FASILITAS PPN
FASILITAS PPN
FASILITAS SEBELUM 2001
FASILITAS DI BIDANG PPN DAN PPnBM
SEBELUM 1 JANUARI 1995
1. PENANGGUHAN PEMBAY. PPN & PPnBM ;
2. PENUNDAAN PEMBAY. PPN & PPnBM ; 3. PPN & PPnBM DTP ;
4. PPN & PPnBM DIBAYAR OLEH PEM; 5. PPN & PPnBM TIDAK DIPUNGUT ; 6. DIBEBASKAN.
SEJAK 1 JANUARI 1995
1. PENANGGUHAN PEMBAY. PPN & PPnBM ; 2. PENUNDAAN PEMBAY. PPN & PPnBM ; 3. PPN & PPnBM DTP ;
4. PPN & PPnBM TIDAK DIPUNGUT ; 5. DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK.
SEJAK 1 JANUARI 2001 :
1. PAJAK TERUTANG TIDAK DIPUNGUT 2. DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK
SEJAK 1 APRIL 2010 :
1. PAJAK TERUTANG TIDAK DIPUNGUT 2. DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK
DASAR HUKUM FASILITAS PPN DAN PPnBM
DASAR HUKUM FASILITAS PPN DAN PPnBM
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya
Tidak Dipungut
Pajak Penghasilan Dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah Yang Dibiayai
Pajak Penghasilan Dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah Yang Dibiayai
Dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri sebagaimana telah beberapa kali diubah
Dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001.
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001.
b.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1996 tentang Perlakuan Perpajakan bagi Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1996 tentang Perlakuan Perpajakan bagi Pengusaha Kena Pajak Berstatus Entrepot Produksi Tujuan Ekspor (EPTE) Dan
Pengusaha Kena Pajak Berstatus Entrepot Produksi Tujuan Ekspor (EPTE) Dan
Perusahaan Pengolahan Di Kawasan Berikat (KB). Keputusan Menteri Keuangan
Perusahaan Pengolahan Di Kawasan Berikat (KB). Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 43/KMK.01/1996 Tentang Perubahan Keputusan Menteri
Republik Indonesia Nomor 43/KMK.01/1996 Tentang Perubahan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 855/KMK.01/1993 Tentang Entrepot Produksi Untuk Tujuan Ekspor
Keuangan Nomor 855/KMK.01/1993 Tentang Entrepot Produksi Untuk Tujuan Ekspor
(EPTE) Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Keputusan Menteri Keuangan
(EPTE) Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 88/KMK.01/1995.
Nomor 88/KMK.01/1995.
c.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1997 Tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1997 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 Tentang Tempat Penimbunan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 Tentang Tempat Penimbunan
Berikat. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 291/KMK.05/1997 tentang Kawasan
Berikat. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 291/KMK.05/1997 tentang Kawasan
Berikat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Berikat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 101/PMK.04/2005 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan
Keuangan Nomor 101/PMK.04/2005 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 291/KMK.05/1997 Tentang Kawasan Berikat.
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
BM-nya Tidak Dipungut
BM-nya Tidak Dipungut
d.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu sebagaimana
Perpajakan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 147 Tahun 2000.
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 147 Tahun 2000.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
200/KMK.04/2000 Tentang Perlakuan Perpajakan Dan Kepabeanan Di
200/KMK.04/2000 Tentang Perlakuan Perpajakan Dan Kepabeanan Di
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu. Keputusan Menteri
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu. Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 11/KMK.04/2001 Tentang
Keuangan Republik Indonesia Nomor 11/KMK.04/2001 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 200/KMK.04/2000
Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 200/KMK.04/2000
Tentang Perlakuan Perpajakan Dan Kepabeanan Dikawasan
Tentang Perlakuan Perpajakan Dan Kepabeanan Dikawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu.
Pengembangan Ekonomi Terpadu.
e.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2003 tentang Perlakuan Pajak Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2003 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kawasan
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kawasan
Berikat
Berikat (Bonded Zone)(Bonded Zone) Daerah Industri Pulau Batam sebagaimana telah Daerah Industri Pulau Batam sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2005. Keputusan
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2005. Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 584/KMK.04/2003 tentang Pemasukan
Menteri Keuangan Nomor 584/KMK.04/2003 tentang Pemasukan
barang-barang
barang dari Luar Daerah Pabean ke Kawasan Berikat (dari Luar Daerah Pabean ke Kawasan Berikat (Bonded ZoneBonded Zone) ) daerah Industri Pulau Batam sebagaimana telah beberapa kali diubah
daerah Industri Pulau Batam sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 19/PMK.04/2005.
terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 19/PMK.04/2005.
f.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2005 tentang Perlakuan Pajak Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2005 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Avtur Untuk Keperluan Penerbangan
Pertambahan Nilai atas Penyerahan Avtur Untuk Keperluan Penerbangan
Internasional.
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
BM-nya Tidak Dipungut
BM-nya Tidak Dipungut
g.
g.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 128/KMK.05/2000
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 128/KMK.05/2000
tentang Toko Bebas Bea;
tentang Toko Bebas Bea;
h.
h.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001
tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah atas Impor Barang Kena
Penjualan atas Barang Mewah atas Impor Barang Kena
Pajak Yang Dibebaskan Dari Pungutan Bea Masuk
Pajak Yang Dibebaskan Dari Pungutan Bea Masuk
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 616/PMK.03/2004;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 616/PMK.03/2004;
i.
i.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.04/2005
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.04/2005
tentang Tempat Penimbunan Berikat di Pulau Batam,
tentang Tempat Penimbunan Berikat di Pulau Batam,
Bintan dan Karimun sebagaimana telah diubah dengan
Bintan dan Karimun sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 89/PMK.04/2005; dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 89/PMK.04/2005; dan
j.
j.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61/PMK.04/2005
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61/PMK.04/2005
tentang Perlakuan Perpajakan dan Kepabeanan Dalam
tentang Perlakuan Perpajakan dan Kepabeanan Dalam
Rangka Proyek Pengembangan Pulau Bintan dan Pulau
Rangka Proyek Pengembangan Pulau Bintan dan Pulau
Karimun
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
BM-nya Tidak Dipungut
BM-nya Tidak Dipungut
Tambahan:
Tambahan:
k.
k.
Peraturan
Peraturan
Menteri
Menteri
Keuangan
Keuangan
Nomor
Nomor
231/PMK.011/2008 PPN DTP atas Penyerahan
231/PMK.011/2008 PPN DTP atas Penyerahan
Minyak Goreng Sawit di DN U/ Tahun Anggaran
Minyak Goreng Sawit di DN U/ Tahun Anggaran
2009, Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor
2009, Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor
PER-03/PJ./2009 tanggal 14 Januari 2009 tentang
PER-03/PJ./2009 tanggal 14 Januari 2009 tentang
Tata Cara Penatausahaan PPN yang DTP atas
Tata Cara Penatausahaan PPN yang DTP atas
Minyak Goreng Sawit di DN, SE-02/PJ./2009
Minyak Goreng Sawit di DN, SE-02/PJ./2009
tanggal 14 Januari 2009 tentang Penyampaian
tanggal 14 Januari 2009 tentang Penyampaian
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor
PER-03/PJ./2009 tanggal 14 Januari 2009 tentang Tata
03/PJ./2009 tanggal 14 Januari 2009 tentang Tata
Cara Penatausahaan PPN yang DTP atas Minyak
Cara Penatausahaan PPN yang DTP atas Minyak
Goreng Sawit di DN.
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
BM-nya Tidak Dipungut
BM-nya Tidak Dipungut
l.
l. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2009 tanggal 16 Januari 2009 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2009 tanggal 16 Januari 2009 tentang Perlakuan Kepabean, Perpajakan, dan Cukai serta Pengawasan atas Pemasukan
Perlakuan Kepabean, Perpajakan, dan Cukai serta Pengawasan atas Pemasukan
dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta berada di Kawasan yang telah
dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta berada di Kawasan yang telah
ditunjuk sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Peraturan
ditunjuk sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.03/2009 tanggal 5 Maret 2009 tentang Tata
Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.03/2009 tanggal 5 Maret 2009 tentang Tata
Cara Pengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak
Cara Pengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak
Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas
Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas
Pengeluaran dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
Pengeluaran dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan
dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan
dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Tempat
dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Tempat
Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas. SE-37/PJ/2009 tanggal 30 Maret
Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas. SE-37/PJ/2009 tanggal 30 Maret
2009 tentang Penyampaian Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2009 tanggal
2009 tentang Penyampaian Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2009 tanggal
16 Januari 2009 tentang Perlakuan Kepabean, Perpajakan, dan Cukai serta
16 Januari 2009 tentang Perlakuan Kepabean, Perpajakan, dan Cukai serta
Pengawasan atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta berada
Pengawasan atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta berada
di Kawasan yang telah ditunjuk sebagai kawasan perdagangan bebas dan
di Kawasan yang telah ditunjuk sebagai kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas dan Penyampaian Peraturan Menteri Keuangan Nomor
pelabuhan bebas dan Penyampaian Peraturan Menteri Keuangan Nomor
45/PMK.03/2009 tanggal 5 Maret 2009 tentang Tata Cara Pengawasan,
45/PMK.03/2009 tanggal 5 Maret 2009 tentang Tata Cara Pengawasan,
Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai
Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai
dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Pengeluaran dan/atau
dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Pengeluaran dan/atau
Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Kawasan Bebas
Pabean ke Kawasan Bebas. SE-39/PJ/2009 tanggal 30 Maret 2009 tentang Tata
Pabean ke Kawasan Bebas. SE-39/PJ/2009 tanggal 30 Maret 2009 tentang Tata
Cara
Cara EndorsementEndorsement, Perekaman, Pemberkasan dan Analisa Dokumen , Perekaman, Pemberkasan dan Analisa Dokumen Pemberitahuan Pabean di Kawasan Bebas berdasarkan Peraturan Menteri
Pemberitahuan Pabean di Kawasan Bebas berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 45/PMK.03/2009.
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
Penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn
BM-nya Tidak Dipungut
BM-nya Tidak Dipungut
m.
m.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.011/2008 tentang PPN DTP
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.011/2008 tentang PPN DTP
atas Impor dan atau/Penyerahan Gandum dan Tepung Gandum/Terigu,
atas Impor dan atau/Penyerahan Gandum dan Tepung Gandum/Terigu,
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-3/PJ./2008 tanggal 08
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-3/PJ./2008 tanggal 08
Februari 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan PPN yang DTP atas
Februari 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan PPN yang DTP atas
Impor dan atau/Penyerahan Gandum dan Tepung Gandum/Terigu,
Impor dan atau/Penyerahan Gandum dan Tepung Gandum/Terigu,
SE-6/PJ./2009 tanggal 8 Februari 2008 tentang Penyampaian Peraturan
6/PJ./2009 tanggal 8 Februari 2008 tentang Penyampaian Peraturan
Direktur Jenderal Pajak nomor PER-3/PJ./2008 tanggal 08 Februari 2008
Direktur Jenderal Pajak nomor PER-3/PJ./2008 tanggal 08 Februari 2008
tentang Tata Cara Penatausahaan PPN yang DTP atas Impor dan
tentang Tata Cara Penatausahaan PPN yang DTP atas Impor dan
atau/Penyerahan Gandum dan Tepung Gandum/Terigu.
atau/Penyerahan Gandum dan Tepung Gandum/Terigu.
n.
n.
Peraturan
Peraturan
Menteri
Menteri
Keuangan
Keuangan
Republik
Republik
Indonesia
Indonesia
Nomor
Nomor
178/PMK.011/2007 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung
178/PMK.011/2007 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung
Pemerintah Atas Impor Barang Untuk Kegiatan Usaha Eksplorasi Hulu
Pemerintah Atas Impor Barang Untuk Kegiatan Usaha Eksplorasi Hulu
Minyak Dan Gas Bumi Serta Panas Bumi. Peraturan Menteri Keuangan
Minyak Dan Gas Bumi Serta Panas Bumi. Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 177/PMK.011/2007 Tentang Pembebasan Bea
Republik Indonesia Nomor 177/PMK.011/2007 Tentang Pembebasan Bea
Masuk Atas Impor Barang Untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas
Masuk Atas Impor Barang Untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas
Bumi Serta Panas Bumi.
Bumi Serta Panas Bumi.
o.
o.
Keputusan
Keputusan
Menteri
Menteri
Keuangan
Keuangan
Republik
Republik
Indonesia
Indonesia
Nomor
Nomor
111/PMK.010/2006 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
111/PMK.010/2006 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003 Tentang Tatalaksana Kemudahan
Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003 Tentang Tatalaksana Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor Dan Pengawasannya.
Penyerahan yang Dibebaskan dari
Penyerahan yang Dibebaskan dari
Pengenaan PPN atau PPN dan PPn
Pengenaan PPN atau PPN dan PPn
BM
Pajak Tertentu yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Tertentu yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2003. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
2003. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
370/KMK.03/2003 Tentang Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai Yang
370/KMK.03/2003 Tentang Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai Yang
Dibebaskan Atas Impor Dan/Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu
Dibebaskan Atas Impor Dan/Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu
Dan/Atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu. (pada saat Keputusan
Dan/Atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu. (pada saat Keputusan
Menteri Keuangan ini berlaku, Keputusan Menteri Keuangan Nomor
Menteri Keuangan ini berlaku, Keputusan Menteri Keuangan Nomor
10/KMK.04/2001 tentang Pemberian Dan Penatausahaan Pajak
10/KMK.04/2001 tentang Pemberian Dan Penatausahaan Pajak
Pertambahan Nilai Dibebaskan Atas Impor Dan Atau Penyerahan Barang
Pertambahan Nilai Dibebaskan Atas Impor Dan Atau Penyerahan Barang
Kena Pajak Tertentu Dan Atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu
Kena Pajak Tertentu Dan Atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
63/KMK.03/2002 dinyatakan tidak berlaku).
63/KMK.03/2002 dinyatakan tidak berlaku).
b.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2007 Tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2007 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001
Perubahan Keempat Atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001
Tentang Impor Dan Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang
Tentang Impor Dan Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang
Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan Pajak Pertambahan
Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan Pajak Pertambahan
Nilai. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
Nilai. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
31/PMK.03/2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri
31/PMK.03/2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 155/KMK.03/2001 Tentang Pelaksanaan Pajak
Keuangan Nomor 155/KMK.03/2001 Tentang Pelaksanaan Pajak
Pertambahan Nilai Yang Dibebaskan Atas Impor Dan/Atau Penyerahan
Pertambahan Nilai Yang Dibebaskan Atas Impor Dan/Atau Penyerahan
Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis.
Penyerahan yang Dibebaskan dari
Penyerahan yang Dibebaskan dari
Pengenaan PPN atau PPN dan PPn
Pengenaan PPN atau PPN dan PPn
BM
BM
c.
c.
Vienna Convention
Vienna Convention
Tahun 1961 dan Tahun 1963 jis. Undang-
Tahun 1961 dan Tahun 1963 jis.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1982 dan Keputusan Menteri Keuangan
undang Nomor 1 Tahun 1982 dan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 25/KMK.01/1998 yang diatur lebih lanjut dengan Surat
Nomor 25/KMK.01/1998 yang diatur lebih lanjut dengan Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.52/1998 tentang
Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.52/1998 tentang
Restitusi/Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak
Restitusi/Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak
Penjualan atas Barang Mewah Kepada Perwakilan Negara
Penjualan atas Barang Mewah Kepada Perwakilan Negara
Asing/Badan-badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya.
Asing/Badan-badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya.
Tambahan:
Tambahan:
d.
d.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perlakuan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perlakuan
PPN a/ Penyerahan Jasa Kebandarudaraan Tertentu kepada
PPN a/ Penyerahan Jasa Kebandarudaraan Tertentu kepada
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Untuk Pengoperasian
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Untuk Pengoperasian
Pesawat Udara Yang Melakukan Penerbangan Luar Negeri,
Pesawat Udara Yang Melakukan Penerbangan Luar Negeri,
SE-47/PJ/2009 tanggal 27 April 2009 tentang Penyampaian
47/PJ/2009 tanggal 27 April 2009 tentang Penyampaian
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perlakuan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perlakuan
PPN a/ Penyerahan Jasa Kebandarudaraan Tertentu kepada
PPN a/ Penyerahan Jasa Kebandarudaraan Tertentu kepada
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Untuk Pengoperasian
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Untuk Pengoperasian
Pesawat Udara Yang Melakukan Penerbangan Luar Negeri.
TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PAJAK
TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI DIBEBASKAN ATAS IMPOR
PERTAMBAHAN NILAI DIBEBASKAN ATAS IMPOR
DAN ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU
DAN ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU
DAN ATAU JASA KENA PAJAK TERTENTU
DAN ATAU JASA KENA PAJAK TERTENTU
Tindak
Lanjut
Keputusan
Menteri
Tindak
Lanjut
Keputusan
Menteri
Keuangan Nomor 10/KMK.04/2001 dan
Keuangan Nomor 10/KMK.04/2001 dan
perubahannya, yaitu :
perubahannya, yaitu :
KEP-48/PJ/2001 jo.
KEP-48/PJ/2001 jo.
KEP-102/PJ/2002 jo.
KEP-102/PJ/2002 jo.
TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PAJAK
TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI YANG DIBEBASKAN
PERTAMBAHAN NILAI YANG DIBEBASKAN
ATAS IMPOR DAN ATAU PENYERAHAN BARANG KENA
ATAS IMPOR DAN ATAU PENYERAHAN BARANG KENA
PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS
PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS
Tindak
Lanjut
Keputusan
Menteri
Tindak
Lanjut
Keputusan
Menteri
Keuangan Nomor 155/KMK.03/2001 dan
Keuangan Nomor 155/KMK.03/2001 dan
Perubahannya, yaitu:
Perubahannya, yaitu:
KEP - 294/PJ./2001 jo.
KEP - 294/PJ./2001 jo.
KEP - 362/PJ./2002 jo.
KEP - 362/PJ./2002 jo.
FASILITAS SEJAK 2001
FASILITAS PPN/PPnBM
Ps. 16B ayat (1)PP
PAJAK TERUTANG
TDK DIPUNGUT
DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN PAJAK
1. Kegiatan di kawasan/tempat tertentu di dlm daerah Pabean
2. Penyer. BKP Berwujud /JKP tertentu 3. Impor BKP tertentu
PENJELASAN PASAL 16B AYAT (1)
PENJELASAN PASAL 16B AYAT (1)
Kemudahan perpajakan yang diatur dalam
Kemudahan perpajakan yang diatur dalam
P
P
asal ini diberikan terbatas
asal ini diberikan terbatas
untuk
untuk
:
:
a.
a.
mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Tempat
mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Tempat
Penimbunan Berikat atau untuk mengembangkan wilayah dalam
Penimbunan Berikat atau untuk mengembangkan wilayah dalam
Daerah Pabean yang dibentuk khusus untuk maksud tersebut;
Daerah Pabean yang dibentuk khusus untuk maksud tersebut;
b.
b.
menampung kemungkinan perjanjian dengan negara lain dalam
menampung kemungkinan perjanjian dengan negara lain dalam
bidang perdagangan dan investasi, konvensi internasional yang telah
bidang perdagangan dan investasi, konvensi internasional yang telah
diratifikasi, serta kelaziman internasional lainnya;
diratifikasi, serta kelaziman internasional lainnya;
c.
c.
mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengadaan
mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengadaan
vaksin yang diperlukan dalam rangka program imunisasi nasional;
vaksin yang diperlukan dalam rangka program imunisasi nasional;
d.
d.
menjamin tersedianya peralatan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian
menjamin tersedianya peralatan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian
Republik Indonesia (TNI/POLRI) yang memadai untuk melindungi
Republik Indonesia (TNI/POLRI) yang memadai untuk melindungi
wilayah Republik Indonesia dari ancaman eksternal maupun internal;
wilayah Republik Indonesia dari ancaman eksternal maupun internal;
e.
e.
menjamin tersedianya data batas dan foto udara wilayah Republik
menjamin tersedianya data batas dan foto udara wilayah Republik
Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk
Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk
mendukung pertahanan nasional;
mendukung pertahanan nasional;
f.
f.
meningkatkan pendidikan dan kecerdasan bangsa dengan membantu
meningkatkan pendidikan dan kecerdasan bangsa dengan membantu
tersedianya buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran
tersedianya buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran
agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat;
PENJELASAN PASAL 16B AYAT (1)
PENJELASAN PASAL 16B AYAT (1)
g. mendorong pembangunan tempat ibadah;
h. menjamin tersedianya perumahan yang harganya terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah, yaitu rumah sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun sederhana;
i. mendorong pengembangan armada nasional di bidang angkutan darat, air, dan udara;
j. mendorong pembangunan nasional dengan membantu tersedianya barang yang bersifat strategis, seperti bahan baku kerajinan perak;
k. menjamin terlaksananya proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah dan/atau dana pinjaman luar negeri;
l. mengakomodasi kelaziman internasional dalam importasi Barang Kena Pajak tertentu yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk;
m. membantu tersedianya Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diperlukan dalam rangka penanganan bencana alam yang ditetapkan sebagai bencana alam nasional;
n. menjamin tersedianya air bersih dan listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat; dan/atau
Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang
Kena Pajak dan atau perolehan Jasa Kena Pajak yang
atas penyerahannya tidak dipungut Pajak
Pertambah-an Nilai, dapat dikreditkPertambah-an.
PKP A
(INDUSTRI
BENANG)
DPIL
PKP B
(INDUSTRI
TEKSTIL)
DPIL
PDKB
(INDUSTRI
GARMEN)
BENANG TEKSTIL
PPN TDP
FP
FP
PPN
PM DPT DI-KREDITKAN
Ps. 16B ay (2)
FP di-cap :
Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang
Kena Pajak dan atau perolehan Jasa Kena Pajak yang
atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai, tidak dapat dikreditkan.
PKP A
(PERCETAK-AN)
PKP B
(PENERBIT)
PEM-BELI
BR CETAKAN Bk. PELAJ./ KITAB SUCI
BUKU PELA JARAN/KITAB
SUCI
PPN = Nihil
FP
FP di-cap : PPN Dibebaskan
se-suai PP No. 146/2000 s.t.d.t.d. PP No. 38/2003
PPN
PM TIDAK DAPAT
DIKRE-DITKANKAN
PKP A
(PEMASOK
BKP)
DPIL
PKP B
(INDUSTRI
MESIN)
DPIL
PDKB
KOMPONEN MESIN & BKP
TERKAIT MESIN
PPN = Nihil
FP
FP di-cap :
PPN Dibebaskan sesuai PP No.12/2001 sebagaimana telah beberapakali di- ubah terakhir dengan PP No. 31/2007
SURAT KETERANGAN BEBAS PPN Nomor : .……….
Tanggal : ………..
PPN
PM TIDAK DAPAT
DIKRE-DITKANKAN
Ps. 16B ay (3) UU PPN 1984
KAWASAN BERIKAT
Tempat Penimbunan Berikat
Suatu bangunan
dg batas tertentu
Tempat/kawasan
menimbun mengolah memamerkan
Barang untuk Dijual
Perlakuan Khusus
Kepabeanan, Cukai dan Perpajakan
KB
Entreportu/ Tujuan Pameran
Pergudangan
Berikat
menyediakan
PP 33/1996 s.t.d.t.d PP 43/1997
dan
KMK 291/KMK.05/1997 s.t.d.t.d PMK 101/PMK.04/2005
KAWASAN BERIKAT
Kawasan Berikat
(Kepmenkeu No.291/KMK.05/1997, 26 Juni 97) Mulai berlaku 1 April 1997
Suatu bangunan
dg batas tertentu
Tempat/kawasan
Pengo-lahan
Ranc. bangun
Pereka-yasaan Penyor-tiran Awal/AkhirPem. Penge-pakan
Barang dan bahan asal impor atau
dari Daerah Pabean Ind. Lainnya (DPIL)
Hasilnya
tama utk ekspor
PENYELENGGARA KAWASAN BERIKAT (PKB)
PT
Koperasi(BH)
Yayasan
Memiliki, menguasai, mengelola & menyediakan sarana, prasarana guna keperluan pihak lain di KB
Pergud./ Penimb.
PP 33/1996 s.t.d.t. PP 43/1997
dan
Entreport untuk Tujuan
Entreport untuk Tujuan
Pameran
Pameran
suatu bangunan atau kawasan
suatu bangunan atau kawasan
dengan batas-batas tertentu yang
dengan batas-batas tertentu yang
didalamnya dilaksanakan kegiatan
didalamnya dilaksanakan kegiatan
usaha penyelenggaraan pameran
usaha penyelenggaraan pameran
barang hasil industri impor atau
barang hasil industri impor atau
barang industri dari dalam Daerah
barang industri dari dalam Daerah
Pabean yang penyelenggaraannya
Pabean yang penyelenggaraannya
bersifat internasional
bersifat internasional
PP 33/1996 s.t.d.t.d PP 43/1997
dan
KAWASAN BERIKAT
Gudang Berikat
Suatu bangunan
dg batas tertentu
Tempat
Penim-bunan
Penge-masan
Penyor-tiran
epakan
Peng-pmberian
merek/label
tongan
Pemo-rangka fungsinya sebagai
pusat distribusi barang-barang asal impor
Tujuan
DPIL
KBRe-ekspor
Kegiatan
Lainnya
PP 33/1996 s.t.d.t. PP 43/1997
dan
Toko Bebas Bea
Toko Bebas Bea
Bangunan dengan batas-batas tertentu
Bangunan dengan batas-batas tertentu
yang dipergunakan untuk melakukan
yang dipergunakan untuk melakukan
kegiatan usaha menjual barang asal impor
kegiatan usaha menjual barang asal impor
atau barang asal Daerah Pabean kepada
atau barang asal Daerah Pabean kepada
orang yang berhak membeli barang dalam
orang yang berhak membeli barang dalam
batas nilai tertentu dengan mendapatkan
batas nilai tertentu dengan mendapatkan
pembebasan Bea Masuk, Cukai, dan Pajak
pembebasan Bea Masuk, Cukai, dan Pajak
PP 33/1996 s.t.d.t.d PP 43/1997
dan
Penyelenggar
Penyelenggar
a
a
Perseroan
Terbatas,
koperasi
yang
Perseroan
Terbatas,
koperasi
yang
berbentuk badan hukum, atau yayasan,
berbentuk badan hukum, atau yayasan,
yang memiliki, menguasai, mengelola, dan
yang memiliki, menguasai, mengelola, dan
menyediakan sarana dan prasarana guna
menyediakan sarana dan prasarana guna
keperluan pihak lain yang melakukan
keperluan pihak lain yang melakukan
kegiatan usaha di Tempat Penimbunan
kegiatan usaha di Tempat Penimbunan
Berikat
yang
diselenggarakannya
Berikat
yang
diselenggarakannya
berdasarkan izin untuk menyelenggarakan
berdasarkan izin untuk menyelenggarakan
Tempat Penimbunan Berikat.
Tempat Penimbunan Berikat.
PP 33/1996 s.t.d.t.d PP 43/1997
dan
Pengusaha
Pengusaha
Perseroan Terbatas atau koperasi
Perseroan Terbatas atau koperasi
yang melakukan kegiatan usaha di
yang melakukan kegiatan usaha di
Tempat Penimbunan Berikat
Tempat Penimbunan Berikat
PP 33/1996 s.t.d.t.d PP 43/1997
dan
Orang yg
mem-PERLAKUAN PPN DI KAWASAN BERIKAT
( KEPMENKEU No. 291/KMK.05/1997, 26 Juni 1997 jo PERMENKEU No. 101/PMK.04/2005, 19 Oktober 2005 )
PPN, PPnBM &
Mak.,minuman & BKP yg tdk berhub langsung dg
kegiatan menghasilkan
untuk diolah Produk PDKB untuk diolah
BKP
PRODUK PPN 0%
PROJECT AID
PPN ATAS PROYEK MILIK PEMERINTAH YG DANANYA
BERASAL DARI BANTUAN LUAR NEGERI
BANTUAN LN
IMPOR BKP
BKP TDK BERWUJ.
JKP
DASAR HUKUM & JUKLAK PP No.42/1995 jo. PP 25/2001; Kepmenkeu No.239/KMK.04/1995 Jo. Kepmenkeu No. 486/KMK.04/2000;
SE-19/PJ.53/1996, 4 - 6 - 1996 (SERI PPN 34-95)
KEMUDAHAN IMPOR UNTUK TUJUAN EKSPOR
( KITE)
(KEPMENKEU No. 580/KMK.04/2003, 31 Desember 2003)
Jo. KEPMENKEU No. 111/PMK.010/2006, 24 November 2006
PAJAK TERUTANG TIDAK DIPUNGUT
PT B
BKP/ BAHAN
KB
PRODUK UTK DIOLAH
PRODUK
PT A
BKP/ BAHAN
Diolah
Dirakit
Dipasang pd BKP lain
PRODUKKemudahan Impor Tujuan Ekspor
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor
(KITE)
(KITE)
Pemberian
pembebasan
dan/atau
Pemberian
pembebasan
dan/atau
pengembalian
Bea
Masuk
(BM)
pengembalian
Bea
Masuk
(BM)
dan/atau Cukai serta PPN dan PPnBM
dan/atau Cukai serta PPN dan PPnBM
tidak dipungut atas impor barang
tidak dipungut atas impor barang
dan/atau bahan untuk diolah, dirakit,
dan/atau bahan untuk diolah, dirakit,
atau dipasang pada barang lain yang
atau dipasang pada barang lain yang
hasilnya terutama untuk tujuan ekspor
Pembebasan
Pembebasan
Pembebasan
Bea
Masuk
(BM)
Pembebasan
Bea
Masuk
(BM)
dan/atau Cukai atas impor barang
dan/atau Cukai atas impor barang
dan/atau bahan untuk diolah, dirakit,
dan/atau bahan untuk diolah, dirakit,
atau dipasang pada barang lain
atau dipasang pada barang lain
dengan tujuan untuk diekspor atau
dengan tujuan untuk diekspor atau
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Tidak
Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Tidak
Dipungut
Dipungut
Fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBM
Fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBM
atas impor barang dan/atau bahan
atas impor barang dan/atau bahan
untuk diolah, dirakit, atau dipasang
untuk diolah, dirakit, atau dipasang
pada barang lain dengan tujuan untuk
pada barang lain dengan tujuan untuk
diekspor, sepanjang atas impor barang
diekspor, sepanjang atas impor barang
dan/atau bahan tersebut dibebaskan
dan/atau bahan tersebut dibebaskan
dari pengenaan BM
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (KAPET)
Terpadu (KAPET)
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2000 tentang
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2000 tentang
Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan
Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu sebagaimana telah diubah dengan
Ekonomi Terpadu sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 147 Tahun 2000.
Peraturan Pemerintah Nomor 147 Tahun 2000.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor
200/KMK.04/2000
Tentang
Perlakuan
Nomor
200/KMK.04/2000
Tentang
Perlakuan
Perpajakan
Dan
Kepabeanan
Di
Kawasan
Perpajakan
Dan
Kepabeanan
Di
Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu. Keputusan Menteri
Pengembangan Ekonomi Terpadu. Keputusan Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
11/KMK.04/2001 Tentang Perubahan Atas Keputusan
11/KMK.04/2001 Tentang Perubahan Atas Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 200/KMK.04/2000 Tentang
Menteri Keuangan Nomor 200/KMK.04/2000 Tentang
Perlakuan Perpajakan Dan Kepabeanan Dikawasan
Perlakuan Perpajakan Dan Kepabeanan Dikawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu.
Ketentuan Perpajakannya
Penjualan atas Barang Mewah tidak dipungut atas :
Penjualan atas Barang Mewah tidak dipungut atas :
a.
a. impor barang modal atau peralatan lain yang berhubungan impor barang modal atau peralatan lain yang berhubungan langsung
langsung dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata dipakai dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB;
di PDKB;
b.
b. impor barang dan atau bahan untuk diolah di PDKB;impor barang dan atau bahan untuk diolah di PDKB; c.
c. pemasukan Barang Kena Pajak dari Daerah Pabean Indonesia pemasukan Barang Kena Pajak dari Daerah Pabean Indonesia Lainnya,
Lainnya, untuk selanjutnya disebut DPIL, ke PDKB untuk diolah lebih untuk selanjutnya disebut DPIL, ke PDKB untuk diolah lebih lanjut;
lanjut;
d.
d. pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk diolah
diolah lebih lanjut;lebih lanjut; e.
e. pengeluaran barang dan atau bahan dari PDKB ke Perusahaan pengeluaran barang dan atau bahan dari PDKB ke Perusahaan industri
industri di DPIL atau PDKB lainnya dalam rangka subkontrak;di DPIL atau PDKB lainnya dalam rangka subkontrak; f.
f. penyerahan kembali Barang Kena Pajak hasil pekerjaan subkontrak penyerahan kembali Barang Kena Pajak hasil pekerjaan subkontrak oleh Pengusaha Kena Pajak di DPIL atau PDKB lainnya kepada
oleh Pengusaha Kena Pajak di DPIL atau PDKB lainnya kepada
Pengusaha Kena Pajak PDKB asal;
Pengusaha Kena Pajak PDKB asal;
g.
g. peminjaman mesin dan atau peralatan pabrik dalam rangka peminjaman mesin dan atau peralatan pabrik dalam rangka
subkontrak dari PDKB kepada perusahaan industri di DPIL, atau PDKB
subkontrak dari PDKB kepada perusahaan industri di DPIL, atau PDKB
lainnya dan pengembaliannya ke PDKB asal.
Ketentuan Perpajakannya
Ketentuan Perpajakannya
Kepada Pengusaha yang melakukan
Kepada Pengusaha yang melakukan
kegiatan usaha sebagai PKB di dalam
kegiatan usaha sebagai PKB di dalam
wilayah KAPET dapat diberikan fasilitas
wilayah KAPET dapat diberikan fasilitas
berupa PPN dan PPnBM tidak dipungut
berupa PPN dan PPnBM tidak dipungut
atas impor barang modal atau peralatan
atas impor barang modal atau peralatan
untuk
untuk
pembangunan/konstruksi/perluasan
pembangunan/konstruksi/perluasan
Kawasan
Berikat
dan
peralatan
Kawasan
Berikat
dan
peralatan
perkantoran yang semata-mata dipakai
perkantoran yang semata-mata dipakai
Tempat Penimbunan Berikat di
Tempat Penimbunan Berikat di
Pulau Batam, Bintan dan Karimun
Pulau Batam, Bintan dan Karimun
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
60/PMK.04/2005
tentang
Tempat
60/PMK.04/2005
tentang
Tempat
Penimbunan Berikat di Pulau Batam,
Penimbunan Berikat di Pulau Batam,
Bintan dan Karimun sebagaimana
Bintan dan Karimun sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan
telah diubah dengan Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
Menteri
Keuangan
Nomor
89/PMK.04/2005.
Ketentuan Perpajakan
Ketentuan Perpajakan
1.
1.
Pemasukan barang dari Luar Daerah Pabean ke TPB
Pemasukan barang dari Luar Daerah Pabean ke TPB
diberikan penangguhan Bea Masuk (BM), pembebasan
diberikan penangguhan Bea Masuk (BM), pembebasan
cukai, dan tidak dipungut PDRI.
cukai, dan tidak dipungut PDRI.
2.
2.
Pemasukan Barang Kena Pajak (BKP) dari DPIL ke TPB tidak
Pemasukan Barang Kena Pajak (BKP) dari DPIL ke TPB tidak
dipungut PPN dan PPn BM.
dipungut PPN dan PPn BM.
3.
3.
Pemasukan Barang Kena Cukai (BKC) dari DPIL ke TPB
Pemasukan Barang Kena Cukai (BKC) dari DPIL ke TPB
diberikan pembebasan cukai.
diberikan pembebasan cukai.
4.
4.
Pemasukan barang dari TPB diluar BBK ke TPB tidak
Pemasukan barang dari TPB diluar BBK ke TPB tidak
dipungut PPN dan PPnBM.
dipungut PPN dan PPnBM.
5.
5.
Pemasukan barang dalam rangka sub kontrak dari PDKB,
Pemasukan barang dalam rangka sub kontrak dari PDKB,
PDKB selain di BBK atau dari DPIL ke PDKB tidak dipungut
PDKB selain di BBK atau dari DPIL ke PDKB tidak dipungut
PPN dan PPn BM.
PPN dan PPn BM.
Ketentuan Perpajakan – (1)
Ketentuan Perpajakan – (1)
1.
1.
Pengeluaran barang impor dari TPB ke TPB di luar BBK diberikan
Pengeluaran barang impor dari TPB ke TPB di luar BBK diberikan
penangguhan Bea Masuk, pembebasan cukai, dan tidak dipungut PDRI.
penangguhan Bea Masuk, pembebasan cukai, dan tidak dipungut PDRI.
2.
2.
Pengeluaran barang asal DPIL dari TPB ke TPB lainnya tidak dipungut
Pengeluaran barang asal DPIL dari TPB ke TPB lainnya tidak dipungut
PPN dan PPn BM.
PPN dan PPn BM.
3.
3.
Pengeluaran Barang dari TPB di Pulau Batam ke DPIL Pulau Batam tidak
Pengeluaran Barang dari TPB di Pulau Batam ke DPIL Pulau Batam tidak
dikenakan BM, Cukai dan PDRI kecuali terhadap barang-barang yang
dikenakan BM, Cukai dan PDRI kecuali terhadap barang-barang yang
berdasarkan ketentuan yang berlaku
berdasarkan ketentuan yang berlaku
dikenakan BM dan PDRI.
dikenakan BM dan PDRI.
4.
4.
Pengeluaran barang dari TPB ke DPIL dikenakan BM, Cukai dan PDRI
Pengeluaran barang dari TPB ke DPIL dikenakan BM, Cukai dan PDRI
kecuali
ditujukan
kepada
pihak
yang
memperoleh
fasilitas
kecuali
ditujukan
kepada
pihak
yang
memperoleh
fasilitas
penangguhan BM, Cukai dan tidak dipungut PDRI.
penangguhan BM, Cukai dan tidak dipungut PDRI.
5.
5.
Pengeluaran barang dan hasil olahan dalam rangka sub kontrak dari
Pengeluaran barang dan hasil olahan dalam rangka sub kontrak dari
PDKB ke PDKB di luar BBK atau ke DPIL tidak dipungut BM, Cukai, dan
PDKB ke PDKB di luar BBK atau ke DPIL tidak dipungut BM, Cukai, dan
PDRI.
PDRI.
Ketentuan Perpajakan – (2)
Ketentuan Perpajakan – (2)
6.
6. Pengeluaran barang dan/atau bahan dari PDKB ke DPIL dipungut PPN, Pengeluaran barang dan/atau bahan dari PDKB ke DPIL dipungut PPN, PPn BM
PPn BM dan Cukai sesuai ketentuan yang berlaku sepanjang dan Cukai sesuai ketentuan yang berlaku sepanjang merupakan :
merupakan :
a.
a. barang hasil olahan dari PDKB ke DPIL yang seluruh bahan barang hasil olahan dari PDKB ke DPIL yang seluruh bahan bakunya
bakunya berasal DPIL; berasal DPIL; b.
b. barang selain hasil olahan asal DPIL;barang selain hasil olahan asal DPIL; c.
c. barang sisa dan/atau potongan dari hasil olahan yang bahan barang sisa dan/atau potongan dari hasil olahan yang bahan bakunya berasal dari DPIL.
bakunya berasal dari DPIL.
7.
7. Barang asal DPIL yang direparasi/direkondisi di PDKB yang Barang asal DPIL yang direparasi/direkondisi di PDKB yang dikeluarkan kembali
dikeluarkan kembali ke DPIL, dipungut BM dan PDRI atas ke DPIL, dipungut BM dan PDRI atas komponen/sparepart yang berasal dari
komponen/sparepart yang berasal dari LDP yang dipasang pada barang LDP yang dipasang pada barang tersebut.
tersebut.
8.
8. Barang asal DPIL yang direparasi/direkondisi di PDKB yang Barang asal DPIL yang direparasi/direkondisi di PDKB yang dikeluarkan kembali
dikeluarkan kembali ke DPIL dipungut PPN atas komponen/spare part ke DPIL dipungut PPN atas komponen/spare part yang berasal dari DPIL yang
yang berasal dari DPIL yang dipasang pada barang tersebut.dipasang pada barang tersebut.
Ketentuan Perpajakan – (3)
Ketentuan Perpajakan – (3)
9.
9.
Barang asal LDP yang direparasi/direkondisi di PDKB yang
Barang asal LDP yang direparasi/direkondisi di PDKB yang
dikeluarkan ke DPIL, dipungut BM dan PDRI.
dikeluarkan ke DPIL, dipungut BM dan PDRI.
10.
10.
Barang asal LDP yang direparasi/direkondisi di PDKB
Barang asal LDP yang direparasi/direkondisi di PDKB
dengan
dengan
menggunakan komponen/
menggunakan komponen/
spare part
spare part
asal DPIL yang
asal DPIL yang
dikeluarkan ke DPIL, dipungut PPN atas komponen/spare part
dikeluarkan ke DPIL, dipungut PPN atas komponen/spare part
yang berasal dari DPIL yang dipasang pada barang tersebut.
yang berasal dari DPIL yang dipasang pada barang tersebut.
12.
12.
Pengeluaran barang asal DPIL yang tidak diproses lebih
Pengeluaran barang asal DPIL yang tidak diproses lebih
lanjut,
lanjut,
kemudian dikembalikan (
kemudian dikembalikan (
reject
reject
) dari PDKB ke DPlL
) dari PDKB ke DPlL
tidak
tidak
dipungut PPN sepanjang pengirim dan penerima
dipungut PPN sepanjang pengirim dan penerima
barang di
barang di
DPIL adalah perusahaan pemilik yang sama.
DPIL adalah perusahaan pemilik yang sama.
Dibebaskan
Dari
penge-Naan ppn
PERATURAN PEMERINTAH
No. 146/2000 jo PERATURAN
PEMERINTAH No. 38/2003
PERATURAN PEMERINTAH
No. 12/2001 jo PERATURAN
PEMERINTAH No. 31/2007
Impor/penyerahan BKP Tertentu
dan penyerahan JKP tertentu
Impor/penyerahan BKP Tertentu
yang bersifat strategis
DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK
Ps. 1 PP No. 146/2000 jo PP No.38/2003IMPOR
1. SENJATA, AMUNISI, ALAT ANGKUT. DI AIR,BWH AIR, UDARA, DARAT, KEND. LAPIS
BA-1. KAPAL LAUT, KAPAL ANGK. SUNGAI, DANAU, ANGKUT. PENYEBER. SUNGAI, KPL PANDU TUNDA, PENANGKAPAN IKAN, TONGKANG.
d. PENYELENGGARA JASA ANGK. SUNGAI, DANAU, & PENYEBER. NASIONAL .
1. PESAW. UDARA & SK. CAD. & ALAT SELAMATAN. PENERBANGAN/MANUSIA AN/PEMEL & PRASRANA YG DIIMPOR OLEH PT KAI
2. KOMPONEN/BAHAN YG DIIMP. OLEH PI- HAK YG DITUNJ. OLEH PT KAI YG DIGU- NAKAN UTK PEMBUATAN K.A, SK CD
RAL. UTK PERBAIK-/PEMEL SERTA PRA SARANA YG AKAN DIGUNAKAN PT KAI
PERAL. BERIKUT SK CAD. YG DIGU- NAKAN OLEH DEPHAN/TNI UTK PE- NYEDIAAN DATA BATAS PHOTO U- DARA WIL.NEG. RI YG AKAN DILA- KUKAN UTK MENDUKUNG HANAS, YG. DIIMPOR OLEH DEPHAN, TNI,
ATAU PIHAK LAIN YG DITUNJUK
DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK
Ps. 2 PP No. 146/2000 jo PP No.38/2003PPN-BEBAS.03.1 UNTUNG SUKARDJI-03
PENYERAHAN
SENJATA, AMUNISI, ALAT ANGK. DI AIR, BWH AIR, UDARA, DARAT, KEND.LAP.BAJA,PATRO-
LI & ANGKUT. KHUSUS LAINNYA, DAN SK CD YG DISERAHKAN KPD DEPHAN, TNI, POLRI, & KOMPONEN/BH YG DIPERLUKAN DLM PEMBU ATAN SENJATA & AMUNISI OLEH PT PINDAD UTK KEPERLUAN DEPHAN, TNI ATAU POLRI
VAKSIN POLIO DLM RANGKA PIN
1. KAP. LAUT, KAP. ANGKUT. SUNGAI, DANAU, ANGKUT. PENYEB. SUNGAI, KPL PANDU, DA, PENANGKAP IKAN,TONGKANG. 2. SK CAD. SERTA ALAT KESELAM. PELAY./MA-
NUSIA YG DISERAHKAN KPD & DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN : KESELAM. PENERB./KESELAM. MANUSIA 2. PERAL. UTK PERBAIKAN/PEMELIH. YG DI-
SERAHKAN KPD & DIGUNAKAN OLEH RUS. ANGKUTAN. UDARA NIAGA NAS.
3. SK CAD. & PERAL. UT. LIHAR. PSW. UDARA YG DIPEROLEH PIHAK PERBAIK./PEMELIAHARAAN SERTA
SARANA YG AKAN DIGUNAKAN PT KAI
PERAL. BERIKUT SK CAD. YG. DIGUNA- KAN OLEH DEPHAN/TNI UTK PENYEDI- AAN DATA BATAS & PHOTO UDARA WIL. NEG. RI YG AKAN DILAKUKAN UTK PER-
TAHAN. NAS. YG DISERAHKAN KPD DEP. HAN, TNI ATAU PIHAK LAIN YG DITUNJUK
BUKU PELAJ. UMUM/AGAMA,KITAB SUCI
RUMAH SDH, RSS, RUSUN SDH,PONDOK BORO, ASRAMA MAH. & PELAJ. SERTA
JASA SEHUB. DG. PENYEDIAAN DATA BATAS & PHOTO UDARA WIL. NEG. RI UTK MENDUKUNG PERTAH. NASI-
ONAL KEPADA DEPHAN ATAU TNI 2. PERAWATAN ATAU REPARASI PESA-
WAT UDARA KPD PERUSAH. ANG-KUTAN UDARA NIAGA NASIONAL
JASA :
1. PERSEWAAN KAPAL 2. KEPELABUHANAN MELIPUTI JASA TUNDA, PANDU, TAMBAT, DAN LABUH
3. PERAWATAN/REPARASI (DOCKING) KAPAL KEPADA PERUSAHAAN :
PERTIMB. MENTERI PERUMAHAN 2. SEMATA-MATA UTK KEPERLUAN TEMPAT IBADAH
JASA PERAWATAN ATAU REPARASI KERETA API KEPADA PT KAI JASA PERSEWAAN RUSUN SEDER-
BR MODAL BEBAS PPN
PERKEMBANGAN FASILITAS BEBAS PPN EKS PP NOMOR 12/2001
PP No.12/2001
SEJAK 1 JANUARI 2001
1. IMPOR/PENYERAHAN :
a. BR. MODAL BERUPA MESIN & PERAL PABRIK YG SECARA LANGSUNG
PERLUKAN DLM PROSES SILKAN BKP, OLEH/KPD PKP YBS. b. IMPOR/PENYER. BH BAKU/MAKA- NAN TERNAK, UNGGAS, DAN IKAN.
c. BIBIT/BENIH BR. PERTANIAN, PER- KEB. PERHUT., PETERN., PERIKANAN
2. PENYERAH. DI DLM DAER. PABEAN : a. BR HASIL PERTANIAN YG DILAKU-
KAN OLEH PETANI/KLMP. PETANI b. AIR BERSIH YG DIALIRKAN MELA- LUI PIPA OLEH PAM
c. LISTRIK, KECUALI UTK PERUM. DG DAYA >6600 WATT.
c. LISTRIK, KECUALI UTK PERUMAH. DG DAYA >6600 WATT.
PP No.12/2001 jo PP No.
43/2002 jo PP No.46/2003
SEJAK 13 AGUSTUS 2003
2. PENYERAHAN DI DLM DAERAH PABEANBR MODAL BEBAS PPN
PERKEMBANGAN FASILITAS BEBAS PPN EKS PP NOMOR 12/2001
PP No.12/2001 jo
PP No. 7/2007
1. IMPOR/PENYERAHAN :
a. BR. MODAL BERUPA MESIN & PERAL. PA- BRIK YG SECARA LANGSUNG DIPERLUKAN
DLM PROSES MENGHASILKAN BKP, OLEH/ KEPADA PKP YBS.
b. BH BAKU/MAKANAN TERNAK, UNGGAS,DAN IKAN.
c. BARANG HASIL PERTANIAN d. BIBIT/BENIH BR. PERTANIAN, PERKEB.,PER- HUT., PETERN., PERIKANAN, PENANGKARAN
2. PENYERAH. DI DLM DAER. PABEAN : a. AIR BERSIH YG DIALIRKAN MELALUI PIPA BRIK YG SECARA LANGSUNG DIPERLUKAN
DLM PROSES MENGHASILKAN BKP, OLEH/ KEPADA PKP YBS.
b. BH BAKU/MAKANAN TERNAK, UNGGAS,DAN IKAN.
c. BARANG HASIL PERTANIAN d. BIBIT/BENIH BR. PERTANIAN, PERKEB.,PER- HUT., PETERN., PERIKANAN, PENANGKARAN
2. PENYERAH. DI DLM DAER. PABEAN : a. AIR BERSIH YG DIALIRKAN MELALUI PIPA
RUSUNAMI
(Rumah Susun Sederhana Milik)
Ps 1 angka 4 PP No.12/2001 jo PP No. 31/2007Bangunan bertingkat yg dibangun dlm suatu lingkungan yg dipergunakan
sbg tempat hunian dilengkapi kamar mandi/WC & dapur, baik bersatu dgn
unit hunian maupun terpisah dg penggunaan komunal, yg perolehannya
dibiayai melalui kredit kepemilikan rumah bersubsidi atau tdk bersubsidi,
yang memenuhi ketentuan :
Luas > 21m2 &
tdk > 36 m2
Harga Jual
tdk > Rp 144 juta
Utk or. Pribadi dg penghasi-
lan tdk >Rp4.500.000/bln
dan telah memiliki NPWP
Mrpkan unit hunian
per-tama yg dimiliki,
diguna-kan sendiri sbg tempat
tinggal & tdk dipindah-
tangankan dlm jangka
waktu 5 th sejak dimiliki
Pembangunannya
me-ngacu pd PERMEN PU
PPN KORP DIPLOMATIK
Dibebaskan dari Pengenaan PPN & PPnBM
( Kep. Menkeu No. 25/KMK.01/1998, 27/1/1998 )
Asas
Timbal Balik
Perwakilan
Negara Asing
Badan Internasional
di Indonesia yg memperoleh
kekebalan diplomatik serta
Pejabat/tenaga ahlinya
SE-10/PJ.52/1998 18 Mei 1998
Restitusi mengacu pd surat DIRJEN PAJAK kpd KPP BADORA No. S-2678/PJ.55/1993, 13/10/1993
Dlm hal terlanjur dipungut dapat
dimintakan restitusi
Atas
rekomendasi
Deplu/Sekab
KPP BADORA
Kawasan perdagangan bebas dan
Pelabuhan bebas (kpbpb)
(UU Nomor 1/2000 jo UU No.36/2000)
Ps. 1 angka 1 UU No. 1 Tahun 2000 jo UU No. 36 Tahun 2000
KPBPB adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerah pabean sehingga
bebas dari pengenaan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Pen-jualan atas Barang Mewah, dan Cukai.
Ps. 1 angka 2 UU No. 1 Tahun 2000 jo UU No. 36 Tahun 2000
PEMBENTUKAN KPBPB
(UU No.1/2000 jo UU No. 36/2000)
PERATURAN PEMERINTAH
PEMBENTUKAN KPBPB
(Ps. 4)Batas-batas daratan
maupun perairan
KPBPB (Ps. 2)
Jenis kegiatan-kegiatan
di bidang ekonomi
PRESIDEN
DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN
BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS
(DKPBPB)
BADAN PENGUSAHAAN
KAWASAN PERDAGANGAN
BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS
(BPKPBPB)
MEM-BENTUK
MEM-BENTUK