• Tidak ada hasil yang ditemukan

: EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM SIMANTRI TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM SIMANTRI TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

vi

Judul : EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM SIMANTRI TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG

Nama : Kadek Widiandita Bhuanaputra NIM : 1306105034

Abstrak

Indonesia merupakan negara agraris yang struktur ekonominya masih bergantung dengan sektor Pertanian. Semakin tahun terjadi pergeseran sektor primer ke tersier, khususnya di Bali sektor pertanian cenderung menurun yang dikarenakan pesatnya pertumbuhan pada sektor tersier yakni akomodasi makanan dan minuman. Sektor pertanian tetap dibutuhkan guna mempertahankan ketahanan pangan serta lahan dan menunjang sektor tersier dalam penyedia bahan belum jadi, disisi lain pertanian cenderung identik dengan kemiskinan. Guna mengurangi tingkat kemiskinan rumah tangga petani, pemerintah Provinsi Bali mencanangkan program sistem pertanian terintegrasi yang diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup petani menjadi lebih baik, namun dalam implementasinya masih terdapat permasalahan, bahwa program SIMANTRI di Kecamatan Nusa Penida tidak berjalan dengan baik seperti yang diharapkan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas program SIMANTRI yang dilihat dari indikator input, proses dan output, dan mengetahui dampak program SIMANTRI terhadap pendapatan dan kesempatan kerja rumah tangga petani di Kecamatan Nusa Penida.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Klungkung meliputi 17 GAPOKTAN yang berada di Kecamatan Nusa Penida. Obyek penelitian ini meliputi efektivitas Program SIMANTRI, pendapatan, dan kesempatan kerja. Sampel pada penelitian ini berjumlah 78 responden. Metode yang digunakan pada penelitian ini antara lain observasi, wawancara terstruktur, dan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif guna melihat kecenderungan persepsi responden dan uji statistik inferensia, yaitu uji wilcoxon untuk menganalisis dampak program SIMANTRI terhadap pendapatan dan kesempatan kerja rumah tangga petani.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa tingkat efektivitas program SIMANTRI dilihat dari variabel input sangat efektif, pada variabel proses cukup efektif, dan variabel output cukup efektif. Dengan demikian, Program SIMANTRI di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung tergolong cukup efektif dan Program SIMANTRI berdampak positif dan signifikan terhadap pendapatan dan kesempatan kerja rumah tangga petani di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung.

(2)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS... ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 15

1.3 Tujuan Penelitian ... 15

1.4 Kegunaan Penelitian ... 16

1.5 Sistematika Penulisan ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESISError! Bookmark not defined. 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Teori produksi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Faktor produksi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Teori pendapatan... 20

2.1.4 Teori Kesempatan Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Konsep Pertanian ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI)Error! Bookmark not defined. 2.1.7 Paket kegiatan utama SIMANTRI ... Error! Bookmark not defined. 2.1.8 Konsep Pembangunan Pertanian ... Error! Bookmark not defined. 2.1.9 Konsep Kelompok Tani ... Error! Bookmark not defined. 2.1.10 Konsep Gapoktan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.11 Pendamping SIMANTRI ... Error! Bookmark not defined. 2.1.12 Peranan pertanian dalam pembangunan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.13 Karakteristik petani ... Error! Bookmark not defined.3 2.1.14 Konsep Efektivitas ... Error! Bookmark not defined.3 2.1.15 Program SIMANTRI terhadap pendapatanError! Bookmark not defined.5 2.1.16 Program SIMANTRI terhadap kesempatan kerja ... 35

2.2 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(3)

viii

3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.7 3.2 Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.8 3.3 Obyek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Identifikasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan SampelError! Bookmark not defined.

3.8 Metode Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.9 Instrument Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.9.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.9.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.10 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.10.1 Efektivitas ... Error! Bookmark not defined.

3.10.2 Uji Beda ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Geografis dan Topografi di Kecamatan Nusa Penida ... 52

4.1.2 Demografi di Kecamatan Nusa Penida ... 53

4.1.3 Mata Pencaharian di Kecamatan Nusa Penida ... 53

4.1.4 Program SIMANTRI di Kecamatan Nusa Penida ... 54

4.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Umur dan Jenis Kelamin... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Tingkat Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pekerjaan Sampingan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Jumlah Tanggungan ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Uji Realibilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Variabel Input ... Error! Bookmark not defined. 4.4.2 Variabel Proses ... Error! Bookmark not defined. 4.4.3 Variabel Output... Error! Bookmark not defined. 4.4.4 Efektivitas Program ... Error! Bookmark not defined. 4.4.5 Dampak Program SIMANTRI Terhadap PendapatanError! Bookmark not defined. 4.4.6 Dampak Program SIMANTRI Terhadap Kesempatan Kerja ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1 Efektivitas Program SIMANTRI di Kecamatan Nusa Penida ... 69

(4)

ix

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RUJUKAN ... Error! Bookmark not defined.

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara Agraris yang struktur perekonomiannya masih bergantung pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, hal ini dapat ditunjukkan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Distribusi Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun 2015 (%)

Su mber : Badan Pusat Statistik Jakarta, 2016

Gambar 1.1 menunjukkan distribusi masing-masing sektor pada perekonomian Indonesia pada tahun 2015. Kontribusi tertinggi diberikan oleh sektor industri

(6)

2

pengolahan sebesar 20,84 persen, diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 13,51 persen pada perekonomian Indonesia. Besarnya distribusi sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan mengindikasikan bahwa sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan masih menjadi basis perekonomian Indonesia dan menjadi sektor yang berperan terhadap pembangunan.

Pembangunan mengandung makna yang luas sebagai suatu proses multi dimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan lembaga-lembaga nasional maupun lokal dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan, dan pemberantasan kemiskinan (Todaro, 2000). Tujuan pembangunan harus diperjuangkan mengingat selama ini pembangunan diidentikkan dengan industrialisasi sehingga kurang memerhatikan aspek pemerataan. Pembangunan yang telah tercapai selama ini secara makro memang tampak berhasil tetapi di sisi lain menimbulkan kesenjangan, kemiskinan, serta masalah-masalah sosial budaya.

Pembangunan dalam suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan seimbang di berbagai daerah, menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata dinikmati oleh masyarakat, untuk menciptakan kesempatan kerja semaksimal mungkin dengan melindungi pembangunan nasional. Sasaran perluasan lapangan pekerjaan diperkirakan akan tercapai dengan mengupayakan peningkatan kegiatan di sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan, sektor pengangkutan, dan sektor komunikasi.

(7)

3

Sektor Pertanian merupakan salah satu sektor penggerak pertumbuhan perekonomian suatu negara, karena sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja yang besar, selain itu sektor pertanian juga berperan sebagai penyedia bahan baku bagi kebutuhan sandang masyarakat maupun sebagai bahan baku sektor sekunder. Sehubungan dengan itu, pengendalian lahan pertanian merupakan salah satu kebijakan nasional yang strategis untuk tetap memelihara pertanian dalam kapasitas penyediaan pangan dalam kaitannya untuk mencegah kerugian sosial ekonomi dalam jangka panjang mengingat fungsi ganda lahan pertanian. Sektor pertanian, khususnya usaha tani lahan sawah, memiliki nilai multifungsi yang besar dalam peningkatan ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Keberlanjutan pertanian dengan program lahan pertanian abadi akan dapat diwujudkan jika sektor pertanian dengan nilai multifungsinya dapat berperan dalam pengentasan kemiskinan (Sudaryanto & Rusastra), karena sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan akan tetap penting meskipun kontribusinya menurun terhadap perekonomian nasional. Permintaan untuk produk pertanian terutama hewan akan meningkat dengan status ekonomi yang lebih baik dari kebanyakan negara berkembang dan dalam era baru di butuhkan sistem produksi pertanian dalam negara berkembang yang sebaiknya terintergrasi menjadi satu kesatuan guna tercapai efisiensi (Dahlan,2003).

Negara agraris seperti Indonesia, kebijakan yang diambil pemerintah perlu mempertimbangkan fungsi pertanian dalam struktur insentif sektor pertanian. Komitmen dukungan insentif melalui pemahaman peran ganda sektor pertanian perlu didefinisikan secara luas, bukan saja insentif ekonomi seperti subsidi dan proteksi,

(8)

4

tetapi dukungan pengembangan sistem dan usaha agribisnis dalam arti luas. Pengembangan lahan pertanian dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan petani dan pengentasan kemiskinan (Tahlim dkk,2006).

Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi oleh hampir setiap negara di dunia dan segala upaya yang telah dilakukan oleh Negara tersebut untuk menguranginya. Jika dilihat dari faktor penyebab kemiskinan, dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, kemiskinan struktural, kultural dan alamiah. Kemiskinan struktural berkaitan erat dengan kebijakan, peraturan, dan lembaga yang ada dimasyarakat yang menghambat produktivitas dan mobilitas masyarakat. Sementara itu kemiskinan kultural lebih berhubungan dengan nilai-nilai sosial budaya yang tidak produktif, tingkat pendidikan yang rendah, kondisi kesehatan dan status gizi yang buruk. Masalah kemiskinan di Bali relatif besar, hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah agar secepatnya dapat menanggulangi masalah kemiskinan tersebut. Salah satu cara yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan khususnya di wilayah pedesaan yang sebagian besar bekerja sebagai petani adalah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bekerja di sektor pertanian sehingga peran penting sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi terletak dalam beberapa hal yaitu, penopang pertumbuhan ekonomi dan penyedia lapangan kerja nasional, penyedia kebutuhan pangan masyarakat atau penduduk suatu Negara, penghasil devisa, pendorong tumbuhnya sektor industri, dan pengetasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat pedesaaan dapat tercapai

(Fatah, 2006) Bali merupakan salah satu

(9)

5

pertanian. Sebanyak 22,4 persen penduduknya masih bekerja pada sektor pertanian (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali,2016). Berikut dapat di gambarkan pada Gambar 1.2 distribusi persentase PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2015.

Gambar 1.2 Distribusi Persentase PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015 (%)

Sumber : BPS Provinsi Bali, 2016

Gambar 1.2 menunjukkan bahwa di Bali persentase distribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berada di urutan kedua sebesar 14,92 persen setelah sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 22,82 persen, distribusi ini menunjukkan bahwa perekonomian Provinsi Bali masih berbasis pada sektor pertanian.

(10)

6

Gambar 1.3 Distribusi Persentase PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2015 (%)

Sumber : BPS Provinsi Bali,2016

Terjadi pergeseran sektor primer ke tersier dilihat dari Gambar 1.3 yang menunjukkan bahwa pada Provinsi Bali sektor tersier cenderung meningkat dibandingkan sektor primer yang cenderung menurun, hal ini mengindikasikan struktur perekonomian di Provinsi Bali bergantung pada sektor tersier namun sebanyak 22,4 persen penduduk Bali masih menggantungkan hidupnya pada sektor primer yang dalam hal ini adalah sektor pertanian yang menyebabkan adanya masyarakat yang tidak dapat lapangan usaha yang dikarenakan pergeseran struktur ekonomi tersebut, yang dapat menimbulkan kemiskinan.

Gambar 1.4 menunjukkan bahwa Kabupaten Karangasem yang memiliki persentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Bali pada tahun 2015, lalu diikuti

(11)

7

oleh Kabupaten Klungkung dengan persentase sebesar 6.91 persen pada tahun 2015 dan lebih tinggi dibandingkan dengan persentase penduduk miskin Provinsi Bali. Penduduk miskin di Kabupaten Klungkung sebagian besar berada pada wilayah Kecamatan Nusa Penida sebanyak 22,9 persen.

Gambar 1.4 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Bali Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012-2015 (%)

Sumber : BPS Provinsi Bali, 2016

Dengan luas lahan 563.666 ha, jumlah penduduk sebanyak 4.200.100 jiwa dan memiliki 196.000 penduduk miskin yang tersebar di seluruh kota maupun desa di wilayah Provinsi Bali. Secara umum penduduk miskin berada pada wilayah pedesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Kemiskinan di pedesaan merupakan masalah yang memerlukan penanganan secara terkoordinasi baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat

(12)

8 sehingga tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan utama yang dihadapi penduduk pedesaan adalah kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengakses permodalan, pengelolaan usaha dan pemasaran hasil, sehingga pengelolaan sumber daya alam yang ada menjadi terbatas. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, sementara sumber daya alam khususnya lahan dan air sebagai tumpuan utama kegiatan pertanian di pedesaan yang relatif tetap dan bahkan semakin terbatas, telah mendorong terjadi marjinalisasi perdesaan. Kondisi dan permasalahan dalam pembangunan usaha pertanian di perdesaan belum tergarapnya potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia secara optimal, masih rendahnya insentif berusahatani karena belum diterapkannya rekomendasi teknologi dan sistem usahatani yang terintegrasi, efektif, dan efisien (Wisnuardhana, 2009). Dilain pihak kemajuan yang terjadi di perkotaan belum sepenuhnya mempunyai dampak yang positif bagi kehidupan di perdesaan.

Kriteria yang paling mendekati mengenai penduduk miskin adalah bahwa pada umumnya mereka yang tinggal di daerah-daerah pedesaan, dengan mata pencaharian pokok di bidang pertanian dan kegiatan lain-lainnya yang erat hubungannya dengan sektor ekonomi tradisional. Penduduk miskin masih menggantungkan kehidupan mereka dari pola pertanian yang subsisten, baik sebagai petani kecil atau buruh tani yang berpenghasilan rendah, hal ini dapat dijelaskan pada tabel 1.1 yang menunjukkan pada Provinsi Bali 24,95 persen penduduk miskinnya bekerja pada sektor pertanian dan Kabupaten Klungkung memiliki penduduk miskin paling tertinggi yang bergantung pada sektor pertanian yakni 54,40 persen.

(13)

9

Tabel 1.1 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Yang Bekerja Pada Sektor Pertanian, Tahun 2015

No Kabupaten/Kota Sektor Pertanian (%)

1 Jembrana 11,55 2 Tabanan 17,60 3 Badung 11,37 4 Gianyar 29,68 5 Klungkung 54,40 6 Bangli 47,89 7 Karangasem 47,14 8 Buleleng 17,24 9 Denpasar 0,00 Provinsi Bali 24,95

Sumber : BPS Provinsi Bali, 2016

Mengatasi permasalahan kemiskinan pada penduduk yang bekerja pada sektor pertanian, Pemerintah Daerah Provinsi Bali telah melakukan pengembangan pembangunan pertanian di Bali seperti program Prima Tani dengan optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal dengan inovasi diharapkan mampu menumbuhkan usaha tani produktif, tidak meninggalkan kearifan lokal serta tidak melakukan eksploitasi yang dapat menguras keberadaan sumber daya yang ada.

Adopsi model Prima Tani ini juga ditindak lanjuti dengan nota kesepahaman antara Badan LitBang Pertanian dengan Pemda Bali No:075/12/KB/B PEM/2009 dan No:680/HM.240/1.10/09 pada tanggal 28 Oktober 2009 dengan tindak lanjut pengembangan Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) Bali Mandara secara berkelanjutan yaitu upaya terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat perdesaan,untuk meningkatkan dukungan Pemda Tingkat II ditindaklanjuti dengan nota kesepahaman antara

(14)

10

Gubernur dengan Bupati se Bali, sehingga dalam pembangunan pertanian diharapkan dapat bersinergi. Program tersebut memprioritaskan SIMANTRI untuk menuju pertanian secara berkelanjutan, khususnya di Nusa Penida serta Bali pada umumnya.

SIMANTRI tersebut diawali dengan pertanian terintegrasi yang menyasar tempat-tempat potensial dan komoditi unggulan dalam hal ini di Kecamatan Nusa Penida ditunjuk sebagai daerah pengembangan bibit sapi Bali menurut Keputusan Menteri Pertanian dengan no 348 tahun 2016. Selama ini hasil dari kotoran ternak belum dimanfaatkan secara maksimal, dengan adanya SIMANTRI yang bertujuan mendorong pertanian terintegrasi, petani telah mampu menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah melalui pengolahan serta mampu mengintegrasikan sektor pertanian, peternakan, perikan, dan kehutanan.

Menurut Fouzia (2011), integrasi dilakukan untuk mendaur ulang sumber daya alam secara efisien. Integrasi ternak, ikan dan tanaman terbukti menjadi sistem pertanian yang berkelanjutan. Menurut Chellamuthu (Patel, 2004), sistem pertanian didefinisikan sebagai integrasi yang berbeda tanam dan sistem pertanian disesuaikan dengan kebutuhan dan basis sumber daya dari petani.

Indikator keberhasilan dari Program SIMANTRI yaitu terciptanya usahatani produktif, terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi, berkembangnya lembaga usaha ekonomi perdesaan yang bermuara pada peningkatan pendapatan petani. Sejalan dengan hal tersebut. Sistem pertanian terintegrasi merupakan sistem pertanian dengan mengoptimalkan semua potensi sumber daya lokal yang ada dengan orientasi pada kegiatan usahatani bebas limbah. Pada pelaksanaannya diharapkan mampu menumbuhkan integrasi horizontal dan vertikal

(15)

11

sehinga diharapkan mampu memberikan keuntungan antara lain peningkatan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah pada produk usahatani yang akhirnya mampu memberikan peningkatan pendapatan petani. Dalam Program SIMANTRI Bali Mandara mempunyai beberapa kriteria yang nantinya dapat mencapai tujuan dari Program SIMANTRI yang pertama desa yang memiliki potensi pertanian dan memiliki komoditi unggulan sebagai titik ungkit, yang kedua Terdapat Gapoktan yang mau dan mampu melaksanakan kegiatan terintegrasi, dan yang ketiga dapat dilaksanakan pada desa dengan Rumah Tangga Miskin yang memiliki SDM dan potensi untuk pengembangan agribisnis. Adanya hal tersebut, sehingga rumah tangga petani miskin yang ada di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung menjadi sasaran utama dari Program SIMANTRI.

Paket kegiatan utama SIMANTRI pada tahap awal yang disyaratkan meliputi, Pengembangan komoditi tanaman pangan, peternakan, perikanan dan intensifikasi perkebunan sesuai potensi wilayah, pengembangan ternak sapi atau kambing dan kandang koloni sebanyak 20 ekor, bangunan instalasi biogas sebanyak 3 unit, kapasitas 11 m3 sebanyak 1 unit dan kapasitas 5 m3 masing masing 1 unit dilengkapi dengan kompor gas khusus sebanyak 5 unit, bangunan instalasi biourine sebanyak 1 unit, bangunan pengolah kompos dan pakan masing-masing sebanyak 1 unit, pengembangan tanaman kehutanan sesuai kondisi dan potensi masing-masing wilayah (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2010). Program Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) yang dilaksanakan pada tahun 2009, yang merupakan program utama Gubernur Bali di dalam mengatasi masalah daerah terutama masalah

(16)

12

kemiskinan yang bertujuan menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan rumah tangga petani.

Sistem penganggaran SIMANTRI menggunakan pola Bansos sesuai proposal, RAB, dan Rencana Usaha Kelompok (RUK), yang sasarannya adalah GAPOKTAN dalam satu desa dengan satu kelompok inti sebagai pengelola ternak dengan fasilitasnya dalam program SIMANTRI.

Gabungan Kelompok Tani yang disingkat GAPOKTAN adalah kumpulan petani atau peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Jumlah anggota GAPOKTAN terdiri atas 20 orang atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usaha taninya (Deptan, 2007).

Gambar 1.5 Jumlah Gabungan Kelompok Tani SIMANTRI Kabupaten/Kota Tahun 2010-2015 0 100 200 300 400 500 600 0 20 40 60 80 100 120 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jembrana Tabanan Badung Denpasar Gianyar Klungkung Karangasem Buleleng Bangli Provinsi Bali

(17)

13

Kriteria Gapoktan yang dimaksud adalah desa yang memiliki potensi pertanian dan terdapat komoditas unggulan, terdapat Gapoktan yang mau dan mampu melaksanakan kegiatan terintegrasi dan prioritas pada desa dengan Rumah Tangga Miskin (RTM) lebih dari 35 persen. Adapun jumlah GAPOKTAN per kabupaten/Kota di Provinsi Bali ditunjukkan pada Gambar 1.5

Gambar 1.5 menunjukkan jumlah gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) pada Kabupaten Klungkung berada pada urutan ketujuh yang berjumlah 54 GAPOKTAN setelah Kabupaten Jembrana, Karangasem, Gianyar, Tabanan, Bangli, dan Buleleng yang memiliki jumlah masing-masing 55,70,71,75,76, dan 100 GAPOKTAN. Persentase GAPOKTAN di Kabupaten Klungkung adalah 9,85 persen dari keseluruhan GAPOKTAN di Provinsi Bali.

Tabel 1.2 Jumlah Gabungan Kelompok Tani SIMANTRI Kabupaten Klungkung Tahun 2015

No Kecamatan Jumlah GAPOKTAN

(unit) (%) 1 Nusa Penida 17 31,48 2 Banjarangkan 13 24,08 3 Dawan 8 14.81 4 Klungkung 16 29,63 Kabupaten Klungkung 54 100

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, 2016

Data pada Tabel 1.2 menunjukkan pada Kabupaten Klungkung persebaran GAPOKTAN paling banyak berada pada Kecamatan Nusa Penida yakni sebanyak 17 GAPOKTAN yang mengikuti program SIMANTRI.

Pekembangannya Program SIMANTRI pada Kecamatan Nusa Penida dikabarkan tidak berhasil berkembang di Kecamatan Nusa Penida, berita ini di publikasi pada media elektronik oleh Bali Post di halaman utama pada tanggal 20

(18)

14

November 2014, dalam berita tokoh masyarakat Kecamatan Nusa Penida atas nama Bapak Nengah Setar mengatakan bahwa program SIMANTRI tidak di urus dengan baik oleh petugas, dan ditanggapi oleh Bapak I Wayan Durma selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten klungkung memberikan penjelasan bahwa beberapa aspek SIMANTRI belum berjalan dengan optimal, hal ini mengindikasikan bahwa SIMANTRI pada kecamatan Nusa Penida belum efektif. Efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (2005) yang menjelaskan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai, dimana makin besar persentase target yang dicapai, maka semakin tinggi efektivitasnya. Berdasarkan pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.Pengukuran tingkat efektivitas pada variabel input, proses dan output dilakukan pada masing-masing indikator. Setelah mendapatkan tingkat efektivitas dari masing-masing-masing-masing indikator pada variabel input, proses dan output. Maka dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang tingkat efektivitas dan dampak dari program SIMANTRI terhadap pendapatan dan kesempatan kerja rumah tangga petani di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

(19)

15

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah Tingkat Efektivitas Program Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung?

2) Bagaimanakah Dampak Program Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung?

3) Bagaimanakah Dampak Program Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) Terhadap Kesempatan Kerja Rumah Tangga Petani di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk Menganalisis Tingkat Efektivitas Program Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

2) Untuk Menganalisis Dampak Program Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

3) Untuk Menganalisis Dampak Program Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) Terhadap Kesempatan Kerja Rumah Tangga Petani di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

(20)

16

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1) Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan diharapkan menjadi media perantara dalam penerapan konsep yang telah diperoleh dalam masa studi serta memperluas wawasan melalui temuan-temuan baru di lapangan dan agar dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Petani dan sebagai acuan untuk pemerintah daerah dalam membuat kebijakan kedepannya mengenai SIMANTRI di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung.

1.5 Sistematika Penulisan

Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut.

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai hukum permintaan dan penawaran, teori konsumen, teori produsen, teori konsumsi, jenis-jenis struktur

(21)

17

pasar, pengertian pasar, hubungan antara pendapatan dengan pola belanja rumah tangga, hubungan antara pendidikan dengan pola belanja rumah tangga serta rumusan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.

Bab IV : Data Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Simpulan dan Saran

Dalam bab ini dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan.

Gambar

Gambar 1.1  Distribusi  Produk  Domestik  Bruto  Atas  Dasar  Harga  Berlaku  Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun 2015 (%)
Gambar  1.2  Distribusi  Persentase  PDRB  Provinsi  Bali  Atas  Dasar  Harga  Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015 (%)
Gambar  1.3  Distribusi  Persentase  PDRB  Provinsi  Bali  Atas  Dasar  Harga  Berlaku Menurut Sektor Tahun 2015 (%)
Gambar  1.4  Persentase  Penduduk  Miskin  di  Provinsi  Bali  Menurut    Kabupaten/Kota Tahun 2012-2015 (%)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya, kalau kita mempelajari badan perwakilan kedudukan Kepala Negara dari Negara Indonesia maka ini adalah termasuk Ilmu Negara yang Individual (hanya negara

Hasil tersebut kemudian dibahas dengan melihat kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM) daya antibakteri obat kumur ekstrak etanol daun ciplukan

Penelitian ini menekankan pada pengaruh penggunaan belimbing wuluh terhadap kualitas ekternal telur ayam (berat telur, berat kerabang telur, tebal kerabang telur

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari perancangan dan pembuatan program simulasi kunci elektronik dengan enkripsi melalui bluetooth pada ponsel, antara lain (1) Program

I ni bagi saya adalah petanda PAS akan menemui 'ajalnya' setelah terjebak dengan 'pakatan ahzab' bersama dengan Parti Keadilan Rakyat (PKR) dan DAP untuk menjatuhkan Kerajaan

Senyawa antioksidan non-enzimatis bekerja dengan cara menangkap radikal bebas, kemudian mencegah reaktivitasinya atau memotong reaksi berantai sehingga tidak terjadi kerusakan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa yang ditunjukkan dari 100 responden masyarakat

Hal inilah yang kemudian menjadi alasan untuk peneliti mengkaji peran teori persepsi visual yang ada pada foto karya Henri Cartier Bresson.. Seorang komunikator visual