• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE MENGAJAR DAN STRATEGI KHUSUS YANG DIGUNAKAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS XI PROGRAM AKSELERASI DI SMA N 3 YOGYAKARTA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "METODE MENGAJAR DAN STRATEGI KHUSUS YANG DIGUNAKAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS XI PROGRAM AKSELERASI DI SMA N 3 YOGYAKARTA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI"

Copied!
268
0
0

Teks penuh

(1)

i

METODE MENGAJAR DAN STRATEGI KHUSUS YANG

DIGUNAKAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KELAS XI PROGRAM AKSELERASI DI SMA N 3

YOGYAKARTA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

IKA FITRIANA

NIM: 051424020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Persembahan

Jika kamu merasa lelah dan tidak

berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia,

Tuhan tahu betapa keras engkau berusaha.

Ketika kamu memiliki tujuan untuk dipenuhi,

dan mimpi untuk digenapi,

Tuhan sudah membuka dan memanggil namamu...

Tidak penting berapa kali anda jatuh,

tetapi yang penting adalah

berapa kali anda bangkit kembali. (Abraham Lincoln)

Dengan syukur dan suka cita, kupersembahkan karyaku ini kepada:

Hati Kudus Yesus

Bunda Maria sebagai perantaraku kepada Tuhan Yesus

Orang tuaku dan Kakek-Nenekku tercinta yang selalu mendoakan dan

mengasihiku

(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

METODE MENGAJAR DAN STRATEGI KHUSUS YANG

DIGUNAKAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KELAS XI PROGRAM AKSELERASI DI SMA N 3

YOGYAKARTA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI

I

ka Fitriana

Universitas Sanata Dharma

2010

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) metode mengajar

yang digunakan guru di kelas akselerasi (2) strategi khusus yang digunakan guru

dalam mengajar di kelas akselerasi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Yogyakarta. Subyek penelitian guru

SMAN 3 Yogyakarta. Proses pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 29 April

dan 6 Mei 2009.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti

mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi alamiah dari rekaman video,

perekaman suara agar data yang terkumpul menjadi lengkap, fieldnote dan

wawancara yang dilakukan kepada 6 siswa akselerasi. Analisis data dilakukan dengan

melakukan prosedur: (1) trankrip data hasil rekaman video yang didukung dengan

rekaman suara (2) membuat code (koding) (3) kategorisasi code(coding) (4) analisis.

(8)

viii

ABSTRACT

SPECIAL TEACHING METHODS AND SPECIFIC STRATEGIES

USED IN TEACHING AND LEARNING BY TEACHER CLASS XI

ACCELERATION LEARNING PROGRAM IN SMA N 3

YOGYAKARTA ON WORK AND ENERGY SUBJECT MATTER

I

ka Fitriana

Universitas Sanata Dharma

2010

This study aims to describe: (1) teaching methods used by teacher in

Acceleration Learning Program (2) specific strategies used by teacher in classroom.

This research was conducted in SMAN 3 Yogyakarta. Teacher research

subjects SMAN 3 Yogyakarta. The process of data collection was done on April 29

th

andMay6

th

,2009.

This study includes a descriptive qualitative research. Researchers collected

data based on observations of natural situations from video recordings, voice

recording so that data collected is complete, and interviews conducted fieldnote to

six student acceleration. The procedure of the data analysis are: (1) data

transcription data are supported by sound recordings, (2)making the code,(3)

categorization of code, (4)analysis.

The results showed that the method used by teachers in classroom teaching is

the acceleration (a) lecture method which includes the preparation of teacher in the

learning process, repeating the explanation of the matter being studied at the

previous learning, (2) the method of lecture with question and answer these

questions include extending orally, in discussing new matterl, these questions when

explaining the matter to write on the blackboard, (3) group work methods with

teachers' activities giving the task to solve the problem in groups, (4) the method of

problem solving with the activities of the questions the teacher provides guidance in

progress questions and check students' skills in solving the problem (5) computer

simulation method includes an explanation of matter by conducting demonstration

shown in the simulation, checking students' understanding related to the material

being taught to use the media to explain the concept of computer simulations and

coupled with media questions using computer simulations (6) the method of

recitation with the activities of teachers who have been discussions about students'

works.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang maha kasih dan Bunda Maria karena atas

berkat dan anugerahNya skripsi dengan judul “ Metode Mengajar dan Strategi

Khusus yang Digunakan Guru dalam Proses Belajar Mengajar Kelas XI Program

Akselerasi di SMA N 3 Yogyakarta Pada Materi Pokok Usaha dan Energi” ini dapat

diselesaikan oleh penulis.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan untuk Program Studi Pendidikan Fisika.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan saran-saran dan

gagasan-gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan segala

kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Romo Dr. Paulus Suparno S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penulis selama

penyusunan skripsi.

2.

Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika, yang telah memberikan

bimbingan dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi di

Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR LAMPIRAN...xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang...1

B.

Perumusan Masalah...3

C.

Tujuan Penelitian...4

D.

Manfaat Penelitian...4

(12)

xii

1. Belajar...5

2. Mengajar...6

B.

Guru Fisika Profesional...7

C.

Pembelajaran Fisika...11

D.

Strategi Belajar Mengajar...11

E.

Metode Mengajar Fisika...12

F.

Program Akselerasi...17

1. Definisi Akselerasi...17

2. Landasan Hukum Penyelenggaraan Program

Percepatan

belajar

di

SMA Negeri 3 Yogyakarta...17

3.

Tujuan

Penyelenggaraan Program Percepatan

Belajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta...18

4.

Lama

Belajar...19

5.

Persyaratan

Peserta Didik...19

6.

Kurikulum...20

7. Kekuatan dan Kelemahan Program Percepatan Belajar...22

G. Usaha, Energi dan Daya...25

1.

Usaha...25

a. Rumus Usaha...25

b. Satuan Usaha ...27

c.

Menghitung usaha dari grafik F-x...28

(13)

xiii

2. Energi...30

a. Bentuk dan sumber energi...30

b. Energi Potensial ...30

c.

Energi Kinetik...34

d.

.

Kaitan Antara Energi dan Usaha...35

3. Energi Mekanik ...36

4. Daya ...38

H. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian...39

BAB III. METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian...41

B.

Subjek dan Objek Penelitian...41

C.

Waktu dan Tempat Penelitian...41

D.

Instrumen Penelitian...42

E.

Metode Analisis Data...43

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA

A.

Pelaksanaan Penelitian...45

B.

Data Metode Mengajar yang Digunakan Guru

dalam Mengajar...47

C. Analisis Metode Mengajar...60

1.Analisis Data Hasil Transkrip Data...60

(14)

xiv

D. Analisis Strategi Khusus yang Digunakan dalam Mengajar...101

F. Keterbatasan penelitian...108

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...109

B.Saran...111

BAB V. DAFTAR PUSTAKA………...……..113

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Rencana Wawancara...42

Tabel 4.1 Keterangan Kode ...48

Tabel 4.2 Metode Mengajar yang Digunakan Guru...94

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Surat pengantar dari KP Universitas Sanata Dharma

kepada Kepala SMA N 3 Yogyakarta ...116

LAMPIRAN 2. Surat keterangan telah melaksanakan

penelitian di SMA N 3 Yogyakarta...117

LAMPIRAN 3. Fieldnote...118

LAMPIRAN 4. Transkrip Data...126

LAMPIRAN 5. Coding Hasil Fieldnote...179

LAMPIRAN 6. Coding Transkrip Data...184

LAMPIRAN 7. Kategorisasi Coding Transkrip Data dan Fieldnote...210

LAMPIRAN 8. Kategorisasi Coding Strategi Khusus yang Digunakan

Guru dalam Mengajar...235

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Utami Munandar dalam Subarino (2005:3), menyatakan bahwa

tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang

memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan

kemampuannya secara optimal, sehingga mewujudkan dirinya, dan

berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan

masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang

berbeda-beda, karena itu membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda

pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, membina,

mengembangkan, dan meningkatkan bakat tersebut, termasuk mereka yang

berbakat istimewa atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.

Siswa dengan kecerdasan dan kemampuan luar biasa atau disebut

anak berbakat memang membutuhkan pendidikan khusus. Anak berbakat

adalah mereka yang diidentifikasikan oleh orang-orang yang berkualifikasi

profesional memiliki kemampuan luar biasa dan mampu berprestasi tinggi

(Akbar-Hawadi, 2004:35). Beberapa sekolah di Indonesia merintis

pelayanan belajar bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan

bakat istimewa dalam bentuk program akselerasi (percepatan belajar).

(18)

pendidikan bagi anak yang memiliki kemampuan luar biasa dalam waktu

yang lebih singkat bila dibandingkan dengan program reguler.

Guru yang mengajar di kelas akselerasi pasti sebelumnya telah

dipersiapkan dalam suatu lokakarya dan workshop sehingga mereka

memiliki pemahaman tentang perlunya layanan pendidikan bagi anak–

anak berbakat, keterampilan menyusun Program Kerja Guru (PKG),

pemilihan strategi pembelajaran, penyusunan catatan lapangan, serta

melakukan evaluasi pengajaran bagi program siswa cepat (Akbar-Hawadi,

2004:124).

Pendidikan untuk siswa berbakat tentunya berbeda dengan

pendidikan siswa di kelas reguler meskipun kurikulum program

akselerasi tidak berbeda dengan kurikulum standar yang digunakan untuk

program reguler. Pembelajaran untuk program akselerasi harus dilakukan

dengan kecepatan dan menekankan perkembangan kreatif serta proses

berpikir tinggi. Dikatakan harus dilakukan dengan kecepatan karena lama

belajar untuk program akselerasi hanya dua tahun. Berarti mata pelajaran

dalam satu semester untuk program reguler hanya ditempuh selama empat

bulan. Dengan begitu singkatnya lama belajar di kelas akselerasi, maka

guru yang mengajar di kelas akselerasi harus mampu menggunakan

strategi dalam mengajar agar dapat membangkitkan siswa untuk belajar

sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Salah satu

strategi dalam mengajar adalah dalam hal menggunakan metode mengajar.

(19)

upaya mencapai tujuan, karena metode mengajar menjadi sarana

penunjang yang membantu kelancaran jalannya proses belajar mengajar.

Maka metode mengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa berbakat

perlu diusahakan untuk memberikan pengayaan pengalaman, merangsang

keingintahuan dan memberikan dorongan kepada siswa untuk berbagai

gagasan dan kemampuan dalam menyelesaikan berbagai masalah dengan

cepat dan tepat.

Berdasarkan uraian di atas muncul pertanyaan “Metode mengajar

apa saja yang digunakan guru? strategi khusus apa saja yang digunakan

guru dalam mengajar fisika di kelas akselerasi?” Berdasarkan pemikiran

tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai metode

mengajar dan strategi khusus yang digunakan guru dalam proses belajar

mengajar fisika kelas XI program akselerasi di SMA Negeri 3

Yogyakarta pada materi pokok usaha dan energi.

B. Rumusan Masalah

1. Metode mengajar apa saja yang digunakan guru dalam dalam proses

belajar fisika kelas XI program akselerasi di SMA Negeri 3

Yogyakarta pada materi pokok usaha dan energi?

2. Strategi khusus apa saja yang diterapkan guru dalam proses belajar

mengajar fisika kelas XI program akselerasi di SMA Negeri 3

(20)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian adalah :

1. Mengetahui metode mengajar yang digunakan guru dalam proses

belajar mengajar fisika kelas XI program akselerasi di SMA Negeri

3 Yogyakarta pada materi pokok usaha dan energi.

2. Mengetahui strategi khusus yang diterapkan guru dalam proses

belajar mengajar fisika kelas XI program akselerasi di SMA Negeri

3 Yogyakarta pada materi pokok usaha dan energi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru/ calon guru

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi guru agar

mempersiapkan metode dan strategi khusus mengajar yang

dibutuhkan oleh siswa berbakat istimewa di program akselerasi,

sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan berkualitas.

2. Bagi penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi penelitian

mengenai metode–metode mengajar dan strategi khusus yang

(21)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen utama yaitu; guru, siswa dan bahan ajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 1995: 4). Dalam pembelajaran di kelas, terdapat dua hal utama yaitu belajar dan mengajar.

1. Belajar

Menurut W. S Winkel (2004:59) belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Sedangkan menurut Usman (1995:5), belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya.

(22)

pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Misalnya dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, sebelumnya yang tidak mengerti menjadi mengerti.

Robert M. Gagne dalam Hasibuan, J.J & Moedjiono (1985:5) membagi lima macam hasil belajar yaitu:

a. Keterampilan intelektual.

b. Strategi kognitif, termasuk kemampuan memecahkan masalah. c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain

keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.

e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian.

2. Mengajar

(23)

dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang kegiatan belajar mengajar (Usman, 1995:6).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar itu penting untuk keberhasilan pendidikan pada siswa. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah mempelajari materi pelajaran, dan dengan bimbingan dari guru, siswa akan terbantu dalam mengembangkan kreatifitas dan keterampilannya. Dalam mengajar, guru juga semestinya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan atau dengan kata lain siswa lebih aktif di kelas, sebab siswa sebagai subyek didik adalah merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.

B. Guru Fisika Profesional

(24)

mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sudjana dalam Usman, 1995:14). Dengan demikian, guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Agus F. Tamyong dalam Usman, 1995:15). Jadi guru fisika yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih serta memiliki keahlian khusus dan kemampuan mengajar dalam bidang fisika.

Untuk menjadi guru fisika yang sungguh bermutu dan profesional, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru terus menerus, antara lain (bdk. Trowbridge & Bybe dalam Suparno, 2007:2) :

1. Penguasaan bahan fisika

(25)

2. Mengerti tujuan pengajaran fisika

Dengan mengerti tujuan pengajaran fisika, guru dapat mengarahkan siswa ke arah tujuan dengan lebih efektif dan efisien. Misalnya guru perlu mengetahui tujuan umum pengajaran fisika seperti:

a. Kompetensi fisika yang diharapkan dikuasai siswa

b. Tuntutan sekolah atau pemerintah dalam pengajaran fisika c. Tujuan umum pengajaran fisika seperti:

1) Mengerti dan menggunakan metode ilmiah 2) Menguasai pengetahuan fisika (konsep) 3) Menggunakan sikap ilmiah

4) Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat 5) Kesadaran atau karir masa depan

3. Guru dapat mengorganisasi pengajaran fisika

(26)

4. Mengerti situasi siswa

Pembelajaran fisika akan sungguh mengena pada siswa dan menyenangkan siswa, bila situasi siswa diperhatikan. Maka guru perlu berusaha mengerti keadaan siswa. Beberapa situasi yang perlu diketahui seperti: konsepsi awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai, tingkah laku, perkembangan kognitif, mode dan situasi psikologi siswa dll. Guru perlu mengerti bagaimana siswa menanggapi pembelajarannya, apakah mereka senang, bosan, malas, dll.

5. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa

Guru perlu melatih diri berkomunikasi akrab dengan siswa. Hubungan yang akrab dengan siswa perlu dibangun, kemampuan memotivasi, memberikan semangat, menegur, menggerakan siswa perlu dilatih. Keterampilan untuk mendekati siswa, membantu siswa belajar, dan juga kemampuan mendengarkan apa yang dirasakan dan diinginkan siswa perlu dikembangkan. Kemampuan mengerti kesulitan siswa dalam belajar dan hidup pun perlu ditumbuhkan.

6. Guru menguasai berbagai metode

(27)

metode yang bermacam-macam sangat penting bagi guru fisika sehingga dapat membantu siswa lebih baik dan tepat. Menguasai berbagai metode mengajar dan memilih cara yang diminati siswa, akan membuat siswa menyukai fisika yang diajarkan.

C. Pembelajaran Fisika

Fisika adalah bagian dari sains (IPA), pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. IPA sebagai kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model. IPA sebagai cara berpikir merupakan aktivitas yang berlangsung di dalam pikiran orang yang berkecimpung di dalamnya karena adanya rasa ingin tahu dan hasrat untuk memahami fenomena alam. IPA sebagai cara penyelidikan merupakan cara bagaimana informasi ilmiah diperoleh, diuji, dan divalidasikan (Sofa, 2008).

Dalam pembelajaran Fisika di kelas akselerasi yang lama belajarnya dua tahun, guru harus mempertimbangkan strategi dan metode mengajar sehingga siswa dapat memahami tentang konsep, prinsip, hukum dan teori fisika dalam waktu yang singkat.

D. Strategi Belajar Mengajar

(28)

merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pembelajaran. Menerapkan strategi mengajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Implementasi konsep strategi dalam kondisi belajar mengajar ini sekurang- kurangnya melahirkan pengertian berikut (Nafilah, 2008):

1. Strategi merupakan suatu keputusan bertindak dari guru dengan menggunakan kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia untuk mencapai tujuan melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan.

2. Strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

3. Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan-tujuan belajar.

Strategi khusus diperlukan oleh guru dalam mengajar di kelas akselerasi. Strategi khusus ini berupa strategi- strategi yang diterapkan guru dalam mengajar ketika pembelajaran berlangsung.

E. Metode Mengajar Fisika

(29)

mencapai tujuan-tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar (Hasibuan, J.J & Moedjiono, 1985:3).

Berikut ini dikemukan beberapa metode mengajar fisika yang dapat dipertimbangkan penggunaanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

1.Metode Ceramah

Menurut Muhibbin Syah dalam Ulfah (2008) metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah : a. Guru mudah menguasai kelas.

b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

d. Mudah dilaksanakan.

2. Ceramah dengan Tanya Jawab

(30)

memusatkan perhatiannya terhadap kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan materi berikutnya.

Manfaat metode ceramah dengan tanya jawab adalah:

a.Memperkenankan siswa menanyakan soal apa saja tentang bahan pelajaran yang diberikan guru.

b.Agar guru membuat serangkaian pertanyaan tentang topik yang diberikannya dalam ceramah. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada guru untuk memeriksa apakah siswa telah memahami pelajaran yang telah diberikan.

3. Metode Kerja Kelompok

Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu (Mustakim,dkk, 2009).

(31)

4. Metode Problem Solving

Menurut Suparno (2007:98), problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu.

Dalam metode ini, guru membimbing dan memberi petunjuk kepada siswa dalam menyelesaikan persoalan terutama apabila siswa mengalami kesulitan dan kesalahan dalam memecahkannya. Dengan demikian, siswa dapat mengerti bagaimana memecahkan persoalan- persoalan dengan tepat dan dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

5. Simulasi Komputer

(32)

Menurut Suparno (2007:110) keuntungan dari pembelajaran dengan simulasi komputer adalah:

1. Dapat dilakukan oleh siswa kapan pun termasuk di rumah sehingga mereka dapat belajar lebih lama dan mengulangi bahan lebih lama tanpa terikat guru, jam, atau waktu. 2. Dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan

alatnya mahal, dengan cara yang murah dan mudah bahkan dapat dilihat lebih jelas.

3. Reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam model sehingga siswa makin jelas menangkap konsepnya.

4. Di internet banyak sekali percobaan dengan simulasi yang dapat dijadikan tugas siswa untuk mengamati dan mempelajarinya

5. Para ahli miskonsepsi menemukan bahwa simulasi komputer dapat membantu menghilangkan miskonsepsi siswa karena siswa dapat membandingkan pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi yang mereka lakukan dan lihat.

6. Metode Resitasi

(33)

kepada siswa biasanya berupa keharusan untuk mempelajari suatu bab tertentu, mengerjakan soal-soal hitungan fisika serta penelitian-penelitian fisika. Menurut Ign. S. Ulihbukit Karo-Karo, dkk (1979:40) resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali apa-apa yang dimiliki, dipelajari.

Berdasarkan keterangan tersebut, metode resitasi dapat disimpulkan sebagai bentuk penyajian kembali apa yang telah diketahui dan dikerjakan sebagai bentuk pertanggungjawaban siswa terhadap tugas yang diberikan guru.

F. Program akselerasi

1. Definisi Akselerasi

NN (2003:1) mendefinisikan Program Percepatan Belajar (PPB) yang lebih dikenal dengan program akselerasi adalah program layanan belajar yang diberikan kepada siswa yang memiliki keberbakatan akademis luar biasa untuk dapat menyelesaikan program pendidikan di SMA dalam waktu 2 (dua) tahun. Dengan pendekatan yang dirancang khusus siswa tetap dapat belajar dengan nyaman dan beraktivitas seperti siswa reguler, meskipun waktu belajarnya lebih singkat.

2. Landasan Hukum Penyelenggaraan Program Percepatan belajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta

(34)

b. UU No. 2 tahun 1988 pasal 8 ayat (2), pasal 24 ayat (1), (2), (6) dan pasal 26.

c. UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. d. PP Nomor 29 tahun 1990.

e. PP No. 28 tahun 1990 pasal 15 ayat (1) dan (2). f. Keputusan Mendikbud Nomor 0487 / U /1992.

g. SK Dirjen dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional nomor 391391 / C. C6 / Kep / MN /2001 untuk SMU Negeri 3 Kota Yogyakarta.

h. Pidato Presiden di hadapan anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional tanggal 19 Januari 1991

3. Tujuan Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta

Pelaksanaan Program Percepatan Belajar di SMA N 3 Yogyakarta bertujuan :

a. Memberikan layanan khusus kepada siswa yang mempunyai bakat akademis luar biasa (di atas rata-rata).

b. Memberikan kesempatan kepada siswa unggul untuk menyelesaikan program pendidikan SMA lebih cepat, yaitu 2 tahun.

(35)

d. Mengembangkan kreativitas siswa secara obtimal.

e. Mengembangkan kematangan dan keseimbangan antara kecerdasan intelegensi (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ).

f. Menyiapkan siswa agar mampu menghadapi tantangan global saat ini dan di masa yang akan datang.

4. Lama Belajar

Pada sekolah menengah, dalam durasi waktu 2 tahun yang dibagi dalam 4 semester, maka rata-rata siswa mendapatkan waktu 4 bulan tiap semesternya, yang efektifnya kurang lebih 3 bulan tiap semester (Zuhdi, 2006).

5. Persyaratan Peserta Didik

(36)

b. Seleksi Akademis

Bentuk seleksi akademis adalah tes tertulis yang meliputi tiga mata pelajaran yaitu : Matematika, IPA dan Bahasa Inggris. Ruang lingkup materi yang mengacu pada kurikulum SMP.

c. Psikotes dan Wawancara

Psikotes yang diberikan mencakup empat potensi yang diharapkan dimiliki oleh para siswa, yaitu : keberbakatan, Task Comitmen (TC), kecerdasan intelegensi (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ).

Wawancara diorientasikan untuk mengetahui kemampuan komunikasi, kesungguhan, minat, sikap/kepribadian, serta dukungan orang tua.

6. Kurikulum

Akbar–Hawadi (2004:23) mengemukakan tentang kurikulum program percepatan belajar yaitu :

a. Kurikulum nasional dan muatan lokal yang dimodifikasi dengan penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, etika, dan estetika, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, sistemik, dan konvergen, untuk memenuhi tuntunan masa kini dan masa mendatang.

(37)

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dengan cara memberikan pengalaman belajar yang berbeda.

c. Pengembangan kurikulum berdiferensiasi untuk program percepatan belajar dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi kurikulum nasional dan muatan lokal dengan cara sebagai berikut :

1) Modifikasi alokasi waktu, yang disesuaikan dengan kecepatan belajar bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

2) Modifikasi isi/materi, dipilih yang esensial.

3) Modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan dengan karakteristik siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yakni senang menemukan sendiri pengetahuan baru.

4) Modifikasi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat memenuhi pengetahuan.

(38)

d. Struktur program (jumlah jam setiap mata pelajaran) sama dengan kelas reguler, hanya perbedaannya terletak pada waktu penyelesaian kurikulum tersebut lebih dipercepat dari pada kelas reguler. Untuk itu sekolah dapat menyusun kalender pendidikan khusus untuk program percepatan belajar .

7. Kekuatan dan Kelemahan Program Percepatan Belajar

a. Kekuatan

Southern & Jones dalam Akbar-Hawadi (2004:38) menyebutkan beberapa manfaat dengan diselenggarakannya program akselerasi diantaranya:

1) Meningkatkan efisiensi

Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik dan lebih efisien.

2) Meningkatkan efektifitas

Siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan menguasai keterampilan–keterampilan sebelumnya merupakan siswa yang paling efektif.

3) Penghargaan

(39)

4) Meningkatkan waktu untuk karier

Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya pada waktu yang lain.

5) Membuka siswa pada kelompok barunya

Dengan program akselerasi, siswa dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang memiliki kemampuan intelektual dan akademis yang sama.

b. Kelemahan 1) Segi Akademik

a) Bahan ajar terlalu tinggi bagi siswa akseleran. Hal ini akan membuat mereka menjadi siswa yang tertinggal di belakang kelompok teman barunya, dan akan menjadi siswa yang berprestasi sedang-sedang saja, bahkan siswa akseleran yang gagal.

(40)

c) Meskipun memenuhi persyaratan dalam bidang akademis, siswa akseleran kemungkinan imatur secara sosial, fisik, dan emosional dalam tingkatan kelas tertentu.

d) Proses akselerasi menyebabkan siswa akseleran terikat pada keputusan karier lebih dini. Agar siswa dapat berprestasi baik, dibutuhkan pelatihan yang mahal dan tidak efisien untuk dirinya sebagai pemula. Bisa jadi kemungkinan buruk yang terjadi adalah karier tersebut tidak sesuai bagi dirinya.

e) Pengalaman–pengalaman yang sesuai untuk anak seusianya tidak dialami oleh siswa akseleran karena tidak merupakan bagian dari kurikulum.

2) Segi Penyesuaian Sosial

a) Siswa akan didorong untuk berprestasi dalam bidang akademiknya sehingga mereka kekurangan waktu beraktivitas dengan teman sebayanya.

b) Siswa akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia sebenarnya.

3) Penyesuaian Emosional

(41)

kesempatan untuk membentuk persahabatan pada masanya akan menjadi terasing atau egresif terhadap orang lain.

b) Adanya tekanan untuk berprestasi membuat siswa akseleran kehilangan kesempatan untuk mengembangkan hobi.

G. Usaha, Energi dan Daya 1. Usaha

a. Rumus Usaha

Marthen Kanginan (2004) mendefinisikan Usaha sebagai hasil kali komponen gaya searah perpindahan (Fx) dengan besar perpindahannya (Δx). Secara matematis definisi ini ditulis dengan persamaan:

Untuk gaya (F) searah dengan perpindahan (Δx), Fx = F sehingga usaha (W) dapat dinyatakan sebagai

Untuk gaya (F) membentuk sudut θ terhadap perpindahan Δx, FX = F cos θ, maka:

x

F

W

=

x

Δ

W = F Δx

(42)

1. Gaya F searah dengan perpindahan Δx : Usaha W = F Δx. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1

gambar 2.1

2. Gaya F membentuk sudut θ terhadap perpindahan Δx : Usaha W = F Δx cos θ. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2

gambar 2.2

Dalam vektor, perkalian antara dua besaran vektor yang menghasilkan kosinus adalah perkalian titik (dot product). Karena itu usaha (W) dapat juga didefinisika sebagai besaran skalar yang diperoleh dari perkalian titik antara vektor gaya (F) dan perpindahan (Δx).

Dengan 0≤θ ≤1800 adalah sudut terkecil antara F dan Δx.

awal

Fx

akhir

x

Δ

θ

awal

F

akhir

x

Δ

(43)

b.Satuan dari usaha

Satuan usaha dalam SI dapat diturunkan dari persamaan W = F

Δx. Satuan gaya (F) adalah newton dan satuan perpindahan (Δx) adalah meter. Sehingga,

Satuan usaha = (newton) . (meter) Satuan usaha dalam SI adalah joule. 1 joule = 1 newton meter.

Dari hubungan ini dapat didefinisikan satu joule sebagai berikut:

Satu joule adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu

newton untuk memindahkan suatu benda searah gaya sejauh satu

meter.

Selain satuan SI (joule), dalam kehidupan sehari- hari juga digunakan satuan sistem lain, misalnya erg dan kalori.

1 KJ = 1000 J 1MJ = 1000 000 J

(44)

c. Menghitung usaha dari grafik F-x

Misalnya pada suatu benda bekerja gaya konstan F sehingga menyebabkan benda berpindah searah gaya F dari posisi awal x = x1 ke posisi

akhir x = x2.(lihat gambar 3.3). Usaha

yang dilakukan gaya konstan ini dapat dihitung dengan persamaan W = F Δx = F (x2- x1).

Jika digambarkan grafik gaya F terhadap posisi benda (x), diperoleh grafik seperti pada gambar di atas. Bila dihitung luas raster di bawah grafik F – x dengan batas x = x1 sampai dengan x = x2,

diperoleh:

Luas raster = luas persegi panjang = panjang x lebar = F Δx = F (x2- x1)

Tampak bahwa usaha yang dihitung dari persamaan sama dengan usaha yang dihitung dari luas raster di bawah grafik F –x. pernyataan ini juga berlaku jika gaya F tidak konstan melainkan berubah terhadap posisi.

F

F

0 x1 x2 x

Δx= x2- x1

Luas raster

(45)

Sehingga dapat digeneralisasikan sebagai berikut:

Secara singkat :

d

. Usaha oleh berbagai gaya

Dalam kehidupan nyata hampir tidak pernah ditemukan kasus di mana pada suatu benda hanya bekerja sebuah gaya tunggal. Misalnya menarik sebuah balok sepanjang lantai, selain gaya tarik kita, pada balok juga bekerja gaya-gaya lain seperti : gaya gesekan antara balok dan lantai, gaya hambatan angin, dan gaya normal.

Telah diketahui bahwa usaha termasuk besaran skalar. Besaran skalar dijumlahkan dengan cara aljabar biasa. Oleh karena itu,

Misalkan usaha yang dilakukan oleh gaya F1 adalah W1, oleh gaya F2 adalah W2, oleh gaya F3 adalah W3, dan seterusnya, maka usaha total adalah

Untuk grafik F- x (gaya terhadap posisi) diketahui atau dapat digambarkan, usaha yang dilakukan oleh gaya F untuk berpindah dari posisi awal x = x1 keposisi akhir x = x2, sama

dengan luas raster di bawah grafik F – x dengan batas x = x1

sampai dengan x = x2

Usaha = luas raster di bawah grafik F - x

usaha total oleh berbagai gaya yang bekerja pada suatu benda diperoleh dengan cara menjumlahkan secara aljabar biasa.

(46)

2. Energi

a. Bentuk dan sumber energi

Energi adalah sesuatu yang yang dibutuhkan oleh benda agar dapat melakukan usaha. Lima bentuk utama energi adalah : energi mekanik, energi kalor, energi kimia, energi elektromagnetik (listrik, magnet dan dan cahaya), dan energi nuklir.

Energi dapat berubah bentuk. Misalnya bola lampu listrik, energi listrik diubah menjadi energi cahaya dan energi kalor. Peristiwa perubahan bentuk energi disebut konversi energi, sedangkan alat pelaku konversi energi disebut konverter energi.

Contoh sumber energi: energi matahari, energi fosil, energi angin, energi air, energi gelombang, energi panas bumi, dan energi nuklir. Sumber energi dibagi lagi atas dua : sumber energi tak terbaharui, seperti energi fosil dan energi nuklir fisi, dan sumber energi terbaharui seperti energi matahari, energi angin, energi air, dan energi gelombang.

b. Energi Potensial

(47)

Misalkan sebuah benda bermassa m digantung seperti pada gambar 2.4

Gambar 2.4

Energi potensial dinyatakan dalam persamaan: Ep = m . g . h

Ep = energi potensial (joule) m = massa (joule)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = ketinggian terhadap titik acuan (m)

Persamaan energi seperti di atas lebih tepat dikatakan sebagai energi potensial gravitasi.

Di samping energi potensial gravitasi, juga terdapat energi potensial pegas (lihat gambar 2.5) yang mempunyai persamaan:

m

g

(48)

Gambar 2.5

Ep = ½ . k. Δx2 atau Ep = ½ . F . Δx Ep = energi potensial pegas (joule) K = konstanta pegas (N/m)

Δx = pertambahan panjang (m)

F = gaya yang bekerja pada pegas (N)

Selain energi potensial pegas, juga dikenal energi potensial gravitasi Newton, yang berlaku untuk semua benda angkasa di jagad raya, yang dirumuskan:

Ep = – G r

m M.

(49)

M = massa planet (kg) m = massa benda (kg)

r = jarak benda ke pusat planet (m)

G = tetapan gravitasi universal = 6,672 x 10-11 N.m2/kg2

Untuk memindahkan suatu benda dari posisi awal maka diperlukan usaha luar. Apabila gaya angkat yang diberikan pada benda tersebut (P) sama besarnya dengan berat benda (Fkons) maka gaya resultan pada benda ∑F=+PFkons =0, dan benda bergerak ke atas dengan kecepatan konstan. Berarti benda tidak mengalami perubahan energi kinetik (ΔEK =0). Semua usaha luar yang diberikan menghasilkan perubahan energi potensial benda(ΔEP).

Jadi,

Pada persamaan di atas yang dipentingkan adalah perubahan energi potensial (∆EP) sehingga bebas untuk memilih acuan sebagai energi potensial nol (EP = 0).

Jika dalam persamaan tersebut diambil EPawl = 0, maka persamaan dapat ditulis sebagai berikut:

Wluar= ∆EP = EPak – EPawl

(50)

Dari persamaan di atas dapat didefinisikan energi potensial sistem sebagai berikut:

Energi potensial suatu sistem pada suatu posisi tertentu adalah usaha luar yang diperlukan pada kecepatan konstan untuk membawa partikel-partikel sistem dari suatu posisi acuan yang energi potensialnya nol (EP =0) ke posisi tertentu tersebut.

c. Energi Kinetik

1) Pengertian dan persamaan energi kinetik

Kanginan, Marthen (2007) menemukakan Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya (atau kecepatannya).

2) Persamaan energi kinetik

Energi kinetik bergantung pada massa dan kelajuan benda.

Gambar 2.6

Pada gambar 2.6 menunjukkan sebuah benda bermassa m yang diam pada permukaan yang licin (tanpa gesekan). Ketika gaya konstan F diberikan selama benda menempuh jarak Δx, benda akan bergerak dengan percepatan tetap “a “ sampai mencapai kecepatan

Posisi awal F

Posisi akhir

x

Δ

V0=0

(51)

akhir v. usaha yang dilakukan pada benda W = F Δx seluruhnya diubah menjadi energi kinetik benda pada keadaan akhir. Jadi EK = W atau EK = F Δx.

Menggunakan persamaan kecepatan dari GLBB

) ...(* ... ... ... ... ; 0 ;

0 at v at at v v

v= + = + =

menggunakan persamaan perpindahan dari GLBB

( )

...(**) 2 1 ; 2 1 0 ; 2 1 2

0t at x at t x v v

x= + Δ = + Δ =

Δ

Energi kinetik EK dapat ditulis dengan :

( )

at mvv mv vt ma x F EK 2 1 2 1 2 1 ) ( ⎟= = ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = Δ =

Persamaan energi kinetik :

Jadi energi kinetik (EK) sebanding dengan massa benda m dan kuadrat kecepatannya (v2). Jika massa dilipatgandakan, energi kinetik meningkat 2 kali lipat. Akan tetapi, jika kecepatan dilipatgandakan, energi kinetik meningkat 4 kali lipat.

d.

Kaitan Antara Energi dan Usaha

Utomo, Pristiadi (2009) menjelaskan teorema usaha-energi apabila dalam sistem hanya berlaku energi kinetik saja dapat ditentukan sebagai berikut:

2 2 1

(52)

W = F . s W = m a.s W = ½ m.2as

Karena v22 = v21 + 2as dan 2as = v22 - v21 maka W = ½ m (v22 - v21)

W = ½ m v22 - ½ m v21 W = ΔEk

Sedangkan teorema kerja-energi apabila dalam sistem hanya berlaku energi potensial gravitasi saja dapat ditentukan sebagai berikut.

W = ΔEp

W = mgh2 - mgh1

Sehingga dapat diberlakukan persamaan umum sebagai berikut;

∑ F . s = ΔEk = ΔEp

3. Energi Mekanik

Energi mekanik adalah energi total yang dimiliki benda, sehingga energi mekanik dapat dinyatakan dalam sebuah persamaan:

Em = Ep + Ek

Energi mekanik sebagai energi total dari suatu benda bersifat kekal, tidak dapat dimusnahkan, namun dapat berubah wujud, sehingga berlakulah hukum kekekalan energi yang dirumuskan:

(53)

Mengingat suatu kerja atau usaha dapat terjadi manakala adanya sejumlah energi, maka perlu diketahui, bahwa berbagai bentuk perubahan energi berikut akan menghasilkan sejumlah usaha, yaitu:

W = F . s

W = m g (h1 – h2) W = Ep1 – Ep2

W = ½ m v22 – ½ m v12

W = ½ F Δx

W = ½ k Δx2

Keterangan :

W = usaha (joule) F = gaya (N) m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi

h1 = ketinggian awal (m) h2 = ketinggian akhir (m) v1 = kecepatan awal (m) v2 = kecepatan akhir (m) k = konstanta pegas (N/m)

(54)

Dengan mengkombinasi persamaan-persamaan di atas, maka dapat ditentukan berbagai nilai yang berkaitan dengan energi. Di samping itu perlu pula dicatat tentang percobaan James Prescott Joule, yang menyatakan kesetaraan kalor – mekanik. Dari percobaannya Joule menemukan hubungan antara satuan SI joule dan kalori, yaitu :

1 kalori = 4,185 joule atau 1 joule = 0,24 kalor

4. Daya

Kanginan, Marthen (2007:130) mendefinisikan daya sebagai laju usaha dilakukan atau besar usaha persatuan waktu.

t W P waktu usaha

Daya= ⇔ =

Karena usaha = gaya x perpindahan (W=FΔx), maka persamaan di atas dapat kita tulis

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ Δ = Δ =

t x F t

x F P

Karena perpindahan (Δx) dibagi selang waktu (t) sama dengan kecepatan rata- rata (x), maka kita peroleh

(55)

H. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian

Dalam penelitian ini, teori digunakan sebagai dasar untuk menganalisis data mengenai metode dan strategi khusus yang digunakan guru dalam mengajar. Data yang diperoleh berasal dari pengajaran yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar. Beberapa metode mengajar fisika yang dapat dipertimbangkan penggunaannya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

1. Metode Ceramah

Dalam metode ini, menyoroti penyampaian materi secara lisan yang dilakukan oleh subjek penelitian.

2. Metode Ceramah dengan Tanya Jawab

Pada metode ini, peneliti menyoroti tentang penyampaian materi yang dilakukan oleh subjek penelitian dengan ceramah yang diselipi dengan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang diajarkan 3. Metode Kerja Kelompok

Dalam metode ini, peneliti menyoroti tentang kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dibagi dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh subjek penelitian.

4. Metode Problem Solving

(56)

persoalan dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa dalam memecahkan persoalan

5. Simulasi Komputer

Dalam metode simulasi komputer ini, peneliti menyoroti tentang pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer

6. Metode Resitasi

Yang diteliti dalam metode ini adalah penyajian kembali oleh siswa mengenai tugas yang telah diberikan subjek penelitian.

(57)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu

penelitian yang menekankan pada keadaan yang sebenarnya, dan berusaha

mengungkap fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap metode dan strategi khusus yang

digunakan guru dalam proses belajar mengajar yang digunakan guru dalam

mengajar fisika kelas XI program akselerasi di SMA Negeri 3 Yogyakarta

pada materi pokok usaha dan energi.

B. Subjek dan Objek Penelitian.

Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang guru yang mengajar

fisika kelas XI program percepatan belajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta,

sedangkan obyek penelitian adalah metode dan strategi mengajar yang

digunakan guru dalam proses belajar mengajar fisika pada materi pokok usaha

dan energi.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 April 2009 dan 6 Mei 2009 dan

(58)

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini berupa proses pembelajaran yang dilakukan oleh

subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi proses

pembelajaran pada kelas akselerasi yang dilakukan dengan perekaman video

menggunakan handy-cam. Selain menggunakan handy-cam, peneliti

menggunakan alat perekam lain berupa alat perekam suara yang berfungsi

merekam perkataan subjek secara lengkap dan jelas. Peneliti juga

menggunakan Fieldnote yang diperoleh dari hasil pengamatan secara

langsung. Fieldnote ini berisi catatan-catatan tentang metode dalam mengajar.

Untuk mendukung data mengenai metode yang dilakukan subjek, peneliti

melakukan wawancara dengan enam siswa kelas akselerasi. Wawancara yang

digunakan adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara yang dilakukan oleh

pewawancara dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang terangkum

pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Tabel Rencana Wawancara

No Pertanyaan Wawancara

1 Apa saja metode yang digunakan guru anda selama mengajar

fisika? Ceritakan!

2 Bagaimana proses pembelajaran yang biasa dilakukan guru anda

selama pelajaran berlangsung? Ceritakan!

3 Apakah anda dapat memahami metode yang digunakan guru

(59)

E. Metode Analisis Data

Beberapa hal yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah:

1. Rekaman video, rekaman suara

a. Transkrip data

Transkrip ini berupa penyajian kembali segala sesuatu yang tampak

dari hasil rekaman video dan dilengkapi dengan hasil rekaman suara

agar lebih jelas dan lengkap serta hasil pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti (observer). Transkrip data dalam bentuk tulisan yang

berisi pelaksanaan belajar mengajar.

b. Memberi code, label (coding).

Data yang telah ditranskrip, diberi code, label (coding). Kode atau

label adalah istilah atau kata yang mengungkapkan tema, kegiatan,

suasana, karakter, dll yang mewakili data penelitian. Kode

disesuaikan dengan topik penelitian. Topik pada penelitian ini adalah

metode dan strategi khusus yang digunakan guru dalam mengajar.

c. Mengumpulkan data-data yang berkode sama.

Data–data yang diberi label atau kode sama dikumpulkan menjadi

satu, kemudian dari kode- kode yang sama dijadikan satu kategori.

d. Merangkum dalam bentuk narasi atau kalimat terhadap apa yang

(60)

2.

Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendukung data metode- metode yang

dilakukan guru selama mengajar. Beberapa hal yang dilakukan untuk

menganalisis data adalah :

a. Transkrip hasil wawancara dengan 6 siswa

b. Pemberian kode atau pengumpulan jawaban wawancara yang

mirip

(61)

45

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI program akselerasi SMA N 3

Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 29 April 2009 dan 6 Mei 2009

tahun ajaran 2009/2010. Siswa akselerasi di kelas XI terdiri 23 siswa.

Pelaku pembelajaran dalam penelitian ini adalah seorang guru kelas XI

program akselerasi SMA N 3 Yogyakarta. Peneliti bertindak sebagai

pengamat yang mengamati kegiatan guru selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Dalam pengamatan, peneliti mengamati metode yang dilakukan

guru selama mengajar materi usaha dan energi, selain itu peneliti juga meneliti

strategi khusus apa saja yang digunakan guru dalam mengajar di kelas XI

program akselerasi. Dalam pengamatan, peneliti menggunakan panduan video

kamera dan membuat fieldnote yang berisi catatan-catatan tentang metode dan

strategi guru dalam mengajar. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti juga

melakukan wawancara kepada 6 siswa kelas XI program akselerasi mengenai

metode yang digunakan guru dalam mengajar di kelas akselerasi.

Proses belajar mengajar tentang usaha dan energi berlangsung selama

6 jam yang terbagi menjadi 2 kali pertemuan, masing–masing pertemuan pada

(62)

Proses belajar mengajar pada tiap pertemuan di kelas akselerasi adalah

Pertemuan I pukul 08.00 – 08.45 dan pukul 10.30- 12.00.

(63)

Pertemuan II pukul 08.00 – 08.45 dan pukul 10.30- 12.00.

Pada pertemuan yang ke 2, guru mengawali pelajaran dengan sedikit mengulang materi pada pertemuan sebelumnya tentang energi potensial pegas, kemudian melanjutkan materi selanjutnya tentang lanjutan energi potensial pegas, pemanfaatan energi potensial pegas, hukum kekekalan energi mekanik dan daya. Dalam menjelaskan materi ini, guru lebih banyak menjelaskan dengan tanya jawab dan menulis di papan tulis. Hal yang ditulis di papan tulis berkaitan dengan rumus serta peristiwa untuk menjelaskan konsep. Meskipun demikian siswa juga aktif dalam bertanya kepada guru dan menjawab pertanyaan guru. Guru juga banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi dan mengenai soal-soal yang pertemuan sebelumnya telah dibagikan. Pada pertemuan ini lebih banyak digunakan untuk membahas soal dan beberapa siswa diminta guru untuk memaparkan hasil pekerjaannya di papan tulis untuk dibahas bersama.

B. Data Metode Mengajar yang Digunakan Guru

Dalam menentukan metode-metode mengajar yang digunakan guru dilakukan beberapa proses. Berikut prosesnya:

1. Transkrip Data Hasil Rekaman

(64)

data proses pembelajaran yang dilakukan oleh subyek penelitian terdapat pada lampiran 4 yang terdiri dari dua pertemuan dan dibagi menjadi empat bagian yaitu:

1) Transkrip pertemuan 1 pukul 08.00- 08.45 2) Transkrip pertemuan 1 pukul 10.30-12.00 3) Transkrip pertemuan 2 pukul 08.00-08.45 4) Transkrip pertemuan 2 pukul 10.30-12.00

2. Memberi code, label (coding).

Hasil Transkrip data dan fieldnote pada setiap pertemuan diberi kode (coding). Kode tiap aktivitas guru diambil dari urutan huruf abjad. Peneliti menggunakan garis miring untuk memisahkan pertemuan dengan coding aktivitas guru contoh I/A1. Hasil kode transkrip data terdapat pada lampiran 6 sedangkan keterangan kode dapat dilihat pada tabel tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Keterangan Kode Aktivitas

Kode Keterangan Kode Aktivitas

A Guru memberi salam B Guru mengabsen siswa

C Guru menjelaskan materi yang akan di bahas D Guru membagikan lembar soal

E Guru membentuk kelompok kerja

F Guru memberikan nasehat dan semangat kepada siswa untuk mengerjakan soal

G Guru menjelaskan materi dengan simulasi

H Guru memberikan pertanyaan mengenai materi berdasarkan simulasi

(65)

mengemukakan pendapat

K Guru memberi tanggapan pada pendapat atau jawaban siswa

L Guru bertanya atau memberikan kesimpulan dalam menjelaskan materi

M Guru membaca soal

N Guru memberi pertanyaan terkait dengan peragaan yang dilakukan

O Guru menjawab pertanyaan mengenai peragaan yang dilakukannya

P Guru memberikan tugas kepada semua siswa Q Guru membahas soal

R Guru melihat- lihat dan mengawasi siswa mengerjakan soal

S Guru memberikan saran kepada siswa dalam mengerjakan soal

T Guru menyampaikan materi dengan memberikan pertanyaan secara lisan kepada semua siswa

U Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya mengenai materi maupun soal yang belum dapat dikerjakan siswa

V Guru menjawab pertanyaan siswa yang berhubungan dengan materi maupun soal yang ditugaskan kepada siswa W Guru bertanya kepada siswa dalam individu maupun

kelompok mengenai penyelesaian soal X Guru menjelaskan langkah penyelesaian soal

Y Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis

Z Guru menjelaskan konsep yang berhubungan dengan penyelesaian soal

AA Guru menulis soal di papan tulis

AB Guru bertanya mengenai soal terakhir yang dibahas

AC Guru meminta siswa untuk mengingat materi yang telah dipelajari

AD Guru bertanya mengenai materi terakhir yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya

AE Guru menjelaskan materi sambil menulis di papan tulis AF Guru bertanya kepada siswa ketika menjelaskan materi

dengan menulis di papan tulis

AG Guru menjelaskan materi secara lisan

(66)

3. Kategorisasi Coding

Data-data yang berkode sama dikumpulkan menjadi satu dan diambil kegiatan yang sering muncul untuk dijadikan kategorisasi. Hasil kumpulan data yang berkode sama, peneliti menemukan 10 kategorisasi kegiatan guru yang terdapat pada lampiran 7.

Dari hasil penyatuan data yang berkode sama, peneliti mengetahui pola yang sering muncul mengenai kegiatan guru pada setiap kategorisasinya yang dirinci sebagai berikut:

a. Guru menjelaskan materi secara lisan

Guru menyampaikan materi secara lisan untuk materi yang dapat disampaikan secara lisan misalnya ketika guru menjelaskan materi yang akan di pelajari, mengulang materi sebelumnya, menjelaskan pengertian energi mekanik, memberikan contoh pemanfaatan energi potensial pegas dan lain- lain. Penjelasan- penjelasan tersebut hanya disampaikan secara lisan dan tidak menggunakan media.

b. Guru menyampaikan materi dengan menulis di papan tulis

(67)

dalam keadaan bebas, meregang maupun tertekan di papan tulis. Guru juga menggambar grafik di papan tulis untuk menjelaskan hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pada pegas dan menunjukkan energi potensial pegasnya dengan mengarsir luasan di bawah kurva yang digambar di papan tulis. Dalam menjelaskan usaha untuk meregangkan pegas, guru menggambar peristiwa pegas yang ditarik dengan gaya tertentu beserta grafik untuk menunjukkan gaya dan pertambahan panjang pegas dalam keadaan awal dan dalam keadaan akhir. Dari gambar tersebut, guru menjelaskan bagaimana usaha untuk meregangkan pegas dan menuliskan kesimpulan rumusnya di papan tulis. Hal tersebut juga berlaku ketika menjelaskan tentang energi mekanik. Dalam menjelaskan energi mekanik, guru menggambar peristiwa gerak jatuh bebas di papan tulis serta menjelaskan dan menuliskan perubahan energi pada peristiwa tersebut sampai diperoleh persamaan energi mekanik.

c. Guru menyampaikan materi dengan memberikan pertanyaan

secara lisan kepada semua siswa

(68)

usaha, guru terlebih dahulu bertanya kepada semua siswa mengenai definisi usaha serta satuannya. Pertanyaan ini juga digunakan guru ketika mulai membahas energi, energi kinetik, energi potensial dan daya. Pertanyaan ini berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk mengingat materi yang telah dipelajari di SMP. Guru juga bertanya secara lisan kepada siswa mengenai pemanfaatan energi potensial pegas dalam kehidupan sehari- hari. Ketika membahas pemanfaatan energi potensial pegas, sebagian dari siswa antusias untuk memberikan pendapat dan guru menanggapi pendapat siswa dengan memberikan pertanyaan selanjutnya misalnya apa yang dimanfaatkan dari pegas pada benda tersebut.

d. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang

dibahas dengan menulis di papan tulis

(69)

menggambar lima balok di papan tulis, kemudian bertanya kepada semua siswa mengenai manakah daya yang lebih besar antara benda diangkat secara langsung dan benda diangkat dengan menggunakan bidang miring.

e. Guru memberi tugas kepada siswa

(70)

f. Guru memberi pertanyaan dalam membimbing siswa mengerjakan

soal

(71)

Pada soal yang ditulis guru di papan tulis, guru lebih banyak membimbing siswa secara bersama- sama. Pertanyaan yang diberikan guru juga mengarah pada peristiwa yang muncul pada soal. Sebagai contoh adalah pertanyaan mengenai energi apa yang muncul paling awal pada peristiwa di soal, bagaimana perubahan kecepatan balok ketika menekan pegas dan pengaruh gaya gesek pada posisi benda.

g. Guru membimbing langkah penyelesaian soal kepada siswa

(72)

menyelesaikan soal tentang usaha. Pada soal nomor 1 berisi gambar tentang balok yang ditarik dengan 2 gaya yang berlawanan, dan ditanyakan usaha yang dilakukan gaya berat. Karena ada siswa yang kesulitan mengerjakan, guru meminta siswa tersebut untuk melukis vektor gaya berat pada balok.

h. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan simulasi komputer

(73)

rumus serta melakukan peragaan. Pada simulasi guru dapat mencoret- coret simulasi dengan mouse agar bagian yang penting dari konsep dapat dilingkari misalnya rumus maupun simbol- simbol pada rumus sehingga memudahkan guru untuk menjelaskan materi kepada siswa. Ketika melakukan peragaan tentang energi potensial pegas, guru menggunakan mouse untuk memulai peragaan menarik pegas dan menahan sementara pegas tersebut dengan mouse sehingga ditunjukkan penyimpanan energi potensial pada pegas.

(74)

i. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang

dibahas menggunakan simulasi komputer

Guru sering menyelipkan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa tentang konsep yang dijelaskan dengan simulasi komputer. Pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan rumus, satuan, simbol, serta pertanyaan yang mengenai konsep yang dijelaskan melalui peristiwa dalam kehidupan sehari- hari yang ditampilkan di simulasi. Sebagai contoh ketika guru menjelaskan tentang definisi usaha dalam fisika, guru memperlihatkan dua kegiatan yang ditunjukkan di simulasi yaitu orang yang sedang naik becak dan orang yang sedang berolahraga push up. Dari simulasi tersebut guru bertanya kepada semua siswa kegiatan mana yang merupakan usaha dalam fisika. Dari setiap peragaan yang dilakukan, guru selalu memberi pertanyaan –pertanyaan dan sesekali juga bertanya kepada siswa mengenai alasan jawaban yang diberikan siswa.

j. Kegiatan guru dalam membahas soal

(75)

papan tulis secara sukarela. Namun bila tidak ada siswa yang bersedia, guru memanggil siswa secara acak dan meminta siswa yang dipanggil untuk segera menulis hasil pekerjaannya. Setelah itu guru meminta pendapat semua siswa mengenai hasil jawabannya. Ada juga siswa yang secara sukarela menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Jawaban siswa yang ditulis di papan tulis ada yang tepat ada pula yang kurang tepat. Siswa yang kurang tepat menjawab, ditanya oleh guru. Misalnya ketika ada siswa yang menjawab soal yang kurang lengkap, guru bertanya maksudnya apa. Hal tersebut dapat dilihat ketika siswa menjawab soal tentang hukum kekekalan energi mekanik. siswa menuliskan hasil jawabannya :

Dari jawaban yang ditulis siswa tersebut, guru bertanya hasil v2 = 32 atau 4 2

Guru juga bertanya mengenai proses mengerjakan soal ketika ada siswa yang mengerjakan soal tidak dirinci secara lengkap. Contohnya ketika ada siswa yang menuliskan hasil pekerjaan di papan tulis mengenai soal berkaitan hukum kekekalan energi mekanik, guru bertanya bagaimana cara memperoleh hasil perhitungannya kemudian siswa menjelaskan pertanyaan guru

(76)

C. Analisis Metode Mengajar

1. Analisis Hasil Transkrip Data

Pada bagian ini dikemukakan tentang pembahasan hasil penelitian metode mengajar yang dilakukan guru dalam mengajarkan materi usaha dan energi. Dalam mengajar, guru banyak melakukan interaksi dengan siswa. Interaksi ini dapat dilihat ketika guru menjelaskan materi. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Interaksi yang lain dapat dilihat ketika guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal. Guru selalu membimbing siswa setiap mengalami kesulitan mengerjakan soal baik dengan penjelasan maupun dengan pertanyaan-pertanyaan arahan sehingga siswa dapat menyelesaikan soal.

Kegiatan guru dalam mengajar adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan guru dalam persiapan proses pembelajaran

Sebelum guru memulai pelajaran, guru mengecek siswa yang hadir maupun yang tidak hadir. Setelah itu guru menginformasikan materi yang akan dipelajari bersama yaitu tentang usaha dan energi yang diikuti dengan penjelasan mengenai kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan. Berikut kutipannya :

“Guru mengawali pelajaran dengan memberi penjelasan mengenai materi yang akan dibahas serta memberikan penjelasan tentang proses kegiatan belajar akan dilaksanakan selama pelajaran berlangsung”.

(77)

Kutipan lainnya:

G : “Nihil ya. E.. baiklah melanjutkan materi pelajaran fisika, setelah kemarin sebelum libur ujian nasional itu kita adakan ulangan kita melanjutkan materinya adalah usaha dan energi. Jadi tentang usaha dan energi. Nanti akan saya gunakan media tayangan ini, kemudian anda saya berikan suatu lembar kerja yang nanti silakan diisi sesuai dengan apa yang dapat kamu rekam dari pemaparan presentasi ini. Kemudian untuk mempermudahkan, saya akan membentuk kelompok-kelompok kerja ya, tidak usah.. tidak usah pindah tempat saya milih siapa itu tidak usah, satu kelompok ini saja ini ini satu kelompok ya (G menunjuk siswa yang duduk di meja depan paling kiri dan meja belakangnya menjadi satu kelompok). Terus e.. dua meja yang di belakang itu satu kelompok(G menunjuk dua meja yang dibelakang meja yang siswanya sudah diberi kelompok sebagai satu kelompok), ini satu kelompok. (G menunjuk siswa yang duduk di meja paling belakang sebagai satu kelompok) Empat siswa ini satu kelompok.(G menunjuk meja paling depan dan meja nomor dua sebagai satu kelompok) Ini bertiga,kamu bisa berkelompok dengan itu.(G menunjuk meja nomor dua yang duduk bertiga menjadi satu kelompok dengan meja nomor satu) Duduknya geser kebelakang. Gak ini satu kelompok sendiri. Nanti kamu bertiga dengan sana..ya..”(G meminta siswa yang duduk di meja nomor tiga untuk berkelompok dengan meja yang di belakangnya)

(Diambil dari transkrip video pertemuan 1 jam ke 2 nomor 8)

Dalam pembagian kelompok, setiap kelompoknya berjumlah 4 sampai 5 siswa untuk berdiskusi mengerjakan soal. Pembagian kelompok yang didasarkan tempat duduk membuat siswa yang duduk berdekatan menjadi satu kelompok, sehingga dapat menghemat waktu karena siswa tidak perlu berpindah tempat.

Contoh kutipan lain yang menunjukkan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajaran adalah:

(78)

mendiskusikan hasil apa yang anda dengar dan apa yang anda lihat kemudian dituangkan di dalam lembar kerja siswa itu.” (G menjelaskan proses belajar mengajar yang akan dilakukan kemudian membagikan soal-soal kepada SS)

(Diambil dari transkrip video pertemuan 1 jam ke 2 nomor 10)

Dari kutipan di atas guru menjelaskan bahwa soal harus dikerjakan siswa secara bertahap yaitu setelah guru menjelaskan materi, setelah itu siswa mengerjakan soal mengenai apa yang baru saja dipelajari. Begitu pula dengan soal-soal lainnya. Guru kemudian membagikan lembar soal latihan untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. Dengan penjelasan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan, siswa menjadi tahu apa yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung.

b. Guru mengulang penjelasan tentang materi yang dipelajari pada

pertemuan sebelumnya

Pada pertemuan ke 2, guru tidak langsung melanjutkan materi tetapi mengulang penjelasan yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Penjelasan guru dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

G : “Saya tambahkan sebelum dilanjutkan, tentang energi potensial pegas. Jadi dalam tayangan media kemarin kalau pegas itu mengalami penekanan atau dalam keadaan meregang itu pegas menyimpan energi terbukti dari contoh kemarin adalah kalau pegas tertekan kemudian dilepaskan pegas itu mampu melemparkan bola. Mampu melemparkan bola berarti dalam pegas itu sendiri menyimpan energi yang disebut dengan energi potensial pegas.” (G mengulangi menjelaskan tentang energi potensial pegas)

(79)

Kutipan lainnya:

“Guru menjelaskan materi sebelumnya tentang energi potensial pegas dengan mengingatkan siswa pada simulasi pegas yang ditayangkan pada pertemuan sebelumnya”.

(Diambil dari fieldnote pertemuan 2 jam ke 2 nomor 4)

Dari kutipan tersebut tampak bahwa guru secara lisan menjelaskan materi terakhir yang dipelajari. Pengulangan penjelasan ini dilakukan di samping materi tersebut masih belum selesai siswa juga dapat mengingat kembali apa yang kemarin dipelajari sehingga tidak kesulitan menerima penjelasan selanjutnya dari guru.

c) Guru menjelaskan materi dengan menulis di papan tulis

Pada pertemuan ke dua, guru menjelaskan materi dengan menulis di papan tulis. Papan tulis digunakan untuk menggambar grafik, menulis rumus maupun definisi dari suatu konsep.

Contoh kutipannya sebagai berikut:

(80)

(Diambil dari transkrip video pertemuan 2 jam ke 2 nomor 29) G : “Kalau ini mengalami penekanan atau pengerutan sebesar

delta x (gambar paling bawah), maka pada saat pegas itu meregang atau pegas itu tertekan dia menyimpan energi yang disebut dengan energi potensial pegas. Kita ingat bahwa hubungan antar pertambahan panjang dengan gaya yang bekerja pada pegas kemarin sudah kita pelajari dalam elastisitas.

(Diambil dari transkrip video pertemuan 2 jam ke 2 nomor 35)

Pada kutipan di atas, guru sedang menerangkan tentang pegas. Guru menggambar pegas agar lebih mudah dalam menjelaskan dan dapat dipahamai oleh siswa.

Contoh kutipan lainnya adalah:

G : “Bentuk lain adalah ini gaya dikalikan kecepatan jadi daya adalah gaya dikalikan kecepatan. (G menulis penurunan persamaan daya di papan tulis)(lihat gambar

Gambar

Tabel 4.1  Keterangan Kode .......................................................................................48
Gambar 2.4
 Gambar 2.5  = ½ . k. Δx2    atau   Ep = ½ . F . Δx
Tabel 3.1 Tabel Rencana Wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Purwaningsih, Endang, 2005, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights Kajian Hukum terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual dan.. Kajian Komparatif Hukum Paten,

Bagi peneliti memberikan manfaat pengetahuan mengenai pengaruh return on assets, net profit margin, debt to equity ratio, earning per share terhadap harga saham perusahaan

Seksi Fasilitasi Kerjasama Desa mempu nya i tu gas melaksanakan sebagian tu gas b idang pemberdayaan masyarakat ya ng terkait dengan fasilitasi kerjasama desa.. melaksanakan

menyampaikan usulan yang memberikan jumlah biaya (c) dan jumlah pendapatan untuk..

Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang sama, sebaiknya memberikan kuesioner kepada siswa kelas eksperimen maupun kelas kontorl agar terjaring tanggapan

praktikan dapat belajar banyak hal dari sekolah ini yang tujuannya akan mampu menjadi bekal ketika menjadi seorang guru serta memotivasi praktikan untuk terus belajar

Satu atau lebih hutang dapat diluanasi pada tanggal yang berlainan dengan tanggal jatuhnya, Dalam hal itu harus disepakati tingakat bunga untuk menilai hutang tersebut dan

• DEFINITION TIED TO HUMAN RIGHTS NORMS – MUCH MORE UNCERTAIN AS TO WHAT THESE ARE EXACTLY.. VICTIMS OF ABUSE OF POWER II. • HOW IS THE DEFINITION TO