• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBIASAKAN PESERTA DIDIK BELAJAR MATEMATIKA SECARA AKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DENGAN TUTOR TEMAN SEBAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMBIASAKAN PESERTA DIDIK BELAJAR MATEMATIKA SECARA AKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DENGAN TUTOR TEMAN SEBAYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBIASAKAN PESERTA DIDIK BELAJAR MATEMATIKA

SECARA AKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

PENEMUAN TERBIMBING (

GUIDED DISCOVERY

) DENGAN

TUTOR TEMAN SEBAYA

Iden Rainal Ihsan1, Ratu Sarah Fauziah Iskandar2

1

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Nusantara, Jln Soekarno - Hatta No. 530 Bandung, irainalihsan@gmail.com

2

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jln Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol Tangerang, sarfauziah@gmail.com

Abstrak. Dalam makalah ini akan dipaparkan pembahasan mengenai desain pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik belajar matematika secara aktif. Dalam mempelajari matematika, peserta didik dipandang perlu dibiasakan belajar secara aktif. Pembelajaran aktif sangat menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran matematika. Dengan belajar matematika secara aktif diharapkan peserta didik dapat mengonstruksi pemahamannya untuk kemudian dikembangkan menjadi pemahaman yang baru. Seorang guru dapat merancang desain pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar secara aktif. Penyusunan model pembelajaran dianggap relevan untuk memfasilitasi peserta didik belajar secara aktif. Salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik belajar matematika secara aktif adalah model pembelajaran penemuan terbimbing dengan tutor teman sebaya.

Kata kunci : Pembelajaran Aktif, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing, Teman Sebaya

PENDAHULUAN

Dalam mengajarkan matematika kepada peserta didik, seorang guru dapat mendesain pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran yang dibuat tercapai. Seorang guru dapat merencanakan suatu tujuan tertentu dalam mengajarkan matematika di kelas seperti menciptakan pembelajaran yang aktif di kelas. Dalam mengupayakan mengajarkan matematika yang dapat membiasakan peserta didik belajar secara aktif, guru dapat menggunakan strategi, pendekatan, model, metode atau teknik pembelajaran tertentu yang dapat memfasilitasi terjadinya pembelajaran aktif di kelas. Dalam menerapkan pembelajaran aktif diperlukan perencanaan pembelajaran yang tertentu pula. Berdasarkan studi kepustakaan, pembelajaran penemuan terbimbing dipandang sebagai pembelajaran yang cocok digunakan untuk menciptakan pembelajaran aktif di kelas, terutama pada pembelajaran matematika.

Pembelajaran yang aktif memerlukan keaktifan semua peserta didik dan guru baik secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Belajar yang bermakna dapat terjadi apabila peserta didik berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajarinya. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan

(2)

akhir dari belajar aktif. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung. Dengan demikian belajar merupakan proses aktif peserta didik dalam membangun pengetahuannya sendiri. Sikap pasif peserta didik dalam proses pembelajaran yang monoton dipandang akan berdampak kurang baik untuk peserta didik. Belajar secara pasif akan membuat peserta didik tidak dapat mengkonstruksi pemahamannya. Pembelajaran matematika di sekolah yang masih berpusat pada guru (teacher centered) dianggap sebagai penyebab tidak terjadinya pembelajaran aktif di kelas. Peserta didik tidak diberi ruang untuk mengembangkan dan menggali pemahamannya untuk dapat memahami materi atau konsep baru.

Untuk mengantisipasi agar masalah tersebut tidak berkelanjutan, maka perlu dibuat desain pembelajaran yang tepat sedemikian sehingga dapat mengarahkan peserta didik belajar aktif dalam pembelajaran matematika. Dibutuhkan pengelolaan pembelajaran yang baik dan aktif. Rohani (2004) menyatakan bahwa pembelajaran yang berhasil mesti melalui berbagai aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Belajar matematika secara aktif dipandang sangat perlu diterapkan pada pembelajaran matematika di sekolah. Hal tersebut didukung dalam kurikulum, pada kurikulum 2006 salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan penalaran matematis. Penalaran matematis peserta didik tidak akan tergali apabila pembelajaran hanya satu arah dari guru. Penalaran peserta didik tidak akan tergali apabila peserta didik pasif. Dengan Pembelajaran yang pasif tidak dapat pula mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan komunikasi matematis. Seperti kita mengetahui pengembangan pemecahan masalah dan komunikasi matematis juga menjadi tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum 2006. Dengan demikian dipandang perlu untuk menciptakan pembelajaran aktif pada pembelajaran matematika guna mencapai tujuan yang termuat pada kurikulum 2006.

Selain kaitan dengan kurikulum, pembelajaran aktif dipandang perlu untuk diaplikasikan di dalam kelas, mengacu pada publikasi De Porter dan Hernacki (2001). Mereka mengemukakan bahwa belajar dapat terjadi 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Kemudian pentingnya penerapan belajar aktif didukung dengan adanya teori konstruktivisme. Markaban (2008) memaparkan suatu pendapat mengenai belajar yang didasarkan pada teori konstruktivisme. Markaban memaparkan bahwa belajar adalah kegiatan yang aktif yang mana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya dan mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Dengan demikian dipandang perlu untuk menerapkan

(3)

PEMBAHASAN Pembelajaran Aktif

Pengertian pembelajaran aktif datang dari Warsono dan Hariyanto (2012), yang mengungkapkan bahwa pembelajaran aktif adalah segala bentuk model pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik sebagai penanggung jawab belajar. Dari pengertian ini jelaslah bahwa guru berperan sebagai fasilitator. Guru hanya bertugas memberikan arahan dengan tujuan peserta didik dapat memahami topik pembelajaran. Pada kajian ini akan dipaparkan pembahasan mengenai model pembelajaran penemuan terbimbing yang dipandang dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar matematika secara aktif. Untuk pelaksanaan pembelajaran yang lebih terarah, dipilih tipe model penemuan terbimbing dengan tutor teman sebaya.

Model Penemuan Terbimbing dengan Instruksi Teman Sebaya

Model penemuan terbimbing merupakan model belajar yang dipopulerkan oleh Bruner. Model ini menghendaki keterlibatan aktif peserta didik dalam memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip, sedangkan guru mendorong peserta didik agar memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Prawironegoro (1980: 5) mendefinisikan metode penemuan sebagai prosedur pembelajaran yang mendorong peserta didik berlatih cakap. Peserta didik dipacu untuk dapat mencapai tujuan dan aktif mengadakan percobaan atau penemuan sendiri sebelum membuat kesimpulan dari yang dipelajari. Dengan demikian, materi yang akan dipelajari peserta didik tidak disajikan dalam bentuk final. Peserta didik harus melakukan aktifitas mental yang mungkin melibatkan aktifitas fisik dan psikis dalam upaya memperoleh pemahaman pada materi atau konsep tertentu. Selama proses penemuan, peserta didik memanipulasi, membuat struktur, dan mentransfer informasi sehingga menemukan informasi baru yang berupa konjektur, hipotesis, atau kevalidan matematika.

Peserta didik dapat dibiasakan pula belajar aktif baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Peserta didik dapat dibiasakan mempelajari matematika dengan tutor teman sebayanya. Dengan demikian pada kajian ini disusun desain pembelajaran, yakni model pembelajaran penemuan terbimbing dengan tutor sebaya. Pada model pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat belajar matematika secara aktif melalui kegiatan diskusi dan penemuan. Kemudian diharapkan pula peserta didik terbiasa belajar dengan santai dan komunikasi yang

(4)

tidak canggung. Dengan disksusi yang menggunakan bahasa komunikasi yang sering dilakukan, diharapkan peserta didik terbiasa belajar secara aktif, termasuk dalam pembelajaran matematika. Berikut adalah sintaks model pembelajaran terbimbing dengan tutor teman sebaya

1. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok pembelajaran yang paling banyak terdiri dari 3 orang

2. Setiap kelompok diharuskan untuk memiliki ketua kelompok

3. Peserta didik diberi pengarahan secara umum oleh guru mengenai isi materi yang akan dipelajari

4. Semua ketua kelompok diberi arahan oleh guru mengenai isi materi pembelajaran, sementara peserta didik yang lainnya menghimpun informasi-informasi yang diasumsikan dapat membantu proses pembelajaran kemudian menyusun rangkaian pertanyan untuk bahan diskusi kelompok.

5. Ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing untuk kemudian menjelaskan dan memberikan arahan pada teman sekelompoknya

6. Setiap kelompok menampilkan hasil diskusinya

7. Semua peserta didik diarahkan untuk membuat kesimpulan 8. Guru memberikan refleksi akhir

Relevansi Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan Tutor Teman Sebaya terhadap Pembelajaran Aktif

Model penemuan terbimbing dengan tutor teman sebaya dipandang dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat belajar matematika secara aktif. Pandangan tersebut didasarkan kepada terdapatnya langkah dari sintaks model yang mengharuskan peserta didik berdiskusi secara berkelompok. Argumen yang lebih mendukung pembelajaran aktif adalah terdapat pula langkah pada sintaks yang mengharuskan peserta didik menjelaskan ulang penjelasan dari guru. Dengan demikian peserta didik dapat menggali sendiri pemahaman yang harus dimiliki. Kemudian dengan adanya tutor sebaya diharapkan peserta didik terbiasa berdiskusi dengan argumentasi-argumentasi yang ilmiah. Diharapkan kegiatan diskusi dengantutor sebaya dapat menjadi kultur belajar di sekolah. Dengan terwujudnya kultur diskusi dan berbagi pengetahuan, peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan relatif tanpa tekanan.

PENUTUP

(5)

terbimbing dengan tutor teman sebaya dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar matematika secara aktif. Peserta didik diberi ruang untuk belajar secara aktif dengan mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya guna untuk mendapat pengetahuan dan pemahaman yang baru. Penyimpulan tersebut didasarkan pada terdapatnya langkah yang memberikan ruang pada peserta didik untuk belajar matematika secara aktif. Langkah pada model yang sangat berkontribusi dalam memberikan ruang tersebut adalah ketika ketua kelompok menjelaskan konsep yang telah disampaikan oleh guru yang kemudian didiskusikan bersama teman kelompok.

Terdapat beberapa hal yang menjadi saran untuk pengkajian dan penelitian selanjutnya. Disarankan dilakukan kajian dan penelitian lebih lanjut mengenai model penemuan terbimbing secara umum. Peneliti dapat mengkaji atau meneliti model penemuan terbimbing tipe yang lain, baik itu yang didesain sendiri atau dimodifikasi dari model yang sudah ada. Model penemuan terbimbing tipe lain dapat dikaji kaitannya dengan pembelajaran aktif. Dapat juga diteliti pengaruh dari model penemuan terbimbing terhadap kemampuan atau kecakapan matematis peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung DePorter, B., Hernacki, M. 2001. Quantum Learning. Penerbit Kaifa : Bandung.

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. 2009. Model of Teaching:Model-Model Pengajaran.

Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Markaban . 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK. P4TK Matematika:Yogyakarta.

Menteri Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Standar Pengelolaan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BP.Cipta Jaya:Jakarta.

Purnomo, Y.P. 2011. Efektivitas Model Penemuan Terbimbing dan Cooperative Learning Ditinjau dari Kreativitas Siswa pada Pembelajaran Matematika di Kelas IX SMP Se-sub Rayon 04 Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis UNS : Surakarta. Prawironegoro, P. 1980. Metode Penemuan Terbimbing untuk Bidang Studi Matematika.

P3GP: Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Syaifudin, A. 2008. Implementasi Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing dalam Matematika untuk Mengurangi Miskonsepsi Geometri Siswa Kelas VIII SMPN 3 Bulakamba Brebes Jawa Tengah Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi UIN Sunan Kalijaga : Yogyakarta.

(6)

Rosdakarya : Bandung.

Zahner, W.C . 2011. How to Do Math with Words: Learning Algebra through Peer Discussions. Disertasi University California Santa Cruz : Santa Cruz.

Referensi

Dokumen terkait

Kedalaman dan keluasaan materi Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) tidak bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)

Impliksi penelitian ini adalah untuk bahan pertimbangan dalam latihan passing bawah bola voli pada murid kelas V SDN No.57 Campaga Kabupaten Bantaeng, murid tidak mengetahui

Dari sekian banyak permasalahan yang muncul dari judul di atas, maka untuk lebih terarahnya penelitian ini, penulis membatasinya dengan pemikiran Ibnu Ḥazm tentang

Produk yang diperoleh dari reaktor adalah propilen oksida, tert -butil alkohol, dan sisa reaktan berupa propilen, serta tert -butil hidroperoksida. Selanjutnya produk

Hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah “ dengan penerapan strategi pembelajaran lightening the learning climate dapat meningkatkan motivasi belajar

Berdasarkan refleksi pada siklus II mendapatkan hasil bahwa peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya guru dan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.#. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam mengkaji pengetahuan atau teori yang diperoleh dibangku perkuliahan progam studi Ilmu Administrasi