55
GAMBARAN REMAJA OBESITAS TENTANG
PENGETAHUAN POLA MENU SEIMBANG
DI SMPN 30 MAKASSAR
Salmiah1, Siti Nur Rochimiwati1,Ramlan Asbar1, Nurliya Amir2 1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2
Alumni Diploma III Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
Abstract
Background: obesity is defined as a situation where there is accumulation of excess body fat so far above normal weight. Balanced diet is a diet that meets the diverse nutritional needs in accordance with general guidelines balanced nutrition. Obesity occurs because of imbalance between energy intake and expenditure.
Objective: This study aims to describe the patterns of adolescent obesity on knowledge of a balanced diet in SMP 30 Makassar.
Mhetods: Type of research used a descriptive survey research approach. Sampling taken by purposive sampling of students who meet the criteria for obesity by 70 people.
Result: The results of this study indicate that the 12-year-olds less knowledge of 8 persons (11.4%), 13 years less than 15 people (21.4%), 14 years less by 28 people (28.8%), 15 years A total of 2 (2.9%). For sex man whose knowledge is less that 28 people (40%) and a source of information about a balanced diet most teenagers know via the Internet at 27 people (38.6%), while adolescents who have never heard or read that 3 people (4.3%).
Sugesstion: for students who are obese are advised to reproduce much physical activity reduces the size of the meal, increasing the consumption of foods containing fat and calories.
Keywords: Adolescent knowledge, Pattern Menu Balanced and Obesity
LATAR BELAKANG
Memasuki era globalisasi, Indonesia dan di Negara berkembang masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Besi, masalah GAKY, masalah KVA dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, sudah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi lebih. Keadaan ini terjadi karena kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan (Supariasa, 2012).
Masalah kesehatan remaja boleh jadi berawal pada usia yang sangat dini. Cukup banyak masalah yang berdampak negatif
terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, kecanduan alkohol dan rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beban para remaja. Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan (Arisman, 2004).
Di Indonesia hasil yang didapat ternyata prevalensi kegemukan pada anak usia Sekolah Menegah Pertama yang tertinggi. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004, prevalensi obesitas pada anak telah mencapai 11%. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada
56
penduduk berusia ≥15 tahun adalah 10,3% terdiri dari laki-laki 13,9% dan perempuan 23,8%, sedangkan prevalensi overweight
pada anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun.
Obesitas atau kegemukan pada siswa SMP/ remaja tidak dapat dipandang sebelah mata. Obesitas pada siswa SMP/ remaja sering menimbulkan resiko kesehatan lainnya yang lebih serius. Dalam masa pencarian identitas, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Kesibukan menyebabkan mereka memilih makan di luar rumah atau hanya menyantap kudapan. Asupan kalori dan protein tercukupi tapi zat-zat gizi lainnya masih kurang. Kebiasaan makan yang kurang baik semasa remaja akan berdampak buruk pada kesehatan pada usia dewasa karena kurangnya pengetahuan siswa mengenai pola menu seimbang (Arisman, 2004). Menurut data dari hasil Riskesdas tahun 2010, prevalensi obesitas umum untuk Indonesia adalah pada tahun 2007 laki-laki 13,9%, perempuan 14,8%, 2010 laki-laki 15,0%, perempuan 28%, 2013 laki-laki 19,7%, perempuan 32,9%. Sedangkan prevalensi Provinsi Sulawesi Selatan adalah 2007 laki-laki 11,5%, perempuan 18,8%, 2010 laki-laki 13,9%, perempuan 27,5%, 2013 laki-laki 18,5%, perempuan 31,5%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Remaja Obesitas Tentang Pengetahuan Pola Menu Seimbang di SMPN 30 Makassar.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan deskriptif yang dilaksanakan di SMPN 30 Makassar pada bulan Desember tahun 2013 sampai Juli tahun 2014.
Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa di SMPN 30 Makassar yang berjumlah 1113 orang, sedangkan sampel adalah siswa kelas 1, 2 dan 3 SMPN 30 Makassar yang memenuhi kriteria obesitas, sehat dan hadir saat pengumpulan data, diperoleh sampel sebanyak 70 orang, yang dipilih secara
Purposive Sampling.
Data Pengetahuan Pola Menu Seimbang dikumpulkan dengan metode wawancara oleh peneliti menggunakan instrument kuesioner. Obesitas diketahui dengan indeks massa tubuh (IMT) menurut umur dengan nilai Z-Score > 2 SD.
HASIL
Karakteristik sampel
Karakteristik sampel meliputi umur, jenis kelamin, agama dan kelas. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa pada umumnya umur remaja yang berusia 12 tahun sebanyak 16 orang (22,9%), 13 tahun sebanyak 22 orang (31,4%), 14 tahun sebanyak 29 orang (41,4%) dan 15 tahun sebanyak 3 orang (4,3%).
Tabel 1
Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Remaja SMPN 30 Makassar Umur n % 12 tahun 16 22,9 13 tahun 22 31,4 14 tahun 29 41,4 15 tahun 3 4,3 Total 70 100 Tabel 2
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Remaja di SMPN 30 Makassar Jenis Kelamin n % Laki-laki 38 54,3 Perempuan 32 45,7 Total 70 100
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa pada umumnya jenis kelamin remaja laki-laki sebanyak 38 orang (54,3%) dan perempuan sebanyak 32 orang (45,7%).
Tabel 3
Distribusi Sampel Berdasarkan Agama Remaja di SMPN 30 Makassar Jenis Kelamin n % Islam 64 91,5 Kristen 2 2,8 Kristen protestan 4 5,7 Total 70 100
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan pada umumnya bahwa remaja beragama islam sebanyak 64 orang (91,5%), kristen sebanyak 2 orang (2,8%) dan kristen protestan sebanyak 4 orang (5,7%).
57
Tabel 4Distribusi Sampel Berdasarkan Kelas Remaja di SMPN 30 Makassar Kelas n % 1 23 32,9 2 22 31,4 3 25 35,7 Total 70 100
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa pada remaja kelas 1 sebanyak 23 orang (32,9%), kelas 2 sebanyak 22 orang (31,4%) dan kelas 3 sebanyak 25 orang (35,7%).
Pengetahuan Remaja Tentang Pola Menu Seimbang Berdasarkan Umur
Tabel 5
Distribusi Pengetahuan Sampel Berdasarkan umur Remaja di SMPN 30 Makassar
Umur Kategori Baik % Kurang % 12 tahun 8 11,4 8 11,4 13 tahun 7 10 15 21,4 14 tahun 9 12,9 20 28,6 15 tahun 1 1,4 2 2,9 Total 25 35,7 45 64,3
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada umumnya pengetahuan remaja tentang pola menu seimbang umur 12 tahun untuk kategori baik sebanyak 8 orang (11,4%) dan kurang 8 orang (11,4%), 13 tahun untuk kategori baik sebanyak 7 orang (10%) dan kurang sebanyak 15 orang (21,4%), 14 tahun untuk kategori baik sebanyak 9 (12,9%) dan kurang sebanyak 28 (28,6%), 15 tahun untuk kategori baik 1 (1,4%) dan kurang sebanyak 2 (2,9%). Pengetahuan Remaja Tentang Pola Menu Seimbang Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 6
Distribusi Pengetahuan Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Remaja di SMPN 30 Makassar
Jenis Kelamin Kategori Baik % Kurang % Laki-laki 10 14,2 28 40 Perempuan 15 21,4 17 24,2 Total 25 35,6 45 64,2
Tabel 6 menunjukkan bahwa pada umumnya pengetahuan remaja tentang pola menu seimbang berdasarkan jenis kelamin laki-laki untuk kategori baik sebanyak 10 orang (14,2%) dan kurang sebanyak 28 orang (40%), pada jenis kelamin perempuan untuk kategori baik sebanyak 15 orang (21,4%) dan kurang sebanyak 17 orang (24,2%).
Pengetahuan Remaja Tentang Pola Menu Seimbang Berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 7
Distribusi Pengetahuan Sampel Berdasarkan Sumber Informasi Remaja di SMPN 30
Makassar
Sumber informasi n %
Sekolah 15 21,4
Internet 27 38,6
Televisi 18 25,7
Lain-lain (Buku, Rumah
sakit, Majalah) 7 10,0 Tidak pernah mendengar 3 4,3
Total 70 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa pada umumnya pengetahuan remaja tentang pola menu seimbang berdasarkan sumber informasi yang mengetahui lewat internet sebanyak 27 orang (38,6%) dan tidak pernah mendengar sebanyak 3 orang (4,3%).
PEMBAHASAN
Pengetahuan Remaja Tentang Pola Menu Seimbang Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan remaja tentang pola menu seimbang secara umum terlihat, bahwa remaja yang berumur 12 tahun yang kurang sebanyak 8 orang (11,4%), 13 tahun kurang sebanyak 15 orang (21,4%), 14 tahun kurang sebanyak 20 orang (28,6%), 15 tahun kurang sebanyak 2 orang (2,9%). Hal ini disebabkan karena dari hasil 70 responden dinyatakan bahwa responden yang berumur 14 tahun memiliki pengetahuan yang rendah daripada responden yang berumur 12 dan 13 tahun. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa golongan usia 12 dan 13 tahun memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan usia 14 tahun. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasil
58
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan suryanti (2012) yang mendapat hasil bahwa sebagian besar remaja memiliki pengetahuan gizi seimbang yang baik sebanyak 22 orang (57,9%), sedangkan remaja yang pengetahuan gizi seimbang kurang baik sebanyak 16 orang (42,1%). Pengetahuan Remaja Tentang Pola Menu Seimbang Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pada umumnya pengetahuan jenis kelamin laki-laki lebih banyak yang kurang yaitu 28 orang (40%) dan perempuan yang kurang yaitu 17 orang (24,2%). Hal disebabkan karena pada umumnya laki-laki kurang perhatian mengenai pola menu seimbang.
Pengetahuan Remaja Tentang Pola Menu Seimbang Berdasarkan Sumber Informasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya sumber informasi remaja lebih banyak mengetahui lewat internet sebanyak 27 orang (38,6%), dan 3 orang (4,3%) yang tidak pernah mendengar tentang menu seimbang. Hal ini disebabkan karena remaja saat ini lebih menyukai dunia teknologi yang semakin canggih sehingga meningkatkan minat belajar dan daya tangkap remaja. KESIMPULAN
1. Pengetahuan pola menu seimbang menurut Remaja umur 12 tahun kurang sebanyak 8 orang (11,4%), 13 tahun kurang sebanyak 15 orang (21,4%), 14 tahun kurang sebanyak 28 (28,6%), 15 tahun kurang sebanyak 2 (2,9%).
2. Pengetahuan pola menu seimbang menurut Jenis kelamin Remaja laki-laki kurang sebanyak 28 orang (40%) dan Perempuan kurang sebanyak 17 orang (24,2%).
3. Pengetahuan pola menu seimbang menurut sumber informasi adalah sekolah sebanyak 15 orang (21,4%), internet sebanyak 27 orang (38,6%), televisi sebanyak 18 orang (25,7%), lain-lain sebanyak 7 orang (10,0%) dan tidak pernah mendengar sebanyak 3 orang (4,3%).
SARAN
1. Sebaiknya petugas kesehatan meningkatkan frekuensi penyuluhan
kepada sekolah-sekolah dalam rangka meningkatkan pengetahuan anak-anak remaja tentang pola menu seimbang dan pengetahuan tentang obesitas, sehingga remaja dapat mencegah terjadinya obesitas.
2. Untuk siswa yang mengalami obesitas sebaiknya memperbanyak aktivitas fisik, kurangi nonton Televisi, kurangi konsumsi makanan yang tinggi lemak dan tinggi kalori.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang gambaran pengetahuan remaja tentang pola menu seimbang dan kejadian obesitas dan menambah variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Angka AT.(2012). Gambaran Pola Makan, Asupan Zat Gizi dan Kejadian Obesitas Pada Siswa Putri Di SMP
Negeri 1 Kalaena Kecamatan
Kalaena Kabupaten Luwu Timur.KTI . Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Gizi
Almatsier S.(2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama
Arisman.(2004). Gizi dalam Daur
Kehidupan. Jakarta; Buku
Kedokteran EGC
Badan Litbangkes. (2007). Prevalensi obesitas.Riset Kesehatan Dasar
Badan Litbangkes. (2010). Prevalensi obesitas.Riset Kesehatan Dasar
Badan Litbangkes. (2013). Prevalensi obesitas.Riset Kesehatan Dasar
Behrman, Kliegman, Arvin .(2012). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta; Buku Kedokteran EGC
Chayono A. (2011). Cahyo-andi- s.blog.ugm.ac.id/2011/10/01/sumber-informasi. 26/02/2014
Fanny L, Aswita A, Thresia DK. (2009). Gizi
Dalam Daur Kehidupan. Departemen
Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar
Hungu. (2007).
www.psychologymania.com/2012/12/ pengertian-jenis-kelamin.html.
26/02/2014
kusrini, Andi K. (2007). Tuntunan Praktis
Membangun Sistem Informasi
Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft Sgl Server. Yogyakarta; C.V Andi Offset
59
Notoadmodjo S. (2007). KesehatanMasyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta; Rineka cipta
Notoadmodjo S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta; Rineka cipta Nurmalina R, Valley B. (2011). Pencegahan
dan Manajemen Obesitas. Jakarta; PT Elex Media Komputindo
Proverawati A. (2010). Obesitas dan Gangguan Periaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta; Nuha Medika Proverawati A, Wati EK. (2011). Ilmu Gizi
untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta; Nuha
Medika
Rosminah.(2012). Hubungan Asupan Zat Gizi dan Pola Makan dengan Kejadian
Obesitas Pada Guru SD Di
Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar. KTI. Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Gizi
Supariasa IDN, Bachyar B, Ibnu F.(2012).Penilaian Status Gizi. Jakarta; Buku Kedokteran EGC Suryanti .(2012). Gambaran Gizi Seimbang
dan Pemenuhan Asupan Zat Gizi Pada Anak Remaja Umur 16-18
Tahun Di SMA Negeri 13
Makassar.KTI . Politeknik Kesehatan