• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROGRAM RELIGI KATA USTADZ SOLMED DI SCTV TERHADAP PERILAKU BERIBADAH PENONTON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PROGRAM RELIGI KATA USTADZ SOLMED DI SCTV TERHADAP PERILAKU BERIBADAH PENONTON"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROGRAM RELIGI “KATA

USTADZ SOLMED” DI SCTV TERHADAP

PERILAKU BERIBADAH PENONTON

Trima Selviani dan Endang Setiowati

Binus University, Jakarta, +6283873895000, trima.selvi@yahoo.com dan Binus University, Jakarta, +6285216930987, setiowati@gmail.com

ABSTRAK

The research deploys the extent of Religious Influence Program "Kata Ustadz Solmed" on SCTV Towards the Audience’s Worship Behavior who attend for watching the program "Kata Ustadz Solmed" at Studio 10 SCTV Period of March 2013. Methods of research that has been done with this type of research is quantitative explanatory, and the survey method with a questionnaire instrument. Analyses were performed with the application of Social Cognitive theory, which is based on this theory says that learning will occur if one looks at a model in this study is an Ustadz Solmed. The main concepts of social cognitive theory is the process of learning by observing (observational learning) and some other concepts are response facilitation, disinhibitory effect, inhibitory effects, and self-efficacy. The results of this study shows that the value of R (correlation coefficient) between the Religious Program "Kata Ustadz Solmed" (X) and the variable Audience’s Worship Behavior (Y) is equal to 0.517. However, the coefficient of determination R2 (R Square) is equal to 26.7%, which means there is an impact of variables (X) to the variable (Y), but the influence is not too large. (TS)

Keywords : Religious Program, Audience’s Worship Behavior, Cognitive Social.

Penelitian menjelaskan sejauh mana Pengaruh Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV terhadap Perilaku Beribadah Penonton yang hadir secara langsung menyaksikan program “Kata Ustadz Solmed” di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013. Metode penelitian yang telah dilakukan adalah kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif, serta menggunakan metode survey dengan instrumen kuesioner. Analisis dilakukan dengan penerapan teori Kognitif Sosial, di mana berdasarkan teori ini dikatakan bahwa proses belajar akan terjadi jika seseorang mengamati seorang model yang dalam penelitian ini adalah seorang Ustadz Solmed. Konsep utama dari teori kognitif sosial adalah proses belajar dengan mengamati (observational learning) dan beberapa konsep lain yaitu response facilitation, disinhibitory effect, inhibitory effect, dan self efficacy. Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa nilai R (koefisien korelasi) antara Program Religi “Kata Ustadz Solmed” (X) dan variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y) adalah sebesar 0,517. Hal ini berarti terdapat hubungan yang cukup berarti (sedang) antara keduanya. Namun nilai koefisien determinasi R2 (R Square) yaitu sebesar 26,7 % yang artinya terdapat pengaruh variabel Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) terhadap variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y) namun pengaruhnya tidak terlalu besar. (TS)

(2)

Pendahuluan

Program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV adalah sebuah program acara religi islami yang akan menghadirkan beragam tausiyah dari Ustadz Sholeh Mahmoed atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ustadz Solmed. Dalam acara ini, audiens akan diberikan berbagai pengetahuan dan wawasan tentang Islam melalui dakwah yang disampaikan secara lugas dan jelas. Kata Ustadz Solmed juga akan menghadirkan bintang tamu yang akan menceritakan problematika kehidupan yang sedang dihadapinya.

Program religi “Kata Ustadz Solmed” merupakan salah satu program unggulan yang ada di SCTV. Program ini memiliki share weekly sebesar 19,8 yang diambil berdasarkan kumpulan data

rating dan share yang dikirimkan oleh Nielsen TAM kepada SCTV pada periode 16-22 Juni 2013.

Hal ini terbukti bahwa Program “Kata Ustadz Solmed” di SCTV merupakan program yang cukup banyak diminati masyarakat sebagai salah satu tayangan religi yang dapat memberikan nilai positif melalui konten program tersebut.

Program ini memiliki keunikan dibandingkan dengan program religi lainnya. Keunikan dari program ini adalah memiliki ilustrasi permasalahan yang diilustrasikan oleh bintang tamu yang berbeda-beda setiap episodenya berdasarkan tema ceramah yang akan disampaikan dalam program ini. Ilustrasi permasalahan ini diceritakan melalui adegan seperti sinetron dengan durasi singkat selama 5 menit di awal program sebelum pembawa acara atau Ustadz Solmed memberikan tausyiah kepada audiens. Dengan adanya ilustrasi yang dibawakan oleh bintang tamu akan membuat audiens yang menonton dapat memahami maksud dari tema yang akan disampaikan, dan bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan yang diilustrasikan tersebut sesuai dengan materi ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Solmed.

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Suciati (2012) dengan meneliti “Pengaruh Program “Islam Itu Indah” di Trans TV terhadap Perilaku Beribadah Mahasiswa”. Penelitian tersebut dianalisis dengan menggunakan Teori Uses and Gratification dengan dua variabel independent (X), yaitu Karakteristik Isi Program (X1), serta Penggunaan Media (X2), dan 1 variabel dependent (Y) yaitu Perilaku Beribadah Mahasiswa. Metode dari penelitian tersebut adalah metode kuantitatif dengan teknik Probability Sampling menggunakan multi stage cluster sampling. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh sebesar 44,8% untuk variabel X1 terhadap variabel Y, dan terdapat pengaruh sebesar 42,2% untuk variabel X2 terhadap variabel Y.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Rusyad (2012) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Program Acara “Taklim Kamis” pada Ras Fm terhadap Perilaku Beribadah Pendengar”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan sejauh mana program tersebut berpengaruh terhadap perilaku beribadah pendengar. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori kognitif sosial dengan 1 variabel X yaitu program acara Taklim Kamis dan 1 variabel Y yaitu perilaku beribadah pendengar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey berupa kuesioner untuk pengumpulan data. Sementara teknik penarikan sampel menggunakan

probability sampling dan menggunakan simple random sampling. Hasil dari penelitian ini

memperlihatkan adanya pengaruh sebesar 77,1% antara variabel X terhadap variabel Y.

Penelitian yang akan dilakukan ini memiliki nilai lebih dan terkini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Sebab, terpilihnya program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV untuk diteliti menjadi sebuah penelitian yaitu karena ingin membuktikan apakah program religi yang dibawakan oleh seorang Ustadz muda dan gaul yang juga terkenal sebagai seorang publik figur (entertainer) dengan durasi tayangannya yang singkat selama 30 menit mampu memberikan pengaruh terhadap perilaku beribadah penonton yang menyaksikan program tersebut.

Berdasarkan pada konsep dalam Teori Kognitif Sosial yang merupakan penamaan baru dari Teori Belajar Sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura, dikatakan bahwa khalayak akan belajar melalui model yang ditampilkan dalam sebuah media dan meniru apa yang dikatakan atau dilakukan oleh model sehingga akan berdampak pada perilaku mereka, terlebih lagi ketika model tersebut memiliki kompetensi, dan prestise yang cukup tinggi. Konsep utama dari teori kognitif sosial adalah proses belajar dengan mengamati. Sehingga perilaku seseorang bisa timbul hanya karena proses modelling atau dengan meniru orang lain.

Asumsi dari teori kognitif sosial adalah bahwa proses belajar akan terjadi jika seseorang mengamati seorang model yang dalam hal ini merupakan ustadz Solmed yang menampilkan suatu perilaku beribadah dan mendapatkan imbalan atau hukuman karena perilaku tersebut. Melalui pengamatan ini, orang tersebut akan mengembangkan harapan-harapan tentang apa yang akan terjadi jika ia melakukan perilaku beribadah yang sama dengan sang model. Harapan-harapan ini akan

(3)

mempengaruhi proses belajar perilaku beribadah dan jenis perilaku beribadah berikutnya yang akan muncul. Namun, proses belajar ini akan dipandu oleh sejauh mana orang tersebut mengidentifikasi dirinya dengan sang model dan sejauh mana ia merasakan efikasi diri tentang perilaku-perilaku beribadah yang dicontohkan sang model. (Miller, 2005: 251-256)

Maksudnya adalah ketika Ustadz Solmed menyampaikan materi dakwah yang kemudian ditiru oleh masyarakat secara positif, maka seorang model Ustadz Solmed akan mendapatkan imbalan berupa citra yang baik, namun apabila perilaku atau materi dakwah yang disampaikan oleh model tidak sesuai dengan masyarakat, maka ustadz Solmed bisa saja mendapatkan hukuman berupa jatuhnya citra dari model itu sendiri dan hilangnya kepercayaan dari masyarakat.

Untuk terbentuknya perilaku beribadah, setiap manusia melalui rangkaian proses yang kemudian membuat perilaku yang biasa-biasa saja menjadi perilaku yang terlihat khusus, terutama dalam perilaku beribadah. Istilah agama, dalam pemakaian praktis sehari-hari sering kali dihubungkan dengan relasi manusia dengan kekuatan transenden yang jauh melampaui daya pikir inderawi manusia. Pengalaman puncak keagamaan mampu menginspirasi dan memotivasi manusia untuk mengusahakan hal-hal yang baik dan benar dalam dunia sosial manusia (Fios, 2011).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sebab penelitian ini ingin mengetahui suatu pengaruh antara dua variabel yaitu variabel pengaruh dan variabel terpengaruh dalam penelitian yang dilakukan. Penelitian ini juga ingin mengetahui hasil penelitian secara objektif dan akurat yang diuji melalui perhitungan statistik terhadap populasi, sehingga bisa ditafsirkan sama oleh semua orang. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Maksudnya adalah bahwa peneliti tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data apapun, dan peneliti tidak boleh mengikutsertakan analisis dan interpretasi yang bersifat subjektif. Karena itu digunakan uji statistik untuk menganalisis data (Kriyantono, 2006:55).

Dalam penelitian ini, akan digunakan jenis atau tipe riset yaitu jenis eksplanatif. Maksudnya adalah ingin menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua konsep (variabel) yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, akan dijelaskan definisi konsep, dan kerangka teori. Perlu dilakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis) antara variabel satu dengan lainnya. Variabel adalah konsep yang bisa diukur

.

Metode penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah populasi dari penonton program religi ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di Studio 10 SCTV pada periode bulan Maret 2013. Dalam periode bulan Maret 2013, program religi ini melakukan produksi syuting tapping sebanyak 2 (dua) kali selama 2 (dua) hari untuk 12 (dua belas) episode tayang di SCTV. Untuk 1 (satu) hari syuting, program ini memiliki 50 orang penonton yang sama untuk hadir di studio 10 SCTV, sehingga total keseluruhan populasi penonton program ini di periode Maret 2013 yaitu sebanyak 100 orang dari 2 (dua) hari syuting yang berjalan pada tanggal 19 dan 21 Maret 2013.

Teknik sampel yang dipilih adalah sampel nonprobabilitas di mana sampel yang dipilih dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini berdasarkan pada tujuan riset penelitian. Dalam teknik sampel nonprobabilitas, terdapat teknik sampling dan sensus, yaitu sebuah riset survei di mana periset atau peneliti mengambil seluruh anggota populasi sebagai respondennya. Dengan demikian sensus menggunakan total sampling, artinya jumlah total populasi diriset. Keuntungan dari metode sensus adalah memungkinkan data yang lengkap karena mencerminkan seluruh sifat-sifat populasi.

Sugiyono (2009:85) mendefinisikan sensus sebagai istilah lain dari sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik sampel nonprobabilitas yaitu teknik sampling (sampling jenuh) dan sensus, karena ingin menjadikan total populasi yang tidak terlalu besar yaitu hanya berjumlah 100 orang untuk dijadikan sampel. Alasan lainnya adalah karena karakteristik setiap anggota populasi telah benar-benar merupakan

(4)

sampel yang representatif (mewakili), yang hadir secara langsung menonton program ‘Kata Ustadz Solmed’ di studio 10 SCTV, sehingga penelitian ini diharapkan akan menghasilkan generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Selain itu, alasan digunakannya sampel berdasarkan total populasi penonton langsung dalam penelitian ini dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu, serta melihat bahwa penonton langsung yang hadir di studio 10 SCTV ini merupakan target audiens dari program “Kata Ustadz Solmed” sehingga sudah sangat mewakili responden yang menjadi objek dalam penelitian ini.

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpukan data primer yang didapat dengan menyebarkan kuesioner kepada responden secara langsung yang telah ditetapkan dari sampel, yaitu penonton program ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di studio 10 SCTV. Peneliti menggunakan metode kuesioner atau membagikan kuesioner kepada responden satu per satu sambil menerangkan tujuan peneliti dan menunggu responden mengisi kuesioner tersebut hingga selesai. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka yang dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono, 2009:142).

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini dilakukan untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penghitungan statistik deskriptif ini nantinya merupakan dasar bagi penghitungan analisis berikutnya, misalnya untuk menghitung hubungan antarvariabel. Sementara dalam analisis bivariat dilakukan dengan melakukan analisis korelasi dan analisis regresi linear sederhana untuk melihat hubungan dan pengaruh antara variabel X dan Y. Sebelum melakukan uji korelasi dan uji regresi, penelitian ini dilakukan keabsahan penelitian dengan menguji reliabilitas dan validitas untuk mengetahui bahwa instrumen penelitian yang telah dirancang melalui operasionalisasi konsep sudah reliabel (dapat dipercaya) dan valid (layak ukur).

Uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan teknik alpha crobach’s di mana Berthoud dalam buku Alan Bryman (Bryman, 2008) menegaskan dalam standar nilai alpha ( α ) yang digunakan

untuk menunjukkan bahwa alat ukur tersebut baik adalah > 0.6 jadi semakin besar nilai alpha (>0.6) maka semakin reliabel alat ukur tersebut. Sementara uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik KMO (Keiser-Meyer-Olkin di mana Malhotra (Malhotra, 2007) mengatakan bila KMO > 0,5 dengan signifikasi < 0,05 maka variabel tersebut layak diuji dengan menggunakan analisis faktor.

Hasil Uji Reliabilitas dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Reliabilitas Pembawa Acara(Ustadz Solmed) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.760 5

Tabel 2 Realibilitas Bintang Tamu Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.872 5

(5)

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.867 5

Tabel 4 Reliabilitas Efek Kognitif Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.831 5

Tabel 5 Reliabilitas Efek Afektif Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.834 5

Tabel 6 Reliabilitas Efek Behavioral Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.866 6

Berdasarkan pada seluruh tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel menunjukkan hasil reliabilitas yang tinggi, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator yang digunakan sudah dijawab dengan konsisten oleh 100 responden. Artinya, indikator-indikator yang ada dalam uji reliabilitas dalam dimensi ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini, sehingga dapat diikutsertakan dalam pengujian validitas.

Hasil Uji Validitas dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 7 Uji Validitas Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .820

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 704.859

Df 105

(6)

Tabel 8 Uji Validitas Perilaku Beribadah Penonton (Y) KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .808

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 857.065

Df 120

Sig. .000

Berdasarkan kedua tabel di atas, hasil Uji Validitas dengan menggunakan nilai KMO

(Kaiser-Meyer-Olkin) menunjukkan hasil yang lebih besar dari 0,5. Dengan demikian data dianggap valid

dan dapat digunakan dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0,05, sehingga data dinyatakan valid. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki tingkat validitas yang memenuhi nilai persyaratan KMO > 0,5 dengan signifikansi < 0,05. Hal ini berarti kedua variabel tersebut dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

Hasil dan Bahasan

Hasil penelitian ini diperoleh dari penghitungan data yang dianalisis melalui uji regresi, uji koefisien B dan uji hipotesis, dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social

Science) ver.21. Hasilnya terlihat sebagai berikut :

Tabel 9 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .517a .267 .259 4.58328

a. Predictors: (Constant), Total_X Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV

a.) Nilai R

R disebut juga sebagai Koefisien Korelasi. Dapat dipercaya bahwa nilai koefisien korelasi antara variabel Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) dan variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y) adalah 0,517. Berarti terdapat hubungan yang cukup berarti (sedang) seperti yang telah dijelaskan dalam tabel 3.2 antara variabel Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) dan variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y).

b.) Nilai R2 (R Square)

R square disebut koefisien determinasi. Dari tabel dapat dibaca bahwa nilai R Square (R2) untuk variabel X dan Y yaitu sebesar 0,267 atau dibaca dalam bentuk koefisien determinasi adalah sebesar 26,7 %. Artinya terdapat pengaruh variabel Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) terhadap variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y) sebesar 26,7 %. Karena nilai R2 kurang dari 50%, maka artinya meski ada pengaruh Program Religi “Kata Ustadz Solmed” terhadap Perilaku Beribadah Penonton, namun pengaruhnya kurang signifikan. Sementara sebesar 73,3% pengaruh pada Perilaku Beribadah Penonton disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(7)

Tabel 10 Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 25.974 7.716 3.366 .001

Total_X .678 .113 .517 5.973 .000

a. Dependent Variable: Total_Y

Uji Koefisien B

Berdasarkan tabel 10 (Tabel Coefficients) tercatat beberapa nilai yaitu:

a. Constant (konstanta) = 25,974

b. Program Religi “Kata Ustadz Solmed” = 0,678

Sehingga persamaan regresi dari penelitian ini yaitu Y = 25,974 + 0,678 X

Dari persamaan diketahui nilai konstanta untuk persamaan regresi variabel Y adalah sebesar 25,974. Hal ini memberi gambaran bahwa pada saat variabel bebas (X) yaitu variabel Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) sama dengan nol, maka nilai Y adalah 25,974.

Besarnya nilai koefisien regresi B Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) sebesar 0,678 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan bahwa variabel program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X), memberikan pengaruh sebesar 0,678 terhadap variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y). Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara “Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) dengan variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y). Apabila variabel program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV meningkat sebesar 1 poin akan meningkatkan variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y) sebesar 0,678 sehingga nilai Y menjadi 26,652.

Uji Hipotesis

Setelah didapat persamaan regresi, maka selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan uji t, yaitu untuk menguji signifikansi koefisien regresi (b), yaitu apakah variabel independen X berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap variabel dependen Y. Dalam pengujian nilai t ini akan dilakukan dengan cara membandingkan nilai t dari hasil penghitungan regresi (t Hitung) dengan nilai t yang terdapat pada Tabel t.

Hipotesis:

Ha = Ada pengaruh Program Religi “Kata Ustadz Solmed” terhadap Perilaku beribadah

Penonton

Ho = Tidak ada pengaruh Program Religi “Kata Ustadz Solmed” terhadap Perilaku beribadah Penonton

Pengambilan Keputusan :

1.Jika –ttabel<thitung<ttabel maka Ho diterima

2.Jika thitung<-thitung<ttabel atau thitung>ttabel maka Ho ditolak

(8)

Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 100 orang dan jumlah variabel yang diteliti adalah 2 , maka nilai t pada tabel akan dilihat pada nilai (100-2)=98 oleh karena uji t dilakukan dua arah dengan derajat kepercayaan 99,99 %, maka t yang dibaca dari tabel t (terlampir) adalah 2,36500 sehingga jika dikaitkan dengan tabel koefisien di atas nilai t hitung variabel X sebesar 5,973 berarti Ho di tolak karena t hitung > dari nilai t tabel pada nilai positif, atau dengan kata lain Ha atau hipotesis penelitian ini diterima.

Hasilnya tergambar sebagai berikut:

Gambar 1 Hasil Uji T Pengaruh Program Religi “Kata Ustadz Solmed” (X) terhadap Perilaku Beribadah Penonton (Y)

Interpretasi Data Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka interpretasi data dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Teori sosial kognitif awalnya disebut teori pembelajaran sosial, teori sosial kognitif berakar pada behaviorisme dan dengan demikian juga membahas pengaruh-pengaruh penguatan dan hukuman dalam batas tertentu. Berdasarkan pada konsep dalam Teori Kognitif Sosial yang merupakan penamaan baru dari Teori Belajar Sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura, dikatakan bahwa khalayak akan belajar melalui model yang ditampilkan dalam sebuah media dan meniru apa yang dikatakan atau dilakukan oleh model sehingga akan berdampak pada perilaku mereka. Konsep utama dari teori kognitif sosial adalah proses belajar dengan mengamati. Sehingga perilaku seseorang bisa timbul hanya karena proses modelling atau dengan meniru orang lain.

Dalam pernyataan pada dimensi pertama yaitu dimensi Pembawa Acara (Ustadz Solmed), terlihat bahwa indikator mengenai respons facilitation effect memiliki nilai yang paling kecil yaitu 370 dibandingkan dengan indikator lainnya dalam dimensi pertama. Hal ini menunjukkan bahwa audiens kurang menunjukkan perilaku yang telah dipelajari sebelumnya lebih sering setelah melihat seorang model diberi penguatan karena menampilkan perilaku tersebut. Artinya adalah tidak semuanya penonton yang menyaksikan program religi “Kata Ustadz Solmed” melakukan perilaku ibadah lebih sering atau melakukan perilaku ibadah dalam waktu yang lebih banyak seperti yang dimodelkan oleh Ustadz Solmed. Perilaku ibadah penonton masih biasa-biasa saja atau tidak bertambah perilaku dan waktunya meskipun telah menyaksikan program religi “Kata Ustadz Solmed”.

Dalam pernyataan pada dimensi kedua dan ketiga mengenai dimensi Bintang Tamu dan Materi Ceramah menunjukkan nilai skor yang kecil yaitu 358 dan 370 pada indikator mengenai

observational learning effect dibandingkan dengan indikator lain. Hal ini menunjukkan bahwa

permasalahan yang diilustrasikan oleh bintang tamu tidak semuanya pernah dialami oleh audiens, sehingga efek pembelajaran yang diamati oleh audiens kurang berdampak besar pada permasalahan yang diilustrasikan oleh bintang tamu. Audiens kurang merasa tertarik dalam mengikuti jalannya program acara tersebut karena tema permasalahannya kurang sesuai dengan diri audiens. Sementara

Daerah penolakan Ho = 0,01 (1%) Daerah penolakan Ho = 0,01 (1%) Daerah penerimaan Ho =95% 0 -5.973 -2.36500 5.973 2.36500

(9)

pada dimensi materi ceramah, berdasarkan nilai skor pada indikator observational learning effect terlihat hasil bahwa ada beberapa audiens yang mengalami kesulitan dalam memahami materi ceramah yang disampaikan oleh model yaitu Ustadz Solmed.

Dalam pernyataan yang terdapat di variabel Perilaku Beribadah pada dimensi efek kognitif,

afektif dan behavioral, terlihat bahwa ketiga dimensi tersebut menunjukkan hasil skor yang kecil

yaitu sebesar 389 untuk dimensi efek kognitif, nilai skor sebesar 367 untuk dimensi efek afektif, dan nilai skor sebesar 385 untuk dimensi behavioral pada indikator self-efficacy. Dalam buku Psikologi Pendidikan yang ditulis oleh Ormrod (2008:20-21), Bandura (1977) menjelaskan bahwa self-efficacy adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua audiens dapat melakukan apa yang disarankan oleh Ustadz Solmed dalam program religi yang dibawakannya. Audiens dapat menilai sendiri mengenai kemampuannya untuk menjalankan perilaku yang diyakini akan sukses. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada beberapa audiens yang mengalami kesulitan dalam melakukan perilaku yang diperagakan dan disarankan oleh Ustadz Solmed dalam program tersebut.

Dilihat dari dimensi efek afektif, terlihat bahwa audiens kurang merasa terhibur dengan adanya kehadiran bintang tamu yang mengilustrasikan permasalahan, dan menjadi bintang tamu untuk memberikan nuansa berbeda dalam program “Kata Ustadz Solmed”. Sementara dilihat dari dimensi

efek kognitif dan efek behavioral, terlihat bahwa audiens masih kurang mampu menjalankan perilaku

beribadah yang disampaikan oleh Ustadz Solmed dalam ceramahnya.

Pada hasil analisis bivariat menunjukkan nilai R (Koefisien Korelasi) sebesar 0,517 yang berarti terdapat hubungan yang cukup berarti (sedang) antara variabel Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) dan variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y). Sementara nilai R2 (R Square) atau disebut sebagai Koefisien Determinasi menunjukkan nilai sebesar 26,7 % yang artinya terdapat pengaruh variabel Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) terhadap variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y) sebesar 26,7 %. Karena nilai R2 kurang dari 50%, maka artinya meski ada pengaruh Program Religi “Kata Ustadz Solmed” terhadap Perilaku Beribadah Penonton, namun pengaruhnya kurang signifikan. Sementara sebesar 73,3% pengaruh pada Perilaku Beribadah Penonton disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil kajian teoritik dan analisis statistik yang digunakan pada sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :

a. Terdapat hubungan yang cukup berarti (sedang) yaitu sebesar 0,517, dan terdapat

pengaruh sebesar 26,7 % antara variabel Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV

(X) dan variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y).

b. Meskipun terdapat hubungan yang cukup berarti (sedang) yaitu sebesar 0,517 antara variabel Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X) terhadap variabel Perilaku Beribadah Penonton (Y), tetapi ternyata pengaruhnya tidak terlalu besar atau kurang signifikan yaitu sebesar 26,7%. Karena R2 kurang dari 50%, artinya program ini kurang begitu berpengaruh terhadap perilaku beribadah penonton. Meskipun audiens rela datang menonton program “Kata Ustadz Solmed”, tetapi ada kemungkinan bahwa isi program “Kata Ustadz Solmed” hanya sampai pada tahap kognitif saja, dan tidak semua audiens yang menonton program tersebut sampai pada tahap behavioral. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perilaku beribadah penonton disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Referensi

Bryman, A. (2008). Social Research Methods. New York: Oxford University Press.

Fios, F. (2011). Mengendus Pengalaman Puncak Keagamaan. Humaniora-Language, People, Art,

and Communication Studies. Volume 2 No. 1 April 2011. ISSN: 2087-1236 , 922.

Kriyantono, R. (2006). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research An Applied Orientation. Fifth Edition. New Jersey:

(10)

Miller, K. (2005). Communication Theories: Perspective, Processes, and Contexts. 2nd Edition. Singapore: International Edition. Singapore: McGraw-Hill.

Ormrod, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Edisi

Keenam, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rusyad, Zulfikar M. (2012). Pengaruh Program Acara Taklim Kamis Pada Ras FM Terhadap

Perilaku Beribadah Pendengar. Skripsi S1. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Interstudi, Jakarta. Suciati. (2012). Pengaruh Program Islam itu Indah di Trans TV Terhadap Perilaku Beribadah

Mahasiswa di Banten. Skripsi S1. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Interstudi, Jakarta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Uyanto, S. S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Riwayat Penulis

Trima Selviani lahir di kota Bekasi pada tanggal 29 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

Gambar

Tabel 4 Reliabilitas Efek Kognitif  Reliability Statistics  Cronbach's
Tabel 8 Uji Validitas Perilaku Beribadah Penonton (Y)  KMO and Bartlett's Test
Gambar 1 Hasil Uji T Pengaruh Program Religi “Kata Ustadz Solmed” (X) terhadap  Perilaku Beribadah Penonton (Y)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah citra mata berhasil dikenali untuk tujuan segmentasi iris dilakukan langkah pengenalan pola iris dengan menggunakan metode normalisasi daughman rubber sheet

Dari gambaran di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran keanekaragaman hayati dan upaya pelestariannya melalui metode karyawisata dapat meningkatkan pemahaman konsep

2 Baranya megyében az iparosok száma - elsősorban Pécs kedvező helyzete miatt - kimagasló országos szinten is, közel 790 céhmester volt található 1850-ben a megyében, és

Guru yang kreatif dan inovatif sangat terbantu dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena hampir semua kebutuhan yang diperlukan oleh guru

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak me nyatakan, keadilan restoratif adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan

Pada akhirnya penulis menyimpulkan bahwa pendidikan perdamaian adalah suatu proses pembelajaran yang cukup kompleks dan menyeluruh untuk menanamkan, menumbuhkan,

Hampir seluruh responden bersedia menerima pembayaran jasa lingkungan air, alasannya adalah perlu adanya upaya konservasi yang dilakukan di kawasan hutan register 19 sehingga

Hal tersebut disebabkan lokasi penelitian yang berada di Selat Madura atau bagian selatan dari Pulau Madura, mendapatkan suplai nitrat atau amoniak cukup tinggi