• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN GERAK DASAR SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI (ENAM) SD NEGERI 2 JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN GERAK DASAR SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI (ENAM) SD NEGERI 2 JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN GERAK DASAR SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI (ENAM) SD NEGERI 2 JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Oleh GUNARTO

Penelitian ini bertujuan untukmemperbaikidan meningkatkan proses pembelajarangerakdasarsmash dalampermainnanBulutangkismelalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas VI SDN 2JatiagungKec. AmbarawaPrengsewutahunpelajaran 2011/2012, dengan penggunaan alat bantu modifikasi raket yang digantidenganpiringdanraket yang terbuatdaripapan (kayu).

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), denganmenggunakan 2 siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI yang berjumlah 20 siswa, dengan jumlah 13 laki-laki dan 7 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar smash dalampermainnanBulutangkis.

Hasil penelitian menunjukkan: pada temuanawalhanyamencapaiketuntasan 10 % haliniberartimasihsangat

rendahnyakemampuangerakdasarsiswadalammelakukangerakdasarsmash

dalampermainnanBulutangkis. Padasiklus pertama dengan penggunaan alat bantu modifikasi raket yang digantidenganpiringdiperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar meningkatmenjadi 55%, sedangkanprosentaseketuntasanbelajarklasikal 85% itu berarti tindakan belum memenuhiketuntasanbelajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat bantu modifikasiraket yang terbuatdaripapan (kayu) diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajarmengalamipeningkatanmenjadi90%,haliniberarti proses

pembelajarantelahmencapaiketuntasanklasikal. Dari

hasilpenelitiandisimpulkanbahwapembelajarangerakdasarsmash

dalampermainnanBulutangkisdenganmenggunakanalat bantu

modifikasidapatmemperbaikidanmeningkatkangerakdasarsmash

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sengaja menuju kedewasaan baik

jasmani maupun rohani. Pada Negara – Negara yang baru berkembang pendidikan

merupakan hal yang sangat penting, karena baik tidaknya hasil pendidikan tersebut

akan dapat berpengaruh pada maju atau tidaknya suatu bangsa dan Negara. Indonesia

adalah Negara yang sedang berkembang dan sedang giat-giatnya dalam membangun

di berbagai bidang, yang termasuk didalamnya yaitu bidang pendidikan, jadi

pendidikan adalah mutlak perlu dalm kehidupan, baik kehidupan seseorang, keluarga

bahkan Bangsa dan Negara.

Salah satu bidang pendidikan nasional untuk menyiapkan manusia-manusia

pembangunan yang sehat jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani disekolah dan

olahraga dalam masyarakat jelas sangat besar artinya untuk pembangunan nasional

dimana tujuan akhir dari berbagai bidang pembangunan tersebut adalah untuk

manusia, juga dari manusia yang mana melaksanakan pembangunan perlu manusia

yang sehat jamani dan rohani.

Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah termasuk mata pelajaran disekolah yang

merupakan bagian tujuan hidup sehat menuju pertumbuhan jasmani, mental, social,

dan emosional yang selaras serasi da seimbang. dari berbagai bentuk dan

macam-macam kegiatan pendidikan jasmani dan kesehatan disekolah salah satunya yaitu

(3)

Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini

menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat ketrampilan, dan pria

maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk rekreasi

juga sebagai ajang persaingan. shuttle cock bulutangkis tidak dipantulkan dan harus dimainkan di udara, sehingga permainan ini merupakan permainan cepat yang

membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi (Tony

Grice,1999:1)

Permainan bulutangkis termasuk olahraga murah, merakyat atau sudah memasyarakat,

artinya permanan Bulutangkis biasa dimainkan dari golongan atas sampai gulongan

golongan bawah, dari pelosok pedesaan sampai perkotaan, masyarakat dan sekolah –

sekolah tidak asing lagi, sudah terbukti dihari-hari besar banyak dijumpai

pertandingan bulutangkis sekolah melalui POPSI (Pekan Olahraga Pelajar Seluruh

Indonesia). Pada permainan Bulutangkis terdapat teknik-teknik dasar yang harus

dikuasai, salah satu teknik yang harus dikuasai yaitu Smash, Smash perlu dikuasai dengan baik karena dapat digunakan untuk menciptakan poin dalam permainan

tersebut. Smash adalah tindakan memukul bola seorang pemain belakang yang dilakukan dari daerah Smash, langsung ke lapangan lawan dan merupakan aksi untuk

memasukkan kok kedalam permainan. Keberhasilan suatu Smash tergantung pada kecepatan bola, jangkauan dan perputaran bola serta penempatan bola yang kosong

kepada pemain yang melakukan perpindahan tempat. Pada Smash atau serangan pertama terbagi menjadi beberapa bagian, salah satunya adalah service atas dan

digunakan pada saat : 1). bila konsisten dalam melakukan, 2). ketika posisi lawan

pada saat menerima bola berada jauh dengan net didalam lapangan, 3). ketika dalam

(4)

Tes evaluasi belajar gerak dasar bulutangkis adalah bertujuan untuk memahami dan

dapat mengevaluasi ketrampilan bermain bulutangkis yang mencakup ketrampilan

tehnik pukulan, kecepatan bermain dan bermain menurut peraturan, proses penilaian

yang di lakukan dalam tes evaluai belajar ketrampilan bulutangkis ini mempunyai dua

bagian yang saling berkaitan, yang pertama pemahaman penguasaan teori dari

permainan bulutangkis sedang yang kedua adalah mengangkut masalah penyuasaan

kecakapan yang harus di kuasai baik penguasaan tennik pukulan,pola pukulan

maupun cara bermain bulutangkis ( Tohar 1992: 139 )

Setelah penulis melakukan observasi di SD Negeri 2 Jatiagung dalam mengajar

Bulutangkis khususnya Smash atas kurang efektif, hal ini disebabkan : 1) kurang minatnya siswa siswi dalam mengikuti pembelajaran bulutangkis khususnya Smash atas karena sulit melakukan ketrampilan gerakan dasar Smash, 2) setelah

mendapatkan pembelajaran ketrampilan gerakan dasar Smash pada permainan

bulutangkis siswa enggan berlatih secara berulang-ulang, 3) kurangnya sarana dan

prasarana yang mendukung pembelajaran ketrampilan gerak dasar Smash

Bulutangkis, 4) metode pembelajaran yang kurang tepat.

Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ketrampilan gerak dasar Smash pada permainan Bulutangkis yang masih berada di bawah standar ketuntasan criteria

minimalnya yaitu 66. Salah satu contoh dari beberapa kelas yang memiliki tingkat

keberhasilan yang kurang dalam penguasaan ketrampilan gerak dasar Smash pada permainan bulutangkis, yaitu kelas VI yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak

75%, sedangkan yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 25%.

(5)

berdasarkan latar belakang masalah tersebutm maka penulis mengidentifikasi

masalah, sebagai berikut :

1. Kurang efektifnya pembelajaran penjaskes ketrampilan gerak dasar Smash pada

permainan Bulutangkis di SD Negeri 2 Jatiagung.

2. Kurangnya pengetahuan siswa tentang tehnik grip raket pada waktu smash dalam permainan bulutangkis.

3. Masih kurang nya perkenaan bola pada raket.

4. Lemahnya kekuatan otot lengan dalam pelaksanaan backhand.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifiksi masalah dan

permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dengan penggunaan modifikasi alat yaitu raket dari piring dapat

meningkatkan kemampuan smash dalam Bulutangkis pada siswa kelas VI SD N

2 Jati Agung Prengsewu ?

2. Apakah dengan penggunaan modifikasi alat yaitu raket yang terbiat dari kayu

dapat meningkatkan kemampuan smash dalam Bulutangkis pada siswa kelas VI

SD N 2 Jati Agung Prengsewu ?

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan diatas, untuk memudahkan

penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari penelitian ini, adapun

pembatasan masalah tersebut adalah upaya meningkatkan pembelajaran gerak dasar

(6)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kemampuan gerakan dasar smash dalam Bulutangkis.

2. Untuk mengetahui adakah kreatifitas siswa melakukan gerakan dasar smash dalam Bulutangkis.

3. Untuk mengetahui adakah kedisiplinan siswa untuk melakukan gerakan dasar

Smash di permainan Bulutangkis.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi :

1. Peneliti

Sebagai pedoman untuk mengajar selanjutnya.

2. Siswa

Untuk pengetauan siswa dalam hal gerakan dasar Smash di permainan

Bulutangkis.

3. Sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran di sekolah sebagai bahan masukan dan

renofasi bagi Pembina sekolah mengenai usaha peningkatan gerak dasar Smash di

permainan Bulutangkis.

4. FKIP Unila

Sebagai masukan untuk perpustakan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) khususnya bagi mahasiswa yang akan melaksanakan Program

(7)

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Obyek Penelitian : Memberikan upaya peeningkatan ketrampilan

gerak dasar Smash di permainan Bulutangkis secara

sederhana.

2. Subyek Peneliti : Siswa-siswi kelas VI SDN 2 Jatiagung

(8)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Permainan Bulutangkis

Bulutangkis sudah dikenal sejak abad 12 di England. Juga ada bukti bahwa pada abad ke 17 di Polandia permainan ini dikenal dengan nama “Battledore dan Suttlecock”. Disebut Battledose karena pemukulan dengan pemukul kayu yang dikenali dengan nama Bat atau “Batedor” . Bulutangkis sudah dimainkan di Eropa antara abad ke 11 dan ke 14. Cara permainannya adalah pemain diharuskan untuk menjaga bola agar tetap dapat dimainkan selama mungkin ( Poole, James,1986:2).

Battledore dan Shuttlecock dimainkan diruangan besar yang disebut dengan Badminton House di Gloucestershire, England selama tahun 1860-an. Nama

Badminton diambil dari nama kota Badminton tempat kediamkan Duke of Beaufort. Nama bulutangkis menggantikan Battledore dan Shuttlecock untuk Indonesia karena bola yang dipukul dibuat dari rangkaian bulu itik berwarna putih dan cara memukulnya dengan ditangkis atau dikembalikan (Poole James,1986:2).

(9)

Bulutangkis adalah olahraga yang dimainkan oleh dua orang dalam permainan tunggal dan empat orang dalam permainan ganda, pada sebuah lapangan yang dibagi dua dengan membentangkan net di tengahnya. Permainan bulutangkis menggunakan raket sebagai pemukul bola, dan bola dibuat dari rangkaian bulu beratnya antara 73 sampai 85 grain. Cara bermain bulutangkis adalah melewatkan Shutlecockdiatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Perlengkapan permainan bulutangkis adalah :

1) Lapangan yang rata dengan ukuran panjang 13,40 meter atau 44 feet dan lebar 6,10 meter atau 20 feet ( Tohar, 1992 : 27 ). Net atau jaring direntangkan di tengah-tengah lapangan sebagai batas pembagi dua lapangan. Tinggi net yang ada di tengah 1,524 meter atau 5 feet Tinggi net dekat tiang net atau di pinggir 1,55 meter atau 5 feet, 1 inchi ( Tohar, 1992 : 27).

2) Raket : Raket dipergunakan sebagai pemukul bola. Panjang raket sekitar 26 inchi beratnya antara 3¾ sampai 5½ ons ( Poole, James, 1986 : 6 )

(10)

Gambar : 1

Lapangan Bulutangkis( Tohar, 1992 : 28 ).

(11)

Gambar 2 : Raket( Tony Grice, 2004 : 10 )

Turnamen-turnamen pertama ini sangat berperan untuk memperkenalkan olahraga ini ke negara-negara lain. Tahun 1925 dan 1930 sebuah tim dari Inggris mengadakan tour perkenalan ke Kanada, dan dengan demikian mereka menyebarkan bibit bulutangkis di Amerika Serikat dan Kanada. Perkumpulan Bulutangkis Kanada didirikan pertama kali tahun 1931 dan perkumpulan Bulutangkis Amerika Serikat didirikan pada tahun 1936. IBF ( Iunternational Badminton Federation) didirikan tahun 1934 dan diusulkan agar membantu digalakannya permainan bulutangkis sebagai permainan internasional. Untuk itu Sir George Thomas, serorang pemain Ingris dan pemegang administrasi perkumpulan bulutangkis Inggris yang berpengaruh menyumbangkan piala yang kemudian di sebut sebagai Thomas Cup untuk diperebutkan anggota anggota IBF ( Poole, James, 1986: 5 ).

Perkembangan permainan ini terhenti pada perang dunia II ( 1939-1945 ) dan pada tahun 1948 pertandingan pertama untuk memperebutkan Thomas Cup dimulai diikuti oleh 10 negara. Indonesia berhasil merebut piala Thomas ini pertyama kali tahun 1958, dipertahankan tahun 1961 dan tahun-tahun berikutnya Indonesia menjadi raja pada perebutan piala Thomas ini sampai China bias mematahkan supremasi Indonesia atas piala Thomas pada tahun 1980an ( Poole, James, 1986 : 5 ).

(12)

tingkat dunia. Dan pada tahun 1957 untuk pertama kalinya piala tersebut diperebutkan oleh para pemain puteri dan terkenal dengan nama Piala Uber, diperebutkan untuk 3 tahun sekali ( Poole, James, 1986 : 5 ).

Pemain-pemain top dunia kebanyakan dari dunia timur. Negara-negara Thailand, Malaysia, dan Indonesia merupakan negara-negara raksasa di cabang bulutangkis pada era 20 sebelum dominasi negara-negara tersebut dipatahkan oleh negara-negara Asia timur seperti China dan Korea. ( Poole,James, 1986 : 5 ).

1. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis

Menurut Suharno HP (1986:18) “Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga”. Pengusaaan teknik dasar dalam permainan bulutangkis merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.

(13)

2. Cara memegang raket :

Di dalam permainn bulutangkis ada beberapa macam caea memegang raket, ialah :

a) Pegangan geblok kasur atau pegangan Amerika.

Cara memegang raket : letakkan raket di lantai secara mendatar, kemudian ambillah dan peganglah sehingga bagian tangan antara ibu jari dan jari telunjuk menempel pada bagian permukaan yang lebar ( Tohar, 1992 : 34 ).

Gambar 3 :Pegangan Geblok Kasur( Tohar, 1992 : 34 )

b) Pegangan Kampak atau pegangan Inggris.

(14)

Gambar : 4

Pegangan Inggris atau Kampak ( Tohar, 1992 : 36 )

c) Pegangan gabungan atau pegangan berjabat tangan.

(15)

Gambar : 5Pegangan Jabat Tangan( Tohar, 1992 : 37 )

d) Pegangan Backhand.

(16)

Gambar : 6Pegangan Backhand( Tohar, 1992 : 38 )

3. Cara memukul Bola

Dalam bulutangkis ada bermacam-macam jenis pukukan yang sering digunakan, jenis-jenis pukulan tersebut adalah :

Gambar : 10Forehand Overhead( Tony Grice, 2004 : 43 )

(17)

dari pukuilan fire hand. Penguluran yang pada siku dan rotasi tangan bagian bawah yang kuat merupakan sumber tenaga dari pukulan overhead. Gerakan menelungkupkan tangan bagian bawah terjadi pada pukulan backhand. Secara anatomi tangan bagian bawah hanya dapat bergerak dengan dua cara ini. Pelenturan pergelangan tangan atau sentakan pergelangan tangan hanya sedikit terjadi, atau tidak sama sekali. Teknik yang sempurna akan membuat pergelangan tangan dapat lurus secara alami dengan raket yang terus mengikuti arah pengembalian bola. Pukulan ini dapat digunakan untuk pukulan bertahan atau pukulan menyerang,. Untuk mengalihkan lawan menjauhi atau mendekati net, atau kearah samping. Pukulan overhead yang baik dari bagian belakang lapangan harus dilakukan untuk membuat semua pukulan kelihatan sama. Dengan demikian lawan tidak dapat menentukan pukuklan apa yang dilakukan dan kemana larinya bola ( Tony Grice, 2004 : 41 ).

.

Gambar : 12Pukulan Clear Forehand( Tony Grice, 2004 : 59 )

(18)

inginkan, akan membuat dia kekurangan waktu dan membuatnya cepat lelah. Jika melakukan clear dengan benar maka lawan harus bergegas melakukan pukulan balasan dengan akurat dan efektif. Pukulan clear yang bersifat menyerang merupakan clear yang cepat dan mendatar, yang berguna untuk menempatkan bola ke belakang lawan dan menyebabkan lawan melakukan pengembalian yang lemah. Pukulan clear yang bersifat bertahan memiliki lintasan yang tinggi dan panjang ( Tony Grice, 2004 : 41 )

Gambar : 13Pukulan Clear Backhand( Tony Grice, 2004 : 60 )

4. Pukulan Smash : Cepat dan Tajam

(19)

mengarahkan bola lebih ke bawah. Jika smash dilakukan cukup tajam, pukulan tersebut mungkin tidak dapat dikembalikan ( Tony Grice, 2004 : 85).

Gambar : 14Pukulan Smash Forehand( Tony Grice, 2004 : 86 )

Arti penting dari pukulan smash adalah pukulan ini hanya memberikan sedikit waktu pada lawan untuk bersiap-siap atau mengembalikan setiap bola pendek yang telah mereka pukul ke atas. Pukulan smash digunakan secara ekstensif dalam partai ganda. Semakin tajam sudut yang dibuat semakin sedikit waktu yang dimiliki,lawan untuk bereaksi. Selain itu semakin akurat pukulan Smash, semakin luas lapangan yang harus ditutupi lawan (Tony Grice, 2004:85 ).

B. Modifikasi

Modifikasi alat pembelajaran yang merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat. Pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya.

(20)

Menurut Bahagia dan Suherman (2000: 1) Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran.

Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaan dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang lebih tinggi.

Rusli Lutan (1997:17) menjelaskan bahwa modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya.

2. Tujuan Modifikasi

Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :

1). mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasman,

2). mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, 3). mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif, 4). mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana

pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang.

(21)

pengetahuan guru tentang : 1).Modifikasi tujuan pembelajaran, 2).Modifikasi materi Pembelajaran, 3).Modifikasi kondisi lingkungan, 4).Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran.

Menurut Samsudin (2008:58) modifikasi merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developentally Appropriate Practice) termasuk didalamnya body scaling atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus selalu disajikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelakaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.

3. Modifikasi Alat (Raket, Lapangan,Bola dan Net)

Dalam penelitian ini modifikasi alat yang peneliti gunakan di dalam permainan bulutangkis adalah dengan mengganti raket yang sesunguhnya dengan piring dan kayu yang berbentuk raket. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar smashBulutangkis pada siswa kelas VI di SDN 2 Jatiagung Prengsewu.

(22)

Penggunaan alat-alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10) pembelajaran Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila:

1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan

tugas gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif

3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas

Guru penjaskesrek terlibat langsung dalam proses pembelajaran

C. Alat Bantu (peraga)

Alat Bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan. Alat peraga penting karena dengan adanya alat peraga ini maka dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses pembelajaran lebih efektif dan efesien. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) dalam Nirvan Diana (1992; 2) bahwa media merupkan alat bantu yang diperlukan oleh guru dan siswa agar dapat memperjelas materi dan dapat lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

(23)

alat peraga dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu alat peraga 2 dan 3 dimensi serta alat peraga yang diproyeksi.

Menurut Ag. Suejono (1964:74) alat peraga 2 dimensi hanya menggunakan 2 ukuran, yaitu panjang dan lebar, seperti gambar, bagan dan grafik. Swdangkan alat peraga 3 dimensi menggunakan 3 ukuran yaitu panjang, lebar dan tinggi. seperti bias menggunakan barang tiruan yang mempunyai bentuk seperti barang sesungguhnya”. Alat peraga yang diproyeksika adalah alat yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layer. seperti : film, televisi, slide dan film strip. (Nirva Diana : 1992;21)

Dari beberapa jenis alat peraga diatas penulis menggunakan alat peraga gambar, berupa ketrampilan Smash dalam permainan bulutangkis yang benar.

D. Alat Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pebelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Dari uraian tersebut dapat disimpulakan bahwa modifikasi alat pembelajaran merupakan upaya seorang guru untuk merubah alat pembelajaran yang sesunggunhnua menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran, kemudian memperoleh hasil yang lebih baik dan dicapai dengan sebaik-baiknya.

(24)

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Ketrampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks.

Pangrazi (1995) membagi 3 gerakan dasar yang melekat pada individu, yaitu : 1) Lokomotor, 2) Gerak non lokomotor dan 3) Manipulatif.

1) Gerak Lokomotor

Gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh keatas.

2) Gerak non Lokomotor

Ketrampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya. misalnya : Membungkukkan badan, memutarkan badan, mendorong dan menarik.

3) Manipulatif

Ketrampilan memainkan proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain. gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata kaki, mata tangan. Misalnya : melempar, menangkap dan menendang.

F. Belajar Motorik

(25)

latihan atau pengalaman yang elatif permanent dalam reabilitas untuk merespon suatu gerak.

Menurut Lutan belajar motorik adalah seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan dalam perlaku terampil.

Adapun tahap dalam ketrampilan motorik, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap kognitif merupkan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini peserta didik harus memahami hakekat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus mendapatkan gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual. 2. Tahap fiksasi, pada tahap ini pengembangan ketrampilan dilakukan peserta

didik melalui latihan praktis secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanent, selama latihan peseta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk apa yang dilakukan itu benar atau salah.

3. Tahap otomatis, control terhadap gerak semakin cepat dan penampilan semakin konsisten.

G. Smash

Smash adalah suatu teknik yang digunakan untuk mematikan lawan. Pada suatu

pertandingan pemain akan hanya mendapatkan angka apabila pemain memegang servis. Karena itulah dalam suatu pertandingan sangat penting bagi pemain untuk melakukan Smash, paling tidak 90% dari Smash pemain dapat melwati net dengan baik.

Ada beberapa jenis Smash dalam permainan Bulutangkis, yaitu Smash menuki dan Smash dari belakang pada saat melintasi net. Dari jenis Smash tersebut semuanya ada

(26)

H. Kerangka Pikir

Kemampuan gerak secara efesian adalah awal yang perlu dilakukan untuk penampilan yang terampil. Penampilan gerak dasar adalah hasil dari kerja otot yang sangat terkoordinasi untuk menghasilkan gerakan yang diharapkan. Keberhasilan dalam belajar teknik tergantung kekhususan unsur kondisi fisik yang dominan, yang merupakan peningkatan dari komponen-komponen fisik dasar seperti daya tahan, kekuatan,kelentukan, dan koordinasi yang baik.

Suharjana (2004:70) menerangkan bahwa kelentukan bahwa kemampuan otot atau persendian untuk bergerak secara leluasa dalam ruang gerak yang maksimal. Dengan dimilikinya kelenturan oleh seseorang akan dapat. 1). Mengurangi kemungkinan terjadinya cidera. 2). Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan. 3). Membantu mengembangkan prestasi. 4). Menghemat pengeluaran tenaga pada waktu melakukan gerakn-gerakan. 5). Membantu memperbaiki sikap tubuh.

(27)

Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

I. Hipotesis

Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

Secara umum hipotesisnya adalah “Jika modifikasi alat di gunakan maka, dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan gerak dasar smash dalam Bulutangkis pada siswa kelas VI SD N 2 Jati Agung Prengsewu”. Sedangkan secara khusus adalah :

1. Jika modifikasi alat pada siklus pertama dengan menggunakan raket dari piring plastik, maka dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan gerak dasar smash dalam Bulutangkis pada siswa kelas VI SDN 2 Jatiagung Prengsewu.

(28)
(29)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Class room action research). Penelitian tindakan kelas yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas atau dilapangan , hal ini karena ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut. 1). Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan yang mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang brmanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2). Tindakan menuju pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk rangakaian siklus kegiatan siswa. 3). Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitian yang lebih spesifik. Pada penelitian tindakan ini memilii cirri-ciri sebagai berikut : a) Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual, b) menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c) dilakukan melaui putaran-putaran yang berspiral.

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari tahap merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan (observasi dan tahap refleksi.

Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini :

(30)

Gambar 11 : Putaran Spiral (Muhajir 1999:203)

Keterangan gambar :

Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang aoa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

 Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.

 Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan.

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

(31)

 Refleksi

Refleksi adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

 Rencana Perbaikan

Perbaikan rencana adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksankan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

B. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus (enam kali pertemuan) kemudian diantara setiap siklusnya direncanakan kegiatan tindakan yang berbeda pada setiap siklusnya, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

Rencana Tindakan 1. Siklus I

Perencanaan :

1. Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu Raket yang diganti piring.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus pertama.

Tindakan :

1. Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus pertama adalah

pengenalan alat yang digunakan dalam modifikasi tehnik pembelajaran smash bulutangkis

(32)

siklus pertama

3. Memberikan latihan smash bergantian dengan raket yang sudah dimodifikasi.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, dalam analisis nantinya akan dilakukan pengelompokan jenis-jenis kesalahan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pemberian pembelajaran remedial, terutama pada sejumlah murid yang memang masih mengalami kesulitan pada siklus satu. (Sumarno, 1996:10).

Refleksi :

1. Hasil obsevasi disimpulkan dan didiskusikan

2. Mendiskusikan tindakan untuk siklus kedua berupa mengganti raket yang Sesungguhnya dengan raket yang terbuat dari kayu.

Implikasi :

Sebagai implikasi dari kekurangan yang nampak pada siswa yang terdapat pada siklus pertama, maka menjadi bahan untuk mengetahui tahapan pada siklus kedua.

2. Siklus II Perencanaan :

1. Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu raket dari kayu yang dibentuk seperti raket.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus kedua.

Tindakan :

(33)

1. Pengenalan alat yang digunakan dalam modifikasi tehnik pembelajaran Smash dalam Bulutangkis.

2. Memberikan penjelasan, tentang pengenaan alat yang digunakan pada siklus kedua

3. Memberikan latihan smash bergantian dengan raket yang sudah dimodifikasi.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, dalam analisis nantinya akan dilakukan pengelompokan jenis-jenis kesalahan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pemberian pembelajaran remedial, terutama pada sejumlah murid yang memang masih mengalami kesulitan pada siklus dua. (Sumarno, 1996:10).

Refleksi :

1. Hasil obsevasi disimpulkan dan didiskusikan

2. Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar backhand bulutangkis, berapa persen tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa.

C. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 2 Jatiagung, yaitu berjumlah 20 siswa.

D. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

(34)

Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian setengah bulan dan terdapat 2 siklus, satu siklusnya dilaksanakan 7 hari.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997;58) Menyataka “Alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.

Alat ukur itu berupa indicator-indikator dari penilaian ketrampilan gerak dasar Smash dalam Bulutangkis, bentuk indikatornya adalah :

a. Tahap persiapan

b. Tahap gerak atas tahap pelaksanaan c. Akhir gerak, (H. Sarono, 2005: 13)

Instrument dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 53.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, persentase dan normative. Teknik penilaian dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat kwalitas hasil tindakan di setiap siklus menggunakan rumus sebagi berikut :

%

P (Subagio dalam Surisman, 1997)

(35)

P = Persentase keberhasilan

(36)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. DenganPenggunaanmodifikasialatpadasikluspertamadenganmenggunakanraketdaripi

ringplastik, dapatmemperbaikidanmeningkatkankemampuangerakdasarsmash

dalamBulutangkispadasiswakelasVI SDN 2 JatiagungPrengsewu.

2. DenganPenggunaanmodifikasialatpadasikluskeduadenganmenggunakanraket yang

terbuatdarikayu yang menyerupairaket yang sesungguhnya,

makadapatmemperbaikidanmeningkatkankemampuangerakdasarsmash

dalamBulutangkispadasiswakelasVI SDN 2 JatiagungPrengsewu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasarSmash

dalamBulutangkis.

2. Untuk siswa Kelas IV VI SDN 2 JatiagungPrengsewu agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar Smash dalamBulutangkis.

3. Bagipenelitilainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak VI SDN 2

(37)
(38)

PENINGKATAN GERAK DASAR SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI (ENAM) SD NEGERI 2 JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Oleh

GUNARTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(39)

PENINGKATAN GERAK DA MELALUI MODIFIKASI A JATIAGUNG KECAMATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

PENINGKATAN GERAK DASAR SMASH DALAM PERMAINAN BULU

MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI (ENAM) SD NEGERI JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

GUNARTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012

DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS VI (ENAM) SD NEGERI 2

RINGSEWU TAHUN

(40)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. LapanganBulutamgkis ... 10

2. Raket ... 11

3. Pegangan Geblok Kasur ... 14

4. Pegangan Inggris atau Kapak ... 15

5. Pegangan Jabat Tangan ... 16

6. Pegangan Backhand ... 17

7. Forehand Overhead ... 17

8. Pukulan Clear Forehand ... 19

9. Pukulan Clear Backhand ... 20

10.Pukulan Smash Forehand ... 21

(41)

DAFTAR ISI

G. RuangLingkupPenelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. PermainnanBulutangkis ... 8

1. TeknikDasarPermainnanBulutangkis ... 13

2. Cara MemegangRaket ... 14

E. KeterampilanGerakDasar ... 26

F. BelajarMotorik ... 27

G. Smash ... 29

H. KerangkaPikir ... 29

I. Hipotesis ... 30

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. MetodePenelitian ... 32

B. RencanaPenelitian ... 34

C. SubyekPenelitian... 37

D. Tempat Dan WaktuPenelitian ... 37

(42)

F. TeknisAnalisisData ... 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan... 45

C. Hipotesis ... 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta

Grice, Tony. 1999. Bulutangkis, Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjutan. Jakarta : Radja Grafindo Persada

Harsono. 1998. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Dirjen Dikti

Kosasih, Engkos. 1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA. Jakarta. Lite

Subardjah, Herman. 2000. Bulutangkis. Bandung : Pioner Jaya

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : TARSITO

Sudjiono, Anas.1997. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sumarno. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen Dikti, Depdikbud.

(44)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(45)

Judul Skripsi : PENINGKATAN GERAK DASAR SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI

MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI (ENAM) SD NEGERI 2 JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Guntoro

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118011

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharrudin, M.Pd

Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd

NIP 19510507 198103 1 002 NIP

(46)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Suranto, M.Kes.

…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(47)

MOTTO

Penyesalanakanmembuangwaktumutetapsemangatdanberfikirposit

if”...

( Guntoro)

”Takperlukamusesalikesalahanmasalalukarenasemakin lama

kamusesalisemakinkamuhidupdalampenyesalan”

(48)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Guntoro

NPM : 1013118011

Tempat tanggal lahir : Podosari, 03Mei 1964

Alamat : Jln. SimpangSari Kec. PrengsewuKab.

Prengsewu

35372

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENINGKATAN GERAK DASAR

SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI (ENAM) SD NEGERI 2 JATIAGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakanpada tanggal 15 Februari s.d 26 Februari 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, Maret2012

(49)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya

terbaik ini

kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi

kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil

mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Istri tercinta (Nurhayati), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya kepada Kang Mas, Anak-anak Terskasih Rahmat,dan Arum Melati yang sangat penulis

sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,

(50)
(51)

RIWAYAT HIDUP

Penulisdilahirkan di Podosari Kec. PrengsewuKabupaten Lampung SelatanProvinsi

Lampung, padatanggal 05 Desember1963.

AnakkeDuadariDuabelassaudarapasanganBapakHadiSupraptodanIbuDasirah.

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN 2PodomoroKec.

PrengsewuKabupaten Lampung SelatanProvinsi Lampung tamattahun1977,

kemudianmenempuhpendidikanMenengahPertama di

SMPGotongRoyongtamatpadatahun1983danmelanjutkanSekolahMenengahAtas di

SGOPrengsewutamattahun1986.

Padatahun 1995penulismenjadimahasiswaDiploma Dua (D 2) Universitas Terbuka(UT) tamat

pada tahu 1997. Padatahun 2010 PenulismelanjutkanPendidikanSarjana S1

(52)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ”Peningkatan Gerak Dasar Smash Dalam Permainnan Bulutangkis Melalui Modofikasi Alat Pada Siswa Kelas VI SDN 2 Jatiagung Kec. Ambarawa Prengsewu Tahun Pelajaran 2011/2012”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis 4. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan

kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SDN 2 JatiagungKec. Gadingrejo Prengsewu yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian pada siswa kelas VI tahun pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas IVSDN 2 Blitarejo Kec. Gadingrejo Prengsewu tahun pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 201S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1

secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

(53)

Gambar

Gambar : 1 Lapangan Bulutangkis( Tohar, 1992 : 28 ).
Gambar 3 :Pegangan Geblok Kasur( Tohar, 1992 : 34 )
Gambar : 4 Pegangan Inggris atau Kampak
Gambar : 5Pegangan Jabat Tangan( Tohar, 1992 : 37 )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Garment sebuah Industri konveksi penjahitan kain batik. Data Sekunder adalah data yang diperoleh sesuai dengan penelitian ini. Data sekunder yang berkaitan dengan penelitian

The Comparison of Pain Perception Rate During The Anterior Middle Superior Alveolar (AMSA) Injection Using CCLAD and Conventional Syringe – Kalaivani Balan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur penanganan perkara dalam tindak pidana terhadap anak melalui diversi telah dilakukan pada tingkat penyidikan, sebagian

belajar dan membantu siswa untuk belajar sepanjang hayat, serta materi reaksi oksidasi-reduksi memiliki banyak hal (masalah) yang dapat ditemui oleh siswa di kehidupan

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN.. ABSTRAK

Hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan dengan metode FGD lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan warga binaan mengenai infeksi menular seksual dengan

Besar sumbangan efektif manajerial perpustakaan terhadap minat membaca siswa di SMA Negeri 1 Pulokulon sebesar 20,25% sedangkan sumbangan relatifnya sebesar

Provide information for further research regarding with the factors contributing the swearing words used by characters in Blood Father movie2. Provide information on what types of