• Tidak ada hasil yang ditemukan

[KLAS 4] PTK BAMBANG ISWAHYUDI IPA KLS 4.rar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "[KLAS 4] PTK BAMBANG ISWAHYUDI IPA KLS 4.rar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk kegiatan menemukan dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BSNP:2006).

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara pendekatan jigsaw dan media gambar untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

(2)

menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

Pengajaran IPA utamanya menekankan keterkaitan antara IPA dengan kehidupan sehari-hari. Tugas yang penting bagi seorang guru adalah mempersiapkan siswa untuk menghadapi kehidupannya, dimana dunia teknologi terus mengalami perkembangan. Dunia yang terus berkembang harus anak hadapi mulai dari sekarang sampai masa yang akan datang. Selanjutnya cukup penting untuk dapat mempersiapkan pengajaran sains yang sesuai dengan hakikat IPA. Mengajarkan IPA yang benar harus mencakup empat komponen: (1) IPA sebagai produk, (2) proses, (3) sikap, dan (4) teknologi.

2. Hakikat Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu atau berubahnya tingkah laku,tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.Namun oleh pakar psikologi dan pendidikan hakikat belajar ini tetap menarik perhatian untuk dikaji.Dari waktu ke waktu hakikat belajar terus diperbincangkan.Kebutuhan dan dinamika zaman yang terus bergulir

Jerome S.Bruner adalah seorang ahli psikologi kognitif Ligis yang memberi dorongan agar pendidikan memberi perhatian pada pentingnya pengembangan berfikir.Menurut Bruner,pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang,ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar yaitu :

1) Perolehan informasi baru

2) Proses mentransformasikan informasi yang diterima 3) Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan

(3)

penemuan. Konsep, prinsip, ide – ide yang disajikan guru akan diterima oleh siswa. Suatu konsep memiliki arti jika sama dengan ide yang telah dimiliki oleh siswa yang yang ada dalam struktur kognitifnya. Agar konsep yang diajarkan berarti, maka harus ada sesuatu kesadaran siswa yang bisa disamakan.

Belajar bermakna adalah belajar yang disertai pengertian. Belajar bermakna akan terjadi bila informasi yang baru diterima siswa mempunyai kaitan erat dengan konsep yang sudah sebelumnya dan tersimpan dalam struktur kognitifnya.

Semua konsep belajar dibangun dalam masing – masing teori tersebut, melukiskan sebagaimana proses psychology internal individual atau psiko social atau psiko kontektual yang relatif bebas dari konteks padagogik yang sengaja dibangun untuk menumbuh kembangkan potensi belajar individual (Udin S, 2007 : 1 – 7)

3. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh setelah melalui proses kegiatan belajar. Secara harafiah hasil berarti buah dari usaha belajar. Hasil belajar merupakan perangkat kemampuan yang telah dikuasai dan dicapai dapat diartikan sebagai kondisi akhir yang dicapai peserta didik setelah pembelajaran berlangsung.

Menurut Nana Sudjana (1999 : 22) hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Syuaeb Kurdi dan Abdul Aziz (2006 : 27) hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan ketrampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

(4)

4. Media Pembelajaran a) Pengertian

Menurut Heinich dalam Udin S. Winataputra (2004:5.3) kata media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata ”medium” yang secara hanafiah berarti ”perantara” (between) yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut:

1) Menurut Schramm dalam Udin S. Winataputra (2004:5.4) media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

2) Menurut Briggs dalam Udin S. Winataputra (2004:5.4) media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide dan sebagainya.

3) Menurut NEA dalam Udin S. Winataputra (2004:5.4) media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengan termasuk teknologi perangkat kerasnya.

b) Media Gambar Diam/ Mati (Still Picture)

Gambar diam/mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik misalnya tentang gambar manusia, hewan, tumbuhan, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan/materi pembelajaran yang akan disampaikan pada siswa.

c) Keuntungan Mengguakan Media Gambar

1) Media ini dapat menterjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi realistik

2) Banyak tersedia dalam buku-buku termasuk buku teks, majalah, surat kabar, kalender dan sebagainya.

3) Mudah menggunakannya

(5)

d) Langkah-langkah Kegiatan

1) Guru menyiapkan gambar-gambar tentang persegi panjang sesuai pada lembar kerja siswa

2) Guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa mengenai pengertian pecahan dan dilanjutkan tentang mengenal pecahan sederhana. Beberapa siswa diminta untuk mengemukakan pendapatnya, apabila siswa belum memahami pecahan guru mengarahkan pemahaman siswa dengan menunjukkan salah satu gambar persegi panjang yang dipotong dua dan dipotong empat.

3) Guru meminta salah satu siswa untuk menceritakan isi gambar

4) Guru menyiapkan gambar yang lain, salah satu siswa ditunjuk ke depan untuk menceritakan gambar secara berurutan hingga akhir. e) Fungsi Media Pembelajaran

Memperhatikan pentingnya media pembelajaran dalam proses pembelajaran menurut Udin S. Winataputra (2004:5.9), maka tidak ada alasan apabila kita menginginkan berhasil harus menggunakan media. Adapun fungsi media pembelajaran sebagai berikut:

1) Sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif 2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan

proses pembelajaran.

3) Mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran selalu harus melihat tujuan pembelajaran

4) Siswa dapat menangkap tujuan pembelajaran lebih cepat dan mudah 5) Mengurangi terjadinya penyakit verbalisme

6) Hasil belajar siswa akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai tinggi.

5. Metode Kerja Kelompok

Melalui Prasetyo (2003), dapat diketahui beberapa metode mengenai metode kerja kelompok :

(6)

b. Kegiatan kerja kelompok sebagai kegiatan kerja kelompok siswa yang biasanya berjumlah kelompok kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. (R.L. Gilstrap dan W.R Martin)

c. Metode kerja kelompok adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru (setelah pengelompokan belajar) menyuruh pelajar untuk menyelesaiakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran ( Ulih Bukit Karo Karo)

Rasionalitas metode kerja kelompok yaitu berdasarkan alasan –alasan sebagai berikut :

a. Siswa sebagai individu memiliki kemampuan berbeda – beda antara yang satu dengan yang lain. Melalui kerja kelompok diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi, terutama bagi siswa yang nilai belajarnya rendah.

b. Kerja kelompok berguna pula dalam menyalurkan dan mengarahkan kreativitas belajar anak agar sesuai dengan kemampuannya.

c. Tidak semua masalah belajar dapat dipecahkan sendiri sehingga anak membutuhkan bantuan orang lain untuk membantu memecahkan masalahnya.

d. Proses dan hasil kerja yang diperoleh dari kerja kelompok lebih kaya dan komperhensip. Siswa diberikan kesempatan berbicara dengan cara mengemukakan pendapatnya, belajar toleransi dan lain-lain.

e. Kerja kelompok dapat dilakukan di dalam dan di luar sekolah. Dalam menerapkan metode kerja kelompok langkah-langkah atau

prosedur yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Guru harus jelas dalam menjelaskan tujuan dan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

b. Membagi siswa dalam kelompok kecil dengan berbagai cara menurut kriteria sendiri.

c. Siswa menyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan masalahnya d. Setelah selesai siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya dan

(7)

e. Tiap kelompok diperbolehkan untuk memperbaiki laporannya f. Guru menarik kesimpulan dari hasil kerja kelompok sekaligus

merangkum hasil/ jawaban yang telah dibahas semua kelompok. Penerapan metode ini sejalan dengan teori kebutuhan Maslow, yaitu : “ Kebutuhan menjadi suatu bagian kelompok”. Dalam teori ini dikemukakan bahwa manusia mempunyai keinginan untuk menjadi suatu anggota kelompok agar dapat saling memberi dan menerima perhatian dalam pembelajaran. (Suciati dkk, 2005 : 3.12).

Dengan menerapkan metode kerja kelompok dalam proses pembelajaran, kebutuhan siswa untuk menjadi anggota kelompok akan terpenuhi.

Dalam menjalankan metode ini diharapkan partisipasi para siswa dalam proses pembelajaran muncul. Jadi, guru harus mengamati tingkah laku para siswanya saat bekerja kelompok. Harus diperhatikan benar agar siswa dapat selalu aktif dalam kegiatan kerja kelompok tersebut.

Perlibatan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran ini terkait dengan proses pembelajaran yang dikemukakan oleh Rogers. Dia berpendapat bahwa belajar harus memiliki makna bagi peserta didik. Pengorganisasian ide dan bahan baru harus dalam kerangka memberi makna kepada peserta didik. Di lain pihak, belajar yang optimal akan terjadi manakala peserta didik berpartisipasi secara penuh dan bertanggung jawab dalam belajar ( Wahyudi, dkk, 2004 : 3.26).

6 . Model Pembelajaran Jigsaw

(8)

bekerja sama dengan siswa lain dalam tim ahli dan bertanggung jawab terhadap tugasnya kepada siswa sebagai tim asal atau tim inti.

Adapun langkah – langkah pelaksanaan model pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut :

1) Siswa dikelompokkan ke dalam ± 4 anggota tim (disebut tim asal) 2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi atau tugas yang berbeda 3) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian atau sub

bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab atau tugas mereka.

4) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menyampaikan kepada teman dalam tim asal tentang sub bab yang mereka kuasai atau tugas yang telahdiselesaikan anggota yang lainnya mendengarkan dengan sungguh – sungguh.

5) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 6) Guru memberi evaluasi

7) Penutup

Berdasarkan kajian – kajian teori di atas peneliti membuat kesimpulan bahwa model pembelajaran jigsaw sangat tepat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA tentang hubungan antar makluk hidup.Dikatakan dalam model pembelajaran jigsaw adalah menumbuhkan kerja sama antar siswa, salling menghargai, meningkatkan keberanian siswa untuk berpendapat, meningkatkan kreatifitas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

(9)

5. KERANGKA BERPIKIR

Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui PTK hasil belajar siswa kelas IV semester I SD Negeri 1 Bandungharjo tentang mengenal hubungan antar makluk hidup pada mata pelajaran IPA,sangat rendah tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Oleh sebab itu peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Pada siklus I peneliti memberikan soal tes formatif untuk dikerjakan. Tugas tersebut peneliti namakan tes formatif satu. Pada tes formatif satu peneliti menerapkan metode pembelajaran Ceramah, tapi belum optimal dalam pelaksanaannya. Ternyata masih banyak siswa yang masih belum memahami materi pelajaran tentang mengenal hubungan antar makluk hidup Namun begitu sudah ada sedikit peningkatan hasil belajar siswa walaupun hanya sedikit.

Tindakan peneliti berikutnya yaitu melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak siklus III. 6. HIPOTESA TINDAKAN

Hipotesis adalah. jawaban sementara terhadap persoalan peneliti yang kebenarannya masih harus diuji empiris (Maman Rahman, 1993 : 44).

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi peneliti secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya ( J. Sitorus, 1995 : 5).

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan perlawanan yang dikeluarkan iran baik dalam kebijakan ekonomi yang melakukan kerjasama dengan Negara china dan rusia dengan tidak menggunakan mata uang

Semakin ketatnya tingkat persaingan dalam bisnis usaha makanan (rumah makan / restoran / 

Pengadaan ini dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik

[r]

Pekerjaan KonstruKi sesuai SK Bupati Banyuwangi Nomor : t8Bl254l1<EPfi29.41U2011 tanggal 11 Maret 2011 tetah mengadakan Rapat Pembukaan Penawaran. dengan dihadiri

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi dengan pendekatan 

cover pada saianUmum setcretaridt. D aemh Kabupaten

Konflik yang terjadi antara India dan Pakistan baik konflik agama maupun perebutan Kashmir belum jelas titik temunya, dan ditakutkan lagi akan terjadi konflik nuklir dari