umumnya tanaman kakao, padi, jagung, kacang tanah, cabe merah dll

Luas Panen (ha)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perkembangan Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 5.1.1 Perkembangan Luas Panen Kakao di Kecamatan Marioriwawo

Kabupaten Soppeng

Jumlah luas panen kakao dari tahun 2011 – 2021 sebesar 69487,4 hektar dengan rata-rata 6317,036 hektar. Luas panen tertinggi terjadi pada tahun 2014,2016 dan 2017 yaitu sebesar 7044,52 ha. dan Luas panen terendah terjadi pada tahun 2020 yaitu sebesar 4800,93. Data luas panen Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten dapat di lihat pada Gambar 2.

8000,00

Gambar 2. Grafik Perkembangan Luas Areal Panen Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2011 – 2021

Luas area panen kakao dari tahun ke tahun mengalami peningkatan meskipun pada tahun-tahun tertentu cenderung mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti pada tahun 2011 luas panen menurun yaitu sebesar 5554,60 ha, namun luas panen 2012– 2017 terus mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data luas panen pada Gambar 2.

Produksi (ha)

Menunjukkan adanya penurunan luas cabai pada tahun 2018,2019 dan 2020.

Sedangkan pada tahun 2002 terjadi kenaikan luas panen seluas 5.700,00 ha. Dimana kecenderungan luas panen mengalami peningkatan disebabkan dalam enam tahun terakhir sejak 2012 hingga 2017.

5.1.2 Perkembangan Produksi Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

Jumlah Produksi Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng dari tahun 2011 sampai 2021 sebesar 43149,2 ton dengan rata-rata produksi sebesar 3922,655 ton. Pada tahun 2011 produksi Kakao di Kecamatan Marioriwawo sebesar 3857,00 ton, sedangkan produksi kakao yang tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 5930,00 peningkatan produksi tertinggi ini dikarenakan peningkatan luas panen yang terjadi mulai pada tahun 2012– 2017. Sedangkan produksi kakao terendah terjadi pada tahun 2021 sebesar 1517,46 ton.

Produksi kakaoi dapat dilihat pada Gambar 3.

7000,00

Gambar 3. Grafik Perkembangan Produksi Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2011 – 2021.

31

Luas Panen (ha)

Seperti halnya luas panen, produksi juga mempunyai perkembangan yang semakin meningkat disetiap tahunnya, namun menurun pada tahun tertentu secara rinci dapat dilihat pada garfik diatas, produksi tertinggi juga terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 5930,00 ton namun kembali menurung pada tahun 2014 - 2015 dan kembali lagi mengalami kenaikan pada tahun 2016-2017 sebesar 5000,03 ton dan kembali menurung pada tahun selanjutnya. produksi terendah terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 1517,46 ton.

5.2 Analisis Trend Kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 5.2.1 Trend Luas Panen kakao

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng adalah Y = 7240,8 + -153,97x. Perkembangan luas panen kakao selama kurun waktu 2011 – 2021 mengalami fluktuasi dari

tahun ke tahun walaupun pada tahun tahun tertentu mengalami penurunan.

8000,00

Gambar 4. Grafik Trend Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 2011-2021

Berdasarkan Gambar 4 dapat di peroleh persamaan garis trend luas panen kakao 11 tahun terakhir (2011-2021) sebesar Y = 7240,8 + -153,97x dari persamaan tersebut diperoleh nilai intersept (a) = 7240,8, koefisien (b) menunjukkan tingkat kecenderungan (trend) tiap tahun sebesar -153,97 ribu ton/tahun tahun yang berkorelasi (-) yang berarti bahwa tiap tahun luas panenya berkurang dan kadan mengalami kenaikan. Sedangkan R 2 merupakan tingkat korelasi antara produksi dan waktu selama 11 tahun (2011-2021) sebesar 32,53% (R2 = 0,3253). Hal ini berarti bahwa perkembangan luas Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 2011-2021 mengalami peningkatan sebesar 32,53% menurut kronologis waktu tahun 2011-2021, artinya kronologis waktu tersebut merupakan perubahan dari faktor – faktor tertentu.

5.2.2 Trend Produksi Kakao

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng adalah Y = 6213,8+ -381,86x. Perkembangan produksi kakao selama kurun waktu 2011 – 2021 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun walaupun pada tahun tahun tertentu mengalami penurunan.

33

Gambar 5. Grafik Trend produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 2011-2021

Berdasarkan Gambar 5 dapat di peroleh persamaan garis trend produksi tanaman kakao 11 tahun terakhir (2004-2013) sebesar Y= 6213,8+ -381,86x dari persamaan tersebut diperoleh nilai intersept (a) = 6213,8 ribu ton yang, koefisien (b) menunjukkan tingkat kecenderungan (trend) tiap tahun sebesar -381,86 ribu ton/tahun yang berkorelasi (-) yang berarti bahwa tiap tahun berkurang produksinya dan kadang mengalami kenaikan. Sedangkan R 2 merupakan tingkat korelasi antara produksi dan waktu selama 11 tahun (2011-2021) sebesar 61,97% (R2 0,6197). Hal ini berarti bahwa perkembangan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan sebesar 61,97% menurut kronologis waktu tahun 2011-2021, artinya kronologis waktu tersebut merupakan perubahan dari faktor – factor tertentu.

5.3 Peramalan kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng 5.3.1 Peramalan Luas Panen

Peramalan luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng selama kurun waktu 11 tahun mendatang disajikan pada tabel 2. untuk mengetahui perkembangan luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng selama kurun waktu 22 tahun (2011 - 2021) mengalami fluktuasi dari tahun ketahun, dimana proyeksi dari sisi luas panen selama kurun waktu 2022 – 2031 bertujuan untuk mengetahui luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng pada 11 tahun yang akan datang. Berdasarkan peramalan dari luas panen dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Peramalan Jumlah Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031

TAHUN LUAS PANEN (HA)

35

Produksi (ton)

Berdasarkan grafik 5. Dari hasil analisis Dapat diketahui bahwa peramalan luas panen selama kurun waktu 2022– 2031 seluas 51011,56 ha dengan rata-rata 4637,415 hektar, cenderung mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011- 2021 luas panen mengalami penurunan seluas 18475,84 ha, dimana luas panen kakao pada tahun 2011-2021 seluas 920. 459 ha dengan rata-rat 6317,036 hektar.

6000,00

Gambar 6. Grafik Perkembangan Peramalan Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend peramalan luas panen kakao 11 tahun terakhir (2022-2031) sebesar Y Y= 5519,2+ -146,97x dari persamaan tersebut diperoleh nilai intersept (a) = 5519,2 ribu ton yang, koefisien (b) menunjukkan tingkat kecenderungan (trend) tiap tahun sebesar -146,97x ribu ton/tahun yang berkorelasi (-) yang berarti bahwa tiap tahun luas panenya berkurang dan kadang mengalami kenaikan. Sedangkan R 2 merupakan tingkat korelasi antara produksi dan waktu selama 11 tahun (2022-2031) sebesar 99,32% (R20,9932). Hal ini berarti bahwa perkembangan luas panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten

Peramalan Luas Panen

Soppeng mengalami peningkatan sebesar 99,32% menurut kronologis peramalan waktu tahun 2022-2031, artinya kronologis waktu tersebut merupakan perubahan dari faktor – factor tertentu.

Gambar 7. Grafik Trend Peramalan Luas Panen kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031

5.3.2 Peramalan Produksi

Peramalan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten selama kurun waktu 11 tahun mendatang disajikan pada tabel 3 untuk mengetahui perkembangan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten selama kurun waktu 2011 – 2021 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dimana proyeksi dari sisi produksi selama kurun waktu 2022– 2031 yang bertujuan untuk mengetahui produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng pada 11 tahun yang akan datang. Berdasarkan peramalan dari produksi kakao dapat dilihat pada tabel 3.

37 Tabel 8. Peramalan Jumlah Produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten

Soppeng Tahun 2022 – 2031

TAHUN Produksi (Ton)

2022 1631,47

2023 1249,60

2024 867,735

2025 485,870

2026 104,006

2027 -277,859

2028 -659,724

2029 -1041,59

2030 -1423,45

2031 -1805,32

2031 -1805,32

Sumber: Analisis data olahan 2022

Berdasarkan grafik 7. Dari hasil analisis Dapat diketahui bahwa peramalan produksi selama kurun waktu 2022– 2031 sebanyak -2674,58 ton. dengan rata- rata produksi -243,144 ton, cenderung mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011-2021. Luas panen mengalami penurunan sebanyak 45823,78 ton, dimana luas panen kakao pada tahun 2011-2021sebanyak 43149,2 ton dengan rata-rata produksi sebesar 3922,655 ton.

Produksi (ton)

Gambar 8. Grafik Peramalan Produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031.

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend peramalan produksi kakao 11 tahun ke depan (2022-2031) sebesar Y= 1943,9 + -364,51xdari persamaan tersebut diperoleh nilai intersept (a) = 1943,9 ribu ton yang, koefisien (b) menunjukkan tingkat kecenderungan (trend) tiap tahun sebesar -364,51 ribu ton/tahun yang berkorelasi (-) yang berarti bahwa tiap tahun produksi berkurang. Sedangkan R 2 merupakan tingkat korelasi antara produksi dan waktu selama 11 tahun (2022-2031) sebesar 99,32% (R2 R²

= 0,9932). Hal ini berarti bahwa perkembangan produksi kakao diKecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan sebesar 99,32%

menurut kronologis peramalan waktu tahun 2022-2031, artinya kronologis waktu tersebut merupakan perubahan dari faktor – faktor tertentu

39

Peramalan Produksi (ton)

Trend Peramalan Produksi

y = -364,51x + 1943,9

2000,00 1500,00 1000,00 500,00 0,00 -500,00 -1000,00 -1500,00 -2000,00 -2500,00

R² = 0,9932

2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2031

Tahun

Gambar 9. Grafik Trend Peramalan produksi kakao di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2022 – 2031

6.1 Kesimpulan

V. PENUTUP

Dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Trend produksi kakao di Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng selama kurun waktu 11 tahun, dari tahun 2011 sampai 2021 mempunyai nilai produksi dengan rata – rata 3922,65 ton. Berdasarkan hasil analisis trend diperoleh persamaan Y = 6213,8+ -381,86x. Trend produksi tersebut memiliki kecenderungan yang menurun dengan perubahan peningkatan sebesar -381,8ton/tahun.

2. Trend luas panen cabai di Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun waktu 20 tahun, dari tahun 1996 sampai 2015 mempunyai nilai luas panen dengan rata – rata 6317,04 hektar. Berdasarkan hasil analisis trend diperoleh persamaan Y

= 7240,8 + -153,97x. Trend luas panen tersebut memiliki kecenderungan yang menurun dengan perubahan peningkatan sebesar -153,9 ha/tahun.

3. Berdasarkan analisis peramalan yang akan datang dari tahun 2022-2031 luas panen, produksi di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng mengalami berfluktuasi. Maka diramalkan untuk 10 tahun kedepan perkembangan luas panen mengalami penurunan sebesar -146,9ha/tahun dan produksi sebesar - 364,5 ton/tahun

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan bahwa Perlunya perhatian yang lebih serius dari pemerintah daerah Kabupaten Soppeng terutama dinas perkebunan agar lebih aktif dalam memberikan bimbingan atau penyuluhan kepada petani kakao tentang cara budidaya kakao agar produksi tanaman kakao bisa mengalami kenaikan.

41 DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. 1994. Peramalan Bisnis. FE-Universitas Gajha Mada, Yogyakarta Askindo, 2002. Report of cocoa bean export via makassar port. Desember 2002.

Atira, Arifin dan Mohammad Anwar Sadat.2021. Analisis trend produksi padi sawah daerah sentra bosowa (bone, Soppeng, wajo) terhadap produksi padi sawah di sulawesi selatan. Jurnal agribis vol. 13 no.1 maret 2021

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Meningkatkan Mutu Kakao dan Kopi Nasional Menjadi Salah Satu Fokus Kegiatan Gernas Kakao dan Kopi. Jakarta: Dirjenbun

Hariyati, Y. (2016). The Management Product in the Farmers Level and the Role of

Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta.

Indonesia Food and Agribusiness Outlook, 2011.Food and Agribusiness Research and Advisory RabobankInternational.Jakarta

Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2008

Laboratorium statistika IKOPIN. 2015. Analisis Trend. Diakses Pada Tanggal 17 Desember 2019 Pukul 20:15 Wita

Lutfiadi, Ridwan. 2010. Analisis Efisiensi Bisnis Komoditas buah dan Perkebunan Unggulan di Kabupaten. Bekasi: Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No 2: 94-106

Maryati. 2010. Pengertian Analisis Trend. Surakarta: Universitas sebelas Maret Miller dan Meiners, E. Roger. 2000, Teori Mikro Ekonomi Intermediate, PT. Raja

Grafindo Persada

Mochtar, dan Darma, Rahim. 2011. Prospek Industri Pengolahan Kakao di Makassar: Analisis Potensi Kelayakan Usaha. Industry prospect of Analisis Skala Ekonomis.

Mubyarto, 2003. Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian dan Penyelenggaraan Ekonomi Sosial (LP3S. Jakarta.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI). 2008. Pedoman Teknis Budi Daya Tanaman Kopi. Jember, Jawa Timur. Indonesia Coffee and Cacao Research Institut

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI). 2004. Pedoman Teknis Budi Ekonomi Kuantitatif Terapan, 10 (1): 47 – 57

Supporting Institutions for Cocoa Fermentation Process. Agriculture and Agricultural Science Procedia, 9, 128– 133.

Sukirno, Sadono, 2022. Pengantar Teori Mikro Ekonomi, edisi 3, penerbit PT.RJ Grafindo persada,Jakarta

Sukirno, Sadono, 2000, Ekonomi Makro. Raja Grapindo Persada, Jakarta.

SunudanWartoyo. 2009. Teori pengantar. Rajawali Pers. Jakarta Sudjana, 2005. Metoda Statistika. Tarsito, Bandung

Soekartawi, 1990. Analisis Usahatani. UI Pers. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI-PRESS. Jakarta.

Soekartawi, 2003.Teori ekonomi produksi. Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi, dengan Pokok Bhasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas, Rajawali Press, Jakarta

Soekartawi. 2011. Ilmu Usaha Tani. Universitas Indonesia: Jakarta.

Spillane, James J, Dr. SJ. 2000. Komoditi Kakao, peranannya dalam perekonomian Indonesia. Kanisius. Yogyakarta.

Wahyudi, T., Pujiyanto, dan T. R. Panggabean, 2008. Panduan Lengkap Kakao, Penebar Swadaya, Jakarta.

Yaqub Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, cet. 2 (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013).

Zaenudin, 2010. Budidaya Kakao, Kopi dan Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Cianjur. Penerbit. Agro. Media Pustaka. Halaman 207.

43

L A M

P

I

R

A

N

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

44

45 Lampiran 2. Tabel data produksi dan luas panen tanaman kakao di Kecamatan

Marioriwawo Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021

Tahun Produksi (ribu ton) Luas panen (hektar)

2011 3857,00 5554,60

2012 5674,00 6996,72

2013 5930,00 6997,00

2014 4429,00 7044,52

2015 4987,42 7004,52

2016 5000,03 7044,52

2017 5000,03 7044,52

2018 3024,08 6314,07

2019 1944,93 5699,07

2020 1785,25 4800,93

2021 1517,46 4986,93

Sulawesi Selatan

Lampiran 4. Surat Izin Peneltian

47

Dokumen terkait