• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 21/04/32/Th.XVII, 1 April 2015 1 No. 21/04/32/Th. XVII, 1 April 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

MARET 2015 INFLASI SEBESAR 0,21 PERSEN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

 Maret 2015 IHK Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota yaitu Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi dan Kota Depok mengalami kenaikan indeks. IHK dari 117,08 di Februari 2015 menjadi 117,33 di Maret 2015; dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,21 persen.

 Laju inflasi tahun kalender 2015 “year to date” sebesar -0,41 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” selama dua belas bulan terakhir (Maret 2015 terhadap Maret 2014) tercatat sebesar 5,46 persen.

 Dari tujuh kelompok pengeluaran, yang mengalami inflasi adalah Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,48 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,39 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,05 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,82 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,10 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,81 persen. Sementara yang mengalami deflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,82 persen.

 Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Maret 2015, sebanyak 5 (lima) kota mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,75 persen, Kota Bandung sebesar 0,61 persen, Kota Tasikmalaya sebesar 0,30 persen, Kota Depok sebesar 0,26 persen, dan Kota Sukabumi sebesar 0,11 persen. Adapun 2 (dua) kota lainnya mengalami deflasi yaitu Kota Cirebon sebesar 0,39 persen dan Kota Bekasi sebesar 0,37 persen.

 Kelompok Kesehatan menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan inflasi sebesar 0,82 persen. Sub kelompok yang paling tinggi inflasi nya yaitu sub kelompok jasa kesehatan sebesar 1,49 persen. Adapun komoditi yang mengalami kenaikan antara lain tarif dokter umum, tarif rumah sakit, vitamin.

(2)

Dari hasil pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan IHK Gabungan di Jawa Barat tercatat bahwa pada Maret 2015 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 117,08 pada Februari 2015 menjadi 117,33 pada Maret 2015. Dengan demikian laju inflasi tahun kalender 2015 “year to date” sebesar -0,41 persen dan laju inflasi tahun ke tahun “ year on year” (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 5,46 persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran, yang mengalami inflasi adalah Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,48 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,39 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,05 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,82 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,10 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,81 persen. Sementara yang mengalami deflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,82 persen.

Pada Grafik 1 di bawah ini terlihat pergerakan inflasi dari Maret 2014 sampai dengan Maret 2015. Grafik 1

Perkembangan Inflasi Gabungan Tujuh Kota di Jawa Barat

Sementara pada Tabel 1 terlihat pergerakan IHK selama dua belas bulan terakhir terjadi inflasi sebesar 5,46 persen. Selama dua belas bulan terakhir dari tujuh kelompok pengeluaran, yang mengalami inflasi tertinggi Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 7,51 persen, diikuti Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 5,72 persen, Kelompok Makanan Jadi sebesar 5,26 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 4,96 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 4,93 persen, Kelompok Bahan Makanan sebesar 4,63 persen, dan Kelompok Sandang sebesar 2,05 persen. 0.32 2.14 1.59 0.26 -0.32 0.44 0.86 0.38 0.09 0.18 -0.37 -0.25 0.21 -1.50 -0.50 0.50 1.50 2.50 3.50 4.50 Mar'1 4 Apr'1 4 Mei'1 4 Jun'1 4

Jul'14 Ags'14 Sep'14 Okt'14 Nov'14 Des'14 Jan'1 5 Feb'1 5 Mar'1 5 0.32 2.14 1.59 0.26 -0.32 0.44 0.86 0.38 0.09 0.18 -0.37 -0.25 0.21 -1.50 -0.50 0.50 1.50 2.50 3.50 4.50 Mar'1 4 Apr'1 4 Mei'1 4 Jun'1 4 Jul'14 Ags'14 Sep'14 Okt'14 Nov'1 4 Des'1 4 Jan'1 5 Feb'1 5 Mar'1 5

(3)

Tabel 1

IHK dan Laju Inflasi Gabungan 7 Kota di Jawa Barat Bulan Maret 2015 Menurut Kelompok Pengeluaran (IHK 2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran IHK

Maret 2015 Inflasi Maret 2015*) Inflasi Tahun 2015 **) Inflasi Tahun ke Tahun ***) Andil Inflasi/Deflasi Tahun 2015*) [1] [2] [3] [4] [5] [6] Umum 117.33 0.21 -0.41 5.46 -0.41 1. Bahan Makanan 124.64 -0.82 -0.99 4.63 -0.19 2

2. Makanan Jadi,Minuman, Rokok &

Tembakau 115.86 0.48 1.29 5.26 0.22

3

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan

Bakar 114.59 0.39 1.23 5.72 0.34 4 4. Sandang 104.54 0.05 0.85 2.05 0.04 5 5. Kesehatan 111.27 0.82 1.63 4.96 0.06 6

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 112.40 0.10 0.20 4.93 0.02

7

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 123.48 0.81 -4.70 7.51 -0.87

Keterangan : *) Perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK Februari 2015 **) Perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK Desember 2014 ***) Perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK Maret 2014

Bila dilihat menurut andilnya terhadap inflasi/deflasi sepanjang tahun 2015, pada Tabel 1 tampak andil inflasi diberikan oleh Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,22 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,34 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,04 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,06 persen, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,02 persen. Sementara yang memberikan andil deflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,19 persen dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,87 persen.

Perbandingan besarnya inflasi Januari – Maret dalam kurun waktu tahun 2011 sampai 2015 terlihat pada Tabel 2. Inflasi gabungan Januari – Maret di Jawa Barat tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 2,65 persen, dan pada tahun 2015 deflasi sebesar 0,41 persen.

Tabel 2

Inflasi Januari- Maret Gabungan 7 Kota Jawa Barat Tahun 2011 – 2015

Tahun Inflasi Januari - Maret

[1] [2] 2011 0.54 2012 0.76 2013 2.65 2014*) 1.62 2015*) -0.41 *) IHK 2012=100

(4)

BERAS GAS LPG

SEWA RUMAH DOKTER UMUM NASI

TELUR AYAM RAS DAGING AYAM RAS

WORTEL MELON TOMAT BUAH TARIF LISTRIK KENTANG EMAS PERHIASAN

TUKANG BUKAN MANDOR

BAWANG MERAH CABE RAWIT TOMAT SAYUR CABE MERAH KONTRAK RUMAH BENSIN -0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 Hasil pemantauan harga barang dan jasa selama Maret 2015 tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan/penurunan harga dan memberikan andil inflasi/deflasi cukup siginifikan. Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara lain bawang merah sebesar 0,15 persen, bensin sebesar 0,14 persen, beras sebesar 0,07 persen, tukang bukan mandor sebesar 0,05 persen, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen, sewa rumah dan tarif dokter umum masing-masing sebesar 0,02 persen.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain telur ayam ras sebesar 0,10 persen, daging ayam ras sebesar 0,09 persen, cabe merah sebesar 0,06 persen, cabe rawit, tomat sayur dan wortel masing-masing sebesar 0,03 persen.

Grafik 2

Andil Inflasi/Deflasi Barang & Jasa Maret 2015 (persen)

Besarnya andil inflasi/deflasi per kelompok pengeluaran pada Maret 2015 terlihat pada Grafik 3. Andil inflasi terbesar diberikan oleh Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,15 persen, diikuti Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,11 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,08 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,03 persen, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,01 persen. Sementara Kelompok Bahan Makanan mengalami deflasi sebesar 0,17 persen.

(5)

Inflasi Gabungan Maret 2015 di Jawa Barat berdasarkan kelompok pengeluaran dan jenis komoditas yang memberikan andil inflasi atau deflasi dapat diuraikan sebagai berikut :

1.

Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Bahan Makanan mengalami penurunan IHK dari 125,67 pada Februari 2015 menjadi 124,64 pada Maret 2015 atau terjadi deflasi sebesar 0,82 persen. Deflasi pada kelompok ini dipicu oleh penurunan harga-harga komoditi pada sub kelompok daging & hasilnya sebesar 3,00 persen, sub kelompok ikan segar sebesar 0,72 persen, sub kelompok telur, susu & hasil-hasilnya sebesar 4,16 persen, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 3,10 persen, sub kelompok buah-buahan sebesar 1,70 persen. Sementara sub kelompok lainnya mengalami inflasi antara lain sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya sebesar 1,72 persen, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,87 persen, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,67 persen, sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 2,01 persen, sub kelompok lemak & minyak sebesar 0,48 persen dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,01 persen.

Andil deflasi gabungan Jawa Barat untuk Kelompok Bahan Makanan pada Maret 2015 sebesar 0,17 persen. Adapun komoditas pada Kelompok Bahan Makanan yang mengalami penurunan harga diantaranya telur ayam ras, daging ayam ras, cabe merah, cabe rawit, tomat sayur, wortel, melon, tomat buah, kentang.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau mengalami inflasi sebesar 0,48 persen, inflasi tersebut dikarenakan IHK naik dari 115,31 pada Februari 2015 menjadi 115,86 pada Maret 2015. Dari tiga sub kelompok yang ada, semuanya mengalami inflasi antara lain sub kelompok makanan jadi sebesar 0,59 persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,38 persen, dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,22 persen.

0.21 0.08 0.11 0.00 0.03 0.01 0.15 -0.17 UMUM Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan

Grafik 3

(6)

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau menyumbang andil inflasi sebesar 0,08 persen terhadap inflasi gabungan Jawa Barat Maret 2015. Adapun komoditi yang mengalami kenaikan harga diantaranya nasi, siomay, gado-gado, mie, sate, soto, sop, minuman ringan, rokok kretek filter.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar mengalami kenaikan IHK dari 114,14 pada Februari 2015 menjadi 114,59 pada Maret 2015 atau terjadi inflasi sebesar 0,39 persen. Inflasi terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,44 persen, sub kelompok bahan bakar, penerangan & air sebesar 0,36 persen, sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,20 persen, dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,26 persen.

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,11 persen terhadap gabungan Jawa Barat di Maret 2015. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga diantaranya tukang bukan mandor, gas LPG, sewa rumah, kontrak rumah, upah pembantu rumah tangga, asbes, daun pintu.

4.

Sandang

Kelompok Sandang pada Maret 2015 mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. Inflasi tersebut dikarenakan IHK Kelompok Sandang mengalami kenaikan dari 104,49 pada Februari 2015 menjadi 104,54 pada Maret 2015. Inflasi terjadi sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0,34 persen, sub kelompok sandang wanita sebesar 0,30 persen, dan sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0,13 persen. Sementara sub kelompok barang pribadi & sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 0,48 persen.

Kelompok Sandang pada Maret 2015 memberikan andil inflasi sangat kecil terhadap inflasi gabungan Jawa Barat.

5.

Kesehatan

Kelompok Kesehatan pada Maret 2015 mengalami inflasi sebesar 0,82 persen. Inflasi tersebut dikarenakan kenaikan IHK dari 110,36 pada Februari 2015 menjadi 111,27 pada Maret 2015. Adapun sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok jasa kesehatan sebesar 1,49 persen, sub kelompok obat-obatan sebesar 0,57 persen, sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 0,28 persen dan sub kelompok perawatan jasmani & kosmetika sebesar 0,19 persen.

Kelompok Kesehatan memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen terhadap gabungan Jawa Barat Maret 2015. Adapun komoditi yang mengalami kenaikan antara lain tarif dokter umum,tarif rumah sakit, vitamin, shampoo, tarif laboratorium.

6.

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga

IHK Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga mengalami kenaikan dari 112,29 pada Februari 2015 menjadi 112,40 pada Maret 2015, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,10 persen. Kenaikan pada kelompok pengeluaran ini dipengaruhi oleh sub kelompok kursus-kursus/Pelatihan sebesar 0,01 persen, sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,72 persen, dan sub kelompok rekreasi sebesar 0,05 persen.

Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen terhadap laju inflasi gabungan Jawa Barat Maret 2015. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan antara lain buku pelajaran SD, buku pelajaran SMP, komputer tablet.

(7)

7.

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan pada Maret 2015 terjadi inflasi sebesar 0,81 persen, atau mengalami kenaikan IHK dari 122,49 pada Februari 2015 menjadi 123,48 pada Maret 2015. Inflasi pada Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan disebabkan kenaikan pada sub kelompok biaya transpor sebesar 1,18 persen dan sub kelompok sarana & penunjang transport sebesar 0,03 persen. Sementara sub kelompok komunikasi & pengiriman mengalami deflasi sebesar 0,11 persen.

Andil inflasi Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,15 persen terhadap inflasi gabungan Jawa Barat Maret 2015. Komoditas yang mengalami kenaikan yaitu bensin, solar, sepeda motor, angkutan udara.

(8)

Perbandingan Inflasi 82 Kota IHK di Indonesia Bulan Maret 2015

Dari 82 kota IHK pada Maret 2015, inflasi terjadi di 54 kota IHK, sementara deflasi terjadi di 28 kota IHK. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,84 persen diikuti Kota Watampone sebesar 0,83 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Kota Padang dan Kota Cilacap masing-masing sebesar 0,01 persen. Untuk kota yang mengalami deflasi tertinggi yaitu Kota Tanjung Pandan sebesar 1,97 persen.

Perbandingan inflasi di Pulau Jawa, 23 kota IHK mengalami inflasi dan 3 kota IHK mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bogor sebesar 0,75 persen diikuti Kota Bandung sebesar 0,61 persen.

(9)

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Bulan Maret 2015 dan Perubahannya di 82 kota di Indonesia (IHK 2012=100)

Kota IHK Maret 2015 Inflasi

Maret 2015* Tahun 2015 ** Tahun ke tahun***

[1] [2] [3] [4] [5] 1 MEULABOH 118.48 -0.64 -1.73 5.67 2 BANDA ACEH 113.22 -0.61 -1.41 5.40 3 LHOKSEUMAWE 113.03 -0.50 -2.13 5.44 4 SIBOLGA 117.30 -0.32 -1.76 6.28 5 PEMATANG SIANTAR 119.76 0.17 -1.81 4.99 6 MEDAN 118.63 -0.01 -1.71 6.33 7 PADANGSIDIMPUAN 116.24 -0.01 -1.71 5.24 8 PADANG 120.99 0.01 -4.00 6.52 9 BUKITTINGGI 114.79 -0.17 -2.90 4.53 10 TEMBILAHAN 122.58 -0.06 -1.19 5.63 11 PEKANBARU 117.98 -0.03 -1.32 6.16 12 DUMAI 118.50 0.13 -0.92 6.50 13 BUNGO 116.06 -0.68 -2.52 4.92 14 JAMBI 116.95 -0.20 -2.57 4.88 15 PALEMBANG 115.41 0.31 -1.33 6.28 16 LUBUKLINGGAU 113.91 0.03 -2.20 6.07 17 BENGKULU 121.96 0.19 -2.08 7.65 18 BANDAR LAMPUNG 117.87 0.48 -0.45 7.21 19 METRO 125.76 0.25 -0.89 3.65 20 TANJUNG PANDAN 123.59 -1.97 -2.55 7.07 21 PANGKAL PINANG 117.77 -0.46 -0.41 6.56 22 BATAM 116.23 0.25 -0.67 5.84 23 TANJUNG PINANG 118.79 -0.21 -0.45 4.61 24 DKI JAKARTA 119.43 0.19 0.02 7.10 25 BOGOR 118.09 0.75 -0.34 5.03 26 SUKABUMI 119.09 0.11 -0.21 6.09 27 BANDUNG 117.33 0.61 0.19 6.26 28 CIREBON 116.00 -0.39 -0.95 4.52 29 BEKASI 116.79 -0.37 -0.60 5.04 30 DEPOK 117.80 0.26 -0.98 5.09 31 TASIKMALAYA 116.74 0.30 -0.20 5.90

GABUNGAN JAWA BARAT 117.33 0.21 -0.41 5.46

32 CILACAP 120.74 0.01 -0.36 6.51 33 PURWOKERTO 116.48 0.05 -0.75 4.59 34 KUDUS 123.21 -0.02 -0.77 5.42 35 SURAKARTA 115.69 0.12 -0.98 5.07 36 SEMARANG 117.66 0.25 -0.90 6.04 37 TEGAL 114.42 0.18 -0.27 5.27 38 YOGYAKARTA 116.69 0.15 -0.13 5.13 39 JEMBER 116.79 0.15 -0.62 5.47 40 BANYUWANGI 116.68 0.09 -0.84 3.82 41 SUMENEP 116.72 0.34 -0.49 5.78 42 KEDIRI 118.08 0.28 -0.74 5.27 43 MALANG 118.93 0.34 -0.19 6.33 44 PROBOLINGGO 118.00 0.02 -0.61 4.95 45 MADIUN 116.49 0.27 -0.29 5.28 46 SURABAYA 118.21 0.36 0.34 6.52 47 TANGERANG 124.09 0.30 -0.58 7.34 48 CILEGON 120.63 0.58 -0.24 7.74 49 SERANG 122.16 0.44 -0.74 7.76 50 SINGARAJA 125.66 0.34 0.15 8.99 51 DENPASAR 116.35 0.14 -0.08 5.88 52 MATARAM 117.87 0.43 0.34 6.07

(10)

Tabel 3 (lanjutan)

Indeks Harga Konsumen Bulan Maret 2015 dan Perubahannya di 82 kota di Indonesia (IHK 2012=100)

Kota IHK Maret 2015

Inflasi

Maret 2015* Tahun 2015 ** Tahun ke tahun***

[1] [2] [3] [4] [5] 53 BIMA 119.74 -0.22 -0.45 5.64 54 MAUMERE 112.81 -0.09 -0.34 2.55 55 KUPANG 119.47 0.25 -0.49 5.81 56 PONTIANAK 124.43 0.19 1.81 9.21 57 SINGKAWANG 119.16 0.17 1.27 7.67 58 SAMPIT 117.43 0.27 0.17 6.34 59 PALANGKARAYA 115.97 -0.25 -0.16 5.66 60 TANJUNG 116.93 0.38 0.00 6.72 61 BANJARMASIN 115.82 -0.34 -0.13 7.02 62 BALIKPAPAN 120.93 -0.71 1.69 8.12 63 SAMARINDA 120.41 -0.24 0.18 5.65 64 TARAKAN 126.43 -0.01 -0.16 9.52 65 MANADO 118.13 0.50 -0.40 7.99 66 PALU 117.34 -0.68 -2.39 5.28 67 BULUKUMBA 124.49 0.20 -0.89 6.21 68 WATAMPONE 116.02 0.83 -1.13 5.66 69 MAKASSAR 116.94 0.63 0.38 7.34 70 PARE-PARE 115.36 -1.01 -2.00 6.53 71 PALOPO 116.40 0.36 -0.12 6.95 72 KENDARI 114.65 0.57 -1.30 6.81 73 BAU-BAU 121.39 -0.39 -0.41 10.52 74 GORONTALO 113.96 0.75 -1.13 5.28 75 MAMUJU 116.20 0.44 -0.56 6.68 76 AMBON 119.50 0.44 3.88 8.44 77 TUAL 130.83 0.15 4.38 16.26 78 TERNATE 121.04 0.35 -1.03 7.92 79 MANOKWARI 113.44 0.84 0.76 6.64 80 SORONG 116.85 0.27 0.70 7.11 81 MERAUKE 123.59 -1.03 -0.25 9.25 82 JAYAPURA 120.49 0.71 0.24 5.99 NASIONAL 118.48 0.17 -0.44 6.38

Keterangan : *) Perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK Februari 2015 **) Perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK Desember 2014 ***) Perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK Maret 2014

(11)

Tabel 4

IHK Gabungan Tujuh Kota di Jawa Barat Bulan Maret 2015 serta Perubahannya, Andil Inflasi / Deflasi Menurut Kelompok / Sub Kelompok Pengeluaran

(IHK 2012=100)

Kelompok dan Sub Kelompok

Gabungan 7 Kota IHK di Jawa Barat IHK Februari’15 IHK Maret’15 Perubahan Indeks (%) Andil Inflasi/Deflasi (%) [1] [2] [3] [4] [5] Umum 117.08 117.33 0.21 0.21 I. Bahan Makanan 125.67 124.64 -0.82 -0.17

1. Padi2-an. Umbi2-an dan hasil-hasilnya 121.86 123.95 1,72 0.07

2. Daging & Hasil-hasilnya 120.64 117.02 -3.00 -0.09

3. Ikan segar 135.87 134.89 -0.72 -0.01

4. Ikan diawetkan 129.35 130.48 0.87 0.01

5. Telur. susu & hasil-hasilnya 121.96 116.89 -4.16 -0.10

6. Sayuran 140.04 135.70 -3.10 -0.06

7. Kacang-kacangan 123.34 124.17 0.67 0.01

8. Buah-buahan 139.80 137.42 -1.70 -0.03

9. Bumbu-bumbuan 128.58 131.17 2.01 0.03

10. Lemak dan minyak 105.87 106.38 0.48 0.01

11. Bahan Makanan Lainnya 117.10 117.11 0.01 0.00

II. Makanan Jadi. Minuman. Rokok & Tembakau 115.31 115.86 0.48 0.08

1. Makanan Jadi 114.92 115.60 0.59 0.06

2. Minuman yang Tidak Beralkohol 111.27 111.69 0.38 0.01

3. Tembakau & Minuman Beralkohol 120.92 121.19 0.22 0.01

III. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 114.14 114.59 0.39 0.11

1. Biaya tempat tinggal 109.22 109.70 0.44 0.08

2. Bahan bakar. penerangan & air 140.04 140.55 0.36 0.02

3. Perlengkapan rumah tangga 106.68 106.89 0.20 0.00

4. Penyelenggaraan rumah tangga 108.69 108.97 0.26 0.01

IV. Sandang 104.49 104.54 0.05 0.00

1. Sandang laki-laki dewasa 106.27 106.63 0.34 0.00

2. Sandang wanita dewasa 105.32 105.64 0.30 0.00

3. Sandang anak-anak 103.87 104.00 0.13 0.00

4. Barang pribadi dan sandang lainnya 102.95 102.46 -0.48 -0.01

V. Kesehatan 110.36 111.27 0.82 0.03

1. Jasa Kesehatan 108.25 109.86 1.49 0.02

2. Obat-obatan 104.61 105.21 0.57 0.00

3. Jasa Perawatan jasmani 119.78 120.11 0.28 0.00

4. Perawatan jasmani dan kosmetik 112.84 113.06 0.19 0.02

VI. Pendidikan. Rekreasi & Olahraga 112.29 112.40 0.10 0.01

1. Jasa pendidikan 117.29 117.29 0.00 0.00

2. Kursus-kursus/pelatihan 109.85 109.86 0.01 0.00

3. Perlengkapan/Peralatan pendidikan 106.66 107.43 0.72 0.01

4. Rekreasi 106.15 106.20 0.05 0.00

5. Olah raga 106.13 106.13 0.00 0.00

VII. Transpor. Komunikasi & Jasa Keuangan 122.49 123.48 0.81 0.15

1. Transpor 134.42 136.01 1.18 0.15

2. Komunikasi dan pengiriman 99.30 99.19 -0.11 0.00

3. Sarana dan penunjang transpor 109.75 109.78 0.03 0.00

Referensi

Dokumen terkait

Jadi tegasnya yang dimaksud dengan judul pada skripsi ini adalah usaha-usaha atau tindakan untuk memecahkan persoalan yang dilakukan guru pendidikan agama Islam terhadap perilaku

Pengamatan sampling kerja dilakukan terhadap 3 analis dengan jenis kelamin pria 1 oanalis dan jenis kelamin wanita 2 analis, dimana analis bekerja secara normal dan

Kawasan hutan dan areal perkebunan gampong Pasir Belo terletak di dalam KEL dengan status lahan APL (Areal Penggunaan Lain), sebahagian besar hutan yang baru

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bersaing yang diterapkan oleh Padang TV saat ini dalam menghadapi persaingan di industri media televisi lokal di Kota

Berdasarkan pergerakan dan perilaku mencari makan ketiga jenis burung pantai genus Calidris (kedalaman paruh burung saat mengambil organisme makanan); ukuran, bentuk dan

Sebagai pisau analisis dalam penulisan hukum ini tinjauan pustaka yang digunakan antara lain tinjauan mengenai kedudukan anak didalam perkawinan, pengakuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar, (2) Kandungan nilai karakter gotong royong pada

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: (1) kondisi dan potensi sekolah mendukung dikembangkannya modul PPKn karena siswa tidak memiliki bahan ajar sendiri yang