• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003368 chapter 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003368 chapter 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Mega Oktiva, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan zaman berkembang pesat dalam berbagai

aspek kehidupan. Manusia sebagai sumber daya yang mengemban tanggung

jawab terhadap perkembangan zaman di era globalisasi ini dituntut untuk dapat

meningkatkan kualitas, keterampilan dan daya saing yang tinggi . Berbagai

masalah dan tantangan dalam aspek kehidupan membutuhkan sumber daya

manusia yang memiliki kemampuan berpikir kreatif, kritis dan sistematis untuk

menghadapi dan menjalankannya.

Salah satu upaya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

memiliki kualitas, keterampilan dan daya saing tinggi adalah melalui pendidikan.

Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan nasional bahwa tujuan

pendidikan nasional adalah memberi pengetahuan dan keterampilan dan

pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut

berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2009)

menyatakan bahwa,

Tujuan pendidikan nasional (Indonesia) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sistem pendidikan nasional senantiasa berorientasi pada tujuan

pendidikan jangka panjang. Oleh karena itu dalam melaksanakan pendidikan, baik

instansi pendidikan yang terkait maupun tenaga kependidikan diharapkan mampu

melakukan inovasi dan langkah antisipasipatif terhadap perkembangan zaman

(2)

pendidikan diharapkan mampu mewadahi dan menfasilitasi siswa untuk

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan budi pekerti secara optimal. Guru

sebagai tenaga kependidikan di sekolah juga harus mampu melaksanakan tugas

keprofesiannya secara profesional. Sebagai sebuah tantangan dalam

perkembangan zaman yang pesat, guru harus mampu mendesain sebuah

pembelajaran yang kreatif sehingga mampu melahirkan sebuah inovasi dalam

pendidikan guna menjawab tantangan tersebut.

Inovasi dan langkah antisipasipatif terhadap perkembangan zaman pada

era globalisasi juga termasuk pada pemanfaatan sumber daya alam dan kelestarian

lingkungan. Lingkungan yang terjaga menjadi jaminan terhadap kualitas

lingkungan hidup. Namun kenyataan yang kita hadapi saat ini adalah kualitas

lingkungan hidup saat ini menurun akibat kegiatan manusia yang mencemari

lingkungan, mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan daya

dukung lingkungan dan fungsi ekologi. Oleh karena itu pembelajatran di sekolah,

khususnya pelajaran IPA hendaknya memberikan pengalaman langsung untuk

mengembangkan lompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga bisa membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

Namun berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas tiga

SD Negeri 5 Cikidang, pelaksanaan pembelajaran masih dilakukan secara

konvensional. Hal ini sangat disayangkan sekali jika diterapkan dalam

pembelajaran IPA. Pembelajaran hanya sebatas guru berceramah dan siswa

menjawab soal pertanyaan yang ada pada buku paket pelajaran IPA. Siswa tidak

diberikan kesempatan untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri dengan

terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa juga memiliki kepedulian

yang rendah terhadap pemeliharaan lingkungan. Sebagian besar siswa ditemukan

membuang sampah di sembarang tempat, seperti di selasar, lapangan sekolah

(3)

merupakan tempat siswa menanamkan sikap kepedulian terhadap kelestarian dan

kebersihan lingkungan. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi hal

tersebut dirasakan masih belum efektif untuk menumbuhkan kepedulian siswa

terhadap kebersihan dan upaya pelestarian lingkungan. Setiap pagi guru hanya

memerintahkan siswa memunguti sampah dan membuangnya pada tempat sampah

tanpa ada upaya pengelolaan terhadap sampah itu sendiri. Kegiatan yang

dilakukan siswa bukan atas kesadaran dan kepeduliannya terhadap lingkungan

melainkan hanya sekedar mematuhi perintah guru.

Dampak dari pola kegiatan belajar mengajar dan rendahnya kepedulian

siswa terhadap kelestarian lingkungan yang demikian mengakibatkan tidak

terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah (sense of inquiry), kemampuan

berpikir kreatif siswa dan cinta lingkungan. Sedangkan pembelajaran IPA pada

dasarnya merupakan pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami alam

sekitar secara sistematis sehingga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif atau kreativitas siswa.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Widodo (2010:46) yang

menyatakan bahwa, “Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang tepat untuk

mengembangkan kreativitas anak, sebab pelajaran IPA memberikan dasar-dasar

kemampuan dan keterampilan yang berkaitan erat dengan kreativitas”. Melalui

kreativitas inilah diharapkan dapat menghasilkan penemuan dan karya inovatif

dari siswa sebagai jawaban atas tantangan kehidupan yang menuntut kemampuan

dan kecakapan berpikir manusia itu sendiri. Oleh karena itu pembelajaran IPA

sebagai sarana untuk mengembangkan kecakapan berpikir ilmiah (sense of

inquiry) dan kemampuan berpikir kreatif diharapkan dapat memberikan

pengalaman belajar langsung dengan memberikan dasar-dasar kemampuan dan

keterampilan sehingga kompetensi belajar siswa tercapai sesuai harapan serta

dapat berdampak pada kulaitas lingkungan hidup.

Lebih lanjut pada hakikat pembelajaran IPA dalam Kurikulum Tingkat

(4)

Pada tingkat SD/MI diharapkan adanya penekanan pembelajaran salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara sederhana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman langsung melalui penggunaan keterampilan proses dan sikap ilmiah. (Depdiknas, 2006).

Berdasarkan hasil observasi dan kajian mengenai pembelajaran IPA pada

tingkat SD/MI, peneliti memandang bahwa perlu adanya tindak lanjut untuk

mengembangkan kreativitas sebagai sebuah kemampuan dan kecakapan berpikir

siswa guna menjawab tantangan kehidupan dan menjaga kelestarian kualitas

lingkungan hidup. Selain itu upaya tidak lanjut diharapkan juga dapat

memperbaiki kegiatan pembelajaran IPA di sekolah . Dalam hal ini peneliti

merancang sebuah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kreatif

berbasis sains (IPA) dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat

(STM). Menurut putra (2013), sebuah model pembelajaran dengan pendekatan

Sains teknologi Masyarakat (STM) dilandasi oleh tiga hal penting, yaitu:

(1) Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat, (2) Proses belajar mengajar menganut pandangan konstruktivisme, yakni siswa membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan. (3) Dalam pengajarannya, terkandung lima ranah yang terdiri atas pengetahuan, sikap, proses sains, kreativitas serta hubungan dan aplikasi.

Model STM ini diharapkan mampu memberikan pengalaman langsung

melalui penggunaan keterampilan proses dan sikap ilmiah di dalam

pembelajarannya. Keterampilan proses dan sikap ilmiah merupakan cara siswa

dalam memperoleh pengetahuannya sendiri melalui desain pembelajaran yang

dirancang oleh guru. Keterampilan proses dan sikap diharapkan dapat menuntun

siswa terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui aktivitas

(5)

pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan kesimpulan dan

pengomunikasian hasil temuan.

Berdasarkan uraian diatas, melalui serangkaian kegiatan yang

direncanakan oleh guru dengan menerapkan model STM diharapkan dapat

mengembangkan kreativitas siswa dalam upaya pelestarian lingkungan. Selain itu

diharapkan juga siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehingga bermanfaat bagi siswa dan

masyarakat. Oleh karena itu, peneliti berkeinginan melakukan Penelitian

Tindakan Kelas dengan Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat untuk

Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran IPA. Penelitian Tindakan

Kelas Pada Tema Pelestarian Lingkungan Kelas III SD Negeri 5 Cikidang

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

masalah penelitian ini adalah apakah Penerapan Model Sains Teknologi

Masyarakat dapat mengembangkan kreativitas siswa ?

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka dibuat rumusan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

dalam pembelajaran IPA Pada Tema Pelestarian Lingkungan?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestarian Lingkungan?

3. Bagaimana perkembangan kreativitas siswa setelah diterapkannya model

pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA pada

Tema Pelestarian Lingkungan?

(6)

Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perencanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestasian Lingkungan.

2. Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestasian Lingkungan.

3. Mengetahui perkembangan kreativitas siswa setelah diterapkannya model

Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA pada

Tema Pelestasian Lingkungan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini, adalah

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk;

a. Mengetahui perkembangan kreativitas siswa.

b. Memperluas dan menambah wawasan tentang model Sains Teknologi

Masyarakat dan dapat diterapkan pada pembelajaran IPA.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sebagai

bahan acuan dan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang lebih

baik.

3. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar kreatif

berbasis sains yang memungkinkan terbudayakan kecakapan berpikir ilmiah

sekaligus berkembangnya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa,

sehingga dapat mengembangkan kreativitas siswa dan menjadikan pembelajaran

(7)

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang relevan mengenai model pembelajaran

Sains Teknologi Masyarakat dan kreativitas, maka hipotesis tindakan penelitian

ini didasarkan pada serangkaian tindakan bersiklus yang berorientasi pada

optimalisasi penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dapat

mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA pada tema Pelestarian

Lingkungan.

F. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut:

1. Sains Teknologi Masyarakat

Sains Teknologi Masyarakat yang dimaksud merupakan model

pembelajaran Kreatif berbasis Sains yang menyajikan IPA dengan mengangkat isu

lingkungan hidup pada Tema Pelestarian Lingkungan. Pembelajaran dilaksanakan

sesuai dengan tahapan STM yang terdiri dari invitasi, eksplorasi, penjelasan dan

solusi serta pengambilan tindakan atau aplikasi. Pembelajaran dilanjutkan dengan

mengidentifikasi cara pelestarian lingkungan dengan membuat model lingkungan

lestari melalui gambar imajinatif dan membuat karya dengan memanfaatkan

sampah baik organik maupun anorganik yang terdapat di lingkungan sekolah

sehingga menjadi produk yang bermanfaat.

2. Kreativitas

Kreativitas yang dimaksudkan adalah kemampuan siswa yang

mencerminkan kelancaran (Fluency), keluwesan (Flexibility), Keaslian

(Originality), Kerincian (Elaboration) dan kepekaan (Sensitivity) yang terlihat

dalam proses pembelajaran, menjawab pertanyaan, dan membuat produk melalui

(8)

sampah baik organic maupun anorganik yang dilakukan oleh siswa pada tema

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Karena Print- Rite ingin memberikan sesuatu yang baik disamping brosur yang telah ada, namun media informasi komputer merupakan solusi yang baik agar dalam segi layanan

Pengunjung bisa mendapatkan informasi harga tiket yang disediakan tanpa harus melakukan proses registrasi, tetapi jika pengunjung belum terdaftar, pengunjung tidak bisa

Hidangan atau susunan menu selain ditentukan oleh kuantitasnya perlu juga diperhatikan kualitasnya. Kualitas ini menyangkut apakah hidangan/menu tersebut sudah mengandung zat

Metode yang digunakan salah satunya adalah metode HIRARC ( Hazards Identification, Risk Assessment, and Risk Control ) dimana metode ini merupakan serangkaian

I n particular we focus on the gender difference in school attendance, effect of parents education and employment, household resource constraint, location of the household and

Komplek Perkantoran Payaloting, Panyabungan, Sumatera Utara, Kode Pos 22978

Indeks kesamaan jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae yang ditemukan pada habitat permukiman dan habitat persawahan lebih besar dibandingkan dengan jenis kupu-