BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laktasi merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologis dan psikologis yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonatus (Taufan, 2011).
Pentingnya pemberian ASI pada usia 0 – 6 bulan pertama tak dapat disangkal lagi, banyak ibu-ibu muda maupun ibu-ibu yang belum berpengalaman mengalami kesulitan-kesulitan dalam penyaluran ASI kepada bayinya. Breast Care atau perawatan payudara setelah melahirkan dapat membantu ibu-ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya, karena dengan Breast Care payudara menjadi terangsang dalam memproduksi air susu dan juga puting ibu dapat terkelola dengan tepat pula. (Saryono, 2009).
Menyusui merupakan suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Seiring dengan perkembang zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat sehingga pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan. Menyusui dalah suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran yang penting.(herri, 2012).
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif di seluruh provinsi di Indonesia sebanyak 3.213.860 bayi. Bayi yang diberikan ASI eksklusif adalah 1.339.298 bayi (41,67%), sedangkan 1.874.562 bayi (58,33%) tidak diberi ASI eksklusif. Di Lampung 3.114 jumlah bayi yang sudah di beri ASI eksklusif adalah 2.190 (70,33%) bayi dan 914 (29,67%) bayi (WHO, 2010).
Dari hasil pengamatan pada praktek lapangan, bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan frekuensi terkena diare sangat kecil bahkan mulai minggu ke-4 sampai bulan ke-6 bayi jarang defekasi dan sering menjdi keluhan ibu yang dating ke klinik karena bayinya tidak defekasi lebih dari 3 hari. Keadaan ini menunjukkan seluruh produk ASI dapat terserap oleh system pencernaan bayi. Kelompok bayi yang mendapat susu tambahan (ASS), lebih sering terkena diare. Melihat begitu unggulnya air susu ibu (ASI), maka sangat disayangkan pada ken yataan masih banyak ibu-ibu yang tidak langsung memberikan ASI nya pada 30 menit sampai 1 hari post partum. Masih banyak juga ditemukan masalah pada post partum seperti putting susu nyeri atau putting susu lecet dan payudara bengkak. Hal ini merupakan masalah bagi ibu yang menyusui bayinya dan mengurangi produksi ASI sehingga dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan air susu untuk bayinya. (Sibeua, 2011).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pada masa nifas, masalah yang sering timbul antara lain kelainan
putting susu, payudara bengkak, terjadinya pembendungan ASI. Terjadi masalah tersebut karena beberapa factor anatar lain kurangnya perawatan payudara pada ibu menyusui. Perawatan payudara sangat penting selama hamil dan menyusui (Vivian, 2011).
Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2009) di usia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di dunia (38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi bembengkakan payudara, dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. Dan terdapat 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan (IDAI, 2012).
Perawatan payudara pada ibu nifas yang tidak benar disebabkan karena pengetahuan ibu masih kurang sehingga ibu harus belajar dari pengalaman melahirkan sebelumnya atau dari informasi dan sumber yang lainnya. Keberhasilan menyusui terutama harus di dukung oleh keluarga, lingkungan social, dan tenaga kesehatan. P[ersiapan menyusui sebelumnya harus dipersiapkan dengan perawatan payudara yang benar, sehingga ibu menyusui harus memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan payudara (Admin, 2010).
Berdasarkan data yang diperoleh di klinik L. Marlina Tanjung Selamat medan mendapat penelitian terbanyak pada ibu post partum yang mengerti dan melakukan perawatan payudara sebanyak ibu post partum belum mengerti perawatan payudara sebanyak ibu post partum yang mengalami bendungan ASI.
Dari hasil survei awal yang dilakukan mengenai pengetahuan, sikap, tindakan ibu nifas tentang postnatal brescare di klinik L. Marlina Tanjung Selamat adalah sebanyak 40 orang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan, sikap, tindaklan ibu nifas tentang postnatal brescare.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan, sikap, tindakan ibu post partum tentang postnatal breastcare di klinik L.Marlina Tanjung Selamat.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang postnatal breastcare (perawatan payudara) di klinik L. Marlina Tanjung Selamat.
2. Untuk mengetahui sikap ibu nifas tentang postnatal brestcare di klinik L. Marlina Tanjung Selamat.
3. Untuk mengetahui tindakan ibu nifas tentang postnatal breastcare (perawatan payudara) di klinik L. Marlina Tanjung Selamat.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengetahuan ibu nifas tentang postnatal brestcare.
1.4.2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran tentang postnatal brestcare. 1.4.3. Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi di perpustakaan Akademi Kebidanan Audi Husada Medan dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya tentang postnatal brestcare. 1.4.4. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran masyarakat khusunya ibu nifas dalam postnatal brestcare.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagiaan besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang ogjek yang diketahui dan dapat menginterpretasikaan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah pahaam terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan. Contoh menyimpulkan, meramalkan, dan sebaginya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini diartikan aplikasi atau penggunaaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan/membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
2.1.2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang didalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Menurut Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atu kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu.
Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 (tiga) komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Sikap mempunyai 4 (empat) tingkatan yaitu : a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
2.1.3. Tindakan/Praktek
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Dalam praktek/tindakan terdaapat 4 tingkatan yaitu : 1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respon Terpimpin (guided respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang besar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme (mecanisme)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
4. Adaptasi (adaptasi)
Adaptasi merupakan suatu praaktek/tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah yang bersifat survei deskriptif yaitu untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas tentang postnatal breastcare di klinik L. Marlina Tanjung Selamat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di klinik L. Marlina Tanjung Selamat dengan alasan masih kurangnya tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas tentang postnatal breastcare diklinik tersebut.
3.2.2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Juli tahun 2014. 3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang ada di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat yaitu sebanyak 244 responden.
3.3.2. Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi dijadikan sampel. Besar sampel dalam penelitian ini didapat berdasarkan rumus yaitu:
n = 𝑁
1 + N (d)2
Keterangan : n = Besar Sampel N = Besar populasi
d = Tingkat kesalahan/penyimpangan yang dipilih (d= 0.1)
n = 244 1 + 244 (0.1)2 n = 186 1 + 244 (0.01)2 n = 244 3,44 n =70,93 ≈ 71 orang
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 71 orang dengan teknik pengambilan sampel convinence (acidental) yaitu pengambilan sampel berdasarkan jumlah responden yang secara kebetulan ditemui pada saat penelitian. 3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data a. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung dengan menyebarkan kuesioner.
b. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari Klinik L. Marlina Tanjung Selamat.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu nifas tentang postnatal breascare yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden.
Kategori Pengetahuan : 0. Buruk 1. Baik
Untuk mengukur pengetahuan maka disusun 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban “ya dan tidak”. Jika responden menjawab “ya” maka diberi skor 1, jika responden menjawab “tidak” maka diberi skor 0. Maka nilai tertinggi adalah 10 dan nilai terendah adalah 0.
0. Buruk, jika jawaban responden memiliki total skor < 76 % dari 10 = 0-7 1. Baik, jika jawaban responden memiliki total skor ≥ 76 % dari 10 = 8-10 (Nursalam, 2011)
3.5.2. Sikap
Sikap adalah suatu reaksi ibu dalam menerima suatu informasi tentang postnatal breastcare yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden.
Kategori Sikap : 0. Negatif 1. Positif
Untuk mengukur Sikap ibu nifas tentang postnatal breastcare disusun sebanyak 10 pernyataan dengan jawaban “Sangat setuju (bobot nilai 3)”, “Setuju (bobot nilai 2)” dan “tidak setuju (bobot nilai 1)”, maka total skor untuk variable pengetahuan adalah 30, Jadi :
0. Negatif, jika jawaban responden memiliki total skor ≤ 50% dari 30 = 1-15 1. Positif, jika jawaban responden memiliki total skor > 50% dari 30 = 16-30 3.5.3. Tindakan
Tindakan adalah suatu pelaksaan dari informasi yang diterima responden tentang postnatal breastcare
Kategori Perawatan post partum : 0.Tidak Dilakukan
1.Dilakukan
Untuk mengukur Tindakan maka disusun 5 pernyataan dengan pilihan jawaban “ya dan tidak”. Jika responden menjawab “ya” maka diberi skor 1, jika responden menjawab “tidak” maka diberi skor 0. Maka nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 0, jadi:
0. Tidak dilakukan, jika jawaban responden memiliki total skor ≤ 50% dari 5 = 0-2 1. Dilakukan, jika jawaban responden memiliki total skor > 50% dari 5 = 3-5 3.6. Metode Pengukuran
Tabel 3.1. Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur
Variabel Cara dan Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pengetahuan Wawancara (Quesioner) 0. Buruk 1. Baik Ordinal Sikap Wawancara (Quesioner) 0. Negatif 1. Positif Ordinal Tindakan Wawancara (Quesioner) 0. Tidak Dilakukan 1. Dilakukan Ordinal
3.7. Tekhnik Pengolahan Data 1. Editing
Memeriksa daftar pelayanan yang telah diukur oleh para pengumpul data. 2. Coding
Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari pada responden kedalam kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.
3. Tabulating
Pengkajian data dalam bentuk tabel yang terdiri dari beberapa baris dan kolom (Drs.Cholid Narbuku, 2009)
3.8. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase yang ada/telah terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi. Selanjutnya pembahasan ini sesuai dengan teori pustakaan yang ada dan diambil kesimpulan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Klinik bersalin L. Marlina Tanjung Selamat berlokasi di jalan besar Tanjung Selamat Medan, dimana terdiri dari 6 ruang inap, 1 ruang obat, 1 ruang periksa dan 2 ruang bersalin. Adapun tenaga kesehatannya terdiri dari:
1. Bidan Penanggung Jawab : Bidan L. Marlina, AmKeb 2. Dokter Penanggung Jawab : dr. Rilli Ritongga, SPOG
Klinik L. Marlina merupakan klinik yang menyediakan fasilitas kesehatan Jampersal (Jaminan Persalinan Normal) yang sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah. Pelayanan yang terpadu yang diberikan oleh pihak klinik cukup memberikan kepuasan bagi setiap pasiennya. Selama tahun 2014 periode Januari sampai dengan Juli tercatat sebanyak 244 pasien bersalin di klinik tersebut. Sementara itu untuk bulan Januari jumlah pasien berobat umum tercatat sebanyak 2.350 pasien dengan berbagai keluhan. Keramahan dan kehangatan dari tenaga kesehatan dan pemilik klinik ini menjadikan klinik bersalin L. Marlina menjadi pusat pelayanan kesehatan yang dituju oleh para pasiennya.
Sementara itu, dari segi IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) klinik L. Marlina memiliki peralatan kesehatan yang cukup lengkap, mulai dari alat-alat pertolongan persalinan yang memadai, alat vakum sampai dengan sterilisator.
Sementara itu, tenaga kesehatan di klinik L. Marlina juga selalu dibekali dengan pelatihan-pelatihan dan seminar kesehatan yang terbaru.
4.2. Analisis Univariat
4.2.1. Distribusi Pengetahuan Responden di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat Untuk melihat pengetahuan responden di klinik L. Marlina Tanjung Selamat disusun sebanyak 10 pertanyaan dan dapat dijabarkan pada tabel 4.1 :
Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat No Pengetahuan Jawaban Ya Tidak n % n %
1. Postnatal breast care adalah perawatan payudara pada ibu nifas
66 93,0 5 7,0
2. Perawatan payudara dilakukan pada hari ke dua setelah melahirkan
59 83,1 12 16,9
3. Perawatan payudara pada masa nifas minimal 2x dalam sehari
62 87,3 9 12,7
4. Manfaat perawatan payudara pada masa nifas yaitu melancarkan keluarnya asi dan mencegah bendungan asi
67 94,4 4 5,6
5. Pengurutan saat perawatan payudara harus dikerjakan secara sistematis dan teratur
47 66,2 24 33,8
6. Postnatal breast care (perawatan payudara pada masa nifas) dilakukan pada pagi dan sore hari
61 85,9 10 14,1
7. Jika asi belum keluar ibu harus tetap menyusui bayinya, agar puting susu ibu terangsang untuk mengeluarkan asi
64 90,1 7 9,9
8. Pengurutan payudara dimulai kearah atas, kesamping lalu kebawah, pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri payudara, dan telapak tangan kearah kanan
63 88,7 8 11,3
9. Jika puting susu ibu lecet, ibu mengistirahatkan 24 jam pada payudara yang lecet dan memerasnya secara manual.
63 88,7 8 11,3
10. Selesai pengurutan payudara dibasuh dengan air hangat dan dingin bergantian selama ± 5 menit
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpengetahuan baik tentang perawatan payudara ibu masa nifas. Dari hasil wawancara dan tanya jawab dengan kuesioner, ibu nifas sudah cukup memahami tentang manfaat dari perawatan payudara masa nifas (postnatal breascare) yang dapat mencegah terjadinya bendungan asi. Data yang diperoleh sebanyak 67 responden (94,4%) mampu menjawab dengan benar manfaat dari perawatan payudara pada masa nifas (postnatal breascare) tersebut. Hasil tersebut signifikan dengan beberapa pernyataan dari responden yang mengungkapkan bahwa manfaat perawatan payudara pada masa nifas itu cukup banyak, salah satunya mereka menyatakan tidak akan terjadi bendungan asi jika ibu nifas melakukan perawatan payudara (postnatal breascare) secara rutin.
Selain itu hasil perolehan nilai tertinggi berikutnya yaitu pengetahuan ibu tentang perawatan payudara pada masa nifas (postnatal breascare) sebanyak 66 responden (93,0%) yang menjawab dengan benar, pentingnya pemberian asi pada bayi walaupun asi tidak keluar, maka ibu tetap menyusui bayinya agar putting susu ibu terangsang untuk mengeluarkan asi sebanyak 64 responden (90,1) dan dilanjutkan tentang pengetahuan tentang perawatan putting susu ibu, jika putting susu ibu lecet maka ibu mengistirahatkan payudara yang lecet selama 24 jam dan memerasnya secara manual.
Sementara itu cakupan pengetahuan ibu nifas yang masih rendah yaitu tentang pengurutan payudara. Banyak yang beranggapan bahwa pengurutan payudara asal dikerjakan begitu saja. Tenaga kesehatan perlu untuk mensosialisasikan tentang hal
tersebut, karena penting untuk diperhatikan bahwa pengurutan payudara tidak asal begitu saja dikerjakan, melainkan harus sistematis dan teratur.
Hasil pengukuran pengetahuan Ibu Nifas kemudian dikategorikan seperti pada tabel 4.2 :
Tabel 4.2. Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden tentang Postnatal Breastcare di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat
No Kategori Pengetahuan f %
1. Baik 48 67,6
2. Buruk 23 32,4
Jumlah 71 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kategori pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara pada masa nifas (postnatal breatscare) lebih banyak dengan pengetahuan baik sebanyak 48 orang (67,6%).
4.2.2. Distribusi Sikap Responden tentang Postnatal Breastcare di Klinik L. Marlina di Klinik Tanjung Selamat
Untuk melihat sikap responden di klinik L. Marlina Tanjung Selamat disusun sebanyak 10 pertanyaan dan dapat dijabarkan pada tabel 4.3 :
Tabel 4.3. Distribusi Sikap Responden di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat
No. Sikap Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju n % n % n %
1. Dengan perawatan payudara pada masa nifas secara teratur, ibu dapat merawat janin dengan baik
18 25,4 41 57,7 12 16,9 2. Dalam perawatan payudara sebaiknya
ibu memakai bra yang bersih dan menyokong payudara
Tabel 4.3. (Lanjutan) No. Sikap Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju n % n % n %
3. Sebelum ibu membersihkan putting susu, ibu harus mencuci kedua tangan dengan benar dengan menggunakan sabun
8 11,3 44 61,9 19 26,8
4. Postnatal breast care (perawatan payudara masa nifas) sangat dianjurkan untuk dilakukan untuk mencegah mastitis
12 16,9 31 43,7 28 39,4
5. Memijat payudara dimulai dengan gerakan payudara kanan dengan gerakan keatas menggunakan telapak tangan
10 14,1 37 52,1 24 33,8
6. Puting susu yang lecet dapat menyebabkan pembengkakan dan radang pada payudara
9 12,7 37 52,1 25 35,2 7. Ibu Harus menyusui bayinya sesering
mungkin, untuk mencegah bendungan asi
5 7,1 52 73,2 14 19,7 8. Untuk perawatan putting susu,
penarikan putting susu cukup ditari sebanyak 20 kali
7 9,9 46 64,8 18 25,3 9. Dalam menyusui bayi, sebaiknya
dengan kedua payudaran secara bergantian
7 9,9 47 66,2 17 23,9 10. Ibu nifas harus melakukan postnatal
brast care untuk memperlancar asi keluar atau mencegah bendungan asi
30 42,3 28 39,4 13 18,3
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa respon yang diberikan oleh ibu nifas tentang perawatan payudara pada masa nifas sudah cukup baik, hal tersebut dibuktikan dengan persentase yang diperoleh dari kuesioner yaitu responden banyak yang menyikapi dengan pernyataan setuju untuk dilakukannya perawatan payudara
masa nifas. Hal tersebut membuktikan bahwa banyak ibu nifas yang sudah mengerti tentang pentingnya perawatan payudara pada masa nifas (postnatal breastcare).
Meskipun begitu ada beberapa perawatan payudara pada ibu nifas (postnatal breascare) yang belum cukup dipahami oleh responden, antara lain tentang putting susu yang lecet. Mereka beranggapan jika putting susu lecet tidak ada menimbulkan efek apapun pada ibu nifas dan bayi ibu sendiri. Selain itu faktor kebiasaan dan rasa malas juga menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi sulitnya melakukan perawatan payudara pada ibu nifas tersebut. Selain itu respon ibu tentang cara pemijatan payudara juga masih kurang. Meskipun mereka sudah banyak yang mengetahui tentang cara pemijatan payudara namun masih ada yang tidak melakukan pengurutan payudara dengan benar. Faktor kebiasaan mungkin menjadi salah satu faktornya, namun hal tersebut bukan alasan yang tepat karena pengurutan payudara pada ibu nifas bukan hal yang sulit untuk dilakukan.
Hasil pengukuran sikap ibu nifas kemudian dikategorikan seperti pada tabel 4.4 : Tabel 4.4. Frekuensi Kategori Sikap Responden tentang Postnatal Breastcare di
Klinik L. Marlina Tanjung Selamat
No Kategori Sikap f %
1. Positif 49 69,1
2. Negatif 22 30,9
Jumlah 71 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kategori sikap ibu nifas tentang perawatan payudara pada ibu nifas (postnatal breastcare) lebih banyak dengan sikap positif sebanyak 49 orang (69,1%).
4.2.3. Distribusi Tindakan Responden di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat Untuk melihat tindakan responden di klinik L. Marlina Tanjung Selamat disusun sebanyak 5 pertanyaan dan dapat dijabarkan pada tabel 4.5 :
Tabel 4.5. Distribusi Tindakan Responden di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat
No Tindakan
Jawaban Ya Tidak
n % n %
1. Apakah dalam perawatan payudara masa nifas sebaiknya makanan dan minuman ibu harus seimbang dengan kesehatan ibu
38 53,5 33 46,5 2. Apakah dalam melakukan perawatan payudara,
putting susu dikompres dengan kapas minyak baby oil selama 3-4 menit
48 67,6 23 32,4 3. Apakah pemijatan puting susu didaerah areola
mamae dapat mengeluarkan asi
16 22,5 55 77,5 4. Ibu meenyusui bayinya lebih sering akan mencegah
pembengkakan paydara
57 80,3 14 19,7 5. Apakah dalam menyusui payudara harus
dikosongkan seluruhnya
64 90,1 7 9,9 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kesadaran ibu nifas untuk melakukan pemijatan putting susu pada areola ibu masih sangat kurang, dapat dilihat dari persentase yang diperoleh sebanyak 55 responden (77,5%) tidak menerapkan pemijatan pada putting susu ibu. Mereka menyatakan bahwa rasa malas dan kebiasaan dalam masyarakat menjadi salah satu faktornya. Sementara itu, ibu yang melakukan perawatan payudara pada masa nifas sebaiknya makanan dan minuman ibu harus seimbang dengan kesehatan ibu sebanyak 33 responden.
Sementara itu untuk pelaksanaan perawatan payudara pada masa nifas yang lainnya seperti pada saat menyusui sebaiknya ibu mengosongkan payudara
keseluruhan sudah diterapkan dengan baik oleh ibu nifas. Mereka menyadari bahwa jika tidak mengosongkan payudara maka akan terjadi bendungan asi. Begitu juga dengan proses menyusu ibu yang dilakukan dengan sering akan berdampak baik untuk kesehatan bayinya dan juga bagi ibu nifas sendiri.
Hasil pengukuran tindakan ibu nifas kemudian dikategorikan seperti pada tabel 4.6 :
Tabel 4.6. Frekuensi Kategori Tindakan Responden tentang Postnatal Breastcare di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat
No Kategori Tindakan f %
1. Dilakukan 41 57,7
2. Tidak Dilakukan 30 42,3
Jumlah 71 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kategori tindakan ibu nifas tentang postnatal breastcare lebih banyak dilakukan sebanyak 41 orang (57,7%).
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Payudara (Postnatal Breascare) Dari hasil penelitian di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat mengenai pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara pada masa nifas menunjukan bahwa ibu nifas berpengetahuan baik sebanyak 48 orang (67,6%) dan berpengetahuan buruk sebanyak 23 orang (32,4%).
Dari data tersebut sebagian besar responden berpengetahuan baik tentang perawatan payudara pada ibu nifas. Namun, ada beberapa pengetahuan ibu yang masih terlihat buruk, diantaranya mengenai pengurutan payudara yang dilakukan oleh ibu nifas. Sebanyak 24 responden (33,8%) beranggapan bahwa pengurutan payudara dikerjakan asal begitu saja. Faktanya pengurutan payudara pada saat perawatan payudara harus dilakukan secara sistematis.. Ibu harus mengetahui bagaimana pengurutan payudara secara sistematis. Selain itu pengetahuan ibu tentang tujuan dari perawatan payudara pada masa nifas (postnatal breascare). Karena salah satu tujuan dari postnatal breascare ini ialah untuk mencegah bendungan asi dan menjaga agar buah dada ibu tetap bagus. Namun faktanya, masih ada beberapa ibu nifas yang tidak mengetahui tentang tujuan dari postnatal breascare ini, sehingga diharapkan tenaga kesehatan perlu memberikan penyuluhan tentang pentingnya perawatan payudara pada masaa nifas (postnatal breascare). Fakta lain yang diperoleh, persentase ibu
yang mengetahui cara pengurutan payudaraa juga masih kurang yaitu sebanyak 10 responden (14,1%), sehingga perlu diperhatikan.
Adanya responden yang berpengetahuan buruk disebabkan karena kurang mendapat informasi yang cukup tentang perawatan payudara pada ibu nifas (postnatal breascare). Oleh karena itu diperlukan adanya interaksi yang baik antara patugas kesehatan dengan ibu nifas agar tercapai pendidikan kesehatan yang diharapkan. Pendidikan kesehatan ini akan mempengaruhi pengetahuan ibu dan keluarga tentang perawatan diri pada masa nifas.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Florentina (2000) di Kabupaten Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat yang menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan perawatan payudara pada ibu nifas sehari-hari. Dimana ibu yang berpengetahuan tinggi, maka derajat kesehatannya lebih baik dibandingkan dengan ibu yang tingkat pengetahuannya rendah.
Selain itu menurut Orem (2001) keberhasilan melakukan perawatan mandiri tergantung pada tingkat pengetahuan, pengalaman hidup, kebiasaan dan keadaan kesehatan mental.
Menurut penelitian Linda Arifatul Izzah mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu pasca melahirkan dalam perawatan payudara pada masa nifas di wilayah kerja puskesmas kupang kabupaten mojokerto tahun 2006, didapatkan bahwa hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan dari 32 sampel adalah 90.6% mempunyai tingkat pengetahuan tinggi. Dari hasil penelitian tersebut
dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan seorang ibu dapat menentukan baik tidaknya perilaku yang ditunjukkan dalam melakukan perawatan pada masa nifas.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Notoadmodjo (2005), bahwa pengetahuan itu adalah segala sesuatu yang telah diketahui oleh seseorang dalam berbagai tingkatan perubahan mengenai objek mulai dari umum sampai kekhusus yang diproses dari pengindraan pengetahuan ini merupakan alat yang dipakai untuk memecahkan persoalan yang ada.
Berdasarkan pernyataan diatas, menurut asumsi peneliti bahwa tingkat pengetahuan seseorang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam melakukan tindakan, salah satunya yaitu tentang perawatan payudara pada masa nifas. Ibu yang memiliki pengetahuan baik, tentu akan mudah mengerti tentang pentingnya perawatan payudara pada masa nifas, sehingga ia akan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian angka kesakitan pada ibu nifas dapat diturunkan serta meningkatkan derajat kesehatan ibu nifas dan kesehatan bayi tersebut.
5.2. Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Post Partum
Dari hasil penelitian di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat mengenai sikap ibu nifas tentang perawatan payudara pada ibu nifas menunjukan bahwa ibu nifas mayoritas bersikap Positif sebanyak 49 orang (69,1%) dan minoritas bersikap negatif sebanyak 22 orang (30,9%).
Dari data tersebut sebagian responden bersikap positif dalam menerima respon tentang perawatan payudara pada masa nifas. Namun masih ada beberapa ibu nifas yang memiliki respon negatif terhadap perawatan payudara, antara lain respon ibu terhadap anjuran perawatan payudara pada masa nifas (postnatal breascare) yaitu sebanyak 28 orang (39,4%). Faktanya perawatan payudara pada masa nifas (postnatal breascare) dapat mencegah mastitis. Ibu juga memiliki respon negatif terhadap dampak dari putting susu ibu yang lecet, putting susu yang lecet tersebut dapat menyebabkan peradangan pada payudara ibu. Selain itu sikap ibu masih ada yang kurang mengetahui cara pemijatan payudara yang benar yaitu sebanyak 24 orang (33,8%) mereka mengangap pemijatan payudara asal dikerjakan begitu saja tanpa sistematis. Faktanya pemijatan payudara dimulai dengan gerakan payudara kanan dengan gerakan keatas menggunakan telapak tangan ibu.
Menurut penelitian Linda Arifatul Izzah mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu paska melahirkan dalam perawatan payudara pada masa nifas di wilayah kerja puskesmas kupang kabupaten mojokerto tahun 2006, hasil penelitian tentang sikap menunjukkan bahwa dari 32 sampel yang mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 93.75%.
Hal ini bahwa baik buruknya tindakan seorang ibu dalam melakukan perawatan masa nifas tergantung dari pada reaksi atau respon dari ibu itu sendiri. Jika sikap seorang ibu bersikap baik maka tindakan perawatan masa nifas akan baik pula.
Apabila individu memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu stimulus atau objek kesehatan maka ia akan mempunyai sikap yang menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab. Sebaliknya, bila ia memiliki sikap tidak mendukung
terhadap suatu objak maka ia akan memiliki sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakkan atau tidak setuju ( Notoatmodjo, 2007).
Menurut asumsi peneliti adanya responden yang memiliki sikap negatif disebabkan kurangnya pengetahuan dari responden tersebut. Oleh karena itu, ibu nifas terlebih dahulu perlu mendapat informasi yang banyak dari tenaga kesehatan agar wawasan dan pengetahuannya bertambah sehingga akan mempengaruhi respon dari ibu.
5.3. Tindakan Ibu Nifas tentang Perawatan Post Partum
Dari hasil penelitian di Klinik L. Marlina Tanjung Selamat mengenai tindakan ibu nifas tentang perawatan payudara pada ibu nifas menunjukan bahwa ibu nifas yang melakukan perawatan post partum dengan benar sebanyak 41 orang (57,7%) dan yang tidak melakukan perawatan post partum dengan benar sebanyak 30 orang (42,3%).
Dari data tersebut sebagian responden melakukan perawatan payudara pada masa nifas dengan benar. Namun ada beberapa dari responden yang belum melakukan perawatan payudara pada masa nifas dengan benar, antara lain tentang cara pemijatan payudara sebanyak 55 orang (77,5). Persentase tersebut menerangkan bahwa sebagian besar ibu nifas tidak melakukan pemijatan payudara dengan benar. Ditinjau dari tingkat pendidikan dan pekerjaan, ibu nifas tersebut tergolong yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Namun ada juga beberapa diantaranya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi disertai pekerjaan yang baik. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak selamanya tingkat pendidikan yang tinggi mampu menggerakkan
kesadaran seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Fakta lainnya yaitu kesadaran ibu dalam melakukan perawatan putting susu ibu. Menurut Louis, seorang ibu nifas yang bertindak baik dilihat dari suatu pelaksanaan dalam menjaga kesehatan dirinya serta mengkonsumsi makanan yang bermanfaat bagi kesehatannya.
Menurut Manceaux, seorang ibu nifas yang bertindak buruk dapat diketahui adanya suatu praktek yang kurang diketahui untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrizal di Sinabang, Aceh Selatan pada bulan Mei tahun 2010, ia menerangkan bahwa di wilayah sinabang pelaksanaan perawatan payudara pada masa nifas masih sangat kurang. Data yang diperoleh masih banyak angka kesakitan ibu nifas di wilayah tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah tersebut masih kurang. Selain itu pengaruh lingkungan dan kesadaran akan pentingnya perawatan payudara pada masa nifas juga masih sedikit.
Menurut Notoadmodjo (2010) bahwa tindakan adalah suatu perbuatan atau praktek seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sebelum seseorang mampu melakukan tindakan yang benar tentang perawatan payudara pada ibu nifas maka terlebih dahulu orang tersebut perlu mendapatkan pendidikan kesehatan. Tujuan pendidikan kesehatan adalah terjadinya perubahan perilaku, dari perilaku yang tidak atau kurang sehat menjadi perilaku yang sehat. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut. Setelah mendapatkan
pengetahuan, selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahui. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek tadi.
Menurut asumsi peneliti bahwa sikap ibu menyusui tentang postnatal breascare masih banyak yang kurang setuju dikarenakan masih kurang mendapatkan informasi tentang perawatan payudara padaa masaa nifas (postnatal breascare).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu nifas yang masih buruk tentang postnatal breascare sebanyak 23 orang (32,4%)
2. Sikap ibu nifas yang masih negatif tentang postnatal breascare sebanyak 22 orang (30,9%)
3. Tindakan ibu nifas yang masih tidak melakukan perawatan payudara dengan benar sebanyak 30 orang (42,3%).
6.2. Saran
1. Ibu nifas diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang perawatan payudara pada masa nifas (postnatal breascare) dengan cara mencari informasi tentang perawatan payudara pada ibu nifas yang benar dan terbaru melalui media massa dan juga melalui petugas kesehatan serta mengikuti adanya program kesehatan atau penyuluhan yang diadakan petugas kesehatan.
2. Ibu nifas diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan respon yang lebih tinggi tentang perawatan payudara pada masa nifas (postnatal breascare) sehingga ibu dapat melaksankan perawatan payudara secara benar.
3. Ibu nifas diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kemauan dalam melakukan perawatan payudara lebih baik lagi demi terciptanya derajat kesehatan ibu dan bayi.
4. Petugas kesehatan dapat meningkatkan kemauan untuk melakukan penyuluhan yang dilakukan di daerah setempat.
5. Petugas kesehatan diharapkan mau mengajak ibu-ibu nifas dalam pelaksanaan perawatan payudara secara benar dengan cara melakukan tindakan atau praktek yang dapat diperagakan oleh ibu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Amrin,A.M. (2010). Kiat-Kiat postnatal breascareJogjakarta : Garailmu.
Andriana, E. (2007).Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan postnatal breascare®. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Aprillia S,Y. (2010). Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil & Melahirkan. Jakarta : Gagas Media.
Chandyy,M.D. (2011). Petunjuk-Petunjuk Mudah Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Deepak, Chopra, David Simon dan Vicki Abrahams. 2006. Magical Beginning,
Panduan Holistik Kehamilan dan Persalinan (Kaifa: Jakarta).
Majid, Indra. “Memahami Dasar Hipnosis di E-book”. WWW. Indramajid. Com. Maulana, M. (2007).What a Woman Wants: Cara Cerdas Merencanakan & Menjalani
Kehamilan.Jogjakarta : Katahati.
Mayunani, A. (2010). Nyeri Dalam Persalinan: Teknik dan Cara Penanganannya. Notoadmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Kroger, William S. 2008. Clinical and Experimental Hypnosis (JB Lippincot
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU NIFAS TENTANG POSTNATAL BREASTCARE DI KLINIK L. MARLINA
TANJUNG SELAMAT A. Identitas Respondent 1. Nama Ibu : 2. Umur Ibu : 3. Alamat : 4. Pendidikan Ibu : [ ] SD [ ] SMP [ ] SMA [ ] DIII/PT 5. Pekerjaan : 6. Jumlah anak : B. Pengetahuan
Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara pada kolom yang tersedia dibawah ini :
Y : Ya (1) T : Tidak (0) No
Pertanyaan Y T
1. Postnatal breast care adalah perawatan payudara pada ibu nifas
2. Tujuan dari perawatan payudara pada masa nifas yaitu melancarkan keluarnya asi dan mencegah bendungan asi
3. Perawatan payudara pada masa nifas minimal 2x dalam sehari 4. Perawatan payudara dilakukan pada hari ke dua setelah
melahirkan
5. Pengurutan saat perawatan payudara harus dikerjakan secara sistematis dan teratur
6. Postnatal breast care (perawatan payudara pada masa nifas) dilakukan pada pagi dan sore hari
7. Jika asi belum keluar ibu harus tetap menyusui bayinya, agar puting susu ibu terangsang untuk mengeluarkan asi
8. Pengurutan payudara dimulai kearah atas, kesamping lalu kebawah, pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri payudara, dan telapak tangan kearah kanan
9. Jika puting susu ibu lecet, ibu mengistirahatkan 24 jam pada payudara yang lecet dan memerasnya secara manual.
10. Selesai pengurutan payudara dibasuh dengan air hangat dan dingin bergantian selama ± 5 menit
C. Sikap
Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara pada kolom yang tersedia dibawah ini :
SS : Sangat Setuju (3) S : Setuju (2)
TS : Tidak Setuju (1)
No. Pernyataan SS S TS
1. Dengan perawatan payudara pada masa nifas secara teratur, ibu dapat merawat janin dengan baik
2. Dalam perawatan payudara sebaiknya ibu memakai bra yang bersih dan menyokong payudara
3. Sebelum ibu membersihkan putting susu, ibu harus mencuci kedua tangan dengan benar dengan menggunakan sabun
4. Postnatal breast care (perawatan payudara masa nifas) sangat dianjurkan untuk dilakukan untuk mencegah mastitis
5. Memijat payudara dimulai dengan gerakan payudara kanan dengan gerakan keatas menggunakan telapak tangan 6. Puting susu yang lecet dapat menyebabkan pembengkakan
dan radang pada payudara
7. Ibu Harus menyusui bayinya sesering mungkin, untuk mencegah bendungan asi
8. Untuk perawatan putting susu, penarikan putting susu cukup ditari sebanyak 20 kali
9. Dalam menyusui bayi, sebaiknya dengan kedua payudaran secara bergantian
10. Ibu nifas harus melakukan postnatal brast care untuk memperlancar asi keluar atau mencegah bendungan asi
D. Tindakan
Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara pada kolom yang tersedia dibawah ini :
Y : Ya (1) T : Tidak (0)
No Pertanyaan Y T
1. Dalam perawatan payudara masa nifas sebaiknya makanan dan minuman ibu harus seimbang dengan kesehatan ibu 2. Dalam melakukan perawatan payudara, putting susu
dikompres dengan kapas minyak baby oil selama 3-4 menit 3. Pemijatan puting susu didaerah areola mamae untuk
mengeluarkan asi
4. Ibu menyusui bayinya lebih sering untuk mencegah pembengkakan payudara
MASTER DATA PENELITIAN No. Urut Resp Pengetahuan Total Skor Katego -ri Resp Umu r Pendi-dikan Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 25 SI PNS 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 8 Baik 27 SMA Wiraswasta 3 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 Buruk 18 SMP IRT 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 25 DI Karyawan 5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 Buruk 20 SMA IRT 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik 20 SMA Wiraswasta 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 24 DIII Karyawan 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 26 DIII IRT 9 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 Buruk 19 SMA IRT 10 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 Buruk 23 SMA IRT 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 24 DI IRT 12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 27 DI IRT 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 25 D1II IRT 14 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 Buruk 21 SMA IRT 15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 Baik 26 DIII Wiraswasta 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 26 SI Karyawan 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 24 SI Karyawan 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 26 SI PNS 19 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 Buruk 25 SMA IRT 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 24 DI IRT 21 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 Buruk 21 SMA IRT 22 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 Buruk 20 SMA IRT 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 23 DIII IRT 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 28 SI Wiraswasta 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 28 DI IRT 26 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 Buruk 23 SMA IRT 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 26 DIII Wiraswasta 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 24 SI PNS 29 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 Buruk 18 SMA IRT 30 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 Buruk 20 SMA IRT 31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 23 DIII IRT 32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 24 DIII IRT 33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 25 DIII Wiraswasta 34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 25 SI Wiraswasta 35 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik 24 DIII IRT 36 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7 Buruk 19 SMA IRT 37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 26 SI IRT 38 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 Buruk 21 SMA IRT 39 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6 Buruk 17 SMP IRT 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 22 DIII IRT 41 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Buruk 20 SMA IRT
42 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 Buruk 22 SMP IRT 43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 30 SI IRT 44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 29 S1 Wiraswasta 45 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 Baik 24 SMA IRT 46 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 Baik 27 SMA IRT 47 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 Buruk 26 SMA Wiraswasta 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 26 DI IRT 49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 27 S1 PNS 50 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 Baik 28 SMA Karyawan 51 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 Baik 22 SMA IRT 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 26 DI Wiraswasta 53 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 Baik 29 DIII IRT 54 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 Buruk 21 SMA IRT 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 27 SI IRT 56 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7 Buruk 23 SMA IRT 57 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Buruk 19 SMA IRT 58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 24 S1 PNS 59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 22 DIII IRT 60 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 Baik 25 SMA IRT 61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 26 DIII PNS 62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 30 DIII Wiraswasta 63 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 23 DI IRT 64 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 Baik 22 SMA IRT 65 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 Buruk 21 SMA IRT 66 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 28 SMA IRT 67 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 Buruk 20 SMP IRT 68 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 Buruk 22 SMA IRT 69 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik 26 DI IRT 70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 28 S1 PNS 71 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 Baik 24 DIII Wiraswasta
Keterangan :
P1,2,3,...P10 : Pertanyaan Kuesioner Kode 1 : Jawaban Benar Kode 0 : Jawaban salah
Ptot : Kategori Pengetahuan Skor 8-10 : Baik Skor 0-7 : Buruk
No. Urut Resp Sikap Total Skor Katego ri Resp Umu r Pendid ikan Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 10 1 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 3 26 Positif 25 SI PNS 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 20 Positif 27 SMA Wiraswasta 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 13 Negatif 33 SMP IRT 4 3 3 2 1 1 1 2 2 2 3 30 Positif 25 DI Karyawan 5 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 15 Negatif 20 SMA IRT 6 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 20 Positif 20 SMA Wiraswasta 7 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 19 Positif 24 DIII Karyawan 8 3 2 2 1 2 3 2 2 1 3 21 Positif 26 DIII IRT 9 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 13 Negatif 19 SMA IRT 10 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 14 Negatif 23 SMA IRT 11 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 22 Positif 24 DI IRT 12 1 3 2 2 2 2 1 2 3 2 20 Positif 27 DI IRT 13 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 20 Positif 25 DIII IRT 14 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 14 Negatif 21 SMA IRT 15 3 3 2 1 3 1 2 2 2 3 22 Positif 26 DIII Wiraswasta 16 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 22 Positif 26 SI Karyawan 17 3 2 1 3 3 2 2 3 2 3 24 Positif 24 SI Karyawan 18 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 24 Positif 26 SI PNS 19 2 2 1 3 2 1 1 1 2 1 16 Positif 25 SMA IRT 20 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 20 Positif 24 DI IRT 21 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 13 Negatif 21 SMA IRT 22 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 15 Negatif 20 SMA IRT 23 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 24 Positif 23 DIII IRT 24 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 22 Positif 28 SI Wiraswasta 25 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 20 Positif 28 DI IRT 26 2 1 2 3 2 1 1 2 1 2 17 Positif 23 SMA IRT 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Positif 26 DIII Wiraswasta 28 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 25 Positif 24 SI PNS 29 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 12 Negatif 18 SMA IRT 30 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 15 Negatif 20 SMA IRT 31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 Positif 23 DIII IRT 32 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 19 Positif 24 DIII IRT 33 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 20 Positif 25 DIII Wiraswasta 34 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 26 Positif 25 SI Wiraswasta 35 2 1 2 1 3 3 2 2 2 2 20 Positif 24 DIII IRT 36 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 14 Negatif 19 SMA IRT 37 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 17 Positif 26 SI IRT 38 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 15 Negatif 21 SMA IRT 39 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 13 Negatif 17 SMP IRT 40 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 20 Positif 22 DIII IRT 41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 Positif 20 SMA IRT 42 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 15 Negatif 22 SMP IRT 43 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 Positif 30 SI IRT
44 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 27 Positif 29 S1 Wiraswasta 45 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 15 Negatif 24 SMA IRT 46 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 14 Negatif 27 SMA IRT 47 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 22 Positif 26 SMA Wiraswasta 48 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 20 Positif 26 DI IRT 49 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 25 Positif 27 S1 PNS 50 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 22 Positif 28 SMA Karyawan 51 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 15 Negatif 22 SMA IRT 52 2 2 2 3 1 2 3 2 3 1 21 Positif 26 DI Wiraswasta 53 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 Positif 29 DIII IRT 54 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 14 Negatif 21 SMA IRT 55 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 23 Positif 27 SI IRT 56 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 15 Negatif 23 SMA IRT 57 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 14 Negatif 19 SMA IRT 58 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 22 Positif 24 S1 PNS 59 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 17 Positif 22 DIII IRT 60 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 15 Negatif 25 SMA IRT 61 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 24 Positif 26 DIII PNS 62 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19 Positif 30 DIII Wiraswasta 63 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 21 Positif 23 DI IRT 64 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 16 Positif 22 SMA IRT 65 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 15 Negatif 21 SMA IRT 66 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 19 Positif 28 SMA IRT 67 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 14 Negatif 20 SMP IRT 68 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 16 Positif 22 SMA IRT 69 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Positif 26 DI IRT 70 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 26 Positif 28 S1 PNS 71 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 24 Positif 24 DIII Wiraswasta
Keterangan :
P1,2,3,...P10 : Pertanyaan Kuesioner Kode 1 : Jawaban Tidak Setuju Kode 2 : Jawaban Setuju Kode 3 : Jawaban Sangat Setuju Ptot : Kategori Sikap
Skor 1-15 : Baik Skor 16-30 : Buruk
No. Urut Resp
Tindakan Total
Skor Kategori Resp Umur
Pendidika
n Pekerjaan
1 2 3 4 5
1 1 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 25 SI PNS
2 0 1 0 0 1 2 2 Tidak Dilakukan 27 SMA Wiraswasta 3 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 33 SMP IRT 4 0 1 0 0 1 2 Tidak Dilakukan 25 DI Karyawan
5 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 20 SMA IRT
6 0 1 0 1 0 2 Tidak Dilakukan 20 SMA Wiraswasta 7 0 1 0 1 1 3 Dilakukan 24 DIII Karyawan
8 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 26 DIII IRT
9 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 19 SMA IRT 10 0 1 0 0 1 2 Tidak Dilakukan 23 SMA IRT
11 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 24 DI IRT
12 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 27 DI IRT
13 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 25 D1II IRT
14 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 21 SMA IRT 15 0 1 1 1 0 3 Dilakukan 26 DIII Wiraswasta
16 1 1 1 0 1 4 Dilakukan 26 SI Karyawan
17 0 1 1 1 1 4 Dilakukan 24 SI Karyawan
18 0 1 0 1 1 3 Dilakukan 26 SI PNS
19 0 0 0 0 1 1 Tidak Dilakukan 25 SMA IRT
20 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 24 DI IRT
21 0 1 0 0 1 2 Tidak Dilakukan 21 SMA IRT
22 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 20 SMA IRT
23 1 1 1 1 0 4 Dilakukan 23 DIII IRT
24 0 1 1 1 1 4 Dilakukan 28 SI Wiraswasta
25 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 28 DI IRT
26 1 0 0 0 1 2 Tidak Dilakukan 23 SMA IRT 27 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 26 DIII Wiraswasta
28 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 24 SI PNS
29 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 18 SMA IRT
30 0 0 0 1 1 4 Dilakukan 20 SMA IRT
31 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 23 DIII IRT
32 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 24 DIII IRT
33 0 1 0 1 0 2 Tidak Dilakukan 25 DIII Wiraswasta 34 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 25 SI Wiraswasta
35 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 24 DIII IRT
36 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 19 SMA IRT
37 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 26 SI IRT
38 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 21 SMA IRT
39 0 0 0 0 1 1 Tidak Dilakukan 17 SMP IRT
40 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 22 DIII IRT
41 1 0 0 1 1 3 Dilakukan 20 SMA IRT
42 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 22 SMP IRT
44 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 29 S1 Wiraswasta 45 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 24 SMA IRT 46 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 27 SMA IRT 47 0 1 0 0 1 2 Tidak Dilakukan 26 SMA Wiraswasta
48 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 26 DI IRT
49 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 27 S1 PNS
50 1 1 0 0 1 3 Dilakukan 28 SMA Karyawan
51 1 0 0 1 0 2 Tidak Dilakukan 22 SMA IRT 52 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 26 DI Wiraswasta
53 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 29 DIII IRT
54 1 0 0 1 0 2 Tidak Dilakukan 21 SMA IRT
55 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 27 SI IRT
56 1 0 0 0 1 2 Tidak Dilakukan 23 SMA IRT 57 0 0 0 0 1 1 Tidak Dilakukan 19 SMA IRT
58 0 1 0 1 1 3 Dilakukan 24 S1 PNS
59 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 22 DIII IRT
60 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 25 SMA IRT
61 1 1 1 1 1 5 Dilakukan 26 DIII PNS
62 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 30 DIII Wiraswasta
63 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 23 DI IRT
64 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 22 SMA IRT 65 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 21 SMA IRT 66 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 28 SMA IRT 67 0 0 0 0 1 1 Tidak Dilakukan 20 SMP IRT 68 0 1 0 1 0 2 Tidak Dilakukan 22 SMA IRT 69 0 1 0 0 1 2 Tidak Dilakukan 26 DI IRT
70 1 1 0 1 1 4 Dilakukan 28 S1 PNS
71 0 0 0 1 1 2 Tidak Dilakukan 24 DIII Wiraswasta
Keterangan :
P1,2,3,...P5 : Pertanyaan Kuesioner Kode 1 : Jawaban Benar Kode 0 : Jawaban salah Ptot : Kategori Tindakan
Skor 3-5 : Baik Skor 0-2 : Buruk