• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sugiyono (2011: 3) mengartikan metode penelitian sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Nazir (2003:56) mengemukakan bahwa:

Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan sampel.

Menurut Sukmadinata (2008: 54-55) terdapat tiga karakteristik utama dari survei yaitu:

1) Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti: kemampuan, sikap, kepercayaan, dan pengetahuan dari populasi.

2) Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi.

3) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.

Metode penelitian survey dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data dari sejumlah responden atau sampel dalam penelitian. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil serta kesimpulan dari penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Riduwan (2011: 54) mengatakan bahwa “populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

(2)

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Negeri se-Kota Bandung tahun ajaran 2012-2013 yang berjumlah 10.636 orang. Adapun rincian dari populasi penelitian dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 3.1

Jumlah Peserta Didik Kelas X SMA Negeri Se-Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013

No Nama Sekolah Jumlah Peserta Didik Jumlah

Total Laki-laki Perempuan 1 SMA NEGERI 1 192 218 410 2 SMA NEGERI 2 201 247 448 3 SMA NEGERI 3 146 144 290 4 SMA NEGERI 4 193 310 503 5 SMA NEGERI 5 140 184 324 6 SMA NEGERI 6 186 200 386 7 SMA NEGERI 7 175 195 370 8 SMA NEGERI 8 248 234 482 9 SMA NEGERI 9 187 219 406 10 SMA NEGERI 10 200 242 442 11 SMA NEGERI 11 198 269 467 12 SMA NEGERI 12 125 197 322 13 SMA NEGERI 13 145 192 337 14 SMA NEGERI 14 134 170 304 15 SMA NEGERI 15 167 195 362 16 SMA NEGERI 16 282 292 574 17 SMA NEGERI 17 148 224 372 18 SMA NEGERI 18 270 196 466 19 SMA NEGERI 19 186 195 381 20 SMA NEGERI 20 212 184 396 21 SMA NEGERI 21 155 164 319 22 SMA NEGERI 22 250 227 477 23 SMA NEGERI 23 168 217 385 24 SMA NEGERI 24 119 204 323 25 SMA NEGERI 25 207 168 375 26 SMA NEGERI 26 120 148 268 27 SMA NEGERI 27 237 210 447 JUMLAH 4.992 5.644 10.636

(3)

3.2.2 Sampel

Sugiyono (2011: 118) memberikan pengertian bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportionate stratified random sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan untuk populasi yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Teknik pengambilan sampel yang diambil bertujuan agar dapat menggambarkan secara tepat sifat populasi yang heterogen dan dilakukan dalam beberapa tahap.

3.2.2.1Sampel Sekolah

SMA Negeri yang ada di Kota Bandung dapat diklasifikasikan kedalam tiga kluster (berdasarkan passing grade input, kualitas lulusan, sarana, prasarana, kualitas guru, dan sebagainya). Penentuan sampel sekolah dari populasi sekolah yang berjumlah 27 sekolah diambil melalui metode persentase. Hal ini didasarkan atas pendapat Arikunto (2010: 134) sebagai berikut:

Jika jumlah subjek populasi besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut dari banyak sedikitnya data

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti

Berdasarkan pada pendapat diatas, maka dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 25 %, sehingga sampel sekolah yang diambil adalah sebanyak 25 % x 27 = 6,75 dibulatkan menjadi 7 sekolah. Penentuan sampel sekolah, diambil berdasarkan kluster SMA Negeri di Kota Bandung dengan pemilihan sekolah setiap kluster dipilih secara acak dengan sistem diundi. Untuk jumlah sampel sekolah ditiap kluster dihitung melalui rumus sederhana alokasi proporsional yaitu : n N N n i i  . Keterangan :

ni = jumlah sampel menurut stratum Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah sampel seluruhnya n = jumlah populasi seluruhnya (Riduwan, 2011: 66)

(4)

SMA N 19 Bandung Dari rumus tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Jumlah sekolah sampel kluster 1 = 7 : 27 x 7 = 1,81 ≈ 2 sekolah 2) Jumlah sekolah sampel kluster 2 = 6 : 27 x 7 = 1,55 ≈ 1 sekolah 3) Jumlah sekolah sampel kluster 3 = 14 : 27 x 7 = 3,63 ≈ 4 sekolah

Jadi, jumlah sampel sekolah kluster 1 yang diambil sebanyak 2 sekolah, sekolah kluster 2 sebanyak 1 sekolah, dan sekolah kluster 3 sebanyak 4 sekolah.

Tabel 3.2 Sampel Sekolah

Berdasarkan Kluster SMA Negeri di Kota Bandung

KLUSTER POPULASI SEKOLAH SAMPEL SEKOLAH

1

SMA Negeri 2 Bandung

SMA N 3 Bandung SMA N 4 Bandung SMA Negeri 3 Bandung

SMA Negeri 4 Bandung SMA Negeri 5 Bandung SMA Negeri 8 Bandung SMA Negeri 11 Bandung SMA Negeri 24 Bandung

2

SMA Negeri 1 Bandung SMA Negeri 6 Bandung

SMA Negeri 7 Bandung SMA N 6 Bandung

SMA Negeri 9 Bandung

SMA Negeri 20 Bandung

SMA Negeri 22 Bandung

3

SMA Negeri 10 Bandung SMA Negeri 12 Bandung SMA Negeri 13 Bandung SMA Negeri 14 Bandung SMA Negeri 15 Bandung

SMA Negeri 16 Bandung SMA N 14 Bandung

SMA Negeri 17 Bandung SMA N 15 Bandung

SMA Negeri 18 Bandung SMA N 17 Bandung

SMA Negeri 19 Bandung

SMA Negeri 21 Bandung SMA Negeri 23 Bandung SMA Negeri 25 Bandung SMA Negeri 26 Bandung SMA Negeri 27 Bandung

(5)

3.2.2.2Sampel Peserta Didik

Setelah diperoleh sampel sekolah maka langkah selanjutnya adalah menentukan sampel peserta didik pada setiap sampel sekolah. Penentuan jumlah sampel peserta didik dilakukan melalui perhitungan sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d2 = Presisi yang ditetapkan

Dengan menggunakan rumus diatas didapat sampel peserta didik sebagai berikut: 1 . 2   d N N n 1 ) 05 , 0 .( 636 . 10 636 . 10 2   n 1 ) 0025 , 0 ).( 636 . 10 ( 636 . 10   n 59 , 27 636 . 10  n 386 5 , 385   n

Dari perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 386 orang.

Sedangkan jumlah sampel peserta didik di tiap sekolah dilakukan secara proporsional seperti halnya dalam mengambil jumlah sampel sekolah, dimana memakai rumusan alokasi proportional yaitu :

n

N

N

n

i

i

.

Keterangan :

ni = jumlah sampel menurut stratum

N = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

n = jumlah populasi seluruhnya (Riduwan, 2011: 66) 1 . 2   d N N n Q TC AC (Riduwan, 2011: 65) )

(6)

Sampel peserta didik di setiap sampel sekolah diambil secara acak di setiap kelas yang berbeda. Berikut ini hasil perhitungan jumlah sampel peserta didik di setiap sampel sekolah.

Tabel 3.3

Sampel Peserta Didik Kelas X

Sampel Sekolah Jumlah Peserta Didik Sampel Peserta didik

SMA N 3 Bandung 290 290/2598 x 386 = 43,09 ≈ 43 SMA N 4 Bandung 503 503/2598 x 386 = 74,73 ≈ 75 SMA N 6 Bandung 386 386/2598 x 386 = 57,35 ≈ 57 SMA N 14 Bandung 304 304/2598 x 386 = 45,17 ≈ 45 SMA N 15 Bandung 362 362/2598 x 386 = 53,78 ≈ 54 SMA N 17 Bandung 372 372/2598 x 386 = 55,27 ≈ 55 SMA N 19 Bandung 381 381/2598 x 386 = 56,61 ≈ 57 Jumlah 2598 386

3.3 Definisi Operasional Variabel

Penulis membuat penjabaran konsep variabel penelitian yang dapat dijadikan pedoman dalam penelitian, untuk menghindari terjadinya kekeliruan di dalam menafsirkan permasalahan yang penulis teliti. Adapun bentuk operasionalisasinya yaitu :

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Konsep Variabel Definisi Operasional Sumber Data

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2004: 51) Persepsi (X1)

Jumlah skor persepsi dalam bentuk skala likert 5 poin dengan indikator :

1. Pengetahuan tentang program studi IPS

2. Pengalaman peserta didik terkait program studi IPS 3. Cakrawala berfikir peserta

didik mengenai program studi IPS

Responden

Motivasi adalah

dorongan dan

kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan

Motivasi (X2)

Jumlah skor motivasi dalam bentuk skala likert 5 poin dengan indikator :

1. Cita-cita

(7)

Konsep Variabel Definisi Operasional Sumber Data

tertentu yang ingin dicapainya.

(Uno, 2012:8)

2.Keyakinan akan ketercapaian cita-cita dengan memilih program studi IPS

3.Kepercayaan akan hasil yang akan diperoleh dari memilih program studi IPS

4.Keyakinan akan daya tarik dari program studi IPS

5.Usaha untuk mempelajari IPS Lingkungan sosial,

ialah semua orang atau manusia lain yang mempenga-ruhi kita. (Purwanto, 2010: 28) Lingku-ngan Sosial (X3)

Jumlah skor lingkungan sosial dalam bentuk skala likert 5 poin dengan indikator :

Lingkungan Keluarga

Orang tua :

1. Kondisi sosial ekonomi keluarga

2. Cara orang tua mendidik 3. Interaksi anak dengan orang

tua dan anggota keluarga lainnya (interaksi dalam rumah)

4. Fasilitas belajar yang disediakan orang tua

Lingkungan Sekolah

1. Sarana di sekolah 2. Kebijakan sekolah

3. Interaksi guru dengan peserta didik

4. Interaksi peserta didik dengan peserta didik

Lingkungan Masyarakat

1. Interaksi peserta didik dengan anggota masyarakat (teman sebaya) Responden Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. (Syah, 2004: 136) Minat (Y)

Jumlah skor minat dalam bentuk skala likert 5 poin dengan indikator :

1. Keinginan memilih program studi IPS

2. Kebanggaan bila memilih program studi IPS

3. Kepuasan pada pembelajaran IPS

4. Keinginan dan kesenangan mempelajari IPS.

(8)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Angket

Angket yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi sejumlah pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Kemudian dikumpulkan kembali untuk dianalisis dalam rangka menguji validitas dan reliabilitas angket.

Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket mengenai persepsi, motivasi, lingkungan sosial, dan minat peserta didik dalam memilih program studi IPS. Pernyataan disusun dalam bentuk angket tertutup (angket berstruktur), yaitu angket yang disajikan dengan bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dari daftar pernyataan yang sudah disiapkan. Pertanyaan yang dikembangkan atas dasar definisi operasional dari masing-masing aspek yang terdapat dalam setiap variabel yang akan diukur.

2. Studi literatur

Studi literatur adalah usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah-masalah variabel yang diteliti baik dari buku, karya ilmiah berupa skripsi, tesis, dan sejenisnya, artikel, jurnal, dan lain-lain.

3.5 Instrumen Penelitian

Arikunto (2010: 149) menyatakan bahwa “instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian dengan menggunakan sesuatu metode”. Dalam suatu penelitian, instrumen penelitian mempunyai peran sebagai alat atau fasilitas yang digunakan dalam mengumpulkan data, agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah instrumen non-test berupa angket atau kuesioner. Menurut Riduwan (2011: 71) yang dimaksud dengan angket adalah “daftar pertanyaan yang diberikan

(9)

respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Angket dalam penelitian ini terdiri dari angket mengenai persepsi, motivasi, lingkungan sosial, dan minat peserta didik dalam memilih program studi IPS.

Angket yang digunakan adalah angket tertutup (angket berstruktur). Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan, dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket tertutup dalam penelitian ini berisikan sejumlah pernyataan dengan menggunakan skala pengukuran yaitu skala Likert.

Riduwan (2011: 87) menyatakan bahwa “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yang berarah positif dan negatif. Berikut ini tabel skor setiap alternatif jawaban sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Pernyataan

Skor Lima Pilihan Alternatif Jawaban

SS/SM S/M RR TS/TM STS/

STM

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Keterangan :

SS/SM = Sangat Setuju/Sangat Memadai

S/M = Setuju/Memadai

RR = Ragu-Ragu

TS/TM = Tidak Setuju/Tidak Memadai

STS/STM = Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Memadai

Angket yang dipilih sebagai instrumen penelitian disusun secara cermat, teliti, dan setepat mungkin guna menghasilkan data yang akurat untuk penelitian. Adapun langkah-langkah penyusunan angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan pembuatan angket, menentukan variabel, dan menentukan objek yang menjadi responden penelitian.

(10)

c. Penulisan butir soal atau item pernyataan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

d. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan surat pengantar, petunjuk pengisian angket, dan sebagainya.

e. Pelaksanaan uji coba instrumen.

f. Penganalisaan hasil, berupa menghitung serta menganalisis validitas dan realibilitas item, dan sebagainya.

g. Mengadakan revisi terhadap item-item yang tidak valid atau tidak reliabel, sampai diperoleh item-item yang valid dan reliabel.

3.6 Uji Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian.

3.6.1 Uji Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010: 211) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur atau instrumen dalam melakukan fungsinya. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. “Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud” (Arikunto, 2010: 211-212). Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pengujian validitas instrumen adalah untuk menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dan dengan apa yang kita yakini pengukurannya.

(11)

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan program

Microsoft Excel 2010. Adapun rumus korelasi Product Moment adalah sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi product moment dari Pearson

X = Skor item Y = Skor total

N = Jumlah responden

Selanjutnya dilakukan uji T, dimana karena subjek merupakan sampel besar, dimana N lebih besar dari 10, maka untuk melihat signifikansinya dilakukan dengan mendistribusikan rumus student t, yaitu:

) 1 ( ) 2 ( 2 r n r thit xy    Keterangan : thitung = Nilai t hitung

rxy = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Dengan kriteria : Jika thitung > ttabel, maka butir item valid dan signifikan.

Jika thitung < ttabel, maka butir item tidak valid dan tidak

signifikan.

Dimana taraf signifikansi sebesar 5% atau  = 0,05 dan derajat kebebasan yaitu dk = n – 2.

Berikut ini hasil uji validitas instrumen dari variabel persepsi, motivasi, lingkungan sosial dam minat.

(Sudjana, 2005: 380) } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy            (Sudjana, 2005: 369)

(12)

Tabel 3.6

Uji Validitas Angket Persepsi

No Item t hitung t tabel Keputusan

10 16,60 1,65 Valid 11 15,70 1,65 Valid 12 14,10 1,65 Valid 13 6,50 1,65 Valid 14 13,30 1,65 Valid 15 19,30 1,65 Valid 16 16,40 1,65 Valid 17 8,96 1,65 Valid 18 12,50 1,65 Valid Sumber : Lampiran B.1

Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan nilai t hitung dari seluruh item angket

persepsi lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel) dengan α = 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan atau angket untuk persepsi dinyatakan valid. Hal ini berarti seluruh instrumen pernyataan persepsi menggambarkan aspek yang diukur.

Tabel 3.7

Uji Validitas Angket Motivasi

No Item t hitung t tabel Keputusan

19 20,10 1,65 Valid 20 24 1,65 Valid 21 22,68 1,65 Valid 22 13,59 1,65 Valid 23 15,69 1,65 Valid 24 9,03 1,65 Valid 25 19,50 1,65 Valid 26 8,84 1,65 Valid 27 14,50 1,65 Valid 28 9,68 1,65 Valid 29 25,10 1,65 Valid 30 14,70 1,65 Valid 31 15,90 1,65 Valid 32 18,60 1,65 Valid 33 6,94 1,65 Valid 34 16 1,65 Valid Sumber : Lampiran B.1

(13)

Tabel 3.7 mengenai uji validitas angket motivasi menunjukkan bahwa seluruh instrumen pernyataan untuk motivasi dinyatakan valid dan berarti dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Hal ini dapat dilihat dari menunjukkan nilai t hitung dari seluruh item angket motivasi lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel) dengan α = 0,05.

Tabel 3.8

Uji Validitas Angket Lingkungan Sosial

Lingkungan Keluarga Lingkungan Sekolah

No Item

t hitung t tabel Keputusan No Item

t hitung t tabel Keputusan

1 14,07 1,65 Valid 47 7,47 1,65 Valid 2 13,37 1,65 Valid 48 8,88 1,65 Valid 3 11,17 1,65 Valid 49 9,35 1,65 Valid 4 8,45 1,65 Valid 50 9,36 1,65 Valid 5 12,18 1,65 Valid 51 8,93 1,65 Valid 6 11,65 1,65 Valid 52 10,91 1,65 Valid 7 9,78 1,65 Valid 53 10,78 1,65 Valid 8 9,45 1,65 Valid 54 17,28 1,65 Valid 9 9,86 1,65 Valid 55 13,02 1,65 Valid 35 6,59 1,65 Valid 56 9,80 1,65 Valid 36 6,87 1,65 Valid 57 12,94 1,65 Valid 37 6,98 1,65 Valid 58 13,82 1,65 Valid 38 7,49 1,65 Valid 59 17,53 1,65 Valid 39 8,50 1,65 Valid 60 13,09 1,65 Valid 40 7,69 1,65 Valid 61 6,05 1,65 Valid 41 9,45 1,65 Valid 62 14,69 1,65 Valid

42 8,50 1,65 Valid Lingkungan Teman Sebaya

43 13,92 1,65 Valid 63 16,93 1,65 Valid 44 12,83 1,65 Valid 64 23,00 1,65 Valid 45 6,19 1,65 Valid 65 20,46 1,65 Valid 46 11,32 1,65 Valid 66 11,61 1,65 Valid 67 8,29 1,65 Valid Sumber : Lampiran B.1

Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan nilai t hitung dari seluruh item angket

lingkungan sosial lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel) dengan α = 0,05.

(14)

angket untuk lingkungan sosial dinyatakan valid. Hal ini berarti seluruh instrumen pernyataan lingkungan sosial menggambarkan aspek yang diukur.

Tabel 3.9

Uji Validitas Angket Minat

No Item t hitung t tabel Keputusan

68 15,50 1,65 Valid 69 27,90 1,65 Valid 70 27,70 1,65 Valid 71 20,70 1,65 Valid 72 20 1,65 Valid 73 17,30 1,65 Valid 74 15,20 1,65 Valid 75 20,80 1,65 Valid 76 16,20 1,65 Valid 77 18,90 1,65 Valid 78 20,20 1,65 Valid 79 6,62 1,65 Valid 80 16,80 1,65 Valid 81 12,80 1,65 Valid 82 25,90 1,65 Valid 83 15,90 1,65 Valid Sumber : Lampiran B.1

Sama halnya dengan uji validitas persepsi, motivasi, dan lingkungan sosial (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkunga teman sebaya), uji validitas angket minat menunjukkan bahwa seluruh instrumen pernyataan atau angket untuk valid dinyatakan valid. Hal ini terlihat pada tabel 3.9, bahwa nilai t

hitung dari seluruh item angket minat lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel)

dengan α = 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen penelitian dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen atau pengumpul data penelitian dan menggambarkan aspek yang diukur dalam penelitian.

(15)

3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Arikunto (2010: 221) mengatakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, kareba instrumen tersebut sudah baik”. Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan dan konsistensinya didalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilakukan disaat yang berbeda.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian menggunakan metode Alpha. Metode Alpha yaitu metode mencari reliabilitas internal dengan menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Adapun rumus pengukuran realibilitas instrumen dengan metode Alpha adalah sebagai berikut :





t i

S

S

k

k

r

.

1

1

11 (Riduwan, 2011: 115)

Dimana : r11 = Nilai realibilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai realibilitas dengan metode Alpha adalah sebagai berikut :

1) Mencari Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

N

N

X

X

S

i i i 2 2

(Riduwan, 2011: 115)

Dimana : Si = Varians skor tiap-tiap item

∑Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

(16)

2) Menjumlahkan Varians semua item dengan menggunakan rumus : ∑Si = S1 + S2 + S3 ... Sn (Riduwan, 2011: 116)

Dimana : ∑Si = Jumlah Varians semua item

S1, S2, S3...n = Varians item ke-1,2,3... n

3) Menghitung Varians total dengan rumus :

N

N

X

X

S

i i i 2 2

(Riduwan, 2011: 115)

Dimana : Si = Varians total

∑Xi2 = Jumlah kuadrat X total

(∑Xi)2 = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

4) Memasukkan nilai-nilai ke dalam rumus Alpha yaitu :





t i

S

S

k

k

r

.

1

1

11

Selanjutnya, dengan menggunakan taraf signifikansi  = 0,05, nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan atau diinterpretasikan dengan menggunakan nilai dari tabel korelasi nilai r (tabel 3.6) dengan derajat kebebasan (n – 2). Keputusannya adalah :

Jika r11 > rtabel berarti reliabel

Jika r11 < rtabel berarti tidakreliabel

Berikut ini hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian.

Tabel 3.10 Uji Reliabilitas

Variabel r hitung r tabel Keputusan

Persepsi (X1) 0,69 0,11 Reliabel

Motivasi (X2) 0,88 0,11 Reliabel

Lingkungan Sosial (X3) 0,86 0,11 Reliabel

Minat (Y) 0,92 0,11 Reliabel

(17)

Tabel 3.10 diatas menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada persepsi, motivasi, lingkungan sosial, dan minat dinyatakan reliabel. Hal ini dikarenakan rhitung lebih besar dari rtabel yang bernilai 0,11. Dengan demikian, seluruh

instrumen dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat dipercaya.

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahapan persiapan atau pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan, dan pembuatan laporan hasil penelitian, dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah : a. Membuat proposal atau rancangan penelitian

b. Menentukan dan menyusun instrumen penelitian

c. Menuliskan butir soal atau item pernyataan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

d. Melaksanakan uji coba instrumen

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan pelaksanaan dilakukan dengan turun ke lapangan mengumpulkan data dengan menyebarkan angket penelitian kepada peserta didik kelas X di SMA yang dijadikan sampel penelitian. Selanjutnya, data yang diperoleh dari angket yang telah diisi responden dianalisis dengan alat analisis yang sesuai dengan jenis data yang dipakai dalam penelitian.

3. Tahap Pembuatan LaporanHasil Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyusun hasil penelitian dan menuliskannya dalam bentuk laporan penelitian. Hal ini ditujukan agar hasilnya diketahui orang lain, serta prosedurnya pun diketahui orang lain sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan penelitian yang dilakukan.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Data penelitian dihasilkan atau diungkap melalui instrumen penelitian berupa angket yang diisi oleh responden. Setelah data diperoleh, maka data

(18)

tersebut selanjutnya diolah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengolah data adalah sebagai berikut :

1. Verifikasi Data (Editing)

Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Verifikasi data yang dimaksud adalah pemeriksaan kelengkapan jumlah instrumen yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah instrumen yang disebarkan. Penyeleksian data dipilih data yang memadai untuk diolah, yaitu berupa kelengkapan pengisian setiap butir pernyataan dan kelengkapan pengisian identitas subjek.

2. Penskoran Data (Coding)

Pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola pembobotan untuk coding tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Pola Pembobotan Kuesioner

No Alternatif Jawaban Bobot

Positif Negatif

1. Sangat Setuju/Sangat Memadai 5 1

2. Setuju/Memadai 4 2

3. Ragu-Ragu 3 3

4. Tidak Setuju/Tidak Memadai 2 4

5. Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak

Memadai 1 5

Penskoran data dilakukan pada item-item yang perlu diberi skor, dengan kriteria pemberian skor dari menggunakan skala pengukuran yaitu skala Likert

dengan 5 alternatif jawaban. Pengkodean data dilakukan pada item-item pada angket yang tidak diberi skor, seperti pengkodean jenis kelamin : Laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 0.

3. Pengelompokan Data (Tabulating)

Data yang diperoleh dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu : pertama kelompok data persepsi, kedua kelompok data motivasi, ketiga kelompok data lingkungan sosial, dan keempat kelompok data minat. Hal ini dilakukan untuk melihat gambaran umum karakteristik sumber data penelitian.

(19)

Hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Rancangan Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ……… N

1. 2. 3. N

Selanjutnya untuk mengetahui gambaran umum setiap variabel penelitian berdasarkan distribusi frekuensi digunakan rumus konversi skala lima di bawah ini :

Tabel 3.13

Pedoman Konversi Norma Absolut Skala 5 Rentang

(Mi + 1,5 SDi) – (Mi + 3,0 SDi) (Mi + 0,5 SDi) – (Mi + 1,5 SDi) (Mi - 0,5 SDi) – (Mi + 0,5 SDi) (Mi - 1,5 SDi) – (Mi - 0,5 SDi) (Mi + 3,0 SDi) – (Mi - 1,5 SDi) Sumber : Suprian (2005: 82)

Setelah itu, dicari skor maksimal ideal (SMi), rata-rata ideal (Mi), dan standar deviasi ideal (SDi) untuk mengetahui rentang berdasarkan pedoman konversi norma absolut skala 5 di atas.

4. Analisis data

Analisis data menggunakan alat analisis dan metode statistik yang sesuai dengan jenis data yang digunakan dalam penelitian. Analisis data yang dilakukan terdiri dari dua macam, yaitu : analisis data untuk tujuan deskriptif data dan Analisis data untuk tujuan menguji hipotesis.

Data yang diperoleh dianalisis dan diterapkan sesuai dengan pendekatan atau desain penelitian yang diambil. Hal ini ditujukan untuk mampu membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian yang tepat dan akurat.

(20)

3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.9.1 Teknik Analisis Data

3.9.1.1 Transformasi Data melalui Method of Successive Interval (MSI)

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval (Riduwan dan Kuncoro, 2011: 30). Data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval melalui metode MSI. Langkah-langkah transformasi data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menghitung frekuensi setiap pilihan jawaban responden pada setiap item 2. Menghitung proporsi setiap pilihan jawaban responden berdasarkan frekuensi

yang diperoleh

3. Menghitung proporsi kumulatif berdasarkan proporsi yang diperoleh

4. Menentukan nilai Z untuk setiap pilihan jawaban berdasarkan proporsi kumulatif yang diperoleh

5. Menentukan nilai ordinat/Z densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh 6. Menentukan nilai Skala/Scale Value (SV) dengan menggunakan rumus :

(density at lower limit – density at upper limit)

(Area below upper limit – area below lower limit)

7. Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan menggunakan rumus : Y = 1 + Svmin (dengan nilai absolut)

8. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: SV + Y

3.9.1.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan apabila peneliti menggunakan analisis parametrik. Sebelum melakukan pengujian hipotesis pada tahapan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik terhadap asumsi-asumsi analisis regresi.

(21)

3.9.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui sebaran data antara nilai yang paling rendah hingga yang paling tinggi serta variabilitasnya. Jika data yang dianalisis membentuk sebaran normal, maka penelitian dapat menggunakan teknik analisis statistic parametric. Sebaliknya, jika data tidak berdistribusi normal, maka analisis yang digunakan adalah analisis-analisis statistik non-parametrik. Dalam penelitian uji normalitas yang dideteksi dengan uji normal probability plot

(Normal P-P Plot) menggunakan bantuan program aplikasi IBM SPSS 20.

3.9.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Istilah multikolinieritas pertama kali dikemukakan oleh Ragner Frisch (1934) yang mengartikan sebagai adanya hubungan linier yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi (Rohmana, 2010: 140).

Multikolinieritas merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap asumsi model linier klasik (clasical linier regression model, CLRM), karena bisa mengakibatkan estimator OLS memiliki :

1. Kesalahan baku (standard error) yang membesar 2. Selang keyakinan yang membesar

3. Satu atau beberapa koefisien regresi yang tidak signifikan secara statistik, meskipun koefisien determinasinya tinggi

4. Estimator OLS dan standard error sensitif terhadap perubahan kecil data. Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan multikolinieritas dalam model regresi OLS, yaitu:

1. Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai t- hitung. Jika R2 tinggi (biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas. 2. Melakukan uji korelasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu

dicurigai adanya masalah multikolinieritas.

(22)

4. Melakukan regresi auxiliary, dengan cara memberlakukan satu variabel independen sebagai variabel dependen dan variabel independen lainnya tetap diperlakukan sebagai variabel independen.

5. Melihat nilai Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF) atau faktor inflasi varians. Jika faktor inflasi varians dari variabel X (VIF) melampaui angka 10 (angka ini merupakan kriteria yang sangat relatif), maka telah terjadi multikolinieritas yang tinggi (adanya multikolinieritas) dan sebaliknya (Rohmana, 2010: 143-149).

Dalam penelitian ini, cara yang dipakai untuk mendeteksi keberadaan multikolinieritas pada persamaan model adalah dengan melihat tolerance/TOL dan faktor inflasi varians (varians inflation factor, VIF) menggunakan program aplikasi IBM SPSS 20.

3.9.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi penting dalam OLS adalah variabel-variabel pengganggu dalam kaitannya dengan variabel bebas bersifat homoskedastisitas artinya ui

mempunyai varian (variance) yang sama, dimana penyimpangan atas asumsi ini dinamakan heteroskedastisitas.

Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas antara lain adalah estimator OLS tidak menghasilkan estimator Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Akibatnya varian tidak lagi minimum, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan perhitungan standard error metode OLS menjadi tidak bisa dipercaya kebenarannya dan interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun uji F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.

Ada beberapa cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas, yaitu : (1) Metode informal (grafik), kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :

a. Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

(23)

(2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran

variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).

(3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut variabel pengganggu terhadap variabel Xi. Apabila melalui pengujian

hipotesis lewat uji t terhadap variabel independennya ternyata signifikan secara statistik, berarti model tersebut terjadi heteroskedastisitas.

(4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test) berdasarkan

rumusan berikut :

        1 n n d 6 -1 rs 2 2 1 (Rohmana, 2010: 170) Keterangan :

d1 : perbedaan rank residual dengan variabel independen

n : jumlah observasi

(5) Uji heteroskedastisitas lainnya, seperti uji heteroskedastisitas berdasarkan residual OLS atau model ekonometrika linier dan metode Goldfelt-Quandt

Dalam penelitian ini, gejala heteroskedastisitas dideteksi menggunakan metode grafik dan uji Glejser dengan menggunakan bantuan program aplikasi IBM SPSS 20.

3.9.1.2.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya (Rohmana, 2010: 192). Faktor-faktor penyebab autokorelasi antara lain kesalahan dalam menentukan model, penggunaan lag dalam model dan tidak dimasukannya variabel penting. Akibatnya parameter yang diestimasi menjadi bias dan varian tidak minimum sehingga tidak efisien.

Apabila data yang dianalisis mengandung autokorelasi, maka estimator yang didapatkan memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Estimator metode kuadrat terkecil masih linier 2) Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak bias

3) Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang minimum (Rohmana, 2010: 193)

Dalam penelitian ini, cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji d Durbin-Watson, yaitu dengan cara

(24)

membandingkan nilai statistik Durbin-Watson hitung dengan tabel Durbin Watson, dimana dibantu oleh program aplikasi IBM SPSS 20. Mekanisme uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:

1) Lakukan regresi OLS dan dapatkan residual ei

2) Hitung nilai d (Durbin-Watson) 3) Dapatkan nilai kritis dl dan du

4) Ikuti aturan keputusan yang diberikan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.14

Aturan Keputusan Autokorelasi

Nilai Statistik d Hasil

0 ≤ d ≤ dL Menolak hipotesis nol; ada

autokorelasi positif

dL  d  dU Daerah ragu-ragu; tidak ada keputusan

dU ≤ d ≤ 4 - dU Menerima hipotesis nol; tidak ada

autokorelasi positif atau positif

4 – dU  d  4 - dL Daerah ragu-ragu; tidak ada keputusan

4 – dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada

autokorelasi positif Sumber : Rohmana, 2010 : 195)

3.9.2.3Uji Regresi Linear Berganda

Uji regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda, karena variabel bebas dari penelitian lebih dari dua variabel. Model persamaan regresi ganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = a0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan :

Y = Minat peserta didik memilih program studi IPS a = Konstanta Β = Koefisien regresi X1 = Persepsi X2 = Motivasi X3 = Lingkungan Sosial e = Error term 3.9.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2010: 110). Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah

(25)

Daerah Penerimaan Ho

dirumuskan, apakah terbukti atau tidak kebenarannya dengan berdasar pada data ang telah terkumpul. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis akan dilakukan baik secara simultan (bersama-sama) ataupun secara parsial (sebagian).

Adapun pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan melalui uji satu pihak (uji pihak kanan) yang digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Uji Pihak Kanan

Sumber : (Sugiyono, 2011 : 232) Keterangan :

H0 : β = 0, artinya variabel independen tidak dapat memprediksikan perubahan

variabel dependen

Ha : β ≠ 0, artinya variabel independen dapat memprediksikan perubahan

variabel dependen

Selanjutnya pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan mencari terlebih dahulu nilai statistik dan tabel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdiri atas uji parsial, uji simultan, dan uji determinasi.

3.9.2.3Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan korelasi parsial. Tujuan uji korelasi parsial ini adalah untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dimana variabel lain dianggap konstan.

α

(26)

Adapun rumus korelasi parsial yang digunakan adalah sebagai berikut : 2 2 2 1 2 2 1 2 1

1

1

r

parsial

yx

r

x

x

r

x

rx

ryx

yx

r

(Sugiyono, 2011 : 268) Keterangan :

Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan

variabel Y

ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y

ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y

rx1x2 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2

Uji signifikansinya dapat dihitung melalui rumus :

p r n t    1 3 r parsial p Keterangan :

rp = korelasi parsial yang ditemukan

n = Jumlah sampel

t = t hitung atau statistik yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel Setelah diperoleh t hitung, selanjutnya bandingkan dengan t tabel dengan α disesuaikan, adapun cara mencari t tabel dapat digunakan rumus :

1

-k

-n

tabel

t

Keterangan :

t = t tabel pada α yang disesuaikan

n = Banyak sampel

k = Jumlah variabel independen

Uji hipotesis pada penelitian ini adalah uji pihak kanan dengan kriteria pengujian : Jika + t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

hipotesis diterima dan signifikan.

Lebih jelasnya berarti jika + t hitung ≥ t tabel maka koefisien korelasi parsial

tersebut signifikan (nyata) dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).

(27)

3.9.2.3Uji Simultan (Uji F)

Secara simultan dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi ganda dan dapat dihitung melalui rumus :

2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1

r

1

ryx

2ryx

-r

r

x

x

x

rx

yx

yx

x

Ryx

(Sugiyono, 2011 : 266) Keterangan :

Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama

dengan variabel Y

ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y

ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y

rx1x2 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi dapat digeneralisasikan maka dilakukan uji signifikansi. Uji signifikansinya dapat dihitung melalui rumus:

1

1 R statistik 2 2     k n R K F Keterangan :

R2 = Korelasi ganda yang telah ditemukan k = Jumlah variabel independen

n = Banyak sampel

F = F hitung/statistik yang selanjutnya dibandingkan dengan F table

Setelah diperoleh F hitung atau F statistik, selanjutnya dibandingkan dengan F tabel dengan α disesuaikan, yaitu 0,05%.

F tabel = F {(1- α ) (dk = k), (dk = n-k-1)} Kriteria :

 Ho diterima dan Ha ditolak jika Fhitung ≤ Ftabel  Ho ditolak dan Ha diterima jika Fhitung ≥ Ftabel

Hal ini berarti jika Fhitung ≤ Ftabel, maka koefisien korelasi ganda yang diuji

tidak signifikan. Sebaliknya, jika Fhitung ≥ Ftabel maka koefisien korelasi ganda

yang diuji signifikan dan menunjukkan ada pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen, dan ini dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.

(28)

3.9.2.3Uji Koefisien Determinasi

Selain uji t dan F, penelitian ini juga melakukan uji koefisien determinasi. Koefisien determinasi merupakan nilai yang dipergunakan untuk mengukur besarnya sumbangan (share) variabel X terhadap variasi atau naik turunnya Y. Koefisien determinasi (R2) juga merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Damodar Gujarati (1998: 98) dalam bukunya Ekonometrika

dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0< R2<1), dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika R2 semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat atau dekat, dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

2) Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.

Analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini menggunakan program aplikasi IBM SPSS 20. Hal ini agar memudahkan peneliti menghitung dan menarik kesimpulan mengenai koefisien determinasi dari variabel penelitian.

Gambar

Tabel 3.2  Sampel Sekolah
Tabel  3.7  mengenai  uji  validitas  angket  motivasi  menunjukkan  bahwa  seluruh  instrumen  pernyataan  untuk  motivasi  dinyatakan  valid  dan  berarti  dapat  mengungkapkan  data  dari  variabel  yang  diteliti
Tabel  3.10  diatas  menunjukkan  bahwa  instrumen  penelitian  pada  persepsi,  motivasi,  lingkungan  sosial,  dan  minat  dinyatakan  reliabel
Gambar 3.1    Uji Pihak Kanan  Sumber : (Sugiyono, 2011 : 232)

Referensi

Dokumen terkait

“Terima kasih untuk semua ilmu, pengalaman dan bimbingan yang Ibu kasih ke saya selama ini, bagi sebagian orang Ibu berdua mungkin galak, tapi bagi saya cuma di Ibu

Perkara ini tidak mustahil kerana, dalam kehidupan silam terdapat pusaka Melayu 8 yang ditinggalkan iaitu berkaitan dengan pelbagai ilmu yang mempunyai hubungkait dari sudut

Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, islam, kesehatan dan nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya, sehingga penulis

Sistem informasi perpustakaan sekarang ini sangatlah penting untuk sekolah, instansi maupun pihak lainnya, dengan menggunakan sistem informasi perpustakaan, proses peminjaman,

Penelitian hukum normatif dijelaskan oleh Peter Mahmud Marzuki dengan melihat pada tujuannya yaitu: “… menemukan kebenaran koherensi, yaitu adakah aturan hukum

Berapa jumlah nilai kini atas pendapatan yang diperoleh diakhir tahun pertama sebesar Rp 300 juta , akhir tahun ke dua Rp 400 juta dan akhir tahun ke tiga Rp 500 juta , bila suku

(2000) ada tiga hasil penelitian breeding domba yang siap dipakai peternak. Hasil-hasil penelitian itu adalah: 1) bibit domba prolifik untuk meningkatkan produksi domba, 2)

Dari perhitungan pembobotan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode AHP didapatkan rekomendasi prioritas pertama adalah pembuatan instruksi kerja tiap task