• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tersangka Penderita Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Tersangka Penderita Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Derajat kesehatan masyarakat dinilai menggunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi angka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas) dan status gizi (Kemenkes R.I, 2015).

Adapun pelaksanaan dari pembangunan kesehatan adalah upaya kesehatan masyarakat, salah satunya dilaksanakan melalui pemberantasan penyakit menular. Saat ini yang menjadi prioritas pemerintah dalam pemberantasan penyakit menular adalah penyakit HIV/AIDS, Tuberkulosis, Malaria, Demam Berdarah (DBD), Influenza dan Flu Burung (Kemenkes R.I, 2015).

(2)

Malaria merupakan salah satu indikator dari target Pembangunan Milenium Development Golds (MDG), dan ditargetkan dapat menghentikan

penyebaran dan mengurangi kejadian insiden malaria yang dilihat dari indikator menurunnya angka kesakitan (morbiditas), maupun angka kematian (mortalitas) akibat malaria (Kemenkes R.I, 2011).

Malaria ditemukan hampir seluruh penduduk dunia terutama di negara-negara yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah 2,3 milyar atau kurang lebih 40% populasi dunia tinggal di daerah endemis malaria dan di Indonesia 35% penduduknya tinggal di daerah yang berisiko terinfeksi malaria. Kematian karena malaria terutama disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum disertai komplikasi pada anak-anak, wanita hamil, dan individu yang memiliki sistem imun yang rendah (Harijanto, 2009).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2013, di dunia terdapat 207 juta kasus malaria dan 627.000 kematian akibat malaria dengan Case Fatality Rate (CFR) adalah 3%, dengan 77% proporsi kematian terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun. Sedangkan data WHO (2014), kasus malaria tercatat 198 juta kasus malaria, kematian 584.000 orang dengan CFR sebesar 2 %, hal ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1%. Sebagian besar kematian akibat malaria terjadi di Sub Sahara Afrika dan tahun 2014 terjadi transmisi malaria di 97 Negara (WHO, 2014).

(3)

malaria adalah Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Srilanka dan Thailand (Asrin, 2012).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 Insiden malaria adalah 1,9%. Hal ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1 %, Prevalensi malaria tahun 2013 adalah 6,0 %. Lima Provinsi dengan Insiden dan Prevalensi malaria tertinggi yaitu Papua 28,9 %, Nusa Tenggara Timur 23,3%, Papua Barat 19,4 %, Sulawesi Tengah 12,5 % dan Maluku 10,7%..

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, terdapat 252.027 kasus penderita malaria positif dengan Annual Parasite Incidence (API) 0,99%. Secara nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2005-2014 cenderung menurun yaitu dari 4,1% pada tahun 2005 menjadi 0,99% pada tahun 2014. Sementara target Rencana Strategi kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan malaria atau API pada tahun 2014 <1 per 1.000 penduduk (Kemenkes R.I, 2014).

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara (2015), kasus malaria tahun 2014 dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, diantaranya 15 Kabupaten/Kota telah menerima Sertifikat Eliminasi Malaria dan 1 Kabupaten dalam tahap pemeliharaan yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan. Sementara 18 Kabupaten /Kota masih dalam tahap pemberantasan yang tersebar dalam 189 desa endemis tinggi dan 269 endemis sedang.

(4)

malaria klinis tahun 2015 dilaporkan 91.236 kasus malaria dan 92,66% telah dikonfirmasi laboratorium atau sebanyak 83.618 kasus malaria.

Meskipun beberapa kabupaten yang endemis sudah dinyatakan eliminasi malaria serta beberapa kabupaten endemis lainnya sudah mengalami penurunan kasus secara signifikan, namun upaya pencegahan dan pemeliharaan tetap harus dilakukan mengingat masih tingginya mobilisasi penduduk dari, dan ke wilayah endemis malaria. Prevalensi malaria dengan API tertinggi masih terdapat di Kabupaten Mandailing Natal yaitu 6,88%, Kota Gunung Sitoli yaitu 3,38%, dan Kabupaten Batu Bara yaitu 1,40% (Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Malaria Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014, kejadian malaria tahun 2013 berjumlah 7.544 kasus malaria dengan API 18,2 %, sedangkan tahun 2014 berjumlah 5.298 kasus malaria dengan API 12,4%. Meskipun angka penderita malaria telah menurun, namun angka tersebut masih di atas target sebesar 9%. Sedangkan kejadian positip malaria berdasarkan Kecamatan tertinggi yaitu di Kecamatan Panyabungan dengan jumlah 1.810 kasus malaria atau mencapai 22,2% (Dinas Kesehatan Mandailing Natal, 2014).

(5)

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perlu di lakukan penelitian tentang Gambaran Tersangka Penderita Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahui gambaran tersangka penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui gambaran tersangka penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita malaria berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan tempat tinggal).

2. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.

3. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita malaria positif berdasarkan jenis parasit malaria.

(6)

5. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita malaria positif berdasarkan jenis pengobatan malaria.

6. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur penderita malaria positif berdasarkan jenis parasit malaria.

7. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin penderita malaria positif berdasarkan jenis parasit malaria.

8. Untuk mengetahui perbedaan proporsi pengobatan malaria berdasarkan jenis parasit malaria.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak Puskesmas Panyabungan Jae untuk meningkatkan pelayanan dan penatalaksanaan penderita malaria. 2. Sebagai bahan referensi di perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat

(FKM) Universitas Sumatera Utara (USU) Medan dan bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Secara umum kesimpulan dalam penelitian ini adalah “ Implementasi pembelajaran tematik dengan Quantum Teaching di kelas III SDN 21 Kecamatan Sungai Raya

Kelebihan yang dapat digunakan sebagi tolak ukur keberhasilan tindakan pada pra siklus antara: (a) Materi yang diberikan dapat disajikan lebih terarah dan

Analisis Vegetasi dan Keanekaragaman Ikan di Perairan Kawasan Mangrove Desa Lubuk Kertang Kabupaten Langkat Sumatera Utara.. Dibawah bimbingan HASAN SITORUS dan INDRA

Peserta didik dapat memahami tentang: - pengertian populasi dan sampel - penyajian data dalam tabel, diagram,.

The value identity related to the identity of political parties based on ideology or party platform, the social base of supporters, and the members

Pengaruh Level Pemberian Energi dan Protein Pakan Terhadap Persentase Berat Karkas dan Bagian-bagiannya Pada Ayam Potong.. Fakultas Teknologi

- persamaan kuadrat - fungsi kuadrat - matriks - program linear - pola bilangan/barisan - deret aritmetika