PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PASCA SEKSIO SESARIA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN
YANA CHRISTINA HUTAURUK 105102080
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011
Yana Christina Hutauruk
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Pasca Seksio Sesaria
di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011
ix + 35 hal + 5 tabel + 1 skema + 8 lampiran
Abstrak
Proses persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir (vagina atau persalinan pervaginam) dan persalinan melalui sayatan pada dinding perut dan dinding rahim (persalinan perabdominam) atau di kenal dengan bedah sesar atau seksio sesarea. Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Pasca Seksio Sesaria Di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel sebanyak 86 orang dengan metode pengambilan sampel Random Sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Februari 2011 sampai 29 April 2011. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi data demografi 10 pertanyaan pengetahuan dan 10 pertanyaan sikap. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas dari segi demografi yaitu berdasarkan usia 23-28 tahun sebanyak 36 responden (41,9%), berdasarkan jumlah anak sebanyak 2-4 orang sebanyak 59 responden (68,6%), dan berdasarkan pendidikan terakhir SMA sebanyak 52 responden (60,5%), sedangkan berdasarkan pengetahuan didapat responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 47 responden (54,7%) dan dari segi sikap didapati responden yang bersikap positif sebanyak 82 responden (95,3%). Diharapkan bidan atau tenaga kesehatan yang bekerja di RSU Mitra Sejati Medan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dalam perawatan pasca seksio sesaria serta memberi pengetahuan dan wawasan terbaru bagi ibu nifas yang melakukan perawatan pasca seksio sesaria.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perawatan Pasca Seksio Sesaria
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul tentang “Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan
Pasca Seksio Sesaria Di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011” yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan,
masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis
Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
3. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. dr. Prambir Sigh, selaku Pemilik dan Penanggung jawab RSU Mitra Sejati
Medan yang telah memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Seluruh staf dan dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
6. Kedua orang tua, P.Hutauruk dan L.Panjaitan yang telah memberikan dukungan
serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Buat abang ku Tongku Soang Kupon, abang Iyus Ray Grafika, kakak Sarah
Tarigan, kak meny Purba, kak Rita sitorus, dan sahabat ku Rifqa putri dan Siti
khairunissa yang selalu memberikan dukungan, doa dan masukan kepada
penulis.
8. Rekan-rekan mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, semoga
penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.
Medan, Mei 2011
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ... vii
DAFTAR SKEMA ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ……… ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 4
D. Manfaat Penelitian ……….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Nifas ... 5
B. Seksio Sesaria... ... 5
C. Perawatan Pasca Seksio Sesaria ... 6
1. Pemeriksaan yang dilakukan ... 7
2. Efek Pembiusan ... 8
3. Lokia ... 8
4. Menyusui ... 9
5. Infus ... 9
6. Minum dan makan... 10
7. Mobilisasi Dini ……… ... 10
8. Buang air kecil dan besar ... 11
9. Bekas Luka ... 11
10. Membersihkan diri ... 12
E. Kapan bias Pulang ... 12
F. Pengetahuan ... 13
G. Sikap ... 16
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 19
B. Definisi Operasional ... 19
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel ... 21
1. Populasi ... 21
C. Tempat Penelitian ... 22
D. Waktu Penelitian ... 22
E. Etika Penelitian ... 22
F. Alat Pengumpul Data ... 23
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25
1. Uji Validitas ... 25
2. Uji Reliabilitas ... 25
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 25
I. Analisis data ... 26
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27
B. Pembahasan ... 30
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 34
B. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 19
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
terhadap Perawatan Pasca Seksio Sesaria di RSU Mitra Sejati
Medan Tahun 2011 ... 27
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
menurut Karakteristik Umur Ibu terhadap Perawatan Pasca
Seksio Sesaria di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011 ... 28
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
menurut Karakteristik Jumlah Anak terhadap Perawatan Pasca
Seksio Sesaria di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011 ... 29
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
menurut Karakteristik Pandidikan Terakhir terhadap Perawatan
Pasca Seksio Sesaria di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011 ... 30
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap terhadap
Perawatan Pasca Seksio Sesaria di RSU Mitra Sejati Medan
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka Konsep Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Pasca
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Editor Bahasa Indonesia
Lampiran 3 : Lembar Konten Validity Indeks
Lampiran 4 : Lembar Kuesioner
Lampiran 5 : Lembar Surat Balasan Penelitian
PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011
Yana Christina Hutauruk
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Pasca Seksio Sesaria
di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011
ix + 35 hal + 5 tabel + 1 skema + 8 lampiran
Abstrak
Proses persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir (vagina atau persalinan pervaginam) dan persalinan melalui sayatan pada dinding perut dan dinding rahim (persalinan perabdominam) atau di kenal dengan bedah sesar atau seksio sesarea. Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Pasca Seksio Sesaria Di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel sebanyak 86 orang dengan metode pengambilan sampel Random Sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Februari 2011 sampai 29 April 2011. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi data demografi 10 pertanyaan pengetahuan dan 10 pertanyaan sikap. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas dari segi demografi yaitu berdasarkan usia 23-28 tahun sebanyak 36 responden (41,9%), berdasarkan jumlah anak sebanyak 2-4 orang sebanyak 59 responden (68,6%), dan berdasarkan pendidikan terakhir SMA sebanyak 52 responden (60,5%), sedangkan berdasarkan pengetahuan didapat responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 47 responden (54,7%) dan dari segi sikap didapati responden yang bersikap positif sebanyak 82 responden (95,3%). Diharapkan bidan atau tenaga kesehatan yang bekerja di RSU Mitra Sejati Medan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dalam perawatan pasca seksio sesaria serta memberi pengetahuan dan wawasan terbaru bagi ibu nifas yang melakukan perawatan pasca seksio sesaria.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perawatan Pasca Seksio Sesaria
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang.
Proses persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir (vagina atau persalinan
pervaginam) dan persalinan melalui sayatan pada dinding perut dan dinding rahim
(persalinan perabdominam) atau di kenal dengan bedah sesar atau seksio sesarea
(Progestian, 2010). Bedah sesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal
melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya
(Children, 2010).
Tidak ada yang tahu persis kapan sebenarnya tindakan pembedahan mulai.
Namun, di tahun 2000 dilaporkan di dunia ini wanita melahirkan dengan seksio sesaria
meningkat empat kali dibandingkan sepuluh tahun sebelumnya, dilihat dari angka
kejadian seksio sesaria dilaporkan di Amerika serikat persalinan seksio sesaria sebanyak
35% dari seluruh persalinan, Australia 35%, Skotlandia 43%, dan Prancis 28% (Arianto,
dkk, 2010).
Di Indonesia, berdasarkan survai demografi dan kesehatan tahun 1997 dan
tahun 2002-2003 mencatat angka persalinan bedah sesaria secara nasional hanya
berjumlah kurang lebih 4% dari total persalinan. Namun, berbagai survey menemukan
bahwa persentase persalinan bedah sesar pada rumah sakit – rumah sakit di kota besar
seperti Jakarta dan Bali berada jauh di atas angka tersebut.
Secara umum jumlah persalinan sesaria di rumah sakit pemerintah adalah sekitar
yaitu sekitar 30-80% dari total persalinan. Di RSIA Siti Fatimah Makassar terjadi
peningkatan dari 5,5% pada tahun 2000 menjadi 8,1% pada tahun 2001, kemudian
sebesar 10% dari jumlah persalinan pada tahun 2002 dan 17% pada tahun 2003.
Jumlah persalinan seksio sesaria juga mengalami peningkatan pada tahun 2005,
jumlah persalinan seksio sesaria sebanyak 8% dari seluruh persalinan, tahun 2006 15%
dan tahun 2007 sebanyak 21% (Arianto, dkk, 2010). Pada tahun 2008 di RSB Pertiwi
Makassar tercatat 62 (38,3%) persalinan di lakukan melalui bedah Caesar dari total 1619
persalinan (Himapid, 2009).
Menurut hasil penelitian Ezra, (2007), angka kelahiran seksio sesaria di
Sumatera utara yakni di RSU Lubuk pakam tahun 2002-2003 tercatat 14% dan di RSU
Kisaran tahun 2000-2004 tercatat 51,31% dari persalinan normal.
Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih
lama di rumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat-lambatnya kesembuhan ibu akibat
proses pembedahan selama masa pemulihan berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Pada masa ini, ibu akan banyak
mangalami berbagai masalah dan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas seperti
infeksi. Infeksi pada masa nifas merupan penyebab kematian nomor dua setelah
perdarahan (Sulistyawati, 2009 : 1).
Infeksi masa nifas sering terjadi pada ibu yang melakukan seksio sesarea.
Komplikasi pada seksio sesarea lebih tinggi dari pada melahirkan pervaginam atau
persalinan normal. Proporsional angka infeksi pada masa nifas seksio sesarea adalah :
(1) Infeksi jalan lahir 25-55%, (2) Infeksi saluran kencing 30-60%, (3) Infeksi pada
mamae 5-10%, dan (4) Infeksi campuran 2-5% dari kasus infeksi. Oleh sebab itu, ibu
Penelitian awal yang dilakukan penulis dilapangan, melihat tingginya angka
kejadian seksio sesaria dalam dua tahun terakhir di RSU. Mitra Sejati Medan, angka
kejadian seksio sesaria pada tahun 2009 mencapai 1.760 orang, dan pada bulan Januari
sampai Desember 2010 angka kejadian seksio sesaria mencapai 1.557 orang.
Dari pengalaman penulis selama bekerja di RSU tersebut, penulis melihat banyak
ibu nifas yang melakukan persalinan secara seksio sesaria kurang mengetahui perawatan
pasca seksio yang baik. Sehingga ibu nifas kebanyakan mengeluh selama menjalani
perawatan pasca seksio di RSU tersebut. Dari data yang diperoleh penulis, tingginya
angka kejadian seksio dari tahun ke tahun dan dari pengalaman penulis yang pernah
bekerja di RSU tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul : “Pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan pasca seksio sesaria di RSU
Mitra Sejati Medan Tahun 2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah di uraikan dalam latar belakang, maka peneliti
dapat merumuskan masalah yaitu : “Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang
Perawatan Pasca Seksio Sesaria di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan pasca seksio
sesaria di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011 berdasarkan umur, jumlah
anak, pendidikan terakhir ibu.
b. Untuk mengetahui sikap ibu nifas tentang perawatan pasca seksio sesaria di
RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukkan bidan atau tenaga kesehatan di RSU Mitra Sejati
Medan, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan wawasan terbaru bagi ibu
nifas yang melakukan perawatan pasca seksio sesaria.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan suatu pengalaman yang berharga dan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian khususnya
tentang perawatan pasca seksio sesaria.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi institusi pendidikan dan meningkatkan
pengetahuan khususnya sebagai bahan bacaan dalam kegiatan proses belajar.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian selanjutnya,
khususnya mengenai pengetahuan dan sikap ibu terhadap perawatan pasca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masa Nifas
Masa nifas (Postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata
“puer” yang artinya bayi dan “parous” yang arti melahirkan. Yaitu masa pulih kembali,
mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
Lama pada masa ini berkisar sekitar 6-8 minggu.
Masa nifas ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
a. Puerperium dini, yaitu masa kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan
mobilisasi jalan.
b. Puerperium intermedial, yaitu masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna yang berlangsung sekitar 3 bulan. Tapi bila selama hamil maupun
bersalin ibu mempunyai komplikasi masa ini bisa berlangsung lebih lama
sampai tahunan (Sujiyantini, dkk, 2010 : 1).
B. Seksio Sesaria
Seksio sesaria (Operasi Caesar) adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding depan perut atau vagina, atau seksio sesarea adalah suatu
histerotomia untuk melahirkan janin dalam rahim (Mochtar, 1998 : 117).
1. Jenis klasik yaitu dengan melakuakan sayatan vertical sehingga memungkinkan
ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan tetapi jenis ini sudah
sangat jarang di lakukan karena beresiko terhadap terjadinya komplikasi.
2. Sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum dilakukan
pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko terjadinya perdarahan
dan cepat penyembuhannya.
3. Histerektomi caesar yaitu bedah caesar diikuti dengan pengangkatan rahim. Hal
ini dilakukan dalam kasus-kasus dimana perdarahan yang sulit ditangani atau
ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim.
4. Bentuk lain bedah Caesar seperti extraperitoneal CS atau porro CS (Children,
2010).
C. Perawataan Pasca Seksio Sesaria.
Setelah dari ruang operasi, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Di ruang
pemulihan ini, berbagai pemeriksaan akan dilakukan, meliputi pemeriksaan tingkat
kesadaran, sirkulasi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, jumlah urin yang
tertampung di kantong urine, jumlah darah dalam tubuh, serta jumlah dan bentuk cairan
lokia. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ditemukannya gumpalan darah yang
abnormal atau perdarahan yang berlebihan. Kondisi rahim (uterus) dan leher rahim
(serviks) juga diperiksa untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi normal.
Selain itu, dokter juga akan memantau keadaan emosional secara umum.
Semua pemantauan ini untuk mengetahui kesehatan ibu dan bayinya.
Ketidaknormalan atau gangguan kesehatan tubuh dapat diketahui melalui tanda-tanda
menyusui bayinya atau tidak. Biasanya, pemeriksaan akan dilakukan setiap empat jam
sekali pada hari pertama dan kedua, dan dua kali sehari pada hari ketiga sampai saat
puang kembali ke rumah. Setelah operasi, ibu juga tidak bisa langsung minum atau
makan. Kedua hal itu baru boleh dilakukan, jika organ pencernaan sudah kembali
normal. Umumnya, fungsi gastrointestinal (organ pencernaan) akan kembali normal 12
jam setelah operasi. Awalnya, pasien dapat diberikan diet cair sedikit demi sedikit, baru
kemudian makanan padat beberapa saat kemudian (Kasdu, 2003 : 64).
D. Ruang Perawatan.
Setelah melewati tahap kritis diruang pemulihan, biasanya pasien dipindahkan ke
ruang rawat inap. Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap
yang lebih lama di rumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat-lambatnya kesembuhan ibu
akibat proses pembedahan. Biasanya hal ini membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari setelah
operasi. Pada hari ke-5, apabila tidak ada komplikasi, ibu diperbolehkan pulang ke
rumah.
1. Pemeriksaan yang dilakukan
Di bawah ini tindakan yang dilakukan atau pemeriksaan yang akan dilakukan
selama ibu di rumah sakit :
• Pengukuran denyut jantung dan tekanan darah. Pengukuran bisa dilakukan
beberapa kali dalam sehari.
• Meskipun persalinan dengan operasi, pasien juga dapat mengalami perdarahan
vagina karena cairan lokia akan mengalir dari rahim ibu. Jumlah dan penampilan
• Mencatat dan memeriksa air seni yang keluar dan tertampung di kantung urin
selama ibu masih menggunakan kateter.
• Tes darah kadang dilakukan sedikitnya sekali setelah persalinan untuk
memastikan bahwa hemoglobin ibu sudah kembali normal.
• Infuse masih tetap dipasang sampai kondisi tubuh ibu dinyatakan normal.
• Bekas sayatan juga akan diperiksa. Kalau diperlukan, perban akan diganti.
• Mengukur suhu tubuh. Apabila suhu tubuh mencapai 38C atau lebih maka harus
dicari penyebabnya (Kasdu, 2003 : 66).
2. Efek Pembiusan.
Jika pasien mendapatkan bius epidural maka efek biusnya kecil, sedangkan
apabila menggunakan anestesi spinal, tungkai bawah akan terasa kebas atau baal, tidak
dapat digerakkan selama beberapa jam. Namun, apabila operasi menggunakan anastesi
umum, biasanya pasien akan mengantuk, serta nyeri kerongkongan. Selain itu, mungkin
akan timbul perasaan tidak nyaman karena nyeri di daerah luka, terutama setelah
pengaruh obat biusnya hilang (Kasdu, 2003 : 67).
3. Lokia.
Lokia adalah cairan vagina yang keluar dari rahim setelah persalinan. Segera
setelah persalinan, cairan lokia yang keluar berwarna merah terang. Banyak perdarahan
selama beberapa jam pertama mirip dengan haid normal atau bahkan sedikit lebih
banyak. Kadang keluar juga beberapa gumpalan kecil darah. Lokia akan tetap berwarna
merah selama 2-3 hari pertama., kemudian secara bertahap dan berubah menjadi cokelat
kemerah-merahan. Pada hari ke-4, lokia berubah menjadi berwarna cokelat. Jika sudah
kembali. Ini normal saja dan lokia akan kembali berubah menjadi merah muda atau
cokelat dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari.
Cepatnya perubahan warna lokia menunjukkan berapa cepat rahim kembali
kondisi dan ukuran yang normal. Makin cepat rahim berubah, maka cepat pula lokia
berubah menjadi kecoklatan dan berhenti sama sekali. Pada sebagian wanita, lokia akan
berhenti sekitar 14 hari sementara pada wanita lain akan berlangsung sampai 6 minggu.
Namun, umumnya sekitar 20-30 hari. Pada ibu yang tidak memberika ASI, lokia
berhenti setelah haid pertama muncul, yaitu sekitar 4 minggu setelah persalinan (Kasdu,
2003 : 72).
4. Menyusui.
Jika ibu dan bayi dalam keadaan baik, sebenarnya ibu dapat segera menyusui
bayi di ruang pemulihan setelah pembedahan selesai. Namun, jika ibu merasa binggung
akibat pengaruh pembiusan atau bayi harus masuk kamar perawatan, mungkin harus
menunggu dulu. Jika setalah 12 jam ibu belum juga bisa menyusui, mungkin perlu
menggunakan pompa asi dan menyimpannya untuk diberikan kepada bayi menggunakan
sendok (Danuatmaja, et all, 2003 : 51).
5. Infus.
Infus akan terpasang di lengan selama beberapa jam sampai gerakan usus
kembali normal. Oleh karena itu, untuk “makanan” biasanya diberi infus glukosa lewat
pembuluh darah bilik. Setelah 24 jam, jarum infus biasannya sudah dibuka dan ibu
sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya (Kasdu, 2003 : 68).
6. Minum dan makan
Pemeriksaan organ pencernaaan dilakukan enam jam setelah pembedahan.
secara bertahap dapat minum lebih banyak. Umumnya pasien sudah dapat minum dan
makan makanan lunak pada hari pertama setelah operasi. Perlu diingat, ketika organ
pencernaan belum kembali normal dan ibu merasa haus dan lapar, janganlah sekali-kali
melanggar aturan, misalnya dengan makan makanan yang memang belum diizinkan.
Namun pada umumnya, pada hari kelima setelah operasi, pasien harus bisa makan
makanan biasa (Kasdu, 2003 : 68).
7. Mobilisasi Dini.
Mobilisasi Dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
(Soelaiman, 2008). Mobilisasi pasca seksio sesarea adalah suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan
sesarea. Adapun tujuan mobilisasi pada post seksio sesarea adalah untuk membantu
jalannya penyembuhan pasien diikuti dengan istirahat.
Kebanyakan dari ibu post seksio sesarea masih mempunyai kekhawatiran kalau
tubuh digerakkan pada posisi tertentu pasca operasi akan mempengaruhi luka operasi
yang masih belum sembuh yang baru saja selesai dilakukan operasi. Padahal tidak
sepenuhnya masalah ini perlu dikhawatirkan, bahkan justru hamper semua jenis operasi
membutuhkan mobilisasi atau pergerakan badan sedini mungkin. Asalkan rasa nyeri
dapat ditahan dan keseimbangan tubuh tidak lagi menjadi gangguan, dengan bergerak,
masa pemulihan untuk mencapai level kondisi prapembedahan dapat dipersingkat. Dan
tentu ini akan mengurangi waktu rawat di rumah sakit, menekan pembiayaan serta juga
dapat mengurangi stress psikis.
Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap, pada 6 jam pertama ibu pasca operasi
menggerakkan lengan, tangan, ujung jari kaki, dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit, menekuk dan menggeserkan kaki. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan
untuk dapat miring ke kiri dan ke kanan. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk mulai
belajar untuk duduk (Sumantri , et all, 2010).
8. Buang air kecil dan Buang air besar.
Ketika akan operasi, pengeluaran air seni pasien akan ditampung lewat kateter.
Kateter untuk membuang air kecil akan terus digunakan sampai sekitar 12-24 jam
pascabedah. Pada keadaan normal, yaitu hari kedua setelah operasi, dokter akan
memperbolehkan ibu buang air kecil sendiri tanpa bantuan kateter (Kasdu, 2003 : 67).
Pada umunya, ibu akan baru buang air besar pada hari ketiga. Biasanya, pada
awal setelah persalinan, banyak ibu-ibu mengalami sembelit. Untuk mengatasi sembelit,
upayakan untuk mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi, seperti sereal dan
buah-buahan. Sebaiknya menghindari makanan yang bisa memperburuk keadaan. Banyak
minum air serta jus buah agar bisa membantu melunakkan tinja dan melancarkan buang
air besar (Kasdu, 2003 : 69).
9. Bekas luka.
Jahitan bekas luka di perut ibu akan ditutupi kain kasa lembut. Kasa perut harus
di lihat satu hari pascabedah. Apabila basah dan berdarah arus dibuka dan diganti.
Umumnya, kasa perut dapat diganti pada hari ke 3-4 sebelum pulang dan seterusnya
pasien menggantinya setiap hari. Luka dapat diberi salep Betadin sedikit (Kasdu, 2003 :
69). Saat sedang batuk, bersin, atau tertawa, tutup bagian yang luka dengan bantal atau
10. Membersihkan diri.
Setelah melahirkan ibu akan mengeluarkan cairan lokia, yaitu sisa-sisa bekass
plasenta. Oleh karena itu, setelah buang air, ibu harus membasuh vagina hingga bersih.
Dan sebaiknya gunakan celana dalam yang menutupi ke pinggang supaya merasa
nyaman saat dipakai dan melindungi bagian luka (Nolan, 2010 : 171).
E. Kapan bisa pulang.
Perawatan 3-4 hari di rumah sakit cukup untuk mengembalikan fisik ibu yang
baru bersalin dengan operasi. Sebelum pulang, sebaiknya ibu menguasai bagaimana cara
merawat luka operasi. Biasanya, pasien diminta datang kembali ke dokter untuk
pemantauan perawatan luka tujuh hari setelah pulang. Pasien boleh mandi seperti
biasanya, setelah hari ke-5 operasi. Setelah itu keringkan dan rawat luka seperti biasa.
Di bawah ini beberapa hal yang perlu diketahui sebelum pulang ke rumah :
1. Ibu dan bayi akan diperiksa secara menyeluruh oleh dokter ahli untuk
memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan baik. Di antaranya, apakah dapat
menyusui dengan baik dan payudara ibu dalam kondisi normal, bekas operasi
tidak mengalami perdarahan atau infeksi, Kondisi rahim kembali normal.
Apakah buang air normal, apakah jumlah, bentuk, serta warna cairan lokia
normal. Keadaan bayi juga akan dilihat, apakah dalam kondisi sehat dan tidak
mengalami kelainan.
2. Ibu akan ditanya mengenai kontrasepsi yang akan digunakan. Lakukan konseling
dan rencanakan upaya-upaya pencegahan kehamilan.
3. Dokter akan menjelaskan berbagai hal yang berhubungan dengan organ
satunya, ibu diminta datang segera apabila terdapat perdarahan, demam, dan
nyeri perut berlebihan.
4. Bidan atau perawat akan menunjukkan kepada pasien cara membersihkan tali
pusat bayi.
5. Pasien akan diberi tanggal pemeriksaan pasca persalinan dan diminta membawa
bayi untuk pemeriksaan kesehatan.
6. Jangan menggunakan obat-obatan atau jamu-jamuan tradisional tanpa
sepengetahuan dokter (Kasdu, 2003 : 73).
F. Pengetahuan.
Pegetahuan adalah hasil dari tahu manusia, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,2003 : 121).
a. Tingkat Pengetahuan.
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk mengingat kembali suatu yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di
ketahui, dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
4. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih ada dalam suatu organisasai tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun informasi dari
informasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek.
(Notoatmodjo, 2003 : 122).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan 1. Cara tradisional
Meliputi : Cara coba-coba (Trial and Error), berdasarkan kekuasaan atau
otoritas, melalui pengalaman pribadi, melalui jalan pikiran.
2. Cara modern
Pengetahuan yang diperoleh dengan cara metode penelitian ilmiah, yang bersifat
sistematis, logis, dan ilmiah (Notoatmodjo, 2005 : 11).
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan. 1. Umur
Lukman (2008), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka
proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,
belasan tahun, daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi umur. Dari uraian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh
pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.
2. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran bayi atau
bayi telah mencapai titik mampu bertahan hidup. Primipara adalah wanita yang pernah
hamil sekali dengan janin mencapai titik mampu bertahan hidup. Skundipara adalah
wanita yang pernah hamil dua kali dengan janin mencapai titik mampu bertahan hidup.
Multipara adalah wanita yang pernah hamil lebih dari dua kali dengan janin mencapai
titik mampu bertahan hidup (Varney, 2006).
Notoadmodjo (2007) mengemukakan, bahwa terdapat kecenderungan
pengetahuan ibu yang berparitas tinggi lebih baik dari pengetahuan ibu yang berparitas
rendah
3. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kejadian atau proses pembelajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan
itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang diperoleh, pada umumnya
G. Sikap.
Sikap adalah merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek, manifestasi sikap-sikap tidak dapat
langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan (Notoatmodjo, 2003 : 124).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau objek (Syafrudin, et all, 2009 : 126).
a. Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaiaan reaksi stimulus
tertentu yang dalam kehudupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimululus sosial. Sikap belum merukan suatu tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi
tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003 : 124). Stimulasi
Rangsangan
Proses Stimulasi
Tingkah Laku
b. Komponen Pokok Sikap
Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok,
yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, kenyataan, dan
emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007 : 143).
c. Tingkatan Sikap.
1. Menerima (Receiving), subjek memperhatikan stimulasi yang diberikan.
2. Merespon (responding), memberiban jika ditanya.
3. Menghargai (Valuing), mengajak orang lain mendiskusikan atau
mengerjakan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas sesuatu yang telah
dipilihnya dalam segala resiko (Notoatmojo,2003 : 126).
d. Pengukuran Sikap Model Likert
Pengukuran sikap model Likert juga dikenal dengan pengukuran sikap
skala Likert, karena dalam mengadakan pengukuran sikap juga menggunakan skala.
Dalam menciptakan alat ukur Likert juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima alternatif jawaban
yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang disediakan oleh Likert adalah:
a. Sangat setuju (Strongly Approve) : 4
b. Setuju (Approve) : 3
c. Tidak setuju (Disapprove) : 2
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan varriabel-variabel yang akan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka
konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penetian ini adalah ibu yang melakuakan
seksio sesaria dimana peneliti akan mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu tentang
perawatan pasca seksio sesaria di RSU.Mitra Sejati Medan Tahun 2011.
Skema 1. Skema Kerangka Konsep
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap ibu terhadap perawatan pasca seksio sesaria dengan pendekatan
cross sectional yaitu data yang dikumpulkan pada saat itu juga.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah rata-rata perbulan ibu yang melakukan
operasi seksio sesarea di RSU. Mitra Sejati Medan yang berjumlah seratus sepuluh
orang.
2. Sampel
Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo) :
N
1+N(d)2
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Berdasarkan rumus tersebut, maka hasil perhitungan sampel adalah sebagai berikut:
110
1+110(0,05)2
n = 86, 27
peneliti menetapkan besar sampel sebanyak 86 orang. Teknik penarikan sampel
dilakukan secara Random Sampling.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSU. Mitra Sejati Medan, karena tingginya angka
kejadian seksio sesaria perbulan yang terdapat di rumah sakit ini.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April 2011
E. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan persetujuan proposal dari institusi
pendidikan dan ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara, dan rekomendasi dari RSU.Mitra Sejati Medan.
Lembar persetujuan diberi kepada responden, tujuannya adalah subjek
mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama
mengumpulkan data. Apabila subjek bersedia untuk diteliti, maka subjek harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencamtumkan
nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subjek. Lembar
tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh
subjek dijamin peneliti.
F. Alat Pengumpulan Data.
Untuk memperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data berupa kuesioner yang telah disusun berdasarkan tinjauan pustaka
dan kerangka konsep. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu :
a. Kuesioner Pengetahuan
Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai
Perawatan pasca seksio sesaria. Terdiri dari 10 pertanyaan terbuka dengan pilihan
jawaban multiple choice. Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan untuk jawaban
yang salam diberi skor 0. Nilai minimum yang mungkin didapat adalah 0 dan nilai
maksimum adalah 10. Adapun skor yang akan dihasilkan responden adalah responden
berpengetahuan baik apabila memperoleh skor 76%-100% (benar menjawab pertanyaan
8-10soal), responden berpengetahuan cukup apabila memperoleh skor 56%-75% (benar
menjawab pertanyaan 6-7 soal), responden berpengetahaun kurang apabila memperoleh
skor <55% (benar menjawab pertanyaan <6 soal) (Arikunto, 2006, hal.344).
b. Kuesioner Sikap
Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap ibu mengenai Perawatan pasca
seksio seseria. Terdiri dari 10 pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan yang mendukung
(favourabel) dan pernyataan yang tidak mendukung (unfavourabel) dengan pilihan
Penilaian ini diukur dengan metode scoring terhadap kuesioner yang telah di beri
bobot bila pernyataan yang mendukung, jawaban sangat setuju (SS) di beri nilai skor
empat (skor 4), setuju (S) diberi nilai tiga (skor 3), tidak setuju (TS) di beri nilai dua
(skor 2) sangat tidak setuju (STS) diberi nilai satu (skor 1), sebalik pernyataan yang
tidak mendukung, jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai satu (skor 1), setuju (S) diberi
nilai dua (skor 2), tidak setuju (TS) diberi nilai tiga (skor 3), sangat tidak setuju (STS)
diberi nilai empat (skor 4). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 40 dan nilai yang
terendah adalah 10 (Hidayat, 2007 : 102). Maka semakin tinggi skor, maka semakin baik
sikap ibu terhadap perawatan pasca seksio sesaria. Berdasarkan statistik dapat diukur
nilainya melalui rumus Sudjana (1992) dengan rumus :
P=
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 30 (selisih nilai
tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas adalah 2 kelas (sikap positif dan sikap
negatif) maka didapat panjang kelas sebesar 15. Dengan menggunakan P= 15 dan 10
sebagai batas interval pertama maka sikap ibu terhadap perawatan pasca seksio sesaria
dapat dikategorikan atas interval sebagai berikut :25 – 40 memiliki sikap positif dan 10 –
24 memiliki sikap negative.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid perlu dilakukan uji validitas dan
pada instrument penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian secara Conten
validity kepada ahli atau pakarnya kebidanan. Dalam hal ini uji validitas dilakukan
Cronbach’s alfa dengan bantuan program komputerisasi dengan ketentuan apabila r
hitung > r tabel atau nilai (P) > 0,6 maka instrument dinyatakan reabel dan apabila r
hitung < r tabel maka dinyatakan atau nilai (P) < 0,6, maka dinyatakan tidak reabel
(Hidayat, 2010, hal.115). Untuk pertanyaan pengetahuan di dapat nilai alpha cronbach
0,663 sedangkan pernyataan untuk sikap didapat nilai alpha cronbach 0,794.
H. Prosedur Pengumpulan Data.
Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data penelitian
ini yaitu :
a. Mendapat surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari program DIV Bidan
pendidik.
b. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Pimpina RSU.Mitra
Sejati Medan.
c. Menyatakan persetujuan pesien menjadi respon secara sukarela.
d. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk mendatangani lembar
persetujuan (Informed consent).
e. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden selanjutnya dipersilakan
untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pertanyaan.
f. Penelitian mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada
pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.
g. Setelah kuesioner di isi oleh responden, kuesioner di kumpulkan kembali oleh
peneliti. Apabila responden tidak bersedia mengisi pada hari itu, peneliti akan
mengambil keesokan harinya dan memeriksa kelengkapan data sehingga data yang
h. Setelah data terkumpul semua dengan lengkap maka dilakukan analisa data.
I. Analisa Data
Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengelolahan dengan
langakah-langkah berikut :
a. Editing, yaitu memeriksa kuesioner yang telah kembali apakah semua pertanyaan
telah diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk.
b. Coding, yaitu member kode atau angkatertentu pada kuesioner untuk mempermudah
tabulasi dan analisa.
c. Tabulating, yaitu data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan variable yang
dibutuhkan untuk analisa data serta pengembalian kesimpulan
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan pasca seksio sesaria. Pengumpulan
data telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan April 2011 di RSU. Mitra
Sejati Medan Tahun 2011 dengan jumlah responden 86 orang. Diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu terhadap Perawatan Pasca Seksio Sesaria di RSU Mitra Sejati Medan
Tahun 2011
Pengetahuan F %
Baik 6 7,0
Cukup
Kurang
33
47
38,3
54,7
Total 86 100
Berdasarkan tabel 5.1 : menunjukkan dari 86 responden, mayoritas 47 responden
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan menurut Karakteristik Umur Ibu terhadap Perawatan Pasca Seksio Sesaria di RSU
Mitra Sejati Medan Tahun 2011
Umur Pengetahuan
Baik Cukup Kurang F % F % F %
Total F % 17-22 tahun - - - - 7 8,1 7 8,1 23-28 tahun 2 2,3 11 12,8 23 26,7 36 41,9
29-34 tahun 35-40 tahun
3 3,5 18 20,9 9 10,5 1 1,2 4 4.7 8 9,3
30 34,9 13 15,1 Total 6 7,0 33 38,4 47 54,7 86 100
Berdasarkan tabel 5.2 : menunjukkan dari 86 responden, mayoritas kelompok
umur ibu 23-28 tahun sebanyak 36 responden (41,9), 2 responden (2,3) berpengetahuan
baik, 11 responden (12,8) berpengetahuan cukup, 23 responden (26,7) berpengetahuan
kurang. Minoritas pada kelompok umur ibu 17-22 tahun sebanyak 7 responden (8,1), 7
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan menurut Karakteristik Jumlah Anak terhadap Perawatan Pasca Seksio Sesaria di RSU Mitra Sejati
Medan Tahun 2011 Jumlah
Anak
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang F % F % F %
Total
F % 1 Orang 3 3,5 9 10,5 13 15,1 25 29,1
2-4 Orang
5 Orang
3 3,5 24 27,9 32 37,2
- - - - 2 2,3
59 68,6
2 2,3
Total 6 7,0 33 38,4 47 54,7 86 100
Berdasarkan tabel 5.3 : menunjukkan dari 86 responden, mayoritas kelompok
jumlah anak 2-4 orang sebanyak 59 responden (68,6), 3 responden (3,5) berpengetahuan
baik, 24 responden (27,9) berpengetahuan cukup, 32 responden (37,2) berpengetahuan
kurang. Minoritas pada kelompok jumlah anak 5 orang sebanyak 2 responden (2,3), 2
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan menurut Karakteristik Pendidikan Terakhir terhadap Perawatan Pasca Seksio Sesaria di
RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011 Pendidikan
terakhir
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang F % F % F %
Total
F % SMP - - 4 4,7 10 11,6 14 16,3
SMA
P.Tinggi
1 1,5 16 18,6 35 40,7
5 7,0 13 15,1 2 2,3
52 60,5
20 23,3
Total 6 7,0 33 38,4 47 54,7 86 100
Berdasarkan tabel 5.4 : menunjukkan dari 86 responden, mayoritas kelompok
pendidikan terakhir SMA sebanyak 52 responden (60,5), 1 responden (1,5)
berpengetahuan baik, 16 responden (18,6) berpengetahuan cukup, 35 responden (40,7)
berpengetahuan kurang. Minoritas pada kelompok SMP sebanyak 14 responden (16,3), 4
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap terhadap Perawatan Pasca
Seksio Sesaria di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011
Sikap Frekuensi Persentase (%)
Positif 82 95,3
Negatif 4 4,7
Total 86 100
Berdasarkan tabel 5.5 : menunjukkan dari 86 responden, mayoritas 82 responden
(95,3) bersikap positif dan minoritas 4 responden (4,7) bersikap negatif.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas telah diperoleh data yang dilakukan dengan
penyebaran kuisioner pada ibu nifas sebanyak 68 responden di RSU Mitra Sejati Medan
tentang perawatan seksio sesaria. Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam
melakukan pembahasan sebagai berikut:
1. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan pasca seksio sesaria
Pengetahuan adalah hasil dari tahu manusia, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Mempunyai enam tingkatan
yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesisi dan evaluasi ((Notoatmodjo,2003).
Pengetahuan berdasarkan umur, hasil penelitian dari 68 responden yang diteliti
mayoritas responden memiliki pengetahuan yang kurang pada kelompok umur 23-28
tahun sebanyak 23 responden (26,7%). Lukman (2008), mengemukakan bahwa makin
tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, tetapi
ketika berumur belasan tahun, daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi umur.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.
Menurut asumsi penulis, terdapat ketidaksesuaian antara teori dan kenyataan
karena semakin tua umur ibu tidak semakin baik pengetahuan yang dimiliki ibu. Ibu
hanya mengetahui tentang perawatan seksio tetapi ibu tidak memahami bagaimana
perawatan seksio yang baik sehingga ibu memiliki pengetahuan yang kurang tentang
perawatan seksio.
Berdasarkan jumlah anak, mayoritas responden memiliki pengetahuan yang
kurang pada kelompok jumlah anak 2-4 orang sebanyak 32 responden (37,2%).
Notoadmodjo (2007) mengemukakan bahwa terdapat kecenderungan pengetahuan ibu
yang berparitas tinggi lebih baik dari pengetahuan ibu yang berparitas rendah.
Menurut asumsi penulis, terdapat ketidaksesuian teori dengan kenyataan. Ini
disebabkan kerena pengalaman ibu nifas dalam melakukan perawatan pasca seksio
pertama sekali selama melahirkan anak, sehingga ibu tidak memiliki pengetahuan yang
baik tentang perawatan pasca seksio.
Selain umur dan paritas yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu adalah latar
belakang pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu nifas berpengetahuan
kurang pada kelompok pendidikan SMA sebanyak 35 responden (40,7%).
Pendidikan adalah suatu kejadian atau proses pembelajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan
itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang diperoleh, pada umumnya
Menurut asumsi penulis, terdapat kesesuaian antara teori dengan kenyataan
dimana pendidikan ibu nifas mempengaruhi pengetahuan dan wawasan terhadap
perawatan pasca seksio sesaria.
2. Sikap ibu nifas tentang perawatan pasca seksio sesaria
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap objek. (Notoatmodjo, 2003).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau objek (Syafrudin, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian dari 86 responden menunjukkan mayoritas ibu nifas
memiliki sikap positif sebanyak 82 responden (95,3%) tentang perawatan pasca seksio
sesaria. Hal ini menunjukkan bahwa, kesiapan sikap ibu nifas untuk reaksi terhadap
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
penelitian yang dilakukan terhadap 86 ibu nifas di RSU Mitra Sejati Medan tahun 2011,
sebagai berikut :
1. pengetahuan ibu nifas terhadap perawatan pasca seksio sesaria berdasarkan :
- Umur : Mayoritas ibu nifas umur 23-28 tahun sebanyak 36 responden (41,9%), 2
responden (2,3%) berpengetahuan baik, 11 responden (12,8%) berpengetahuan
cukup dan 23 responden (26,7%) berpengetahuan kurang.
- Jumlah Anak : Mayoritas ibu nifas yang memiliki Jumlah anak 2-4 orang
sebanyak 59 responden (68,6%), 3 responden (3,5%) berpengetahuan baik, 24
responden (27,8%) berpengetahuan cukup, dan 32 responden (37,2%)
berpengetahuan kurang.
- Pendidikan terakhir : Mayoritas ibu nifas yang berpendidikan SMU sebanyak 57
responden (60,5%), 1 responden (1,5%) berpengetahuan baik, 16 responden
(18,6%) berpengetahuan cukup, dan 35 responden (40,7%) berpengetahuan
kurang.
3. Sikap ibu nifas terhadap perawatan pasca seksio sesaria mayoritas responden
memiliki sikap positif sebanyak 82 reponden (95,3%)dan minoritas sikap
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil ini dapat dijadikan sebagai bahan masukkan bagi bidan atau tenaga
kesehatan yang bekerja di RSU Mitra Sejati agar dapat memberi Penkes tentang
seksio sesaria dan perawatannya kepada ibu-ibu yang ingin melakukan seksio
sesaria.
2. Bagi Institusi
Diharapkan menambah sumber-sumber pustaka mengenai seksio sesaria dan cara
perawatannya sehingga dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya
dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam lingkup yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Penelitian Suatu Prosedur Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Alimul, A. Aziz Hidayat. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Alimul, A Aziz Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.
Boyle, Maureen. (2008). Pemilihan Luka. Jakarta: ECG.
Danuatmaja,et all. 2003. 40 Hari Pasca Persalinan dan Solusinya. Jakarta : Puspa Swara.
Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.
Murabak,et all. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: ECG.
Muchtar,Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: ECG.
Notoatmodjo,Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nolan, Mary. 2010. Kelas Bersalin. Yogyakarta: Golden Books.
Sugiyono. 2009. Statistik untuk Kesehatan. Bandung : Alfa Beta.
Tim Penyusun USU. 2010. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Tidak di Publikasikan.
Children, Indonesia. 2010. Operasi Sectio Caesaria.
Arianto, et all. 2009. Operasi Seksio
Himapid. 2009. Seputar Seksio Sesaria
Progestian, Prima. 2010. Proses Melahirkan / Persalinan pada Manusia.
Resha. 2010. Peningkatan Angka Kejadian Seksio Sesaria: Suatu Fenomena dalam
Bidang Obstetria.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Yana Christina Hutauruk/105102080 adalah mahasiswa
Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan sikap ibu terhadap
perawatan pasca seksio sesarea.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di
Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dalam
penelitian ini, dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat ibu
tanpa di pengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar
persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini
bersifat sukrela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apa pun.
Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan
hanya digunakan untuk keperluan ini saja. Terimakasih atas partisipasi ibu dalam
penelitian ini.
Peneliti Medan, Februari 2011
Responden
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PERAWATAN PASCA SEKSIO SESARIA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN TAHUN 2011. A. BIODATA
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda (x) pada pilihan jawaban.
1. Proses persalinan dapat dilakukan melalui …..
a. Jalan lahir dan Memakai alat vakum
b. Belah perut dan Operasi seksio sesaria
c. Jalan lahir dan Belah perut
2. Warna darah kotor yang keluar dari kemaluan ibu pada hari ke 2-3 pasca seksio
3. Waktu yang diperlukan ibu untuk dapat menyusui bayinya adalah …..
a. 6 Jam Setelah Operasi
b. 8 Jam Setelah Operasi
c. 12 Jam Setelah Operasi
d. 24 Jam Setelah Operasi
4. Ketika efek bius hilang, ibu akan merasakan ……
a. Tungkai atas kebas (Kaki) dan ibu tidak merasa mengantuk
b. Tungkai atas (Tangan) kebas dan nyeri di daerah luka operasi
c. Tungkai bawah (Kaki) kebas dan nyeri di daerah luka operasi
d. Tungkai bawah (Kaki) kebas dan ibu demam
5. Menggerakkan lengan, tangan, ujung jari kaki, dan memutar pergelangan tangan dapat dilakukan setelah …..
a. 4 jam setelah operasi
b. 6 jam setelah operasi
c. 8 jam setelah operasi
d. 10 jam setelah operasi
6. Miring kiri dan kanan dapat dilakukan ibu setelah ….
a. 4-8 Jam setelah operasi
b. 6-10 Jam setelah operasi
c. 8-12 Jam setelah operasi
7. Jenis makanan apa saja yang dapat dimakan ibu pada hari pertama setelah operasi …….
a. Keras saja
b. Lunak saja
c. keras dan lunak sama saja
d. Tidak ada, Ibu puasa
8. Menurut ibu, kapan sebaiknya selang kencing boleh dilepas ….
a. 6-12 jam setelah operasi
b. 10-24 jam setelah operasi
c. 12-20 jam setelah operasi
d. 12-24 jam setelah operasi
9. Apa yang sering ibu keluhkan pada hari III pasca seksio sesaria …..
a. Lelah, dan mata kunang-kunang
b. Sakit kepala yang hebat
c. Susah buang air kecil
d. Sembelit atau susah buang air besar
10. Menurut ibu, pada hari ke 3-4 ibu sudah di perbolehkan ….
a. Jalan
b. Pulang
c. Duduk
C. Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban dan berilah tanda (V) pada kolam yang telah disediakan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
ST : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1. Luka operasi seksio sesaria dapat menyebabkan infeksi jika perawatan tidak baik.
2. Ibu memakai celana dalam yang menutupi pinggang.
3. Pergerakan awal (mobilisasi dini) setelah operasi dapat mempengaruhi luka operasi.
4. Pompa ASI dapat di gunakan ibu saat ibu belum mampu menyusui bayinya.
5. Setelah operasi ibu seharusnya sudah di perbolehkan untuk minum dan makan.
6. Ibu minum jus buah 2 hari setelah operasi.
7. Jahitan bekas luka diperut ibu ditutup dengan kain kasa lembut dan diberi salep betadin
8. Saat batuk, ibu menutup luka dengan bantal atau tangan
9. Hari ke 5 setelah operasi ibu mandi seperti biasa
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yana Christina Hutauruk
Tempat/ Tanggal Lahir : P.Brandan, 3 Juni 1989
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : P. Hutauruk
Nama Ibu : L.Panjaitan
Anak ke : 1 dari 4 bersaudara
Alamat : Desa Merek Kab. Karo
Pendidikan Formal : SD : Negeri 043936 Merek (1994-2000)
SMP : Santa Maria Kabanjahe (2000-2003)
SMA : Cahaya Medan (2003-2006)
D III : AKBID Mitra Husada Medan (2006-2009)