• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. penawaran, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian. suatu negara. (Kamus Pasar Uang dan Modal: 1992)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. penawaran, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian. suatu negara. (Kamus Pasar Uang dan Modal: 1992)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan perekonomian suatu negara dapat diketahui dengan menggunakan indikator-indikator tertentu. salah satu indikator yang dapat digunakan adalah aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Hal ini dapat dilihat berdasarkan fungsi pasar modal yaitu menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian suatu negara. (Kamus Pasar Uang dan Modal: 1992)

Definisi pasar modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Abstrak dalam pengertian pasar modal adalah transaksi yang dilakukan melalui mekanisme over the counter (OTC). Selain itu pengertian pasar modal yang lain adalah pasar untuk dana jangka panjang dimana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan. Berdasarkan definisi pasar modal tersebut maka dapat dikatakan bahwa pasar modal termasuk salah satu sumber pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana untuk kelangsungan usahanya. Bagi perusahaan jika aktivitas pasar modal makin tinggi berarti makin banyak dana yang dapat dihimpun dengan menerbitkan saham untuk membiayai kegiatan perusahaan, sedangkan bagi investor berarti ada kesempatan berinvestasi dan mendapatkan return.

(2)

Pasar modal di Indonesia terklasifikasi sebagai pasar yang sedang berkembang (emerging market). Berbagai usaha telah ditempuh pemerintah untuk mendorong agar pasar modal Indonesia lebih baik sehingga benar-benar dapat dijadikan salah satu sumber pembiayaan bagi perusahaan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Serangkaian kebijakan deregulasi yang pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan peran pasar modal di Indonesia antara lain Kebijakan 6 Mei 1986, Paket Kebijakan 23 Desember 1987, Kebijakan 19 Desember 1988. Kebijakan tersebut juga didukung dengan dikeluarkannya Keppres No.53 tahun 1990 serta Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK 013/1990. Melalui serangkaian kebijakan tersebut, diharapkan membawa dampak positif bagi perkembangan pasar modal di Indonesia. (Siamat 2001:249)

Sebagai pasar yang sedang berkembang, harga-harga ekuitas di pasar modal Indonesia berfluktuasi cukup tinggi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain informasi-informasi baik yang berasal dari luar perusahaan (eksternal), seperti misalnya kondisi perekonomian, situasi dan kondisi sosial politik dalam dan luar negeri, kebijakan pemerintah, serta informasi-informasi yang berasal dari dalam perusahaan (internal), yaitu yang berhubungan dengan kinerja dan prospek perusahaan dimasa mendatang misalnya informasi laporan keuangan, harga sahamnya yang lalu, volume perdagangan sahamnya, pengumuman pembagian dividennya dan lain-lain. Pengumuman pembagian dividen merupakan salah satu corporate action yang berasal dari intern emiten, yang juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi.

(3)

Keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak seluruhnya digunakan untuk keperluan pendanaan operasionalnya. Perusahaan harus memeriksa relevansi antara laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali dengan laba yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk dividen. Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah kedua hal yang diinginkan perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk mencapai tujuan tadi perusahaan menetapkan kebijakan dividen yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen yang dibayar, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan laba dan harga sahamnya. Sebaliknya, jika perusahaan ingin menahan sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kesil. Akibatnya, dividen yang diterima pemegang saham atau investor bisan dan tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung.

Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan kata lain, bahwa kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai industri manufaktur dalam membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya, maka perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa yang akan datang. Sebaliknya, maka saham perusahaan menjadi tidak menarik

(4)

bagi perusahaan. Oleh karena itu, industri manufaktur harus dapat mempertimbangkan antara besarnya laba yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan. Untuk itu, peranan seorang manajer keuangan sangat penting dalam memutuskan apakah kebijakan yang akan diambil oleh perusahaan baik bagi nilai perusahaan dimasa mendatang maupun dimata para investor.

Dalam teori Efficiency Market Hypothesis, harga saham bereaksi terhadap informasi yang ada, termasuk didalamnya adalah informasi tentang pembagian dividen. Informasi tentang pembagian dividen dipercaya akan dapat mempengaruhi perilaku harga saham di bursa akibat aksi investor yang menginginkan keuntungan dari kejadian tersebut (Ang, 1997).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan II-2013 naik 6,57% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kementrian perindustrian memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur pada 2013 mencapai 7,1% dengan peningkatan investasi pada sektor otomotif, industri pupuk, industri kimia, industri tembakau serta semen. (www.kemenperin.go.id)

Pada perdagangan saham PT Wismilak Inti Makmur (WIIM) menguat Rp10 (1,26%) ke Rp800; PT Bentoel International Investama (RMBA) naik Rp10 (1,92%) ke Rp530; dan PT HM Sampoerna (HMSP) menanjak Rp300 (0,35%) ke Rp84.000 per saham. (Inilah.com)

PT Kimia Farma Tbk, menetapkan dividen sebesar 25% dari laba bersih tahun buku 2013 sebesar Rp214,54 miliar. Per lembar sahamnya sebesar

(5)

Rp9,6574. Tercatat perseroan membukukan laba bersih sepanjang 2013 sebesar Rp214,54 miliar. Angka ini tumbuh 4,59% dari tahun sebelumnya Rp205,76 miliar. PT Semen Indonesia Tbk, menetapkan penggunaan laba bersih tahun buku 2014 untuk dividen sebesar 45% atau Rp2,42 triliun dari laba bersih 2013 sebesar Rp5,37 triliun. Nilai dividen tersebut setara dengan Rp407 per lembar saham. Dividen tahun ini naik 10,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp368 per saham. Tercatat perseroan memperoleh laba bersih sepanjang 2013 sebesar Rp5,37 triliun atau tumbuh 10,8% dari tahun sebelumnya Rp4,84 triliun. Pendapatan Rp24,5 triliun atau naik 25% dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp19,5 triliun. Sedangkan, total volume penjualan 27,81 juta ton, meningkat 27% dibanding 2012 sebanyak 21,9 juta ton. (Inilah.com)

Menurut Sularso (2003), reaksi terhadap pengumuman dividen tergantung dari besaran dividen yang dibagikan. Reaksi tersebut terjadi khususnya pada hari-hari di sekitar tanggal ex-dividend yang merupakan tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya. Pada saat ex-dividend date, investor pada umumnya memprediksikan bahwa pembagian dividen akan berdampak pada harga saham. Prediksi ini didasarkan pada pemikiran logis, bahwa investor telah kehilangan hak atas return dari dividen. Investor yang berkeinginan mendapat keuntungan, cenderung akan memilih untuk tidak berada dalam posisi beli (long position). Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. Adanya pemikiran tersebut akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan sampai mendekati nilai saat dividen diumumkan. Husnan

(6)

(1998) menjelaskan terdapat dua kemungkinan reaksi yang dilakukan oleh investor pada saat ex-dividend date. Investor yang berkeinginan mendapat keuntungan dari capital gain lebih memilih untuk tidak membeli saham tersebut sehingga harga saham akan mengalami penurunan sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. Sedangkan bagi investor yang berpendapat bahwa apabila perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar dividen kepada pemegang saham, maka berpengaruh terhadap cashflow perusahaan yang nantinya dapat mengganggu operasi perusahaan. Apabila dana yang dikeluarkan bisa mengganggu jalannya operasi, otomatis dapat juga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Adanya dua pemikiran tersebut secara logika akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan. Terdapat gambaran berbeda-beda tentang adanya pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen pada waktu ex-dividend date. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan harga saham bereaksi terhadap pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan. Reaksi tersebut terjadi khususnya pada hari-hari di sekitar ex-dividend. Ada harga yang turun secara bertahap, ada yang tiba-tiba pergerakan harga sahamnya naik dan ada pula yang merambat naik.

Dengan demikian, penulis memandang bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut atas fenomena ex-dividend date ini. Penulis juga ingin melihat bagaimana fenomena ex-dividend date pada kelompok perusahaan manufaktur yang melakukan listing saham di pasar modal Indonesia pada periode tahun 2008 s.d. 2011. Serta yang membedakan ini dengan penelitian terdahulu yaitu dalam penulis akan meneliti perkembangan harga saham yang ditimbulkan oleh

(7)

pengumuman dividen tetap di sekitar ex-dividend date pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 s.d. 2011. Oleh karena itu, fokus penelitian ini akan menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen kelompok perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap harga (return) saham di sekitar waktu ex-dividend date. Adapun judul penelitian yang dipilih adalah : “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH EX-DIVIDEND DATE P ERIODE 2008-2012”.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengacu kepada hal-hal di atas yang melatarbelakangi penelitian ini, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada pada penelitian kali ini kepada hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan cash dividend yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen naik dan turun di sekitar ex-dividend date pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 s.d. 2012?

2. Bagaimana perkembangan harga saham yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen naik dan turun di sekitar ex-dividend date pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 s.d. 2012?

(8)

3. Bagaimana pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen di sekitar ex-dividend date pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 s.d. 2012?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis perkembangan cash dividend yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen naik dan turun di sekitar ex-dividend date pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 s.d. 2012.

2. Untuk menganalisis perkembangan harga saham yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen naik dan turun di sekitar ex-dividend date pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 s.d. 2012.

3. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen di sekitar ex-dividend date pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 s.d. 2012.

(9)

1.4 Kegunaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitiam yang dilakukan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Emiten

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manufaktur sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam membuat keputusan mengenai kebijakan dividen dalam upaya untuk peningkatan nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan dimasa yang akan datang. 2. Penulis

Penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang di harapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan daya nalar penulis dengan membandingkan antara teori yang diperoleh selama proses perkuliahan dengan prakteknya di perusahaan, mengenai manajemen keuangan khususnya dalam hal kebijakan dividen dan harga saham perusahaan pada waktu sebelum dan sesudah ex-dividend date.

3. Civitas akademik

Sebagai tambahan referensi, informasi dan wawasan teoritis sebagai hasil penelitian tentang manajemen keuangan khususnya kebijakan dividen dan harga saham perusahaan pada waktu sebelum dan sesudah ex-dividend date.

(10)

1.5 Kerangka Penelitian

Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan dalam industri manufaktur tersebut dikelompokkan menjadi beberapa sub kategori industri. Banyaknya perusahaan dalam industri dan kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan antar perusahaan.

Karakteristik utama industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Ketiga kegiatan utama industri manufaktur harus tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada perusahaan industri manufaktur. Beberapa industri seperti semikonduktor dan baja lebih sering menggunakan istilah pabrikasi dibandingkan manufatur. Sektor manufaktur sangat erat kaitannya dengan rekayasa atau teknik.

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disajikan dalam bentuk kuantitatif, dimana informasi-informasi yang disajikan di dalamnya dapat membantu berbagai pihak dalam maupun luar perusahaan dalam mengambil keputusan yang sangat berpengaruh bagi hidup perusahaan.

Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya akan dibiayai oleh perusahaan itu sendiri maupun investor yang akan menananmkan modalnya dengan cara membeli saham yang merupakan suatu jenis pembiayaan yang menarik. Dari hasil operasional tersebut diharapkan akan memperoleh laba yang maksimal. Dengan laba maksimal tersebut, perusahaan dapat membeikan sebagian laba yang diperolehnya kepada pemegang saham pada suatu waktu yang telah

(11)

ditetapkan sebelumnya dalam bentuk dividen. Besarnya dividen yang akan dibagi oleh perusahaan tersebut terlebih dahulu dikaji sebaik mungkin. Ini mengingat adanya pandangan dalam menyikapi kebijakan perusahaan dalam menentukan pembayaran dividen yang akan menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi perusahaan.

Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang saham. Adapun prosedur pembagian dividen adalah pada tanggal pengumuman, tanggal pencataan pemegang saham, tanggal ex-dividend dan tanggal pembayaran dividen. Tanggal ex-dividend (ex-dividenddate) adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Pada hari keempat sebelum tanggal tersebut, hak atas dividen tidak lagi menyertai saham. Investor pada waktu ex-dividend date secara otomatis akan berpikir bahwa pembagian dividen tidak lagi menyertai saham. Investor pada waktu ex-dividend date secara otomatis akan berpikir bahwa pembagian dividen akan memberikan dampak pada harga saham, karena kelompok investor yang berkeinginan mendapat keuntungan dari capital gain lebih memilih untuk tidak melakukan pembelian saham.

Pada kelompok yang lain, investor melihat bahwa apabila perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar dividen kepada pemegang saham dapat mengganggu jalannya operasi, yang dapat juga menyebabkan risiko perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Adanya beberapa pemikiran tersebut secara logika akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan.

(12)

Sejalan dengan penelitian terdahulu yang pertama; Anindhita (2010) yang melakukan penelitian mengenai reaksi pasar atas pengumuman dividen sebelum dan sesudah ex-dividend date terhadap harga kelompok cash dividend final naik dan turun pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI, melalui pengujian perbandingan diperoleh kesimpulan bahwa pengumuman dividen turun hanya memberikan reaksi yang singkat terhadap investor, sedangkan pada pengumuman dividen yang naik investor justru memberikan reaksi yang negatif. Penelitian yang kedua; Waluyo dan Prihantoro (2010) yang melakukan penelitian pengaruh pengumuman dividen terhadap return saham sebelum dan sesudah ex-dividend date pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, memperoleh kesimpulan bahwa perusahaan yang mengumumkan kenaikan dividen secara keseluruhan tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham sebelum dan sesudah ex-dividend date. Sedangkan pada perusahaan yang mengumumkan penurunan dividen secara keseluruhan tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham sebelum dan sesudah ex-dividend date di bursa efek indonesia. Penelitian ketiga; Pahlevi (2009) menganalisis pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham perusahaan sektor keuangan pada saat ex-dividend date di bursa efek indonesia pada tahun 2009. Dari hasil uji statistik ditarik kesimpulan bahwa pengumuman dividen mempengaruhi harga saham di sekitar ex-dividend date pada semua hari selama event period. Hal ini juga menunjukkan bahwa investor tidak hanya memperhatikan hal-hal yang bersifat kuantitatif atau berupa angka namun juga memperhatikan hal-hal yang bersifat kualitatif seperti pengumuman dividen.

(13)

Penelitian ini merupakan analisis pengaruh kebijakan dividen, dalam hal ini pengumuman perubahan naik-turunnya dividen pada saat ex-dividend date terhadap harga saham. Dengan demikian, maka kerangka penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 1.1 sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hubungan hal tersebut. Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah ada atau tidaknya hubungan yang ditimbulkan oleh variabel

Perusahaan Manajemen keuangan Value of firm Harga saham sebelum dan sesudah ex dividend date financial Invesment Dividend

(14)

independent (variabel X) terhadap variabel dependent (variabel Y) baik secara langsung, maupun tidak langsung, serta untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah:

“Kebijakan Dividen Berpengaruh Signifikan Terhadap Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date Periode 2008-2012”.

1.7 Metode Penelitian

Penulis menganalisis laporan keuangan perusahaan pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012 dengan terlebih dahulu melakukan pengumpulan data dan fenomena-fenomena yang terkait dengan penelitian melalui studi pustaka dan studi literatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.

Menurut Nazir (2003:54) :

“metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang “.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Sedangkan metode verifikatif menurut Rasyad (2003:6) adalah :

“metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara variabel melalui suatu pengujian hipotesis statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima”.

(15)

Tujuan dari penelitian verifikatif adalah untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, analisis koefisien determinasi dan analisis regresi berganda. Kemudian pengujian hipotesis secara simultan uji F dan uji t secara parsial.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pojok BEJ Universitas Widyatama, Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan sejak bulan Oktober 2013 sampai dengan selesai.

Gambar

Gambar 1.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

rendah (minim). Apabila di lokasi tersebut sudah banyak pengusaha dengan bisnis yang sejenis dengan usaha Anda, maka sebaiknya lokasi seperti ini sebisa mungkin harus.. Namun

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami makna pesan dakwah yang terdapat dalam foto jurnalistik karya Oscar Motuloh dalam bukunya Soulscape Road..

Therefore, the aims of this study were to examine the effect of tomato juice, physical exercise, and combination of these treatments on promoting neurons and ERβ expression

Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini telah berhasil diterapkan oleh mahasiswa Program Studi

[r]

Hasil penyerbukan bunga pepaya dengan sumber putik dan serbuk sari dari tanaman yang berbeda jenis kelaminnya akan menghasilkan tanaman pepaya dengan jenis kelamin yang berbeda

Adapun hasil yang didapat berupa keluaran grafik voltase dari pengujian suspensi, dan perbandingan nilai RMS (root mean square) dari data akuisisi national instruments dengan

(2) Permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis Oleh Wajib Pajak kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah atau Kepala Sudin