• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SD INPRES 686 BALLE KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SD INPRES 686 BALLE KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK PADA

SD INPRES 6/86 BALLE KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE

SKRIPSI

Diajukan untuk Peningkatan Kualifikasi Guru MI/MPAIS pada Sekolah ke Jenjang S.I Melalui DMS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Oleh :

KARTINI NIM. 20100109359

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti ini merupakan duplikat, tiruan atau dibuat dari orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.

Makassar, 14 April 2014 Penulis

Kartini

NIM: 20100109359

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulis skripsi saudara Kartini. M, NIM: 20100109359, Mahasiswa Program Peningkatan Kualifikasi SI Guru RA/MI pada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul “Hubungan Orang Tua dan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone”. Memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan disetujui untuk di ajukan ke sidang munaqasyah.

(3)

Makassar, 14 April 2014

Pembimbing

Drs. Suarga, MM

Nip.19680524 199403 1003

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Srategi Pengembangan Minat dan Kebiasaan Belajar Berdisiplin dan Hidup Teratur Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SD Inpres 3/77 Botto Padang Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Menurut Pendidikan Islam”. yang disusun olehFarida. NIM: 20100109342,Mahasiswa Program Peningkatan Kualifikasi Guru PAIS pada sekolah melalui Dual Mode System (DMS) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari kamis 5 Juni 2014 M, bertepatan dengan 7 Sya’ban 1435 H, dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I ) dengan beberapa perbaikan.

Makassar, 05 Juni 2014 M 07 Sya’ban 1435 H DEWAN PENGUJI

(SK DEKAN Nomor. /KW-DMS/2014)

(4)

Diketahui oleh:

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,

Dr. H. Salehuddin, M.Ag. Nip. 19541212 198503 1 0

KATA PENGANTAR

ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲ ﻢﺴﺑ

Syukur Alhamdulillah senantisa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Orang Tua dan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik pada SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone” untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam pada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Meskipun dalam keterbatasan dan kekurangan baik isi maupun dalam penyusunannya. Shalawat dan salam tak lupa penulis peruntukkan kepada Nabiullah Muhammad Saw. sosok teladan yang memiliki pribadi, akhlak dan budi pekerti yang luhur.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya, kepada kedua orang tua Andi Tenggere yang telah mendidik dan memberikan dukungan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini, dan terutama kepada :

⦁ Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing, HT,M.S, sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I, II, III. Dan IV yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin Makassar.

⦁ Dr. H. Salehuddin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta stafnya. ⦁ Drs. H.Susdiyanto, M.Si. selaku Ketua Program Kualifikasi SI guru RA/MI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. ⦁ Drs. Suarga, MM selaku pembimbing yang telah menyempatkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

skripsi penulis sehingga dapat terselesaikan sesuai dengan rencana. ⦁ Para dosen dan staf tata usaha pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

(5)

⦁ Buat semua keluarga dan saudara-saudara yang senantiasa memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini. ⦁ Rekan-rekan mahasiswa seangkatan yang selama ini membantu dan memberikan sumbangsih pemikiran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan

⦁ Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya yang telah banyak memberikan bantuan dan

dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Segala keterbatasan dan kekurangan yang ada dalam skripsi ini karena kekurangan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, bimbingan dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan karya selanjutnya. Semoga segala amal yang kita upayakan mendapat ridho dan Allah swt. Amin.

Makassar, 14 April 2014

Penulis,

Kartini

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . i

PERNYATAAN KEASLIAN. . . ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING . . . iii

KATA PENGANTAR . . . iv

DAFTAR ISI . . . vii

DAFTAR TABEL . . . ix

ABSTRAK . . . x

BAB I PENDAHULUAN . . . 1

A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Rumusan Masalah . . . 4

C. Definisi Operasional Variabel ……… 4

D Tujuan Penelitian . . . 5

E. Manfaat Penelitian . . . 6

F. Garis Besar Isi Skripsi . . . 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA . . . 9

A. Tinjauan Umum tentang Belajar . . . 9

B. Upaya untuk Mengatasi Kesulitan Belajar. . . 14

C. Hubungan Orang Tua Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak 16 BAB III METODE PENELITIAN . . . 17

A. Populasi dan Sampel . . . 17

B. Instrumen Penelitian . . . 19

C. Prosedur Pengumpulan Data . . . 20

D. Teknik Analisis Data . . . 22

BAB IV HASIL PENELITIAN . . . 24

⦁ Gambaran Umum SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone 24 ⦁ Hubungan Guru Dan Orang Tua Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar pada SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone . . . 35

⦁ Upaya yang dilakukan dalam Mengatasi Kesulitan Belajar SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone . . . 53

⦁ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik pada SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone . . . 49

BAB V PENUTUP . . . 54

A. Kesimpulan . . . 54

B. Saran . . . 55

(7)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 3.1 Populasi SD Inpres 6/86 Balle Kec. Kahu Kab. Bone . . . 18

Tabel 4.1 Kepala Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone . . . 24

.Tabel 4. 2 Jumlah Peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Tahun Ajaran 2013/2014 . . . 26

Tabel 4. 3 Keadaan Guru SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone 28 Tabel 4. 4 Keadaan Ruangan SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone 28 Tabel 4. 5 Keadaan Ruangan Kelas SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone 30 Tabel 4. 6 Keadaan Ruangan Kepala Sekolah SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone . . . 31

Tabel 4. 7 Tabel Berdasarkan Angket Orang Tua dan Peserta didik Mengenai Hubungan Antara Orang Tua Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta didik. . . 32

Tabel 4. 8 Perhitungan Untuk Mencari Indeks Korelasi Produck Moment . . . 37

Tabel 4. 9 Interpertasi Terhadap Korelasi. . . 40

Tabel 4. 10 Tingkat Demokratis Guru dalam Proses Belajar Mengajar . . . 41

Tabel 4. 11 Motivasi Guru teradap Peserta Didik . . . 42

Tabel 4. 12 Bimbingan Guru terhadap Peserta Didik . . . 43

Tabel 4. 13 Perhatian Guru terhadap Peserta Didik . . . 44

Tabel 4. 14 Orang Tua Mengarahkan Anak Mengulangi Pelajaran . . . 46

Tabel 4. 15 Perhatian Orang Tua terhadap Fasilitas Belajar Anak . . . 47

Tabel 4. 16 Perhatian Orang Tua terhadap Waktu Belajar Anak di Rumah . . . 48

Tabel 4. 17 Perhatian Orang Tua Mengontrol Kehadiran Anaknya di Sekolah 49 Tabel 4. 18 Faktor Kekurangan Tenaga Pengajar . . . 50

Tabel 4. 19 Faktor Penggunaan Bahasa . . . 52

Tabel 4. 20 Faktor Lingkungan . . . 53

ABSTRAK

Nama : Kartini

Nim : 20100109359

Program : Peningkatan Kualifikasi Guru MI/PAIS Melalui DMS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

(8)

Adapun latar belakang dari permasalahan ini adalah bagaimana hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar pa da SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar di SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone serta bagaimana upaya yang dilakukan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada SD Inp.6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

Dalam kajian pustaka pada skripsi ini ada beberapa sub yang dibahas, yaitu tinjauan tentang belajar, upaya untuk mengatasi ke sulitan belajar, hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar.

Penulis menggunakan metode kuantitatif dekskripiftif dan peneliti menggunakan sampel bersastra atau stratified sampel yaitu pengumpulan data dilakukan dengan tehnik observasi, angket, dan wawancara. Adapun tehnik analisis data yang digunakan adalah persentase. Untuk memecahkan masalah tersebut, penulis menggunakan metode Field rescarhyaitu dengan mengunjungi secara langsung obyek penelitian dengan instrument yang digunakan adalah observasi, angket, dan wawancara.

Hasil penelitian dalam skripsi ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara upaya orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu. Kabupaten Bone. Hal ini terbukti dari hasil r hitung lebih besar dari r tabel (r h = 09998> rt 0,312 (ho) ditolak dan hipotetis alternatifnya diterima yakni sangat kuat hubungan antara upaya orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu. Kabupaten Bone. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone ternyata ada 3 faktor yaitu faktor kurangnya tenaga pengajar dapat diketahui dari hasil angket diperoleh hasil 70% dari 40 peserta didik, faktor tidak lancarnya bahasa Indonesia bagi peserta didik diperoleh hasil 27 peserta didik dari 40 peserta didik, serta faktor lingkungan diperoleh hasil 75% dari 40 peserta didik.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha orang dewasa mendewasakan anak yang belum dewasa dengan cara memberi pengalaman dan pengetahuan. Dalam pelaksanaannya harus berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 Pasal 3 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional bahwa:

Pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan memberikan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan adalah sesuatu yang mutlak dan harus ditingkatkan dalam mengisi kemerdekaan, sehingga semestinya diberikan pada anak sebagai prioritas dalam membangun Indonesia baru, jika dikaitkan dengan upaya untuk menjawab tantangan di era globalisasi maka kuncinya adalah meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Abu Ahmadi bahwa ada 3 pusat pendidikan yang berperan dalam pendidikan anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, atau ketiga pusat ini dikenal dengan tri pusat pendidikan.

Keluarga sebagai institusi pertama dan utama bagi anak dengan orang tua sebagai pendidikan pertama dan utama mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anaknya. Setiap orang tua mempunyai kewajiban dalam memelihara, menjaga, mengajar, dan mendidik anak-anak mereka kepada kebaikan dan menjauhkan mereka dari segala kotoran yang menyebabkan mereka tergelincir kedalam siksaan api neraka. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an surah At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:

Terjemahnya:

(10)

Ayat di atas menunjukkan bahwa pendidikan dalam keluarga adalah suatu keharusan dan sangat diperlukan bagi setiap orang tua yang melahirkan anak untuk mendidik anaknya sejak lahir, demi tercapainya tujuan pendidikan dalam keluarga. Orang tua tanpa ada yang memerintah, langsung memikul tugas sebagai pendidik baik bersifat pemelihara, pengasuh, pembimbing, dan pembina maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya.

Suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya melakukan pendidikan orang. Seorang (pendidikan individu) maupun sosial, keluarga itu merupakan tempat pendidikan yang sempurna sifat dan wujudnya untuk melangsungkan pendidikan ke arah pribadi yang utuh.

Lebih dari itu keluarga adalah pemberi perlindungan, oleh karena itu, meskipun orang tua telah menyerahkan anaknya secara formal pada lembaga sekolah, orang tua masih mempunyai tanggung jawab mengawasi anak di rumah. Tidak dibenarkan orang tua menyerahkan anaknya secara mutlak kepada sekolah.

Kewajiban mendidik anak merupakan naluri paedagogis yaitu naluri yang timbul dalam diri pribadi pendidik secara sendirinya tanpa paksaan orang lain.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis akan merumuskan masalah yang akan diteliti adalah:

⦁ Bagaimana hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada SD Inpres 6/86 Balle

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone?

⦁ Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar

di SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone?

⦁ Bagaimana upaya yang dilakukan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada SD Inp.6/86

Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone?

Depinisi operasional Variabel

Sebagaimana diketahui bahwa proposal ini berjudul Hubungan Orang Tua Dan Guru Dalam Mengatasi

(11)

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang penulis maksudkan dalam Skripsi ini, maka

perlu adanya definisi operasional variabel yang dapat memberikan gambaran secara singkat agar interpretasi yang

penulis maksudkan sama dengan pembaca fahami ketika/setelah membaca skripsi ini.

⦁ Orang Tua

Orang tua adalah sebagai pendidik yang paling pertama bagi anak yang harus selalu memberikan contoh

sikap dan sifat yang baik kepada anaknya dan menanamkan kepribadian baik yaitu kepribadian yang seluruh

aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaan

menunjukkan pengabdian kepada Tuhan dan penyerahan diri kapada- Nya.

⦁ Guru

Guru juga adalah pendidik yang kedua dari orang tua untuk sama-sama dalam menanamkan kepribadian

baik yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya,

maupun filsafat hidup dan kepercayaan menunjukkan pengabdian kepada Tuhan dan penyerahan diri kapada- Nya.

Tujuan Penelitian

⦁ Tujuan Penelitian

Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Maka yang menjadi sasaran atau tujuan penulisan srkipsi ini sebagaimana yang terdapat dalam rumusan masalah adalah sebagai berikut:

⦁ Untuk mengetahui hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada SD Inpres 6/86 Balle

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

⦁ Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi

kesulitan belajar di SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

(12)

Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone?

Manfaat Penelitiaan

⦁ Kegunaan Ilmiah

⦁ Diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi masyarakat terutama mereka yang ingin mengetahui

tentang pentingnya pendidikan agama Islam bagimurid pada SD Inp.6/86 kecamatan kahu kabupaten bone.

⦁ Melalui penelitian ini diharapkan guru mampu meningkatkan kualitas personal dan profesional sebagai

pendidik dan bagi lembaga (instansi) yang terkait, diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan

kaderisasi pendidik.

⦁ Kegunaan praktis

⦁ Diharapkan dapat memotivasi dan menjadi masukan bagi para guru orang tua dalam melaksanakan

pendidikan agama Islam bagi peserta didik maupun di rumah tangga.

⦁ Menambah dan meningkatkan pengalaman dan pengetahuan baru bagi peneliti sendiri terutama dalam

penulisan karya ilmiah.

Garis- Garis Besar Isi Skripsi

Untuk mengetahui secara rinci isi pokok dari skripsi ini penulis menyusunnya menjadi lima bab.

Bab pertama pendahuluan, uraiannya meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pengertian judul

dan batasan operasional sebagai ruang lingkup masalah yang akan diteliti, tujuan dan kegunaan penelitian, serta

garis besar isi skripsi.

Bab kedua, tinjauan pustaka yaitu pengertian “Tinjauan Umum Tentang Belajar, Upaya Untuk Mengatasi

Kesulitan Belajar, Hubungan Orang Tua Dan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Anak.

(13)

Bab ketiga, menguraikan tentang metode penelitian yaitu populasi dan sampel, instrument penelitian,

proses pengumpulan data, dan teknik analisis data. Kemudian diakhiri dengan uraian tentang teknik yang digunakan

untuk mengelola dan menganalisis data.

Bab keempat hasil penelitian dan pembahasan, yaitu pada bab ini membahas hasil penelitian yang telah

dilakukan, yang di dalamnya menguraikan pemahaman materi meliputi Gambaran Umum SD Inpres 6/86 Balle

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, selanjutnya yaitu Upaya yang Dilakukan Orang Tua dan Guru dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, Foktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Hubungan Orang Tua Dan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada SD Inpres 6/86 Balle

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dan merupakan intisari

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Umum tentang Belajar

⦁ Pengertian Belajar

Belajar adalah sebagai suatu proses perubahan tingkah laku untuk memperoleh respon yang baru, yang

diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien, dan dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai

masalah baik siswa itu sendiri maupun si pengajar (guru). Beberapa masalah misalnya bagaimana menciptakan kondisi

yang baik agar perbuatan belajar berhasil memilih metode, dan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi

belajar, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, dan penilaian hasil belajar.

Belajar adalah semua upaya manusia atau individu yang memobilisasi (menggerakkan, menyerahkan dan

mengarahkan) semua sumber daya yang dimilikinya (fisik, mental, intelektual, emosional) yang tepat terhadap problem

yang dihadapinya.

Kegiatan belajar bagi setiap anak atau individu pelajar tidak selamanya berlangsung dengan baik atau berhasil,

tetapi terkadang ada diantara mereka yang sering mengalami kesulitan belajar atau bahkan gagal dalam aktifitas

belajarnya.

Kesulitan belajar yang sering dialami oleh anak bukanlah hal yang asing. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas

atau kegiatan belajar itu memiliki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar bagi setiap anak didik.

Suatu kegiatan yang dialami tidak dengan sendirinya, maka kegiatan tersebut merupakan suatu kesulitan. Demikian

halnya tentang kegiatan pendidikan, dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat berpikir sebagaimana

mestinya itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.

Jadi kesulitan belajar dapat berarti sebagai suatu hambatan atau rintangan yang dialami seseorang dalam proses

perubahan tingkah laku. Aktifitas belajar bagi setiap anak, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar dan lancar.

Akan tetapi daya serap anak dalam menangkap suatu pelajaran berbeda-beda. Dalam hal ini semangat belajar terkadang

pula rendah sehingga sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar. Sejauh ini tampak bahwa kesulitan belajar dikarenakan

anak malas untuk belajar. Tetapi permasalahannya adalah bagaimana sehingga kemalasan itu bisa timbul, seorang ahli

mengemukakan bahwa timbulnya kemalasan itu karena tidak bisa mengikuti pelajaran. Kesulitan belajar adalah suatu

(15)

atau tulisan.

Kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang didefinisikan dalam bentuk kesulitan nyata

dalam kematian dan penggunaan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau

kemampuan dalam bidang studi matematika.

⦁ Faktor-faktor yang Menyebabkan Timbulnya Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang rendah akan tetapi juga disebabkan oleh

faktor-faktor non intelegensi. Menurut Haryono Suteja bahwa faktor kesulitan belajar itu adalah:

⦁ Adanya perubahan sikap orang tua, guru teman terhadap nilai pendidikan

⦁ Kemakmuran seringkali menyebabkan individu menjadi materialistis akibatnya banyak waktu yang dihabiskan

untuk mengejar uang dan pendidikan anak secara pribadi pun dikorbankan oleh orang tua.

⦁ Pengaruh teman sebaya anak yang tunjang fasilitas dan alat-alat teknologi yang justru tidak merangsang anak

untuk belajar.

Sejalan dengan hal itu Slameto, dalam kajiannya belajar dan faktor yang mempengaruhinya. Membagi indikator

yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa ke dalam dua golongan yang terdiri atas faktor internal (dari dalam

diri individu) dan faktor eksternal (dari luar individu).

⦁ Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar.

di dalam membicarakan faktor internal akan dibahas menjadi 3 faktor yaitu:

⦁ Faktor Kesehatan

Berbicara masalah kesehatan kita akan terbentuk dalam dua persoalan yaitu sehat dan sakit. Sehat berarti kondisi

badan dan segenap bagian-bagiannya bebes terhindar dari penyakit. Agar dapat belajar dengan baik fisik harus

senantiasa dalam keadaan sehat dengan tidak memaksakan fisik untuk tanpa dibarengi dengan istirahat yang

cukup serta mengindahkan ketentuan belajar, bekerja, istirahat, olahraga dan ibadah.

⦁ Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang mengakibatkan kurang baik atau kurang sempurnanya fungsi anggota tubuh.

(16)

⦁ Faktor psikologis

Dalam aspek psikologis Slameto, dalam kajiannya Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya membagi kedalam 7 faktor, faktor tersebut adalah, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kemantapan dan kesiapan.

⦁ Faktor kelelahan

Kelelahan adalah suatu hal yang lumrah bagi setiap tubuh yang aktif, namun faktor kelelahan pada diri seseorang

sulit dipisahkan, tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

(bersifat psikis). Kelelahan jasmani dapat dilihat dengan kasat mata yaitu lemah lunglainya tubuh serta

cenderung membaringkan tubuh. Kelelahan rohani cenderung diakibatkan oleh adanya rasa bosan terhadap

sesuatu.

⦁ Faktor Ekstern

Faktor ekstren adalah faktor yang ada di luar diri individu. Slameto, dalam bukunya membagi faktor ekstern ke

dalam 3 faktor yaitu:

⦁ Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan memperoleh pengaruh dari keluarga yang merupakan tempat mereka mendapatkan

pendidikan dari orang terdekat dengan mereka, yaitu cara orang tua mendidik relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan orang

tua.

⦁ Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang menimbulkan kesulitan belajar siswa yang terdiri atas kegiatan siswa

dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

⦁ Faktor sekolah

Slameto memberikan pandangan tentang faktor sekolah yang mempengaruhi belajar anak meliputi: metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, metode belajar dan

tugas rumah.

B.Upaya untuk Mengatasi Kesulitan Belajar

(17)

berbagai hal termasuk lingkungan sosial di mana anak itu berada.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama mempengaruhi, melatih dan membiasakan

anaknya untuk hidup rajin belajar dan bekerja. Sebagaimana diketahui bahwa proses belajar sangat dipengaruhi oleh

faktor lingkungan keluarga, terutama pembinaan perkembangan dan pertumbuhan. Termasuk proses belajar anak sejak

kecil hingga dewasa. Dari keterangan di atas menunjukkan peranan orang tua dalam proses belajar anaknya sangat

besar, oleh karena setiap orang tua agar memperhatikan dan memberikan bimbingan serta pembinaan dan pendidikan

terhadap anaknya, agar nantinya anak tersebut menjadi anak yang berguna, cerdas, serta sukses sesuai dengan cita-cita

kedua orang tuanya.

Jika solusi seperti yang digambarkan di atas dapat dilaksanakan dengan baik, maka niscya anak akan memiliki

perhatian, pembinaan, dan pendidikan yang baik sekaligus sebagai dasar bagi anak untuk mengembangkan apa yang

diberikan oleh kedua orang tuanya di rumah. Tetapi sebaliknya, jika orang tua acuh tak acuh terhadap anaknya, maka

anaknya akan mengalami suatu tekanan jiwa yang menyebabkan proses belajar akan bertambah dan anak didik akan

mengalami kesulitan belajar.

Upaya-upaya yang dilakukan seorang guru untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik di sekolah adalah:

⦁ Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.

⦁ Motivasi, hal ini sangat berperan pada kemajuan pada perkembangan siswa selanjutnya melalui proses belajar.

⦁ Kurikulum yang baik dan seimbang, kurikulum ini juga harus mampu mengembangkan segala segi kepribadian

siswa.

⦁ Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individu, karena masing-masing mempunyai perbedaan dalam

beberapa segi.

⦁ Membuat perencanaan sebelum belajar, dengan persiapan mengajar akan mantap di depan kelas, sehingga dapat

meningkatkan interaksi belajar mengajar antara guru dan siswanya.

⦁ Pengaruh guru yang sugiesti perlu pula diberikan kepada siswa. Sugiesti yang kuat akan merangsang siswa agar

lebih giat belajar.

⦁ Guru harus menciptakan suasana demokratis di sekolah, lingkungan yang sangat menghormati, dapat mengerti

(18)

⦁ Dalam interaksi belajar mengajar guru harus banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk dapat

menyelidiki sendiri, belajar sendiri.

⦁ Pengajaran remedial, banyak faktor yang menjadi kesulitan belajar, agar dapat memberikan diagnosa kesulitan

belajar dan menganalisis, guru harus menyusun perencanaan pengajaran remedial dan dilaksanakan bagi siswa

yang memerlukan.

Setelah kesembilan tahap tersebut di atas dilaksanakan oleh pendidik di sekolah maka dibutuhkan adanya kerja

sama antara orang tua dan guru dalam memberikan solusi dan pemecahan masalah terhadap anak.

C.Hubungan Orang Tua dan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak

Pada hakekatnya guru dan orang tua dalam pendidikan yang mempunyai tujuan yang sama, yakni mengasuh,

mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan

hidupnya. Bentuk hubungan orang tua dan guru dapat dilakukan dengan cara:

⦁ Mengadakan pertemuan pada hari penerimaan murid baru

⦁ Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga

⦁ Adanya daftar nilai atau rapor yang setiap semester dibagikan kepada peserta didik.

⦁ Kunjungan guru ke rumah orang tua dan sebaliknya

⦁ Mengadakan perayaan atau acara sekolah

Melalui kerja sama tersebut menyebabkan terjadinya pertukaran informasi antara guru dan orang tua yang

melingkupi diri peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun

masyarakat dalam rangka mengawasi aktifitas keseharian peserta didik, khususnya dalam aktifitas belajarnya. dan dari

kerjasama itu pula orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi anaknya di sekolah, dalam

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

⦁ Populasi

Setiap penelitian pada dasarnya selalu berhadapan dengan masalah sumber data yang sering disebut dengan

Populasi danSampel penelitain. Penentuan sumber data tersebut, tergantung pada masalah yang diteliti, serta hipotesa

yang akan diuji kebenarannya. Populasi yang dihadapi mungkin pula tidak tergantung pada perumusan penyelidikan.

Untuk memperjelas mengenai pengertian populasi, maka penulis akan mengutip pendapat Drs. Hermawan

Wasito dalam bukunya Pengantar Metodologi Penelitian, yaitu sebagai berikut populasi adalah keseluruhan obyek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa sebagai sumber data yang

dimiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa populasi adalah seluruh

jumlah penduduk atau orang di suatu tempat (daerah). Bila dipahami lebih jauh lagi, maka yang dimaksudkan dengan

populasi dalam pembahasan skripsi ini adalah keseluruhan komponen yang ada

di SD Inp.6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, yakni sejumlah 135 orang siswa-siswi, dan 15 orang tenaga

pengajar termasuk guru honorer, serta sarana dan prasarana yang lainnya.

Tabel 3. 1

Populasi SD Inpres 6/86 Balle Kec. Kahu Kab. Bone

No Kelas Jumlah Siswa Total

Laki-laki Perempuan

1 I 12 18 30

2 II 8 20 28

3 III 10 5 15

4 IV 13 10 23

5 V 6 18 24

(20)

Jumlah 60 75 135

Sumber Data: SD Inpres 6/86 Balle Kec. Kahu Kab. Bone Tahun 2014

⦁ Sampel

Setelah populasi ditentukan dengan jelas, maka dapatlah ditentukan, apakah mungkin untuk meneliti seluruh

populasi yang ada atau hanya sebahagian saja yang disebut dengan sampel. Jadi pengertian sampel adalah bagian dari

populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Artinya sampel adalah bagian dari populasi

untuk mewakili seluruh jumlah populasi yang ada.

Jadi apabila suatu penelitian tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh jumlah populasi, maka penelitian hanya

dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi, namun kesimpulan mengenai sampel dapat di generalisasikan

terhadap populasi.

Karena populasi yang ada di SD Inp.6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, tidak memungkinkan untuk

diteliti secara keseluruhan, maka semua komponen yang ada di SD Inp.6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

dalam hal ini mengambil sampel 25% dari perwakilan kelas masing-masing dan 8 orang tenaga pengajar, serta sarana

dan prasarana belajar lainnya adalah sebagai sampel, dengan tekhnik pengambilan sampel secara acak sederhana.

Adapun metode penarikan sampel yang digunakan oleh penulis adalah teknik quota sampling dan statified

sampling. Dalam penggunaan quota sampling yaitu jumlah subjek yang akan diteliti ditetapkan terlebih dahulu. Jadi

penulis menetapkan sampel 40 siswa dari setiap kelas peserta didik, dan 40 orang tua peserta didik.

Instrumen Penelitian

Suatu penelitian sangat ditentukan oleh instrument penelitian yang digunakan. Marzuki menyatakan data atau

informasi yang dikumpulkan harus relevan dengan persoalan yang dihadapi, artinya data yang berkaitan harus mengena

dan tepat. Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang akan diteliti dan hipotesis dapat diuji maka

penulis menggunakan instrumen penelitian berupa:

(21)

tentang bentuk hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada SD Inpres

6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

⦁ Angket, yaitu alat yang digunakan atau yang telah dipersiapkan untuk memperoleh data tentang bentuk

hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan.

Kahu Kabupaten Bone.

⦁ Catatan dokumentasi yaitu alat yang digunakan dalam bentuk jenis dokumentasi untuk memperoleh data tentang

kondisi Obyektif SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

C.Prosedur Pengumpulan Data

Dalam tahap pengumpulan data ini peneliti menggunakan beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dimaksud

meliputi: tahap persiapan, tahap pengumpulan data dan tahap pengolahan data yang telah dikumpulkan.

⦁ Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini penulis melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain penulis

mengambil surat izin peneliti dari Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, kemudian surat tersebut dibawa ke Kantor

Gubernur Sulawesi Selatan. Kemudian ke kantor Bupati Bone, kemudian ke Camat Kahu lalu dibawa ke SD Inpres 6/86

Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone berlokasi, kemudian surat izin peneliti tersebut diserahkan kepada kepala SD

Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

Setelah langkah di atas telah dipersiapkan, maka tahap selanjutnya adalah pengumpulan data.

⦁ Tahap Pengumpulan Data

Adapun tahap pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari dua data yaitu yang bersumber

dari data yaitu yang bersumber dari data kepustakaan dan data yang bersumber dari lokasi penelitian.

⦁ Riset kepustakaan

Riset kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan membaca buku-buku

perpustakaan, majalah serta buku-buku ilmiah lainnya yang relevan dengan pembahasan skripsi ini. Metode ini penulis

meggunakan teknik:

⦁ Kutipan langsung

(22)

ilmiah lainnya sesuai dengan aslinya

⦁ Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah dengan mengadakan ikhtisar, menyimpulkan data suatu karangan yang ada

relevansinya dengan masalah yang dibahas.

⦁ Riset Lapangan

Riset lapangan adalah peneliti yang langsung di lapangan dengan menggunakan beberapa metode dalam

mengumpulkan data sebagai berikut:

Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung di lapangan yang dioperasikan adalah hubungan antara orang tua guru

dalam menanggulangi kesulitan belajar peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

. Angket yang penulis maksudkan adalah instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dari peserta

didik dan orang tua serta guru dalam bentuk pertanyaan tertulis untuk dijawab responden.

Wawancara, untuk mendapatkan data primer ditempuh melalui metode wawancara dengan berpedoman pada lembaran

angket yang telah dipersiapkan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang bentuk hubungan orang tua guru

dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Dokumentasi,

mencatat data yang diperlukan dari dokumen-dokumen tertulis untuk mengetahui kondisi objektif SD Inpres 6/86 Balle

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

D. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis daa, penulis menggunakan analisis statistik sebagai berikut:

⦁ Analisis deskriptif kuantitatif.

Adalah teknik analisis data yang menggunakan teknik perhitungan statistik seperti persentase (%). Persentase

yaitu suatu teknik pengolahan data hasil penelitian dengan menunjukkan pada persen atau dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Dimana:

(23)

F = Frekuensi

N = Jumlah individu

Dalam menguji hipotesis yang diajukan yaitu, diduga bahwa hubungan guru dan orang tua mempunyai hubungan erat

dalam mengatasi kesulitan belajar SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone , maka digunakan rumus

korelasi product moment.

Keterangan:

rxy= angka indeks korelasi yang dicari = hasil penilaian antara x dan y

x2= total x yang dikuadratkan y2= total y yang dikuadratkan

⦁ Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif yaitu menarik satu kesimpulan dimulai dari pernyataan umum menuju pernyataan khusus

(24)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

Latar belakang SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. merupakan suatu lembaga pendidikan

dasar yang memberikan pendidikan dan pengajaran, di mana pada saat sekarang ini mengalami kemajuan, hal ini dapat

dilihat sejak awal berdirinya SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, telah mendapat sambutan yang

baik dari masyarakat tentang keberadaan dan perkembangannya. SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten

Bone, merupakan salah satu pendidikan pada tingkat dasar yang didirikan pada tahun 1987 dan menjabat sebagai kepala

sekolah adalah Hj.Atifah, S.Ag SD Inpres. 6/86 Balle Kecamatan Kanu. Babupaten Bone. sampai sekarang. Dan untuk

lebih jelasnya tentang kepala sekolah maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Kepala Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

2013-2014

Nama Kepala Sekolah Tahun Bertugas Keterangan

Hj.Atifah,S.Ag 2013-2014-sekarang

Sumber Data: SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Tahun 2014

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, telah

mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak dua kali. Hal ini suatu pertanda bahwa sekolah tersebut sangat

menghendaki adanya kemajuan dan perkembangan, sehingga pada setiap waktu yang telah ditetapkan akan diadakan

pergantian kepala sekolah, bilamana sudah sampai masa jabatannya atau suatu hal lain misalnya pindah maka akan

diadakan pengangkatan kembali. Pergantian pimpinan atau instansi merupakan suatu hal yang wajar dan seharusnya

dilaksanakan bagi setiap unit kerja.

Oleh karena itu maka SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone., terlihatlah kemajuan dari tahun ke

(25)

⦁ Keadaan Peserta Didik dan Guru ⦁ Keadaan Peserta Didik

Peserta didik merupakan salah satu komponen penting di dalam suatu lembaga pendidikan disamping guru,

tujuan metode dan sarana pembelajaran lainnya. Sebagai salah satu komponen, maka dapat dikatakan bahwa peserta

didik merupakan komponen yang paling penting di antara komponen lainnya, karena tanpa peserta didik, maka proses

belajar mengajar tidak akan terjadi, begitu juga halnya dengan SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten

Bone.sebagai suatu lembaga pendidikan, tentu sangat membutuhkan adanya murid atau peserta didik. Keadaan peserta

didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, dari tahun ke tahun menunjukkan kemajuan yang berarti

dan sampai sekarang perkembangannya semakin Nampak dengan adanya jumlah peserta didik yang semakin meningkat

dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Meningkatnya jumlah peserta didik setiap tahun merupakan salah satu

indikator bahwa sekolah tersebut mengalami kemajuan. Hal yang demikian ini relevan dengan apa yang dikemukakan

sebagaimana yang dikemukakan oleh kepala SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone bahwa:

Mengenai keadaan peserta didik SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone pada awal berdirinya 1987

hingga sekarang memang sangat banyak bahkan mencapai peserta didik dari kelas 1 sampai kelas VI.

Untuk mengetahui lebih jelasnya jumlah siswa tahun ajaran 2013/2014 pada tabel berikut: Tabel 4. 2

Jumlah Peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas Jumlah Peserta didik Ket

(26)

I

II

III

IV

V

VI

12

8

10

13

6

11

18

20

5

10

18

4

Jumlah 68 87

Sumber Data: SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Tahun 2014

Masalah guru adalah masalah yang utama dalam sistem pendidikan yang secara bersama-sama dengan

komponen lainnya berusaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan profesi guru terbagi atas dua bidang dasar yakni

untuk mengalihkan ilmu pengetahuan dan kemampuan tertentu pada peserta didik dalam rangka menanamkan tata nilai

dalam kehidupan sehari-hari. Kedua tugas ini menyatu dalam suatu kegiatan yakni proses belajar mengajar.

Guru merupakan faktor determinan dalam pendidikan, termasuk membentuk karakter peserta didik kepada

hal-hal yang lebih baik dalam artian bahwa guru tidak hanya sebagai pengajar, akan tetapi yang terpenting adalah sebagai

pendidik.

Di samping hal tersebut, maka guru merupakan faktor penting dalam suatu lembaga formal termasuk dalam hal

ini SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Kedua hal tersebut di atas merupakan syarat untuk

berdirinya suatu sekolah dan tanpa adanya kedua hal tersebut tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Bahkan

dapat dikatakan tidak ada sekolah tanpa adanya guru, peserta didik dan staf lainnya. Sebab sekaligus gedung sudah ada

beserta segala sarana dan prasarananya tetapi tidak ada yang mengarahkan, maka semua yang ada itu tidak berjalan

sebagaimana mestinya.

Di sisi lain guru juga memegang peranan penting di dalam menentukan perkembangan suatu sekolah, baik dari

segi kuantitasnya, lebih-lebih dari segi kualitasnya, sebab guru yang jumlahnya banyak dan mempunyai kualitas yang

baik akan mengandung banyak masyarakat yang simpati kepadanya sehingga para orang tua dapat menyekolahkan

(27)

Berdasarkan dari uraian tersebut di atas, maka guru, peserta didik dan staf lainnya sangat penting bagi setiap

sekolah begitu juga halnya di SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Adapun keadaan guru atau

pendidik dan stap lainnya di SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone adalah berjumlah 17 orang

ditambah 1 orang tata usaha. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Keadaan Guru SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

Nama Guru Jabatan

Hj.Atifah, S.Ag

Huseng Appa,A.Ma

Mappiare, A.Ma

St. Marwah, A.Ma.,Pd

Maryam, S.Pd

Hj. Zohra, S.Pd

Darwis, S.Pd

Firman, S.Pd

Suriani, A.Ma

Kartini, A.Ma

A. Azrul Azwar, S.Pd

A. St. Rahman, A.Ma

Zulfadliaman, S.Pd

St. Arafah Hasmar

Yuniarti, S.Pd

Yulsyahyudi

Kepala sekolah

Guru kelas

Guru kelas

Guru kelas

Guru kelas

Guru kelas

Guru Kelas

Guru Kelas

Guru Kelas

Guru Mapel

Guru Bakti

Guru Bakti

Guru Bakti

Pegawai

Guru Bakti

Penj.Sekolah

(28)

Dari tabel tersebut, menunjukkan bahwa ketidakseimbangan antara kebutuhan guru dan jumlah kelas yang ada.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa guru yang ada pada SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone masih kurang, hal ini sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Hj.Atifah, S.Ag Kepala SD

Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu. Kabupaten Bone bahwa:

Keadaan guru SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone dilihat dari jumlahnya hanya 16 orang, hal

ini tidak sesuai dengan keadaan jumlah murid, di samping pengangkat guru di SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan

Kahu Kabupaten Bone tidak ada sehingga berpengaruh kepada jumlah guru.

Berdasarkan data tersebut di atas maka ditarik suatu kesimpulan bahwa jumlah guru yang ada dengan kebutuhan

yang tersedia tidak seimbang, hal ini disebabkan karena kurangnya pengangkatan guru khususnya untuk guru SD Inpres

6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimaksudkan penulis di sini adalah segala perangkat alat pendidikan yang dapat

dijadikan atau dipergunakan untuk menunjang segala kelangsungan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Sarana dan prasarana di dalam suatu lembaga pendidikan seperti halnya lembaga pendidikan di tingkat SD

Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, maka sarana dan prasarana memegang peranan penting dalam

menunjang keberhasilan sekolah di dalam proses belajar mengajar, walaupun jumlah guru dan peserta didik suatu

sekolah berlimpah ruah tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan baik tanpa kelengkapan sarana dan prasarananya.

Hal itu dibutuhkan adanya hubungan antara orang tua dan guru dalam mendukung terlaksanannya pendidikan yang

diinginkan.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya perlu

ditunjang adanya sarana dan prasarana yang memadai dalam pencapaian tujuan pendidikan khususnya dalam upaya

mengatasi kesulitan belajar peserta didik, karena tanpa didukung dengan sarana dan prasarana lainnya, maka proses

(29)

dan prasarana yang dimaksudkan sudah memadai apabila jumlah, keadaan, dan kelengkapannya semuanya dalam

keadaan baik.

Sebagaimana halnya sarana dan prasarana SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, terdiri dua

buah gedung, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4

Keadaan Ruangan SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

Jenis Ruangan Jumlah Ket

Ruangan kepala sekolah

Ruangan belajar

Kursi guru

Ruangan WC

Perpustakaan

1

7

8

1

1

Sumber Data: SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Tahun 2014.

Dengan melihat data tersebut di atas maka dapat dipahami untuk melaksanakan suatu kegiatan di lembaga

pendidikan maka, diperlukan kelengkapan berbagai alat dan sarana serta perasarana demi tercapainya tujuan pendidikan

pada umumnya. Untuk melihat perkembangan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan

Kahu Kabupaten Bone. khususnya yang berhubungan langsung dengan kegiatan proses belajar mengajar yang penulis

lihat dilokasi penelitian dapat dilihat dari tabel berikut

Tabel 4.5

Keadaan Ruangan Kelas SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

Nama Barang Keadaan Jumlah Ket

(30)

Papan tulis

Sumber Data: SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone 2014

Berdasarkan tabel keterangan tersebut di atas menunjukkan keterangan sarana dan prasarana yang ada sudah

cukup memadai untuk mendukung pelaksanaan proses mengajar di kelas, namun masih harus diusahakan untuk

kelengkapan lainnya seperti penambahan komputer dan media pembelajaran lainnya. Kemudian untuk melihat

kelengkapan prasarana yang ada pada ruang kepala SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Keadaan Ruangan Kepala Sekolah SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone

Nama Barang Keadaan Jumlah Ket

(31)

Sumber Data: Kantor SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa kelengkapan sarana dan prasarana yang ada pada sekolah SD Inp. 6/86

Balle Kecamatan Kanu. Babupaten Bone, baik yang ada pada ruangan kepala sekolah maupun ruangan dalam kelas

cukup mendukung untuk kesuksesan belajar mengajar.

Hubungan Guru Dan Orang Tua Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar pada SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone

Adapun hubungan guru orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan

Kahu Kabupaten Bone dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama dengan mengadakan pertemuan pada hari

penerimaan murid baru. Dalam hal ini Hj.Zohra, S.Pd mengatakan bahwa:

Pada umumnya pada hari penerimaan murid baru sekolah mengadakan pertemuan dengan orang tua murid untuk

memberikan kesempatan kepada orang tua menyampaikan pesan tentang anak-anak yang dibina.

Setiap tahun sekolah mengadakan pendaftaran untuk penerimaan murid baru, kesempatan itu dapat

dipergunakan oleh kepala sekolah dan guru-guru untuk mengadakan pertemuan dengan para orang tua murid. Selain itu

pada waktu pendaftaran yang dapat juga dipakai untuk menanyakan segala sesuatu tentang anak-anak oleh kepala

sekolah, lebih baik pula jika pada hari pertama sekolah orang tua di undang untuk mengadakan pertemuan dengan guru

-guru.

⦁ Mengadakan Surat Menyurat antara Sekolah dan Keluarga

Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga itu perlu diadakan terutama waktu yang sangat

diperlukan bagi perbaikan anak didik. Seperti surat peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya mengalami

kesulitan belajar dan sering membolos.

Alangkah baiknya pula jika surat menyurat orang tua sendiri kepada guru atau kepala sekolah, maupun ketika

orang tua memerlukan keterangan, bagaimana tingkah laku anaknya, adakah anaknya mengalami kesulitan belajar, atau

banyak menyusahkan gurunya. Sebab banyak anak-anak yang menunjukkan tingkah laku yang berlainan di rumah

(32)

⦁ Adanya Daftar Nilai atau Rapor yang Setiap Semester Dibagikan kepada Peserta Didik

Pada hari penerimaan rapor sekolah biasanya mengundang orang tua peserta didik atau wali peserta didik untuk

memberikan hasil dari kerja kelas 6 bulan. Sekolah dapat memberikan peringatan atau meminta bantuan orang tua yang

hasil rapor anaknya kurang baik. Atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu pelajaran agar

dapat lebih giat dalam mengembangkan bakatnya.

⦁ Kunjungan Guru ke Rumah Orang Tua Sebaliknya Kunjungan Orang Tua Peserta Didik di Sekolah

Dalam hal ini Firman, S.Pd mengatakan bahwa:

Guru-guru yang ada di sekolah ini sering mengadakan kunjungan ke rumah orang tua peserta didik, demikian pula

sebaliknya, orang tua sering mengadakan kunjungan ke sekolah untuk menjalin silaturrahmi.

Hal ini lebih menguntungkan dari pada mengadakan surat menyurat saja, tentu saja kunjungan guru ke rumah

orang tua itu dilakukan bilamana diperlukan, misalnya untuk membicarakan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami

anaknya di sekolah. Atau mengunjungi peserta didik yang sakit untuk sekedar memberi hiburan. Umumnya orang tua

peserta didik merasa senang sekali atas kunjungan guru itu karena ia merasa bahwa anaknya sungguh-sungguh

diperhatikan. Bagi anak sendiri akan lebih merasa segan dan hormat kepada gurunya yang telah mengenal keluarganya

atau orang tuanya. Demikian pula sekolah dapat memberikan surat kepada orang tua untuk datang di sekolah bilamana

ada sesuatu tentang anaknya yang perlu dibicarakan di sekolah bersama guru-guru.

⦁ Mengadakan Perayaan atau Acara Sekolah

Pada umumnya pada akhir tahun pelajaran, tiap-tiap sekolah mengadakan ulang tahun atau perayaan atau

kenaikan kelas, juga perpisahan dengan anak-anak yang meninggalkan sekolah itu, karena sudah tamat. Sekolah dapat

mempertunjukkan kepandaian-kepandaian dan kecakapan peserta didiknya seperti olahraga, nyanyian dan perlombaan

menggambar. Orang tua tentu bergembira atas undangan untuk mengunjungi perayaan semacam itu, karena dengan

demikian orang tua dapat mengetahui sedikit usaha-usaha dan kemajuan sekolah tempat anaknya belajar. Kesempatan

ini dapat dipergunakan oleh kepala sekolah dan guru-guru untuk berkenalan dan sekedar saling beramah tamah dengan

orang tua peserta didik, tentang anaknya secara perseorangan sebaliknya para orang tua peserta didik ada kesempatan

untuk menerima keterangan-keterangan tentang kemajuan-kemajuan dan kesulitan-kesulitan anaknya kepada guru yang

(33)

Untuk mengunjungi ada atau tidaknya korelasi antara upaya orang tua dan upaya guru dalam mengatasi kesulitan

belajar peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, maka data yang diperoleh dari hasil

penelitian dari peserta didik dengan analisis yang digunakan metode statistik yaitu korelasi product moment yaitu:

Keterangan:

rxy= angka indeks korelasi yang dicari

= hasil penilaian antara x dan y

x2= total x yang dikuadratkan

y2= total y yang dikuadratkan

Tabel 4.7

Tabel Berdasarkan Angket Orang Tua dan Peserta didik Mengenai Hubungan Antara Orang Tua Guru dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Peserta didik

Res Nomor Skor Soal

Orang Tua Skor Peserta didik Skor

(34)
(35)

1505 962

Tabel 4.8

Perhitungan Untuk Mencari Indeks Korelasi Produck Moment

(36)
(37)

N = 40x = 1505 y = 1032 x2= 566679 y2= 266862 xy = 38829

= 0,998

Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh nilai R = 0,998. Dengan melihat interpretasi nilai, maka dapat

diketahui hubungan antara orang tua dalam mengatasi kesulian belajar peserta didik mempunyai hubungan sangat kuat,

hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.9

Interpertasi Terhadap Korelasi

Inter Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,99

0,20-0,399

0,40-599

0,60-0,799

0,80-1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Untuk n = 40 dan kesalahan 5% maka r tabel = 0,312, sedangkan untuk r hitung adalah 0,998. Ketentuan bila r

lebih kecil dari r tabel, maka H0diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebalikya bila r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha

diterima, dengan demkian korelasi o,998 itu signifikan. Maka hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang

positif dan hubungan yang signifikan antara upaya orang tua dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik

SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, dapat diterima dan diberlakukan pada populasi dimana sampel

tersebut diambil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara orang tua dan guru mempunyai

hubungan signifikan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten

Bone.

(38)

Kahu Kabupaten Bone

Sebagaimana penulis jelaskan pada bab sebelumnya, bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik

tidak hanya disebabkan karena faktor intelegensinya, akan tetapi ada faktor lain yang disebabkan oleh faktor-faktor di

luar intelegensi. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain:

⦁ Faktor kekurangan tenaga pengajar (guru)

Belajar di sekolah tidak berhasil secara mulus karena ada hal-hal penting, mengakibatkan kegagalan dalam

pencapaian hasil belajar, hambatan tersebut dapat dianggap hal yang berada diluar kekuasaan untuk dihindari adanya.

Tidak seorang pun yang tidak mengalami dalam kehidupannya. Besar kecilnya hambatan itu sebenarnya sangat relatif,

tergantung kepada individu yang mengalami. Berbicara tentang faktor kesulitan belajar peserta didik SD Inpres 6/86

Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, maka data atau keterangan yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. 18

Faktor Kekurangan Tenaga Pengajar

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

28 orang

10 orang

2 orang

-70

25

5

-Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Peserta Didik Item No. 1.

Dari tabel tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa kekurangan tenaga pengajar di SD Inpres 6/86 Balle

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, menjadi salah satu faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik. Hal ini terbukti

dari 40 responden yang diberikan angket ada 70% mengatakan sangat setuju, kekurangan tenaga pengajar merupakan

faktor penyebab kesulitan belajar bagi peserta didik, 25% menyatakan setuju dan atau 5% kurang setuju.

(39)

Setiap guru dibutuhkan menjadi pengajar yang baik, bagi peserta didik anak didik, hal itu dapat terwujud

apabila ada interaksi antara peserta didik dengan guru dengan jalan komunikasi lewat bahasa, baik itu bahasa daerah

maupun bahasa Indonesia. Sejalan dengan hal Darwis mengatakan bahwa:

Salah satu faktor kesulitan belajar pada peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

adalah karena kurang lancarnya bahasa anak didik karena mereka mengikuti bahasa ibu dengan kata lain bahasa

daerah masih dinomor satukan dalam percakapan sehari-hari.

Kaitannya dengan hal itu dapat dilihat dari hasil pengolahan angket berikut ini:

Tabel 4. 19

Faktor Penggunaan Bahasa

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

27 orang

8 orang

-5 orang

67,5

20

-12,5

Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Peserta Didik Item No. 2.

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa bahasa Indonesia dalam komunikasi sangat dibutuhkan dalam proses

belajar mengajar. Hal ini terbukti dari ke 40 responden ada 67,5% yang menyatakan sangat setuju bahwa kurang

lancarnya bahasa Indonesia dapat mengakibatkan mereka mengalami kesulitan belajar, sedang 20% yang menjawab

setuju dan 12,5% kurang setuju.

⦁ Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan hal yang membawa pengaruh dalam mendorong peserta didik untuk meningkatkan

prestasi, namun sebaliknya dapat pula menjadi faktor kesulitan belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh

bahwa Marwan bahwa:

Salah satu faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar anak SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten

(40)

mereka hanya asyik bermain dengan teman bergaulnya.

Berkaitan dengan hal itu dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4. 20

Faktor Lingkungan

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

30 orang

9 orang

1 orang

75

22,5

2,5

Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Peserta Didik Item No. 3.

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa faktor lingkungan menjadi salah satu kesulitan belajar anak. Hal ini

terbukti dari ke 40 responden ada 75% yang menyatakan sangat setuju bahwa pengaruh lingkungan mengakibatkan

mereka tidak termotivasi untuk mengulangi pelajaran yang diberikan oleh guru, sedang 22,5% yang menjawab setuju

dan 2,5% kurang setuju. Faktor lingkungan menjadi pemicu kesulitan belajar peserta didik.

Hal ini terbukti bahwa ada beberapa faktor kesulitan belajar peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone yaitu faktor kurangnya tenaga pengajar, kurangnya bahasa yang dikuasai anak didik, faktor lingkungan.

Jadi hal ini dapat dicegah dengan adanya hubungan antara orang tua guru untuk bekerja sama mengatasi kesulitan

belajar yang dihadapi anak didiknya.

Upaya yang dilakukan Mengatasi Kesulitan Belajar SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

Dalam proses belajar mengajar di SD Inp. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone dimana penulis melihat

bahwa guru bersifat demokratis, hal ini dapat dilihat dengan diberikannya kesempatan untuk mengoreksi ide guru dan

kesempatan untuk mengeluarkan pendapat apabila mengalami kesulitan belajar sehingga peserta didik memiliki inisiatif

dan kreatif dalam ide-ide yang datang dari peserta didik. Guru tidak merasa dirinya paling benar sehingga mematikan

kreatifitas peserta didik dalam bertanya dan mengeluarkan idenya. Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel berikut:

(41)

Tingkat Demokratis Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat demokratis

Cukup demokratis

Kurang demokratis

Tidak demokratis

30 orang

9 orang

1 orang

-75

22,5

2,5

-Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Peserta Didik Item No. 4.

Dengan melihat tabel di atas maka dapat dipahami bahwa guru dalam proses belajar mengajar bersikap

demokratis sehingga peserta didik lebih leluasa untuk menyampaikan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi kepada

guru yang bersangkutan. Hal ini terbukti dari ke 40 responden ada 75% yang menyatakan sangat demokratis bahwa guru

yang bersifat demokratis mengakibatkan mereka termotivasi untuk belajar, sedang 22,5% yang menjawab cukup

demokratis dan 2,5% kurang demokratis. Guru bersifat demokratis menjadi dorongan untuk meningkatkan kreatifitas

belajar peserta anak didik.

⦁ Guru Memberikan Motivasi

Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dalam lingkungan sekolah dituntut untuk senantiasa

memberikan dorongan dalam rangka mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik dengan harapan

pencapaian prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket penulis edarkan pada peserta didik sebagai berikut:

Tabel 4. 11

Motivasi Guru teradap Peserta Didik

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu

Kadang-kadang

Pernah

Tidak pernah

30 orang

10 orang

-75

25

(42)

-Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Peserta Didik Item No. 5.

Dengan melihat tabel di atas maka dapat dipahami bahwa guru memberikan motivasi pada peserta didik

sehingga peserta didik lebih bersemangat untuk meningkatkan prestasi belajar. Hal ini terbukti dari ke 40 responden ada

75% yang menyatakan selalu mendapat motivasi dari guru, sedang 25% yang menjawab kadang-kadang. Guru selalu

memberikan motivasi dan dorongan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

⦁ Guru Memberikan Bimbingan Khusus pada Peserta Didik yang Bermasalah

Dalam proses belajar mengajar tingkat daya serap terhadap materi pelajaran yang disajikan berbeda-beda. Hal ini

memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan bimbingan khusus kepada peserta didik yang bermasalah

dengan kata lain tingkat daya serapnya lambat mengakibatkan mereka sulit untuk belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil

angket peserta didik sebagai berikut:

Tabel 4. 12

Bimbingan Guru terhadap Peserta Didik

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu

Kadang-kadang

Pernah

Tidak pernah

29 orang

9 orang

2 orang

-72,5

22,5

5

-Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Peserta Didik Item No. 6.

Berdasarkan tabel di atas membuktikan bahwa bimbingan khusus adalah salah satu acuan guru untuk mengatasi

kesulitan belajar yang dihadapi oleh anak didiknya. Hal ini dapat dilihat dari 40 responden ada 72,5% orang yang

menyatakan selalu mendapat bimbingan khusus dari guru, sedang 22,5% yang menjawab kadang-kadang dan 5% pernah

mendapat bimbingan khusus dari gurunya.

⦁ Guru Memberikan Perhatian

(43)

merasa tidak terabaikan dalam proses belajarnya, hal ini kesulitan belajarnya dapat teratasi dengan cara bentuk perhatian

guru.

Demikian salah satu bentuk upaya guru mengatasi kesulitan belajar anaknya pada peserta didik SD Inpres 6/86

Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.Hal ini dapat dilihat pada hasil pengolahan angket berikut ini:

Tabel 4. 13

Perhatian Guru terhadap Peserta Didik

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu

Kadang-kadang

Pernah

Tidak pernah

270 orang

13 orang

-67,5

32

-Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Peserta Didik Item No. 7.

Dari tabel di atas terlihat bahwa guru senantiasa memberikan perhatian terhadap anak didiknya yang mengalami

kesulitan belajar. Hal ini dapat dilihat dari angket yang diedarkan kepada peserta yang berjumlah 40 responden ada

67,5% yang selalu mendapat perhatian dari guru, sedang 32,5% yang menjawab kadang-kadang mendapatkan perhatian

dari guru apabila mereka sulit memahami pelajaran.

Jadi hal ini menunjukkan bahwa bentuk perhatian guru adalah salah satu upaya mengatasi kesulitan belajar

peserta didik di SD Inpres. 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

Adapun upaya orang tua untuk mengatasi kesulitan belajar anak antara lain:

⦁ Mengarahkan Anak untuk Mengulangi Kesulitan yang Didapat di Sekolah

Setiap anak yang normal pada dasarnya mempunyai hasrat untuk selalu belajar, apalagi pelajaran itu sulit. Maka

tugas yang paling penting bagi orang tua adalah mengarahkan anak belajar dan menjaga semangatnya. Karena jika tidak,

maka setiap pelajaran sulit yang diberikan oleh guru tidak akan teratasi.

Dengan demikian walaupun orang tua sangat sibuk dalam tugas sehari-hari, keterlibatan mereka sangat

(44)

mendapat kesulitan dalam belajar.

Tabel 4. 14

Orang Tua Mengarahkan Anak Mengulangi Pelajaran

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu

Kadang-kadang

Pernah

Tidak pernah

33 orang

7 orang

-82,5

17,5

-Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Orang Tua Peserta Didik Item No. 1.

Berdasarkan tabel di atas terbukti bahwa orang tua selalu mengarahkan anaknya mengulangi pelajaran yang

diberikan di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari angket yang diedarkan kepada orang tua peserta didik yang berjumlah 40

responden ada 82,5% yang selalu mengarahkan anaknya, sedang 17,5% menjawab kadang-kadang mengarahkan

anaknya di rumah.

⦁ Menyediakan Fasilitas Belajar di Rumah

Menyangkut orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar anak di rumah, yaitu dengan menyediakan fasilitas

(45)

Tabel 4. 15

Perhatian Orang Tua terhadap Fasilitas Belajar Anak

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu

Kadang-kadang

Pernah

Tidak pernah

31 orang

8 orang

1 orang

-77,5

20

2,5

-Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Orang Tua Peserta Didik Item No. 2.

Dari tabel di atas terlihat bahwa orang tua peserta didik senantiasa menyediakan fasilitas belajar anaknya di

rumah. Hal ini dapat dilihat dari angket yang diedarkan kepada peserta didik yang berjumlah 40 responden ada 77,5%

yang selalu menjawab kadang-kadang 20% pernah 2,5% menyediakan fasilitas belajar anaknya di rumah.

⦁ Memperhatikan Waktu Belajar Anak Didik di Rumah

Setiap orang tua berbeda dalam cara mendidik anak, terkadang ada orang tua yang tidak terlalu memperhatikan

waktu belajar anaknya sehingga mereka tidak mengetahui jika ada anaknya mengalami kesulitan atau tidak mengetahui

bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi anaknya, tetapi ada juga orang tua yang sangat memperhatikan waktu

belajarnya di rumah, sehingga setiap ada kemajuan atau apa saja yang dialami oleh anaknya pasti mereka

mengetahuinya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 16

Perhatian Orang Tua terhadap Waktu Belajar Anak di Rumah

(46)

Selalu

Kadang-kadang

Pernah

Tidak pernah

34 orang

6 orang

-85

15

-Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Orang Tua Peserta Didik Item No. 3.

Dari tabel di atas terlihat bahwa orang tua peserta didik senantiasa menyediakan fasilitas belajar anaknya di

rumah. Hal ini dapat dilihat dari angket yang diedarkan kepada orang tua peserta didik yang berjumlah 40 responden ada

85,5% yang selalu memperhatikan waktu belajar anaknya di rumah, sedang 15% yang menjawab kadang-kadang

mengarahkan anak belajar di rumah.

⦁ Mengontrol Kehadiran Anak di Sekolah

Orang tua yang peduli akan kesulitan belajar anaknya tentu dalam sekecil apapun akan melakukan sesuatu untuk

membantu anaknya mengatasi kesulitan yang dihadapi, termasuk mengontrol kehadiran anak di sekolah. Hal ini

menunjukkan bahwa peranan orang tua dalam membantu pendidikan anaknya memang sangat dibutuhkan demi untuk

melihat keberhasilan sang anak. Mengenai hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4. 17

Perhatian Orang Tua Mengontrol Kehadiran Anaknya di Sekolah

Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu

Kadang-kadang

Pernah

Tidak pernah

33 orang

7 orang

-82,5

17,5

-Jumlah 40 100

Sumber Data: Angket Orang Tua Peserta Didik Item No. 4.

Dari tabel di atas terlihat bahwa orang tua peserta didik selalu mengontrol kehadiran anaknya di sekolah. Hal ini

Gambar

Tabel 3. 1Populasi SD Inpres 6/86 Balle Kec. Kahu Kab. Bone
Tabel 4.1
Tabel 4. 2Jumlah Peserta didik SD Inpres 6/86 Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

tingkat kekuasaan tertinggi, yang dapat melakukan semua fungsi yaitu mengelola data pemberian kredit, data semua pengguna, data daerah kredit macet, dan melihat aturan

Hubungan berat daun cangkul dengan keluhan low back pain pada petani di Desa Lumbung Kerep Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.. Skripsi Program D4 Keselamatan dan

Dynamically Allocated: Maksud dari jenis ini adalah Hard disk Virtual yang akan digunakan oleh Ubuntu nantinya, semakin lama semakin besar, jika kamu menambahkan data

ДОПРИНОС ВРИ ЕФИКАСНОЈ ПАРЛАМЕНТАРНОЈ КОНТРОЛИ Ревизија јавног сектора, коју спроводе врховне ревизорске институције (ВРИ), представља важан фактор који

Penelitian ini adalah penelitian lanjutan (research development). Penelitian bermula dengan melakukan telaah pada permasalahan yang akan diselesaikan kemudian melakukan

Dosen yang memiliki jabatan akademik Lektor Kepala atau Profesor sebagai membimbing mahasiswa program magister atau program doktor dalam menyusun karya ilmiah

Dengan perluasan modal yang dilakukan PT “X” yang berinvestasi pada mesin maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian layak atau tidaknya investasi berkenaan dengan

[r]