• Tidak ada hasil yang ditemukan

T SEJ 1303157 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T SEJ 1303157 Chapter5"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

129 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian SMA Angkasa Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung yang berdiri, dikelola, dan dibina oleh yayasan militer TNI AU bernama Yayasan Ardhya Gharini (YASARINI) Cabang Lanud Sulaiman memiliki ciri khas budaya militer. Hal ini merupakan keunikan SMA Angkasa Sulaiman yang pada gilirannya merepresentasikan sebuah budaya sekolah (school culture) dengan nuansa-nuansa kedisiplinan ala militer. Budaya sekolah yang tercipta dari proses interaksi siswa, guru, kepala sekolah, karyawan sekolah dan orang tua/masyarakat mampu mendorong pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a) Konsep pendidikan karakter di SMA Angkasa Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung merupakan penjabaran dari strategi mikro pendidikan karakter yang meliputi; integrasi ke dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada setiap Mata Pelajaran, pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan, integrasi dalam kegiatan ekstrakulikuler, dan penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di rumah. Hal tersebut dilakukan dengan perencanaan, pendekatan, dan metode belajar dan pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat nilai pendidikan karakter yang merupakan usaha bersama sekolah. Oleh karenanya dilakukan secara bersama oleh semua guru dan semua mata pelajaran. Pendidikan karakter di SMA Angkasa Sulaiman lebih ditekankan pada kegiatan internalisasi dan pembentukan tingkah laku.

(2)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi sejarah mengenai

“Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara” untuk kelas X IIS 1, dan

“Pendudukan Jepang di Indonesia” serta “Semangat Kebangsaan, Awal

dari Sebuah Bangsa Yang Baru” untuk kelas XI IIS 1. Guru dapat membuat RPP yang didesain untuk mendapatkan tujuan pembelajaran yang diharapkan, yakni semangat kebangsaan, cinta tanah air, displin, dan tanggung jawab. Proses pembelajaran sejarahnya kerap terlihat pada pembelajaran pengamatan (observational learning), yakni para siswa kelas X IIS 1 dan XI IIS 1 menjadikan guru sejarah sebagai role model keteladanan dalam mengelaborasi karakter melalui pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Siswa mencontoh sikap dan perilaku guru yang terlihat langsung dalam pengalaman belajarnya.

c) Hasil pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di SMA Angkasa Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung ialah munculnya beberapa nilai karakter, yakni ; (1) semangat kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok, (2) cinta tanah air, yaitu cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa, (3) disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, (4) tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Munculnya karakter baik di atas dalam pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral yang dilalui dalam setiap kegiatan sekolah baik yang terporgam, maupun yang tidak terporgam.

(3)

jauh ketika siswa kelas X memasuki lingkungan baru di sekolah, lingkungan yang lebih besar dan bukan terjalin berdasarkan darah, melainkan pertemuan sesama siswa yang seusia melalui relasi-relasi sosial. Mereka baru mengenal norma, tradisi, adat dan kebiasaan yang diterapkan dalam SMA Angkasa. Sehingga mereka merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan suasana moral di sekolah. Sedangkan, bagi siswa kelas XI, mereka sudah terbiasa dengan peraturan yang ada di SMA Angkasa. Mereka sudah bisa mengikuti ritme dari tradisi, kebiasaan dan norma yang diterapkan di SMA Angkasa. Mereka berpandangan hal ini merupakan kebiasaan positif yang dapat meningkatkan nilai-nilai positif. Mereka menikmati pelaksanaannya sebagai proses dalam menanamkan displin di sekolah yang akan berguna bagi kehidupan di keluarga dan masyarakat. Dari sini perkembangan moral meningkat karena mereka telah mengakui otoritas sekolah yang ditandai dengan sikap menghormati aturan di sekolah dan keakraban dengan kelompok sosial.

(4)

pengenaan sanksi fisik yang terbawa dari kelaziman di lingkungan militer (sit-up, push up, sikap taubat) menjadi beban yang memberatkan siswa,

dan (3) kegiatan ekstrakulikuler yang terlalu lama jam pelaksanaannya. Sehingga tak jarang siswa pulang petang dan sampai ke rumah sudah dalam kondisi malam hari yang mengakibatkan di hari-hari tentu ada kelalaian dalam mengerjakan tugas untuk keesokan harinya.

5.2Rekomendasi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi mengenai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah pada Sekolah Lingkungan Militer. Dalam berbagai penelitian pendidikan karakter sesungguhnya telah banyak membahas tema ini, akan tetapi konsep dan proses pendidikan karakter yang telah berkembang dalam budaya sekolah militer belum banyak diteliti.

Secara praktis, rekomendasi dalam penelitian ini:

a) Bagi Siswa, penelitian ini sangat bermanfaat untuk dapat membantu memaknai dalam pembelajaran sejarah. Pemerolehan nilai-nilai karakter bangsa dalam pembelajaran sejarah. Meningkatkan kemampuan mereka dalam menjawab permasalahan – permasalahan yang muncul mengani “degradasi moral”;

b) Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan (input), yang dapat membuat proses pembelajaran sejarah lebih bermakna dan berguna. Meningkatkan pemahaman untuk membina guru-guru sejarah mengenai materi pelajaran sejarah Indonesia. Meningkatkan kemampuan mencari, mengolah, mengemas, dan menginformasikan temuan mereka, hingga pemecahan masalah; dan mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran;

c) Bagi Pembelajaran Sejarah, penelitian ini, diharapkan dapat menambah referensi mengenai pelaksanaan pembelajaran sejarah sehingga dapat memperkaya khasanah keilmuan.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok , menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan,

Hipotesis H3 yang menyatakan bahwa locus of control external berpengaruh positif terhadap dysfunctional audit behavior diterima, sehingga dapat dipahami bahwa

Soekarno, “Amanat Negara Presiden Soekarno Pada Pembukaan Sidang Pertama MPRS Pada Hari Pahlawan 10 Nopember 1960”, dalam Muhono, Ketetapan MPRS dan Peraturan Negara Yang

Anaphalis javanica memiliki distribusi merata yang dapat ditemukan pada ketinggian 1.500-3.000 m.dpl, Anaphalis viscida mempunyai distribusi yang spesifik yaitu pada

Sehubungan dengan t elah dilakukannya evaluasi administ rasi, evaluasi t eknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi sert a form ulir isian Dokum en Kualifikasi unt uk

Pedoman MEA hanya digunakan sebagai acuan saja bila terdapat sengketa transnasional dalam perkara persaingan usaha yang tidak mencapai titik temu, maka dari

Untuk menganalisis pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan khu- susnya PT Usaha Teknik Indonesia, maka data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis

dan penulis selalu punya impian untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang