• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 1989.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 1989."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

1. Umum

a. Pendirian dan informasi Umum

PT Danayasa Arthatama Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 1 April 1987 berdasarkan akta No. 9 tanggal 1 April 1987 yang dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-7255.HT.01.01.TH.87 tanggal 13 November 1987 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 27 tanggal 3 April 1990, Tambahan No. 1260. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 6 tanggal 18 Januari 2002 yang dibuat dihadapan Dina Chozie, S.H., CN., pengganti dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, diantaranya mengenai perubahan status perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka, serta menyetujui penawaran umum kepada masyarakat melalui Pasar Modal. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-02363 HT.01.04.TH.2002 tanggal 12 Februari 2002, dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 40 tanggal 17 Mei 2002,Tambahan No. 4839. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 83 tanggal 23 Juni 208 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, sehubungan dengan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang – Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-85013.AH.01.02. Tahun 2008 12 November 2008.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha pembangunan perumahan (real-estat), perkantoran, pertokoan dan pusat niaga beserta fasilitas-fasilitasnya; menyewakan bangunan-bangunan, ruangan-ruangan kantor dan ruangan-ruangan pertokoan beserta fasilitas-fasilitasnya; menyediakan sarana dan prasarana dan melaksanakan pembangunan, pengusahaan dan pengembangan pembangunan kawasan niaga terpadu. Saat ini, Perusahaan sedang mengembangkan area sekitar 45 hektar yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, yang dikenal dengan nama Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS).

Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 1989.

Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha Lantai 12, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52 - 53, Jakarta Selatan.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 28 Maret 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan Surat Keputusan No. S-615/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 100.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan harga nominal sebesar Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya pada tanggal 19 April 2002.

Pada tanggal 6 September 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM dengan Surat Keputusan No. S-2837/PM/2004 untuk melakukan penawaran Umum Terbatas I kepada Pemegang saham Perusahaan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 630.360.000 saham dengan harga nominal sebesar Rp 500 (dalam rupiah penuh) per saham dan harga pelaksanaan sebesar Rp 625 (dalam Rupiah penuh) per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek surabaya pada tanggal 23 September 2004.

(2)

c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki penyertaan saham langsung atau tidak langsung lebih dari 50% saham pada anak-anak perusahaan berikut:

Jumlah Aset Tahun Persentase Kepemilikansebelum Eliminasi

Perusahaan Bidang Usaha Berdiri 2010 2009 2010

Rp' 000 PT Grahamas Adisentosa (GA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 195.594.310

kegiatan yang berkaitan

PT Intigraha Arthayasa (IA) Perhotelan, pariwisata dan kegiatan yang 1996 100% *) 100% *) 154.525.780 berkaitan

PT Majumakmur Arthasentosa (MAS)Pengembangan hotel dan apartemen/ 1995 51% *) 51% *) 104.954.487 PT Citra Adisarana (CA) Pembangunan dan pengelolaan hotel serta 1995 100% *) 100% *) 83.525.634

gedung perkantoran

PT Artharaya Unggul Abadi (AUA)Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 83.272.782 kegiatan yang berkaitan

PT Nusagraha Adicitra (NA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 69.965.143 kegiatan yang berkaitan

PT Pandugraha Sejahtera (PGS)Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 50.046.551 kegiatan yang berkaitan

PT Andana Utamagraha (AU) Pengembangan apartemen 1995 51% *) 51% *) 33.757.271 PT Adinusa Puripratama (AP) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 42.575.995

kegiatan yang berkaitan

PT Panduneka Abadi (PA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 40.603.874 kegiatan yang berkaitan

PT Citra Wiradaya (CW ) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 98.656.939 kegiatan yang berkaitan

PT Artha Telekomindo (AT) Telekomunikasi 1993 100% 100% 64.395.957

PT Esagraha Puripratama (EP) Perdagangan 1995 99% *)**) 99% *)**) 250.000

PT Primagraha Majumakmur (PGMM)Pengembangan real estat dan agen pemasaran 1993 100% **) 100% **) 113.353 apartemen

PT Pusatgraha Makmur (PM) Perdagangan/Trading 1994 99% *)**) 99% *)**) 251.000 Delfina Group Holdiings Limited (Delfina)Penyertaan saham di berbagai perusahaan/ 2005 64% 64% 2.163.607.729

PT Grahaputra Sentosa (GPS)

Pada Tahun 2006, Perusahaan melakukan penyertaan sebanyak 13.329.103 saham yang merupakan 45% dari modal ditempatkan dan disetor dalam GPS. Transaksi tersebut dinyatakan dalam Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta No.108 tanggal 30 Juni 2006 dari Fathiah Helmi S.H., notaris PT Adim as Utam a (AMU) Perdagangan 1995 99% *)**) 99% *)**) 25.200 PT Trinus a Wiragraha (TW) Perdagangan 1995 99% *)**) 99% *)**) 25.200 PT Grahaputra Sentos a (GS) Jas a Pem bangunan dan pengelolaan apartem en1995 100% *) 45% *) 33.041.083

untuk dis ewakan atau dijual s erta im port barang Pem ilikkan Tidak Langs ung

PT Pacific Place jakarta/PPJ(m elaluiPengem bangan dan pengelolaan Hotel, pus at

Delfina) perbelanjaan, apartem en, dan gedung kantor1995 55% 55% *)**) 1.189.984.251 PT Graha Sam poerna (m elalui PPJ)Pem bangunan dan Pengelolaan Gedung s erta

Delfina) Kegiatan yang Berkaitan 1995 100% - 973.623.478 *) Perus ahaan m as ih dalam tahap pengem bangan

(3)

di Jakarta. Pada tahun 2007, Perusahaan menambah penyertaannya pada saham GPS sebesar 55% sehingga persentase kepemilikan Perusahaan menjadi 100%. Goodwill yang timbul dari penyertaan Perusahaan pada saham GPS adalah sebesar Rp. 77.853.985 ribu dan diamortisasikan selama 5 tahun.

PT Pacific Place Jakarta (PPJ)

Berdasarkan Risalah Rapat UmumPemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Juli 2005, yang didokumentasikan dalam Akta No.44 tanggal 12 September 2005 dari Retno Handayani Rahayu S.H., notaris pengganti Esther Mercia Sulaiman, S.H. notaris di Jakarta, PPJ meningkatkan modal dasarnya menjadi Rp. 2.000.000.000 ribu dan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp. 1.348.415.328 ribu. Dalam peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut, Perusahaan tidak ikut ambil bagian sehingga kepemilikan saham Perusahaan dalam PPJ mengalami dilusi menjadi 35%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp. 216.044.968 ribu dan dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan” pada neraca konsolidasi.

Delfina Group Holdings Limited (Delfina)

Pada tahun 2005, Delfina memiliki penyertaan saham dalam PPJ sebanyak 269.683.066 saham atau sebesar 20% dari seluruh saham PPJ yang disetor penuh. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta No. 108 tanggal 30 Juni 2006 dari Fathiah Helmi S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mengalihkan 471.945.365 lembar saham yang dimilikinya dalam PPJ kepada Delfina sehingga penyertaan saham Delfina dalam PPJ menjadi 741.628.431 saham atau sebesar 55% dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh PPJ. Atas perolehan saham tersebut, Perusahaan memperoleh penyertaan saham dalam Delfina sebanyak 50.757.975 lembar saham atau sebesar 63,64% dari seluruh saham yang dikeluarkan Delfina. Transaksi tersebut telah didokumentasikan dalam Akta No. 23 tanggal 12 Agustus 2006 dari Ny. Sinta Susikto, S.H., notaris di Jakarta. Transaksi tersebut diatas telah memenuhi ketentuan dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. IX.E.2 mengenai “Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.

PT Graha Sampoerna (GS)

Pada tanggal 2 Juli 2007, PPJ melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) saham GS dengan PT Hanjaya Mandala Sampoerna TBK (HMS). Berdasarkan perjanjian, PPJ akan membeli dari HMS sebanyak 87.732.410 lembar saham GS yang mewakili 99,99% dari keseluruhan modal disetor GS dengan harga beli yang telah disetujui yaitu sebesar Rp. 157.249.641 ribu. Pada tanggal 31 Desember 2007, uang muka pembelian saham sebesar Rp. 899.641 ribu dicatat di dalam akun “Aset lain – lain” (Catatan 14) pada neraca konsolidasi. Pada bulan januari 2008, PPJ telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas pengembilalihan saham tersebut. Nilai wajar aset GS yang dapat diidentifikasikan pada saat akuisisi adalah sebesar Rp. 88.742.558 ribu, termasuk saldo kas sebesar Rp.16.676 ribu. Goodwill telah diakui dari akuisisi saham tersebut adalah sebesar Rp. 68.507.284 ribu. Sehubungan dengan transaksi diatas, sejak tahun 2008 laporan keuangan GS dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan PPJ.

(4)

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan pengurus Perusahaan Pada tanggal 30 Juni 2010, berdasarkan akta No. 83 dari Dina Chozie, S.H.., CN., pengganti dari Fathiah Helmi S.H, notaris di Jakarta, susunan manajemen Perusahaan adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : H. Lukman Komisaris : Sukamto Effendy

: Henry Handayani Sutanto Direktur Utama : Arpin Wiradisastra Widjaja Direktur : Hartono Tjahjadi Adiwana

: Agung R Prabowo

Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan (tidak diaudit) adalah 88 karyawan tahun 2009 dan 80 karyawan tahun 2007. Sedangkan jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan anak Perusahaan secara keseluruhan (tidak diaudit) masing – masing 858 karyawan dan 729 karyawan pada tahun 2009 dan 2008

Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT. Danayasa Arthatama Tbk dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 April 2009, serta bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.

2. Kebijakan Akuntansi

a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK). Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable

value). Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus

kas.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam ribuan Rupiah.

b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi PSAK Revisi yang berlaku Efektif Tahun 2008

Perusahaan dan anak perusahaan telah menerapkan PSAK revisi tersebut mulai 1 Januari 2008 :

1) PSAK No.13 (Revisi 2007) “Properti Investasi”, yang mengatur mengenai pengakuan, pengukuran dan pengungkapan atas properti investasi. Selain itu, standar ini diterapkan untuk pengukuran hak atas properti investasi yang diperoleh melalui sewa pembiayaan

(5)

di dalam laporan keuangan lesse. Standar ini mengizinkan Perusahaan dan anak perusahaan untuk memilih di antara model biaya dan model nilai wajar untuk seluruh properti investasinya.

Standar ini diterapkan secara restrospektif. Sehubungan dengan hal tersebut, bangunan (mall dan perkantoran) anak perusahaan yang disewakan dengan nilai tercatat per 31 Desember 2007 sebesar Rp. 1.162.533.345 ribu yang termasuk dalam akun “Aset tetap – bersih” direklasifikasikan ke akun “ Properti investasi – bersih” dalam neraca konsolidasi tahun 2007. Pada tanggal 1 Januari 2007, properti investasi masih dalam proses konstruksi, sehingga dicatat berdasarkan PSAK No. 16.

Perusahaan dan anak perusahaan memilih menggunakan model biaya untuk akuntansi setelah pengakuan awal atas properti investasi yang dimilikinya.

2) PSAK No. 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap”, yang mengatur perlakuan akuntansi atas aset tetap. Standar ini mengatur antara lain mengenai pengakuan aset tetap, penentuan jumlah tercatat, penyusutan dan penurunan nilai. Selain itu, standar ini mewajibkan untuk menghitung dan memasukan biaya pembongkaran dan pemindahan atau restorasi lokasi aset sebagai bagian dari biaya perolehan, serta mewajibkan entitas untuk memilih diantara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya.

Perusahaan dan anak perusahaan memilih menggunakan model biaya untuk akuntansi setelah pengakuan awal aset tetap yang dimilikinya. Standar ini diterapkan secara retropektif.

Penerapan PSAK revisi diatas tidak berdampak material terhadap laporan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.

3) PSAK No. 30 (Revisi 2007) “Sewa”, yang mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan transaksi sewa baik dari sisi lessor maupun lessee. Standar ini mengatur kalsifikasi sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, serta berdasarkan substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Standar ini diterapkan secara prospektif. Penerapan PSAK revisi diatas tidak berdampak material terhadap laporan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.

PSAK Revisi yang Berlaku Efektif setelah Tahun 2008

Perusahaan dan anak perusahaan akan menerapkan PSAK revisi berikut pada saat telah berlaku efektif :

1) PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, mengatur ketentuan mengenai penyajian instrumen keuangan serta pengungkapan yang wajib dilakukan. Ketentuan penyajian mencakup klasifikasi instrumen keuangan tersebut dari sudut pandang penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan; dan keadaan tertentu yang memungkinkan saling hapus (offset) antara aset dan kewajiban keuangan. Standar ini mewajibkan pengungkapan antara lain informasi mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah, saat dan kepastian arus kas masa depan dari suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam instrumen tersebut. PSAK No.50 (revisi 2006) menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, dan diterapkan secara prospektif mulai 1 Januari 2010.

(6)

2) PSAK No.55 (revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip – prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak tertentu untuk membeli atau menjual item non-keuangan. Standar ini mengatur antara lain mengenai definisi dan karakteristik instrumen derivatif, kategori, pengakuan dan pengukuran, instrumen keuangan, akuntansi lindung nilai dan penentuan hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) menggantikan PSAK No. 55 “Akuntansi Derivatif dan Lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif mulai 1 Januari 2010.

PSAK Revisi yang Berlaku Efektif setelah Tahun 2008 (Lanjutan)

Kedua standar tersebut seharusnya berlaku efektif pada laporan keuangan konsolidasi untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009. Namun, pada tanggal 30 Desember 2008 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) mengumumkan penundaan berlakunya kedua standar tersebut selama 1 tahun melalui Surat No. 17005/DSAK/IAI/XII/2008, sehingga kedua standar tersebut berlaku efektif mulai 1 Januari 2010.

1) PSAK No. 14 (Revisi 2008) “Persediaan”, mengatur ketentuan mengenai perhitungan biaya awal persediaan dan perolehan persediaan selanjutnya diukur berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Standar ini untuk mengurangi alternatif pengukuran biaya persediaan, karena standar ini tidak memperkenankan penggunaan metode masuk terakhir keluar pertama (LIFO) untuk mengukur biaya persediaan dan mengharuskan Perusahaan dan anak perusahaan untuk menggunakan metode biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. PSAK No.14 (2008) menggantikan PSAK No. 14 (1994) “Persediaan), berlaku efektif mulai 1 Januari 2009 dan diterapkan secara retrospektif.

Perusahaan dan anak perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK revisi diatas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasi dari penerapan PSAK revisi tersebut belum dapat ditentukan.

c. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.

Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.

Laba anak perusahaan sebelum akuisisi oleh Perusahaan disajikan dalam akun “Laba Pra-akuisisi” pada laporan laba rugi konsolidasi.

Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan yang signifikan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

(7)

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut.

Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.

Selisih dari harga perolehan dengan nilai wajar kepemilikan Perusahaan atas aset bersih anak perusahaan dicatat sebagai goodwill dan diamortisasikan menggunakan metode garis lurus selama periode 5 tahun.

d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan, kecuali yang berhubungan dengan pengembangan proyek real estat dikapitalisasi ke persediaan real estat dan tanah yang belum dikembangkan.

e. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk

holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2. Perusahaan asosiasi;

3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

(8)

5. Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

f. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

g. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.

h. Investasi 1. Giro

Rekening giro yang dijaminkan atau dibatasi pencairannya disajikan dalam bagian investasi. Rekening giro ini disajikan sebesar nilai nominal.

2. Deposito berjangka

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan atau dibatasi pencairannya, atau deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.

3. Penempatan pada efek Efek terdiri dari efek hutang.

Efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat perolehan, sebagai berikut :

a) Diperdagangkan (trading)

Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam

(9)

kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui pada laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. b) Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity)

Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum dimaortisasi.

c) Tersedia untuk dijual (available-for-sale)

Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga jatuh tempo” diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ekuitas ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.

4. Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia

Investasi dengan Menggunakan Metode Biaya

Investasi dalam bentuk penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan menggunakan metode biaya.

Menurut metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (dividen, kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi.

Investasi dengan Menggunakan Metode Ekuitas

Investasi dalam bentuk saham sebesar minimal 20% dari modal disetor, tetapi tidak lebih dari 50% dari modal disetor dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau anak perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan dividen. Bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan amortisasi goodwill dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 tahun.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

(10)

Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan / Perusahaan Asosiasi

Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas perusahaan asosiasi yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan perusahaan asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aset, kewajiban, saham atau instrumen pemelikikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas – entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut.

Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) harus dicatat sesuai dengan nilai buku.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas. Saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi dalam laporan keuangan konsolidasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” baru.

i. Piutang Usaha

Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan.

j. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang akhir tahun.

k. Persediaan

1. Persediaan Real estat

Persediaan real estat terdiri dari tanah dan bangunan apartemen (bangunan strata title) yang siap dijual, bangunan (secara strata title) yang sedang dikonstruksi dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.

(11)

Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs). Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat konstruksi dimulai dengan menggunakan metode luas areal.

Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual.

Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya – biaya konstruksi serat dipindahkan ke tanah atau bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun. Biaya – biaya tersebut ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus. Akumulasi biaya ke proyek pengembangan real estat tidak dihentikan walaupun realisasi pendapatan pada masa mendatang lebih rendah dari nilai tercatat proyek. Namun, dilakukan penyisihan secara periodik atas perbedaan tersebut. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laba rugi konsolidasi periode berjalan.

Estimasi dan alokasi biaya harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Apabila telah terjadi perubahan mendasar pada estimasi kini, biaya direvisi, dan direalokasi.

Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.

2. Persediaan Hotel

Barang dan perlengkapan hotel terdiri dari makanan, minuman, perlengkapan teknik dan perlengkapan hotel. Persediaan tersebut dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan, yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata, atau nilai realisasi bersih.

l. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

m. Properti Investasi

Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari – hari properti investasi.

Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang ditimbulkan dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

(12)

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

n. Aset Tetap

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari – hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai aset, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penurunan nilai, jika ada.

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya – biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.

Beban – beban yang ditimbulkan setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila beban – beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban – beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.

Semua aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat dari aset tetap sebagai berikut :

Tahun / Years

Bangunan : 20

Peralatan dan perabotan : 2 - 8 Peralatan mekanis dan listrik : 8 Kendaraan Bermotor : 2 - 8 Peralatan Telekomunikasi : 2 - 8 Partisi Kantor : 3 - 5

Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan anatar jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.

Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.

(13)

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing – masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

o. Sewa

Sewa dimana Perusahaan dan anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.

Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

p. Penurunan Nilai Aset

Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset tersebut.

Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi.

Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi periode berjalan.

q. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang pengurang akun tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

r. Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan diterima dimuka ditangguhkan pengakuannya dan akan dibukukan sebagai pendapatan sesuai dengan masa manfaat pendapatan tersebut.

s. Pengakuan Pendapatan dan Beban (1) Pengakuan Pendapatan

Pendapatan dari penjualan persediaan real estat

Pendapatan atas penjualan unit bangunan kondominium, unit strata apartemen, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya, serta unit kepemilikan secara time sharing, diakui dengan metode persentase penyelesaian

(percentage-of-completion method) terhadap unit yang terjual, apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

1) proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;

2) jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan

(14)

3) jumlah pendapatan dari penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.

Jika semua kriteria yang tersebut di atas tidak terpenuhi, maka pembayaran yang telah diterima dari pembeli harus diakui sebagai uang muka dengan metode deposit sampai seluruh kriteria tersebut dipenuhi.

Dengan metode persentase penyelesaian, jumlah pendapatan dan beban yang diakui untuk setiap periode akuntansi harus sesuai dengan tingkat atau persentase penyelesaian dari aset tersebut.

Tingkat atau persentase penyelesaian pengembangan real estat ditentukan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal tertentu dibandingkan dengan total biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan real estat tersebut.

Pendapatan atas penjualan unit apartemen, konstruksi yang telah selesai pembangunannya, harus diakui dengan menggunakan metode akrual penuh.

Pendapatan sewa dan jasa pelayanan

Pendapatan sewa ruangan toko dan kantor serta tanah diakui berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu sewa dan pendapatan jasa pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan.

Pendapatan dari Hotel

Pendapatan hotel diakui pada saat barang atau jasa diberikan kepada tamu.

Lainnya

Pendapatan dari iuran kenaggotaan klub diakui sesuai dengan periode keanggotaan. Pendapatan dari jasa telekomunikasi diakui pada saat jasa telah diserahkan kepada pelanggan.

(2) Pengakuan Beban

Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis), pada saat terjadinya, kecuali beban pokok penjualan persediaan real estat yang didalamnya termasuk taksiran biaya untuk pengembangan prasarana atas tanah yang terjual maupun yang sedang dikembangkan untuk penjualan di masa mendatang.

t. Biaya Pinjaman

Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana.

Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali biaya pinjaman atas pinjaman yang diperoleh untuk membiayai perolehan dan pengembangan aset real estat dan dapat secara langsung diatribusikan ke aktivitas pengembangan real estat, yang dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya tanah yang belum dikembangkan dan/atau biaya pengembangan untuk proyek real estat.

(15)

Apabila pinjaman secara spesifik dipergunakan untuk memperoleh dan mengembangkan proyek real estat, biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh biaya pinjaman yang terjadi selama periode tersebut, dikurangkan dengan pendapatan bunga atas investasi sementara dari dana pinjaman diterima yang belum digunakan.

Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan jika dalam suatu periode yang cukup lama proyek pengembangan real estat yang sedang dijalankan ditangguhkan atau ditunda, dan kapitalisasi dari biaya pinjaman akan berakhir pada saat proyek pengembangan itu telah selesai dan siap untuk digunakan.

u. Imbalan Kerja

Imbalan Kerja Jangka pendek

Imbalan Kerja Jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi.

Program pensiun manfaat pasti

Imbalan pasca-kerja perusahaan dan anak – anak perusahaan lainnya merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk mennetukan nilai kini cadangan imbalan parti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, hasil yang diharapkan dari aset program, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial (jika ada) dan beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasikan selama jangka waktu rata – rata sisa masa kerja karyawan.

Program pensiun iuran pasti

Imbalan pasca kerja anak perusahaan tertentu merupakan program iuran pasti melalui dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Jumlah iuran yang terhutang diakui sebagai cadangan pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

Jika ada bagian iuran yang jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca, maka iuran tersebut disajikan sebesar nilai kini cadangan yang didiskontokan.

Cadangan imbalan pasti pasca – kerja disajikan bersih sebesar nilai kini cadangan imbalan setelah memperhitungkan keuntungan atau kerugian aktuarial yang tidak diakui.

v. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Final

Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam

(16)

penghitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan.

Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.

Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada laporan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka dan pajak yang masih harus dibayar.

Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

w. Laba (Rugi) Bersih Per Saham

Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih konsolidasi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.

x. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

(17)

3. Kas dan Setara Kas 2010 2009 Rp '000 Rp '000 Kas 357.515 1.195.932 Bank Rupiah

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 21.229.933 14.996.607 Pihak Ketiga

PT Bank Central Asia Tbk 17.032.803 7.432.758

Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta 6.234.504 8.789.379

PT CIMB Niaga Tbk 1.301.559 331.008

Bank Mandiri 122.988

-PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK 1.005 1.404.071

Jumlah 45.922.792 32.953.823

Dolar Amerika Serikat

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 8.498.502 24.484.404 Pihak Ketiga

Deutsche Bank AG, Cabang Singapura 60.287.018 7.077.785 PT Bank Central Asia Tbk 5.638.242 5.399.700

PT CIMB Niaga Tbk 1.503.901 1.052.734

Citibank NA, cabang Jakarta 30.406 35.457 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 6.845 7.490

Jumlah 75.964.914 38.057.570

Jumlah 121.887.706 71.011.393

Deposito Berjangka Rupiah

Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 10.816.013 5.698.640 Pihak Ketiga

PT Bank Central Asia Tbk 20.191.981 -PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. 5.083.904

-PT Bank CIMB 138.600

-Dolar Amerika Serikat

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 1.053.286 2.529.568 Pihak Ketiga

PT Bank Central Asia Tbk 2.273.284 10.861.785

PT Bank Danamon 564.653

-PT Bank CIMB 252.666 23.338.365

Jumlah 40.374.387 42.428.358

Jumlah 162.619.608 114.635.683

Tingkat suku bunga rata-rata per tahun deposito berjangka

Rupiah 6.5% 8.75%

Dolar Amerika Serikat 1.63% 3.87%

*Pada tahun 2008, merupakan rekening pada PT Bank Lippo Tbk. PT Bank Lippo Tbk bergabung dengan PT Bank Niaga Tbk menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk pada tahun 2008.

(18)

Transaksi dengan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (d/h PT Bank Artha Graha), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.

4. Investasi

Akun ini terdiri atas:

2010 2009

Rp '000 Rp '000

Penyertaan saham 10.567.648 10.880.925

Deposito Berjangka Yang dibatasi pencairannya 2.477.228 36.656.411

Rekening Giro yang dibatasi pencairannya 409.450 613.231

Jumlah 13.454.326 48.150.567

a. Rekening Giro dan Deposito Berjangka yang dibatasi pencairannya.

PT Pacific Place Jakarta (PPJ) pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, memiliki rekening giro masing – masing sebesar US$ 45,078 (ekuivalen sebesar Rp. 409.450 ribu) dan US$ 59,974 (ekuivalen sebesar Rp. 613.231 ribu). PPJ juga memiliki deposito masing – masing sebesar US$272,732(ekuivalen sebesar Rp.2.477.228 ribu) and US$ 3,584,979 (ekuivalen sebesar Rp. 36.656.411 ribu) di Deutsche Bank AG, Cabang Singapura yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan surat hutang yang diterbitkan PPJ.

b. Penyertaan Saham i. Metode Biaya

Penyertaan saham yang dicatat dengan menggunakan metode biaya pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Graha Putranusa (GPN) dengan persentase kepemilikan sebesar 5%.

GPN didirikan dengan tujuan untuk membangun dan mengelola gedung perkantoran dan apartemen “The Capital Residence” yang berlokasi di Lot 24 KNTS.

ii. Metode Ekuitas

Penyertaan saham dengan menggunakan metode ekuitas pada tanggal 31 Desember 2008 merupakan penyertaan saham PT Citra Wiradaya (CW), (anak perusahaan) pada PT Bina Mulia Unika (BMU) dengan kepemilikan sebesar 99,99%. Penyertaan saham tersebut dilakukan pada bulan April 2008 dengan tujuan pemilikan jangka pendek. Pada bulan Januari 2009, CW telah melakukan penjualan penyertaan sahamnya pada BMU kepada PT DMS International (sekarang PT Kingsland International) yang mengakibatkan persentase kepemilikannya pada saham BMU setelah pengalihan tersebut berkurang menjadi 20%. Sehubungan dengan hal tersebut laporan keuangan BMU pada tanggal 30 Juni 2010 tidak dikonsolidasikan dengan laporan keuangan CW. Pada tanggal 30 Juni 2010 penyertaan saham pada BMU dibukukan dengan metode ekuitas. Nilai tercatat penyertaan saham pada 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp. 5.567.647 ribu.

(19)

Pada tahun 2010 dan 2009 tidak ada dividen kas yang diterima dari penyertaan saham tersebut.

Tujuan utama penyertaan saham diatas adalah sesuai dengan tujuan utama Perusahaan yaitu melakukan atau menjalankan kegiatan utama dalam bidang real estat termasuk tetapi tidak terbatas pada aktivitas pengembangan.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai dari penyertaan saham tersebut diatas.

5. Piutang Usaha

2010 2009

Rp '000 Rp '000

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah

PT Jakarta International Hotels &

Development Tbk 9.193.645 9.193.645 PT Buanagraha Arthaprima 60.941 60.500 Jumlah 9.254.586 9.254.145 Pihak ketiga Rupiah Real Estat 147.619.723 65.525.218 Hotel 4.237.481 6.855.024 Jasa Telekomunikasi PT Excelkomindo Pratama Tbk - 65.523 PT Telekomunikasi Indonesia -(Persero) Tbk 194.470 511.961 PT Aplikanusa Lintasarta 190.025 272.213 PT Indosat Tbk 26.953 367.484 Lain-lain 1.832.379 4.037.576 Jumlah 154.101.031 77.634.999

Dolar Amerika Serikat

Real Estat 3.175.764 18.656.181

Jasa Telekomunikasi 673.778 666.950

Jumlah 3.849.542 19.323.131

Jumlah -Pihak ketiga 157.950.573 96.958.130 Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (68.574) (8.230) Jumlah-Bersih Pihak Ketiga 157.881.999 96.949.900

Jumlah Bersih 167.136.585 106.204.045

Piutang real estat terutama merupakan piutang sewa “Pacific Place mall” serta piutang atas penjualan unit apartemen “SCBD Suites” yang dibangun oleh PT Andana Utamagraha dan “Pacific Place Residences” yang dibangun PT Pacific Place Jakarta, anak perusahaan.

Termasuk di dalam piutang usaha – lain-lain adalah tagihan kepada perorangan – pihak ketiga. Rincian piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

(20)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Rp '000 % Rp '000 %

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

> 1 bulan - 3 bulan 60.941 0,04% 60.500 0,04% > 6 bulan 9.193.645 5,50% 9.193.645 5,50%

Jumlah 9.254.586 5,54% 9.254.145 5,54%

Pihak ketiga

Sampai dengan 1 bulan 97.763.554 58,49% 71.360.854 42,70% > 1 bulan - 3 bulan 4.430.395 2,65% 7.107.744 4,25% > 3 bulan - 6 bulan 50.497.352 30,21% 16.636.681 9,95% > 1 tahun 5.259.272 3,15% 1.862.703 1,11%

Jumlah 157.950.573 95% 96.967.982 58%

Dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu (68.574) (18.082)

Bersih 157.881.999 96.949.900

Jumlah - Bersih 167.136.585 100% 106.204.045 64%

2009 2010

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu – ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.

6. Piutang Lain-lain Akun ini terdiri dari :

2010 2009 Rp '000 Rp '000 Pihak ketiga Rupiah Bunga Deposito 27.228 12.777 Pengelola Apartemen 10.440.784 3.845.609 Lain-lain 1.383.873 6.995.782 Jumlah 11.851.885 10.854.168 7. Persediaan

Akun ini terdiri dari :

2010 2009

Rp '000 Rp '000 Persediaan real estat - bersih 1.254.683.018 1.644.186.099 Barang dan perlengkapan hotel 1.408.072 1.921.485 Lain - Lain 1.022.242 4.240 Jumlah - Bersih 1.257.113.332 1.646.111.824

(21)

a. Persediaan Real Estat

2010 2009

Rp '000 Rp '000 Tanah dan bangunan yang siap dijual 116.360.845 77.604.115 Bangunan yang sedang dikonstruksi 110.741.144 527.227.874 Tanah yang sedang dikembangkan 1.037.035.113 1.048.247.322

Jumlah 1.264.137.102 1.653.079.311

Dikurangi penyisihan penurunan nilai (9.454.084) (8.893.212) Jumlah - Bersih 1.254.683.018 1.644.186.099

Pada tahun 2010 dan 2009, persediaan tanah dan bangunan yang siap dijual terdiri dari apartemen “Pacific Place Residences”, “SCBD Suites dan “Kusuma Chandra”, serta tanah Lot 18 KNTS (2007: juga termasuk akumulasi biaya pembangunan unit perkantoran strata title “One Pacific Place”)

Bangunan yang sedang dikonstruksi termasuk akumulasi biaya proyek “Equity Tower” yang berlokasi di Lot 9 KNTS (2007: termasuk akumulasi biaya proyek “Pacific Place Residences” yang berlokasi di Lot 3 & 5 KNTS)

Persediaan tanah yang sedang dikembangkan termasuk tanah yang akan digunakan untuk mendirikan bangunan di masa yang akan datang.

Sebagian persediaan real estat diasuransikan secara gabungan dengan property investasi dan aset tetap.

Penyisihan penurunan nilai persediaan real estat diasuransikan secara gabungan dengan property investasi dan aset tetap.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas penurunan nilai persediaan real estat.

b. Barang dan Perlengkapan Hotel

2010 2009

Rp '000 Rp '000

Makanan dan minuman 1.261.997 1.204.422

Engineering Supplies - 646.014 Perlengkapan hotel 146.075 71.049

Jumlah 1.408.072 1.921.485

Pada tahun 2010 dan 2009, barang dan perlengkapan hotel merupakan persediaan “The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place” – hotel dari PT Pacific Place Jakarta (PPJ)

Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai barang dan perlengkapan hotel karena manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas persediaan tersebut pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.

(22)

8. Pajak Dibayar Dimuka 2010 2009 Rp '000 Rp '000 Pajak Penghasilan Final 4,941,395 10,728,293 Pasal 23 2,220,451 4,772,904 Pasal 22 1,590,964 1,854,404 Pasal 25 1,376,966 709,979 Fiskal 0 1,000 Jumlah 10,129,776 18,066,580

9. Biaya Dibayar Dimuka Akun ini terdiri dari :

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Asuransi 2.177.446 960.283 Jumlah 2.177.446 960.283 Pihak Ketiga Asuransi 533.535 685.262 Departemen Invoice 1.025.241 547.225 Lain - Lain 839.982 437.486 Jumlah 2.398.758 1.669.973 Jumlah 4.576.204 2.630.256

Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.

10. Property Investasi

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, properti investasi merupakan tanah dan bangunan “Pacific Place Mall” dan “One Pacific Place” milik PT Pacific Place Jakarta (PPJ), anak perusahaan (Melalui Delfina) dengan jumlah luas 83.041 m2 yang berlokasi di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan dan disewakan kepada pihak ketiga.

(23)

Perubahan selama periode berjalan

Luas area 1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan Transfer 30 Juni 2010

m2 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Biaya Perolehan

Pacific Place Mall 73.000 1.195.201.472 821.372 - - 1.196.022.844 One Pacific Place 10.041 110.430.383 - - - 110.430.383 Jumlah 83.041 1.305.631.855 821.372 - - 1.306.453.227

Akumulasi penyusutan

Pacific Place Mall 144.023.136 36.300.140 - - 180.323.276 One Pacific Place 12.819.104 3.076.585 - - 15.895.689 Jumlah 156.842.240 39.376.725 - - 196.218.965

Nilai Buku 1.148.789.615 1.110.234.262

Perubahan selama periode berjalan

Luas area 1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan Transfer 30 Juni 2009

m2 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Biaya Perolehan

Pacific Place Mall 73.000 1.194.773.989 - - - 1.194.773.989 One Pacific Place 10.041 110.430.383 - - - 110.430.383 Jumlah 83.041 1.305.204.372 - - - 1.305.204.372 Akumulasi penyusutan

Pacific Place Mall 107.631.304 - - - 107.631.304 One Pacific Place 9.742.519 - - - 9.742.519 Jumlah 117.373.823 - - - 117.373.823

Nilai Buku 1.187.830.549 1.187.830.549

Akumulasi biaya pembangunan property investasi sejak dimulainya pembangunan dicatat pada akun Aset Tetap (Catatan 12) sebagai aset dalam penyelesaian. Pada akhir tahun 2007, pembangunan proyek tersebut telah selesai, sehingga akumulasi biaya pembangunan property investasi tersebut telah direklasifikasi dari akun “Aset Tetap” ke akun “Properti Investasi”.

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, property investasi dijadikan jaminan atas surat hutang PPJ Seluruh property investasi diasuransikan secara gabungan dengan aset tetap (Catatan 12).

Nilai wajar property investasi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp. 2.361.000.000 ribu yang ditentukan berdasarkan laporan PT Willson Properti Advisindo, penilai independen, tertanggal 24 Maret 2008. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan atas nilai wajar tersebut sejak tanggal laporan penilaian independen sampai dengan tanggal 30 Juni 2010.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tersebut pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.

(24)

11. Aset Tetap

1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan 30 Juni 2010

Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Nilai tercatat

Tanah 120.956.024 - 120.956.024 Bangunan 411.859.011 411.859.011 Peralatan dan perabotan 138.467.743 4.527.369 (106.549) 142.888.563 Peralatan mekanis dan listrik 136.570.521 119.642 136.690.163 Kendaraan bermotor 6.857.978 435.222 7.293.200 Peralatan telekomunikasi 14.745.525 2.770.140 17.515.665 Partisi kantor 5.868.193 3.597.172 9.465.365 Aktiva dalam penyelesaian 42.237.088 8.212.185 50.449.273 Jumlah 877.562.083 19.661.730 (106.549) 897.117.264

Akumulasi penyusutan

Bangunan 44.820.584 10.380.532 - 55.201.116 Peralatan dan perabotan 70.838.252 16.200.664 (69.254) 86.969.662 Peralatan mekanis dan listrik 35.486.729 8.758.749 44.245.478 Kendaraan bermotor 3.010.422 480.344 3.490.766 Peralatan telekomunikasi 5.827.572 1.266.318 - 7.093.890 Partisi kantor 2.132.948 147.617 - 2.280.565 Jumlah 162.116.507 37.234.224 (69.254) 199.281.477

Nilai Buku 715.445.576 697.835.787 Perubahan selama periode berjalan

1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan 30 Juni 2009

Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Nilai tercatat

Tanah 120.956.025 - 120.956.025 Bangunan 411.345.263 513.748 (37.567.976) 374.291.035 Peralatan dan perabotan 129.156.945 3.061.252 (5.617.916) 126.600.281 Peralatan mekanis dan listrik 136.244.002 737.760 (9.175.276) 127.806.486 Kendaraan bermotor 7.171.498 1.461.129 (1.196.324) 7.436.303 Peralatan telekomunikasi 6.471.650 6.194.939 - 12.666.589 Partisi kantor 2.392.338 2.017.170 - 4.409.508 Aktiva dalam penyelesaian 1.527.907 - (1.527.907) -Jumlah 815.265.628 13.985.998 (53.557.492) 774.166.227 Akumulasi penyusutan

Bangunan 23.788.712 10.515.191 - 34.303.903 Peralatan dan perabotan 39.711.410 15.315.032 (3.629) 55.022.813 Peralatan mekanis dan listrik 18.113.953 8.668.972 - 26.782.925 Kendaraan bermotor 3.325.976 511.596 (253.372) 3.584.200 Peralatan telekomunikasi 4.210.942 1.006.727 - 5.217.669 Partisi kantor 1.993.937 45.445 - 2.039.382 Jumlah 91.144.930 36.062.963 (257.001) 126.950.892

Nilai Buku 724.120.698 647.215.335

Perubahan selama periode berjalan

Aset dalam penyelesaian pada tanggal 1 Januari 2007 merupakan akumulasi biaya pembangunan proyek “One Pacific Place” yang berlokasi di Lot 3 & 5 KNTS, yang terdiri dari serviced apartment “The Ritz Carlton Pacific Place Residences” hotel “The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place”, pusat perbelanjaan “Pacific Place Mall”, dan perkantoran “One Pacific Place”

(25)

Pada akhir tahun 2007, saldo aset dalam penyelesaian direklasifikasi ke akun aset tetap dan properti investasi, sehubungan dengan telah beroperasinya proyek “One Pacific Place” tersebut.

Tanah merupakan hak atas tanah PPJ dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 415 dan hak atas tanah CW dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No.629.

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, aset tetap, persediaan dan properti investasi, yang terkait dengan proyek “One Pacific Place”, telah diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berupa “Property all risk insurance”, dengan jumlah pertanggungan masing – masing sebesar US$ 438.885.000 dan US$ 345.000.000.

Selain asuransi tersebut, pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, anak perusahaan mengasuransikan aset tetapnya, kecuali tanah,kepada perusahaan asuransi lainnya, pihak

ketiga, dengan nilai pertanggungan masing – masing sebesar Rp. 7.313.031 ribu dan Rp. 5.631.550 ribu serta kepada AGI, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dengan nilai

pertanggungan masing – masing sebesar Rp. 4.4766.961.955 ribu dan Rp. 5.546.617.783 ribu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Transaksi dengan PT Arthagraha General Insurance, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset yang disebutkan diatas.

12. Goodwill 2010 2009 Rp '000 Rp '000 Harga Perolehan 244.540.234 244.540.232 Akumulasi amortisasi (200.725.895) (138.116.392) Jumlah Tercatat 43.814.339 106.423.840

Akun ini merupakan goodwill yang timbul dari penyertaan saham PPJ dalam GS pada tahun 2008, penyertaan saham DA dalam GPS pada tahun 2006 dan transaksi penukaran saham PPJ, antara DA dan Delfina pada tahun 2005.

(26)

13. Aset Lain-lain

2010 2009

Rp '000 Rp '000

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Deposit sewa - Rupiah

PT Buanagraha Arthaprima 470.900 470.900

Pihak ketiga

Biaya proyek yang sedang dilaksanakan - 14.840.527

Hak guna kapasitas transmisi 11.540.433 16.486.333

Uang muka kepada Pemasok 3.003.820 1.383.806

Biaya ditangguhkan - Lot 6 11.336.006 11.336.006

Peralatan Hotel - 485.995

Uang muka PLN 1.643.750 1.643.750

Uang muka pembelian tanah Lot 4 500.000 500.000

Lain - lain 14.217.749 34.410.029

Jumlah 42.712.658 81.557.346

Biaya proyek yang sedang dilaksanakan merupakan biaya atas pembelian bahan material, pembayaran kepada subkontraktor, dan biaya overhead proyek sehubungan dengan kontrak pembangunan gedung perkantoran antara PT Citra Wiradaya, anak perusahaan dengan PT DMS International).

Pada tanggal 30 Juni 2010, proyek yang sedang dilaksanakan oleh CW tersebut telah diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI), Pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berupa “Contractor all risk insurance” dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 180.000.000 ribu.

Transaksi dengan AGI, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.

Pada tahun 2010, hak guna kapasitas transmisi merupakan hak penggunaan kapasitas transmisi kabel matrix yang diperoleh PT Artha Telekomindo, anak Perusahaan.

Biaya ditangguhkan termasuk biaya – biaya sehubungan dengan rencana pembangunan Lot 6 KNTS oleh PT Grahamas Adisentosa, anak perusahaan.

Uang muka kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) merupakan uang muka pembelian daya listrik untuk KNTS.

Uang muka kepada pemasok merupakan uang muka kepada pemasok hotel dan lainnya sehubungan dengan pembelian yang dilakukan oleh Perusahaan dan anak perusahaan.

Aset lain – lain dalam mata uang asing masing – masing sebesar US$ 31,314 (ekuivalen sebesar Rp. 284.421 ribu) dan US$ 35,564 (ekuivalen sebesar Rp. 332.962 ribu) pada tahun 2010 dan 2009

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa dari bentuk sinyal terima kelima format modulasi yang menunjukkan bentuk sinyal yang paling mendekati dengan bentuk sinyal informasinya dan

Kuangkai merupakan puncak dari ritual kematian dalam Dayak Tonyooi Benuaq. Tujuan dari dilaksanakannya ritual kuangkai adalah untuk mengantarkan roh dari sanak saudara yang

PT Pertamina EP belum pernah membuat kajian tentang pengelolaan gas ikutan pada lapangan minyak, sehingga srategi konversi gas ikutan yang berwawasan lingkungan dan model

3) Pemerintah membuat peraturan minimal tarif penerbangan sebesar 5 sen dollar untuk per-orang dengan jarak per-kilometer. Kepercayaan calon konsumen dan konsumen Adam Air

Apabila dalam kasus tertangkap tangan melakukan tindak pidana penyelundupan barang elektronik tanpa izin, namun yang melakukan penangkapan adalah pegawai Bea dan

Dilihat dari likuiditas Bank Riau Kepri Cabang Utama Pekanbaru yang cash rasio dan LDR nya kurang baik, sebaiknya bank dapat mengembalikan kewajiban jangka

pengetahuan tentang agama. Pondok dalam istilah pesantren adalah tempat untuk para santri dalam menimba ilmu ataupun dalam kata lain bisa disebut asrama, ini pernah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Secara parsial variabel-variabel independen (1) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, (2) struktur