• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA

PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI

DI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Diah Intan Sari NIM: 098114049

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

(5)
(6)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi

Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida Pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta” dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang telah diberikan, baik waktu maupun tenaga, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama skripsi, atas segala bimbingan, arahan, dukungan dan masukan selama penyusunan skripsi ini. 2. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji, atas dukungan dan

masukan yang berharga.

3. Ipang Djunarko M.Si., Apt. selaku dosen penguji, atas dukungan dan masukan dalam skripsi ini.

(7)

vii

5. Seluruh staf Universitas Sanata Dharma yang terlibat dalam penelitian, yang telah membantu berlangsungnya penelitian baik langsung maupun tidak langsung.

6. Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu dalam pengukuran profil lipid.

7. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.

8. Bapak, Ibu, dan Gilang yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materiil. Doa dan motivasi kalian selalu menjadi sumber semangat penulis.

9. Novi Kiswanto, Hayu Ajeng Anggana Raras, Amelia Felicia Cornelius Putri, Danny Trias Prisnanda, Arnoldus Yansen Nama Hada, Silvia Dwita Ristiana dan Fransiska Anggita Kusumasari, teman seperjuangan yang telah bekerja keras untuk menjalankan penelitian dan mengolah data mentah di sela kesibukkan perkuliahan yang padat. Canda, tawa dan kebersamaan memberikan semangat dan motivasi dalam menjalankan penelitian dan mengerjakan skripsi.

10. Eky Suprabawati, Katherine Jessica, Yessy Jessica, Agustina Erni, Marsela Lotjita dan Bernadhea Wikan atas dukungan dan canda-tawa yang diberikan selama masa perkuliahan.

(8)

viii

12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan yang telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran yang membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik. Penulis juga berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.

Yogyakarta, 22 Desember 2012

(9)
(10)
(11)

xi

1. Mekanisme penyimpanan lipid pada jaringan adipose... 16

2. Central adipositydan peningkatan trigliserida... 17

C. Landasan Teori... 18

D. Hipotesis... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 20

B. Variabel Penelitian... 20

C. Definisi Operasional... 21

D. Responden Penelitian... 22

E. Lokasi dan Waktu Penelitian... 22

F. Ruang Lingkup Penelitian... 23

G. Teknik Pengambilan Sampel... 24

H. Instrumen Penelitian... 24

I. Tata Cara Penelitian... 25

1. Observasi awal... 25

2. Permohonan izin dan kerja sama... 25

3. Pencarian responden... 26

4. Validasi dan reliabilitas instrumen penelitian... 27

5. Pengukuran parameter... 28

6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik... 29

J. Teknik Analisis Data... 29

K. Kesulitan Penelitian... 30

(12)

xii

A. Profil KarakteristiK Responden... 31

1. Usia... 32

2. Lingkar pinggang... 33

3. Rasio lingkar pinggang panggul... 35

4. Kadar trigliserida dalam darah... 36

B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Wanita dengan LP < 80 cm dan LP≥ 80 cm... 38

C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Pria dengan LP < 90 cm dan LP≥ 90 cm... 40

D. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Wanita dengan RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85... 41

E. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Pria dengan RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90... 42

F. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah... 43

1. Korelasi LP dan RLPP terhadap kadar trigliserida dalam darah pada responden wanita... 43

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis WHO ... 14

Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002) ... 16

Tabel III. Intepretasi Hasil Uji Hipotesis ... 30

Tabel IV. Profil Karakteristik Responden Wanita ... 31

Tabel V. Profil Karakteristik Responden Pria ... 32

Tabel VI. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Wanita Kelompok LP < 80 cm dan LP≥ 80 cm... 38

Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Pria Kelompok LP < 90 cm dan LP≥ 90 cm... 40

Tabel VIII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Wanita Kelompok RLPP < 0,85 dan RLPP≥ 0,85... 41

Tabel IX. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Pria Kelompok RLPP < 0,90 dan RLPP≥ 0,90... 42 Tabel X. Korelasi LP (cm) dan RLPP terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)

pada Responden Wanita 43

Tabel XI. Korelasi LP (cm) dan RLPP terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Skema Responden Penelitian ... 29 Gambar 2. Grafik Distribusi Usia Responden Wanita ... 32 Gambar 3. Grafik Distribusi Usia Responden Pria ... 33 Gambar 4. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden

Wanita (cm)... 34 Gambar 5. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden

Pria (cm)... 34 Gambar 6. Grafik Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responden

Wanita ... 35 Gambar 7. Grafik Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responden

Pria ... 36 Gambar 8. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden Wanita

(mg/dL) ... 37 Gambar 9. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden Pria

(mg/dL) ... 38 Gambar 10. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap

Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Wanita ... 44 Gambar 11. Diagram Sebaran Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul

terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada

(15)

xv

Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Pria ... 47 Gambar 13. Diagram Sebaran Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul

terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 57

Lampiran 2.Ethical Clearance... 58

Lampiran 3. Surat Peminjaman Ruang ... 59

Lampiran 4.Informed Consent... 60

Lampiran 5.Leaflet... 61

Lampiran 6. Kartu Pemeriksaan Responden ... 63

Lampiran 7. Hasil Tes Laboratorium... 64

Lampiran 8. Validasi Instrumen Pengukuran... 65

Lampiran 9. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia pada Responden Wanita ... 66

Lampiran 10. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia pada Responden Pria ... 67

Lampiran 11. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang pada Responden Wanita ... 68

Lampiran 12. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang pada Responden Pria ... 69

Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang pada Responden Wanita ... 70

(17)

xvii

Responden Wanita ... 72

Lampiran 16. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida pada

Responden Pria ... 73 Lampiran 17. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida Responden

Wanita pada LP<80cm dan LP≥80cm... 74 Lampiran 18. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida Responden

Pria pada LP<90cm dan LP≥90cm... 76 Lampiran 19. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida Responden

Wanita pada RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85... 78 Lampiran 20. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida Responden

Pria pada RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90... 80 Lampiran 21. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden

Wanita pada LP<80cm dan LP≥80cm... 82 Lampiran 22. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden

Pria pada LP<90cm dan LP≥90cm... 82 Lampiran 23. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden

Wanita pada RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85... 83 Lampiran 24. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden

Pria pada RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90... 83 Lampiran 25. Uji KorelasiSpearmanLingkar Pinggang dan Rasio Lingkar

Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida pada

(18)

xviii

Lampiran 26. Uji KorelasiSpearmanLingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida pada

(19)

xix

INTISARI

Antropometri adalah metode pengukuran yang dapat menggambarkan distribusi lemak tubuh dan sebagai prediktor terkait obesitas. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Pengukuran antropometri seperti lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul digunakan sebagai prediktor peningkatan trigliserida. Peningkatan kadar trigliserida dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antar lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong-lintang. Subyek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran lingkar pinggang, lingkar panggul dan kadar trigliserida dalam darah. Data dianalisis secara statistik dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,442; p =0,000) dan korelasi yang tidak bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida (r = 0,183; p = 0,133) pada wanita. Hasil korelasi positif dengan kekuatan lemah antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,307; p =0,017) dan korelasi yang bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida (r = 0,343; p = 0,007) pada pria.

(20)

xx ABSTRACT

Anthropometry is the measurement method that can describe body fat distribution and as predictor of obesity-related disease. Obesity is associated with increased levels of triglycerides in the blood. Anthropometric measurements such as waist circumference and waist hip ratio is used as a predictor of elevated triglycerides. Elevated levels of triglycerides in the blood can increase the risk of cardiovascular disease. The objective of this study is to determine the correlation of waist circumference and waist-hip ratio with triglyceride levels in the blood.

This study used cross-sectional design as part of analytical observational study. Subjects were male and female students at the Campus III Sanata Dharma University Yogyakarta were included purposively. Subjects were measured for waist circumference, hip circumference, and blood sample was taken for triglyceride levels. Data were analyzed statistically by Kolmogorov-Smirnov normality test followed by Mann-Whitney and Spearman analysis with 95% confidence intervals.

Waist circumference has significant moderate correlation with triglyceride levels (r = 0.442, p = 0.000) whereas waist-hip ratio is not significantly correlated with triglyceride levels (r = 0.183, p = 0.133) in female. Waist circumference has significant weak correlation with triglyceride levels (r = 0,307; p =0,017) whereas waist-hip ratio is significantly correlated with triglyceride levels (r = 0,343; p = 0,007) in male.

(21)

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Antropometri adalah teknik pengukuran parameter-parameter tubuh untuk mengetahui status gizi pada suatu individu atau populasi (Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2007). National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) (2007) mendefinisikan antropometri merupakan kajian pengukuran tubuh manusia yang meliputi bagian tulang, otot, dan jaringan adiposa. Parameter pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat (weight), tinggi (height) dan ukuran tubuh (size), termasuk skinflod thickness, lingkar (circumference), panjang (length) dan luas (breadth)

(McDowell, Fryar, Ogden, dan Flegal, 2008). Melalui pengukuran tersebut dapat diperoleh rasio ataupun indeks pengukuran yang sesuai dengan indikator antopometri yang diinginkan (NHANES, 2007), seperti indeks masssa tubuh (IMT), abdominal skinfold thickness, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul. Pengukuran antopometri banyak digunakan karena bersifat non-invasif dan tidak memerlukan banyak biaya (Cogill, 2003). Penilaian obesitas abdominal yang sederhana dan murah dengan menggunakan pengukuran antropometri (Gruson, dkk., 2010).

(22)

berhubungan dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler (Jalal, Liputo, Susanti, dan Oenzil, 2008). Lingkar pinggang berkorelasi kuat dengan risiko kardiovaskular (Jalal, dkk., 2008). Menurut penelitian Ito dkk. (2004), lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul merupakan indikator antropometri terbaik untuk mengetahui risiko displidemia. Displidemia merupakan kelompok dari sindrom metabolik. Displidemia ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida, peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar kolesterol high density lipoprotein(HDL) (Jalal, dkk., 2008).

Pada kondisi peningkatan kadar trigliserida dalam darah, partikel VLDL dan IDL dapat mengalami katabolisme menjadi LDL. Partikel LDL dalam darah menjadi meningkat, tidak diimbangi dengan jumlah HDL sehingga menyebabkan partikel LDL kekurangan inti enzim kolesteril ester. Partikel LDL yang kekurangan inti kolesteril ester tersebut akan dihidrolisis oleh enzim lipase hepatik sehingga terbentuksmall denseLDL.

Displidemia dan penyakit kardiovaskuler merupakan faktor risiko dari obesitas. Trigliserida yang terakumulasi di adiposit menyebabkan sel lemak bertambah besar dan mengalami proliferasi, yang mengarah pada obesitas karena sel lemak semakin banyak dan terakumulasi pada jaringan tubuh (Dale dan Federman, 2003). Jumlah trigliserida yang berlebihan dan disimpan dalam jaringan adiposa berkontribusi dalam timbulnya penyakit jantung koroner (Chrzanowska, Sobiecki, Kowal, Kosciuk, dan Matusik, 2006).

(23)

dengan penurunan aktifitas fisik sehingga terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran kalori. Mahasiswa dan mahasiswi memiliki gaya hidup yang tidak baik karena mereka memiliki kesadaran yang kurang untuk menjaga kesehatan dan pola hidup yang sehat. Kebanyakan dari mereka sering mengonsumsi makanan siap saji. Umumnya makanan siap saji mengandung banyak lemak jenuh dan rendah serat karena sedikit sekali sayuran dan buah-buahan segar (Cahyono, 2008). Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan (2008) menyatakan prevalensi obesitas umum pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Indonesia adalah 10,3%, pada laki-laki 13,9% dan wanita 23,8%. Prevelansi nasional obesitas sentral pada penduduk umur ≥ 15 tahun adalah

18,8%.

(24)

lebih praktis dan ekonomis merupakan alternatif yang lebih disukai, seperti pengukuran antopometri lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul.

Penelitian yang dilakukan oleh Seidell, Perusse, Despres dan Bouchard (2001) dengan subyek penelitian 313 pria dan 382 wanita berusia ≥ 18 tahun,

menunjukkan korelasi positif yang bPermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida pada wanita dan pria. Penelitian Welborn, Dhaliwal dan Bennett (2003) dengan subyek penelitian 4.508 pria dan 4.698 wanita di Australia yang berusia 20-69 tahun, juga menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida pada pria dan wanita. Kemampuan prediksi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap faktor risiko penyakit jantung seperti hipertrigliserida bergantung pada populasi dan berbeda-beda pada tiap ras (Esmaillzadeh, Mirmiran, dan Azizi, 2004). Penelitian Yulianti (2010) dengan subyek penelitian 70 pria berusia 30-50, menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,395; p=0,001) dan korelasi yang tidak bermakna antara RLPP terhadap kadar trigliserida (p=0,535). Penelitian Marcella (2012) dengan subyek penelitian wanita berusia 30-50 tahun, menunjukkan korelasi positif antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,504; p<0,001) dan korelasi yang tidak bermakna antara rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida (r=0,243; p=0,068).

(25)

tidak dengan subyek penelitian mahasiwa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Melalui penelitian ini diharapkan pengukuran lingkar pinggang dan RLPP dapat digunakan sebagai salah satu metode yang praktis dan ekonomis bagi masyarakat Yogyakarta. Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul diharapkan dapat menjadi indikator awal peningkatan kadar trigliserida sehingga masyarakat Yogyakarta, khususnya mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dapat memperbaiki pola hidup untuk meningkatkan profil kesehatan.

1. Perumusan masalah

Apakah terdapat korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan hasil pencarian informasi terkait pada penelitian mengenai korelasi antara lingkar pinggang dan lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida, dapat dinyatakan bahwa belum pernah ditemukan penelitian seperti ini sebelumnya. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan :

(26)

pada wanita (r=0,47 dan 0,40 secara berurutan; p<0,0001), sedangkan pada pria (r=0,56 dan 0,52 berurutan; p<0,0001).

b. “Correlation of dysplidemia with waist to high ratio, waist circumreference, and body mass index in Iranian adults”(Chehrei, dkk., 2005). Penelitian ini melibatkan 750 subyek (580 wanita yeng berusia rata-rata 40 tahun dan 170 laki-laki yeng berusia rata-rata 43 tahun) dan dilakukan pada tahun 2005. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,308; p<0,001), korelasi antara rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida (r=0,309; p=<0,001).

c. Penelitian Dalton dkk. (2003) dilakukan di Australia dengan subyek penelitian sebanyak 11.247 orang berusia ≥ 25 tahun dan menggunakan rancangan studi potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang (r=0,414) dan RLPP (r= 0,406) terhadap kadar trigliserida pada wanita (p<0,001), sedangkan pada pria korelasi positif antara lingkar pinggang (r=0,324) dan RLPP (r=0,353) dengan p<0,001.

(27)

sedangkan pada pria terdapat korelasi positif yang bermakna yang sama antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida (r=0,35; p<0,0001).

e. “Waist to hip ratio is a better screening measure for cardiovascular risk factor than other anthropometric indicators in Tehranian Adult Men”. Penelitian Esmaillzadeh dkk. (2004) dengan subyek penelitian 4449 pria berusia 18-74 tahun di Tehranian dan menggunakan rancangan penelitian potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif antara lingkar pinggang (r=0,33) dan RLPP (r=0,50) dengan kadar trigliserida (p<0,05). f. “ Waist Circumrefrence, Body Mass Index, Hip Circumreference and

Waist-To-Hip Ratio as Predictors of Cardiovascular Disease in Aboriginal People”. Penelitian Wang dan Hoy (2004) menggunakan rancangan studi

cohort dan dilakukan di Australia dengan subyek penelitian populasi Aborigin yang terdiri dari 422 pria dan 414 wanita berusia 20-74 tahun. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif lingkar pinggang (r=0,269; p<0,05) terhadap kadar trigliserida dan RLPP (r=0,181; p<0,05) dengan kadar trigliserida pada wanita dan pria.

(28)

pinggang (r=0,18; p<0,01) dan RLPP (r=0,23; p<0,001) dengan kadar trigliserida.

h. “Is the a relationship between body build and serum level of cholesterol and trigliserides in women?”. Penelitian Chrzanowska dkk. (2006) melibatkan 119 responden wanita usia 30 sampai 60 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan korelasi lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,289; p=0,05) sedangkan korelasi rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida (r=0,223; p=0,05).

i. “Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman,

Sumatera Barat” (Jalal,dkk., 2008). Penelitian ini melibatkan 92 responden berusia 30-60 tahun dan dilakukan pada tahun 2008. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional. Hasil penelitian korelasi lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,292, p=0,005), dan berpola positif, artinya semakin besar lingkar pinggang semakin tinggi kadar trigliserida.

(29)

(r=0,19) terhadap kadar trigliserida pada wanita (p<0,0001), sedangkan pada pria juga menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang (r=0,30) dan RLPP (r=0,23) terhadap kadar trigliserida (p<0,0001).

k. “Relationship of Body Mass Index, Waist Circumreference and Cardiovascular Risk Factors in Chinese Adult”. Penelitian Du dkk. (2010) ini menggunakan metode potong lintang dan analisis regresi multivariate. Subyek penelitian adalah populasi Cina 19.567 pria dan 21.520 wanita berusia 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan BMI dan lingkar pinggang diikuti dengan peningkatan kadar trigliserida (p<0,05). l. “Frequency of Dysplidemia in Obese Versus Non-Obese in Relation to Body

Mass Index (BMI), Waist Hip Rati0 (WHR) and Waist Circumreference

(WC)”. Penelitian Shah, Devrajani, Devrajani, dan Bibi (2010) menggunakan metode potong lintang dengan subyek penelitian data medis 200 pasien yang terbagi menjadi dua grup yaitu 100 pria dan 100 wanita berusia ≥ 20 tahun. Hasil penelitian menujukkan adanya perbedaan

(30)

m.Waist Circumreference, Body Mass Index, and Other Measures of Adiposity in Predicting Cardiovascular Disease Risk Factors among Peruvian Adult

(Knowles, dkk., 2011). Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan subyek penelitian 952 wanita dan 566 pria. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang (r=0,455) dan RLPP (r=0,226) terhadap kadar trigliserida pada wanita (p≤0,001), sedangkan pada pria juga menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara LP (r=0,461) dan RLPP (r=0,335) terhadap kadar trigliserida pada wanita (p≤0,001).

n. Comparison of Measure of Adiposity in Identifying Cardio vascular Disease Risk Among Ethiopian Adults oleh Wai dkk. (2011). Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan subyek penelitian 1125 pria dan 728 wanita berusia 15-24 tahun di Ethiopia. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif antara lingkar pinggang (r=0,510) dan RLPP (r=0,435) dengan kadar trigliserida (p=0,01) pada pria, sedangkan pada wanita menunjukkan korelasi positif antara lingkar pinggang (r=0,460) dan RLPP (r=0,381) dengan kadar trigliserida (p=0,01).

(31)

5 jenis faktor resiko obesitas yaitu jenis kelamin, pengetahuan, pendapatan, usia dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengetahuan dan RLPP tidak memiliki hubungan dengan p value 0,695 (p>0,05). Usia memiliki hubungan paling berpengaruh dengan RLPP beresiko dengan pvalue0,001(p<0,05) pada usia lebih dari 39 tahun dan dengan pvalue 0,012(p<0,05) pada usia 20 hingga 39 tahun.

p. Penelitian Feng dkk. (2012) dilakukan di Cina bagian utara dengan subyek penelitian 3960 pria dan 4980 wanita yang berusia 20 sampai 74 tahun. Penelitian ini menggunakan analisis ROC dan regresi multivarate. Hasil penelitian analisis ROC menunjukkan lingkar pinggang berhubungan dengan risiko diabetes tipe 2 dan displidemia, sedangkan BMI berhubungan dengan risiko hipertensi. Hasil penelitian dari analisis regresi menunjukkan bahwa peningkatan lingkar pinggang diikuti dengan peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini dapat memberi informasi mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(32)

kadar trigliserida sehingga dapat digunakan untuk deteksi dini adanya risiko sindrom metabolik dengan metode yang sederhana dan murah.

B. Tujuan Penelitian

(33)

13

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antropometri

Antropometri merupakan kajian pengukuran tubuh manusia yang meliputi bagian tulang, otot, dan jaringan adiposa. Hasil pengukuran antopometri dapat menggambarkan dan mengevaluasi status gizi dan status kesehatan seseorang atau suatu populasi, sesuai dengan indikator antopometri yang diinginkan (NHANES, 2007). Antropometri banyak digunakan untuk penilaian abdominal karena murah dan sederhana (Gruson, dkk., 2010). Pengukuran antropometri seperti lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan BMI digunakan untuk menilai adiposit regional. BMI digunakan sebagai standar untuk mengetahui overweight atau underweight. Lingkar pinggang dan RLPP merupakan metode pengukuran antropometri yang digunakan untuk mengetahui abdominal fat(Odenigbo, dkk., 2011).

(34)

obesitas general, lemakvisceral(obesitas sentral) lebih kuat hubungannya dengan kelainan sindrom metabolik (Jalal, dkk., 2008).

Lingkar pinggang dikatakan sebagai indeks yang berguna untuk menentukan obesitas sentral dan komplikasi metabolik yang terkait. Lingkar pinggang berkorelasi kuat dengan obesitas sentral dan risiko kardiovaskular (Jalal, dkk., 2008). Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dipertengahan antara tulang rusuk paling bawah dan bagian atas tulang illiac crest (WHO, 2008). Menurut WHO (2008) guidline lingkar pinggang dibagi berdasarkan spesifikasi jenis kelamin dan kelompok etnis.

Tabel I. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis WHO (2008)

Etnis Pria Wanita

Europid >94cm >80cm

Asia Selatan, Chinese, Japanese >90cm >80cm

(35)

Penelitian Lear dkk. (2007) menunjukkan bahwa populasi Asia memiliki jaringan adiposavisceralyang lebih banyak dibandingkan dengan populasi Eropa, sehingga batas nilai lingkar pinggang dan RLPP perlu disesuaikan untuk tiap populasi. Ho dkk. (2001) menyatakan bahwa IMT dan lingkar pinggang merupakan prediktor penyakit kardiovaskular yang efektif untuk pria, sedangkan lingkar pinggang dan RLPP efektif untuk wanita. Pada penelitian Odenigbo dkk. (2011) menyatakan bahwa lingkar pinggang lebih kuat dalam memprediksi obesitas pada wanita dibandingkan pada pria.

B. Trigliserida

(36)

mg/dL) atau sangat tinggi (≥500 mg/dL) meningkatkan risiko aterosklerosis dan

penyakit kardiovaskuler (Williams dan Wilkins, 2004).

Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002)

Kategori Kadar Trigliserida (mg/dL)

1. Mekanisme transport trigliserida di dalam tubuh

Sistem transport lipid dari trigliserida di bagi menjadi dua jalur, yaitu jalur eksogen dan jalur endogen. Pada jalur endogen, sumber trigliserida berasal dari hasil sekresi hepar dalam wujud partikel VLDL (very-low-density lipoprotein). Sumber trigliserida pada jalur eksogen berasal dari makanan yang

kemudian asam lemak dan kolesterol dari makanan diserap oleh sel intestinal dan mengalami esterifikasi menjadi trigliserida dan kolesterol ester yang kemudian dibentuk menjadi kilomikron. Di dalam pembuluh kapiler, kilomikron yang mengandung trigliserida dan kolesterol ester sebagai inti dihidrolisis oleh Apolipoprotein C-II yang teraktivasi oleh lipoprotein lipase endothelia. Metabolisme kilomikron menghasilkan asam lemak bebas yang diambil oleh otot sebagai energi dan oleh jaringan adiposa untuk disimpan (Dale dan Federman, 2003).

(37)

dan oleh adiposa sebagai cadangan energi. Sebagian hasil dari katabolisme partikel VLDL berinteraksi dengan reseptor LDL pada hepar (apo E) dan sebagian lagi terakumulasi pada plasma kemudian mengalami katabolisme menjadi IDL (intermediate-density lipoprotein). Setelah beberapa menit hingga beberapa jam berada di dalam plasma, IDL dikatabolisme oleh lipase hepatik menjadi LDL (Dale dan Federman, 2003).

2. Central adiposity, trigliserida dan risiko aterogenesis

Obesitas sentral berkorelasi dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida, dan penurunan kadar HDL (Chrzanowska, dkk., 2006). Obesitas sentral ini membentuk adiposit jaringan lemak yang berukuran besar, kurang peka terhadap kerja antilipolisis sehingga lebih mudah dilipolisis dan menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas meningkatkan pula distribusi asam lemak di hati. Akumulasi trigliserida di hati dan di otot akan mengakibatkan resistensi insulin sehingga aktifitas produksi partikel VLDL oleh hepar meningkat. Peningkatan produksi partikel VLDL akan meningkatkan kecepatan uptake hepatik asam lemak bebas, kemudian menstimulasi sekresi apo B-100, menyebabkan jumlah partikel apo B-100 meningkat dan terjadi hipertrigliseridemia. Apo B adalah partikel penyusun lipoprotein aterogenik, seperti VLDL, IDL dan LDL(Carr dan Brunzell, 2004).

(38)

pertukaran kolesterol ester pada partikel LDL dan HDL dengan trigliserida pada partikel VLDL sehingga dapat dimetabolisme oleh enzim lipase hepatik dengan lebih mudah (Carr dan Brunzell, 2004).

Partikel LDL yang mengandung banyak trigliserida dan kekurangan inti kolesteril ester akan dihidrolisis oleh enzim lipase hepatik sehingga terbentuk partikel small dense LDL. Partikel small dense LDL lebih mudah memasuki dinding pembuluh arteri dan lebih mudah berikatan dengan proteoglikan pada dinding arteri. Ketika berikatan dengan proteoglikan, partikel LDL mudah mengalami oksidasi yang dapat memicu sekresi makrofag dan aterogenesis. Partikel LDL tersebut merupakan faktor risiko kejadian penyakit jantung koroner (Carr dan Brunzell, 2004).

C. Mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Kampus III Universitas Sanata Dharma terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarrta. Mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terdiri dari empat fakultas yaitu Fakultas Farmasi, Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan jumlah keselur5uhan sebanyak 3.628 orang.

D. Landasan Teori

(39)

pinggang panggul dapat digunakan untuk mengetahui distribusi lemak intra abdominal. Kriteria lingkar pinggang berdasarkan WHO (2008) untuk etnis Asia Selatan, Chinese dan Japanese adalah 80 cm untuk wanita dan 90 cm untuk pria, sedangkan kriteria RLPP adalah 0,85 untuk wanita dan 0,90 untuk pria.

Trigliserida adalah asam lemak yang diproduksi di hati dan digunakan sebagai sumber energi. Kelebihan energi dalam jumlah yang besar akan dikonversi menjadi trigliserida dan di simpan di dalam jaringan adiposa subkutan dan visceral. Akumulasi yang berlebihan di jaringan adiposa menyebabkan obesitas sentral. Obesitas sentral merupakan penyebab peningkatan kadar trigliserida. Peningkatan kadar trigliserida dalam darah meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular.

Kadar trigliserida dalam darah perlu dilakukan pengontrolan, salah satu cara yang sederhana untuk mengontrol kadar trigliserida yaitu dengan pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dapat digunakan sebagai indikator awal untuk memprediksi peningkatan kadar trigliserida dalam tubuh.

E. Hipotesis

(40)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian observasional analitik digunakan pada penelitian ini dengan pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan terjadi. Analisis korelasi kemudian dilakukan antara fenomena yang terjadi, baik antara faktor risiko dan faktor efek. Faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek. Cross-sectional adalah suatu penelitian di mana variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: ukuran lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP)

2. Variabel tergantung: kadar trigliserida dalam darah (mg/dL) 3. Variabel pengacau

(41)

C. Definisi Operasional

1. Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini. Subyek penelitian selanjutnya disebut responden.

2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.

3. Pengukuran lingkar pinggang adalah mengukur diameter (cm) pinggang dengan menggunakan pita ukur (meteran) pada pertengahan antara tulang rusuk terbawah denganiliac crestmenggunakan pita ukur (meteran).

4. Pengukuran lingkar panggul adalah melingkarkan pita meter pada diameter terluas di atasgreather trochanter.

5. Pengukuran rasio lingkar pinggang panggul adalah perbandingan antara ukuran lingkar pinggang (cm) dan ukuran lingkar panggul (cm) menggunakan pita ukur (meteran).

6. Ketika pengukuran, responden berdiri dengan kaki rapat, lengan pada kedua sisi tubuh, dan dalam kondisi akhir ekspirasi normal. Pita pengukur pada posisi horizontal dan tidak menekan kulit.

(42)

8. Kriteria lingkar pinggang menggunakan standar WHO tahun 2008 bagi populasi wanita dan pria Asia Selatan.

9. Kriteria rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) untuk wanita dan pria menggunakan standar WHO tahun 2008 bagi populasi Asia.

10. Standar kadar trigliserida menggunakan standar NCEP ATP III tahun 2002.

D. Responden Penelitian

Responden penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi serta bersedia untuk diajak bekerja sama dalam penelitian ini. Kriteria inklusi dalam penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma dan bersedia ikut dalam penelitian ini dengan menandatangani informed consent, bersedia puasa 8-10 jam dan diambil darahnya. Kriteria eksklusi meliputi subyek dengan penyakit hati, penyakit jantung koroner, hipertensi, hamil, diabetes, mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah dan obat kontrasepsi.

E. Lokasi Penelitian

(43)

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini bertujuan mengkaji korelasi antara pengukuran antropometri meliputi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap profil lipid dalam darah yaitu kadar trigliserida dalam darah. Penelitian

ini termasuk dalam penelitian payung yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah, dan Tekanan Darah pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma” dan telah memperoleh izin dari Komisi Etik Kedokteran. Penelitian payung ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota 13 orang dengan kajian yang berbeda. Kajian dari penelitian ini meliputi :

1. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah.

2. Korelasi Pengukuran%Body Fatterhadap Kadar Trigliserida dalam Darah. 3. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul

terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah.

4. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kolesterol total/HDL.

5. Korelasi Pengukuran %Body Fat terhadap Rasio Kolesterol total/HDL dalam Darah.

6. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Rasio Kadar Kolesterol total/HDL dalam Darah.

(44)

8. Korelasi Pengukuran%Body Fatterhadap Rasio LDL/HDL dalam Darah. 9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul

terhadap Rasio LDL/HDL dalam Darah.

10. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan %Body Fat terhadap Tekanan Darah.

11. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Tekanan Darah.

12. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan %Body Fat terhadap Glukosa Dalam Darah.

13. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Glukosa Dalam Darah.

G. Teknik Sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random sampling adalah proses pemilihan sampel dimana tidak semua anggota dari populasi memiliki kesempatan untuk dipilih. Pengambilan sampel secara purposivedidasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Ronny, 2003).

H. Instrumen Penelitian

(45)

dilakukan oleh laboratorium Parahita® menggunakan Architect c System™ dan

Aeroset System.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Jumlah mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma yang diperoleh yaitu 3.628 orang. Menurut Spiegel dan Stephens (2007), penelitian korelasi diperlukan minimal 30 subyek. Pengambilan sampel sebanyak 129 orang, terdiri dari 60 laki-laki dan 69 perempuan yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Pemberian leaflet dan briefing merupakan komunikasi langsung yang digunakan untuk meminta kesediaan subyek untuk berpartisipasi dalam penelitian.

2. Permohonan izin dan kerja sama

(46)

3. Pencarian responden

Sesudah mendapatkan surat ijin penelitian dari Wakil Rektor III Universitas Sanata Dharma kemudian dilakukan pencarian responden. Pencarian responden yang menjadi sampel dari populasi dilaksanakan dengan komunikasi langsung. Peneliti bertemu responden dan menjelaskan tujuan penelitian dan pentingnya penelitian yang dilakukan kepada calon responden. Kemudian responden diikutsertakan peneliti untuk mengikuti briefing pada tanggal 11 Agustus 2012. Pada briefing tersebut akan diberikan leaflet dan pemberian edukasi tentang pengukuran antropometri, standar beberapa nilai antropometri (BMI, skinfold thickness, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul) dan perannya sebagai prediktor faktor risiko abnormalitas metabolik.

Calon responden yang bersedia terlibat dalam penelitian akan mencantumkan nama, usia, nomor telepon, alamat rumah pada informed consent dan menandatangani informed consent pada saat briefing sebagai pernyataan kesediaan untuk ikut dalam penelitian ini secara sukarela. Surat persetujuan (informed consent) merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian. Informed consent pada penelitian ini sesuai standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.

(47)

pelaksanaan pengukuran parameter dan mengingatkan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pengukuran parameter yaitu berpuasa selama 8-10 jam.

Penyebaran informasi dan konfirmasi kepada responden tentang pelaksanaan penelitian dilakukan menggunakan short message system (sms) dan menggunakan telepon apabila responden tidak memberi konfirmasi melalui sms dan tidak hadir ketika pengukuran parameter.

4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Dua hal penting dalam kaitannya dengan pengukuran, yaitu validitas dan realibilitas. Kedua hal ini penting karena pengukuran terhadap obyek penelitian menggunakan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di ukur. Jika hasil penilaian tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Presisi merupakan parameter yang harus dipenuhi dalam validitas dan realibilitas (Ronny, 2003).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011) alat kesehatan dikatakan baik bila Koefisien Variasi CV≤5%. Pengujian reliabilitas

(48)

0% secara berurutan). Berdasarkan nilai koefisien variasi yang dihasilkan dikatakan penelitian ini memiliki nilai presisi yang baik.

5. Pengukuran parameter

Parameter yang diukur adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Pengambilan darah responden untuk memeriksa kadar trigliserida dilakukan oleh tenaga ahli dari laboratorium Parahita®. Pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti. Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dilakukan dengan meminta responden untuk membuka celana dan menaikkan baju. Kemudian pengukuran dilakukan pada posisi responden berdiri tegak, telapak kaki rapat, lengan berada di samping, dan saat responden ekspirasi normal. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan melingkarkan meteran di pertengahan antara iliac crest dengan tulang rusuk terbawah pada saat ekspirasi normal, sedangkan lingkar panggul diukur dengan melingkarkan meteran di atasgreater trochanter.

(49)

karena responden tidak berpuasa, sehingga digunakan 129 data responden dalam penelitian. Skema responden dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. Skema Responden Penelitian

6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri

Hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri diberikan secara personal kepada masing-masing responden. Responden diberikan pemahaman untuk membaca hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antopometri.

J. Teknik Analisa Data

(50)

Data juga diuji hipotesis komparatif antara rerata kadar trigliserida pada kelompok LP<80 dengan kelompok LP≥80 dan RLPP<0,85 dengan RLPP≥0,85 pada wanita. Pada pria antara kelompok LP<90 dengan kelompok LP≥90 dan

RLPP<0,90 dengan RLPP≥0,90. Normalitas data kadar trigliserida antara kedua kelompok lebih dahulu diuji menggunakan uji Shapiro-Wilkkarena jumlah data < 50. Bila data terdistribusi normal maka digunakan uji t tidak berpasangan sedangkan bila data terdistribusi tidak normal digunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji statistik dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data apabila nilai p<0,05 (Dahlan, 2011).

Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95%. Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna bila nilai p˂ 0,05 dan kekuatan korelasi dinyatakan melalui koefisien korelasi (Dahlan, 2011).

Tabel III. Intrepretasi Hasil Uji Hipotesis (Dahlan, 2011)

Nilai Kekuatan Korelasi

(51)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma dengan responden 69 mahasiswi berusia 18-22 tahun dan 60 mahasiswa berusia 17-24 tahun. Teknik pengambilan sampel yaitu secara purposive dimana sampel yang diambil adalah mahasiswa-mahasiswi di Kampus III Sanata Dharma yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis karakteristik subyek penelitian terdiri dari umur, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar trigliserida dalam darah diolah menggunakan uji normalitasKolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan untuk subyek penelitian lebih dari 50 orang dengan nilai kriteria normal signifikansi (p)>0,05. Jumlah sampel ≤50

menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk (Dahlan, 2009). Hasil pengolahan data secara statistik berupa mean, median, SD, nilai minimum, maksimum, dan signifikansi (p) dari karakteristik subyek penelitian. Hasil analisis karakteristik subyek penelitian ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel IV. Profil Karakteristik Responden Wanita

(52)

Tabel V. Profil Karakteristik Responden Pria

Responden wanita yang ikut dalam penelitian ini dengan rentang usia 18-22 tahun. Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median usia responden yaitu 20 tahun, dengan usia minimum 17 tahun dan usia maksimum 22 tahun. Menurut Dahlan (2011), suatu data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0,05 dan didukung dengan histogram yang simetris, menunjukkan distribusi data yang merata, tidak miring ke kiri maupun kanan, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Uji normalitas responden menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai signifikansi usia responden yang diperoleh adalah 0,0 dan grafik menunjukkan histogram yang tidak simetris dan data tidak tersebar merata, hal ini menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Distribusi usia responden wanita dapat dilihat pada gambar 3.

Usia (tahun)

(53)

Menurut Jalal dkk. (2008), usia memegang peranan penting dalam kejadian sindrom metabolik karena semakin meningkatnya usia, maka prevalensi sindrom metabolik semakin meningkat. Jumlah lemak akan meningkat sesuai peningkatan umur. Penelitian Hidayatulloh dkk. (2011), menyatakan bahwa usia memiliki hubungan dengan RLPP beresiko dengan p=0,012 (p<0,05) pada usia 20 hingga 39 tahun.

Responden pria yang ikut dalam penelitian ini dengan rentang usia 17-24 tahun. Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median usia responden yaitu 21 tahun, dengan usia minimum 17 tahun dan usia maksimum 24 tahun. Data usia responden diuji menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil distribusi data diperoleh nilai p=0,000, grafik menunjukkan histogram tidak simetris dan data tidak tersebar merata, hal ini menunjukkan bahwa usia responden yang terlibat dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal.

Usia (tahun)

Gambar 3. Grafik Distribusi Usia Responden Pria

2. Lingkar pinggang

(54)

maksimum 102,1 cm. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai p=0,050 menunjukkan data tidak terdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi normal dapat terlihat juga dari grafik histogram yang tidak simetris, data tidak tersebar merata, dan cenderung condong ke kiri. Histogram profil sebaran lingkar pinggang dapat dilihat pada gambar 5.

Lingkar Pinggang (cm)

Gambar 4. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden Wanita (cm)

(55)

Gambar 5. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden Pria (cm) 3. Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP)

Pengukuran rasio lingkar pinggang panggul dilakukan dengan perbandingan antara pengukuran lingkar pinggang dengan pengukuran lingkar panggul. Nilai rata-rata RLPP responden wanita yaitu 0,8 dengan SD±0,1. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang panggul responden wanita memiliki distribusi yang normal, ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,200. Gambar histogram rasio lingkar pinggang panggul wanita di bawah ini juga terlihat simetris, menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.

Gambar 6. Grafik Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responden Wanita

(56)

Gambar 7. Grafik Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responde Pria

Semakin gemuk seseorang maka ukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul akan semakin besar sehingga rasio lingkar pinggang panggul meningkat. Seseorang yang memiliki rasio lingkar pinggang panggul yang tinggi, memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke, hal ini terjadi karena penumpukan lemak di perut mempunyai pengaruh pada peningkatan kadar kolesterol (Hidayatulloh dkk., 2011).

4. Kadar trigliserida dalam darah

(57)

National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (2002) mengklasifikasikan kadar serum trigliserida menjadi normal (<150 mg/dL), batas tinggi (150-199 mg/dL), tinggi (200-499 mg/dL), dan sangat tinggi (> 500 mg/dL). Jumlah trigliserida dalam darah yang berlebihan, tidak diproses oleh hati, tetapi tersimpan dalam tubuh di subkutan dan jaringan adiposa yang berkontribusi menimbulkan beberapa penyakit (Chrzanowska, dkk., 2006). Nilai median kadar trigliserida responden wanita pada penelitian ini adalah 83(49-378)

mg/dL.Nilai signifikansi yang diperoleh yaitu p=0,000 yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Grafik histogram sebaran trigliserida pada responden wanita tidak simetris dan cenderung di sebelah kiri, menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal.

Trigliserida

Gambar 8. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden Wanita (mg/dL)

(58)

Trigliserida

Gambar 9. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden Pria (mg/dL)

B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Wanita

dengan LP<80 cm dan LP≥80cm

Pada penelitian ini responden wanita dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok dengan LP<80cm dan LP≥80cm, kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Perbandingan nilai data tersebut diuji menggunakan uji Mann-Whitney pada data yang tidak terdistribusi normal, sedangkan ujitdilakukan jika data terdistribusi normal.

Data responden wanita yang telah dibedakan menjadi 2 kelompok dilakukan uji normalitasShapiro Wilkdiperoleh nilai signifikansi (p=0,000) untuk LP<80cm dan (p=0,000) untuk LP≥80cm. Hasil dari kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga dapat dilanjutkan uji Mann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan kadar trigliserida. Nilai rerata dan signifikansi disajikan pada table VI.

(59)

Hasil analisis statistik diperoleh nilai p=0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara kelompok responden LP<80 cm dan kelompok dengan LP≥80 cm. Penelitian ini mendukung hasil

penelitian Jalal dkk. (2008) yang melibatkan 92 responden (76 wanita dan 16 pria) dengan rentang usia 30-60 tahun menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida (p=0,005). Hal yang sama dibuktikan oleh Wai dkk. (2011) dengan subyek penelitian orang Ethiopia berusia 15-24 tahun. Penelitian tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kadar trigliserida seiring dengan peningkatan lingkar pinggang yang dibagi menjadi tiga tertile dan terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara ketiga kuartil LP pada responden wanita (p<0,0001).

Hal yang sama dibuktikan oleh penelitian Shah dkk. (2010) menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida kelompok LP obese dan LP non-obese pada wanita berusia≥20 tahun (p<0,05). Penelitian Wang dan

Hoy (2004) yang dilakukan pada populasi Aborigin menggunakan rancangan cohort pada responden berusia 20-74 tahun menemukan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida seiring dengan peningkatan lingkar pinggang yang dibagi menjadi empat kuartil dan terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara keempat kuartil LP tersebut (p<0,0001).

Penelitian Ng dan Lai (2004) yang dilakukan di Taiwan pada responden berusia 19-87 tahun juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida pada kelompok LP<80 cm dan kelompok dengan LP≥80

(60)

bermakna antara kadar trigliserida pada kelompok LP<80 cm dengan kelompok LP≥80 cm pada wanita berusia 30-50 tahun (p=0,014), hal ini menunjukkan bahwa perbedaan usia responden tidak mempengaruhi hasil perbedaan yang bermakna antara kadar trigliserida pada kelompok LP<80 cm dengan kelompok LP≥80 cm.

C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Pria

dengan LP<90 cm dan LP≥90 cm

Responden pria dikelompokkan menjadi kelompok lingkar pinggang <90cm dan kelompok lingkar pinggang≥90cm kemudian dilakukan uji normalitas

menggunakan Shapiro Wilk. Uji normalitas Shapiro Wilk diperoleh nilai signifikansi 0,000 pada LP<90 dan nilai signifikansi 0,126 untuk LP≥90cm, yang

menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga dilanjutkan uji Mann-Whitney.

Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Pria Kelompok LP < 90 cm dan LP≥ 90 cm

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara antara kelompok LP<90cm dan LP≥90cm (p=0,069). Penelitian ini

(61)

(2011) yang melibatkan 1125 pria berusia 15-24 tahun,menyatakan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida seiring dengan peningkatan lingkar pinggang yang dibagi menjadi tiga tertile dan terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara ketiga kuartil LP pada responden pria (p<0,0001). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang disebutkan di atas adalah pada penelitian ini jumlah responden pria yang terlibat yaitu 60 orang, sedangkan penelitian-penelitian yang disebutkan di atas berjumlah lebih dari 60 pria. Menurut Odengibo dkk. (2011) menyatakan bahwa lingkar pinggang lebih kuat dalam memprediksi obesitas pada wanita dibandingkan pada pria.

D. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Wanita

dengan RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85

Data trigliserida responden wanita pada kelompok RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85 diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro Wilk dan dihasilkan distribusi data yang tidak normal (p=0,000) pada RLPP<0,85 dan distribusi normal pada data RLPP≥0,85 (p=0,329). Hasil uji normalitas dari kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa satu data tidak terdistribusi normal sehingga uji perbandingan adalah ujiMann-Whitney. UjiMann-Whitneydiperoleh p=0,558.

Tabel VIII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Wanita Kelompok RLPP < 0,85 dan RLPP≥ 0,85

(62)

Hasil analisis statistik diperoleh p=0,558, menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok RLPP<0,85 dan kelompok RLPP≥0,85. Penelitian ini mendukung penelitian Kamath dkk. (2005) yang

dilakukan pada subyek wanita di India yang berusia 18-26 tahun, menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara RLPP pada kelompok obese dan RLPP kelompok non-obese (p>0,05). Analisis meta-regresi oleh de Koning dkk. (2007) menunjukkan perbedaan risiko kejadian penyakit kardiovaskuler yang tidak bermakna antara kuartil RLPP rendah dan RLPP tinggi. Penelitian yang dilakukan Liu dkk. (2011) pada subyek Cina juga menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara RLPP pada kelompok dengan kadar trigliserida < 1,695 mmol/L dan≥ 1,695 mmol/L (p = 0,090).

E. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Pria

dengan RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90

Uji normalitas Shapiro Wilk dilakukan pada kedua kelompok responden pria yaitu RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90. Hasil uji normalitas kelompok RLPP<0,90

dan RLPP≥0,90 diperoleh nilai signifikansi (p=0,000 dan p=0,083 secara

berurutan), menyatakan bahwa data pada kedua kelompok tersebut terdistribusi tidak normal, sehingga dilanjutkan ujiMann-Whitney.

Tabel IX. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Pria Kelompok RLPP < 0,90 dan RLPP≥0,90

(63)

Hasil uji Mann-Whitneydiperoleh p=0,006 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara antara kelompok RLPP<0,90 dan kelompok RLPP≥0,90. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Esmaillzadeh dkk.(2004), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida dengan RLPP pada pria (p<0,05). Penelitian yang dilakukan oleh Wai dkk. (2011)juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida seiring dengan peningkatan RLPP yang dibagi menjadi tiga tertile dan terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara ketiga kuartil RLPP pada responden pria (p<0,0001). Hal yang sama dilakukan oleh Mellatia dkk. (2009) pada subyek Iran berusia 21-75 tahun, membuktikan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida dengan RLPP pada pria (p<0,0001).

F. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul

terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara LP dan RLPP. Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi Spearman karena data terdistribusi tidak normal. Menurut Dahlan (2011), apabila terdapat data dengan distribusi tidak normal maka menggunakan analisisSpearmandalam uji korelasi.

1. Korelasi LP dan RLPP terhadap kadar trigliserida dalam darah

pada responden wanita

Tabel X. Korelasi LP (cm) dan RLPP terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Wanita

(64)

signifikansi = p

Penelitian korelasi LP terhadap trigliserida pada responden wanita diperoleh kekuatan korelasi (r) yaitu 0,442 dengan signifikansi (p)= 0,000 yang menunjukkan bahwa diperoleh korelasi positif sedang dan terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Hasil korelasi positif ditunjukkan pada diagram sebaran di bawah ini, yang berarti semakin besar lingkar pinggang maka kadar trigliserida semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan juga pada penelitian Feng dkk. (2012), peningkatan lingkar pinggang diikuti dengan peningkatan kadar trigliserida.

Gambar 10. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Wanita

(65)

dan p<0,001). Penelitian Welborn dkk. (2003), menunjukkan terdapat korelasi antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,38; p<0,0001). Penelitian Chzanowska dkk. (2006), menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan lemah antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,289; p=0,05).

Penelitian Ito dkk. (2004) di Jepang, menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida (r=0,18; p<0,01). Penelitian Mellati dkk. (2009), menunjukkan terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan sangat lemah (r=0,24; p<0,0001). Penelitian Knowles dkk.(2011) di Peruvian, menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida (r=0,455; p≤0,001). Penelitian Wai dkk. (2011) di Ethiopia, menunjukkan terdapat korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida (r=0,460; p=0,01). Hal yang sama ditunjukkan pada Marcella (2012), bahwa terdapat korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida (r=0,395; p=0,001).

(66)

Gambar 11. Diagram Sebaran Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida pada Responden Wanita

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Seidell, dkk. (2001) yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna antara RLPP terhadap kadar trigliserida pada wanita (r=0,40; p<0,0001). Penelitian Dalton dkk. (2003) juga menunjukkan terdapat korelasi positif yang bermakna antara RLPP terhadap kadar trigliserida RLPP (r=0,406; p<0,001). Penelitian Welborn dkk. (2003), menunjukkan terdapat korelasi antara RLPP terhadap kadar trigliserida (r=0,36; p<0,0001). Penelitian Wang dan Hoy (2004), menunjukkan terdapat korelasi antara RLPP terhadap kadar trigliserida (r=0,181; p<0,05). Penelitian Ito dkk. (2004), menunjukkan terdapat korelasi antara RLPP terhadap kadar trigliserida (r=0,23; p<0,001).

(67)

sama. Hal ini dapat mempengaruhi adanya perbedaan kadar trigliserida yang tidak bermakna antara responden dalam kelompok RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85 termasuk korelasi yang tidak bermakna antara RLPP dengan kadar trigliserida dalam darah.

2. Korelasi LP dan RLPP terhadap kadar trigliserida dalam darah pada

responden pria

Tabel XI. Korelasi LP (cm) dan RLPP terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Pria

Keterangan : kekuatan korelasi = r signifikansi = p

(68)

Gambar 12. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Pria

Gambar 13. Diagram Sebaran Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Pria

(69)
(70)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terdapat korelasi positif sedang yang bermakna antara LP terhadap kadar trigliserida pada mahasiswi dan korelasi positif lemah yang bermakna antara LP terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa. RLPP memiliki korelasi positif sangat lemah yang tidak bermakna terhadap kadar trigliserida pada mahasiswi, sedangkan RLPP memiliki korelasi positif lemah yang bermakna terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa .

B. Saran

(71)

51

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2007, Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 13.

Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2008, Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi D.I Yogyakarta 2007, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 55.

Cahyono, J.B., 2008, Gaya Hidup & Penyakit Modern, Kanisius, Yogyakarta, hal.68-69.

Carr, M.C. dan Brunzell, J.D., 2004, Abdominal Obesity and Dyslipidemia in The Metabolic Syndrome: Importance of Type 2 Diabetes and Familial Combined Hyperlipidemia in Coronary Artery Disease Risk, J Clin Endocrinol Metab, 89(6), 2601-2602.

Chehrei, A., Sadrnia, S., Keshteli, A., Ali, M., and Rezaei, J., 2005, Corellation Of Dyslipidemia With Waist To Height Ratio, Waist Circumreference and Body Mass Index In Iranian Adults, Asia Pac.J.Clin.Nutr., 16(2), 248-253.

Chrzanowska, M., Sobiecki, J., Kowal, M., Kosciuk, T., and Matusik, S., 2006, Is There a Relationship Between Body Build and The Serum level Of Cholesterol and trigliserida In Women, Przeglad Antropologiczny-Anthropological Review, 69, 37-47.

Crowley, L.V., 2001, An Introduction to Human Disease: Pathology and Pathophysiology Correlations, 5th ed., Jones and Bartlett Publishers, Canada,pp.318.

Cogill, B., 2003, Anthropometric Indicators Measurement Guide, Food and Nutrition Technical Assistance Project, Washington, D.C., pp. 9, 72-73. Dahlan, S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika

Jakarta, pp. 46, 53-54, 102, 157, 163-166.

Dale, D.C. dan Federman, D.D., 2003, Scientific American Medicine, vol.1, WebMD, New York, pp. 669-670, 678-683.

(72)

Departemen Kesehatan, 2007, Obesitas dan Kurang Aktivitas Fisik, http://www.isfinational.or.id/info/22/899-obesitas-dan-kurang-aktivitas-fisik.pdf, diakses tanggal 21 Maret 2010.

Derby CA, Zilber S, Brambilla D et al. Body mass index, waist circumference and waist to hip ratio and change in sex steroid hormones: the Massachusetts Male Ageing Study.Clinical Endocrinology,2006, 65(1):125‐131. Du, S.M., Ma, G.S., Li, P.Y., Fang, H.Y., Hu, X.Q., Yang, X.G., dkk., 2010,

Relationship of Body Mass Index, Waist Circumreference and Cardiovascular Risk Factors in Chinese Adult, Biomedical and Enviromental Sciences Journal, 23, 92-101.

Esmaillzadeh, A., Mirmiran P., dan Azizi, F., 2004, Waist-to-Hip Ratio is A Better Screening Measure for Cardiovascular Risk Factors Than Other Anthropometric Indicators in Tehranianian Adult Men, International Journal of Obesity, 28, 1329-1331.

Gruson, E., Montaye, M., Kee, F., 2009, Anthropometric assesment for abdominal obesity and coronary heart disease risk in men : the prime study, Heart BMJ, 96, 136-140.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 2006,Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 882-889.

Hidayatulloh, A., Nurhanasah, A., Irawan, E., Firdaus, F., Isnaini, F., Anggraeni, N., dkk., Hubungan Faktor Resiko Obesitas dengan Rasio Lingkar

Pinggang Pinggul Mahasiswa FKM UI,

http://akgfkmui.files.wordpress.com/2012/03/jurnal-fixed21.pdf diakses pada tanggal 7 Mei 2012.

Ho, S.C., Chen, Y.M., Woo, J.L.F., Leung, S.S.F., Lam, T.H., dan Janus, E.D., 2001, Association Between Simple Anthropometric Indices and Cardiovascular Risk Factors,International Journal of Obesity, 25, 1689. International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011,WHR, Health Risk, and

Intra-abdominal Fat, http://www.myhealthywaist.org/evaluatingcmr/ clinical-tools/waist-to-hip-ratio/page/2/index.html#EbookPage, diakses pada 29 April 2012.

Ito,H., Nakasuga, K., Ohshima. A., Sakai, Y., Maruyama, T., Kaji, Y., dkk., 2004, Excess accumulation of body fat is related to dyslipidemia in normal-weight subject,International Journal of Obesity, 28, 242-247.

Gambar

Gambar 13. Diagram Sebaran Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Tabel I. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis WHO (2008)
Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002)
Gambar 1. Skema Responden Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prosesnya dimulai dari bagian stok barang memasukkan atau mengubah data jenis bahan baku, kemudian aplikasi bertugas menyimpan data kedalam data master jenis dan

Hasil Perancangan ini adalah Mesin Pelurus Kawat, dengan kapasitas mesin yang dirancang adalah 30 cm/s kawat lurus.. Rancangan menggunakan

Dari analisa permasalahan di temukan bahwa penggunaan kartu dalam pembuatan data pasien dan rekam medik, serta tidak terintegrasinya sistem administrasi yang ada

43 Total regulatory adjustments to Additional Tier 1 capital Jumlah faktor pengurang (regulatory adjustment) terhadap AT1. 44 Additional Tier 1 capital (AT1) Jumlah AT 1 setelah

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu implementasi kebijakan UMKM di Kabupaten Sragen ternyata belum efektif, dilihat dari 13 variabel kebijakan yang

Fenomena ini berindikasi posisi spesifik asam stearat tidak sama dengan asam oleat dan atau asam linoleat dalam lemak susu yang dihasilkan oleh sapi dengan pemberian ransum

Prototipe situs web pemberitaan elektronik dengan segmentasi khusus di dunia hiburan yang dapat memenuhi keinginan para pengguna informasi berita industri hiburan

1. Perhitungan dan analisis rasio keuangan dengan metode time series analysis pada periode 2010 sampai dengan 2012 untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dan