• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientifi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientifi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

32

4.1 PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1.1 Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V semester II SD Negeri Rejosari 1 Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2014/2015. Lokasi SD Negeri Rejosari 1 cukup strategis karena terletak di dekat jalan raya, mudah dijangkau, dan tempatnya sangat nyaman. Masyarakat disekitar lingkungan sekolah juga sangat ramah dan mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Siswa SD Negeri Rejosari 1 mayoritas berasal dari lingkungan sekitar Desa Rejosari.

4.1.2 Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V semester II SD Negeri Rejosari 1 tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 27 siswa, yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 mengalami masalah terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA yang rendah. Masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu para siswa banyak yang pasif saat mengikuti pembelajaran hanya 5 siswa yang bisa aktif, siswa kurang diberikan kesempatan dalam mengemukakan pendapat sehingga siswa kurang tertarik dan bosan dalam mengikuti pembelajaran, apabila dibentuk kelompok hanya siswa tertentu yang mau bekerja, serta kurang optimalnya guru dalam menggunakan media lingkungan sekitar. Permasalahan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 4.1.2.1Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA

(2)

IPA, yang menunjukkan bahwa dari 27 siswa terdapat 15 (55,5 %) siswa yang tidak tuntas, dan terdapat 12 (44 %) siswa yang sudah tuntas dengan nilai rata-rata 60,5. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang aktif dan bosan dengan proses pembelajaran yang selalu sama, serta kurang memiliki sikap tanggungjawab dengan tugas yang diberikan oleh guru.

4.1.2.2Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V SD Negeri Rejosari 1 kurang inovatif, karena guru hanya mengandalkan buku lembar kerja siswa (LKS), selain itu guru juga kurang dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan ide atau gagasannya pada saat proses pembelajaran berlangsung, kurangnya dalam memberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta kurangnya pemanfaatan media lingkungan sekitar. Sehingga saat proses pembelajaran berlangsung siswa menjadi bosan dan hanya diam mendengarkan guru menjelaskan materi. Berdasarkan hal tersebut hasil belajar siswa rendah atau belum sesuai KKM yang sudah ditentukan.

4.1.3 Kondisi Awal

(3)

Tabel 4.1

Hasil belajar siswa pada kondisi awal

No. Kriteria Frekuensi Presentase

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Tuntas 5 7 12 44,5 %

2. Tidak tuntas 11 4 15 55,5 %

Rata-Rata kelas 60,5

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 27 siswa terdapat 12 siswa dengan presentase 44,5 % yang sudah sesuai KKM (tuntas) yaitu terdiri dari5 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, serta terdapat 15 siswa dengan presentase 55,5 % yang mendapat nilai dibawah KKM (tidak tuntas) yaitu terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan, dengan nilai rata-rata kelas 60,5.

Berdasarkan permasalahan pada hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih rendah, maka dilakukan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pada penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific, yang akan diterapkan melalui dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dari permasalahan yang ada, sehingga dengan adanya penelitian ini hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dapat meningkat.

4.1.4 Siklus I

(4)

Tahap tindakan pada siklus I dilakukan pada tanggal 19 maret 2015 dan 20 maret 2015, pada jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran kedua. Observasi pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas V. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru yang telah dilakukan oleh observer pada siklus I diperoleh data sebagai berikut:

a. Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan sudah baik, tujuan pembelajaran juga sudah disampaikan.

b. Pada saat siswa melakukan pengamatan isi kantong plastik, sebaiknya kantong plastik di buka dan diusahakan setiap siswa mendapatkan supaya lebih maksimal.

c. Materi yang diberikan sudah cukup baik, sudah memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

d. Pada saat kegiatan menanya dan menalar belum terlihat pada proses pembelajaran.

e. Pembentukan kelompok yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, guru juga sudah menyampaikan aturan dan membagikan chips.

f. Pada saat diskusi kelompok, guru sudah membimbing siswa dalam melakukan diskusi tersebut.

g. Guru belum mengajak siswa untuk melakukan refleksi pada akhir pembelajaran.

Data hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Siswa terlihat bersemangat saat kegiatan awal pembelajaran, karena diberikan motivasi terlebih dahulu.

b. Belum semua aktif saat menjawab pertanyaan dari guru.

c. Pada saat chips yang dimiliki masih ada beberapa siswa yang berbicara membantu temannya.

d. Siswa sudah melakukan aturan yang diberikan oleh guru pada saat diskusi dalam kelompok.

(5)

f. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk bertanya jika ada materi yang belum jelas.

g. Pada kegiatan akhir siswa terlihat tenang dalam mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut: dari 27 siswa terdapat 23 (85,2%) siswa yang sudah mencapai KKM atau tuntas, dan terdapat 4 (14,8%) siswa yang belum mencapai KKM atau tidak tuntas dengan nilai rata-rata kelas 82,9. Pada pelaksanaan siklus I terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai 55, 3 siswa yang mendapatkan nilai 65, 3 siswa yang mendapatkan nilai 70, 2 siswa yang mendapatkan nilai 75, ada 2 siswa yang mendapatkan nilai 80, 5 siswa yang mendapatkan nilai 85, 4 siswa mendapat nilai 90, 3 siswa mendapat nilai 95, dan terdapat 4 siswa yang mendapat nilai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan belum maksimal karena belum semua siswa mencapai nilai KKM. Untuk itu peneliti harus berusaha supaya pembelajaran yang dilakukan dapat maksimal. Setelah memperoleh data dari pembelajaran siklus I, kemudian peneliti melakukan refleksi. Hasil refleksi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Peneliti hendaknya mengoptimalkan pelaksanaan proses pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific agar siswa dapat dengan mudah dalam memahami materi yang diajarkan, sehingga hasil yang dicapai juga maksimal.

b. Nilai yang dicapai pada pelaksanaan sikus I sudah ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai sebelum diadakan penelitian, walaupun hasil yang dicapai belum maksimal.

(6)

Dari hasil refleksi pada pelaksanaan siklus I, maka dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran untuk siklus II harus diperbaiki, sehingga mencapai hasil yang maksimal.

4.1.5 Siklus II

Penelitian pada siklus II dilakukan pada tanggal 26 maret 2015 dan 27 maret 2015, pada jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran kedua. Tahapan yang dilakukan pada siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Tetapi secara teknis dalam pelaksanaannya guru berpedoman pada hasil refleksi pada siklus I.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan guru pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan sudah baik, tujuan pembelajaran juga sudah disampaikan.

b. Pada saat kegiatan mengamati sudah baik, guru sudah memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk mengamati dan memegang. c. Materi yang diberikan sudah baik, sudah memberikan banyak

contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

d. Pada saat kegiatan menanya sudah baik, sudah terlihat jelas dan tidak tergesa-gesa untuk ke langkah selanjutnya.

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran siklus II dapat diperoleh data sebagai berikut: a. Siswa terlihat siap dan bersemangat saat mengikuti proses pembelajaran. b. Seluruh siswa sangat aktif dan antusias dalam mengungkapkan ide atau

gagasannya dan menghabiskan chips.

c. Siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya jika ada materi yang belum jelas.

d. Siswa mampu merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru.

(7)

Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: dari 27 siswa terdapat 27 (100%) siswa sudah mencapai KKM dengan nilai rata-rata kelas 90,1. Perolehan nilai hasil belajar siswa yang didapat pada pelaksanaan siklus II yaitu terdapat 1 siswa mendapatkan nilai 70, 4 siswa yang mendapatkan nilai 80, 5 siswa yang mendapat nilai 85, 6 siswa yang mendapatkan nilai 90, 4 siswa yang mendapatkan nilai 95, dan terdapat 7 siswa yang mendapatkan nilai 100.

Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah lebih baik jika dibandingkan dengan pelaksanaan pada siklus I, hal ini dapat dilihat dari nilai ketuntasan yang dicapai siswa pada proses pembelajaran. Selesai pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini, selanjutnya diadakan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Dari hasil refleksi diperoleh data sebagai berikut:

a. Proses pembelajaran yang berlangsung sudah sesuai dengan rencana, dan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.

b. Siswa sudah mempunyai keberanian dalam menyampaikan pendapatnya c. Hasil belajar yang dicapai siswa sudah ada peningkatan dibandingkan

dengan pelaksanaan pada siklus I.

(8)

4.2 HASIL ANALISIS DATA

4.2.1 Hasil Analisis Data Siklus I

Analisis data pada siklus I dilakukan pada soal evaluasi siklus I yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Hasil analisis data pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil belajar siswa pada siklus I

No Kriteria Frekuensi Persentase

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Tuntas 13 10 23 85,2 %

2. Tidak Tuntas 3 1 4 14,8%

Rata-rata Kelas 82,9 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 55

Berdasarkan tabel 4.2 ditunjukkan bahwa pada pelaksanaan siklus I dari 27 siswa terdapat 23 siswa yang sudah mencapai KKM (tuntas) yaitu terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan dengan persentase 85,2 %, serta terdapat 4 siswa yang belum mencapai KKM (tidak tuntas) yaitu terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan dengan persentasi 14,8 % dengan nilai rata-rata 82,9.

Pada pelaksanaan siklus I ini terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai 55, 3 siswa yang mendapatkan nilai 65, 3 siswa yang mendapatkan nilai 70, 2 siswa yang mendapatkan nilai 75, ada 2 siswa yang mendapatkan nilai 80, 5 siswa yang mendapatkan nilai 85, 4 siswa mendapat nilai 90, 3 siswa mendapat nilai 95, dan terdapat 4 siswa yang mendapat nilai 100.

Hasil belajar pada siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan

(9)

perbandingan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal yaitu 60,5 menjadi 82,9 pada siklus I.

Berdasarkan hasil tersebut maka akan dilakukan siklus II, karena pada siklus I ini belum mencapai keberhasilan 100%, yang berarti bahwa belum semua siswa mencapai nilai ≥ 70.

4.2.2 Hasil Analisis Data Siklus II

Hasil analisis data yang dilakukan pada soal evaluasi siklus II pada siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific telah mencapai keberhasilan belajar. Karena pada siklus II ini sudah 100% atau 27 siswa mencapai nilai ≥ 70 atau KKM. Keberhasilan belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil belajar siswa pada siklus II

No Kriteria Frekuensi Persentase

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Tuntas 16 11 27 0 %

2. Tidak Tuntas 0 0 0 100 %

Rata-rata Kelas 90,1 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 70

Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai rata-rata pada siklus II adalah 90,1. Perolehan nilai hasil belajar siswa yang didapat pada pelaksanaan siklus II yaitu terdapat 1 siswa mendapatkan nilai 70, 4 siswa yang mendapatkan nilai 80, 5 siswa yang mendapat nilai 85, 6 siswa yang mendapatkan nilai 90, 4 siswa yang mendapatkan nilai 95, dan terdapat 7 siswa yang mendapatkan nilai 100.

(10)

pelaksanaan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini tidak perlu dilanjutan ke siklus berikutnya karena penelitian pada siklus II sudah berhasil tuntas, yaitu sudah 100% siswa mencapai nilai ≥ 70.

4.3 PERBANDINGAN HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL,

SIKLUS I, DAN SIKLUS II

Pada perbandingan hasil pembelajaran ini akan dipaparkan data tentang peningkatan hasil belajar pada kondisi awal sebelum diadakan penelitian, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 yaitu perbandingan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.

(11)

diadakan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan scientific.

Pada pelaksanaan tindakan siklus I terdapat 23 siswa yang sudah mencapai KKM dengan persentase 85,2 %, serta terdapat 4 siswa yang belum mencapai KKM dengan persentasi 14,8 %. Rata-rata nilai pada siklus I yaitu 82,9. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa pada siklus I belum semua siswa mencapai nilai ketuntasan, sehingga peneliti perlu mengadakan tindak lanjut dengan pelaksanaan siklus II.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan bahwa dari 27 siswa terdapat 27 siswa yang sudah mencapai KKM dengan presentase 100%. Dari data tersebut terbukti bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan

scientific dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V semester II SD Negeri Rejosari 1 tahun ajaran 2014/2015.

4.4 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA rendah. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yaitu para siswa banyak yang pasif saat mengikuti pembelajaran hanya 5 siswa yang bisa aktif, siswa kurang diberikan kesempatan dalam mengemukakan pendapat sehingga siswa kurang tertarik dan bosan dalam mengikuti pembelajaran dan apabila siswa dibentuk dalam belajar kelompok, hanya anak-anak tertentu saja yang mengerjakan. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Rejosari 1 semester II tahun ajaran 2014/2015 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan pendekatan

scientific.

(12)

melalui perbandingan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan menunjukkan bahwa dari 27 siswa terdapat 15 (55,5%) siswa yang belum mencapai KKM dan terdapat 12 (44,5%) siswa yang mendapat nilai KKM atau tuntas, dengan nilai rata-rata 60,5. Setelah dilakukan tindakan siklus I, terdapat peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari 27 siswa terdapat 23 (85,2%) siswa yang telah mendapat nilai KKM dan 4 (14,8%) yang mendapat nilai dibawah KKM, dengan rata-rata 82,9. Walaupun sudah mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus I, tetapi hasil tersebut belum mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan. Sehingga perlu diadakan tindakan siklus II. Hal tersebut disebabkan karena pada pembelajaran siklus I, guru belum melaksanakan semua tahapan yang terdapat pada pendekatan scientific, siswa belum semuanya mengerti tentang aturan kerja kelompok dengan penggunaan teknik kancing gemerincing, dan belum semua siswa berani mengeluarkan ide atau gagasannya.

(13)

siswa dan mengajar guru, pembelajaran menjadi aktif, pembelajaran berpusat pada siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam mengkomunikasikan. Selain itu juga sesuai dengan kelebihan dari teknik kancing gemerincing yang dipaparkan oleh Lie (2004: 63) yaitu memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.

Peningkatan hasil belajar dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dan pendekatan scientific sesuai dengan pendapat Sani dan Kuniasih (2014: 35) bahwa dengan penggunaan pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 Hasil belajar siswa pada siklus I
Tabel 4.3 Hasil belajar siswa pada siklus II
Tabel 4.4 Peningkatan hasil belajar

Referensi

Dokumen terkait

Keluhan - keluhan tersebut muncul akibat dari kurangnya layanan kualitas yang diberikan oleh KFC dari segi kualitas layanan yang akan berpengaruh pada emosi penilaian

Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikiantetapan kalorimeter(kapasitas panas

Hasil pengujian signifikan parameter individual (uji-t) untuk hipotesi pertama (H1) menunjukan bahwa kepuasan berpengaruh positif signifikan kepada loyalitas karena hal

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Kantor Wilayah DJKN Jawa Timur ”.

Berdasarkan hasil yang telah disajikan dalam bentuk tabel, dapat diketahui nilai koefisien Kendall Tau sebesar -0,383 dengan probabilitas 0,016 yang artinya nilai p < 0,05

Catalytic performances of nickel supported on MCF silica catalysts with different surface characteristics and nickel compositions were evaluated in decarboxylation

Selain itu, paper ini dapat juga bermanfaat bagi para peternak dalam pemilih jenis dari tipe kandang menjadi lebih bijak, dengan pemilihan tipe kandang yang baik akan

Menurut KBBI, makalah didefinisikan sebagai ( 1) tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan, untuk dibacakan di muka umum dalam suatu persidangan dan yang