• Tidak ada hasil yang ditemukan

T POR 1303027 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T POR 1303027 Chapter3"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut pendapat Kerlinger (1973) yang dikutip oleh Syofian

(2013; hlm 53), bahwa survey research atau penelitian survey adalah penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus)

terhadap variabel-variabel yang diteliti. Menurut Kerlinger (1973) yang

dikutip oleh Syofian (2013; hlm 53) bahwa karakteristik penelitian survey

sebagai berikut :

1. Objek penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antarvariabel, sosiologis, maupun psikologis.

2. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.

3. Metode survey ini tidak memerlukan kelompok control seperti halnya pada metode eksperimen.

Berdasarkan pendapat di atas, metode pada penelitian ini

menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif

melalui korelasi sederhana. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan

questionnaire atau angket. analisis ini akan digunakan dalam menguji

seberapa besar kontribusi motivasi intrinsik ( ) dan motivasi ekstrinsik ( )

denganaktivitas siswa ( ). Seperti yang dikemukakan oleh Syofian Siregar

(2013; hlm 57) bahwa kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi

(2)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,

dan karakteristik seseorang.

Dalam konteks ini motif berprestasi untuk beraktivitas fisik pada

cabang olahraga softball lebih banyak difokuskan pada motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Perbedaan signifikan tentang motivasi beraktivitas fisik.

Seperti penelitian yang sebelumnya mengenai motivasi untuk berpartisipasi

dalam beraktivitas fisik olahraga pada siswa dari tiga Negara yang berbeda

oleh Miran Kondrič,PhD., Joško Sindik, PhD., Gordana Furjan Mandić,

PhD., Bernd Schiefler (2013). Bahwa terdapat pengaruh motivasi yang

signifikan dalam beraktivitas fisik pada siswa sekolah menengah atas dalam

cabang olahrag softball di Kota Bandung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti

jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat popular

dipakai untuk menyebutkan sekelompok objek yang menjadi sasaran

penelitian. Populasi penelitian merpakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,

gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini

dapat menjadi sumber data penelitian (Bungi, 2006:99) yang dikutip oleh

Syofian Siregar (2013; hlm 59). Sedangkan sampel adalah suatu prosedur

pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan

(3)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi. Populasi dan sampel menurut Sugiyono (2011; hlm 45), bahwa

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, populasi dalam penelitian ini adalah

atlet softball usia sekolah menengah atas di Kota Bandung, mereka

merupakan bibit pembinaan pada tahap persiapan prestasi sebanyak 173

orang. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah partisipan yang

dirandom dari siswa sekolah menengah atas di Kota Bandung yang memiliki

motivasi, minat, dan atensi terhadap cabang olahraga softball sebanyak 63

orang. Pelaksanaan pengambilan sampel random yaitu peneliti mendatangi

tiap klub softball yang memiliki anggota klub usia remaja sekolah menengah

atas.

Pengambilan sampel penelitian menggunakan rumus dari Taro

Yamane atau Slovin dalam Riduan (2007: hlm 65) sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah sampel

(4)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

= =

Jadi, sampel yang diambil berdasarkan rumus dari Taro Yamane atau Slovin

sebesar 63 responden.

C. Instrumen Penelitian

Syofian Siregar (2013) mengatakan bahwa instrumen merupakan alat

yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu penelitian dapat

berupa kuesioner, sehingga skala pengukuran instrument adalah

menentukan satuan yang diperoleh, sekaligus jenis data atau tingkatan data,

apakah data tersebut berjenis nominal, ordinal, interval maupun rasio.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah questionnaire atau

angket sesuai dengan pendapat dari Riduwan (2013), bahwa angket adalah

daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan

respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan

penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu

masalah dan responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.

(5)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempelajari secara umum tentang partisipasi di usia remaja. Siswa

melengkapi questionairre yang telah penulis bagikan, butir-butir pertanyaan

dari kemungkinan alasan motivasi siswa berpartisipasi dalam olahraga

softball di Kota Bandung.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

Likert, dimana menurut Riduwan (2013), skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang

kejadian atau gejala sosial. Melalui penggunaan skala Likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi

sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi

indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator-indikator-indikator yang terukur ini

dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa

pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

Peneliti menggunakan skala Likert untuk menentukan indikator dari

komponen pertanyaan yang akan diberikan pada responden untuk di jawab

ataupun dikomentari. Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti

adalah dengan menyebarkan angket penelitian kepada para atlet remaja usia

sekolah menengah atas di Kota Bandung yang tergabung dalam beberapa

Klub softball baseball di Kota Bandung. Setelah angket penelitian direspon

dan dikembalikan ke peneliti selanjutnya diuji keabsahan dari butir

pertanyaan yang terdapat pada angket penelitian. Penghitungan validitas

butir tes berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur

(6)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penghitungan validitas dan reliabilitas butir tes, instrumen penelitian tidak

membutuhkan lagi face validity untuk mengukur dan menentukan keterandalan dari alat ukur yang digunakan. Sesuai yang dikemukakan oleh

Gaber (2013; hlm 473) bahwa “ … when you have content validity, you

automatically have face validity”. Pendapat dari Gaber tersebut telah menggambarkan bahwa dengan peneliti melakukan pengujian validitas dan

reliabilitas butir soal secara otomatis instrumen penelitian yang dimiliki

oleh peneliti telah memiliki face validity.

Kisi-kisi intrumen penelitian untuk mengukur dan menganalisa

motivasi yang dimiliki oleh para atlet usia sekolah menengah atas di Kota

Bandung, ditunjukkan pada tabel 3.1 dibawah ini :

TABEL 3.1

(7)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrument penelitian yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan

oleh Miran Kondrič,PhD., Joško Sindik, PhD., Gordana Furjan Mandić,

PhD., Bernd Schiefler : 2013, peneliti menggunakan “Back Translation Methode “ dari Esposito (2001 : hlm 546), yaitu dengan menerjemahkan PMQ kedalam bahasa Indonesia oleh ahli bilingual, selanjutnya

diterjemahkan kembali ke bahasa Inggris oleh ahli bilingual yang berbeda

setelah itu diterjemahkan kembali ke bahasa Indonesia untuk dipakai sebagai

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR

1 2 3 (+) (-)

SAYA SUKA BONUS YANG DITAWARKAN 13 SAYA SUKA DENGAN PERALATAN DAN FASILITAS YANG SAYA PAKAI 31 SAYA SUKA KARENA OLAHRAGA INI GLAMOUR 39

SAYA SUKA MELAKUKAN PERJALANAN 4

SAYA SUKA KARENA KELUAR DARI RUMAH 20

SAYA INGIN TERKENAL 26

SAYA INGIN MENINGKATKAN STATUS SOSIAL 29 SAYA MENJADI ATLET KARENA INGIN DIHARGAI ORANG LAIN 32 SAYA SENANG KARENA TERLIHAT LEBIH KEREN 36 SAYA SENANG KARENA INGIN MENDAPATKAN PERHATIAN DARI LAWAN JENIS 38 SAYA SENANG MENJADI PUSAT PERHATIAN 34 SAYA SENANG KARENA BANYAK YANG MENONTON 35 SAYA SENANG KARENA MENJADI PEMBERITAAN DI KORAN 41 SAYA SENANG KARENA MENJADI PEMBERITAAN DI TELEVISI 42 SAYA INGIN SELALU BERSAMA DENGAN TEMAN SAYA 2 ORANG TUA DAN TEMAN MENGINGINKAN SAYA BERMAIN DI OLAHRAGA INI 6 SAYA SENANG MEMILIKI TEMAN BARU 10 SAYA INGIN TUBUH SAYA TERLIHAT ATLETIS 25

SAYA SUKA PELATIHNYA 28

SAYA MELAKUKAN OLAHRAGA INI UNTUK MENGISI WAKTU LUANG 17 SAYA MERASA LUPA DENGAN SEMUA MASALAH KETIKA BERADA DI LAPANG 40

SAYA SUKA UNTUK MELAKUKAN AKSI DI OLAHRAGA INI 18

SAYA SUKA BERKOMPETISI 21

SAYA SUKA TANTANGAN DI OLAHRAGA INI 27 SAYA INGIN BELAJAR KETERAMPILAN YANG BARU 9 SAYA SENANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAYA 14

SAYA SENANG BERLATIH 15

SAYA INGIN MENCAPAI LEVEL YANG LEBIH TINGGI DI OLAHRAGA INI 23 SAYA INGIN MENINGKATKAN KETERAMPILAN 1 SAYA SUKA BEKERJASAMA DALAM TIM 7 SAYA SENANG BERADA DI TIM DI OLAHRAGA INI 8

SAYA SUKA SPIRIT DARI TIM 19

SAYA INGIN TUBUH SAYA SEHAT 24

SAYA MERASA PENTING BERADA DI TIM 22

SAYA INGIN KEMENANGAN 3

(8)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrument penelitian. Sehingga penggunaan PMQ yang mengadopsi dari

penelitian sebelumnya dapat dilakukan dengan tepat.

D. Teknik Analisis Data

Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson

Product Moment adalah :

√ { }

Keterangan :

= Koefisien korelasi

= Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item)

N = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

√ √

Keterangan :

t = nilai

r = Koefisien korelasi hasil

n = Jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2)

Kaidah keputusan : Jika berarti valid, sebaliknya

(9)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

korelasinya (r) sebagai berikut :

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Setelah dihitung validasinya kemudian dihitung reliabilitasi skor tiap

item test. Uji reliabilitasi dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

(keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang

digunakan. Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus alpha. Metode

mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu

kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut :

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai

berikut.

Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :

Keterangan :

= Varians skor tiap-tiap item

∑ = Jumlah kuadrat item

= Jumlah item dikuadratkan

N = Dikuadratkan

(10)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

∑ = Jumlah varians semua items

Varians item ke-1,2,3…n

Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :

Keterangan :

= Varians total

∑ = Jumlah kuadrat x total

= Jumlah x total dikuadratkan

N = Jumlah Responden

Langkah 4 : Masukkan nilai alpha dengan rumus :

( ) ( )

Keterangan :

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians total

(11)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrument yang dilakukan dengan

rumus Korelasi Product Moment, yaitu :

(Riduwan 2007:115-116)

Harga menunjukkan reliabilitas setengah tes. Untuk mencari reliabilitas

seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown, yakni :

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak

digunakan distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat

kebebasan (dk = n-2). Kemudian dibuat keputusan dengan membandingkan

dengan . Adapun kaidah keputusan : Jika berarti

reliabel dan berarti tidak reliabel.

E. Hasil Uji Coba Instrument Penelitian.

Setelah instrument penelitian diujicobakan kepada 63 responden,

didapatkan hasil uji coba instrument penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.2

PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI EKSTRINSIK

NO

KOEFISIEN KORELASI

HARGA

HARGA

KEPUTUSAN HITUNGAN VALIDITAS

1 0,128 1,008 0,675 Valid Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi Product Moment ( ) kemudian dibandingkan 2 0,438 3,805 0,675 Valid

(12)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 0,353 2,947 0,675 Valid dengan rumus ( ), sebagai berikut :

Contoh hitungan item No. 1

= 1,008

Distribusi untuk α = 0,50 dan uji dua pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61), sehingga didapat = 0,675

Kaidah keputusan :

Jika berarti valid,

berarti tidak valid

Ternyata 1,008 > 0,675, maka item (No.1) tersebut dinyatakan valid.

Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21

item alat ukur tersebut yang dinyatakan valid sebanyak 18 item yaitu item pertanyaan pada nomor : 2; 4; 6; 10; 13; 17; 20; 26; 28; 29; 31; 32; 36; 36;

39; 40; 41 dan 42 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak

valid sebanyak 3 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 25; 34 dan 38. Dengan demikian ke empat item ini dibuang.

Tabel 3.3

PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI EKSTRINSIK

1 0,128 0,384 0,254 Reliabel Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi Product Moment ( ) kemudian dibandingkan dengan Spearman Brown ( ), sebagai berikut :

Contoh hitungan item No. 1

0,384

(13)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 0,146 0,438 0,254 Reliabel sehingga didapat = 0,254

Kaidah keputusan :

Jika berarti reliabel, berarti tidak reliabel

Ternyata 0,384 > 0,254, maka item (No.1) tersebut dinyatakan reliabel.

Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21

item alat ukur tersebut yang dinyatakan reliabel sebanyak 18 item yaitu item pertanyaan pada nomor : 2; 4; 6; 10; 13; 17; 20; 26; 28; 29; 31; 32; 36; 36;

39; 40; 41 dan 42 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak

reliabel sebanyak 3 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 25; 34 dan 38. Dengan demikian ke empat item ini dibuang.

Tabel 3.4

PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI INTRINSIK

NO

1 0,148 1,577 0,675 Valid Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi Product Moment ( ) kemudian dibandingkan dengan rumus ( ), sebagai berikut :

Contoh hitungan item No. 1

= 1,577

Distribusi untuk α = 0,50 dan uji dua pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61), sehingga didapat = 0,675

Kaidah keputusan :

Jika berarti valid,

berarti tidak valid

(14)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19 0,166 1,315 0,675 Valid dinyatakan valid.

Demikian juga hitungan (item No. 2 – No. 21) 20 0,017 0,133 0,675 Tidak Valid

21 0,230 1,846 0,675 Valid

Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21

item alat ukur tersebut yang dinyatakan valid sebanyak 16 item yaitu item pertanyaan pada nomor : 1; 5; 7; 8; 9; 12; 14; 16; 18; 19; 22; 23; 24; 27; 30

dan 37 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 5 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 3; 11; 15; 21 dan 33.

Dengan demikian ke empat item ini dibuang.

Tabel 3.5

PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI INTRINSIK

1 0,148 0,444 0,254 Reliabel Setelah ditabulasikan menggunakan rumus Korelasi Product Moment ( ) kemudian dibandingkan dengan Spearman Brown ( ), sebagai berikut :

Contoh hitungan item No. 1

0,444

Distribusi untuk α = 0,05 dan derajat uji dua pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2 = 63-2 = 61), sehingga didapat = 0,254

Kaidah keputusan :

Jika berarti reliabel, berarti tidak reliabel

Ternyata 0,444 > 0,254, maka item (No.1) tersebut dinyatakan reliabel.

Dari hasil uji coba instrument penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 21

(15)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan pada nomor : 1; 5; 7; 8; 9; 12; 14; 16; 18; 19; 22; 23; 24; 27; 30

dan 37 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 5 item, yaitu item pertanyaan pada nomor : 3; 11; 15; 21 dan 33.

Dengan demikian ke empat item ini dibuang.

F. Deskripsi Operasional Variabel

Secara operasional variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk

menjelaskan makna variabel penelitian. Singarimbun (1987:23) yang dikutip

oleh Riduwan (2013:281) memberikan pengertian tentang definisi

operasional, yang diartikan bahwa unsur penelitian yang memberikan

petunjuk bagaimana variabel itu diukur. Variabel penelitian terdiri dari dua

variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

a. Motivasi Ekstrinsik ( ) adalah suatu kondisi yang berpengaruh dan

membangkitkan dorongan dari luar atau lingkungan sekitar atlet yang

berhubungan dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah terhadap

cabang olahraga softball di Kota Bandung.

b. Motivasi Intrinsik ( ) adalah suatu kondisi yang berpengaruh dan

membangkitkan dorongan dari dalam diri atlet yang berhubungan

dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah terhadap cabang

olahraga softball di Kota Bandung.

(16)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mencapai suatu tujuan yang berakibat baik untuk pelaku (siswa

usia remaja yang menjadi atlet).

Deskripsi sebagai gambaran dari design penelitian untuk mengetahui

perspektif atau kerangka acuan dan memandang teori yang diajukan dalam

penelitian melalui pendugaan pengujian hipotesis dan untuk mengetahui ada

atau tidaknya kontribusi motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik dengan

aktivitas fisik siswa. Kontribusi antar variabel dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 3.1

Desain Penelitian dan y

Keterangan :

: Motivasi Ekstrinsik (Variabel independen)

: Motivasi Intrinsik (Variabel independen)

: Aktivitas Fisik Siswa (Variabel dependen)

R : Koefisien Korelasi

y

(17)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan keterangan di atas dapat kita tentukan kedudukan

variabel y sebagai variabel dependen yang banyak dipengaruhi oleh variabel

x sebagai variabel independen.

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah hipotesis operasional yang diterjemahkan

ke dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih

oleh peneliti, yaitu :

1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi ekstrinsik

terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada

cabang olahraga softball di Kota Bandung. (Ha)

Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi ekstrinsik

terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada

cabang olahraga softball di Kota Bandung.(Ho)

2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi intrinsik terhadap

aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada cabang

olahraga softball di Kota Bandung. (Ha)

Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi intrinsik

terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia sekolah menengah atas pada

(18)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Terdapat perbedaan kontribusi yang signifikan antara motivasi

ekstrinsik dan motivasi terhadap aktivitas fisik atlet remaja usia

sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota

Bandung.(Ha).

Tidak terdapat perbedaan kontribusi yang signifikan antara motivasi

ekstrinsik dan motivasi instrinsik terhadap aktivitas fisik atlet remaja

usia sekolah menengah atas pada cabang olahraga softball di Kota

Bandung.(Ho).

Jika Ha = 0 , dan Ho 0

Maka Ho diterima, jika :

Ho ditolak, jika :

-α +α Penentuan daerah penolakan uji dua pihak

Gambar 3.2

H. Regresi Sederhana

Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara

sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang

berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar Daerah

penerimaan Ho Daerah

penolakan Ho

(19)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesalahannya dapat diperkecil. (Riduwan, 2013:146). Peramalan yang

dilakukan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi,

melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi. Ada

beberapa langkah untuk menguji regresi, sebagai berikut :

Langkah 1.

Ha: Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi eksternal dan

internal terhadap aktivitas fisik siswa usia sekolah menengah atas

pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.

Ho: Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi eksternal

dan internal terhadap aktivitas fisik siswa usia sekolah menengah atas

pada cabang olahraga softball di Kota Bandung.

Langkah 2.

Ha: r 0

Ho: r = 0

Langkah 3.

Membuat Tabel Penolong untuk menghitung angka statistik : ( )

Langkah 4.

1) Menghitung rumus b

2) Menghitung rumus a

(20)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Menghitung persamaan regresi sederhana

̂

4) Membuat garis persamaan regresi

a. Menghitung rata-rata X dengan rumus :

̅

b. Menghitung rata-rata Y dengan rumus :

̅

Menguji signifikansi dengan langkah-langkah berikut :

Langkah.1.

Mencari jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus :

Langkah 2.

Mencari jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus :

( ) = { }

Langkah 3.

Mencari jumlah Kuadrat Residu ( ) dengan rumus :

(21)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Regresi dengan rumus :

Teknik 5.

Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Regresi ( ) dengan rumus :

Langkah 6.

Mencari rata-rata jumlah Kuadrat Residu ( ) dengan rumus :

Langkah 7.

Menguji signifikansi dengan rumus :

Kaidah pengujian signifikansi :

Jika , maka Ho DITOLAK artinya signifikan dan

, maka Ho DITERIMA arttinya tidak signifikan

Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05

Mencari nilai menggunakan Tabel F dengan rumus :

=

(22)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

=5,99

Langkah 8.

Membuat kesimpulan dari hasil perhitugan regresi yang dilakukan.

Perhitungan regresi atau perkiraan secara sistematis tentang variabel

terikat dalam penelitian ini, yaitu aktivitas fisik dan variabel bebas yaitu

motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Dengan membuat perhitungan regresi dapat

memperkirakan perubahan, agar tidak salah mengerti bahwa perkiraan

regresi ini tidak memberikan jawaban pasti, melainkan berusaha mencari

pendekatan apa yang akan terjadi.

I. Analisis dan Pengolahan Data

Untuk mengolah hasil penelitian yang telah dilakukan penulis

menggunakan system ANOVA (Analysis of Variance) untuk menghitung

hasil yang di dapat dari PMQ. ANOVA menyediakan tes statistik dari berarti

atau tidaknya hasil yang di dapat dari kelompok sampel yang diteliti. Melalui

perhitungan t-skor akan didapatkan hasil dan eror dari hasil penelitian yang

dilakukan.

Data hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan Software

IBM SPSS Statistik (19.0). Pengukuran dasar dari penelitian deskriptif yang

dikalkulasikan (mean, standar deviasi, dan frekwensi). Keberagaman

ANOVA telah digunakan untuk menguji keragaman motivasi terhadap siswa

sekolah menengah atas di Kota Bandung untuk setiap item questioner.

(23)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partisipan (dalam tiga kelompok mereka), dan faktor skor digunakan dalam

MANOVA dan analisis untuk menguji hubungan motivasi ekstrinsik dan

motivasi intrinsik dengan aktivitas fisik siswa sekolah menengah atas di Kota

Bandung pada olahraga softball di Kota Bandung.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah analisis Peardon Product Moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi variabel ,

dan terhadap . Analisis yang dilakukan ini untuk mengetahui kontribusi

motivasi intrinsik ( ), dan kontribusi motivasi ekstrinsik ( ), secara

bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhada aktivits fisik ( ) siswa

sekolah menengah atas di Kota Bandung. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut :

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga . Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif

sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya

sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel

interpretasi nilai r sebagai berikut

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,80 - 1,000 Sangat Tinggi

(24)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,40 - 0,599 Cukup

0,20 - 0,399 Rendah

0,00 - 0,199 Sangat Tinggi

Sumber : Riduwan (2008:138)

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin

mencari makna pengaruh variable x terhadap y, maka hasil korelasi PPM

tersebut diuji dengan Signifikasi dengan rumus :

Keterangan :

= Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi

n = Jumlah sampel

Selanjutya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x

terhadap y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan. Koefisien

determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan

100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel x mempunyai

sumbangan atau ikut menentukan variabel y. sumbangan dicari dengan

menggunakan rumus :

KD = . 100%

Keterangan :

(25)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r = Nilai Koefisien Korelasi

Mengetahui pengaruh antara variabel dan terhadap variabel

digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut :

√ ( ) ( ) ( )

Analisis penghitungan lanjut digunakan teknik korelasi sederhana dengan

menggunakan bantuan software program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

J. Jadwal Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kota Bandung, dengan mengambil sampel

seluruh atlet usia sekolah menengah atas yang ada di Kota Bandung dibawah

naungan Pengcab Perbasasi Kota Bandung.

2. Waktu Penelitian

Penjadwalan penelitian ini dimulai dari usulan penelitian sampai

penulisan tesis yang meliputi :

a. Menyusun usulan penelitian (proposal) dengan arahan dosen

(26)

Indah Lestari, 2015

KONTRIBUSI MOTIVASI EKSTRINSIK DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP AKTIVITAS FISIK CABANG OLAHRAGA SOFTBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Seminar usulan penelitian dengan komisi pembimbing dan penelaah,

bulan Januari 2015 minggu ke empat.

c. Pengumpulan data di lapangan mulai bulan Januari 2015 sampai

dengan pertengahan bulan Februari 2015.

d. Analisa data yang telah diperoleh dari lapangan dilakukan pararel

dengan kegiatan pengumpulan data yang dimulai pada bulan Februari

2015 sampai dengan bulan Maret 2015.

e. Penulisan laporan (tesis) dengan arahan tim pembimbing mulai bulan

April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015.

f. Sidang ujian tahap I dan II diperkirakan bulan bulan Juni 2015.

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian

BULAN

DES'14 JAN'15 FEB'15 MAR'15 APR'15 MEI'15 JUN'15 KEGIATAN

Penyusunan proposal

penelitian

Seminar proposal penelitian

Pengumpulan data

Analisis data

Penulisan laporan (Tesis)

Gambar

Tabel 3.3 PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI EKSTRINSIK
Tabel 3.4
Tabel 3.5 PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI INTRINSIK
Gambar 3.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

 Rajah 7.2 .1 menunjukkan beban dalam cengkerang disebarkan dalam banyak arah dalam satah permukaan cengkerang.  Cengkerang adalah terlalu nipis untuk mengatasi daya lenturan.

Berdasarkan hasil evaluasi dokumen penawaran dan surat penetapan pemenang lelang sederhana Pengadaan Sarana Prasarana Pasca Panen Tanaman Obat pada Dinas Pertanian

Penyedia Barang sanggup untuk mengadakan barang sesuai dengan jumlah, jenis, spesifikasi teknis dan identitas barang (merk, type, pabrikan) yang

siswa yang ikut kegiatan ekstrakurikuler bola tangan dan karate bisa diterapkan dalam. kehidupan sehari-hari dan dalam kegiatan intrakurikuler disekolah tanpa

Peserta yang karena sesuatu hal tidak dapat hadir memenuhi panggilan PLPG ini, harap menyampaikan surat ijin/pengunduran diri kepada Ketua PSG Rayon 115 UM yang

Gambar 5.1 Diagram Bar Distribusi Proporsi Tersangka Penderita Malaria Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Tahun

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perlu di lakukan penelitian tentang Gambaran Tersangka Penderita Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae

PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia