EDISI II/TAHUN 2014
8
Para Peserta serius mengikuti paparan Menteri PAN & RB RI pada Acara Forkompanda Provinsi NTT 2014
8
dengan peluh keringat bahkan air mata. Peringkat ke lima nasional, dengan Predikat CC untuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sejak Tahun 2010. Secara fenomenal, NTT juga berhasil menyelesaikan Penyusunan Dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2013-2017. Dari serangkaian capaian di atas, kini publik tengah menanti realisasi dari berbagai upaya cerdas yang telah dibuat. Mampukah Biro Organisasi menjadi arsitek untuk implementasinya?
Menyederhanakan petunjuk teknis tentang Program Kegiatan dalam Petunjuk Teknis Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar menjelaskan Sembilan Program Percepatan Reformasi Birokrasi yang terdiri dari : Penataan Struktur Birokrasi; Penataan Jumlah dan Distribusi PNS; Sistem Seleksi dan Promosi Terbuka; Profesionalisasi PNS; e-government; Peningkatan Pelayanan Publik; Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Aparatur; Peningkatan
Kesejahteraan dan Eisiensi
Penggunaan Fasilitas, Sarana Prasarana Kerja Aparatur. Untuk maju sebagai pejabat politik, PNS harus mundur dari statusnya sejak mendaftarkan
diri dalam kontestasi politik. Hal ini menjadi cukup menarik untuk dibahas dalam sesi diskusi yang dipandu oleh Gubernur NTT. Sekretaris Daerah Kabupaten Sika mengajukan pertanyaan menyentil. Menurutnya, Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara memberikan perlakuan diskriminatif kepada birokrat yang ingin maju menjadi kepala daerah.
Diskusi makin menarik dengan berbagai pertanyaan spontan dari para peserta. Nampak mengemukakan pendapat sekaligus bertanya antara lain Sekretaris Daerah dari Manggarai Barat, Sumba Timur,
Sikka, Lembata, TTU, Nagekeo dan Inspektur Belu. Para penanya mengangkat topik yang memang menjadi keresahan di daerah. Banyak pertanyaan seputar nasib para pegawai yang berstatus Kategori dua (K2). Bahkan para Sekretaris Daerah mengusulkan agar perlu dibuka ruang, bagi para tenaga K2 yang belum terakomodir dalam proses
penerimaan yang baru. Dijelaskan jika mekanisme pengangkatan tenaga kontrak atau pun honor setelah Tahun 2005, tidak lagi dibenarkan. Untuk selanjutnya, telah diatur mekanisme penerimaan aparatur dengan status Pegawai Pemerintah dengan
39
(PNS).Selain itu juga dihadiri oleh
Sekda Provinsi NTT Fransiskus
Salem, SH, M.Si.
Pelaksanaan
pengambilansump-ah/janji PNS menandakanCalon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang
telah diangkat menjadi PNS
untuk-melaksanakan tugas dan
tanggung-jawab pada Pancasila, UUD’45 dan
NKRI.
Dalam sambutannya, Gubernur
NTT meyampaikan 2 hal
pent-ing yang harus dicermati oleh PNS
yakni, 1) Diharapkan sumpah/janji
yang telah di ucapkan para PNS
bukan hanya kepentingan
kedina-san dan diucapkan dimulutsaja, tapi
harus dari dalam hatis endiri agar
mampu bekerja dengan disipilin,
jujur, adil dan bertanggung jawab
kepadaPancasila, UUD’45 dan
NKRI. 2) Diharapkan para PNS
mampu bekerja keras, kerjacerdas
dan kerja tuntas.
“Seorang PNS harus displin dan
berfikir positif, karena dengan
ber-pikir positifsesorang akan menjadi
besar dan orang yang besar akan
mempunyai banyak ide serta
gaga-san, “kata Lebu Raya.
Selanjutnya Gubernur NTT juga
mengatakan banyak pelaku
pem-bangunan di daerah ini, tetapi
pelaku birokrat yang menjadi
pelaku pokok dan utama di daerah
ini.“Seorang PNS haruslah
menjadi-contohbagimasyarakat juga harus
bisa mensejahterakan masyarakat
dan daerah,” demikian lanjut Lebu
Raya.
Pada kesempatan yang sama,
Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Emanuel Kara, SH
saatmem-bacakan laporan menyampaikan
PNS adalah Abdi Negara dan
abdi masyarakat untuk
menye-lenggarakan pemerintahan serta
menggerakan dan memperlancar
pembangunan dalam rangka usaha
mewujudkan tujuan nasional
seba-gaimana tercantum dalam
pembu-kaan UUD 1945.
“Agar PNS dapat melaksanakan
tugasdengan sebaik-baiknya, maka
PNS harus dibina sedemikian rupa
sehingga mempunyai kesetiaan dan
ketaatan penuh terhadap Pancasila,
UUD’45,
Negara, Pemerintah
sertaber-mental baik, bersatupadu, jujur,
bersih, professional, berkualias
dan bertanggungjawab terhadap
tugasnya,”kata Emanuel Kara.